Anda di halaman 1dari 2

Nama : Felicia Fierera De Daniel

Absen : 03
Kelas : XII IPS 4

Sejarah Tan Malaka

Tan Malaka, yang memiliki nama asli Ibrahim, merupakan putra kelahiran sebuah
desa kecil Pandan Gadang, Suliki, Sumatera Barat, pada 1894. Karena
kecerdasannya, Ibrahim berkesempatan masuk Sekolah Guru Pribumi satu-satunya
di Sumatera, yakni Inlandsche Kweekschool voor Onderwijzers, di Bukittinggi hingga
lulus pada 1913.

Gelar adat terhormat Datoek Tan Malaka diperolehnya pada 1913 melalui upacara
adat. Gelar ini merupakan gelar mulia di daerahnya.Setelah menempuh pendidikan,
pada 1920, Tan Malaka bekerja sebagai seorang guru di Maskapai Senembah,
sekolah untuk anak-anak kuli kontrak di perusahaan di Sumatera Utara.

Rekan-rekan Belanda Tan Malaka kerap meremehkan dirinya hingga akhirnya ia


pindah ke Jawa pada Februari 1921 dan mendirikan sekolah di Semarang dan
Bandung.Ketika Partai Komunis Indonesia (PKI) berkongres 24-25 Desember 1921
di Semarang, Tan Malaka terpilih menjadi pimpinan partai.

Sejak saat itu, ia kerap diawasi oleh pemerintah kolonial Belanda. Pada Januari
1922, Tan Malaka ditangkap dan dibuang ke Kupang, Nusa Tenggara Timur. Pada
Maret 1922, Tan Malaka diusir ke luar Indonesia dan sempat berangkat ke Belanda
dan kemudian tampil sebagai wakil Indonesia pada Kongres Komintern bulan
November 1922.Pada 1926, pemberontakan rakyat Indonesia melawan kolonialisme
Belanda pecah di berbagai daerah. Tan Malaka yang sedang berada di luar negeri
menilai pemberontakan ini terlalu dini dikobarkan oleh PKI.

Akibatnya, pada 1927, Tan Malaka terang-terangan keluar dari PKI dan mendirikan
Partai Republik Indonesia (Pari). Komintern juga memecatnya. Sejak saat itu, Tan
Malaka kerap dikejar-kejar oleh pemerintah kolonial Belanda hingga mantan
sekutunya di Komintern dan PKI.Selama 30 tahun, dia terus menentang kolonialisme
tanpa henti. Setelah Indonesia merdeka, Tan Malaka terus jadi sosok yang
menentang diplomasi Belanda yang merugikan posisi Indonesia.

Ia pun dikejar-kejar hingga ditembak pada 1949 dan lenyap di kaki Gunung Wilis,
Kediri. Ia disebut meninggal dunia tanpa nisan dan kuburan yang layak.Kemudian,
pada 28 Maret 1963, Presiden Sukarno mengangkat Tan Malaka sebagai pahlawan
nasional. Namun, namanya jarang terdengar dalam sejarah.

Nilai-nilai karakter pada perjuangan Tan Malaka dalam mewujudkan kemerdekaan


Indonesia tercermin dalam beberapa nilai karakter yaitu religius, kerja keras, kreatif,
semangat kebangsaan, bersahabat atau komunikatif, gemar membaca, tanggung
jawab dan rela berkorban, serta 3) Nilai-nilai karakter pada perjuangan Tan Malaka
dapat dijadikan sebagai penguatan pendidikan karakter melalui pembelajaran
Sejarah Indonesia di SMA. Guru dapat melaksanakannya kedalam tiga kegiatan
yaitu pada kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup Sehingga
nilai-nilai karakter pada perjuangan Tan Malaka dalam mewujudkan kemerdekaan
Indonesia dapat dipahami, dihayati, dan diteladani oleh peserta didik.

https://www.detik.com/sulsel/berita/d-6853625/20-contoh-teks-cerita-sejarah-
tentang-pahlawan-beserta-strukturnya/amp

Anda mungkin juga menyukai