Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN

PRAKTIKUM GETARAN

Laporan ini dibuat sebagai syarat


Dalam Matakuliah Praktikum Lingkungan Fisik
Program Studi Kesehatan Lingkungan
OLEH

Nama : Annisa Syarani


NIM : 10031181924014
Kelompok : 3 (Tiga)
Dosen : Mona Lestari, S.K.M., M.K.K.K
Asisten : Arifqah Dhiya Ul-Haq

LABORATORIUM KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM STUDI KESEHATAN LINGKUNGAN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... i


DAFTAR TABEL ................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 3
2.1 Definisi Getaran ............................................................................................ 3
2.2 Kategori Vibrasi ............................................................................................ 3
2.3 Sumber Getaran ............................................................................................. 4
2.4 Nilai Ambang Batas ...................................................................................... 5
2.5 Dampak Kesehatan ........................................................................................ 5
2.6 Mengontrol Getaran ...................................................................................... 6
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM .......................................................... 7
3.1 Alat dan Bahan .............................................................................................. 7
3.1.1 Alat.......................................................................................................... 7
3.2 Prosedur Kerja ............................................................................................... 7
3.2.1 Kalibrasi Alat .......................................................................................... 7
3.2.2 Cara Kerja ............................................................................................... 8
3.2.3 Cara Mengganti Baterai .......................................................................... 8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 9
4.1 Hasil Praktikum ............................................................................................. 9
4.1.1 Waktu dan Lokasi Pengukuran ............................................................... 9
4.1.2 Hasil Pengukuran Getaran ...................................................................... 9
4.2 Pembahasan ................................................................................................. 10
BAB V KESIMPULAN ..................................................................................... 13
5. 1 Kesimpulan ................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14

i
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Sumber dan tipe getaran berdasarkan jenis industri............................... 4
Tabel 2. 2 Nilai ambang batas getaran untuk pemaparan lengan dan tangan ......... 5
Tabel 2. 3 Nilai ambang batas getaran untuk pemaparan seluruh tubuh ................ 5
Tabel 4. 1 Hasil pengukuran getaran....................................................................... 9

ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Vibrasi meter ...................................................................................... 7
Gambar 3. 2 Flowchart Kalibrasi alat ..................................................................... 7
Gambar 3. 3 Flowchart Cara kerja .......................................................................... 8
Gambar 3. 4 Flowchart Cara Mengganti Baterai .................................................... 8
Gambar 4. 1 Hasil pengukuran hand-arm vibration ................................................ 9
Gambar 4. 2 Hasil pengukuran whole body vibration ............................................ 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan kerja merupakan aktivitas multidisiplin yang bertujuan untuk
menjaga dan mendukung kesehatan pekerja dengan mencegah serta mengontrol
penyakit dan kecelakaan akibat kerja, mengeliminasi faktor-faktor berbahaya di
tempat kerja terhadap kesehatan dan keamanan saat bekerja. Kesejahteraan fisik,
mental dan sosial para pekerja perlu diperhatikan untuk meningkatkan kapasitas
kerja. Interaksi dua arah antara pekerja dengan lingkungan kerja saling
mempengaruhi satu sama lain. Lingkungan kerja mempengaruhi kesejahteraan
pekerja dan begitu pula sebaliknya, kesehatan pekerja mempengaruhi hasil
produksi. Pekerjaan dengan keterbatasan fisik yang tidak dapat bekerja dengan baik
sebaiknya dipindahkan sesuai dengan pekerjaan yang sesuai. Sehingga diharapkan
dapat meningkatkan kapasitas kerja mereka (WHO, 2001).
Menurut UUD 1945 pasal 27 ayat 2 dijelaskan bahwa “setiap warga negara
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Pekerjaan
dan penghidupan yang layak mengandung pengertian bahwa pekerjaan
sesungguhnya merupakan suatu hak manusia yang mendasar dan memungkinkan
seseorang untuk melakukan aktivitas atau bekerja dalam kondisi yang sehat,
selamat, bebas dari risiko akibat kerja, kecelakaan atau penyakit akibat kerja untuk
hidup secara manusiawi yang berpenghasilan guna memenuhi kebutuhan hidup
melalui tingkat kesejahteraan yang sesuai dengan harkat dan martabat sebagai
manusia”. Proses pertumbuhan dan pembangunan memerlukan peranan tenaga
kerja baik sebagai pelaku maupun tujuan pembangunan tersebut. Mengabaikan
aspek ketenagakerjaan sebagai faktor dominan baik secara kuantitatif maupun
secara kualitatatif akan berakibat mundurnya kelangsungan kehidupan masyarakat
umumnya dan suatu negara atau bangsa khususnya (Budiono, 2009).
Saat ini banyak pekerjaan yang dapat membuat pekerjanya terpapar getaran
seperti pekerjaan yang berhubungan dengan transportasi, mesin, dan alat-alat
lainnya. Jika para pekerja terpapar getaran dalam jangka waktu yang cukup lama
dapat menyebabkan penyakit akibat kerja. Gejala atau efek yang ditimbulkan dari

1
getaran tersebut dapat mengakibatkan penyakit akibat kerja dalam bentuk gangguan
darah perifer, syaraf perifer, otot, tendon serta tulang dan sendi.
Saat bekerja, pekerja mendapat beban kerja dan beban tambahan akibat
lingkungan kerja. Lingkungan kerja dapat berupa lingkungan kerja fisik, kimia,
biologi, ergonomi, psikologis (Suma’mur, 2009). Salah satu jenis lingkungan kerja
fisik adalah vibrasi, paparan vibrasi terhadap pekerja yang tersebar di berbagai
industri dapat berakibat menimbulkan penyakit atau kecelakaan kerja. Pekerja yang
terpapar vibrasi secara berkelanjutan dapat memicu munculnya keluhan kesehatan
pada bagian tubuh yang sering terkena paparan. Gangguan kesehatan yang dapat
terjadi berupa fenomena Raynaud (Jari-jari putih), gangguan tulang, sendi, dan otot,
gangguan neuropati, gangguan pada thorax, leher dan kepala, pinggul dan
perineum, otot dan tulang, pharynx, mata (Seman, et al, 2019).
Kasus yang dominan terjadi dalam vibrasi mesin adalah yang disebabkan oleh
gaya eksitasi yang berasal dari mesin itu sendiri. Perkakas yang bergetar secara luas
dipergunakan dalam industri logam, perakitan kapal, otomotif, pertambangan,
kehutanan, dan proses konstruksi. Banyak dari alat ini menggunakan berbagai alat
yang menghasilkan getaran baik getaran seluruh tubuh (whole body vibration) atau
getaran lengan dan tangan (hand arm vibration).
Pengendalian getaran menjadi sangat penting untuk melindungi pekerja di
bidang kehutanan seperti operator chainsaw. Salah satu bentuk upaya dalam
pengendalian getaran adalah penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) seperti sarung
tangan. Kenyataannya, di lapangan masih banyak operator chainsaw yang enggan
menggunakan APD. Padahal, begitu banyak peraturan yang mewajibkan
menggunakan APD tersebut seperti Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 Pasal 3
Ayat (1) Butir f: Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat untuk
memberikan APD. Pasal 9 Ayat (1) Butir c: Pengurus diwajibkan menunjukkan dan
menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang APD. Pasal 12 Butir b: Dengan
peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk memakai
APD. Pasal 14 Butir c: Pengurus diwajibkan menyediakan APD secara cuma-cuma.
Permenakertrans 01/MEN/1981 Pasal 4 Ayat (3) menyebutkan kewajiban pengurus
menyediakan alat pelindung diri dan wajib bagi tenaga kerja yang menggunakannya
untuk pencegahan penyakit akibat kerja (Balai K3 Bandung, 2008).

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Getaran


Getaran yaitu gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak
balik dari kedudukan keseimbangannya. Menurut Anizar (2009), ciri utama getaran
adalah frekuensi (Hz) dan intensitas (diukur sebagai amplitude, kecepatan, atau
percepatan). Getaran atau vibrasi adalah suatu faktor fisik yang menjalar ke tubuh
manusia, mulai dari tangan sampai keseluruh tubuh turut bergetar (oscilation)
akibat getaran peralatan mekanis yang dipergunakan dalam tempat kerja. Getaran
ini menyebar kepada lingkungan dan merupakan bagian dari tenaga yang
sumbernya adalah mesin atau peralatan mekanis. Sebagian dari kekuatan mekanis
mesin atau peralatan kerja disalurkan kepada tubuh tenaga kerja atau benda yang
terdapat di tempat kerja dan lingkungan kerja dalam bentuk getaran mekanis
(Suma’mur, 2009). Getaran mekanik adalah getaran yang ditimbulkan oleh sarana
dan peralatan kegiatan manusia (Kep. MENLH No: KEP- 49/MENLH/11/1996).
Dalam kesehatan kerja, getaran yang terjadi secara mekanis dan secara umum
terbagi atas (Sucofindo, 2002):
1. Getaran seluruh tubuh Merupakan getaran yang biasanya dialami oleh
pengemudi kendaraan seperti traktor, bus, helikopter, dan kapal. Efek yang
ditimbulkan berupa ketidaknyamanan karena goyangan organ, dan menurut
beberapa penelitian dilaporkan efek jangka lama yang menimbulkan
orteoartritis tulang belakang (Harrington dan Gill, 2005).
2. Getaran tangan lengan. Getaran jenis ini biasanya dialami oleh tenaga
pekerja seperti operator chainsaw, penempa palu, tukang potong rumput,
dan lain-lain. Efek getaran jenis ini berupa kelainan pada peredaran darah
dan persyarafan, serta kerusakan pada persendian dan tulang-tulang.

2.2 Kategori Vibrasi


Pajanan vibrasi pada seluruh tubuh umumnya disebabkan oleh mesin industri,
Konstruksi, pertanian, atau peralatan transportasi, dapat dibagi menjadi:

3
1. Vibrasi frekuensi rendah, misalnya peralatan transportasi darat (bus, truk,
kereta api);
2. Vibrasi frekuensi tinggi, misalnya mesin industri, alat-alat berat (forklift,
traktor, traktor roda gigi, Derek, skop elektrik, motor gandeng, bulldozer),
peralatan transportasi udara/laut (helikopter, kapal laut).
3. Syok, peralatan transportasi darat yang berjalan di jalanan yang tidak rata/
berlubang.

2.3 Sumber Getaran


Di tempat kerja terdapat banyak peralatan kerja yang menghasilkan getaran dan
secara luas digunakan dalam proses industri seperti dalam perakitan kapal,
otomotif, industri logam, alat angkut (transportasi), baik getaran seluruh tubuh
(whole body vibration) ataupun getaran lengan-tangan (hand-arm vibration).
Berikut beberapa alat yang menghasilkan getaran:

Tabel 2. 1 Sumber dan tipe getaran berdasarkan jenis industri


Industry Type of Common Vibration Source
Vibration
Agriculture Whole body Tractor operation
Boiler making Segmental Pneumatic tools
Construction Whole body/ Heavy equipment vehicles, pneumatic
segmental drills, jackhammers, etc
Diamond cutting Segmental Vibrating tools
Forestry Whole body/ Tracktors operator/c hain saw
segmental
Furniture Segmental Pneumatic chisel
manufacture
Iron & steel Segmental Vibrating hand tool
Lumber Segmental Chain saw
Machine tools Segmental Brating hand tools
Mining Whole body Vehicle operators rock drills
Riveting Segmental Hand tools
Rubber Segmental Pneumatic stripping tools
Sheet metal Segmental Stamping tools
Shipyards Segmental Pneumatic hand tools
Stone dressing Segmental Pneumatic hand tools
Textile Segmental Sewing machine looms
transportation Whole body Vehicle operation
Sumber: Universitas Sumatera Utara

4
2.4 Nilai Ambang Batas

Tabel 2. 2 Nilai ambang batas getaran untuk pemaparan lengan dan tangan
Jumlah waktu pajanan Resultan Percepatan di Sb X, Sb Y dan Sb. Z
per hari kerja (jam) Meter per detik kuadrat (m/det2)
6 jam sampai 8 jam 5
4 jam & kurang dari 6 jam 6
2 jam & kurang dari 4 jam 7
1 jam & kurang dari 2 jam 10
0,5 jam & kurang dari 1 jam 14
Kurang dari 0,5 jam 20
Sumber: Permenaker No. 05 Tahun 2018

Tabel 2. 3 Nilai ambang batas getaran untuk pemaparan seluruh tubuh


Jumlah waktu pajanan Nilai ambang batas (m/det2)
per hari kerja (jam)
0,5 3,4644
1 2,4497
2 1,7322
4 1,2249
8 0,8661
Sumber: Permenaker No. 05 Tahun 2018

2.5 Dampak Kesehatan


Efek dari paparan Whole Body Vibration berbeda-beda tergantung pada
tingkatan akselerasi, frekuensi, dan cara pemaparannya keseluruh tubuh
(Suma’mur, 2009). Secara umum, getaran seluruh tubuh dapat menyebabkan nyeri,
penglihatan kabur dan gemetaran, kerusakan organ bagian dalam serta nyeri tulang
belakang. Ada beberapa efek getaran seluruh tubuh terhadap kesehatan, seperti:
1. Getaran seluruh tubuh dapat menyebabkan kelelahan, sulit tidur, sakit
kepala dan “gemetar” secara singkat setelah atau selama pemaparan. Gejala
yang sama terhadap kesehatan tersebut kebanyakan orang setelah
mengalami perjalanan panjang dengan mobil atau kapal. Setelah seharian
mengalami pemaparan dalam hitungan tahun, getaran seluruh tubuh dapat
mempengaruhi tubuh bagian dalam dan hasilnya pada kerusakan kesehatan.

5
2. Orang-orang dibawah usia 20 tahun khususnya rentan terhadap pengaruh-
pengaruh getaran. Efek-efek getaran yang merugikan dipertinggi dengan
adanya disfungsi otonomi, penyakit pembuluh dan syaraf perifer.
3. Efek vibrasi dalam tubuh tergantung dari jaringan. Hal ini didapatkan
sebesar-besarnya pada frekuensi alami yang menyebabkan resonansi. Leher
dan kepala, pinggul dan perineum, serta kesatuan otot-otot dan tulang terdiri
dari jaringan lemah dengan bagian keras bersama, dan beresonansi baik
terhadap 10 Hz. Pharynk beresonansi terhadap 3-5 Hz. Getaran-getaran kuat
menyebabkan perasaan sakit yang luar biasa.
4. Sistem peredaran darah dipengaruhi hanya oleh getaran-getaran dengan
intensitas tinggi. Saat seluruh pekerjaan terpapar, sensitifitas setiap individu
beraneka macam terhadap orang per orang.
Bentuk pemaparan dibagi dalam dua kategori, yaitu pemaparan seluruh tubuh/
whole-body vibration dan pemaparan bersifat segmental (hanya bagian tubuh
tertentu)/ hand-arm vibration. Gejala yang ditemukan akibat getaran mekanis pada
lengan adalah kelainan pada peredaran darah dan persarafan serta kerusakan pada
persendian dan tulang (International Labour Organization, 2013).
1. Whole Body Vibration (WBV)
Whole Body Vibration ditransmisikan melalui kursi atau kaki karyawan
yang mengendarai mesin bergerak, atau kendaraan kerja lainnya, di atas
permukaan yang kasar dan tidak rata sebagai bagian utama dari pekerjaan
mereka. Guncangan dan goncangan yang besar dapat menyebabkan risiko
kesehatan termasuk sakit punggung.
2. Hand-Arm Vibration (HAV)
Hand-Arm Vibration adalah suatu kondisi yang berpotensi untuk
mempengaruhi setiap pekerja pengguna alat yang disegerakan dengan
tangan sebagai bagian utama pekerjaan mereka.

2.6 Mengontrol Getaran


1. Isolasi Sumber Getaran
2. Damping (meredam getaran)
3. Mengurangi/menghilangkan gangguan mekanik yang menyebabkan getaran

6
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
1. Vibrasi Meter HVM-200 dan sensor

Gambar 3. 1 Vibrasi meter

3.2 Prosedur Kerja


3.2.1 Kalibrasi Alat

Kalibrasi ekternal dilakukan oleh


Untuk Vibration Meter
lembaga atau intansi yang memiliki
digunakan dengan
sertifikasi kalibrasi atau lembaga
kalibrasi ekternal
yang sudah terstandarisasi

Kalibrasi ekternal dilakukan dengan


pilihan pertahun atau perjumlah
penggunaan alat

Gambar 3. 2 Flowchart Kalibrasi alat

7
3.2.2 Cara Kerja

Unduh / download aplikasi di Lakukan sambungan dengan


App Store dengan kata kunci menggunakan Wi-Fi, buka menu
“HVM200”, pilih aplikasi pengaturan / setting pada Handphone
HVM200 dari Larson Davis. anda, pilih pengaturan Wi-Fi

Lakukan pemindaian / scan jaringan Wi-Fi yang tersedia, jika Wi-Fi alat
sudah aktif maka anda akan melihat “LD_ENG_WIFI” pada jaringan yang
tersedia, dapat juga terlihat nomor seri HVM-200 yang digunakan, pilih dan
lakukan sambungan ke jaringan tersebut

Setelah sambungan berhasil dilakukan, jalankan


aplikasi HVM-200 dari Handphone anda.

Gambar 3. 3 Flowchart Cara kerja

3.2.3 Cara Mengganti Baterai

Tingkat daya baterai alat


HVM-200 dapat dilihat jika baterai habis dapat diisi ulang

pada aplikasi dan lampu dengan menggunakan charger USB

LED pada alat

sambungkan ke slot USB yang ada


pada alat HVM-200

Gambar 3. 4 Flowchart Cara Mengganti Baterai

8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum


4.1.1 Waktu dan Lokasi Pengukuran
Hari/Tanggal : Selasa, 8 Februari 2022
Waktu : 10.30 WIB
Tempat : Di Sekitaran Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Fakultas Universitas Sriwijaya.
4.1.2 Hasil Pengukuran Getaran

Tabel 4. 1 Hasil pengukuran getaran


No. Jenis Getaran Waktu Nilai paparan NAB Keterangan
paparan (m/det2)
1. Hand-Arm Kurang 0,0559 20 Memenuhi
Vibration 0,5 jam NAB
2. Whole Body 0,5 jam 4,6398 3,4644 Melebihi
Vibration NAB

Gambar 4. 1 Hasil pengukuran hand-arm vibration

Gambar 4. 2 Hasil pengukuran whole body vibration

9
4.2 Pembahasan
Aplikasi teknologi yang semakin modern terlihat dari bertambahnya
penggunaan beraneka ragam mesin dan peralatan kerja mekanis yang digerakkan
oleh motor/mesin penggerak. Mesin-mesin tersebut merupakan salah satu faktor
penunjang utama pada proses produksi. Sangat banyak peralatan mekanis dan
mesin yang digunakan dalam berbagai industri antara lain industri logam, industri
kayu, pertambangan, pertanian, dan industry angkutan/transportasi. Papran getaran
terhadap pekerja dalam berbagai sektor industri merupakan masalah yang harus
mendapat perhatian khusus sebab akan berakibat menimbulkan penyakit atau
kecelakan kerja.
Dalam kehidupan sehari-hari, tentu kita menggunakan peralatan
untuk beraktivitas. Begitu juga dengan menggunakan peralatan bermotor. Dalam
penggunaannya pasti menimbulkan getaran-getaran yang dirasakan oleh tubuh kita.
Intensitas getaran mekanis adalah bentuk dari energi mekanis yang dihasilkan oleh
mesin atau alat-alat mekanis yang digerakkan oleh motor dan getaran mekanis
adalah merupakan salah satu faktor bahaya di tempat kerja yang disebabkan oleh
peralatan atau mesinyang sedang dioperasikan.
Kata vibrasi atau getaran berasal dari kata dasar getar, yang menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KKBI) getar bermakna gerak yang berulang-ulang secara
cepat. Jika dijabarkan lebih lanjut definisi vibrasi atau getaran adalah gerakan yang
berulang-ulang dengan tempo yang cepat. Contoh yang paling sederhana dari
vibrasi adalah pendulum yang berayun, senar gitar yang dipetik dsb. Jadi, secara
bahasa definisi vibrasi mesin adalah gerakan yang berulangulang dengan tempo
yang cepat pada mesin. Secara istilah, vibrasi mesin (Vibration of Machinery)
diartikan sebagai gerakan bolak-balik dari mesin secara utuh atau komponen
mekanik mesin sebagai reaksi dari adanya gaya yang mempengaruhinya baik itu
gaya dalam maupun gaya luar.
Getaran mesin banyak menimbulkan masalah dengan jenis serupa seperti
kebisingan. Getaran terdapat pada kendaraan-kendaraan yang bergerak, terutama
tractor beroda dua, dan gergaji-gergaji listrik serta mesin-meisn lain yang dapat
dibawa. Mengalami getaran secara lama dapat melelahkan badan manusia. Dalam
jangka panjang, getaran dapat berbahaya kepada sistem syaraf dan mungkin

10
menyebabkan kerusakan sendi-sendi. Efek membahayakan demikian tergantung
tidak hanya kepada waktu tubuh mengalami getaran, tetapi juga kepada frekuensi
dan intensitas serta juga kepada bagian-bagain tubuh yang dipengaruhi.
Seperti telah diketahui bersama peralatan atau mesin pada saat dioperasikan
akan menimbulkan getaran, di samping timbulnya kebisingan. Getaran tidak hanya
ditimbukan peralatan atau mesin yang tidak bergerak seperti dalam suatu industri,
tetapi terjadi juga pada peralatan berat. Ergonomi merupakan salah satu memuat
aspek-aspek perlindungan tenaga kerja. Satu diantaranya adalah adanya norma-
norma yang mengatur kesesuaian ukuran alat kerja dengan manusianya.
Dalam peningkatan produksi, digunakan mesin-mesin dan alat kerja modern.
Penggunaan alat kerja modern selain meningkatkan produksi juga mempunyai
efek samping dapat menyebabkan timbulnya gangguankesehatan tenaga kerja.
Untuk menghindarinya maka perlu diupayakanteknologi pengendaliannya. Oleh
karena itu, perlu dilaksanakannya praktikum pengukuran lingkungan kerja yaitu
getaran mekanis agar dapat diketahui besarnya getaran yang terjadi pada mesin agar
dapat terhindar dari faktor bahaya yang ada seperti, kecelakaan, peledakan,
kebakaran dan sebagainya.
Dari penjabaran di atas yang menyebabkan dilakukannya praktikum uji getaran
ini yang mengukur Hand-Arm Vibration dan Whole Body Vibration. Pengukuran
dilakukan di area sekitaran lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sriwijaya. Sumber getaran diambil dari kendaraan bermotor yaitu berasal dari
sepeda motor. Dimana sepeda motor adalah salah satu mesin yang dijalankan
dengan tenaga motor/mesin sehingga menimbulkan getaran mekanis. Faktor-faktor
bahaya fisik tersebut dapat terpapar kepada para pengendara motor serta para
penumoang motor tersebut dan dapat mempercepat kerusakan pada sepeda motor
bila nilai ambang getaran mekanis melebihi ambang batas yang ditentuka.
Untuk mengetahui apakah intensitas getaran mekanis di suatu mesin atau alat
mekanik tertentu melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) atau tidak, maka harus
dilakukan pengukuran dan perhitungan tingkat getaran mekanis rata-rata yang
diterima oleh para pengemudi atau para penumpang. Dalam praktikum yang kami
lakukan kelompok 3 mengukur Hand-Arm Vibration (HAV) dan Whole Body
Vibration. Untuk mengukur getaran tersebut digunakan Nilai Ambang Bata (NAB)

11
dari Permenaker RI No. 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Lingkungan Kerja.
Hasil uji getaran pada praktikum ini yaitu 0,0559 m/det2 untuk Hand-Arm
Vibration dan 4,6398 m/det2 untuk Whole Body Vibration yang mana getaran
diukur dalam waktu kurang dari 0,5 jam. Jika dibandingkan dengan NAB Hand-
Arm Vibration memenuhi nilai ambang batas karena nilai NAB-nya 20 m/det2, jadi
masih dalam batas aman. Sedangkan Whole Body Vibration melebihi NAB karena
nilai NAB-nya 3,4644 m/det2, hal ini dapat menimbulkan efek negatif ke
pengemudi maupun penumpang motor ini.
Efek dari paparan Whole Body Vibration berbeda-beda tergantung pada
tingkatan akselerasi, frekuensi, dan cara pemaparannya keseluruh tubuh
(Suma’mur, 2009). Secara umum, getaran seluruh tubuh dapat menyebabkan nyeri,
penglihatan kabur dan gemetaran, kerusakan organ bagian dalam serta nyeri tulang
belakang. Ada beberapa efek getaran seluruh tubuh terhadap kesehatan, seperti:
1. Getaran seluruh tubuh dapat menyebabkan kelelahan, sulit tidur, sakit
kepala dan “gemetar” secara singkat setelah atau selama pemaparan. Gejala
yang sama terhadap kesehatan tersebut kebanyakan orang setelah
mengalami perjalanan panjang dengan mobil atau kapal. Setelah seharian
mengalami pemaparan dalam hitungan tahun, getaran seluruh tubuh dapat
mempengaruhi tubuh bagian dalam dan hasilnya pada kerusakan kesehatan.
2. Orang-orang dibawah usia 20 tahun khususnya rentan terhadap pengaruh-
pengaruh getaran. Efek-efek getaran yang merugikan dipertinggi dengan
adanya disfungsi otonomi, penyakit pembuluh dan syaraf perifer.
3. Efek vibrasi dalam tubuh tergantung dari jaringan. Hal ini didapatkan
sebesar-besarnya pada frekuensi alami yang menyebabkan resonansi. Leher
dan kepala, pinggul dan perineum, serta kesatuan otot-otot dan tulang terdiri
dari jaringan lemah dengan bagian keras bersama, dan beresonansi baik
terhadap 10 Hz. Pharynk beresonansi terhadap 3-5 Hz. Getaran-getaran kuat
menyebabkan perasaan sakit yang luar biasa.
4. Sistem peredaran darah dipengaruhi hanya oleh getaran-getaran dengan
intensitas tinggi. Saat seluruh pekerjaan terpapar, sensitifitas setiap individu
beraneka macam terhadap orang per orang.

12
BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
1. Getaran atau vibrasi adalah suatu faktor fisik yang menjalar ke tubuh
manusia, mulai dari tangan sampai keseluruh tubuh turut bergetar
(oscilation) akibat getaran peralatan mekanis yang dipergunakan dalam
tempat kerja. Getaran ini menyebar kepada lingkungan dan merupakan
bagian dari tenaga yang sumbernya adalah mesin atau peralatan mekanis.
2. Salah satu jenis lingkungan kerja fisik adalah vibrasi, paparan vibrasi
terhadap pekerja yang tersebar di berbagai industri dapat berakibat
menimbulkan penyakit atau kecelakaan kerja.
3. Dalam kehidupan sehari-hari, tentu kita menggunakan peralatan
untuk beraktivitas. Begitu juga dengan menggunakan peralatan bermotor.
Dalam penggunaannya pasti menimbulkan getaran-getaran yang dirasakan
oleh tubuh kita.
4. Hasil uji getaran Hand-Arm Vibration yang diukur selama kurang dari 0,5
jam adalah sebesar 0,0559 m/det2 dengan Nilai Ambang Batas (NAB) 20
m/det2, hasil uji ini memenuhi NAB sehingga tidak menimbulkan dampak
apapun ke pengendara motor maupun penumpang motor tersebut.
5. Hasil uji getaran Whole Body Vibration yang diukur selama kurang dari 0,5
jam adalah sebesar 4,6398 m/det2 dengan Nilai Ambang Batas (NAB)
3,4644 m/det2, hasil uji ini melebihi NAB sehingga dapat menimbulkan
efek negatif bagi pengendara maupun penumpang motor tersebut.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abu Seman, M. T., Hamid, M. N. A., & Mat Noor, N. R. 2019. Hand arm vibration
of coconut grater machine. International Journal of Innovative Technology
and Exploring Engineering, 8(11), 1870–1876.

Balai K3 Bandung. 2008. Alat Pelindung Diri. [Online]. Tersedia:


https://hiperkes.wordpress.com/2008/04/04/alat-pelindung-diri/ [Diakses 7
Februari 2022].

Budiono, A.M.S. Jusufdan Adriana Pusparini. 2009. Bunga Rampai Hiperkes dan
Keselamatan Kerja. Semarang: Badan Penerbit UNDIP.

International Labour Organization. 2013. Keselamatan dan Kesehatan Kerja.


Jakarta: International Labour Office

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup. Kep 49/MENLH/11/1996 Tentang


Baku Tingkat Getaran. Jakarta

Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018


Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja

Sucofindo. 2002. Buku Saku k3. Jakarta: PT (persero) Sucofindo

Suma’mur, P.K. 2009. Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Sagung
Seto.

WHO. 2001. Occupational Health. Cairo: WHO.

14

Anda mungkin juga menyukai