Filsafat Revisi
Filsafat Revisi
DISUSUN OLEH :
Kelompok 5
i
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
BAB 1..............................................................................................................................................iv
PENDAHULUAN...........................................................................................................................iv
A. Latar Belakang..........................................................................................................................iv
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................iv
C. Tujuan.......................................................................................................................................iv
PEMBAHASAN..............................................................................................................................1
BAB III..........................................................................................................................................17
PENUTUP.....................................................................................................................................17
A. Kesimpulan..............................................................................................................................17
B. Saran........................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................18
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filsafat ilmu adalah bagian dari filsafat yang menjawab beberapa pertanyaan
mengenai hakikat ilmu. Bidang ini mempelajari dasar – dasar filsafat, asumsi dan
implikasi dari ilmu, yang termasuk didalamnya antara lain ilmu alam dan ilmu social
Disini filsafat ilmu sangat berkaitan erat dengan epistemology dan ontologi. Filsafat
ini berusaha untuk menjelaskan masalah – masalah seperti : apa dan bagaimana suatu
konsep dan pernyataan bisa disebut ilmiah, Bagaimana konsep tersebut dilahirkan,
bagaimana ilmu dapat menjelaskan, memperkirakan serta memanfaatkan alam melalui
melalui teknologi, maka terlebih dahulu kita harus mengetahui masalah kedudukan
filsafat itu sendiri maupun jenis – jenis filsafatnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa kedududukan filsafat dalam ilmu pengetahuan?
2. Jelakan ruang lingkup kajian filsafat : metafisika, ontologi, epistemologi dan
axiologi?
3. Apa saja cabang – cabang filsafat khusus?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana kedudukan filsafat dalam ilmu pengetahuan.
2. Untuk mengetahui masalah yang berkaitan dengan ruang lingkup kajian filsafat
seperti : metafisika, ontologi, epistemologi dan axiologi.
3. Untuk mengetahui cabang – cabang filsafat khusus.
iv
BAB I
PEMBAHASAN
2
yang menjadi dasar realitas itu sendiri. Klaim-klaim atas metode dan objek kajian
metafisika telah menjadi problem perenial kefilsafatan.
2. Ontologi
Setelah membenahi cara memperoleh pengetahuan, filosof mulai menghadapi
objek – objeknya untuk memperoleh pengetahuan. Objek – objek itu difikirkan secara
mendalam sampai pada hakikatnya. Inilah sebabnya bagian ini dinamakan teori
hakikat. Ada yang menanyakan bagian ini dengan ontology.
Bidang pembicaraan teori hakikat luas sekali, segala yang ada dan yang
mungkin ada, yang boleh juga menyangkut pengetahuan dan nilai (yang dicarinya
adalah hakikat pengetahuan dan hakikat nilai) nama lain untuk teori hakikat ialah teori
tentang keadaan (Langeveld)
Apa itu hakikat? Hakikat ialah realitas, realitas ialah ke-real-an “real” artinya
kenyataan yang sebenarnya, jadi, hakikat adalah kenyataan yang sebenarnya, keadaan
sebenaarnya, keadaan sebenarnya sesuatu, bukan keadaan sementara atau keadaan
yang menipu, bukan keadaan yang berubah. Lihatlah pengandaian ini. Pada
hakikatnya pemerintahan demokratis menghargai pendapat rakyat. Mungkin orang
pernah menyaksikan pemerintahan itu melskukan tindakan sewenang – wenang, tidak
menghargai pendapat rakyat,itu hanyalah keadaan sementara, bukan hakiki. Yang
hakiki pemerintahan itu demokratis. Kita melihat suatu objek, fatamorgana. Apakah
real atau tidak? Fatamorgana itu bukan hakikat, atau hakikat fatamorganaialah tidak
ada itu. Itulah dua contoh.
Kosmologi membicarakan hakikat asal, hakikat susunan, hakikat berada, juga
hakikat tujuan kosmos. Adapun hakikat manusia dibicarakan oleh antropologi; ini
juga cabang teori hakikat. Pembahasan hakikat Tuhan dilakukan oleh fheodicea, juga
cabang dari teori hakikat. Theodicea sering juga disebut theologia, namun thelogia
lebih sering digunakan untuk filsafat agama juga termasuk ke dalam teori hakikat,
demikian pula filsafat hokum, filsafat pendidikan, dan lain-lain. Berikut ini cabang-
cabang itu dibicarakan sedikit. Dan itu bukan berarti filsafat di dalam teori hakikat
hanya itu; cabangnya banyak sekali, termasuk filsafat sejarah, filsafat administrasi,
dan lain-lain.
Mula-mula kita bicarakan realitas benda-benda. Apakah sesuai dengan
penampakannya (appearance) atau sesuatu yang bersembunyi di balik penampakan
3
itu? Menjawab pertanyaan ini muncul 4 atau 5 aliran, yaitu materialisme, idealisme,
dualisme, skeptisisme, dan agnostisisme.
Menurut materialisme (sering juga disebut naturalisme), hakikat benda adalah
materi, benda itu sendiri. Rohani dan kawan-kawannya itu tidak akan ada seandainya
tidak ada benda. Bagi naturalisme, roh, jiwa, itu malahan tidak diakui adanya, tentu
saja termasuk Tuhan. Materialisme tidak menyangkal adanya spirit, roh,, termasuk
Tuhan. Akan tetapi, spirit, Tuhan, itu muncul dari benda. Jadi roh Tuhan, spirit, itu
bukan hakikat.
Aliran ini adalah aliran yang tertua. Ada beberapa alasan mengapa aliran ini
dapat berkembang.
(1) Pada pikiran yang masih sederhana, apa yang kelihatan, yang dapat diraba,
biasanya dijadikan kebenaran terakhir. Pikiran yang masih sederhana tidak
mampu memikirkan sesuatu di luar ruang, yang abstrak.
(2) Penemuan-penemuan menunjukkan betapa bergantungnya jiwa pada badan. Maka
peristiwa jiwa selalu dilihat sebagai peristiwa jasmani. Jasmani lebih menonjol
dalam peristiwa itu.
(3) Dalam sejarahnya manusia memang bergantung pada benda, seperti pada padi.
Dewi Sri dan tuhan muncul dari situ. Kesemuanya ini memperkuat dugaan bahwa
yang merupakan hakikat adalah benda.
Aliran dualisme mudah ditebak. Yang merupakan hakikat pada benda itu ada dua,
material dan immaterial, benda dan roh, jasad dan spirit. Materi bukan muncul dari
roh, dan roh bukan muncul dari benda. Sama-sama hakikat. Kesulitan yang dihadapi
aliran ini ialah menjawab pertanyaan: Bagaimana kesesuaian kedua-duanya seperti
pada manusia? Jawab dualisme: itu sudah distel seperti tenaga dan jarum pada jam.
Pearsoalannya lebih rumit: Siapa yang menyetelnya? Bagaimana cara menyetelnya?
4
Karena itulah mungin para penganut skeptisisme berpendapat: Diragukan
apakah manusia mampu mengetahui hakikat. Mungkin dapat, mungkin tidak.
Mungkin ada yang menyangka teori kosmologi itu merupakan teori astronomi.
Sebenarnya bukan. Astronomi adalah sains sedangkan kosmologi adalah filsafat.
Antropologi ada yang sains, ada yang filsafat. Untuk sains biasanya disebut
antropologi saja sedangkan untuk filsafat mestinya disebut antropologi filsafat. Akan
tetapi, disini antropologi filsafat itu kita tulis antropologi saja. Antropologi
membicarakan hakikat manusia dari segi filsafat. Umpamanya : Apa manusia itu?
Apa dan dari mana asalnya? Apa akhir atau tujuannya?
Menurut orang – orang idealis justru sebaliknya. Yang hakikat adalah rohnya.
Paha mini akan berujung pada Tuhan, surge neraka.
5
sederhana, tetapi tidak demikian pada idealisme. Bagi paham ini, mati adalah lanjutan
hidup didunia ini.
Theisme adalah paham yang mengatakan bahwa Tuhan itu ada. Kata itu
berasal dari kata Theus, bahasa Yunani, berarti Tuhan. Tuhan itu ada, Pencipta,
Pengatur. Ini semua dicapai dengan pemikiran. Hampir sama dengan ini adalah
deisme yang mengatakan bahwa Tuhan menciptakan ala mini pada permulaannya.
Setelah dicipta yang pertama itu, Tuhan membiarkan ala mini masing – masing
berkembang atau berjalan sendiri. Deisme hanyalah variasi dari teisme (lihat Kamus
Latin-Indonesia :241; Gazalba,111 : 314 – 5).
6
pandangan agnostisisme dalam ontologi. Mereka beranggapan bahwa manusia tidak
mampu mengetahui hakikat tuhan.
a. Logika
Logika adalah salah satu cabang filsafat ( katakanlah demikian ) yang telah
dikembangkan oleh arestoteles. Logika membicarakan norma-norma berbikir benar
agar diperoleh dan terbentuk pengetahuan yang benar. Ada dua macam logika: Logika
formal dan logika material. Logika formal, yang biasa disebut logika saja, adalah
logika yang memberikan norma berfikir benar dari segi bentuk ( form ) berfikir.
Logika formal adalah logika bentuk. Logikanya ialah agar diperoleh pengetahuan
yang benar, maka bentuk berfikirnya harus benar. Soal apakah isinya benar atau salah,
dibicarakan oleh logika material.
Contoh:
Dedukasi ini bentuknya benar ( tepat) dan isinya benar:
Setiap manusia akan mati. Muhamad adalah manusia. Jadi, muhamad akan mati.
7
tugas logika material. Dalam garis besarnya, logika formal atau logika saja
membicarakan masalah pengertian, putusan, dan penuturan.
b. Etika
Ada beberapa teori tentang nilai baik buruk ( etika. ) pertama, misalnya, teori
nilai dalam islam. Dalam islam nilai ( etika ) direntang menjadi lima kategori: baik
sekali, baik, netral, burul, buruk sekali ( wajib, sunah, mubah, makruh, haram ). Nilai
dalam islam ditentukan oleh tuhan. Teori baik buruk dari hedonism mengajarkan
bahwa sesuatu dianggap baik bila mengandung hedone ( kenikmatan, kepuasan ) bagi
manusia. Teori ini sudah ada sejak jaman yunani. Bagi fitalisme baik buruk
ditentukan oleh ada atau tidak adanya kekuatan hidup yang dikandung oleh objek
yang dinilai. Manusia yang kuat, ulet, cerdas, itulah manusia yang baik. Manusia yang
mengandung daya hidup yang besar, itulah manusia yang baik. Utilitariarisme
menyatakan bahwa yang baik ialah yang berguna ( utility = kegunaan.) Utili tarian
risme terbagi dua: utili tarian risme pribadi dan utili tarisme sosial. Bagi bentham,
utili tarian risme merupakan perkebangan hedonism. Baginya, etika harus
memperhitungkan jumlah kenikmatan dikurangi jumlah penderitaan tentang hasil
perbuatan; itulah yang menentukan nilai perbuatan itu. Menanggung deria dalam
lakukan kebaikan adalah tidaka baik. Jadi, mesti dihitung lebih dulu, banyak mana
kenikmatan ataukah penderitan yang terdapat didalam perbuatan itu.
Yang terakhir dibicarakan disini ialah pragmatism, suatu aliran yang
segolongan darah dengan utili tarian risme. Prinsip yang diajarkan oleh aliran ini ialah
yang baik adalah yang berguna secara praktis dalam kehidupan. Tokoh utamanya
ialah Charles P. Peirce, Willyam james, john dewey, dan scott schiller. Peirce adalah
yang mula-mula yang mengumumkan pragmanisme dan dikembangkan oleh james.
Bagi james, ukuran kebenaran suatu teori ialah kegunaan praktis teori itu, bukan
dilihat secara teoritis. Bagi pierce untuk mengerti suatu pikiran cukuplah kita
memastikan tindakan apa yang dapat dihasilkan oleh ide itu. Namun, perlu diketahui
bahwa didalam prakmatisme terdapat berbagai variasi pemikiran.
c. Estetika
Nilai baik sebanding dengan nilai indah, tetapi kata “indah” lebih sering
digunakan ada seni, sedangkan “ baik ” pada perbuatan. Didalam kehidupan, indah
lebih pengaruh ketimbang baik. Orang lebih tertaris pada rupa ketimbang pada
tingkah laku. Orang yang lingkah lakunya baik ( etika ), tetapi kurang indah
8
( estetika ), akan dipilih belakangan, yang dipilih leih dulu adalah orang yang indah,
sekalipun kurang baik.
Ukuran indah tidak dan indah sama dengan baik dan tidak baik:
membingungkan, bermacam-macam, subjektif, sering diperdebatkan. Meskipun
demikian, hestetika berusaha menemukan ukuran yang dapat berlaku umum. Akan
tetapi, sama dengan dalam etetika usaha itu tidak berhasil. Memang ditemukan ukuran
tentang indah tidak indah, tetapi ukuran yang ditemukan begitu banyak, pakarnya
sendiiri tidak mampu bersepakat.
Teori lama tentang keindahan bersifat metafisis, teori medoren bersifat
psikologis. Menurut pelato, keindahan adalah realitas yang sungguh, suatu hakikat
yang abadi, tidak berubah. Sekalipun iya menyatakan bahwa harmoni, proporsi, dan
simetri adalah yang membentuk keindahan, iya tetap berpendapat bahwa ada unsur
metafisik dalam keindahan. Baginya keindahan suatu objek bukan berasal dari objek
itu. Keindahan itu menyertai objek tersebut. Pandangan ini benar-benar metafisis.
Bagi Plotinus, keindahan adalah pancaran akal ilahi; bila ilahi memancarkan diri-Nya
atau memancarkan sinar-Nya, maka itulah keindahan. Seniman adalah orang yang
tajam daya tangkapnya, yang dapat menangkap sinar ilahi didalam islam disebutkan
dalam tuhan itu indah dan mencintai keindahan.
Kante memulai studi psikologi tentang keindahan.menurut pendapatkanya,
jiwa kita memiliki indra ketiga diatas fikir dan kemauan, yaitu indra rasa. Iya mampu
menikmati keindahan tanpa kepentingan, jadi bukan seperti menilai manisnya gula
karena iya mempunyai hubungan gula itu.
3. Epistemologi
Epistemologi membicarakan sumber pengetahuan dan bagaimana cara
memperoleh pengetahuan.Tatkala manusia baru lahir, ia tidak mempunyai
pengetahuan sedikitpun. Nanti tatkala ia 40 tahunan, pengetahuannya banyak sekali
sementara kawannya yang seumur dengan dia mungkin mempunyai pengetahuan
yang lebih banyak dari pada dia dalam bidang sama atau berbeda. Bagaimana mereka
itu masing – masing mendapat pengetahuan itu? Mengapa dapat juga berbeda tingkat
akurasinya? Hal – hal semacam ini dibacarakan dalam epistemology.
11
Tokoh aliran ini ialah August Compt ( 1798-1857 ). Iya penganut empirisisme
iya pendapat bahwa indra itu amat penting dalam memperoleh pengetahuan, tetapi
harus dipertajam denganalat bantu dan diperkuat dengan eksperimen. Kekeliruan
indra akan dapat dikoreksi lewat eksperimen. Eksperimen memperlukan ukuran-
ukuran yang jelas. Panas diukur dengan derajad panas, jauh diukur dengan meteral,
berat dengan kiloan ( timbangan atau neraca), dan sebagainya. Kita tidak cukup
mengatakan api panas, matahari panas, kopi panas, ketiak panas. Kita tidak cukup
mengatakan panas sekali, panaas, tidak panas. Kita memperlukan ukuran yang teliti.
Dari sinilah kemajuan sains benar-benar dimulai . Kebenaran diperoleh dengan akal,
didukung bukti empiris yang terukur. “ terukur “ itulah sumbangan positivisme.
Jadi,pada dasarnya positivisme bukanlah suatu aliran yang has berdiri sendiri.
Iya hanya menyempurnakan empirisme dan rasionalisme yang berkerja
sama. Dengan kata lain, ia menyempurnakan metode ilmiah(Scientific Method) denga
n memasukan perlunya eksperimen dan ukuran ukuran. Jadi, pada dasarnya
positivisme itu sama dengan empirisme plus rasionalisme.
c. Intuisionisme
Henri Bergson (1859-1941) adalah tokoh aliran ini. Ia menganggap tidak
hanya indera yang terbatas, akal juga terbatas. Objek – objek yang kita tangkap itu
adalah objek yang selalu berubah, demikian Bergson. Jadi, pengetahuan kita
tentangnya tidak pernah tetap. Intelek atau akal juga terbatas. Akal hanya dapat
memahami suatu objek bila iamengonsentrasikan dirinya pada objek itu, jadi dalam
hal seperti itu manusia tidak mengetahui keseluruhan (uniqiuue), tidak juga dapat
memahami sifat – sifat yang tetap pada objek. Akal hanya mampu memahami bagian
– bagian dari objek, kemudian bagian – bagian itu digabungkan oleh akal. Itu tidak
sama dengan pengetahuan penyeluruh tentang objek itu. Ambillah contoh : adil. Apa
itu adil? Akal memahaminya dari segi siter hukum, timbul pemahaman akali;
memahaminya dari segi hakim, timbul pemahaman akali; dari segi keluarga siter
hukum, timbul pemahaman akali; dari segi jaksa, seterusnya. Nanti disimpulkan, adil
ialah jumlah pemahaman akali itu. Itu belum tentu besar. Nah, disinilah intuisionisme
masuk.
Ada sebuah isme lagi yang berakali mirip sekali dengan intuisionisme
namanya iluminasionisme. Aliran ini berkembang dialiran tokoh – tokoh agama :
didalam islam disebut teori kasyf. Teori ini menyatakan bahwa manusia, yang hatinya
telah bersih. Telah “siap”, sanggup menerima pengetahuan dari tuhan. Aliran ini
12
terbentang juga dalam sejarah pemikiran islam, pula dikatakan sejak awal dan
memuncak pada Mulla Shadra.
4. Aksiologi
Seandainya ditanyakan kepada Socrates atau Nietzsche apa guna
filsafatagaknya mereka akan menjawab bahwa filsafat dapat menjadi manusia.
Dengan filsafat orang akan mungkin menjadi bijaksana. Kegunaan filsafat dalam
rumusan itu terlalu umum sehingga sulit difahami. Berikut ini dicoba menjelaskan
kegunaan filsafat hamper ketingkat teknis operasional.
Sesuai dengan filsafat, ia menyelesaikan masalah secara mendalam dan
universal. Penyelesaian masalah secara mendalam artinya ia menyelesaikan masalah
dengan cara pertama – tama mencari penyebab yang paling awal munculnya masalah.
Universal artinya melihat masalah dalam hubungan seluas – luasnya. Seperti kasus
pencurian ia tidak hanya melihat dari segi penjagaan keamanan fisik seperti ronda
malam, tapi juga dari segi kemiskinan yang menyebabkan orang terpaksa mencuri,
selain itu dilihat dari segi keimanan, biasanya orang mencuri karena lemah imannya.
Merupakan bagian dari estetika yang khusus membahas karya seni seperti
membicarakan tentang keindahan, pengertian seni, penggolongan seni, nilai seni,
aliran dalam seni dan teori penciptaan dalam seni.
2. Filsafat Kebudayaan
3. Filsafat Pendidikan
Merupakan ilmu filafat yang mempelajari hakikat pelaksanaan dan
pendidikan, yang meliputi tujuan, latar belakang, cara, dan hakikat pendidikan.
13
Cabang ini adalah filsafat yang mempelajari hakikat pendidikan sebagai suatu proses
transformasi pengetahuan kepada individu. Hakikat pendidikan sebagai objekdari
filsafat pendidikan merupakan ruang lingkup kajian yang meliputi hakikat proses
belajar, hakikat kedudukan individu dalam proses pendidikan, hakekat kedudukan
guru dalam proses pendidikan dan hakekat metode belajar dalam memperoleh
pengetahuan.
4. Filsafat Sejarah
Merupakan ilmu filsafat yang memberi jawaban atas sebab dan alasan segala
peristiwa sejarah atau filsafat sejarah berfokus pada kejadian – kejadian yang terjadi
pada masa lampau atau sejarah.
5. Filsafat Bahasa
Merupakan ilmu filsafat yang menyelidiki kebenaran dan kedudukan bahasa sebagai
kegiatan manusia
6. Filsafat Hukum
Merupakan ilmu filsafat yang berbicara tentang kebenaran hukum atau ilmu yang
mencari akar atau hakikat hukum tujuan dari hukum dengan maksud untuk
menegakkan kaidah – kaidah hukum serta sebagai pertimbangan nilai.
7. Filsafat Budi
Merupakan ilmu filsafat yang mempelajari sifat dasar budi, peristiwa budi, fungsi
budi, kesadaran dan hubungannya dengan tubuh fisik.
8. Filsafat politik
Mempelajari tema –tema seperti politik, kebebasan, keadilan, hak milik, hak umum,
pemerintahan, dan penegakan hukum. Dapat disimpulkan filsafat politik dan hukum
berhubungan dalam dunia nyata.
9. Filsafat Agama
Merupakan ilmu filsafat yang membuat agama menjadi objek penelitiannya.
10. Filsafat Kehidupan Sosial
14
Merupakan ilmu filsafat yang mempelajari persoalan sosal kemasyarakatan secara
kritis, radikal dan kompherensi.
Menjaga dan memberi arah agar proses keilmuan dapat menemukan kebenaran yang
hakiki, maka prilaku keilmuan perlu dilakukan dengan penuh kejujuran dan tidak
berorientasi pada kepentingan langsung.
Dalam pemilihan objek penelahaan dapat dilakukan secara etis yang tidak mengubah
kodrat manusia, tidak merendahkan martabat manusia, tidak mencampuri masalah
kehidupan dan netral dari nilai-nilai yang bersifat dogmatik, arogansi kekuasaan dan
kepentingan politik.
Pengembangan pengetahuan diarahkan untuk meningkatkan taraf hidup yang
memperhatikan kodrat dan martabat manusia serta keseimbangan, kelestarian alam
lewat pemanfaatan ilmu dan temuan-temuan universal.
Merupakan ilmu filsafat yang memberi jawaban atas sebab dan alasan segala
peristiwa sejarah
Merupakan ilmu filsafat yang membuat agama menjadi objek penelitiannya.
11. Filsafat nilai
Merupakan ilmu filsafat yang mengkaji tentang sesuatu yang dimiliki manusia untuk
melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang di nilai.
BAB III
15
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat adalah induk dari ilmu pengetahuan yang melahirkan banyak ilmu
pengetahuan yang membahas sesuai dengan apa yang telah dikaji dan diteliti di dalam
nya. Dalam hal metode dan obyek studinya, Filsafat berbeda dengan Ilmu pengetahua
n, ilmu pengetahuan menyelidiki masalah dari satu bidang khusus saja, dengan selalu
menggunakan metode observasi dan eksperimen dari f akta-fakta yang dapat diamati.
Sementara filsafat berpikir sampai di belakang fakta-fakta yang nampak. Ruang
lingkup filsafat meliputi metafisika, ontologi, epistemologi dan aksiologi.
Metafisika adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan proses analitis atas
hakikat fundamental mengenai keberadaan dan realitas yang menyertainya.
Ontologi adalah ilmu – ilmu yang mempelajari objek objek untuk memperoleh
pengetahuan.
Epistemologi ialah ilmu yang membicarakan sumber pengetahuan dan bagaim
ana cara memperoleh pengetahuan.
Aksiologi ialah cabang filsafat yang mempertanyakan bagaimana manusia
menngunakan ilmunya.
Filsafat seni, filsafat kebudayaan, filsafat pendidikan, filsafat sejarah, filsafat bahasa
filsafat hukum, filsafat, filsafat budi, filsafat politik, filsafat agama, filsafat kehidupan
sosial dan filsafat nilai.
B. Saran
Semoga pembaca dapat memahami dan mengambil ilmu – ilmu penting yangberada
dalam makalah ini dan dapat menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://Nikajustika.blogspot.com.
https://id.scribd.com.
17