Anda di halaman 1dari 27

KARYA TULIS ILMIAH

Kendala siswa-siswi kelas 11 IPA 3 SMAN 3 Palu

dalam pembelajaran online

Diajukan sebagai salah satu daftar tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia

MUTHIA MUTHOHARA (25)

0053451909

Kelas: XI IPA 3

SMA NEGERI 3 PALU

1
DAFTAR ISI

Judul ...........................................................................................

Daftar isi ...........................................................................................

Kata Pengantar ...........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................

a. Latar Belakang ...........................................................................................


b. Perumusan Masalah ...........................................................................................
c. Tujuan Penelitian ...........................................................................................
d. Kegunaan Penelitian ...........................................................................................

BAB II ISI PEMBAHASAN UMUM DAN ISI PENELITIAN................................

a. Pembahasan Masalah..........................................................................................
b. Isi Penelitian ...........................................................................................

BAB III PENUTUP ...........................................................................................

a. Kesimpulan ...........................................................................................
b. Saran ...........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................

LAMPIRAN ...........................................................................................
2

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dilakukan dalam rangka
memenuhi salah satu daftar tugas pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Karya Ilmiah ini
terwujud atas adanya bimbingan dan pengarahan dari Dra. Irawati. M.pd selaku Guru mata
pelajaran Bahasa Indonesia. Dan teman-teman penulis yang penulis banggakan yaitu Siswa kelas
11 IPA 3 SMAN 3 PALU, selaku bahan penelitian penulis semasa pembelajaran daring dalam
mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Orang tua dan keluarga penulis yang telah memberikan
bantuan material dan moral.

Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua
pihak yang telah membantu. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu.

Palu ,………….……..

Penulis
3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal sangat penting bagi manusia dan tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan. Sifatnya mutlak untuk setiap orang baik di lingkup keluarga maupun bangsa dan
negara. Perkembangan suatu bangsa bisa dilihat dari bagaimana perkembangan pendidikan dari
bangsa tersebut. Pendidikan merupakan upaya secara sadar dan terencana untuk mencerdaskan
dan mengembangkan potensi peserta didik. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20
tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional SISDIKNAS (2003)

menyatakan bahwa :

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menghidupkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat, bangsa, dan negara.”

Menurut Azhari (2013:2) menyatakan bahwa pendidikan menentukan perkembangan dan


perwujudan sumber daya manusia khususnya pembangunanbangsa dan negara. Pendidikan
memiliki peranan yang penting dalam membentuk sumber daya manusia yang cerdas, cakap,
kreatif, beriman, dan berakhlak mulia. Pendidikan sekolah dasar adalah pendidikan awal dari
anak untuk mengembangkan pengetahuan (Muhroji & Yusrina, 2018:1). Dalam kegiatan
pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik ke dalam proses
belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa yang diharapkan
sehingga dalam kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan semestinya.

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) adalah proses dimana guru bersama siswa berinteraksi satu
sama lain yang nantinya akan ada hubungan timbal balik yang bersifat mempengaruhi dan
dipengaruhi.

Keberhasilan suatu KBM dilihat dari banyak faktor dari dalam guru dan siswa itu sendiri.
Kegiatan belajar juga dimaknai sebagai interaksi individu dengan lingkungannya, lingkungan
dalam hal ini adalah obyek-obyek lain yang memungkinkan individu memperoleh pengalaman-
pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman atau pengetahuan baru maupun sesuatu yang
pernah diperoleh atau ditemukan sebelumnya tetapi menimbulkan perhatian kembali bagi
individu tersebut sehingga memungkinkan terjadinya interaksi (Menurut Fathoni & Suyahman
(2018:175) menjelaskan belajar adalah sebuah proses terencana, terarah, terprogram dan yang
berkelanjutan.
4

Belajar dan pembelajaran merupakan suatu bentuk edukasi yang menjadikan adanya interaksi
antara guru dengan siswa. Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan dalam hal ini diarahkan
untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Belajar
dimaknai sebagai proses perubahan perilaku sebagai hasil dari interaksi individu dengan
lingkungannya.

Pembelajaran merupakan interaksi dari pendidik dengan peserta didik Pembelajaran pada
hakikatnya adalahsuatu proses mengatur mengarahkan, mengorganisasi lingkungan yang ada di
seki tar peserta didik sehingga dapat menumbuhkan serta mendorong peserta didik melakukan
proses belajar dan sesuai dengan Kurikulum 2013 yang berpusat kepada siswa atau student
centered. Memasuki abad 21 ini peserta didik dituntut untuk mampu menguasai kecakapan yaitu
Critical Thinking and problem solving, and Creative and Innovative (Rozi & Hanum, 2019:7).
Maka dari itu perlu adanya kegiatan pembelajaran yang mampu memberikan pengalaman belajar
yang menyenangkan dan bermakna yang dapat membuat peserta didik mampu untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

Pada tahun 2020 ini seluruh dunia mengalami wabah yaitu pandemi Covid- 19. Pandemi Covid-
19 adalah krisis kesehatan yang melanda hamper di seluruh penjuru dunia . Pandemi ini
berdampak pada berbagai bidang, salah satunya di pendidikan. Banyak negara memutuskan
untuk sementara menutup sekolah, kampus selama masa pandemi covid-19 berlangsung. Setiap
Negara membuat kebijakan-kebijakan untuk mengatasi permasalahan yang sedang terjadi. Untuk
mengatasi wabah pandemi Covid -19 semua negara menerapkan sebuah tindakan salah satunya
dengan melakukan gerakan social distancing yaitu jarak sosial yang dirancang untuk mengurangi
interaksi orang-orang dalam komunitas yang lebih luas (Wilder-Smith & Freedman, 2020:2).
Dengan adanya social distancing maka pembelajaran di sekolah menjadi terhambat dan tidak
bisa dilakukan secara langsung hal ini juga juga berpengaruh pada pelaksanaan
kegiatanpendidikan.

Karena dengan adanya pandemi Covid-19 terbitlah pengumuman Kejadian Luar Biasa (KLB)
maka terjadi sebuah kekacauan khususnya dalam bidang pendidikan, sekolah-sekolah diliburkan,
kegiatan belajar mengajar di sekolah menjadi terganggu, pembelajaran yang awalnya dilalukan
secara tatap muka untuk sementara tidak bisa dilakukan.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka perlu adanya perubahan desain model pada
kegiatan belajar mengajar untuk menghindari pembelajaran dengan tatap muka sebagai upaya
untuk mengurangi penyebaran wabah virus covid-19. Kemendikbud mengeluarkan surat edaran
No 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat

5
penyebaran corona virus disease (Covid-19) yang salah satu isinya adalah belajar dari rumah
dengan kegiatan pembelajaran secara daring atau jarak jauh. Selama pandemi berlangsung, kini
pembelajaran daring telah dilakukan hampir di penjuru dunia (Goldschmidt, 2020:88). Maka
selama pandemi Covid-19 berlangsung setiap sekolah melaksanakan kegiatan pendidikan dengan
pembelajaran jarak jauh. Pembelajaran jarak jauh, muncul pada akhir abad ke-20, memasuki
abad ke-21 menjadi sebagai salah satu pembelajaran yang efektif

Pendidikan Jarak Jauh dapat didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang tidak
memperhitungkan ruang dan waktu pembelajaran, memiliki sifat mandiri untuk proses
pengembangan peserta didik menggunakan metode maupunvmedia dalam kegiatan pembelajaran

Di Indonesia pembelajaran jarak jauh (PJJ) bukan sesuatu yang baru, karena pendidikan
denganteknologi berkesinambungan satu sama lain. Pembelajaran jarak jauh menjadi pilihan
yang paling tepat selama masa pandemi Covid-19 karena pendidikan harus tetap berjalan.
Penelitian Dewi (2020) yang berjudul “Dampak Covid-19 Terhadap Implementasi Pembelajaran
Daring di Sekolah Dasar” menjelaskan bahwa dampak COVID-19 terhadap implementasi
pembelajaran daring di sekolah dasar dapat dilakukan dengan baik.

Pembelajaran yang biasanya dilakukan di sekolah sekarang menjadi belajar di rumah dengan
menggunakan berbagai macam aplikasi seperti ruang guru, class room, zoom, google doc, google
form, maupun melalui grup whatsapp. Dengan pembelajaran jarak jauh dapat mengurangi resiko
penyebaran virus corona dan sesuai dengan edaran yang sudah dikeluarkan oleh Kemendikbud
untuk belajar melalui daring.

Beberapa pemerintah daerah memutuskan menerapkan kebijakan untuk meliburkan siswa dan
mulai menerapkan metode belajar dengan sistem daring (dalam jaringan) atau online. Kebijakan
pemerintah ini mulai efektif diberlakukan di beberapa wilayah provinsi di Indonesia pada hari
Senin, 16 Maret 2020 yang juga diikuti oleh wilayah-wilayah provinsi lainnya.

Sistem pembelajaran daring (dalam jaringan) merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka
secara langsung antara guru dan siswa tetapi dilakukan melalui online yang menggunakan
jaringan internet. Guru harus memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, meskipun
siswa berada di rumah. Solusinya, guru dituntut dapat mendesain media pembelajaran sebagai
inovasi dengan memanfaatkan media daring (online).

Ada beberapa Aplikasi yang digunakan para guru maupun siswa dalam pembelajaran daring di
SMA NEGERI 03 PALU yaitu

Yang pertama Google Meet

Google Meet merupakan aplikasi yang bisa dimanfaatkan atau digunakan untuk tetap produktif
di dalam bekerja maupun belajar walaupun harus dilakukan di rumah saja. Aplikasi ini
memungkinkan untuk penggunanya lakukan panggilan video bersama 30 pengguna yang lain
setiap pertemuan.

Yang kedua Google Classroom, Google Classroom adalah platform gratis berbasis web yang
dibuat untuk mempermudah kegiatan pembelajaran pendidik dan murid. Classroom
memungkinkan para guru untuk mengatur dan menilai progres murid-muridnya sambil tetap
terhubung dari mana pun juga.

Yang ke tiga Whatsapp, WhatsApp adalah aplikasi gratis yang menyediakan layanan bertukar
pesan dan panggilan, sehingga memudahkan Guru dan Murid untuk saling menginfokan. Seperti
perubahan jadwal atau pemberian tugas di Clasroom.

Namun ada beberapa siswa atau pelajar yang belum bisa mengikuti pembelajaran online sesuai
peraturan atau kebijakan sekolah dan pemerintah. Sehingga menggangu proses pembelajaran
daring dan merusak nilai mata pelajaran yang memperlambat proses penerimaan nilai akhir
karena belum memenuhi standart atau ketuntasan. Kita tidak mengetahui apa saja kendala atau
hambatan para siswa yang tidak bisa mengikuti pembelajaran online.

Siswa kelas 11 IPA 3 cukup banyak yang tidak mengikuti pembelajaran dengan baik sehingga
harus mengulang kembali dan menerima sanksi dari guru mata pelajaran ini. Penelitian ini
meneliti beberapa siswa dikelas XI Ipa 3.

Maka dengan itu Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kendala atau kesulitan yang
dialami siswa pada saat pembelajaran online selama masa pandemi Covid-19 dalam sudut
pandang siswa .

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini
dilaksanakan di SMAN 3 Palu dengan melibatkan beberapa siswa XI Ipa 3.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang di atas maka dapat disusun rumusan Masalah

-Apa saja kendala para siswa dalam Pembelajaran Online?

- Apakah ada kompetensi yang perlu diperbaharui oleh guru dalam mengajar daring?

-Hal apa saja yang membuat siswa tidak masuk kelas daring di Via Google Meet?

-Apa alasan siswa menunda dan tidak mengirimkan tugas Via Clasroom?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum:

Diketahuinya gambaran kendala dan hambatan para siswa pada semasa pembelajaran Online
mata pelajaran Bahasa Indonesia

Tujuan Khusus:

a. Diketahuinya alasan atau penyebab para siswa menunda mengirimkan tugas


b. Diketahuinya alasan atau penyebab para siswa tidak mengirimkan tugas
c. Diketahuinya alasan atau penyebab para siswa tidak masuk kelas via daring
d. Diketahuinya kompetensi apa yang diperbaharui guru mata pelajaran dalam
pemebelajaran daring

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :

1. Untuk Siswa:
Penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa menyelesaikan kendala nya dalam
pembelajaran online dan tidak mengulang kesalahan yang sama pada semester berikutnya
dan diharapkan adanya penelitian ini dapat menjadi penampung keluh kesah parah siswa
dalam pembelajaran online mata pelajaran.

2. Untuk Guru:
Hasil dari penelitian ini semoga memudahkan Guru mata pelajaran dalam menilai para
siswa

BAB II PEMBAHASAN MASALAH DAN ISI PENELITIAN

A. Pembahasan Masalah
Sejak awal Desember 2019, dunia telah dihebohkan oleh penemuan virus baru di China. Virus
tersebut dikenal dengan nama virus corona. Dengan cepat virus ini menginveksi banyak orang
dan menyebabkan kematian orang di China Banyak pula yang terinveksi lalu sembuh. Tetapi
virus ini berpindah tempat dan mewabahi dari satu negara ke negara yang lain.

Hingga akhirnya wabah ini tiba di Indonesia pada Maret 2020. Meski tampak lambat
penyebarannya, tetapi hal ini menimbulkan kecemasan di seluruh Indonesia. Pengalaman yang
diperoleh berita telah membuat kelangkaan masker dan handsanitizer.
Di Sulawesi Tengah sendiri Rumitnya penanganan wabah ini membuat para pemimpin dunia
menerapkan kebijakan yang super ketat untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19. Social
distancing menjadi pilihan berat bagi setiap negara dalam menerapkan kebijakan untuk
pencegahan penyebaran covid-19, karena kebijakan ini berdampak negatif terhadap segala aspek
kehidupan. Pembatasan interaksi sosial masyarakat dapat menghambat laju pertumbuhan dan
kemajuan dalam berbagai bidang kehidupan, namun tidak ada pilihan lain, karena cara ini adalah
yang paling efektif.

Kebijakan social distancing berakibat fatal terhadap roda kehidupan manusia, masalah ekonomi
yang paling terasa dampaknya, karena hal ini menyentuh berbagai lapisan masyarakat,
tersendatnya laju ekonomi mengakibatkan tertutupnya kebutuhan primer manusia untuk
memenuhinya, karena negara akan sangat terbebani kalau harus menanggung segala kebutuhan
pokok setiap penduduknya.

Tak terkecuali bidang pendidikan ikut juga terdampak kebijakan ini. Keputusan pemerintah yang
mendadak dengan meliburkan atau memindahkan proses pembelajaran dari sekolah/madrasah
menjadi di rumah, membuat kelimpungan banyak pihak. Ketidaksiapan stakeholder
sekolah/madrasah melaksanakan pembelajaran daring menjadi faktor utama kekacauan ini,
walaupun sebenarnya pemerintah memberikan alternatif solusi dalam memberikan penilaian
terhadap siswa sebagai syarat kenaikan atau kelulusan dari lembaga pendidikan disaat situasi
darurat seperti saat ini.

Peralihan cara pembelajaran ini memaksa berbagai pihak untuk mengikuti alur yang sekiranya
bisa ditempuh agar pembelajaran dapat berlangsung, dan yang menjadi pilihan adalah dengan
pemanfaatan teknologi sebagai media pembelajaran daring. Penggunaan teknologi ini juga
sebenarnya bukan tanpa masalah, banyak faktor yang menghambat terlaksananya efektifitas
pembelajaran daring ini antara lain :

Pertama, Penguasaan teknologi yang masih rendah Harus diakui bahwa tidak semua guru melek
teknologi terutama guru generasi X (lahir tahun 1980 ke bawah) yang pada masa mereka
penggunaan teknologi belum begitu masif. Sebenarnya mereka bukan tidak bisa kalau mau
belajar, pasti mampu karena prinsipnya guru adalah manusia pemelajar yang harus selalu siap
menghadapi perubahan zaman sekaligus mengikuti perkembangannya.

Keadaan hampir sama juga di alami oleh para siswa, tidak semua sudah terbiasa menggunakan
teknologi dalam kehidupan sehari-harinya. Di sekolah pun mereka harus rebutan dalam
menggunakan perangkat teknologi pendukung pembelajaran karena keterbatasan sarana yang
dimiliki oleh sekolah/madrasah bahkan mungkin mereka tidak dikenalkan teknologi dalam
pembelajaran.

Kedua, keterbatasan sarana dan prasarana Kepemilikan perangkat pendukung teknologi juga
menjadi masalah tersendiri. Bukan rahasia umum bahwa kesejahteran guru masih sangat rendah,
jadi jangankan untuk memenuhi hal-hal tersebut, untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarganya
saja masih banyak guru yang kesulitan.

Hal yang sama pun terjadi pada siswa, karena tidak semua orangtua mereka mampu memberikan
fasilitas teknologi kepada anak-anaknya. Bahkan kalau pun mereka punya fasilitas namun tidak
digunakan untuk media pendukung pembelajaran, karena ketidaktahuan orang tua dalam
membimbing anaknya untuk pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran.

Ketiga, jaringan internet Pembelajaran daring tidak bisa lepas dari penggunaan jaringan internet.
Tidak semua sekolah/madrasah sudah terkoneksi ke internet sehingga guru-gurunya pun dalam
keseharian belum terbiasa dalam memanfaatkannya. Kalaupun ada yang menggunakan jaringan
seluler terkadang jaringan yang tidak stabil karena letak geografis yang masih jauh dari
jangkauan sinyal seluler.

Keempat, biaya Jaringan internet yang sangat dibutuhkan dalam pembelajaran daring menjadi
masalah tersendiri bagi guru dan siswa. Kuota yang dibeli untuk kebutuhan internet menjadi
melonjak dan banyak diantara guru juga orang tua siswa yang tidak siap untuk menambah
anggaran dalam menyediakan jaringan internet.

Metode pembelajaran daring ini sebenarnya sudah bukan barang baru, sebab di beberapa negara
terutama di negara maju kegiatan ini sudah terbiasa. Proses pembelajaran di perguruan tinggi
apalagi, tidak hanya di luar negeri namun di Indonesia juga sudah terbiasa dilaksanakan, namun
untuk pembelajaran pada tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah belum begitu populer
sehingga diperlukan persiapan yang sungguh-sungguh agar bisa berjalan dengan baik.

Perkembangan zaman akan menuntut perubahan peradaban, dan hal ini akan berdampak pada
cara atau metode pembelajaran yang sudah biasa dilakukan. Pada zaman yang serba teknologi
seperti saat ini, tidak menutup kemungkinan Proses Belajar Mengajar (PBM) selanjutnya akan
dilaksanakan secara daring, mengingat efektifitas dalam kegatan transfer ilmu pengetahuan yang
sangat baik, cepat, mudah dan murah.

Perubahan peradaban dan metode ini menuntut stakeholder pendidikan untuk mempersiapkan
diri dalam mengikuti perkemabangan zaman seperti saat ini. Tak ada seorangpun yang dapat
membantah ataupun menolak pesatnya perkembangan teknologi ini, bahkan kalau ada yang
menolaknya, maka siap-siap saja akan tertinggal, bahkan akan terlindas oleh orang lain.

Teknologi ibarat dua mata pisau yang masing-masing memiliki peran yang sama besarnya, yaitu
sisi positif dan negatif yang memberikan pengaruh terhadap perubahan peradaban manusia.
Seluruh aspek kehidupan saat ini tidak bisa lepas dari teknologi, oleh karena itu literasi teknologi
sangat penting bagi masyarakat, agar penggunaan teknologi betul-betul bermanfaat tanpa
merugikan dan juga berdampak negatif terhadap tatanan kehidupan.
Rumitnya penanganan wabah ini membuat para pemimpin dunia menerapkan kebijakan yang
super ketat untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19. Social distancing menjadi pilihan
berat bagi setiap negara dalam menerapkan kebijakan untuk pencegahan penyebaran covid-19,
karena kebijakan ini berdampak negatif terhadap segala aspek kehidupan. Pembatasan interaksi
sosial masyarakat dapat menghambat laju pertumbuhan dan kemajuan dalam berbagai bidang
kehidupan, namun tidak ada pilihan lain, karena cara ini adalah yang paling efektif.

Kebijakan social distancing berakibat fatal terhadap roda kehidupan manusia, masalah ekonomi
yang paling terasa dampaknya, karena hal ini menyentuh berbagai lapisan masyarakat,
tersendatnya laju ekonomi mengakibatkan tertutupnya kebutuhan primer manusia untuk
memenuhinya, karena negara akan sangat terbebani kalau harus menanggung segala kebutuhan
pokok setiap penduduknya.

Tak terkecuali bidang pendidikan ikut juga terdampak kebijakan ini. Keputusan pemerintah yang
mendadak dengan meliburkan atau memindahkan proses pembelajaran dari sekolah/madrasah
menjadi di rumah, membuat kelimpungan banyak pihak. Ketidaksiapan stakeholder
sekolah/madrasah melaksanakan pembelajaran daring menjadi faktor utama kekacauan ini,
walaupun sebenarnya pemerintah memberikan alternatif solusi dalam memberikan penilaian
terhadap siswa sebagai syarat kenaikan atau kelulusan dari lembaga pendidikan disaat situasi
darurat seperti saat ini.

Peralihan cara pembelajaran ini memaksa berbagai pihak untuk mengikuti alur yang sekiranya
bisa ditempuh agar pembelajaran dapat berlangsung, dan yang menjadi pilihan adalah dengan
pemanfaatan teknologi sebagai media pembelajaran daring. Penggunaan teknologi ini juga
sebenarnya bukan tanpa masalah, banyak faktor yang menghambat terlaksananya efektifitas
pembelajaran daring ini antara lain :

Pertama, Penguasaan teknologi yang masih rendah Harus diakui bahwa tidak semua guru melek
teknologi terutama guru generasi X (lahir tahun 1980 ke bawah) yang pada masa mereka
penggunaan teknologi belum begitu masif. Sebenarnya mereka bukan tidak bisa kalau mau
belajar, pasti mampu karena prinsipnya guru adalah manusia pemelajar yang harus selalu siap
menghadapi perubahan zaman sekaligus mengikuti perkembangannya.

Keadaan hampir sama juga di alami oleh para siswa, tidak semua sudah terbiasa menggunakan
teknologi dalam kehidupan sehari-harinya. Di sekolah pun mereka harus rebutan dalam
menggunakan perangkat teknologi pendukung pembelajaran karena keterbatasan sarana yang
dimiliki oleh sekolah/madrasah bahkan mungkin mereka tidak dikenalkan teknologi dalam
pembelajaran.

Kedua, keterbatasan sarana dan prasarana Kepemilikan perangkat pendukung teknologi juga
menjadi masalah tersendiri. Bukan rahasia umum bahwa kesejahteran guru masih sangat rendah,
jadi jangankan untuk memenuhi hal-hal tersebut, untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarganya
saja masih banyak guru yang kesulitan.
Hal yang sama pun terjadi pada siswa, karena tidak semua orangtua mereka mampu memberikan
fasilitas teknologi kepada anak-anaknya. Bahkan kalau pun mereka punya fasilitas namun tidak
digunakan untuk media pendukung pembelajaran, karena ketidaktahuan orang tua dalam
membimbing anaknya untuk pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran.

Ketiga, jaringan internet Pembelajaran daring tidak bisa lepas dari penggunaan jaringan internet.
Tidak semua sekolah/madrasah sudah terkoneksi ke internet sehingga guru-gurunya pun dalam
keseharian belum terbiasa dalam memanfaatkannya. Kalaupun ada yang menggunakan jaringan
seluler terkadang jaringan yang tidak stabil karena letak geografis yang masih jauh dari
jangkauan sinyal seluler.

Keempat, biaya Jaringan internet yang sangat dibutuhkan dalam pembelajaran daring menjadi
masalah tersendiri bagi guru dan siswa. Kuota yang dibeli untuk kebutuhan internet menjadi
melonjak dan banyak diantara guru juga orang tua siswa yang tidak siap untuk menambah
anggaran dalam menyediakan jaringan internet.

Metode pembelajaran daring ini sebenarnya sudah bukan barang baru, sebab di beberapa negara
terutama di negara maju kegiatan ini sudah terbiasa. Proses pembelajaran di perguruan tinggi
apalagi, tidak hanya di luar negeri namun di Indonesia juga sudah terbiasa dilaksanakan, namun
untuk pembelajaran pada tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah belum begitu populer
sehingga diperlukan persiapan yang sungguh-sungguh agar bisa berjalan dengan baik.

Perkembangan zaman akan menuntut perubahan peradaban, dan hal ini akan berdampak pada
cara atau metode pembelajaran yang sudah biasa dilakukan. Pada zaman yang serba teknologi
seperti saat ini, tidak menutup kemungkinan Proses Belajar Mengajar (PBM) selanjutnya akan
dilaksanakan secara daring, mengingat efektifitas dalam kegatan transfer ilmu pengetahuan yang
sangat baik, cepat, mudah dan murah.

Perubahan peradaban dan metode ini menuntut stakeholder pendidikan untuk mempersiapkan
diri dalam mengikuti perkemabangan zaman seperti saat ini. Tak ada seorangpun yang dapat
membantah ataupun menolak pesatnya perkembangan teknologi ini, bahkan kalau ada yang
menolaknya, maka siap-siap saja akan tertinggal, bahkan akan terlindas oleh orang lain.

Teknologi ibarat dua mata pisau yang masing-masing memiliki peran yang sama besarnya, yaitu
sisi positif dan negatif yang memberikan pengaruh terhadap perubahan peradaban manusia.
Seluruh aspek kehidupan saat ini tidak bisa lepas dari teknologi, oleh karena itu literasi teknologi
sangat penting bagi masyarakat, agar penggunaan teknologi betul-betul bermanfaat tanpa
merugikan dan juga berdampak negatif terhadap tatanan kehidupan.

Di balik masalah dan keluhan tersebut, ternyata juga terdapat berbagai hikmah bagi pendidikan
di Indonesia. Diantaranya, siswa maupun guru dapat menguasai teknologi untuk menunjang
pembelajaran secara online ini.
Di era disrupsi teknologi yang semakin canggih ini, guru maupun siswa dituntut agar memiliki
kemampuan dalam bidang teknologi pembelajaran. Penguasaan siswa maupun guru terhadap
teknologi pembelajaran yang sangat bervariasi, menjadi tantangan tersendiri bagi mereka.
Dengan adanya kebijakan Work From Home (WFH), maka mampu memaksa dan mempercepat
mereka untuk menguasai teknologi pembelajaran secara digital sebagai suatu kebutuhan bagi
mereka.

Tuntutan kebutuhan tersebut, membuatmereka dapat mengetahui media online yang dapat
menunjang sebagai pengganti pembelajaran di kelas secara langsung, tanpa mengurangi kualitas
materi pembelajaran dan target pencapaian dalam pembelajaran.

Berbagai media pembelajaran jarak jauh pun dicoba dan digunakan. Sarana yang dapat
digunakan sebagai media pembelajaran online antara lain, e-learning, aplikasi zoom, google
classroom, youtube, maupun media sosial whatsapp.

Sarana sarana tersebut dapat digunakan secara maksimal, sebagai media dalam melangsungkan
pembelajaran seperti di kelas. Dengan menggunakan media online tersebut, maka secara tidak
langsung kemampuan menggunakan serta mengakses teknologi semakin dikuasai oleh siswa
maupun guru. Setelah pendidik mampu menguasai berbagai sarana pembelajaran online, maka
akan tercipta pemikiran mengenai metode dan model pembelajaran lebih bervariasi yang
belumpernah dilakukan oleh pendidik. Misalnya, guru membuat konten video kreatif sebagai
bahanpengajaran.

Dalam hal ini, guru lebih persuasif karena membuat peserta didik semakin tertarik dengan materi
yang diberikan oleh guru melalui video kreatif tersebut. Peserta didik tentu akan dapat
memahami apa yang dijelaskan oleh guru melalui video kreatif yang dibuat oleh guru tersebut.
Sehingga dengan adanya penerapan model pembelajaran di rumah ini, membuat siswa tidak
merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran secara online.

Penggunaan teknologi dalam menyelesaikan tugas pada siswa, juga dapat menimbulkan
kreativitas dikalangan siswa dalam mengembangkan pengetahuan yang telah mereka miliki.
Dengan metode pembelajaran yang bervariasi dari guru, mereka dapat menciptakan suatu produk
pembelajaran kreatif yang dapat mengembangkan pemikiran melalui analisis mereka sendiri,
tanpa keluar dari pokok bahasan materi yang telah disampaikan oleh guru. Adanya pandemi
covid-19 juga memberikan hikmah yang lainnya. Pembelajaran yang dilakukan di rumah, dapat
membuat orang tua lebih mudah dalam memonitoring atau mengawasi terhadap perkembangan
belajar anak secara langsung.

Orang tua lebih mudah dalam membimbing dan mengawasi belajar anak dirumah. Hal tersebut
akan menimbulkan komunikasi yang lebih intensif dan akan menimbulkan hubungan kedekatan
yang lebih erat antara anak dan orang tua.
Orang tua dapat melakukan pembimbingan secara langsung kepada anak mengenai materi
pembelajaran yang belum dimengerti oleh anak. Dimana sebenarnya orang tua adalah institusi
pertama dalam pendidikan anak. Dalam kegiatan pembelajaran secara online yang diberikan oleh
guru, maka orang tua dapat memantau sejauh mana kompetensi dan kemampuan anaknya.
Kemudian ketidakjelasan dari materi yang diberikan oleh guru, membuat komunikasi antara
orang tua dengan anak semakin terjalin dengan baik. Orang tua dapat membantu kesulitan materi
yang dihadapi anak.

Selain itu juga Pemerintah pada saat pandemi COVID-19 sudah berubah kebijakan dari
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menjadi kondisi NEW NORMAL dengan protokoler
yang ketat berdasarkan kebijakan social distancing atau physical distancing yang menjadi dasar
pelaksanaan belajar dari rumah dengan pemanfaatan teknologi sebagai media pembelajaran yang
secara tiba-tiba, tidak heran membuat tenaga pendidik dan peserta didik kaget termasuk orang
tua.

Dari berbagai keluhan diatas dapat menjadi tantangan bagi para tenaga pendidik, bagaimana cara
mereka tetap memberikan motivasi kepada peserta didik dalam melakukan pembelajaran online
ini. Seorang tenaga pendidik harus mampu menginovasi dirinya dan peserta didik, maksudnya
guru/dosen disini harus mampu membangkitkan semangat motivasi peserta didik dengan
penjelasan materi dan tugas yang berbeda dengan berbagai metode belajar yang menarik.

Saat ini sangat diperlukan media social pemerintah seperti TVRI bergeser fungsi dari hiburan
menjadi ruang pembelajaran secara nasional dan tv swasta, bisa dimanfaatkan agar anak didik
makin mendapatkan ilmu yang banyak dengan kualitas yang sama dikota maupun di desa.

Generasi milenial, sekarang mungkin sudah lebih aman belajar dirumah, daripada repot dengan
segudang peraturan jika keluar rumah. Oleh karena itu pemerintah segera bertindak memberikan
kelonggaran untuk memberikan pulsa murah untuk pelajar, agar mereka bisa online setiap saat,
ini juga sekaligus mengurangi beban orang tua. Karena bagi kaum milenial pulsa/paket lebih
penting daripada makan atau jajan lainnya.

Dari pembelajaran daring ada beberapa dampak positif dan negatif bagi para siswa dimasa
pandemi diantaranya:

1) Meningkatkan kemandirian siswa dalam mencari informasi baru mengenai pembelajaran,


mengajarkan sebagian siswa disiplin waktu, mengasah pola pikir siswa untuk mengembangkan
dirinya, dan Menumbuhkan rasa tanggu jawab yang tinggi pada siswa.

2) Pembelajaran Online terhadap Prestasi Siswa diantaranya: Membuat siswa mengalami


kesulitan belajar dalam memahami materi, Banyaknya guru yang menggunakan metode
penugasan kepada siswa,
3) Dampak Negative terhadap akhlak, yaitu dikarenakan siswa wajib memiliki Handphone
android, karena semua tugas yang diberikan oleh guru biasanya melalui aplikasi Whaatsap,
sekilas memang memudahkan bagi siswa, karena cukup membuka grup WA mereka sudah bisa
mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya. Namun dibalik kemudahan itu juga ada dampak
negatifnya yaitu porsi waktu antara mengerjakan tugas dengan bermain game, maka porsi waktu
bermain game jauh lebih lama daripada porsi waktu mengerjakan tugas, sehingga pada akhirnya
siswa lebih banyak bermain gamenya daripada mengerjakan tugas.

Hal ini berdampak siswa menjadi kecanduan bermain game, sehingga mestinya waktu yang ada
digunakan untuk hal-hal yang positif menjadi terabaikan, apalagi orang tuanya yang selalu
menekankan kedisiplinan dalam melaksanakan ibadah seperti sholat menjadi terganggu,
sehingga terjadilah pertengkaran antara orang tua dengan anaknya, dikarenakan anaknya tidak
mau melaksanakan perintah orang tuanya. Hal inilah yang menjadi penyebab menurunnya akhlak
siswa dari dampak negative pembelajaran daring ini.

Selain itu menurut sumber Sonia Anggianita, Yusnira, Muhammad Syahrul Rizal peneliti karya
Ilmia mengenai Persepsi Guru terhadap Pembelajaran Daring di SMAN Negeri 013 Kumantan

Berdasarkan hasil wawancara guru mengatakan bahwa masih ada beberapa peserta didik dikelas
rendah yang belum mampu mengikuti pembelajaran dengan baik . bagi murid yang belum bisa
mengikuti pemebelajaran daring dengan baik guru hanya menyampaikan pesan kepada orang
tuanya agar lebih memperhatikan anaknya saat belajar mengasah kemampuannya. Selain itu,
faktor yang sangat berpengaruh adalah peserta didik di kelas rendah masih membutuhkan contoh
langsung dari guru atau pembelajaran masih berpusat kepada guru. \

Sementara dalam pembelajaran daring peserta didik hanya diberikan tugas tanpa ada penjelasan
langsung dari guru.

Pembelajaran secara daring juga membuat kurang optimalnya penyampaian materi


pembelajaranyang disampaikan kepada peserta didik, sehingga pembelajaran dirasa kurang
bermakna bagi peserta didik.

Dalam penyampaian materi metode yang digunakan guru juga terbatas, mengingat sulitnya
mendapatkan kuota baik orang tua peserta didik maupun guru, pembelajaran hanya dilakukan
dalam grup di aplikasi yaitu WA. Namun meskipun demikian, tidak ada perubahan dalam
banyaknya porsi kerja guru dalam menyiapkan proses pembelajaran yang terbaik bagi peserta
didik. Dalam pelaksanaan pembelajaran daring guru masih merasa bingung dan menganggap
respon yang diharapkan tidak pasti. Pihak guru pun merasa kewalawan saat pembelajaran daring
karena guru harus menyiapkan materi dan tugas untuk satu minggu untuk dikerjakan di rumah
oleh peserta didik. Apalagi masih ada beberapa dari peseta didik yang tidak memiliki android
atau sebagainya yang mendukung pembelajaran daring. Sehingga murid harus mengambil tugas
kesekolah
Hasil wawancara menyatakan bahwa ada sebagian dari orang tua murid tidak menggunakan
perangkat-perangkat yang memadai. Dalam pelaksanaan pembelajaran secara daring yang
dilakukan di rumah, salah satu keterbatasan dalam pelaksanaan ini ialah sarana dan prasarana
yang mendukung, seperti laptop, komputer, handphone, kouta internet dan lain sebagainya.
Sarana prasarana menjadi begitu penting dalam mengakomodasi pelaksanaan pembelajaran bagi
peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran daring dirasa belum optimal dalam penyampaian materi
pembelajaran kepada peserta didik, karena biasa belajar di kelas secara face-to-face, sekarang
penyampaian materi melalui sebuah wadah. Sehingga pembelajaran menjadi tidak bermakna
bagi peserta didik.

Salah satu faktornya ialah pembelajaran tidak dilakukan dengan tatap muka secara langsung,
proses pembelajaran lebih difokuskan dalam bentuk penugasan kepada peserta didik. Ditambah
dengan kurangnya minat peserta didik, karena pembelajaran dilakukan melalui sebuah grup di
aplikasi yang dominan berisi teks.

Berdasarkan pengakuan dari wali kelas Kendala dalam proses pembelajaran daring salah satunya
adalah jaringan yang lamban, sehingga informasi ataupun materi yang disampaikan memerlukan
waktu yang cukup lama untuk di terima oleh orang tua, atau pun sebaliknya.

Hal ini juga faktor dari jarak dan keterbatasan jaringan yang berada di lingkungan tempat tinggal
peserta didik. Hasil wawancara guru menyatakan bahwa dalam pembelajaran, materi yang
disampaikan terkadang tidak sejalan dengan apa yang ditargetkan guru. Dan dalam pengumpulan
tugas pun peserta didik dan orang tua kewalahan, dan memberikan berbagai alasan yang kepada
guru, padahal guru sudah memberikan jangka waktu yang cukup lama.

Dilihat dari salah satu faktor yang mempengaruhi, yakni kuota internet menjadi kendala utama
dalam proses pembelajaran daring, karena kuota internet mengakomodasi lancarnya proses
pembelajaran daring. Berdasarkan hasil wawancara tantangan bagi guru dalam proses
pembelajaran daring ialah penugasan yang diberikan kepada peserta didik tidak sepenuhnya
peserta didik yang melakukan, adanya campur tangan orang tua dalam proses penugasan.
Namun, ada juga orang tua yang tidak dapat membersamai dirumah, sehingga tidak ada yang
dapat membantu dalam mengakomodasi sarana pembelajaran peserta didik.

keterbatasan media juga menjadi kendala saat pelaksanaan pembelajaran daring dilaksanakan,
masih ada peserta didik dan orang tua yang belum melek teknologi bahkan belum memiliki hp
android. Sehingga guru harus memprintkan materi dan tugas yang harus dikerjakan dan
mengantarkan ke rumah tiap-tiap peserta didik yang belum memiliki andriod. Saat diwawancarai
guru mengatakan bahwa tidak ada kelebihan dalam pembelajaran daring ini yang dirasakan di
kelas rendah hanya kekurangan saja.

Diatas adalah pendapat guru mengenai pembelajaran daring, selanjutnya menurut Etika Widi
Utami Penulis karya Ilmia Kendala dan Peran Orangtua dalam Pembelajaran Daring Pada Masa
Pandemi Covid-19
Pembelajaran pada masa pandemi covid-19 di Desa Rogoselo, Kecamatan Doro, kabupaten
Pekalongan dilakukan secara daring, dengan berbagai cara yang dilakukan oleh guru. Baik
melaui whatsap, google clasroom, dan sebagainya. Berkaitan dengan itu tentu terdapat
kontroversi. Terlebih kondisi orang tua yang tidak memungkinkan untuk selalu mengawasi
anakya dalam belajar, menimbulkan tidak efektifnya pembelajaran tersebut. Karena
pembelajaran daring harus adanya peran serta orang tua di dalamnya. Berkaitan dengan hal itu
maka akan dibahas terkait kendala dan peran orang tua pada pembelajaran daring di masa
pandemi covid-19.

(1) Kendala Orang Tua Dalam Proses Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi Covid19
Penelitian ini dilakukan terhadap orang tua murid melalui wawancara secara langsung.
narasumber yang pertama merupakan orang tua pekerja yang anaknya kelas 6

Sekolah Dasar. Berikut kutipan wawancara dengan narasumber :

Pewawancara : pada pembelaajran daring hal utama apakah yang menjadi kendala?

Narasumber : Hanphonennya itu rusak, jadi susah jika mengikuti pembelajaran. Anak saya harus
tanya temannya, ada tugas apa saja dari guru.

Pewawancara : selain Hanphonenya rusak, yang menjadi kendala lain apa?

Narasumber : terkadang sinyalnya susah. Saya juga tidak bisa mengawasi secara pebuh akan
saya pada saat belajar, karena saya sibuk bekerja.

Pewawancara : bagaimana terkait sinyal internetnya, apakah susah atau mudah?

Narasumber : Sinyal terkadang susah kadang mudah.

Pewawancara : agaimana sistem pembelajaran secara daring yang dilakukan?

Narasumber : guru mengirim tugas memalui whatshap, tugasnya dilakukan secara individu dan
terkadang berkelompok.

Pewawancara : apakah ada perubahan sikap anak setelah pembelajaran daring?

Narasumber : ada namun tidak terlalu, hanya saja jika tugas-tugas yang diberikan terlalu susah,
terkadang anak saya emosi. Anak saya terkadang bertanya kepada saya, namun materinya juga
susah. Saya tidak memahaminya. Sebagain kecil saja yang saya mengerti.

Hasil wawancara tersebut dapat ditemukan berbagai macam kendala yaitu : tidak adanya
hanphone, membuat anak harus bertanya kepada temannya untuk mengetahui materi maupun
tugas yang telah diberikan oleh guru pada hari itu. Selain itu sinyal juga terkadang susah. Orang
tua tidak bisa mengawasi anak secara penuh karena sibuk bekerja, bisa mendampingi sesekali
saja. Adapun tugas-tugas yang diberikan guru terlalu banyak. Anak juga terkadang emosi jika
tugasnya terlalu susah, dan bertanya kepada orang tua namun orang tua juga tidak memahami
tersebut, hanya sebagian saja yang dimengerti.

Wawancara kedua dilakukan terhadap narasumber yang merupakan orang tua

pekerja dengan anak kelas 2 Sekolah Menengah Pertama. Berikut kutipan wawancara dengan
narasumber :

Pewawancara : apakah kendala yang mendasar pada pembelajaran daring ini?

Narasumber : kuota internet yang mahal

Pewawancara : apakah Ibu selalu mendampingi anaknya dalam belajar?

Narasumber : tidak, anak saya bertanya jika da yang tidak dimenegrti saja. Biasanya pelajaran
bahasa jawa. Bapaknya juga sibuk bekerja, jadi tidak bisa mendampingi.

Pewawancara : bagaimana prestasi belajarnya, apakah menurun?

Narasumber : tidak menurun, hanya anak kadang malah tidur larut malam

Pewawancara : apakah ada perubahan sikap pada anak ketika pembelajaran daring ini?

Narasumber : tidak ada, namun sesekali merasa kesal jika tugastugasnya terlalu banyak

Hasil wawancara tersebut tidak terlalu banyak adanya kendala, hanya terdapat beberapa kendala
yaitu: kuota internet yang mahal. Orang tua tidak bisa mendampingi secara penuh karena
sibukbekerja, seskali anak bertanya terkait pelajaran yang dianggap kurang mengerti yaitu
bahasa jawa. Namun prestasi belajarnya tidak menurun. Tapi negatifnya anak sering tidur larut
malam dan psikis anak menjadi mudah marah karena tugas-tugasnya teralau banyak.

Wawancara ketiga dilakukan terhadap narasumber yang merupakan orang tua (Ibu) tidak bekerja
dan (Ayah) bekerja dengan anak kelas 4 Sekolah Dasar. Berikut kutipan wawancara dengan
narasumber :

Pewawancara : pada pembelajaran daring hal utama apakah yang menjadi kendala?

Narasumber : sinyal internetnya terkadang susah.

Pewawancara : apakah anak selalu memahami akan materi yang diberikan oleh guru?

Narasumber : terkadang tidak, dan saya juga kurang mengerti. Jadi tidak bisa sepenuhnya
membimbing anak saya

Pewawancara : jika ada hal-hal yang tidak dimgerti, tindakan apa yang ibu lakukan?
Narasumber : saya mengajari anak sebisanya saya saja mbak

Pewawancara : apakah ada perubahan sikap anak setelah pembelajaran daring?

Narasumber : tidak ada

Pewawancara : bagaimana terkait waktu untuk mendampingi anak belajar?

Narasumber : waktunya menjadi lebih, saya merasa terbebani dengan adanya pembelajaran
daring.

Hasil wawancara tersebut dapat ditemukan berbagai macam kendala yaitu: sinyal

internet yang terkadang susah. Orang tua bisa mendampingi, namun tidak semua

memahami atau mengerti materi tersebut. Sehingga yang diajarkan hanya sebisanya saja.

Waktu perhatian kepada anak menjadi lebih, merasa lebih terbebani dibandingkan dengan

pembelajaran tidak daring.

Wawancara keempat dilakukan terhadap narasumber yang merupakan orang tua pekerja

dengan anak kelas 4 Sekolah Dasar. Berikut kutipan wawancara dengan narasumber:

Pewawancara : apakah kendala yang mendasar pada pembelajaran daring ini?

Narasumber : saya tidak bisa penuh dalam mengawasi anak dalam belajar, karena sibuk

bekerja. Tugas yang diberikan guru terlalau banyak, anak sering mengeluh

akan hal itu.

Pewawancara : jika tugas terlalu banyak, langkah apa yang anda ambil sebagai orang tua?

Narasumber : terkadang malah saya yang mengerjakan tugasnya, tapi tidak sering. Saya

lebih menjaga emosi anaknya saya agar tidak stres.

Pewawancara : bagaimana terkait prestasinya?

Narasumber : prestasinya menurun. Anak kurang paham akan materi tersebut, saya juga

tidak bisa selalu membimbing anak saya. Jadi prestasi anak saya menurun

Pewawancara : apakah ada kendala dengan internet?

Narasumber : tidak ada


Hasil wawancara tersebut dapat ditemukan berbagai macam kendala yaitu : orang

tua tidak bisa mendampingi anak secara penuh, karena keduanya sibuk bekerja. Anak

sering mengeluh karena tugas yang diberikan terlalau banyak. Terkadang orang tua

mengerjakan tugas anaknya. Tugas-tugas yang terlalu banyak membuat khawatir orang

tua, takutnya anak menjadi stres. Maka orang tua berusaha menjaga emosi anak agar tidak

stres. Berkaitan dengan hal itu maka prestasi anak menurun. Karena anak sudah terbebani

dengan tugas yang begitu banyak dan tidak paham kana materi atau tugas yang harus

dikerjakan.

Wawancara keempat dilakukan terhadap narasumber yang merupakan orang tua

Ibu tidak bekerja dan Ayah bekerja dengan anak kelas 1 Sekolah Menengah Pertama.

Berikut kutipan wawancara dengan narasumber:

Pewawancara : apakah Ibu selalu mengawasi atau mendampingi anaknya dalam

belajar daring?

Narasumber : hanya sesekali saja, saya juga tidak mengerti materinya.

Pewawancara : jadi tidak ikut membimbing ya?

Narasumber : tidak, saya hanya sekadar mengingatkan saja. Apakah tugasnya sudah

dikerjakan.

Pewawancara : apakah anak Ibu menjadi sering bermain dari pada belajar?

Narasumber : iya menjadi sering bermain kalau syaa perhatikan

Pewawancara : apakah ada kendala dengan internet?

Narasumber : sinyalnya itu yang terkadang susah, dan anaka saya mengeluh jika

tugasnya terlalu banyak.

Hasil wawancara tersebut dapat ditemukan berbagai macam kendala yaitu : orang tua hanya
sesekali mendampingi anaknya, karena orang tua juga tidak mengerti atau paham akan materi
tersebut. Jadi hanya sekadar mengingatkan saja, terkait tugasnya sudah dikerjakan atau belum.
Berkaitan dengan hal itu, sinyal internet juga terkadang susah. Sinyal internet yang terkadang
susah tentu menghambat jalannya pembelajaran. Beberapa hasil wawancara tersebut dapat
disimpulkan terdapat berbagai macam kendala yang dihadapi orang tua pada proses
pembelajaran yang dilakukan di rumah.

Mulai dari jaringan internet yang terkadang susah, hal ini tentu sangat menghambat proses
pembelajaran. Bahkan ada siswa yang hanphonenya rusak, sehingga harus bertanya kepada
temannya untuk bisa tetap mengikuti pembelajaran. Begitu banyak tugas yang diberikan
membuat siswa jenuh bahkan stres. Orang tua yang sibuk bekerja, anak menjadi kurang
diperhatikan, sehingga prestasi belajar anak menurun. Namun demikian orang tua yang hanya
salah satu saja yang bekerja juga merasa terbenani akan hal ini.

Orang tua yang tingkat pendidikannya rendah, dan tentunya materi pembelajaran yang dialami
dahulu dengan sekarang berbeda, tidak banyak orang tua pahami. Hasilnya apa yang diajarkan
oleh anaknya sesuai dengan kemampuan orang tuanya. Selain hal itu orang tua yang tidak hanya
membimbing anaknya, juga harus memperhatikan psikis anak. Hal ini tentu menjadi suatu yang
harus lebih diperhatikan. Nilai yang baik namun setiap harinya naak stres, hal ini akan tidak baik.
Namun hendaknya seimbang. Secara umum kendala yang mendasar yaitu orang tua tidak bisa
mendampingi secara penuh dan menjawab pertanyan-pertanyaan atau membantu memecahkan
akan materi yang kurang dipahami oleh anak.

(2) Peran Orang Tua Dalam Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi Covid-19 Dukungan
orang tua dan semangat untuk kegiatan belajar di rumah dan didukung dengan keterlibatan guru
pada pemberian materi belajar sangat penting untuk

keberlangsungan pendidikan anak. Hal ini didukung dengan semakin banyak pendapat ahli
menyatakan bahwa membangun relasi yang baik antara anak, orang tua, dan sekolah dalam
mendukung proses pembelajaran, mampu memberikan hal positif dalam pembelajaran, dan
dibarengi dnegan hasil belajar yang lebih baik. Seperti diketahui bahwa orang tua adalah
pendidik utama bagi anaknya.

Menurut (Ahmadi, 2004: 43) menyatakan peran orang tua sangat penting. Orang tua adalah guru
pertama yang dimiliki oleh anak. Baik buruknya anak banyak dipengaruhi oleh pola asuh orang
tua. Oleh karena itu tanggung jawab orang tua sangat kompleks. Berbagai aspek menjadi
tanggung jawabnya, mulai dari pendidikan, gaya hidup.

Pendidikan juga bukan hanya formal saja, pendidikan non formal juga menjadi tanggung jawab
orang tua. Bagaimana cara agar orang tua dapat mendidik anaknya dengan baik dan benar, agar
mampu menhdapai tantangan yang akan datang.

Proses pembelajaran ynag dilakukan di rumah menjadi hal yang sangat baik, karena hubungan
keluarga lebih terlihat. Selain itu anak menjadi dekat dengan orang tua. Berbagai hal banyak
dilakukan pada saat pembelajaran di rumah antara orang tua dan anak.
Rasa tanggung jawab akan lebih terlihat, selalu memberikan motivasi juga sangat diperlukan.
Karena pada saat pembelajaran di rumah anak mudah bosan, di sini orang tua dituntut sabar dan
harus mampu mengondisikan proses pembelajaran. Hal itu selaras dengan Zahrok (2018) bahwa
keluarga berperan penting dalam menanamkan kebiasaan dan pola tingkah laku, serta
menanamkan nilai, agama, dan moral sesuai dengan usia dan budaya di keluarganya.

Konsep pembelajaran jarak jauh memaksa orang tua untuk dapat menggunakan teknologi.
Karena orang tua akan mengajarkan teknologi tersebut kepada anaknya. Orang tua harus kreatif
dan inovatif dalam menyiapkan pelaksanaan pebelajaran daring dan memberikan bimbingan atau
tuntunan kepada anak agar dapat memanfaatkan akses teknologi modern dalam proses
pembelajaran yang nantinya juga akan meningkatkan kualitas dari anak itu sendiri (Prasojo &
Riyanto, 2011).

Prestasi belajar dengan sistem belajar dari rumah lebih banyak ditentukan oleh peran orang tua.
Menangapi hal itu orang tua harus mampu memberikan perannya yang terbaik. Misalnya
penjadwalan dalam belajar, menerapkan kedisiplinan yang lebih. Berikan hadiah jika anak
berhasil menegrjakan tugas dengan baik.

Apabila menemui kesulitan dalam pemahaman materi, segera melakukan komunikasi dengan
guru yang bersangkutan. Orang tua harus senatiasa menjalin hubungan yang baik kepada semua
guru, hal ini mendukung proses pembelajaran. Dengan tindakan itu anak menjadi lebih terarah
dalam belajar, walaupun orang tua kurang memahami materi tersebut.Selain itu lakukanlah
evaluasi, bagaimana hasil belajar anak apakah sudah baik.

Jika belum baik, hal apa yang perlu dibenahi. Intensitas belajaranya ataukah hal lain. Selalu
memberikan motivasi kepada anak. Jangan memarahi atau bahkan memberikan hukuman jika
anak tidak bisa atau kurang memahami materi pelajaran. Karena di sini peran orang tua sangat
diperlukan. Orang tua bukan hanya sekadar pemenuh kebutuhan finansial, namun bimbingan-
bimbingan inilah yang lebih penting untuk perkembangan anak. Jika hal ini tidak seimbang atau
bahkan tidak diberikan maka tumbuh kembang anak menjadi kurang. Selain berdampak pada
prestasi hasil belajar. Karakter yang dimiliki anak menjadi kurang baik.

B. Isi penelitian
Sekarang sesuai judul penelitian, sekarang kendala Kendala siswa-siswi kelas 11 IPA 3 SMAN 3
Palu dalam pembelajaran online.

Berdasarkan perumusan masalah telah diteliti keberapa siswa di kelas XI Ipa 3 melalui Google
form dan wawancara langsung beberapa dari mereka menjawab seperti ini:

Pertanyaan pertama

-Apa saja kendala kalian selama masa pembelajaran online?


Siswa 1: “Kendala saat pembelajaran Online yang paling mengganggu itu saat guru menjelaskan
jaringan nya jelek, jadi terputus putus”

Siswa 2: “Kendala saat Pembelajaran daring paling sering jaringan jadi tidak saat masuk di
Google meet’’

Siswa 3; “Kalau awal pas pertama daring yang jadi kendalanya itu Kuota tapi pas masuk
pertengahan daring sudah masuk kuota dari Pemerintah”

Siswa 4: “Saat pas daring kan lagi dikampung jadi sering mati lampu”

Siswa 5: “Saat daring kendalanya lebih ke jaringan “

Dari beberapa siswa yang paling sering menjadi kendala ketika daring rata rata adalah
permasalahan jaringan

Pertanyaan kedua:

- Apa alasan siswa menunda dan tidak mengirimkan tugas Via Clasroom?

Siswa 1: “Pernah tidak kirim tugas karena kadang lambat jadi pas mau mengirm takut dimarah
karena lambat”

Siswa 2 :“Pernah tidak kerja tugas karena tugasnya menumpuk jadi membuat saya lupa
mengerjakan tugas”

Siswa 3; “Pernah lambat mengirim tugas karena susah nya soal dan bertabrkan dengan tugas
lainnya jadi tertunda mengirimnya”

Siswa 4: “Pernah lambat mengirimkan tugas karena kadang sedang ada keperluan diluar”

Siswa 5: “Pernah tidak mengirimkan tugas karena clasroom tidak terbuka”

Pertanyaaan ketiga

- Hal apa saja yang membuat siswa tidak masuk kelas daring di Via Google Meet?

Siswa 1: “Tetap masuk hanya saja kadang lambat”

Siswa 2: “Karena jaringan”

Siswa 3: “Karena jaringan sudah masuk tapi terkeluar sendiri”

Siswa 4: “Sudah masuk ke meet tapi jaringan jelek jadi suara terdenagr terputus putus”

Pertanyaan keempat

-Apakah ada kompetensi yang perlu diperbaharui oleh guru dalam mengajar daring?
Siswa 1: “Ada, untuk guru guru kedepannya lebih tepat waktu dan lebih mengerti untuk
mengasih tugas ke siswanya, karena pada saat daring banyak guru yang mengirimkan tugas pada
bukan jadwal mata pelajarannya jadi bertabrkan dengan tugas lainnya

Dari hasil wawancara diatas terjawab sudah beberapa kendala murid pada masa pembelajaran
daring, dari hasil wawancara diatas pada pertanyaan pertama kendala para siswa ada pada
jaringan hampir sama dengan penelitian pendapat orang tua dan guru. Dengan pernyataan
tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kendala para siswa SMA Negeri 03 Palu ada pada
jaringan bahkan bukan hanya siswa SMA Negeri 03 Palu, seluruh siswa di Indonesia memiliki
kendala di jaringan.

Sedangkan pada pertanyaan kedua dan ketiga jawaban bermacam macam dari siswa yang
membuktikan siswa belum beradaptasi dengan sistem belajar daring sehingga membuat mereka
kesulitan menyesuaikan waktu dalam pembelajaran online

Pada pertanyaan ke empat ada siswa yanng menjawab dan sudah mewakili seluruh isi hati siswa
lainnya dan membuktikan bahwa para siswa merasakan lebih banyak tugas saaat daring karena
ada beberapa guru mengirimkan tugas disaat bukan jam mata pelajarannya sehingga bertabrakan
dengan tugas yang lain nya.
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Proses pembelajaran jarak jauh yang dilaksanakan saat ini belum dapat disebut sebagai kondisi
belajar yang ideal, melainkan kondisi darurat yang harus dilaksanakan. Masih terdapat berbagai
kendala sehingga semua pembelajaran dapat optimal.

Pemerintah bekerja sama dengan berbagai pihak terkait melakukan berbagai upaya untuk dapat
mengatasi permasalahan yang terjadi dalam PJJ, baik dari sisi regulasi, peningkatan kesiapan
pendidik, serta perluasan jaringan dan akses sumber belajar, agar dapat berjalan secara efektif
dan efisien. Namun demikian, upaya tersebut perlu terus ditingkatkan agar optimalisasi PJJ tidak
hanya untuk kondisi darurat seperti saat ini tetapi juga untuk dilaksanakan dalam situasi normal
sesuai dengan kebutuhan belajar. Pemerintah terus berupaya mendorong sinergitas berbagai
sektor terkait agar upaya peningkatan kualitas pendidikan, baik dalam masa darurat Covid-19
maupun penyelenggaraan pendidikan keberlanjutan di masa depan dapat dioptimalkan.

B. Saran
Saran penulis dalam penelitian ini diharapkan Guru dan Siswa saling mengerti kondisi
masing masing dan murid harus beradaptasi dalam pembelajaran daring ini sehingga
tidak mengulang Mata pelajaran dan menggangu siswa yang lainnya karena
memperlambat penerimaan hasil nilai akhir semester.
DAFTAR PUSTAKA
KENDALA SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DARING SELAMA

PANDEMI COVID-19 DI SMPN SATAP 1 LADONGI

Dosen Program Studi administrasi Pendidikan Universitas Muhammadiyah

(Asrul, S.Pd.,M.Pd)

PERAN ORANG TUA DALAM PEMBELAJARAN DARING DI MASA

PANDEMI COVID 19 PADA KELOMPOK B.5

TK KEMALA BHAYANGKARI BONE

Nurhasanah R

Kendala dan Peran Orangtua dalam Pembelajaran Daring Pada

Masa Pandemi Covid-19

Etika Widi Utamia

Jurnal Kajian Ilmiah (JKI)

e-ISSN: 2597-792X, ISSN: 1410-9794

Edisi Khusus No. 1 (Juli 2020), Halaman: 1 – 3

Terakreditasi Peringkat 5 (SINTA 5) sesuai SK RISTEKDIKTI Nomor. 3/E/KPT/2019

Available Online at http://ejurnal.ubharajaya.ac.id/index.php/JKI

Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Dunia

Pendidikan

Matdio.Siahaan1
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai