Anda di halaman 1dari 12

1

A. Anatomi dan Fisiologi Sistem Respirasi

1. Definisi Sistem Respirasi

Sistem respirasi merupakan sistem fisiologis yang spesifik sebagai pertukaran gas
oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) melalui tindakan pernapasan (Rao & Srinivas, 2012).
Oksigen (O2) yang berasal dari luar tubuh dihirup melalui organ pernapasan dan tubuh akan
mengeluarkan karbondioksida (CO2) dengan menghembuskan napas sehinggan dalam tubuh
terdapat keseimbangan antara oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) (Tortora & Derrickson,

2014).

Gambar 2. 1 Sistem Respirasi (Tortora & Derrickson, 2014)

2. Anatomi Sistem Respirasi

Sistem respirasi manusia terdiri dari sistem pernapasan bagian atas yang terdiri dari
hidung, faring dan laring serta sistem pernapasan bagian bawah yang terdiri dari trakea,
bronkus, dan paru-paru.
a. Hidung
Hidung dan rongga hidung dibagi menjadi dua bagian oleh septum hidung. Bagian eksternal
hidung terbuat dari tulang rawan dan kulit. Rongga hidung memiliki selaput lendir dan
rambut halus yang memiliki fungsi untuk menangkap benda asing yang akan masuk ke
saluran pernapasan dan kapiler darah berfungsi untuk menghangatkan udara yang masuk
(Hillegass, 2017; Wibowo, 2015).
b. Faring
Faring merupakan saluran seperti tabung yang menghubungkan rongga hidung posterior dan
mulut ke laring dan kerongkongan. Faring memiliki bentuk seperti corong dengan panjang
13 cm. Dinding faring terususn oleh otot rangka yang dibatasi oleh membran mukosa.
2

Faring berada di posisi tetap apa bila otot rangka mengalami relaksasi dan berada dalam
proses menelan saat otot rangka mengalami kontraksi. Faring dibagi menjadi nasofaring,
orofaring, dang laringofaring. Faring memiliki fungsi sebagai saluran udara yang masuk dan
keluar, saluran makanan yang ditelan, serta menyediakan ruang dengung (resonansi) untuk
suara percakapan (Tortora & Derrickson, 2014; Wibowo, 2015).
c. Laring
Laring merupakan kumpulan serabut otot yang tersusun dari 9 bagian jaringan kartilago, 3
bagian tunggal dan 3 bagian berpasangan. Bagian yang berpasangan tersebut ialah kartilago
arytoneid, cuneiform, dan corniculate. Kartilago arytenoid merupakan bagian yang sangat
signifikan, jaringan ini memberikan pengaruh terhadap pergerakan membran mukosa dalam
menghasilkan suara. Bagian yang tunggal ialah tiroid, epiglotis, dan cricoid. Tiroid dan
cricoid memiliki fungsi untuk melindungi pita suara. Epiglotis memiliki fungsi sebagai
pelindung saluran udara dan membantu dalam proses peralihan makanan dan minuman
untuk dapat melewati esofagus (Hillegass, 2017; Wibowo, 2015).
d. Trakea
Trakea berbentuk tabung yang memiliki panjang kira-kira 4-4,5 inci dan diameter sekitar 1
inci serta memanjang ke bawah sepanjang garis tengah leher, ventral ke kerongkongan.
Trakea memiliki 16 hingga 22 tulang rawan yang menyerupai pita tapal kuda (berbentuk c).
Dinding trakea posterior tidak memiliki tulang rawan dan ditopang oleh otot trakea. Trakea
dilapisi oleh epitel kolumnar bersilia yang bekerja untuk menjebak zat selain udara yang
masuk sehingga akan di dorong ke atas melintasi esofagus yang nantinya akan ditelan atau
di keluarkan melalui dahak (Hillegass, 2017; Patwa & Shah, 2015).
e. Bronkus
Tenggorokan bercabang menjadi dua bagian yaitu, bronkus kanan dan bronkus kiri. Struktur
lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea. Tulang rawan pada bronkus memiliki bentuk
yang tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar, cincin tulang rawannya
melingkari lumen dengan sempurna. Kedua bronkus menuju paru-paru yang akan bercabang
lagi menjadi bronkiolus. Bronkus kanan memiliki 3 percabangan yaitu superior, medialis,
dan inferior. Sedangkan bronkus kiri memiliki 2 percabangan yaitu superior dan inferior
(Hillegass, 2017; Wibowo, 2015).
f. Paru-paru
Paru-paru merupakan organ tubuh yang berbentuk seperti piramid dan saling berpasangan
serta terhubung dengan trakea melalui bronkus kanan dan kiri. Paru-paru berada pada
rongga dada (mediastinum) dan dilindungi oleh struktur clavicula (Somantri, 2012). Paru-
paru kanan dan kiri dipisakan oleh mediastinum, di mana jantung, pembuluh darah besar,
bronkus, kerongkongan dan organ lainnya berada. Setiap paru-paru terdiri dari saluran
pernapasan dan alveolus. Paru-paru yang sehat memiliki tekstur yang lembut dan ringan.
3

Stroma paru-paru terdiri dari fibrosa elastis jaringan ikat yang dapat membantu paru-paru
untuk mengempis saat ekspirasi. Paru-paru dilapisi oleh pleura visceral sedangkan rongga
dada dilapisi oleh pleura parietal (Aung et al., 2019; Hillegass, 2017). Organ paru-paru
memiliki bentuk kerucut yang digambarkan memiliki apeks, basis atau dasaran, tiga sisi
(anterior, inferior, posterior), serta tiga permukaan (kostal, medial, dan diafragma). Paru-
paru kanan memiliki tiga lobus yaitu, lobus kanan atas, lobus kanan tengah, dan lobus kanan
bawah. Sedangkan pada paru-paru kiri memiliki ukuran yang relative lebih kecil daripada
paru-paru kanan. Paru-paru kiri memiliki dua lobus yaitu, lobus kiri atas dan lobus kiri
bawah. Lobus ini akan terbagi lagi menjadi segmen. Pada paru-paru kanan terdapat sepuluh
segmen yaitu tiga segmen berada di lobus superior, dua segmen pada lobus medialis, dan
lima segmen pada lobus inferior. Paru-paru kiri terdapat delapan segmen yaitu empat
segmen berada di lobus superior dan empat segmen berada di lobus inferior (Algifari et al.,
2020; Hillegass, 2017; Wibowo, 2015). Paru-paru terdiri dari bronkiolus, alveolus, jaringan
elastik, dan pembuluh darah. Bronkiolus merupakan saluran udara terakhir sebelum masuk
ke alveolus yang kemudian terjadi pertukaran gas didalamnya. Alveolus tesusun dari sel
epitel dan endotel. Banyaknya gelembung alveolus sekitar 700.000.000 buah pada paru-paru
kanan dan kiri (Hillegass, 2017; Patwa & Shah, 2015).

Gambar 2. 2 Paru-paru (Hillegass, 2017)

3. Fisiologi Sistem Pernafasan


Paru-paru memiliki fungsi utama sebagai pertukaran gas antara darah dan atmosfer.
Pertukaran gas tersebut bertujuan untuk menyediakan oksigen bagi jaringan dan
mengeluarkan karbon dioksida. Perubahan volume paru-paru terjadi melalui kontraksi otot-
otot skeletal, khususnya yang berinsersi pada tulang rangka iga, dan otot diafragma pada saat
inspirasi. Selain hal tersebut, sifat paru-paru yang elastis (elastic recoil) sehingga dapat
diregangkan dan dapat kembali ke posisi semula pada saat ekspirasi juga turut berperan dalam
siklus pernapasan. Respirasi eksternal meliputi empat tahapan, yaitu ventilasi paru, distribusi,
difusi, dan perfusi. Ventilasi paru adalah suatu proses yang berfungsi untuk proses masuk dan
keluarnya udara antara alveoli dan atmosfer. Sedangkan proses setelah ventilasi adalah difusi
4

yaitu, perpindahan oksigen dari alveoli ke dalam pembuluh darah dan berlaku sebaliknya
untuk karbon dioksida. Difusi dapat terjadi dari daerah yang bertekanan tinggi ke tekanan
rendah (Putra, 2016; Tortora & Derrickson, 2014).
Terdapat dua jenis siklus respirasi, yaitu siklus inspirasi dan ekspirasi. Pada awal siklus
respirasi tekanan intrapulmonal (intra-alveolus) dan tekanan atmosfer adalah sama dan tidak
ada pergerakan udara (gradien tekanan 0). Inspirasi adalah proses aktif dan melibatkan satu
atau lebih otot diafragma dan intercostalis eksterna. Kontraksi diafragma akan mendatarkan
dasar rongga dada, meningkatkan volume dada dan turunnya tekanan intrapleura secara
bertahap tekanan ini turun menjadi sekitar -4 sampai -6 mmHg. Selama periode tersebut
tekanan intrapulmonal turun menjadi -1 mmHg yang diikuti dengan masuknya udara ke paru-
paru (Laitupa & Amin, 2016; Tortora & Derrickson, 2014).
Ekspirasi umumnya adalah proses pasif, namun dapat menjadi aktif tergantung dari tingkat
aktifitas pernafasan. Pada pernapasan tenang, diafragma mengalami relaksasi dan sifat elastic
daya lenting paru (elastic recoil), dinding dada dan struktur abdomen akan menekan paru
sehingga saat ekspirasi dimulai, tekanan intrapleura dan tekanan intrapulmonal meningkat
dengan cepat mendorong udara keluar paru-paru. Saat akhir ekspirasi, tidak ada lagi
pergerakan udara saat tidak ada lagi perbedaan tekanan intrapulmonal dengan tekanan
atmosfer. Jumlah udara yang masuk sama dengan yang keluar paru-paru, ini disebut volume
tidal (Laitupa & Amin, 2016).

B. Anatomi Fisiologi Sistem Kardiovaskuler


1. Struktur Jantung
Jantung terletak didalam rongga mediastinum dari rongga dada (toraks) diantara kedua paru.
Selaput yang melapisi jantung disebut perikardium yang terdiri atas 2 lapisan:

a. Perikardium parietalis, yaitu lapisan luar yang melekat pada tulang dada dan selaput paru.

b. Perikardium viseralis, yaitu lapisan permukaan dari jantung itu sendiri yang juga disebut
epikardium.

Diantara kedua lapisan tersebut terdapat cairan perikardium sebagai pelumas yang berfungsi
mengurangi gesekan akibat gerak jantung saat memompa.

A. Struktur Jantung

Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan:

1) Lapisan luar disebut epikardium atau perikardium.

2) Lapisan tengah merupakan lapisan berotot, disebut miokardium.

3) Lapisan dalam disebut endokardium.


5

B. Ruang Jantung

Jantung terdiri dari 4 ruang, yaitu dua ruang yang berdinding tipis disebut atrium
(serambi), dan 2 ruang yang berdinding tebal disebut ventrikel (bilik).

1) Atrium

a) Atrium kanan berfungsi sebagai penampungan darah yang rendah oksigen dari
seluruh tubuh. Darah tersebut mengalir melalui vena kava superior, vena kava
inferior, serta sinus koronarius yang berasal dari jantung sendiri. Dari atrium kanan
kemudian darah di pompakan ke ventrikel kanan.

b) Atrium kiri menerima darah yang kaya akan oksigen dari paru melalui 4 buah vena
pulmonalis. Kemudian darah dialirkan ke ventrikel kiri.

Antara kedua atrium dipisahkan oleh sekat yang disebut septum atrium.

2) Ventrikel

a) Ventrikel kanan, menerima darah dari atrium kanan yang kemudian dipompakan ke
paru melalui arteri pulmonalis.

b) Ventrikel kiri, menerima darah dari atrium kiri kemudian memompakannya ke


seluruh tubuh melalui aorta.

Kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat yang disebut septum ventrikel.

3) Katup Jantung

a) Katup Atrioventrikuler

Merupakan katup yang terletak diantara atrium dan ventrikel.. katup antara atrium
kanan dan ventrikel kanan mempunyai tiga buah daun katup disebut katup
trikuspidalis. Sedangkan katup yang terletak diantara atrium kiri dan ventrikel kiri
mempunyai dua buah daun katup disebut katup bikuspidalis atau katup mitral.
Katup AV memungkinkan darah mengalir dari masing-masing atrium ke ventrikel
pada waktu diastole ventrikel, serta mencegah aliran balik ke atrium pada saat sistol
ventrikel.

b) Katup Semilunar

Katup pulmonal, terletak antara arteri pulmonalis dan ventrikel kanan dan Katup
aorta, terletak antara ventrikel kiri dan aorta. Kedua katup semilunar terdiri dari 3
daun katup. Adanya katup semilunar memungkinkan darah mengalir dari masing-
masing ventrikel ke arteri pulmonalis atau aorta selama sistol ventrikel, dan
mencegah aliran balik ke ventrikel sewaktu diastole ventrikel.
6

c) Arteri Koroner
Arteri koroner adalah cabang pertama dari sirkulasi sistemik. Sirkulasi koroner
terdiri dari: arteri koroner kanan dan arteri koroner kiri. Arteri koroner bermuara di
sebelah atas daun katup aorta yang disebut ”sinus valsava”.

d) Vena Jantung

Distribusi vena koroner sesungguhnya paralel dengan distribusi arteri koroner.


Sistem vena jantung terdiri dari 3 bagian: vena tebesian, vena kardiaka anterior,
sinus koronaria.

4) Pembuluh Darah

Keseluruhan sistem peredaran (sistem kardiovaskuler) terdiri dari arteri, arteriola,


kapiler, venula dan vena.

a) Arteri

Arteri berfungsi untuk transportasi darah dengan tekanan yang tinggi ke seluruh
jaringan tubuh. Dinding arteri kuat dan elastis (lentur), kelenturannya membantu
mempertahankan tekanan darah diantara denyut jantung. Dinding arteri banyak
mengandung jaringan elastis  yang dapat teregang saat sistol dan mengadakan rekoil
saat diastol.

b) Arteriola

Merupakan cabang paling ujung dari sistem arteri, berfungsi sebagai katup
pengontrol untuk mengatur pengaliran darah ke kapiler. Arteriol mempunyai
dinding yang kuat sehingga mampu kontriksi atau dilatasi beberapa kali ukuran
normal, sehingga dapat mengatur aliran darah ke kapiler. Otot arteriol dipersarafi
oleh serabut saraf kolinergik yang berfungsi vasodilatasi. Arteriol merupakan
penentu utama resistensi/tahanan aliran darah, perubahan pada diameternya
menyebabkan perubahan besar pada resistensi.

c) Kapiler

Merupakan pembuluh darah yang halus dan berdinding sangat tipis, yang berfungsi
sebagai jembatan diantara arteri (membawa darah dari jantung) dan vena (membawa
darah kembali ke jantung.
Kapiler memungkinkan oksigen dan zat makanan berpindah dari darah ke dalam
jaringan dan memungkinkan hasil metabolisme berpindah dari jaringan ke dalam
darah.
7

d) Venula

Dari kapiler darah mengalir ke dalam venula lalu bergabung dengan venul-venul
lain ke dalam vena, yang akan membawa darah kembali ke jantung.

e) Vena

Vena memiliki dinding yang tipis, tetapi biasanya diameternya lebih besar daripada
arteri, sehingga vena dapat mengangkut darah dalam volume yang sama tetapi
dengan kecepatan yang lebih rendah dan tidak terlalu dibawah tekanan. Karena
tekanan dalam sistem vena rendah maka memungkinkan vena berkontraksi sehingga
mempunyai kemampuan untuk menyimpan atau menampung darah sesuai
kebutuhan tubuh.

2. Sirkulasi Jantung

Lingkaran sirkulasi jantung dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu sirkulasi sistemik dan
sirkulasi pulmonal. Namun demikian terdapat juga sirkulasi koroner yang juga berperan
sangat penting bagi sirkulasi jantung.

a. Sirkulasi Sistemik

1) Mengalirkan darah ke berbagai organ tubuh.

2) Memenuhi kebutuhan organ yang berbeda.

3) Memerlukan tekanan permulaan yang besar.

4) Banyak mengalami tahanan.

5) Kolom hidrostatik panjang.

b. Sirkulasi Pulmonal

1) Hanya mengalirkan darah ke paru.


2) Hanya berfungsi untuk paru-paru.
3) Mempunyai tekanan permulaan yang rendah.
4) Hanya sedikit mengalami tahanan.
5) Kolom hidrostatiknya pendek.

c. Sirkulasi Koroner

Efisiensi jantung sebagi pompa tergantung dari nutrisi dan oksigenasi yang cukup pada
otot jantung itu sendiri. Sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan jantung dan
membawa oksigen untk miokardium melalui cabang-cabang intramiokardial yang kecil-
kecil.
8

Aliran darah koroner meningkat pada:

1) Peningkatan aktifitas
2) Jantung berdenyut
3) Rangsang sistem saraf simpatis

3. Mekanisme Biofisika Jantung

A. Tekanan Darah

Tekanan darah (blood pressure) adalah tenaga yang diupayakan oleh darah untuk melewati
setiap unit atau daerah dari dinding pembuluh darah. Faktor yang mempengaruhi tekanan
darah adalah: curah jantung, tahanan pembuluh darah perifer, aliran, dan volume darah.

Bila seseorang mangatakan tekanan darahnya adalah 100 mmHg maka tenaga yang
dikeluarkan oleh darah dapat mendorong merkuri pada tabung setinggi 50 mm.

B. Aliran Darah

Aliran darah pada orang dewasa saat istirahat adalah 5 L/menit, ayang disebut sebagai
curah jantung (cardiac output). Aliran darah melalui pembuluh darah dipengaruhi oleh dua
faktor:

1) Perbedaan Tekanan ( DP: P1-P2), merupakan penyebab terdorongnya darah melalui


pembuluh darah.
2) Hambatan terhadap aliran darah sepanjang pembuluh, disebut juga sebagai ”vascular
resistance” atau tahanan pembuluh darah.

Beda tekanan antara dua ujung pembuluh darah menyebabkan darah mengalir dari daerah
bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah, sedangkan resistensi / tahanan
menghambat aliran darah.

Rumus:       Q  : DP

Q       : aliran

DP      : perbedaan tekanan

R       : resistensi

C. Resistensi

Resistensi/tahanan adalah hambatan terhadap aliran darah terhadap suatu pembuluh yang
tidak dapat diukur secara langsung. Resistensi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu: diameter
pembuluh darah (terutama arteriol) dan viskositas (kekentalan) darah. Peningkatan
diameter pembuluh darah (vasodilatasi) akan menurunkan tahanan, sedangkan penurunan
9

diameter pembuluh darah (vasokontriksi) dapat meningkatkan resistensi. Viskositas


sebagaian besar dipengaruhi oleh kadar hematokrit (ht), yaiu prosentase volume darah
yang ditempati oleh sel darah merah. Semakin tinggi viskositas darah, maka semakin
meningkat pula resistensi pembuluh darah.

4. Siklus Jantung

Setiap siklus jantung terdiri dari urutan peristiwa listrik dan mekanik yang saling terkait.
Rangsang listrik dihasilkan dari beda potensial ion antar sel yang selanjutnya akan
merangsang otot untuk berkontraksi dan relaksasi. Kelistrikan jantung merupakan hasil dari
aktivitas ion-ion yang melewati membran sel jantung. Aktivitas ion tersebut disebut sebagai
potensial aksi. Mekanisme potensial aksi terdiri dari fase depolarisasi dan repolarisasi:

a. Depolarisasi

Merupakan rangsang listrik yang menimbulkan kontraksi otot. Respon mekanik dari fase
depolarisasi otot jantung adalah adanya sistolik.

b. Repolarisasi

Merupakan fase istirahat/relaksasi otot, respon mekanik depolarisasi otot jantung adalah
diastolik.

5. Fase Siklus Jantung

a. Mid Diastole. Merupakan fase pengisian lambat ventrikel dimana atrium dan ventrikel
dalam keadaan istirahat. Darah mengalir secara pasif dari atrium ke ventrikel melalui
katup atrioventrikuler, pada saat ini katup semilunaris tertutup dan terdengar sebagai bunyi
jantung kedua.
b. Diastole Lanjut. Gelombang depolarisasi menyebar melalui atrium berhenti pada nodus
atrioventrikuler (nodus AV). Otot atrium berkontraksi memberikan 20%-30% pada isi
ventrikel.
c. Sistole Awal. Depolarisasi menyebar dari sinus AV menuju miokardium ventrikel.
Ventrikel berkontraksi menyebabkan tekanan dalam ventrikel lebih tinggi dari tekanan
atrium sehingga menyebabkan katup atrioventrikuler menutup yang terdengar sebagai
bunyi jantung satu. Dalam keadaan ini tekanan dalam aorta dan arteri pulmo tetap lebih
besar, sehingga katup semilunar tetap tertutup. Kontraksi ventrikel ini disebut sebagai
kontraksi isovolumetrik.
d. Sistole Lanjut. Tekanan ventrikel meningkat melebihi tekanan pembuluh darah sehingga
menyebabkan katup semilunaris membuka. Setelah katup semilunar terbuka, terjadi ejeksi
isi ventrikel kedalam sirkulasi pulmoner dan sistemik.
10

e. Diastole Awal. Gelombang repolarisasi menyebar ke ventrikel sehingga ventrikel menjadi


relaksasi. Tekanan ventrikel turun melebihi tekanan atrium sehingga katum AV membuka.
Dengan terbukanya katup AV maka ventrikel akan terisi dengan cepat, 70%-80%
pengisian ventrikel terjadi dalam fase ini

6. Faktor Penentu Kerja Jantung

Jantung sebagai pompa fungsinya dipengaruhi oleh 4 faktor utama yang saling terkait dalam
menentukan isi sekuncup (stroke volume) dan curah jantung (cardiac output) yaitu:

a. Beban awal (pre load)


b. Kontraktilitas
c. Beban akhir (after load)
d. Frekuensi jantung

7. Curah Jantung

Curah jantung merupakan faktor utama yang harus diperhitungkan dalam sirkulasi, karena
curah jantung mempunyai peranan penting dalam transportasi darah yang memasok berbagai
nutrisi. Curah jantung adalah jumlah darah yang dipompakan oleh ventrikel selama satu
menit. Nilai normal pada orang dewasa adalah 5 L/mnt.

a. Isi Sekuncup (curah sekuncup)

Isi sekuncup merupakan jumlah darah yang dipompakan keluar dari masing-masing
venrikel setiap jantung berdenyut. Isi sekuncup tergantung dari tiga variabel: beban awal,
kontraktilitas, dan beban akhir.

b. Beban Awal

Beban awal adalah derajat peregangan serabut miokardium pada akhir pengisian ventrikel.
Hal ini sesuai dengan Hukum Starling: peregangan serabut miokardium selama diastole
melalui peningkatan volume akhir diastole akan meningkatkan kekuatan kontraksi pada
saat sistolik. Sebagai contoh karet yang diregangkan maksimal akan menambah kekuatan
jepretan saat dilepaskan.

Dengan kata lain beban awal adalah kemampuan ventrikel meregang maksimal saat
diastolik sebelum berkontraksi/sistolik.

Faktor penentu beban awal:

1) Insufisiensi mitral menurunkan beban awal


2) Stensosis mitral menurunkan beban awal
11

3) Volume sirkualsi, peningkatan volume sirkulasi meningkatkan beban awal.


Sedangkan penurunan volume sirkulasi menurunkan beban awal.
4) Obat-obatan, obat vasokonstriktor meningkatkan beban awal. Sedangkan obat-obat
vasodilator menurunkan beban awal.

c. Beban Akhir

Beban akhir adalah besarnya tegangan dinding ventrikel untuk dapat memompakan darah
saat sistolik. Beban akhir menggambarkan besarnya tahanan yang menghambat
pengosongan ventrikel. Beban akhir juga dapat diartikan sebagai suatu beban pada
ventrikel kiri untuk membuka katup semilunar aorta, dan mendorong darah selama
kontrakis/sistolik.

Beban akhir dipengaruhi:

1) Stenosis aorta meningkatkan beban akhir


2) Vasokontriksi perifer meningkatkan beban akhir
3) Hipertensi meningkatkan beban akhir
4) Polisitemia meningkatkan beban akhir

Obat-oabatan, vasodilator menurunkan beban akhir, sedangkan vasokonstriktor


meningkatkan beban akhir. Peningkatan secara drastis beban akhir akan meningkatkan
kerja ventrikel, menambah kebutuhan oksigen dan dapat berakibat kegagalan ventrikel.

d. Kontraktilitas

Kontraktilitas merupakan kemampuan otot-otot jantung untuk menguncup dan


mengembang. Peningkatan kontraktilitas merupakan hasil dari interaksi protein otot aktin-
miosin yang diaktifkan oleh kalsium. Peningkatan kontraktilitas otot jantung memperbesar
curah sekuncup dengan cara menambah kemampuan ventrikel untuk mengosongkan isinya
selama sistolik.

8. Hukum Frank Starling

a. Makin besar isi jantung sewaktu diastol, semakin besar jumlah darah yang dipompakan ke
aorta.
b. Dalam batas-batas fisiologis, jantung memompakan ke seluruh tubuh darah yang kembali
ke jantung tanpa menyebabkan penumpukan di vena.
c. Jantung dapat memompakan jumlah darah yang sedikit ataupun jumlah darah yang besar
bergantung pada jumlah darah yang mengalir kembali dari vena.
12

9. Regulsi Tekanan Darah

a. Sistem Saraf

Sistem saraf mengontrol tekanan darah dengan mempengaruhi tahanan pembuluh darah
perifer. Dua mekanisme yang dilakukan adalah mempengaruhi distribusi darah dan
mempengaruhi diameter pembuluh darah. Umumnya kontrol sistem saraf terhadap tekanan
darah melibatkan: baroreseptor dan serabut2 aferennya, pusat vasomotor dimedula
oblongata serta serabut2 vasomotor dan otot polos pembuluh darah. Kemoreseptor dan
pusat kontrol tertinggi diotak juga mempengaruhi mekanisme kontrol saraf.

Pusat Vasomotor mempengaruhi diameter pembuluh darah dengan mengeluarkan epinefrin


sebagai vasokonstriktor kuat, dan asetilkolin sebagai vasodilator.

Baroresptor, berlokasi pada sinus karotikus dan arkus aorta. Baroresptor dipengaruhi oleh
perubahan tekanan darah pembuluh arteri.

Kemoresptor, berlokasi pada badan karotis dan arkus aorta. Kemoreseptor dipengaruhi
oleh kandungan O2, CO2, atau PH darah.

C. Anatomi Fisiologi Sistem Hematologi

Anda mungkin juga menyukai