Anda di halaman 1dari 12

Laporan OIA No.

38/VI - SSRE/07

PT. BINA SAWIT ABADI PRATAMA / SERUYAN ESTATE


LAPORAN INTERNAL AUDIT NO.38/VI ~ SSRE/07
KUNJUNGAN TANGGAL 09 S.D. 16 NOVEMBER 2007

Kepada : Chief Executive Officer


Dari : Operations Internal Audit

A. DASAR PENUGASAN DAN SCOPE PEMERIKSAAN

Pemeriksaan pada Seruyan Estate dilaksanakan berdasarkan Surat Tugas dari CEO
No.190/OIA/ST/10/07 tanggal 22 Oktober 2007, dilakukan oleh Albert Alimin, Dikie
Herdian dan Adzan Riyadi dengan scope pemeriksaan sebagai berikut:

NO SCOPE PEMERIKSAAN
1 Administrasi Kas Bank dan Memorial
2 Aktiva Tetap Bukan Tanaman
3 Pemeliharaan Tanaman dan Areal Kebun
4 Produksi Tanaman
5 Pengupahan dan Personalia

B. TEMUAN PEMERIKSAAN DAN INFORMASI LAPORAN INI

Berikut ini adalah temuan pemeriksaan yang sifatnya informatif dan secara global telah
didiskusikan dan diketahui oleh Region Controler Kalteng 2, Estate Manager, KTU, dan
Para Asisten Agronomi.

1. ADMINISTRASI KAS BANK DAN MEMORIAL

1.1. BEBERAPA TRANSAKSI KEUANGAN TIDAK SESUAI KETENTUAN

a. Biaya Operasional Dicatat Sebagai Uang Muka


Terdapat beberapa transaksi pembelian barang dan upah oleh pihak unit
dicatat ke Account 15000900 Biaya Lainnya Yang Dibayar Dimuka, dan
sampai dengan tanggal 12/11/07 terakumulasi sebesar Rp.4,9 juta dengan
perincian sbb. :

No Tgl Keterangan Ref Nilai Terlambat


Dok. (Hari)
101866 25/06/0
5 7 By 10 Kg Pemb Paku U/Rangka Antigonon CV/047/06/2007 100.000 140
101866 25/06/0 By 6 Kg Paku,2 Kg Cat Platon U/Pamlet ( 9
6 7 UN ) CV/048/06/2007 174.500 140
102813 05/09/0 By Pemb 10 Kg Paku 4 " & 4 Kg Paku 3"
8 7 U/Antigonon CV/002/09/2007 98.000 68
103260 28/10/0 By Pemb Engsel,Cat ,Kuas U/Kotak Mutasi
2 7 Staff CV/031/01/07 413.250 15
103420 08/11/0 CV/
3 7 By Pemb Spart Part DT.04,MF02 002/011/2007 93.000 4
103420 08/11/0 By Pemb Kawat Loket dll U/Cucian Kap CV/
4 7 Divisi 003/011/2007 308.000 4
103420 08/11/0 CV/
6 7 By Pemb Alat- Alat TPA 005/011/2007 320.350 4
102234 26/07/0 Pembuatan Anjang-Anjang Anti Gonon 1.743.50
0 7 EPDV Jul'07 Gaji BHL EPDV 0 109
102488 14/08/0 Gaji BHL
5 7 Buat Kawat Anyaman Anti Gonon Kantor 104.500 90
102599 27/08/0
3 7 Buat Anjang2 Anti Gonon Kayu Sambungan Gaji BHL EPDV 288.500 77
102851 14/09/0
1 7 Buat Anjang Anti Gonon Gaji BHL EPDV 229.500 59
103251 29/10/0 Pembuatan Anjang2 Antigonon Tanpa Kawat
0 7 Okt'07 Gaji BHL EPDV 121.500 14

1
Laporan OIA No.38/VI - SSRE/07

103286 31/10/0 Pembuatan Antigonon Dgn Sambungan


8 7 Tanpa Kawat Gaji BHL EPDV 193.500 12
102430 07/08/0 5 Kg Paku 3" Utk Pembuatan Bingkai Kwt
6 7 Anti Gonon Jurnal Koreksi 34.000 97
102430 07/08/0 2 Kg Paku 2.5" U/Pembuatan Bingkai Kwt
7 7 Anti Gonon Jurnal Koreksi 13.582 97
102430 07/08/0 B/M Kayu 5x10 Dr Gdng Ke Pdk 2 U/Kwt
8 7 Anti Gonon Jurnal Koreksi 30.000 97
102430 07/08/0
9 7 Pembuatan Anjang Anti Gonon Di Gdng Jurnal Koreksi 242.000 97
102431 07/08/0
0 7 Pembuatan Anjang Anti Gonon Di Gdng Jurnal Koreksi 110.000 97
102431 07/08/0 B/M Kayu 5/10 Dr Gdng Ke Pdk 2 U/Rangka
1 7 Anti Gonon Jurnal Koreksi 30.000 97
102431 07/08/0
2 7 Ambil Oli U/Coulter Anti Gonon Jurnal Koreksi 13.986 97
103327 31/10/0 Pembuatan Peti Mutasi Staff An. Surya Raja
4 7 Gukguk Koreksi buat peti 250.000 12
4.911.66
Total 8

Penjelasan KTU, bahwa untuk transaksi kas kecil yang belum dialokasikan,
karena pada saat pengeluaran dana belum tahu akan dialokasikan kemana
biayanya, sedangkan pekerjaaan EPDV menunggu selesainya pekerjaan
secara keseluruhan untuk dialokasikan biayanya.

Pencatatan biaya pada account uang muka tersebut dapat menimbulkan


resiko tidak teralokasikan tepat waktu, karena sebagian besar sudah
berumur > dari 3 bulan

Saran :
Biaya tersebut harus segera di koreksi ke pos-pos biaya yang benar, dan
dimasa mendatang pencatatan transaksi keuangan ke perkiraan uang
muka harus dihindari karena hanya menambah pekerjaan dan laporan
keuangan menjadi tidak akurat

b. Pembayaran Kepada Pihak Ketiga Dilakukan Secara Kas


Pembayaran iuran koperasi karyawan dilakukan secara kas, dengan cara
dana diambil bersamaan dengan dana gajian besar yang jumlahnya rata-
rata Rp.30 juta/bulan), dengan perincian sbb. :

Nama
Periode Nilai (Rp)
Penerima
Mei 07 32.773.609 Sajimin
Juni 07 29.986.942 Sajimin
Juli 07 30.874.500 Sajimin
Agustus 07 30.781.625 J. Sinaga
September
29.077.775 J. Sinaga
07
Rata-Rata 30.698.890

Selain itu, pada dokumen pembayaran nama penerima uang tidak jelas
statusnya (pengurus / anggota koperasi) dan bukti bayarnya tanpa
dilengkapi kwitansi atau hanya memaraf / tandatangan pada rekapitulasi
pembayaran gaji

Saran :
Pembayaran iuran koperasi karyawan kepada pengurus koperasi harus
dipisahkan dari daftar pembayaran upah karyawan, dibuatkan bukti bayar
yang berupa kwitansi pembayaran, dan dibayar dengan menggunakan cek
atas nama atau bilyet giro

c. Dana Mengendap di Brankas Selama Dua Bulan

2
Laporan OIA No.38/VI - SSRE/07

Pada saat cash count tanggal 13 November 2007 ditemukan fisik uang
sebesar Rp.1.215.500 yang sudah mengendap di brankas lebih dari dua
bulan. Dana tersebut merupakan dana untuk pembayaran pasien yang
berobat / rawat inap di puskesmas asam baru yang dicairkan bersamaan
dengan gaji kecil periode September 2007 melalui dok. 15003915 tanggal
14/09/07. Jika dilihat dari tanggal pencairannya maka dan tersebut sudah
mengendap di kebun selama 60 hari yang belum jelas kapan digunakan.

Saran :
Jika uang tersebut belum jelas kapan dibayarkan, seharusnya disetorkan
kembali ke bank

2. AKTIVA TETAP BUKAN TANAMAN

2.1. AKTIVA TETAP BELUM DIKELOLA SECARA OPTIMAL

a. Kendaraan Dijual Masih Diasuransikan


Dari pemeriksaan daftar asuransi kendaraan periode 31/12/2006 sampai
dengan 31/12/2007, serta pemeriksaan daftar asset per 31 Oktober 2007,
terdapat 2 unit kendaraan yang telah dihapus bukukan masih
diasuransikan. Besarnya biaya asuransi yang telah dibayarkan adalah
sebagai berikut :

No. Polis Merk Tahu No.Pol Periode Polis Premi s.d Nov
Kendaraan n 07
02.051.2007.036 31/12/06 S/D
Mitsubishi Ps120 1996 KH 9981 F 751.384
38 31/12/07
02.051.2007.036 Daihtsu Taft Gt KH 8114 31/12/06 S/D
1997 852.923
38 4x4 AF 31/12/07
Total 1.604.307

Kedua kendaraan tersebut telah diserah terimakan ke kantor RC per


tanggal 09/12/06 (Truk KH 9981) dan 13/11/06 (Taft KH 8114 F) untuk
dilelang, dan saat ini telah dihapuskan dari SAP. Selain itu terdapat 1 unit
L200 (B 9242 DH) milik Askep SSRE yang telah diassetkan pada bulan Juli
2007 namun belum diasuransikan.

Alasan yang disampaikan pihak kebun bahwa informasi kendaraan yang


akan diasuransikan telah dikumpulkan ke Jakarta sebelum bulan November
pada tahun periode asuransi, sedangkan pengiriman/serah terima baru
dilakukan setelah bulan November 2007.

Saran :
Meskipun pelaporan Asuransi dilakukan setahun sekali, namun apabila
pada tahun berjalan terjadi perubahan jumlah kendaraan maka hal tersebut
sebaiknya diinformasikan ke pihak Akunting dan Asuransi Jakarta agar
daftarnya bisa dikoreksi.

b. Spare Part Bulldozer dan Grader Dibeli Tidak Digunakan


Terdapat pembelian spare part bulldozer dan grader senilai Rp.28 juta yang
tidak jelas kapan digunakan. Spare part tersebut per tanggal 16 Nopermer
2007 terdiri dari :

Material Material description Rupiah No PO GR Vendor


1005782 4500514436/07/
4 Cover p/n 3759150-M2 2.921.600 07 05/09/07 Traknus
1000592 4500476918/02/
3 Shaft p/n 23A-70-15140 11.055.510 07 26/02/07 UT
1005846 4500508855/07/ UT
3 Kit arm cylinder p/n 707-99-57160 5.689.350 07 26/07/07

3
Laporan OIA No.38/VI - SSRE/07

1005846 4500508855/07/ UT
4 Kit boom cylinder p/n 707-99-46130 4.698.990 07 26/07/07
1005137 Magnetic switch assy p/n KD0-47100- 4500513493/07/ UT
4 3940 4.183.380 07 20/08/07
  Total 28.548.830      

Pembelian tersebut atas rekomendasi Asisten Teknik, namun tidak jadi


digunakan karena spare part yang dianggap rusak bisa diperbaiki. Menurut
penjelasan pihak Kebun, bahwa secara teknis spare part terpasang sudah
rusak dan layak untuk dilakukan penggantian, namun sementara menunggu
kedatangan spare part yang baru, maka spare part yang lama diperbaiki
dan ternyata bertahan sampai dengan pemeriksaan Audit.

Saran :
Jika spare part tersebut tidak jadi dipakai harus diinformasikan ke unit lain
yang membutuhkan, karena jenis spare part ini jarang digunakan / diganti,
sehingga kurang ekonomis bila distokan.

c. Dinding Rumah Karyawan Retak dan Roboh


Dari cek fisik aktiva tanggal 9 November 2007 ditemukan beberapa rumah
karyawan di Pondok 2 Blok B26 R nomor 52A dan 52B dinding bagian
belakangnya roboh. Pemeriksaan secara keseluruhan rumah di Pondok 2
menunjukkan, bahwa rumah pembuatan tahun 2002 sebagian besar
kondisinya sudah rusak. Berikut ini datanya :

Sedang (Retak 0,5- Berat (Retak Parah


1cm) <1cm) (Roboh)
Plot 44 Plot 50 Plot 52
Plot 45 Plot 51
Plot 46 Plot 53
Plot 47 Plot 55
Plot 54 Plot 42
Plot 49 Plot 43
Plot 36 Plot 23
Plot 37 Plot 32
Plot 38
Plot 39
Plot 41
Plot 31
Plot 33
Plot 24
Plot 25
Plot 22
16 Plot 8 Plot 1 Plot

Kerusakan tersebut terjadi karena kualitas bangunan yang rendah serta


kelengkapan struktur yang kurang, seperti tidak adanya sloof dan ring balk.
Kedua elemen struktur tersebut yang seharusnya menopang pasangan
bata sehingga tidak terjadi penurunan sebagian yang menyebabkan
keretakan pada dinding. Kondisi-kondisi tersebut menyebabkan bangunan
tidak aman dan nyaman untuk dihuni, karena dikhawatirkan akan roboh
sewaktu-waktu.

Saran :
Jika bangunan tersebut masih digunakan sebaiknya dilakukan survey ulang
oleh pihak EPDV untuk menilai kelayakan dan keamanannya serta rencana
perbaikannya.

3. PEMELIHARAAN TANAMAN DAN AREAL KEBUN

4
Laporan OIA No.38/VI - SSRE/07

3.1. APLIKASI JJK TIDAK DIBERLAKUKAN SESUAI DENGAN STANDAR

Janjang kosong yang diaplikasikan di beberapa divisi tidak dilakukan sesuai


dengan standar yang telah ditentukan, yaitu :

a. Janjang Kosong Diaplikasikan Pada Blok Non Rekomendasi


Berdasarkan data aplikasi janjang kosong, BKM, dan rekomendasi
pemupukan tahun 2007 terdapat aplikasi janjang kosong > 4.200 ton untuk
blok-blok yang tidak direkomendasikan untuk aplikasi janjang kosong, yaitu
dengan data sbb. :

Aplikasi
Divi Blo
Luas Berat Dosis
s k
(Ha) (ton) (ton/Ha)
1 T19 4,2 84 20
3 T33 10,3 206 20
3 T34 4,6 92 20
4 P38 29,3 1.123 40
5 N26 20,0 800 40
5 O25 11,8 473 40
5 O26 21,3 850 40
5 O27 14,7 587 40

Sesuai penjelasan EM, bahwa aplikasi pada blok-blok tersebut hanya


berupa suplemen untuk blok-blok tanah pasir, sehingga tidak ada subtitusi
dengan pupuk anorganik. Ditambahkan juga bahwa hal ini umum dilakukan
di region Kalteng sejak dulu, sesuai penjelasan RC Kalteng 2.

Idealnya, aplikasi pupuk dilakukan sesuai rekomendasi, karena


rekomendasi telah dibuat berdasarkan LSU (aktual) dan jika ada perubahan
bahan (pupuk) maka umumnya terjadi subtitusi dan konversi sesuai
kandungan haranya.

b. Aplikasi Janjang Kosong Tidak Diikuti Dengan Aplikasi Urea


Sesuai dengan ketentuan MCAR tentang aplikasi janjang kosong, bahwa
“Pupuk Urea diaplikasikan merata di atas TKS paling lambat satu minggu
setelah penaburan TKS” serta “Pupuk Fosfat (RP/TSP/DAP) diaplikasikan
merata di atas TKS sesuai dengan dosisnya”. Namun dari hasil
pemeriksaan data pemupukan, ketentuan tersebut tidak terlaksana, berikut
datanya :

Blo Tanggal Aplikasi


k Janjang Kosong Urea RP TSP
Q2 24/02/07 S/D
9 09/07/07 N/A 16-02-07 N/A
Q3 30/01/07 S/D
0 24/02/07 N/A 24-01-07 N/A
Q3 05/01/07 S/D
1 08/02/07 N/A 23-01-07 N/A
R2 30/03/07 S/D
8 24/05/07 N/A 16-02-07 N/A
R2 23/05/07 S/D
9 14/07/07 12-04-07 N/A 26-06-07
R3 18/06/07 S/D
0 14/07/07 30-04-07 N/A 26-06-07
R3 14/07/07 S/D
1 27/08/07 13-04-07 N/A 30-06-07
N/A : Tidak ada aplikasi

Pada tabel di atas tampak bahwa aplikasi pupuk Urea maupun Fosfat tidak
mengikuti ketentuan MCAR tentang aplikasi janjang kosong.

5
Laporan OIA No.38/VI - SSRE/07

c. Janjang Kosong Tidak Langsung Diaplikasikan


Berdasarkan data monitoring aplikasi janjang kosong, dijumpai bahwa
beberapa aplikasi dilakukan lebih dari 6 hari sejak diterimanya janjang
kosong. Berikut ini contohnya :

Divis Blok Keterangan Tgl. Tonase Janjang Kosong


i Dikiri Diaplika Sisa
m si
Sisa Aplikasi
5 R31 Tgl.09/08/07 09-08-07 25,72
R31 Aplikasi Berikutnya 18-08-07 132 40,8 116,92
    Selisih Hari 9
  Pengiriman Ke. 1 16-03-07 4 4
  Pengiriman Ke. 2 20-03-07 4 8
  Pengiriman Ke. 3 22-03-07 8 16
  Pengiriman Ke. 4 24-03-07 4 20
4
  Pengiriman Ke. 5 27-03-07 12 32
  Pengiriman Ke. 6 03-04-07 12 44
  Pengiriman Ke. 7 04-04-07 8 52
P38 Aplikasi Ke. 1 06-04-07 16 36
    Selisih Hari 15
Sisa Aplikasi
  Tgl.19/04/07 19-04-07 34
3   Pengiriman Ke. 1 20-04-07 4 38
  Pengiriman Ke. 2 24-04-07 4 42
T33 Aplikasi Ke. 1 03-05-07 30 12
    Selisih Hari 9
Sisa Aplikasi
  Tgl.08/05/07 08-05-07 12
3
  Pengiriman Ke. 1 14-07-07 22 34
  Aplikasi Ke. 1 16-07-07 16 18
    Selisih Hari 69

Pada contoh di atas tampak bahwa selisih hari terlama terjadi pada aplikasi
janjang kosong yang sebelumnya dimaksudkan sebagai suplemen.

Dengan semakin lambatnya aplikasi, dikhawatirkan kandungan hara pada


janjang kosong akan banyak berkurang yang akibatnya biaya aplikasi
menjadi sia-sia. Sebenarnya hal ini telah diatur dalam Pedoman Budidaya
(MCAR) yang menyatakan bahwa “Tandan kosong harus sudah diaplikasi
dalam kurun waktu 6 hari ke lapangan untuk mengurangi kehilangan
haranya.”

d. Kontrol Pembayaran Premi Ecer Janjang Kosong Perlu Ditingkatkan


Berdasarkan pemeriksaan BKM Divisi 5, November 2007 dan data
pengiriman janjang kosong dari PKS dijumpai kejanggalan, karena jumlah
janjang kosong yang diaplikasikan sesuai catatan BKM, lebih besar dari
janjang kosong yang tersedia. Berikut ini datanya :

Keterangan Sisa (ton)


BKM
Tgl. Sisa aplikasi Oktober PKS (ton)
(ton) 106,5
2007*
01-11-
07 Pengiriman tgl. 01/11/07 99   205,5
02-11-
07 Aplikasi tgl. 02/11/07   95,6 109,9
03-11-
07 Aplikasi tgl. 03/11/07   81 28,9
05-11-
07 Aplikasi tgl. 05/11/07   61,6 -32,7
06-11-
07 Pengiriman tgl. 06/11/07 474,4   441,7
07-11- Aplikasi tgl. 07/11/07   124 317,7

6
Laporan OIA No.38/VI - SSRE/07

07
07-11-
07 Pengiriman tgl. 07/11/07 4   321,7
08-11-
07 Aplikasi tgl. 08/11/07   133 188,7
10-11-
07 Aplikasi tgl. 10/11/07   168,8 19,9
10-11-
07 Pengiriman tgl. 10/11/07 15   34,9
12-11-
07 Aplikasi tgl. 12/11/07   72,8 -37,9
*) Berdasarkan data monitoring kantor besar & divisi, dihitung berdasarkan sisa tumpukan

Jika dilihat pada data di atas tampak bahwa data pada tanggal 05/11/07
dan 12/11/07 tidak logis, karena bersaldo minus yang berarti janjang yang
diaplikasikan lebih banyak dari yang tersedia (sisa + dikirim). Hasil
kunjungan lapangan di blok O26/O27 pada tanggal 13/11/07 menunjukkan,
bahwa perhitungan aplikasi pada BKM berdasarkan Jumlah Pokok
Teraplikasi X 303 Kg/Pokok dimana angka 303 Kg/Pokok berdasarkan
Dosis per Ha / Pokok per Ha (40.000 Kg/132 Pokok).

Karena BKM adalah dasar perhitungan premi ecer janjang kosong, maka
kondisi di atas menyebabkan selisih yang cenderung lebih besar jumlah
yang diaplikasi (BKM) dibanding jumlah menurut timbangan

Saran :
Teknis aplikasi janjang kosong sebaiknya dilakukan sesuai ketentuannya.

4. PENGUPAHAN DAN PERSONALIA

4.1. PERUBAHAN DATA PERSONAL DI PAYROLL TANPA BUKTI


PENDUKUNG

Selama ini perubahan data personal karyawan pada program payroll tidak
disertai dengan bukti pendukung. Hal ini terlihat dari tidak adanya perubahan
pada data personal file sejak tahun 2005, meskipun terjadi perubahan status
karyawan selama tahun 2006 dan 2007. Berikut ini datanya :

N PEG_ Divi Personal 200 200


PEG_NAMA
o NO si File 6 7
1 22194 Fery Haryadie 2 K K K1
Nanang Eko
2 20259 6 K K1 K2
Yuniarto
3 99026 Nikolaus Malut 3 K K K2
Tekn
4 25001 Wahyudi K TK K1
ik
5 27019 Simpliana Aso 4 K3*   K2
Tekn
6 25003 Danar Triyono TK TK K
ik
Tekn
7 22062 Heri Mei Putra TK TK K1
ik
8 98339 Juwani 2 TK TK K1
WT
9 24077 Kanisius Jehuda 1 TK K1
K
N PEG_ Divi Personal 200 200
PEG_NAMA
o NO si File 6 7
1
22043 Sabran 4 TK K1 K2
0
1 Tekn
23017 Sakirun TK TK K1
1 ik
1
98318 Yuhanus 5 TK K1 K2
2
1 3W WT
22070 Rodiyati 2 K
3 T K

7
Laporan OIA No.38/VI - SSRE/07

1 Jemiyah WT
25030 4 K1 K1
4 Marliyah K
1 WT
26018 Muntofingatun 6 K1 K1
5 K
1 WT
26026 Nurul Barokah 4 K1 K1
6 K
1 WT
25024 Sarminah 5 K1 K1
7 K
1 WT
26024 Suliyani 3 K1 K1
8 K
1 WT
25022 Tuminah 6 K1 K1
9 K
2 WT
25034 Turiyah 6 K1 K1
0 K
2 WT
25020 Wasilah 6 K1 K1
1 K
2 WT
26016 Yekti Budi Asih 6 K2 K2
2 K
2 WT
26028 Soliyah 4 K2* K1
3 K
2
25035 Wahono 5 K2* K2 K1
4
*) Keterangan anak hanya pada KK namun tidak disertai data Akte/Surat Lahir

Adanya perubahan status karyawan pada no 13-24 tabel di atas dari tahun
2006 ke 2007 disebabkan adanya penyesuaian data program payroll bagi
pekerja wanita yang suaminya juga menjadi karyawan maka tanggungan anak
dicatatkan pada status suami pekerja. Sedang perubahan status pada 2006 ke
2007 pada no 1 hingga no 12 karena penyesuaian dengan status keluarga dari
karyawan tersebut.

Penjelasan dari pihak unit, bahwa perubahan status karyawan pada data
payroll hanya berdasarkan laporan lisan karyawan yang bersangkutan yang
dilaporkan ke kantor besar melalui kantor divisi. Praktek tersebut tidak sesuai
prosedur, karena setiap perubahan data karyawan pada program payroll
seharusnya disertai bukti pendukung yang otentik.

Saran :
Untuk kedepannya hal ini sebaiknya dilakukan sesuai prosedurnya.

C. FOLLOW UP LAPORAN LALU

Secara umum laporan Operations Internal Audit yang lalu telah ditindaklanjuti oleh pihak
operasional, kecuali :

1. LAPORAN OIA No.17/VI - SSRE/07

Point 2.1.a Karyawan Tidak Bekerja Mendapat Upah Kutip Brondol &
Janjang Panen

Dari hasil pemeriksaan administrasi panen periode April s.d Oktober


2007 masih ditemukan beberapa karyawan tidak masuk kerja
mendapat upah hasil kutip brondol & janjang panen, yaitu :

Divis HK Absen
Rp
i C H1 H2 P1 S1
1 11 5 0 1 6 442.280
2 2 1 1 0 3 168.235
3 0 4 0 1 3 59.050
4 1 5 0 0 0 60.485
6 1 5 0 0 1 158.990
Total 15 20 1 2 13 889.040

8
Laporan OIA No.38/VI - SSRE/07

Dari beberapa penelusuran antara BKM dan BPB, diantaranya akibat


dari:

 Kesalahan Input Absensi


Pembrondol a/n. Suryanti (20221) sesuai BKM dan BKB masuk
kerja pada tanggal 05/05/07, 19/05/07, 04/06/07,
05/06/07,06/06/07 tetapi pada absensi diinput H1,S1,C,C,C yang
sebenarnya untuk pembrondol a/n. Suriyanti (20130). Begitu pula
sebaliknya untuk a/n. Suriyanti (20130) sesuai BKM dan BKB
masuk kerja 26/09/07,28/09/07, dan 28/09/07 tetapi pada absensi
diinput P1,S1,S1 yang sebenarnya atas nama Suryanti (20221).

 Kesalahan Penulisan NIK Pada Buku Potong Buah


Pemanen a/n. Narto (22045) pada tanggal 10/07/07 tidak masuk
karena cuti. Tetapi pada Buku Potong Buah pemanen a/n. Pride
W dicatat dengan NIK 22045, sehingga hasil panennya terinput
kepada pemanen a/n. Narto.

Jakarta, 31 Januari 2008

Abdul Malik
Suyono

AL/SU/AMR/LS

9
Laporan OIA No.38/VI - SSRE/07

PT. BINA SAWIT ABADI PRATAMA / SEI SERUYAN ESTATE


LAPORAN INTERNAL AUDIT NO.38/VI ~ SSRE/07
KUNJUNGAN TANGGAL 09 S.D. 16 NOVEMBER 2007

EXECUTIVE SUMMARY

1. Aktiva Tetap Belum Dikelola Secara Optimal


- Terdapat dua unit kendaraan yang tidak dioperasikan dan telah diserah terimakan ke
kantor RC pada bulan November dan Desember 2006 untuk dijual, namun di tahun
2007 masih diasuransikan
- Pembelian 5 jenis spare part Road Grader dan Bulldozer senilai Rp.28 Juta, rata-rata
sudah berumur lebih dari 3 bulan belum digunakan dan tidak jelas kapan akan
dipakai, karena Spare Part yang direkomendasikan untuk diganti ternyata masih bisa
difungsikan.

2. Aplikasi Janjang Kosong Belum Dikelola Sesuai dengan Standar


- Terdapat beberapa blok di divisi 1, 3, 4 dan 5 yang diaplikasikan janjang kosong
meskipun tidak tercantum pada rekomendasi pupuk tahun 2007 dimana pada blok-
blok tersebut tidak dilakukan substitusi dengan pupuk unorganik dan tanpa diaplikasi
pupuk urea.
- Aplikasi janjang kosong dilakukan lebih dari 9 hari sejak dikirim dari PKS.
- Tonase premi janjang kosong yang tercatat pada BKM lebih besar dari fisik janjang
kosong yang dikirim dari PKS, karena premi dihitung berdasarkan asumsi 303
kg/pokok x 132 pokok/Ha.

10
Laporan OIA No.38/VI - SSRE/07

PERKEBUNAN SINAR MAS VI


KANTOR PUSAT ~ JAKARTA

MEMORANDUM

Kepada : VPA
CC : Operations Internal Audit
Dari : CEO 6
No : 62/OIA/VI - SSRE/12/07
Tanggal : 31 Januari 2008
Hal : Laporan Operations Internal Audit
_________________________________________________________________________

Terlampir adalah Laporan Operations Internal Audit No.38/VI - SSRE/07 atas Seruyan
Estate. Harap diambil langkah-langkah perbaikan dan secara umum berikut ini komentar /
saran dari kami.

1. Beberapa Transaksi Keuangan Tidak Sesuai Ketentuan


Transaksi pembelian material dan upah yang dicatat sebagai uang muka dan sudah
berumur > 3 bulan harus dikoreksi ke pos-pos yang benar, dan tegaskan kepada EM
dan Kasie Administrasi, bahwa pembayaran kepada pihak ke tiga harus menggunakan
Cek atas nama / Bilyet Giro

2. Aktiva Tetap Belum Dikelola Secara Optimal


Dimasa mendatang jika ada kendaraan yang akan dijual atau rusak tidak perlu
diasuransikan dan spare part alat berat yang tidak jelas kapan digunakan harus
ditawarkan ke unit lain jika ada yang membutuhkan. Selain itu, bangunan perumahan
karyawan harus dipelihara dengan benar agar karyawan yang menempati merasa
nyaman.

3. Aplikasi Janjang Kosong Tidak Diberlakukan Sesuai Standar


Aplikasi janjang kosong untuk areal yang tidak direkomendasikan harus dikoordinasikan
dengan riset (SMARTRI) agar dapat dianalisa efektifitas dan efisiensinya. Selain itu
premi ecer janjang kosong seharusnya sesuai dengan berat yang tercatat dalam SPB-
nya

4. Perubahan Data Personal di Payroll Tanpa Bukti Pendukung


Bukti pendukung atas perubahan data personal dalam payroll harus ada, hal ini penting
sebagai bukti pertanggungjawaban hak karyawan kepada Perusahaan

5. Follow up laporan Lalu


Laporan OIA yang belum di follow up secara tuntas harus diperhatikan dan segera
ditindaklanjuti perbaikannya.

Teguh Patriawan

11
Laporan OIA No.38/VI - SSRE/07

PERKEBUNAN SINAR MAS VI


KANTOR PUSAT ~ JAKARTA

MEMORANDUM

Kepada : VP FA
CC : Operations Internal Audit
Dari : CEO 6
No : 63/OIA/VI-SSRE/12/07
Tanggal : 31 Januari 2008
Hal : Laporan Operations Internal Audit
_________________________________________________________________________

Terlampir adalah Laporan Operations Internal Audit No.38/VI - SSRE/07 atas Seruyan
Estate. Harap diambil langkah-langkah perbaikan dan secara umum berikut ini komentar /
saran dari kami.

1. Beberapa Transaksi Keuangan Tidak Sesuai Ketentuan


Transaksi pembelian material dan upah yang dicatat sebagai uang muka seharusnya
dihindari, karena hanya menambah pekerjaan dan beresiko tidak dialokasikan tepat
waktu pada pos-pos yang benar, dan tegaskan kepada EM dan Kasie Administrasi,
bahwa pembayaran kepada pihak ke tiga harus menggunakan cek atas nama / bilyet
giro

2. Aktiva Tetap Belum Dikelola Secara Optimal


Untuk masa mendatang jika ada kendaraan yang akan dijual atau rusak tidak perlu
diasuransikan. Selain itu spare part alat berat yang tidak jelas kapan digunakan harus
dimonitor tindaklanjut pemanfaatanya.

3. Perubahan Data Personal di Payroll Tanpa Bukti Pendukung


Bukti pendukung atas perubahan data personal dalam payroll harus ada, hal ini penting
sebagai bukti pertanggungjawaban hak karyawan kepada perusahaan jika dibutuhkan

4. Follow up laporan Lalu


Laporan OIA yang belum di follow up secara tuntas harus diperhatikan dan segera
ditindaklanjuti perbaikannya

Teguh Patriawan

12

Anda mungkin juga menyukai