Anda di halaman 1dari 5

Abad Pertengahan

di atas telah dikatakan bahwa setelah jatuhnya Imperium Romawi,sejarah pemikiran tentang negara dan
hukum memasuki jaman baru,yaitu jaman abad pertengahan.Biasabya orang berpendapat bahwa jaman
abad pertengahan ini dimulai dengan tahun 476 yaitu tahun keruntuhan kerajaan Romawi-Barat.Akan
tetapi Agustinus, akali pemikir besar tentang negara dan hukum, yang menciptakan ajaran ajaran baru
pada jaman itu, hidup setengah abad lebih dahulu, yaitu pada tahun 354-430.

Dengan runtuhnya peradaban bangsa Romawi, maka tidak dapat dihindarkan lahi keruntuhan
ketatanegaraannya, sedang sebaliknya kekuasaan dari agama Kristen semakin berkembang terus, dan
kemudian menggantikannya.

Pada zaman abad pertengahan ini tidak banyak memberikan kesempatan terhadap perkembangan
pemikiran tentang negara dan hukum, serta ilmu ilmu pengetahuan lainnya, karena cara orang berpikit
pada jaman abad pertengahan itu kurang kritis.Segala hal di dunia ini sudah dikehendaki oleh Tuhan.

Apa yang sejak semula menarik perhatian istimewa dari pemerintah kerajaan Romawi terhadap
penganut penganut agama Kristen tersebut,ialah adanya sikap yang istimewa dari mereka terhadap
pemerintahan kerajaan,sebab mereka tidak mau mengenal dan menerima sikap yang lazim terhadap
aliran aliran lain,dan berpendapat bahwa hanya mereka sajalah yang memiliki pengetahuan yang
sempurna dan lebih tinggi artinya daripada yang lain lain.Dengan demikian agama kristen sejak semula
telah menimbulkan persoalan persoalan baru, yaitu persoalan tentang gereja dan negara.Inilah antara
lain di anggap oleh raja raja sebagai alasan untuk mengejar,menangkap dan mengusut secara kejam
terhadap penganut penganut agama tersebut.Tetapi hal ini semua tidaklah mamtikan agama tersebut,
melainkan makin menambah banyaknya penganut penganut agama tersebut.

Perintah penguasa hanya boleh ditaati apabila perintah itu tidak bertentangan dengan perintah
Tuhan.Suatu aliran yang memperkuat ajaran agama ini ialah aliran Schoolastik,karena aliran Schoolastik
ini menjelaskan bahwa klmu itu harus mengabdi kepada agama.

Jadi sudah mulai sejak pada permulaan jaman abad pertengahan pandangan hidup itu sangat
dipengaruhi oleh ajaran ajaran agama,lebih lebih setelah agama krites ini diakui sebagai agama resmi
daripada negara.Dan lebih sebagai akibat daripada pengakuan ini,maka agam kristen lalu mendirikan
suatu organisasi yang kuat, yaitu organisasi gereja dengan dikepalai oleh seorang Paus,sebagai wakil
daripada Tuhan untuk memerintah di dunia.

Sedangkan yang menjadi pokok pangkal pertentangan itu tidak lain adalah:Siapakah di dunia ini yang
dianggap sebagai wakil daripada Tuhan,tegasnya siapakah di dunia ini yang mempunyai kekuasaan yang
tertinggi,yang dapat memutuskan dalam tingkat tertinggi dan terakhir,negara ataulah gereja,Raja
ataukah Paus.

Maka kekuasaan tertinggi di dunia ini harus kepada tangan Raha.Sedangkan kau Canonist
mengatakan,bahwa kekuasaan yang asli di dunia ini ada pada Paus,dan Raja itu hanya mendapatkan
kekuasaan tersebut dari Paus.Oleh kaum Canonist kekuasaan yang ada pada Paus dan yang ada pada
Raja,itu diumpamakan seperti halnya:matahari dengan bulan.Bahwa sinar yang asli itu ada pada
matahari,sedangkan bulan tersebut hanya mendapatkan sinar dari matahari.

Dengan timbulnya pertentangan tersebut,maka akibatnya lalu ada dua macam hukum,yaitu:

1.Hukum yang mengatur soal soal kenegaraan atau keduniawian.

2.Hukum yang mengatur soal soal keagamaan atau kerokhanian.

Dengan demikian juga terdapat dua macam kodifikasi hukum,yaitu:

1.Kodifikasi hukum yang diselenggarakan oleh Raja Theodosius dan juga oleh Raja Justinianus.Ini adalah
kodifikasi daripada peraturan peraturan yang dikeluarkan oleh negara. Kodifokasi ini disebut Corpus
Juris

2.Kodifikasi yang diselenggarakan oleh Paus Innocentius. Ini adalah kodifikasi daripada peraturan
peraturan yang dikeluarkan oleh gereja. Kodifokasi ini disebut Corpus Juris Canonici.

Yang penting bagi kita Corpus Juris. Karena ini mengenai kodifikasi daripada peraturan peraturan yang
dikeluarkan oleh gereja. Kodifikasi ini disebut Carpys Juris ini terdiri dari empat bagian,yaitu

1.Instuten. Ini adalah sebuah ajaran, tetapi mempunyai kekuatan mengikat seperti undang undang.

2.Pandecten. Ini sebetulnya hanya merupakan penafsiran saja dari para sarjana terhadap suatu aturan.

3.Codex. Ini ada peraturan peraturan atau undang undang yang ditetapkan oleh Raja.

4.Novellen. Ini adalah tambahan tambahan daripada sesuatu peraturan atau undang undang.
Dengan demikian ajaran ajaran kenegaraan,pemikir tentang negara dan hukum pada zaman abad
pertengahan ini bersifat ke-Tuhanan,bersifat Teokratis.Untuk jelasnya sekali lagi bahwa teori teokrasi ini
berkembang pada jaman abad pertengahan.Dan yang dimaksud abad pertengahan ini adalah jaman
sesudah jatuhnya Romawi Barat pada abad ke V(tahun 476) sampai abad ke XV (tahun 1453 tahun
jatuhnya Kerajaan Romawi Timur),atau sampai jaman Renaissance.

Teori Teokrasi ini dalam perkembangan pada abad pertengahan mempunyai hubungan erat dengaj
perkembangan agama yang baru timbul pada saat itu,ialah agama Kristen,agama jni timbul pada
permulaan tahun Masehi. Sebelum timbulnya agama Kristen, di Romawi ada pergantian, atau ajaran
tentang ke-Tuhanan yang berdasarkan atas mithologie,yaitu bahwa menurut anggapann mereka ada
dewa dewa, yang tidak berbeda halnya dengan manusia.

Di Dunia ini terdapat dua organisasi kekuasaan,yaitu:

1.Organisasi yang dikepalai oleh seorang Raja

2.Organisasj gereja yang dikepalai oleh seorang Paus.

Ada beberapa Tokoh yang hidup di abad pertengahan:

1.Augustinus

Agustinus hidup pada tahun 345-430. Ia adalah seorang Kristen. Di dalam bukunya Pengakuan ia telah
menulis riwayat hidupnya sendiri.Di maksudnya ia mengalaminya masa peralihan dari peradabans yang
satu ke peradaban yang lain.adanya peristiwa yang maha penting yang terjadi pada tahun 409,yaitu raja
dari kaum Gota-Barat yang bernaman Alarik mengepung kota roma.Kemudia menyerbu dan
mengadakan perampasan perampasan.Terhadap peristiwa ini pendapat orang berlainan.

Peristiwa tersebut menjadi alasan kuat bagi Augustinus untuk menulis bukunya yang diberi nama De
Civita te Dei, tentang Negara Tuhan.

Menurut Augustinus, yang ajarannya sangat bersifat Teokratis, dikatakan bahwa kedudukan gereja yang
di pimpin oleh Paus itu lebih tinggi daripada kedudukan negara yang diperintah oleh Raja.Mengapa
demikian? Dalam hubungan ini dikatakan oleh Augustinus bahwa adanya negara du dunia itu
merupakan suatu kejelakan,tetapi adanya utu merupakan suatu keharusan. Yang penting itu adalah
terciptanya suatu negara seperti yang diangan angankan atau di cita citakan oleh agama,yaitu Kerajaan
Tuhan.
Dalam bukunya De Civite Dei, Augustinus menyebutkan adanya dua macam negara,yaitu:

1.Civitas Dei, atau Negara Tuhan.Negara ini sangat dipuji oleh Augustinus, karena ini adalah negara yang
dicita-citakan oleh Agama.

2.Civitas Terrena, atau Diaboli, atau Negara Iblis, atau Negara Duniawi. Negara ini sangat dikecam dan di
tolak Augustinus.

2.Thomas Aquinas

Thomas Aquinas hidup tahun 1225-1274. Alam pikirannya tentang negara dan hukum dapat ditemukan
dalam buku De Regimine Principum atau tentang pemerintahan Raja raja, dan dalam bukunya yang lain
yang di beri nama Summa Theologica, atau pelajaran tentang Ke-Tuhanan. Dalam ajaran-ajarannya itu
Thomas Aquinas banyak terpengaruh oleh ajaran Aristoteles, pada hal jarak hidup kedua sarjana itu
adalah kurang lebih 17 abad.

Filsafat Thomas Aquinas bersifat finalistis, ini berarti bahwa apa yang menjadi tujuannya itu
dekemukakan terlebih dahulu, kemudian harus diusahakan supaya rujuan itu dapat tercapai.

Manusia itu kodratnya makhluk sosial, makhluk kemasyarakatan, oleh karna itu ia harus hidup bersama
sama dengan orang lain dalam suatu masyarakat, untuk mencapai tujuan yang sesungguhnya.Untuk itu
diperlukan menggunakan akalnya, pikirannya, yang telah diberikan kepadanya oleh kodrat alam.

Tujuan manusia adalah indentik tujuan negara. Dan menurut Thomas Aquinas, kalaj orang ingin
mengetahui tujuan negara ia harus terlebih dahulu mengetahui apa yang menjadi tujuan manusia itu.

Tujuan manusia adalah mencapai kemulyaan abadi. Yaitu kemulyaan abada dalam waktu sesudah itu
mati. Jadi bukan kemulyaan abadi yang bersifat keduniawian.Lalu apa tugas Negara disini? Tugas negara
dalam hal ini adalah membuka dan memberi kesempatan bagi manusia agar tuntunan tuntunan dan
Gereja dapat dilaksanakan, yang demikian ini berarti bahwa negara itu harus menyelenggarakan
keamanan, perdamaian agar masing masing orang itu dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan
bakatnya suasana ketentraman.

Kalau menurut Augustinus negara dengan gereja terpisah sama sekali, sedangkan menurut Thomas
Aquinas antara negara dan Gereja itu ada kerja yang erat. Negara di dukung dan dilindungi oleh gereja
untuk mencapai tujuannya.

Tentang bentuk dari pemerintahan Thomas Aquinas pun banyak terpengaruh oleh ajaran Aristoteles.
Menurut pendapatnya ada 3 kemungkinan bentuk dari pada pemerintah suatu negara, yang masing
masing itu kemudian dibedakan lebih lanjut menurut sifat pemerintahannya.Ialah:
1. Pemerintahan oleh satu orang. Ini yang baik disebut Monarki, yang jelek disebut Tyrani.

2. Pemerintahan beberapa orang. Ini yang baik disebut Ariatokrasi, yang jelek di sebut Oligarki.

3. Pemerintahan seluruh rakyat Ini yang di sebut Politeia, Ini kalau menurut Aristoteles disebut Republik
Konstitusionil, yang jelek disebut Demokrasi.

Menurut Thomas Aquinas yang paling baik adalah Monarki. Oleh karna tujuan Negara itu selain
memberi kemungkinan supaya manusia itu dapat mencapai kemulyaan abadi,juga supaya manusia itu
hidup susila.

Kalau Aristoteles membedakan hukum alam dan hukum positif,maka Thomas Aquinas mengadakan
perbedaan hukum dalam empat golongan yaitu:

1.Hukum abadi atau lex aeterna, Ini adalah hukum dari keseluruhan yang berakar dalam jiwa Tuhan.

2. Hukum Alam. Manusia adalah sebagai makhluk berpikir, maka ia merupakan bagian daripada Nya.

3.Hukum Positif. Ini adalah pelaksanaan dari humum alam oleh manusia, yang disesuaikan dengan
syarat khusus yang di perlukan untuk mengatur soal soal keduniawian di dalam negara.

4. Hukum Tuhan. Ini adalah Hukum yang mengisi kekurangan kekurangan dari pikiran manusia dan
memimpin manusia dengan wahyu wahyunya ke arah kesucian untuk hidup di alam baka,dan ini dengan
cara yang tidak mungkin salah.

Tentang keadilan ,Thomas Aquinas mengatakan bahwa keadilan adalah kemauan,yaitu kemauan untuk
memberikan kepada setiap orang apa yang menjadi haknya.

Anda mungkin juga menyukai