Anda di halaman 1dari 5

KLIPING

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(IPS)

Tentang: Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap


Persekutuan Dagang Bangsa Barat

Nama : Syafira Cahaya Rahmadhani


Kelas: VIII C
SMP NEGERI 1 KOTA KUPANG
2022/2023
A. Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Persekutuan
Dagang Bangsa Barat
Persekutuan dagang yang berdiri di Indonesia datang dari berbagai negara,
mulai dari Spanyol, Potugis, Belanda, hingga Inggris.
Beberapa persekutuan dagang itu memiliki kebijakannya masing-masing untuk
menguasai daerah Indonesia.
Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan itu bertujuan untuk mendapatkan
keuntungan yang besar dari sumber daya alam Indonesia.
Mengingat, Indonesia merupakan negara yang kaya akan rempah-rempah yang
dibutuhkan oleh bangsa barat.
Namun, kebijakan itu justru menyengsarakan rakyat Indonesia hingga
menimbulkan perlawanan di berbagai daerah. berikut ini penjelasan tentang
perlawanan terhadap persekutuan dagang.

1. Sultan Baabullah Mengusir Portugis

Lokasi: Ternate atau Maluku Utara (saat ini)


Lawan: Portugis
Pemimpin: Sultan Baabullah, memerintah pada tahun 1570-1583
Penyebab: Pembunuhan Sultan Hairun (ayah Sultan Baabullah) secara licik
dan jahat oleh Portugis dalam sebuah perundingan perdamaian.
Pada tahun 1575, Portugis diketahui berhasil diusir dari Ternate.
Kemudian, Portugis melarikan diri dan menetap di Ambon.Pada tahun 1605,
Portugis berhasil diusir oleh VOC dari Ambon yang kemudian menyingkir ke
Timor Timur dan melakukan kolonialisasi di sana.

2. Perlawanan Aceh

Lokasi: Aceh, Sumatra Utara


Lawan: Belanda
Pemimpin: Sultan Iskandar Muda, memimpin tahun 1607-1639
Penyebab: Belanda melanggar perjanjian Siak 1858 yang membuat Aceh
menenggelamkan kapal-kapal Belanda di perairan Aceh.

Tetapi perlawanan Aceh belum berhasil mendapatkan kemenangan.


Meskipun demikian Aceh masih tetap berdiri sebagai kerajaan yang
merdeka.
3. Ketangguhan 'Ayam Jantan dari Timur'

Lokasi: Makassar
Lawan: Vereenigde Oost-Indische Compagnie atau VOC
Pemimpin: Sultan Hasanuddin
Penyebab: Saat itu, ada dua kerajaan yang ada di Sulawesi yang sedang
berselisih, yakni Kerjaan Gowa dan Kerajaan Bone.

Nah, kondisi ini dimanfaatkan oleh VOC dengan mengadu domba dua
kerajaan itu. VOC membantu Kerajaan Bone sehingga mereka menang.
Hal itu membuat Sultan Hasanuddin dipaksa menandatangani perjanjian
Bongaya pada tanggal 18 November 1667.
Perjanjian Bongaya ini merupakan perjanjian antara Sultan Hasanuddin
dengan VOC yang memangkas kekuasaan Kerajaan Gowa.
Setelah perjanjian itu, maka tinggal kerajaan-kerajaan kecil saja yang sulit
melakukan perlawanan terhadap VOC.
4. Serangan Mataram Terhadap VOC

Lokasi: Batavia atau Jakarta (sekarang)


Lawan: Vereenigde Oost-Indische Compagnie atau VOC
Pemimpin: Sultan Agung Hanyokrokusumo
Penyebab:
- Tindakan monopoli perdagangan yang dilakukan VOC
- VOC sering menghalangi kapal-kapal Mataram yang akan berdagang ke
Malaka
- VOC menolak untuk mengakui kedaulatan Mataram
- Keberadaan VOC di Batavia memberi ancaman bagi masa depan Pulau
Jawa.

Sultan Agung menyerang VOC sebanyak dua kali pada tahun 1628 dan
tahun 1629.
Serangan pertama yang dilakukan oleh Mataram tidak membuahkan hasil,
begitu pun juga dengan serangan kedua hingga Mataram jatuh ke tangan
VOC.
Nah, itulah penjelasan tentang perlawanan terhadap persekutuan dagang.
Semoga informasi ini bisa bermanfaat untuk teman-teman, ya.

Anda mungkin juga menyukai