Anda di halaman 1dari 15

KONSEP DASAR PENILAIAN HASIL BELAJAR

Nama anggota Kelompok 1 :


1. Yuliani Veronika Talan
2. Omega Kornelia Dopen
3. Matheos Laoere
4. Oskar Lusi
5. Aprilia Liufeto
6. Citraina Manibuka
7. Yustinus Tatu
8. Danel Andrean Boy Suki

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PENDIDKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan makalah berjudul (Konsep Dasar Penilaian Hasil Belajar) tepat waktu.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dosen pada (Mata Kuliah: Evaluasi
Pembelajaran) di Universitas Nusa Cendana. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini
dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang “Konsep Dasar Penilaian Hasil Belajar”

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak selaku dosen mata
kuliah Evaluasi Pembelajaran . Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan
dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis.

Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah
ini.
DAFTAR ISI

KONSEP DASAR PENILAIAN HASIL BELAJAR......................................................................1


KATA PENGANTAR..................................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................................3
BAB 1..............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................4
C. Tujuan...................................................................................................................................4
BAB 2..............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..............................................................................................................................5
2.1 Pengertian Tes, Pengukuran, Penilaian atau Asesmen dan Evaluasi.....................................5
2.1.1 Tes.......................................................................................................................................5
2.1.2 Pengukuran.........................................................................................................................6
2.1.3 Penilaian atau Asesmen......................................................................................................7
2.1.4 Evaluasi...............................................................................................................................8
2.2 Kedudukan Tes, Pengukuran, Asesmen, Dan Evaluasi.........................................................9
2.3 Prinsip-Prinsip Penilaian.......................................................................................................9
BAB 3............................................................................................................................................12
PENUTUP.....................................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................12
3.2 Penutup............................................................................................................................12
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemahaman terhadap konsep dasar penilaian dalam pembelajaran merupakan syarat
wajib bagi seorang guru agar ia mampu menilai hasil belajar siswa dengan baik.
Pemahaman konseptual ini sangat diperlukan agar guru mempunyai dasar yang kuat
dalam menilai hasil belajar siswa.

Dalam sebuah kegiatan pembelajaran, tentu saja akan ada penilaian yang bertujuan
menilai apakah hasil belajar telah di rasa cukup bagi peserta didik. Untuk mengukur
keberhasilan proses pembelajaran, ada beberapa rangkaian proses yang diperlukan yaitu
tes, pengukuran, penilaian dan evaluasi yang bertujuan agar guru mengetahui sejauh
mana pemahaman siswa atas materi yang diberikan. Hal ini juga sangat penting bagi guru
untuk mengolah cara mengajar agar sebagian besar siswa memahami mata pelajaran yang
diberikan. Tes dilakukan bertujuan untuk melatih siswa agar terbiasa melakukan suatu hal
dengan atau tanpa memahami materi sebelum tes dilakukan. Bagi pendidik, hal ini
bertujuan untuk mengetahui seberapa berhasilnya cara mengajar pendidik dalam
mendidik siswanya. Selanjutnya adalah pengukuran, pengukuran dilakukan berdasarkan
standar kompetensi yang telah ditetapkan pemerintah. Pada penilaian, guru mengetahui
sejauh mana siswa memahami apa yang telah dipelajarinya. Yang terakhir adalah
evaluasi yang bertujuan.  

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan Pengertian tes, pengukuran, penilaian dan evaluasi ?


2. Bagaimana Kedudukan tes, pengukuran, Penilaian atau asesmen, dan evaluasi ?
3. Apa saja prinsip-prinsip penilaian ?

C. Tujuan
1. Memahami pengertian tes, pengukuran, penilaian dan evaluasi;
2. Memahami Kedudukan tes, pengukuran, Penilaian, dan evaluasi
3. Memahami prinsip-prinsip penilaian
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tes, Pengukuran, Penilaian atau Asesmen dan Evaluasi


2.1.1 Tes
Tes dapat didefinisikan sebagai seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh
informasi tentang sifat pendidikan yang mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap
benar.

1. Menurut Riduwan  (2006: 37) tes adalah serangkaian pertanyaan yang digunakan


untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki individu / kelompok.
2. Menurut Allen Philips (1979:1-2)  test diartikan sebagai alat digunakan untuk
memperoleh data tentang suatu karakteristik dari individu atau kelompok).
3. Menurut Rusli Lutan (2000:21) tes adalah instrument yang dipakai untuk memperoleh
informasi tentang seseorang atau obyek.
Berdasarkan tujuannya, Tes adalah cara penilaian yang dirancang dan dilaksanakan kepada
peserta didik pada waktu dan tempat tertentu serta dalam kondisi yang memenuhi syarat-syarat
tertentu yang jelas. Secara khusus, dalam konteks pembelajaran di kelas, penilaian dilakukan
untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan belajar,
memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar, dan penentuan kenaikan kelas.
Melalui penilaian dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran
dan keberhasilan belajar peserta didik, guru, serta proses pembelajaran itu sendiri. Berdasarkan
informasi itu, dapat dibuat keputusan tentang pembelajaran, kesulitan peserta didik dan upaya
bimbingan yang diperlukan serta keberadaan kurikukulum itu sendiri.

Dari uraian di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa tes merupakan alat ukur untuk
memperoleh informasi hasil belajar siswa yang memerlukan jawaban benar atau salah. Gronlund
dan Linn (1990) mendefinisikan: Test is an instrument or systematic procedure for measuring a
sample of behavior. Yang termasuk dalam kelompok tes antara lain tes objektif dan tes uraian.
Sedangkan yang termasuk kelompok bukan tes (non-tes) antara lain pedoman pengamatan, skala
rating, skala sikap, dan pedoman wawancara.
Berikut ini adalah contoh tes dan non-tes.
a. Contoh tes objektif: Carry over effect dalam pemeriksaan hasil tes uraian dapat diatasi dengan
cara :
A. memeriksa hasil tes nomor per nomor soal untuk seluruh siswa
B. memeriksa hasil tes siswa per siswa
C. menggunakan dua orang pemeriksa
D. memeriksa hasil tes dengan menggunakan pedoman penskoran,
2.1.2 Pengukuran
Sebelum seorang evaluator menilai tentang proses sebuah pendidikan, maka langkah awal
yang dilakukan adalah melakukan sebuah pengukuran. Dalam penilaian pendidikan, evaluator
harus mengatahui standar penilaian yang telah telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai acuan
dasar, sehingga dari situ evaluator mampu melakukan pengukuran sesuai dengan apa yang
seharusnya diakur dalam bidang pendidikan. Umumnya sebuah pengukuran, akan dapat
dilakukan dengan baik apabila evaluator mengetahui dengan pasti objek apa yang akan diukur,
dengan begitu evaluator dapat menentukan instrument yang digunakan dalam pengukuran.

Konsep dari pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha memperoleh
deskripsi numeric dari suatu tingkatan dimana seseorang peserta didik telah mencapai
karakteristik tertentu.  Pengukuran berkaitan erat dengan proses pencarian atau penentuan nilai
kuantitatif.

Sedangkan pengukuran menurut beberapa ahli disebutkan sebagai berikut :

Pengukuran merupakan proses yang mendeskripsikan performance siswa dengan menggunakan


suatu skala kuantitatif (system angka) sedemikian rupa sehingga sifat kualitatif dari performance
siswa tersebut dinyatakan dengan angka-angka (Alwasilah et al.1996).

 Menurt Ign. Masidjo (1995: 14) pengukuran sifat suatu objek adalah suatu kegiatan
menentukan kuantitas suatu objek melalui aturan-aturan tertentu sehingga kuantitas
yang diperoleh benar-benar mewakili sifat dari suatu objek yang dimaksud.
 Menurut Cangelosi (1991) pengukuran adalah proses pengumpulan data melalui
pengamatan empiris. Pengertian yang lebih luas mengenai pengukuran dikemukakan
oleh Wiersma & Jurs (1990) bahwa pengukuran adalah penilaian numeric pada fakta-
fakta dari objek yang hendak diukur menurut criteria atau satuan-satuan tertentu. Jadi
pengukuran bisa diartikan sebagai proses memasangkan fakta-fakta suatu objek
dengan fakta-fakta satuan tertentu (Djaali & Pudji Muljono, 2007).
 Menurut Endang Purwanti (2008: 4) pengukuran dapat diartikan sebagai kegiatan atau
upaya yang dilakukan untuk memberikan angka-angka pada suatu gejala atau
peristiwa, atau benda, sehingga hasil pengukuran akan selalu berupa angka.
Dari pendapat ahli beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pengukuran adalah suatu
kegiatan yang dilakukan untuk menentukan fakta kantitatif yang disesuaikan dengan criteria-
kriteria tertentu sesuai dengan objek yang akan diukur.

Kesalahan pengukuran dapat bersumber dari tiga hal yaitu: alat ukur, objek yang diukur,
atau orang yang melakukan pengukuran. Kesalahan pengukuran tersebut dapat bersifat acak
(random) atau dapat juga bersifat sistematis. Kesalahan acak disebabkan karena adanya
perbedaan kondisi fisik dan mental yang diukur dan yang mengukur. Sedangkan kesalahan
sistematis bersumber dari kesalahan alat ukur, yang diukur, atau yang mengukur. Contoh: guru
dapat melakukan kesalahan sistematis jika dalam memberi skor, guru tersebut cenderung
memberi skor yang murah atau cenderung memberi skor mahal pada seluruh siswa. Tetapi jika
dalam memberi skor kepada siswa, guru tidak melakukannya secara konsisten maka akan terjadi
bias dalam pengukuran.
2.1.3 Penilaian atau Asesmen
Menurut konsep, Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara untuk memperoleh
informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi
(rangkaian kemampuan) peserta didik.    Penilaian hasil belajar pada dasarnya adalah
mempermasalahkan, bagaimana pengajar (guru) dapat mengetahui hasil pembelajaran yang telah
dilakukan. Pengajar harus mengetahui sejauh mana pebelajar (learner) telah mengerti bahan
yang telah diajarkan atau sejauh mana tujuan/kompetensi dari kegiatan pembelajaran yang
dikelola dapat dicapai. Tingkat pencapaian kompetensi atau tujuan instruksional dari kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan itu dapat dinyatakan dengan nilai.
Konsep Penilaian menurut peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan,  Penilaian terhadap proses dan hasil belajar secara internal dan eksternal. Penilaian
internal merupakan penilaian yang dilakukan oleh guru pada saat pembelajaran berlangsung.
Sedangkan penilaian eksternal merupakan penilaian yang dilakukan oleh pihak luar yang tidak
melaksanakan proses pembelajaran, biasanya dilakukan oleh suatu institusi /lembaga baik
didalam maupun diluar negeri.

Ada empat macam istilah yang berkaitan dengan konsep penilaian dan sering kali digunakan
untuk mengetahui keberhasilan belajar dari peserta didik yaitu   :
(1) pengukuran, 
(2) pengujian,  
(3) penilaian dan, 
(4) evaluasi.
Namun diantara keempat istilah tersebut pengertiannya masih sering dicampuradukan,
padahal keempat istilah tersebut memiliki pengertian yang berbeda.
Sebenarnya proses pengukuran, penilaian, evaluasi dan pengujian merupakan suatu kegiatan atau
proses yang bersifat hirarkis. Artinya kegiatan dilakukan secara berurutan dan berjenjang yaitu
dimulai dari proses pengukuran kemudian penilaian dan terakhir evaluasi. Sedangkan proses
pengujian merupakan bagian dari pengukuran yang dilanjutkan dengan kegiatan penilaian.
 
Penilaian dalam Bahasa Inggris dikenal dengan istilah Assessment yang berarti menilai sesuatu.
Menilai itu sendiri bararti mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan mengacu pada ukuran
tertentu seperti menilai baik atau buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh, tinggi atau rendah,
dan sebagainya (Djaali & Pudji Muljono, 2007).

Istilah asesmen (assessment) diartikan oleh Stiggins (1994) sebagai penilaian proses, kemajuan,
dan hasil belajar siswa (outcomes). Sementara itu asesmen diartikan oleh Kumano (2001)
sebagai “ The process of Collecting data which shows the development of learning”.
 Menurut Endang Purwanti (2008: 3) Secara umum, asesmen dapat diartikan sebagai
proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan
untuk dasar pengambilan keputusan tentang siswa baik yang menyangkut
kurikulumnya, program pembelajarannya, iklim sekolah maupun kebijakan-kebijakan
sekolah.
 
 Menurut oleh Akhmad sudrajat (2008) penilaian atau asesmen adalah penerapan
berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi
tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi
(rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik
apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik. Hasil penilaian dapat berupa nilai
kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif
(http://akhmadsudrajat. wordpress. 2008).
 

 Menurut Ign. Masidjo (1995: 18) penilaian sifat suatu objek adalah suatu kegiatan
membandingkan hasil pengukuran sifat suatu objek dengan suatu acuan yang relevan
sedemikian rupa sehingga diperoleh kuantitas suatu objek yang bersifat kualitatif.
 
Dari beberapa pengertian menurut para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa penilaian adalah
suatu kegiatan membandingkan atau menerapkan hasil pengukuran untuk memberikan nilai
terhadap objek penilaian.

2.1.4 Evaluasi
Jika kita bicara asesmen dan evaluasi dalam pembelajaran maka lingkup asesmen hanya pada
individu siswa dalam kelas sedangkan lingkup evaluasi adalah seluruh komponen dalam program
pembelajaran tersebut. Evaluasi merupakan penilaian keseluruhan program pendidikan mulai
perencanaan suatu program substansi pendidikan termasuk kurikulum dan penilaian (asesmen)
serta pelaksanaannya, pengadaan dan peningkatan kemampuan guru, manajemen pendidikan,
dan reformasi pendidikan secara keseluruhan. Evaluasi bertujuan untuk meningkatkan kualitas,
kinerja, atau produktivitas suatu lembaga dalam melaksanakan programnya. Agar dapat
meningkatkan kualitas, kinerja, dan produktivitas maka kegiatan evaluasi selalu didahului
dengan kegiatan pengukuran dan asesmen. Tyler seperti dikutip oleh Mardapi, D. (2004)
menyatakan bahwa evaluasi merupakan proses penentuan sejauh mana tujuan pendidikan telah
tercapai. Banyak definisi evaluasi yang disampaikan oleh para ahli tetapi pada hakekatnya
evaluasi selalu memuat masalah informasi dan kebijakan yaitu informasi tentang pelaksanaan
dan keberhasilan suatu program yang selanjutnya digunakan untuk menentukan kebijakan
berikutnya. Kalau Anda akan mengevaluasi program pembelajaran yang telah Anda lakukan
maka Anda harus mengevaluasi pelaksanaan dan keberhasilan dari program pembelajaran yang
telah Anda rencanakan. Hasil evaluasi pembelajaran diharapkan dapat mendorong guru untuk
mengajar lebih baik dan mendorong siswa untuk belajar lebih baik.

Dalam dunia pendidikan memang terdapat dua pengertian tentang penilaian yaitu penilaian
dalam arti asesmen dan penilaian dalam arti evaluasi. Penilaian dalam arti asesmen merupakan
suatu kegiatan untuk memperoleh informasi pencapaian hasil belajar dan kemajuan belajar siswa
serta mengefektifkan penggunaan informasi tersebut untuk mencapai tujuan pendidikan.
Sedangkan penilaian dalam arti evaluasi merupakan suatu kegiatan yang dirancang untuk
mengukur keefektifan suatu sistem pendidikan secara keseluruhan. Nah, pada mata kuliah ini,
konsep penilaian hasil belajar yang kita gunakan adalah penilaian dalam arti asesmen.
2.2 Kedudukan Tes, Pengukuran, Asesmen, Dan Evaluasi
Setelah memahami pengertian tes, pengukuran, asesmen, dan evaluasi seperti telah
diuraikan di atas maka harus menentukan kedudukan tes, pengukuran, asesmen, dan evaluasi.
Tes merupakan salah satu jenis alat ukur yang digunakan untuk menagih hasil belajar siswa. Jika
Anda telah melaksanakan tes matematika maka Anda akan memperoleh data hasil belajar siswa
dalam mata pelajaran matematika. Data hasil belajar siswa tersebut merupakan hasil pengukuran.
Jadi untuk melakukan pengukuran Anda perlu alat ukur. Anda tidak akan dapat melakukan
pengukuran tanpa alat ukur. Alat ukur yang digunakan untuk memperoleh informasi hasil belajar
dapat berupa tes atau non-tes. Jika Anda melakukan beberapa kali tes matematika maka Anda
akan mempunyai kumpulan data hasil belajar matematika siswa. Dari kumpulan data tersebut
Anda akan dapat menarik kesimpulan tentang pengukuran, asesmen, dan evaluasi sebagai
berikut:

perkembangan belajar matematika siswa. Kegiatan inilah yang disebut dengan asesmen. Jadi
untuk melakukan asesmen Anda memerlukan alat ukur, hasil pengukuran, dan penyimpulan dari
data-data hasil pengukuran. Jika setelah selesai pembelajaran Anda ingin melihat efektivitas
program pembelajaran yang Anda lakukan, Anda perlu melihat kembali peran setiap komponen
dalam program pembelajaran. Berdasarkan data-data yang Anda peroleh dari setiap komponen
kegiatan pembelajaran maka Anda akan dapat menilai efektivitas program pembelajaran Anda.
Inilah yang dikenal dengan evaluasi program pembelajaran. Berdasarkan uraian tersebut, Anda
dapat menentukan kedudukan antara tes, pengukuran, asesmen, dan evaluasi. Secara umum
hubungan antara tes, pengukuran, asesmen, dan evaluasi sebagai berikut:
2.3 Prinsip-Prinsip Penilaian
Agar penilaian yang Anda lakukan benar-benar dapat memberi gambaran yang sebenarnya
tentang pencapaian hasil belajar siswa maka dalam melakukan penilaian Anda perlu
memperhatikan prinsip-prinsip penilaian berikut.

1. Berorientasi pada pencapaian kompetensi. Penilaian yang Anda lakukan harus berfungsi untuk
mengukur ketercapaian siswa dalam pencapaian kompetensi seperti yang telah ditetapkan dalam
kurikulum.

2. Valid Penilaian yang Anda lakukan harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk
itu Anda memerlukan alat ukur yang dapat menghasilkan hasil pengukuran yang valid dan
reliabel. Contoh: pada akhir pembelajaran IPA siswa diharapkan dapat mempraktekkan cara
mencangkok yang baik dan benar. Untuk mencapai kompetensi tersebut Anda tidak dapat
menilainya hanya dengan menggunakan tes tertulis (paper and pencil test). Jika hanya itu yang
Anda lakukan, Anda hanya akan dapat mengukur pengetahuan siswa tentang mencangkok. Agar
Anda dapat mengetahui keterampilan siswa dalam mencangkok, Anda perlu menilai unjuk kerja
siswa. Untuk keperluan tersebut, Anda dapat memberi tugas (task) kepada siswa untuk
mempraktekkan cara mencangkok. Untuk menilai keterampilan siswa. dalam mencangkok, Anda
harus membuat pedoman pengamatan yang dilengkapi dengan kriteria penskorannya (rubric).
Kemudian gunakanlah rubrik tersebut untuk menilai kemampuan siswa dalam mencangkok.
Dengan cara seperti itulah kompetensi siswa dalam mencangkok dapat terukur dengan tepat.

3. Adil Penilaian yang Anda lakukan harus adil untuk seluruh siswa. Siswa harus memperoleh
kesempatan dan perlakuan yang sama. Contoh penilaian tidak adil yang sering kita temukan di
lapangan, misalnya dalam tes tertulis guru menyediakan 10 butir soal. Semua siswa diwajibkan
mengerjakan butir soal nomor 1 – 5 dan setiap siswa diberi kebebasan untuk memilih 2 dari 5
butir soal nomor 6 – 10. Dari contoh tersebut tampak bahwa semua siswa mendapat perlakuan
yang sama hanya untuk mengerjakan butir soal nomor 1 – 5 tetapi tidak mendapat perlakuan
yang sama untuk 2 butir soal pilihan yang diambil dari butir soal nomor 6 – 10.

4. Objektif Dalam menilai hasil belajar siswa Anda harus dapat menjaga objektivitas proses dan
hasil penilaian. Objektivitas penilaian dipengaruhi oleh unsur subjektivitas penilai. Unsur
subjektivitas dapat mempengaruhi penilaian pada saat pelaksanaan, penskoran, dan pengambilan
keputusan hasil belajar siswa. Hallo effect, carry over effect, order effect, serta mechanic effect
dapat menjadi penyebab tingginya unsur subjektivitas hasil penskoran.

5. Berkesinambungan Penilaian yang Anda lakukan harus terencana, bertahap, teratur, terus
menerus dan berkesinambungan untuk memperoleh informasi hasil belajar dan perkembangan
belajar siswa. Pengambilan keputusan pencapaian hasil belajar siswa tidak boleh dilakukan
hanya berdasar informasi hasil belajar siswa pada tes akhir semester saja tetapi harus diputuskan
berdasar informasi hasil belajar siswa dari berbagai sumber yang diperoleh secara
berkesinambungan. Hasil belajar harus dianalisis dan ditindaklanjuti dengan pemberian umpan
balik sehingga dapat diperoleh catatan tentang perkembangan belajar siswa. Informasi tersebut
juga harus dapat dimanfaatkan untuk perbaikan pembelajaran pada semester berikutnya. Dengan
demikian penilaian harus merupakan bagian integral dari pembelajaran. Dengan melakukan
penilaian secara berkelanjutan, Anda tidak hanya melakukan penilaian dalam arti asesmen tetapi
Anda juga dapat melakukan evaluasi terhadap program pembelajaran yang telah Anda
laksanakan.

6. Menyeluruh Prinsip menyeluruh dalam penilaian mengandung arti bahwa penilaian yang Anda
lakukan harus mampu menilai keseluruhan kompetensi yang terdapat dalam kurikulum yang
mungkin meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

7. Terbuka Kriteria penilaian harus terbuka bagi berbagai kalangan sehingga keputusan hasil
belajar siswa jelas bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

8. Bermakna Hasil penilaian hendaknya mempunyai makna bagi siswa dan juga pihak-pihak
yang berkepentingan. Hasil penilaian hendaknya dapat memberikan gambaran mengenai tingkat
pencapaian hasil belajar siswa, keunggulan dan kelemahan siswa, minat, serta potensi siswa
dalam mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan di atas dapat di Tarik kesimpulan sebagai beriikut :
Kegiatan evaluasi merupakan kegiatan yang sangat penting di lakukan oleh guru selama
proses pembelajaran. Evaluasi di lakukan untuk mengetahui kemampuan siswa, selain
untuk mengadakan perbaikan. Oleh karena itu, kegiatan evaluasi hendaknya
memperhatikan konsep dasar evaluasi yang berguna untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Konsep dasar evaluasi yang harus di kuasai oleh pendidik (guru) atau
calon pendidik (calon guru) adalah pengertian dasar tentang evaluasi, dan terakhir
macam-macam alat evaluasi yang telah di uraikan di atas. Tanpa mengetahui konsep
dasar evaluasi seorang pendidik (guru) tidak akan dapat Menyusun suatu alat evaluasi.
Untuk itu di perlukan pemahaman yang mendasar tentang konsep dasar evaluasi.

3.2 Penutup
Pada bagian terakhir ini, sekali lagi penulis sampaikan bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna dan hanyalah merupakan gambaran umum tentang konsep dasar
evaluasi saja. Oleh karena itu berbagai hal yang belum termuat dalam makalah ini dapat
di lengkapi sendiri oleh peserta melalui membaca buku-buku terkait.
DAFTAR PUSTAKA

Mardapi, Dj. dan Ghofur, A, (2004). Pedoman  Umum  Pengembangan 


Penilaian; Kurikulum Berbasis KompetensiSMA. Jakarta: Direktorat
Pendidikan Menengah Umum.

Nana Sudjana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:


Remaja Rosdakarya

Nana Sudjana, R. Ibrahim. 2000. Penelitian dan Penilaian Pendidikan.Bandung:


Sinar Baru.

Zainul, A. & Nasoetion, N. 1993. Penilaian Hasil Belajar, Depdikbud:Pusat Antar


Universitas.

Binham. 2011. Konsep Dasar Penelitian dan Evaluasi Pendidikan.


(online). https://binham.wordpress.com/2011/12/28/konsep-dasar-penilaian-dan-evaluasi-
pendidikan/.

Kahri, M.2016.Pengertian Tes, Pengukuran, Evaluasi dan Penilaian.


(online). http://magisterolahragaunlam.blogspot.com/2016/03/pengertian-tes-pengukuran-
evaluasi-dan.html. 

May, M. 2010. Pengertian Tes, Jenis-jenis Tes.


(online). https://minaltimay.wordpress.com/2010/12/16/pengertian-tes-jenis-jenis-tes/.

Rijal. 2016 . Pengertian Evaluasi, Penilaian, Pengukuran, dan Tes.


(online). http://www.rijal09.com/2016/03/v-behaviorurldefaultvmlo_28.html. 

Zakria,Z. 2015. Hubungan dan Perbedaan Tes, Pengukuran,Penilaian dan Evaluasi.


(online). http://zaldizakaria.blogspot.co.id/2015/02/hubungan-dan-perbedaan-tes-
pengukuran.html.

Zuriyati,e. 2015. Jenis-jenis Penilaian dalam Assesment.


(online). http://ezyzurriyati.blogspot.co.id/2015/02/jenis-jenis-penilaian-dalam-assesment.html. 
Amir, D.R., & Tamir, F.P. (1987). Justifications of answers to multiple choice items as amean for
identifying misconceptions. Dalam Novak, J.D. (Ed). Proceeding of The Second International
Seminar Misconceptions and Educational Stategies in Science and Mathematics. Ithaca. New
York: Cornell University.

Gronlund, N.E., & Linn, R.L. (1990). Measurement and Evaluation in Teaching. New York:
Mcmillan Publishing Company.

Hanna, G.S. (1993). Better Teaching Trough Better Measurement, Harcourt Brace Jovanovich
College Pub., New York.

Hopkins, C.D., & Antes, R.L. (1990). Classroom Measurement and Evaluation. Itaca Illinois:
F.E. Peacock Publisher Inc.

Mardapi, D. (2004). Penyusunan Tes Hasil Belajar. Yogyakarta: Program Pascasarjana


Universitas Negeri Yogyakarta.

Nasoetion, N. dan Suryanto, A. (1999). Evaluasi Pengajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Nitko. A.J. (1983). Educational Test and Measurement: an Introduction. New York: Harcourt
Brace Jovanovich Inc.

Novak, J.D. (Ed). Proceeding of The Second International Seminar Misconceptions and
Educational Stategies in Science and Mathematics. Ithaca. New York: Cornell University

Abdul majid, Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, bandung:


PT Remaja Rosdakarya, 2006.

Anas Sujono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada,


2006
Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta: Multi Prensindo, 2008.
Depdiknas RI, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
Djemari Mardapi, pengukuran, penilaian, dan Evaluasi Pendidikan, Yogyakarta: Nuha
Medika,2012
M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2006, Cet. Ke-13, 2003.

Abdul majid, Perencanaan


Pembelajaran, Mengembangkan
Standar Kompetensi
Guru, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2006

Anda mungkin juga menyukai