Anda di halaman 1dari 11
PENGANTAR FILSAFAT A. Pengertian Filsafat Arti Etimologi Kata filsafat berasal dari kata Yunani filosofia, yang berasal dari kata kerja filosofein yang berarti mencintai kebijaksanaan. Kata tersebut juga berasal dari kata Yunani philosophis yang berasal dari kata kerja philein yang berarti mencintai, atau philia yang berarti cinta, dan sophia yang berarti kearifan. Dari kata tersebut lahirlah kata Inggris philosophy yang biasanya diterjemahkan sebagai “cinta kearifan’.’ Arti kata tersebut di atas belum memperhatikan makna yang sebenarnya dari kata filsafat, sebab pengertian "mencintai” belum memperlihatkan keaktifan seorang filosof untuk memperoleh kearifan "Pythagoras (572-497 SM) adalah orang pertama yang menggunakan istilah philosophia. Ketika ditanya apakah ia orang yang ari, Phitagoras menyebut dirinya philo- Sophos yang berarti pencinta kearifan. Dari banyak sumber diketahui bahwa sophia mempunyai makna lebih luas daripada sekadar ‘kearifan’. Jadi filsafat pada mulanya mempunyai makna yang sangat umum yaitu upaya untuk mencari keutamaan mental. Lihat The Liang Gie Suatu Konsepsi, Kearah Penertiban Bidang Filsafat, Karya Kencana, Yogyakarta, 1977, him. 6. © Dipindai dengan CamScanner Filsafat Umum 1 . ertian yang lazim berlaku ee stile eget aces disebut filosof bila dia es eta telah meraih kebijaksanaan. Sedangkan = te ang lazim berlaku di Barat, Tata "mencintai" er ee iebijakoanaan, karena itu yang disebut filosof gad bjetsens” mempunyai pengertian yang berbeda dengan pengertian di Timur. Konsep Plato Plato? memberikan istilah dengan dialektika yang berarti seni berdiskusi. Dikatakan demikian karena, filsafat a berlangsung sebagai upay emberikan kritik terhadap berbagai pendapat yang berlaku. Kearifan atau pengertian intelektual yang diperoleh lewat ‘proses pemeriksaan secara kritis ataupun dengan berdiskusi. Juga diartikan sebagai suatu penyelidikan terhadap sifat dasar yang pengha- bisan dari kenyataan. Karena seorang filosof akan selalu mencari sebab- sebab dan asas-asas yang penghabisan (terakhir) dari benda-benda. Konsep Cicero Cicero’ menyebutnya sebagai "ibu dari semua seni (the mother of all the arts). Juga sebagai arts vitae yaitu filsafat sebagai seni kehidupan. Konsep al-Farabi Menurut al-Farabi,‘ filsafat adalah ilmu yang menyelidiki hakikat_ aan filosof Yunani Kuno sesudah Sokrates, sekaligus sebagai muridnya. ’Ahli pikir Romawi yang konsep filsafatnya mempengaruhi zaman Renaissance untuk kalangan orang-orang terpelajar. se a af (870-350), nama lengkapnya: Abu Nasr Muhammad bin Muhammad bin Faab Sea hecd ie eet diambil dati nama kota di mana ia dilahirian, yatu Ko - Sejak kecil ia telah menunjukkan Kecerdasan yang luar biasa terutama dalam bahas® @ Dipindai dengan CamScanner Bab Satu: Pengantar Fatt yang sebenarnya dari segala yang ada (al. demoit atau. eae yom Konsep Rene Descartes Menurut Rene Descartes, filsafat merupakan kumpulan segala pengetahuan, di mana Tuhan, alam dan manusi jadi ania jusia menjadi pokok pe- Konsep Francis Bacon Menurut Francis Bacon,’ filsafat merupakan induk agung dari ilmu-ilmu, dan filsafat menangani semua pengetahuan sebagai bi- dangnya. Konsep John Dewey Sebagai tokoh pragmatisme, John Dewey’ berpendapat bahwa filsafat haruslah dipandang sebagai suatu pengungkapan mengenai perjuangan manusia secara terus-menerus dalam upaya melakukan penyesuaian berbagai tradisi yang membentuk budi manusia terhadap kecenderungan-kecenderungan ilmiah dan cita-cita politik yang baru dan yang tidak sejalan dengan wewenang, yang diakui. Tegasnya, filsafat (ee Rene Descartes (1596-1650), seorang srjana dan ahi imu past teremuka dan sebagai bapak filosof modern. Lahir di La Haye, Prancis Tengah, tanggal 31 Maret 1596. Kabarnya, ia senang berjudi dan selalu bernasib baik karena tebakannya didasarkan pada perhitungan matematik. Francis Bacon (1561-1626), anal 23 tahun. "la lahir pada tanggal 20 Oktober 1859 di Burlington, Vermont, Amerika, Awa kariernya pha ee Universitas Michigan. Pada tahun 1894 sig Uae tas Chicago, sebagai guru besar filsafat. Dalam lean eee A ee ut ae Creed (1897), ia mengatakan bahwa pendidikan adalah ee ae lan a san untuk hidup. Lihat Endang Daruni, tal Filosoffilsof Dunia dalam Gambar. Weiss! 60.88 NEE ic Nicolas Bacon, menjadi anggota Parlemen umur @ Dipindai dengan CamScanner Fitsafat Umum 4 ian-penyesuaian di i membuat penyesuaian-pen mae: es <0 dalam suatu kebudayaan.* 1a : ' me yang ea berbagai contoh di atas masih dapat ae lagi hingga “4 uh definisi (batasan pengertian filsafat). niyataannya, as i batasan pengertian filsafat tersebut melahirkan per. a mela = eae yang membingungkan. Atas dasar uraian di atas, maka fai berikan suatu konsep bahwa filsafat mempunyai pengertian ll memt yang multidimensi. Filsafat Sebagai IImu Dikatakan filsafat sebagai ilmu® karena di dalam pengertian fil- safat mengandung empat pertanyaan ilmiah, yaitu bagaimanakah, mengapakah, ke manakah, dan apakah. " Pertanyaan bagaimana menanyakan sifat-sifat yang dapat ditang- kap atau yang tampak oleh indra. Jawaban atau Pengetahuan yang diperolehnya bersifat deskriptif (penggambaran). Pertanyaan mengapa menanyakan tentang sebab (asal mula) suatu objek. Jawaban atau Pengetahuan yang diperolehnya bersifat kausalitas (sebab akibat). Pertanyaan ke mana menanyakan apa yang terjadi di masa lampau, masa sekarang, dan masa yang akan datang. Jawaban yang diperoleh ada tiga jenis Pengetahuan, yaitu: pertama, pengetahuan yang timbul dari hal-hal yang selalu berulang-ulang (kebiasaan), yang nantinya Pengetahuan tersebut dapat dijadikan sebagai pedoman, Ini dapat dijadikan dasar untuk mengetahui apa yang akan terjadi. Kedua, Pengetahuan yang timbul dari pedoman Yang terkandung dalam adat ‘The Liang Gig, Berd OP ct. hm, 7, hs “erdasarkan ukuran tert i : nit sistemas, fsa husuy de fag a Aapatdibedakan menjadi tiga lsat @ Dipindai dengan CamScanner Bab Satu: Pengena Fisaat ‘ jstiadat/kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat ini tidak dipermasalahkan apakah pedoman aa coal tidak. Pedoman yang selalu dipakai disebut hukum. Ketiga, pengeta- huan yang timbul dari pedoman yang dipakai (hukum) eee suatu hal yang dijadikan pegangan. Tegasnya, pengetahuan yang diperoleh dari jawaban ke manakah adalah pengetahuan yang bersifat normatif. Pertanyaan apakah yang menanyakan tentang hakikat atau inti smtlak dari suatu hal. Hakka ini siftnya sangat dalam (radix) dan tidak lagi bersifat empiris sehingga hanya dapat dimengerti oleh akal. Jawaban atau pengetahuan yang diperolehnya ini kita akan dapat mengetahui hal-hal yang sifatnya sangat umum, universal, abstrak. Dengan demikian, kalau ilmu-ilmu yang lain (selain filsafat) ber- , gerak dari tidak tahu ke tahu, sedang ilmu filsafat bergerak dari tidak - tahu ke tahu selanjutnya ke hakikat. Untuk mencari/memperoleh pengetahuan hakikat, haruslah dilakukan dengan abstraksi, yaitu suatu perbuatan akal untuk meng- hilangkan keadaan, sifat-sifat yang secara kebetulan (sifat-sifat yang tidak harus ada/aksidensia), sehingga akhirnya tinggal keadaan/sifat yang harus ada (mutlak) yaitu substansia, maka pengetahuan hakikat dapat diperolehnya.”° Filsafat Sebagai Cara Berpikir t diartikan sebagai berpikir yang atau berpikir secara global/menye- i sudut pandang pemi- Berpikir secara filsafat dapat sangat mendalam sampai hakikat, luruh, atau berpikir yang dilihat dari berbagai Wl pe ee od "Hal ini merupakan bentuk penyimpulan Aristoteles yang dikenal dengan nama silogisme (penyimpulan deduktif). Untuk ‘memperoleh pengetahuan tentang hakilat sesuatu orang harus menghilangkan aksidensinya (hal-hal/sifa-sifat yang melelat secata ebetulan), atu: kuantitas, kualitas, relasi, tery eadaan, status, aksi, pasi Juga, dikenal sebagai 10 kategori Aristoteles. pat, wakt, @ Dipindai dengan CamScanner : u1 Berpikir yang d i getahuan- f atau sudut anne epi secara tepat dan benar serta ini sebagai upaya 09" kan. Hal ini harus memenuhi persyaratan dapat dipertanggungiav* sebagai berikut. a. Harus sistematis is ini di tuk menyusun suaty iki sistematis inl dimaksudkan unt v metab ional. Sistematis adalah masing-masing ahuan yang Tasi esau Z dengan yang lain secara teratur dalam aling berkaitan satu ec ka pemikiran seorang filosof ba- | u keseluruhan. Sistematil : keadaan dirinya, lingkungan, zamannya, garuhi. suat nyak dipengaruhi oleh pendidikan, dan sistem pemikiran yang mempen| b. Harus konsepsional Secara umum istilah konsepsional berkaitan dengan ide (gam- bar) atau gambaran yang melekat pada akal pikiran yang berada dalam intelektual. Gambaran tersebut mempunyai bentuk tang- kapan sesuai dengan riilnya. Sehingga maksud dari 'konsepsional! tersebut sebagai upaya untuk menyusun suatu bagan yang terkonsepsi (jelas). Karena berpikir secara filsafat sebenarnya berpikir tentang hal dan prosesnya. c. Harus koheren Koheren atau runtut adalah unsur-unsurnya tidak boleh mengan- dung uraian-uraian yang bertentangan satu sama lain. Koheren atau runtut di dalamnya memuat suatu kebenaran logis. Sebalik- nya, apabila suatu uraian yang di dalamnya tidak memuat kebe- naran logis, uraian tersebut dikatakan sebagai uraian yang tidak koheren/runtut. ee... "'Misal ‘ fone ee ee by remaja tidak boleh dipandang dengan satu disiplia feicc en ino plin ilmu: ilmu agama, ilmu hukum, ilmu antropologi, ilmu @ Dipindai dengan CamScanner

Anda mungkin juga menyukai