Anda di halaman 1dari 24

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

BERBASIS AKRUAL TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN


PEMERINTAH DAERAH
(Studi kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman, Yogyakarta tahun 2022)

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun Oleh :

Nama : Kelvin Pratama Putra

No. Mahasiswa : 20312517

FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2023
DAFTAR ISI

BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................................................ 3
1.3 Fokus Penelitian ............................................................................................................................ 3
1.4. Tujuan Penelitian ......................................................................................................................... 4
1.5. Manfaat Penelitian ....................................................................................................................... 4
BAB II..................................................................................................................................................... 6
KAJIAN PUSTAKA ............................................................................................................................... 6
2.1 landasan Teori ............................................................................................................................... 6
2.2 Standar Akuntansi Pemerintah ...................................................................................................... 7
2.3 Akuntansi Basis Akrual ................................................................................................................. 7
2.4 Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah .......................................................................... 7
2.5 Pengaruh Penerapan SAP Berbasis Akrual terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah ................................................................................................................................................. 8
2.5.1 Peningkatan Transparansi ...................................................................................................... 8
2.5.2 Peningkatan Akurasi .............................................................................................................. 8
2.6 Studi Kasus Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman, Yogyakarta ................................................ 8
2.6.1 Konteks Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman ................................................................... 8
2.6.2 Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual di Kabupaten Sleman................ 8
Tabel 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu : ............................................................................................... 9
2.7 Sinergi Antara SAP Berbasis Akrual dan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah....... 10
2.7.1 Peningkatan Transparansi .................................................................................................... 10
2.7.2 Peningkatan Akurasi ............................................................................................................ 10
2.7.3 Peningkatan Relevansi ......................................................................................................... 10
2.7.4 Peningkatan Keterbandingan ............................................................................................... 10
2.8 Kesimpulan ................................................................................................................................. 11
BAB III ................................................................................................................................................. 13
METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................................................ 13
3.1 Desain Penelitian ........................................................................................................................ 13
3.2 Sampel Penelitian........................................................................................................................ 13
3.3 Variabel Penelitian ...................................................................................................................... 14
3.4 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................................................... 14
3.5 Analisis Data ............................................................................................................................... 15
3.6 Teknik Analisis Data ................................................................................................................... 16

ii
3.6.1 Pengujian Data Model Pengukuran...................................................................................... 16
3.6.2 Pengujian Model Struktural ................................................................................................. 17
3.7 Implikasi dan Interpretasi Hasil .................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 20

iii
Analisis Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual terhadap Kualitas
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

(Studi kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman, Yogyakarta tahun 2022)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Penerapan standar akuntansi yang baik merupakan hal penting dalam menyusun laporan keuangan
pemerintah daerah. Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual (SAPBA) diperkenalkan sebagai
kerangka kerja akuntansi yang transparan dan akurat. Di daerah Kabupaten Sleman, penerapan
SAPBA masih perlu dievaluasi terkait dengan pengaruhnya terhadap kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penerapan SAPBA terhadap
kualitas laporan keuangan pemerintah daerah di Kabupaten Sleman pada tahun 2022.
Penerapan standar akuntansi yang baik merupakan hal penting dalam pengelolaan keuangan
pemerintah daerah. Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual (SAPBA) diperkenalkan sebagai
kerangka kerja akuntansi yang transparan, akurat, dan berbasis akrual. SAPBA menekankan
pentingnya pencatatan dan pengakuan transaksi berdasarkan prinsip akrual, yang memungkinkan
pengukuran yang lebih akurat tentang kinerja keuangan pemerintah daerah.
Di daerah Kabupaten Sleman, penerapan SAPBA telah diberlakukan sejak beberapa tahun
terakhir. Namun, meskipun ada upaya untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas keuangan
pemerintah daerah, masih terdapat kekhawatiran mengenai kualitas laporan keuangan yang
dihasilkan. Kualitas laporan keuangan pemerintah daerah sangat penting karena dapat memengaruhi
keputusan pengguna informasi keuangan, seperti pemangku kepentingan eksternal (misalnya investor,
kreditor, dan masyarakat) dan pengambilan keputusan internal (misalnya manajemen pemerintah
daerah).
Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi pergeseran paradigma dalam penyusunan laporan keuangan
pemerintah daerah dari basis kas ke basis akrual. Hal ini dilakukan untuk menghasilkan laporan
keuangan yang lebih akurat dan relevan dengan kondisi keuangan pemerintah daerah. Oleh karena itu,
penting untuk mengevaluasi pengaruh penerapan SAPBA terhadap kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah di Kabupaten Sleman.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa penerapan standar akuntansi pemerintah dapat
berdampak positif terhadap kualitas laporan keuangan. Namun, penelitian ini masih terbatas dan
belum banyak dilakukan di Indonesia, terutama di tingkat pemerintah daerah. Oleh karena itu,
penelitian ini bertujuan untuk mengisi celah pengetahuan tersebut dan menganalisis pengaruh
penerapan SAPBA terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah di Kabupaten Sleman.
Dengan melihat hasil penelitian ini, diharapkan pemerintah daerah Kabupaten Sleman dapat
memperbaiki kebijakan dan praktik akuntansi yang berkaitan dengan penerapan SAPBA. Selain itu,
penelitian ini juga dapat memberikan sumbangan pengetahuan baru dalam bidang akuntansi
pemerintahan, khususnya dalam konteks pengaruh penerapan SAPBA terhadap kualitas laporan
keuangan di tingkat pemerintah daerah.

1
Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang pengaruh penerapan SAPBA terhadap kualitas
laporan keuangan pemerintah daerah, diharapkan dapat meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan
kualitas pengelolaan keuangan di daerah Kabupaten Sleman.
Pemerintah daerah memiliki tanggung jawab penting dalam mengelola sumber daya keuangan
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan mencapai tujuan pembangunan. Laporan keuangan yang
berkualitas dan dapat dipercaya menjadi alat penting dalam memantau dan mengevaluasi kinerja
keuangan pemerintah daerah. Laporan keuangan yang baik akan memberikan informasi yang relevan,
andal, dan transparan mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, serta arus kas pemerintah daerah.
Namun, masih terdapat beberapa tantangan dalam penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah
di Kabupaten Sleman. Beberapa masalah yang mungkin dihadapi antara lain:
1. Konvergensi ke Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual: Penerapan SAPBA di Kabupaten
Sleman mungkin menghadapi kendala dalam mengubah sistem dan proses akuntansi yang berbasis
kas menjadi berbasis akrual. Hal ini memerlukan pemahaman yang baik dan perubahan kebijakan
serta praktik akuntansi yang diterapkan oleh pemerintah daerah.
2. Kompleksitas Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi pemerintah memiliki kompleksitas yang berbeda
dengan akuntansi sektor swasta. Hal ini termasuk pengakuan pendapatan dan pengeluaran, aset dan
kewajiban, serta pengukuran kinerja yang sesuai dengan prinsip dan standar akuntansi pemerintah.
Pemerintah daerah perlu memahami dan mengimplementasikan dengan benar standar akuntansi yang
relevan.
3. Keterbatasan Sumber Daya Manusia: Tingkat kemampuan dan pemahaman sumber daya manusia
(SDM) di bidang akuntansi pemerintah dapat mempengaruhi kualitas laporan keuangan. Pemerintah
daerah perlu memastikan bahwa staf akuntansi memiliki keterampilan dan pengetahuan yang
memadai dalam menerapkan SAPBA dengan benar.
4. Pengawasan dan Audit Eksternal: Proses pengawasan dan audit eksternal terhadap laporan
keuangan pemerintah daerah penting untuk memastikan kepatuhan terhadap standar akuntansi yang
berlaku dan kualitas laporan keuangan yang dihasilkan. Tingkat efektivitas dan independensi
pengawasan serta audit eksternal dapat memengaruhi kualitas laporan keuangan.
Dalam konteks tersebut, penelitian ini akan mengkaji pengaruh penerapan SAPBA terhadap
kualitas laporan keuangan pemerintah daerah di Kabupaten Sleman. Diharapkan bahwa hasil
penelitian ini akan memberikan masukan berharga bagi pemerintah daerah untuk memperbaiki
kebijakan dan praktik akuntansi yang relevan, meningkatkan kualitas laporan keuangan, serta
meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan pemerintah daerah di Kabupaten
Sleman.
Dengan memahami dampak dari penerapan SAPBA terhadap kualitas laporan keuangan,
pemerintah daerah dapat mengidentifikasi area-area yang perlu perhatian lebih dalam rangka
meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah di Kabupaten Sleman. Beberapa langkah
yang dapat diambil meliputi:
1. Peningkatan pemahaman dan implementasi SAPBA: Pemerintah daerah perlu memberikan
pelatihan dan pendidikan kepada staf akuntansi tentang konsep, prinsip, dan prosedur yang terkait
dengan penerapan SAPBA. Hal ini akan membantu meningkatkan pemahaman mereka tentang
standar akuntansi pemerintah dan memastikan bahwa proses akuntansi yang dijalankan sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan.
2. Pengembangan kebijakan dan pedoman yang jelas: Pemerintah daerah perlu mengembangkan
kebijakan dan pedoman yang jelas mengenai penerapan SAPBA. Hal ini mencakup prosedur
pelaporan, pengakuan dan pengukuran transaksi, serta pengelolaan aset dan kewajiban. Dengan

2
adanya kebijakan dan pedoman yang jelas, diharapkan akan tercipta konsistensi dalam penyusunan
laporan keuangan pemerintah daerah.
3. Penyediaan sumber daya manusia yang kompeten: Pemerintah daerah perlu memastikan bahwa staf
akuntansi memiliki keterampilan dan pengetahuan yang memadai dalam menerapkan SAPBA. Dalam
hal ini, dapat dilakukan perekrutan pegawai yang memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman
yang relevan, serta memberikan pelatihan dan pengembangan kontinu kepada staf akuntansi untuk
meningkatkan kemampuan mereka dalam menerapkan standar akuntansi yang berlaku.
4. Penguatan pengawasan dan audit eksternal: Proses pengawasan dan audit eksternal terhadap
laporan keuangan pemerintah daerah sangat penting untuk memastikan kepatuhan terhadap standar
akuntansi yang berlaku dan kualitas laporan keuangan yang dihasilkan. Pemerintah daerah perlu
menjalin kerjasama yang baik dengan auditor eksternal dan memastikan bahwa hasil audit dan
rekomendasi yang diberikan diimplementasikan dengan baik.
5. Kesadaran dan partisipasi aktif pemangku kepentingan: Pemerintah daerah perlu melibatkan
pemangku kepentingan eksternal, seperti masyarakat, investor, dan kreditor, dalam proses penyusunan
dan penilaian laporan keuangan. Hal ini dapat dilakukan melalui penyediaan informasi keuangan yang
jelas, komunikasi yang terbuka, dan partisipasi dalam forum-forum diskusi terkait laporan keuangan
pemerintah daerah.
Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan penerapan SAPBA dapat berdampak positif terhadap
kualitas laporan keuangan pemerintah daerah di Kabupaten Sleman. Kualitas laporan keuangan yang
baik akan meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan kepercayaan masyarakat terhadap
pengelolaan keuangan pemerintah daerah.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana evaluasi dari sejauh mana tingkat penerapan SAP berbasis akrual telah
diimplementasikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman dalam penyusunan
laporan keuangan?
2. Bagaimana kualitas laporan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman dalam
konteks penerapan SAP berbasis akrual?
3. Apakah terdapat pengaruh antara tingkat penerapan SAP berbasis akrual dan kualitas
laporan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman?
4. Apa saja faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan SAP berbasis akrual
oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman? Bagaimana faktor-faktor tersebut
mempengaruhi kualitas laporan keuangan?

1.3 Fokus Penelitian


1. Evaluasi Penerapan SAP Berbasis Akrual: Penelitian dapat mengkaji sejauh mana Pemerintah
Daerah Kabupaten Sleman menerapkan SAP berbasis akrual dalam penyusunan laporan keuangan.
Hal ini melibatkan analisis terhadap kepatuhan terhadap SAP, penggunaan metode akrual, serta
kebijakan pengakuan, pengukuran, dan pelaporan dalam laporan keuangan pemerintah daerah.
2. Kualitas Laporan Keuangan: Penelitian dapat mengevaluasi kualitas laporan keuangan pemerintah
daerah dalam konteks penerapan SAP berbasis akrual. Hal ini melibatkan analisis terhadap aspek-
aspek kualitas laporan keuangan seperti keandalan, relevansi, komparabilitas, dan transparansi.
3. Pengaruh Penerapan SAP Berbasis Akrual terhadap Kualitas Laporan Keuangan: Penelitian dapat
menguji pengaruh penerapan SAP berbasis akrual terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah
daerah. Hal ini melibatkan analisis statistik untuk menentukan apakah terdapat hubungan positif
antara tingkat penerapan SAP berbasis akrual dan kualitas laporan keuangan.

3
4. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat: Penelitian juga dapat melihat faktor-faktor yang
menjadi pendukung atau penghambat dalam penerapan SAP berbasis akrual dan pengaruhnya
terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Faktor-faktor tersebut dapat berupa kesadaran
manajemen, kapasitas sumber daya manusia, dukungan teknologi, regulasi, dan faktor-faktor
lingkungan eksternal.

1.4. Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengevaluasi Tingkat Penerapan SAP Berbasis Akrual: Tujuan utama adalah untuk mengevaluasi
sejauh mana Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman menerapkan SAP berbasis akrual dalam
penyusunan laporan keuangan. Hal ini melibatkan analisis terhadap kepatuhan terhadap SAP,
penggunaan metode akrual, serta kebijakan pengakuan, pengukuran, dan pelaporan dalam laporan
keuangan pemerintah daerah.
2. Mengukur Kualitas Laporan Keuangan: Tujuan lainnya adalah untuk mengukur kualitas laporan
keuangan yang dihasilkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman dalam konteks penerapan SAP
berbasis akrual. Kualitas laporan keuangan dapat dinilai berdasarkan aspek-aspek seperti keandalan,
relevansi, komparabilitas, dan transparansi. Tujuan ini bertujuan untuk menilai apakah penerapan SAP
berbasis akrual telah berdampak pada peningkatan kualitas laporan keuangan.
3. Menganalisis Pengaruh Penerapan SAP Berbasis Akrual terhadap Kualitas Laporan Keuangan:
Tujuan penting lainnya adalah untuk menganalisis secara empiris pengaruh penerapan SAP berbasis
akrual terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Tujuan ini melibatkan penggunaan
analisis statistik untuk menguji apakah terdapat hubungan positif antara tingkat penerapan SAP
berbasis akrual dan kualitas laporan keuangan.
4. Mengidentifikasi Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat: Tujuan tambahan adalah untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi pendukung atau penghambat dalam penerapan SAP
berbasis akrual dan pengaruhnya terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Identifikasi
faktor-faktor ini dapat membantu dalam menyusun rekomendasi atau saran untuk meningkatkan
penerapan SAP berbasis akrual dan kualitas laporan keuangan di masa depan.

1.5. Manfaat Penelitian


1. Bagi Penulis:
- Menambah pemahaman dan pengetahuan tentang penerapan SAPBA dan kualitas laporan
keuangan pemerintah daerah.
- Meningkatkan keterampilan penelitian dan analisis data.
- Memperluas wawasan dan pemahaman tentang akuntansi pemerintah dan pengelolaan keuangan
pemerintah daerah.
- Memberikan kontribusi nyata dalam bidang akademik dan akuntansi pemerintah.
2. Bagi Mahasiswa:
- Memperoleh pengetahuan mendalam tentang penerapan SAPBA dan kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah.
- Menjadi acuan atau referensi dalam pembelajaran tentang akuntansi pemerintah dan pengelolaan
keuangan pemerintah daerah.

4
- Mengembangkan keterampilan penelitian dan analisis data.
- Menginspirasi untuk melakukan penelitian atau studi lanjutan dalam bidang akuntansi pemerintah.

3. Bagi Peneliti Lain:


- Memberikan sumbangan pengetahuan baru dalam bidang akuntansi pemerintah, khususnya
mengenai penerapan SAPBA dan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.
- Membuka peluang untuk melakukan penelitian lanjutan atau penelitian komparatif terkait
pengaruh penerapan SAPBA di daerah lain.
- Menambah literatur dan referensi yang dapat digunakan dalam penelitian dan pengembangan lebih
lanjut.

4. Bagi Pihak-pihak yang Memerlukan:


- Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman, Yogyakarta dapat menggunakan hasil penelitian ini
sebagai masukan dalam meningkatkan kebijakan dan praktik akuntansi yang berkaitan dengan
penerapan SAPBA.
- Stakeholder eksternal, seperti investor, kreditor, dan masyarakat, dapat memperoleh informasi
yang lebih akurat dan dapat dipercaya mengenai kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.
- Pemerintah daerah lain dapat mengadopsi temuan dan rekomendasi penelitian ini untuk
memperbaiki praktik akuntansi dan meningkatkan kualitas laporan keuangan mereka.
- Audit eksternal dan pihak-pihak yang terlibat dalam pengawasan keuangan pemerintah daerah
dapat menggunakan temuan penelitian ini sebagai referensi dalam melakukan pengawasan dan audit
yang lebih efektif.
- Akademisi dan peneliti lainnya dapat menggunakan penelitian ini sebagai sumber referensi dalam
penelitian lanjutan dan pengembangan ilmu akuntansi pemerintah.

5
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 landasan Teori


Landasan teori yang dapat digunakan untuk mendukung tinjauan pustaka Analisis Pengaruh
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah dapat meliputi:
Teori Agensi
Berdasarkan teori agensi (agency theory), perusahaan diasumsikan sebagai kumpulan kontrak
(nexus of contact) antara pemegang saham (principal) sebagai pihak yang memiliki sumber daya
ekonomi dan manajer (agent) sebagai pihak yang dipercaya untuk mengelola dan mengendalikan
sumber daya ekonomi tersebut (Jensen dan Meckling, 1976). Masalah utama dalam hubungan
keagenan (principal-agency relationship problem) adalah asimetri informasi yang disebabkan oleh
adanya konflik kepentingan akibat masing-masing pihak berusaha untuk memaksimalkan
keuntungannya sendiri. Namun demikian, asimetri informasi dapat diminimumkan dengan
menggunakan informasi akuntansi yang berkualitas (Watts dan Zimmerman, 1986). Oleh karena itu,
diperlukan adanya standar akuntansi yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk menghasilkan
laporan keuangan yang berkualitas. Dari perspektif sektor publik, pemerintah sebagai pemegang
amanah (agent) mempunyai kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban (accountability) atas
segala aktifitas dan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya kepada pihak pemberi amanah
(principal) yang memiliki hak untuk meminta pertanggungjawaban (Mardiasmo, 2009). Salah satu
bentuk pertanggungjawaban dalam penyelenggaraan pemerintahan adalah pertanggungjawaban
pengelolaan keuangan negara yang disampaikan melalui laporan keuangan pemerintah, baik
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah (UU 17/2003; UU 32/2004). Bagi pengguna sebagai
pihak pemberi amanah, laporan keuangan digunakan untuk menilai akuntabilitas dan transparansi
pengelolaan dan penyelenggaraan pemerintahan yang dilakukan oleh pemerintah sebagai penerima
amanah. Untuk mewujudkan prinsip transparansi dan akuntabilitas, laporan keuangan pemerintah
harus disampaikan secara tepat waktu dan disusun dengan mengikuti standar akuntansi pemerintah.

Teori Entitas
Menurut teori entitas (entity theory), organisasi dianggap sebagai suatu kesatuan atau badan
ekonomi yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri, dan kedudukannya terpisah dari
pemilik atau pihak lain yang menanamkan dana ke dalam organisasi (Paton dan Littleton, 1970; dalam
Suwardjono, 2010). Dengan demikian organisasi menjadi kesatuan pelapor (reporting entity) yang
bertanggung jawab kepada pemilik. Media pertanggungjawaban yang digunakan adalah laporan
keuangan. Implikasinya, laporan keuangan entitas dianggap sebagai pengganti kepemilikan, karena
sistem pengendalian dan pengelolaan terhadap modal terpisah dari pemilik (IASB, 2008). Dengan
demikian, laporan keuangan menjadi dasar penilaian atas pertanggungjawaban pengelolaan sumber
daya suatu entitas. Dalam konteks pertanggungjawaban, audit menjadi suatu kebutuhan dan penting
ketika pemilik sumber daya mempekerjakan pihak lain untuk mengelola sumber daya mereka
(Messier, 2016). Dalam perspektif sektor publik, unit pemerintahan merupakan entitas pelaporan yang
tidak hanya wajib menyelenggarakan akuntansi tetapi juga wajib menyampaikan laporan
pertanggungjawaban dalam bentuk laporan keuangan (UU 1/2004). Oleh karena itu, tujuan umum
pelaporan keuangan sektor publik adalah untuk menyampaikan akuntabilitas pengelolaan sumber
daya yang dipercayakan kepada pemerintah sebagai entitas sektor publik dan untuk menyediakan
informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan. Agar memenuhi prinsip akuntabilitas dan

6
transparansi, laporan keuangan pemerintah harus disampaikan secara tepat waktu dan disusundengan
mengikuti standar akuntansi pemerintahan. Untuk memberikan jaminan (assurance) bahwa laporan
keuangan pemerintah disajikan secara wajar dari seluruh aspek material sesuai dengan standar
akuntansi pemerintahan, maka laporan keuangan pemerintah harus diperiksa oleh pihak eksternal
yang independen. Hal itu disebabkan karena audit eksternal memiliki peran sentral dalam
menciptakan good governance dan mendukung pelaporan keuangan yang transparan (Ashbaugh dan
Warfield, 2003 dalam Palmer, 2008).

2.2 Standar Akuntansi Pemerintah


Standar Akuntansi Pemerintahan Berdasarkan peraturan pemerintah No. 71 tahun 2010 pasal 1
ayat (3) tentang standar akuntansi pemerintahan, standar akuntansi pemerintahan yang selanjutnya
disingkat SAP, adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan
laporan keuangan pemerintah. Sehingga dengan adanya standar tersebut, maka laporan keuangan
pemerintah yang merupakan hasil dari proses akuntansi diharapkan dapat digunakan sebagai alat
komunikasi antara pemerintah dengan stakeholders sehingga dapat tercipta pengelolaan keuangan
negara yang transparan dan akuntabel.

2.3 Akuntansi Basis Akrual


Akuntansi Besbasis Akrual menurut PSAP01 adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh
transaksi dan peristiwa terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.
Menurut Nunuy (2007:17) (dikutip oleh Christanti 2013) : “Akuntansi berbasis akrual merupakan
sistem akuntansi yang mengakui dan mencatat transaksi atau kejadian keuangan pada saat terjadi atau
pada saat perolehan. Fokus sistem akuntansi ini pada pengukuran sumber daya ekonomis dan
perubahan sumber daya pada suatu entitas”. SAP basis akrual menurut Abdul (2012:24) (dikutip oleh
Christanti 2013) menjelaskan tentang kerangka konseptual dari pengakuan unsur laporan keuangan,
yaitu :
a. Pengakuan pendapatan
1. Pendapatan di Laporan Operasional (LO) diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan tersebut
atau ada aliran masuk sumber daya ekonomi.
2. Pendapatan di Laporan Realisasi Anggaran (LRA) diakui pada saat kas diterima direkening kas
umum negara/daerah atau oleh entitas pelaporan.
b. Pengakuan beban dan belanja
1. Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban, terjadinya konsumsi aset atau terjadinya penurunan
manfaat ekonomi atau potensi jasa.
2. Belanja diakui berdasarkan terjadinya pengeluaran dari rekening kas negara atau daerah atau entitas
pelaporan.

2.4 Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah


Kualitas laporan keuangan pemerintah daerah merujuk pada tingkat kebermanfaatan dan kualitas
informasi yang terdapat dalam laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan yang berkualitas akan
memberikan informasi yang relevan, dapat dipahami, serta memungkinkan pengguna laporan
keuangan untuk membuat keputusan yang tepat. Beberapa indikator kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah antara lain kejelasan, keterbandingan, keandalan, dan keterwakilan.

7
2.5 Pengaruh Penerapan SAP Berbasis Akrual terhadap Kualitas Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah
Penerapan SAP Berbasis Akrual diharapkan memiliki pengaruh positif terhadap kualitas laporan
keuangan pemerintah daerah. Beberapa penelitian sebelumnya telah mengungkapkan bahwa
penerapan SAP Berbasis Akrual dapat meningkatkan transparansi, akurasi, dan relevansi informasi
keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan pemerintah daerah.

2.5.1 Peningkatan Transparansi


Penerapan SAP Berbasis Akrual memberikan dorongan bagi pemerintah daerah untuk lebih
transparan dalam menyajikan informasi keuangan. Dalam laporan keuangan berbasis akrual, aset dan
kewajiban dicatat berdasarkan nilai wajar saat terjadinya transaksi, sehingga memungkinkan
pengguna laporan keuangan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai posisi keuangan
pemerintah daerah.

2.5.2 Peningkatan Akurasi


SAP Berbasis Akrual mendorong pemerintah daerah untuk melakukan pencatatan yang lebih akurat
dan menyeluruh terhadap transaksi keuangan yang terjadi. Dengan adanya pencatatan yang lebih baik,
potensi kesalahan dalam laporan keuangan dapat diminimalisir, sehingga meningkatkan keandalan
informasi keuangan yang terdapat dalam laporan.
Hal ini memungkinkan informasi keuangan yang lebih relevan dan berguna bagi pengguna laporan
keuangan, seperti pemangku kepentingan internal dan eksternal pemerintah daerah. Informasi yang
lebih relevan dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik, baik itu terkait alokasi
anggaran, evaluasi kinerja, maupun perencanaan keuangan jangka panjang.

2.6 Studi Kasus Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman, Yogyakarta


Studi kasus ini akan dilakukan pada Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman, Yogyakarta, dengan
tahun penelitian yang difokuskan adalah tahun 2022. Kabupaten Sleman dipilih sebagai objek
penelitian karena merupakan salah satu daerah di Yogyakarta yang menerapkan Standar Akuntansi
Pemerintah Berbasis Akrual.

2.6.1 Konteks Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman


Kabupaten Sleman merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Yogyakarta yang memiliki potensi
ekonomi yang signifikan. Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman bertanggung jawab untuk mengelola
anggaran dan keuangan daerah agar dapat mendukung pembangunan dan pelayanan publik yang
berkualitas kepada masyarakat.

2.6.2 Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual di Kabupaten Sleman


Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman telah menerapkan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis
Akrual sejak tahun tertentu (misalnya, tahun 2018) untuk menyusun laporan keuangan berbasis
akrual. Implementasi SAP Berbasis Akrual di Kabupaten Sleman melibatkan perubahan sistem dan
prosedur akuntansi yang meliputi pencatatan transaksi, pengakuan pendapatan dan pengeluaran, serta
penyusunan laporan keuangan.

8
Tabel 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu :

No Penelitian dan Judul Kesimpulan dan Hasil


Tahun
1. Anita Sari, Arnida Analisis Pengaruh pengimplementasian standar
Wahyuni L (2022) Implementasi Standar akuntansi pemerintah dengan
Akuntansi Pemerintahan basis akrual memilki hasil yang
Berbasis Akrual dan Kinerja positif dengan kualitas laporan
SDM terhadap Kualitas keuangan pada Dinas
Laporan Keuangan dengan Lingkungan Hidup Provinsi
Studi Kasus Dinas Lingkungan
Sumatera Utara.
Hidup Provinsi Sumatera
Utara
2. Rusdi Abdul Karim Pengaruh Penerapan Standar Penerapan Standar Akuntansi
(2020) Akuntansi Pemerintah Pemerintah Berbasis Akrual dan
Berbasis Akrual Terhadap sistem penganggaran berbasis
terhadap kualitas Laporan kinerja berpengaruh signifikan
Keuangan Pemerintah Daerah. terhadap kualitas laporan
keuangan Dinas Kabupaten
Tasikmalaya.
3. Budhi Purwanto Jati Pengaruh Penerapan Standar Hasil penelitian menunjukkan
(2019) Akuntansi Pemerintah bahwa penerapan Standar
Berbasis Akrual Terhadap Akuntansi Pemerintahan
terhadap kualitas Laporan Berbasis Akrual secara
Keuangan Pemerintah Daerah. signifikan meningkatkan
kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah di Indonesia.
4. Nonik Dwi Susanti Pengaruh Penerapan Standar Penelitian ini menyimpulkan
(2017) Akuntansi Pemerintah bahwa penerapan SAP berbasis
Berbasis Akrual dan akrual dan kompetensi sumber
Kompetensi Sumber Daya daya manusia memiliki
Manusia terhadap Kualitas pengaruh positif terhadap
Laporan Keuangan Pemerintah kualitas laporan keuangan
Daerah Kota Batu pemerintah daerah Kota Batu.
Hasil analisis menunjukkan
bahwa kedua faktor tersebut
berkontribusi signifikan
terhadap kualitas laporan
keuangan.
5. Dandi Trismiko Implementasi Akuntansi Hasil penelitian menujukkan
(2016) Berbasis Aktual pada bahwa DPKAD Kabupaten
Pemerintah Daerah Studi Sleman telah menerapkan
Kasus ada DPKAD Kabupaten sistem akuntansi berbasis akrual
Sleman Yogyakarta sesuai dengan amanat yang
telah tertuang dari PP Nomor 71
Tahun 2010.

9
2.7 Sinergi Antara SAP Berbasis Akrual dan Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah.
Dari tinjauan pustaka yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penerapan Standar
Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual memiliki pengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah. Penerapan SAP Berbasis Akrual meningkatkan transparansi, akurasi, dan relevansi
informasi keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan. Selain itu, penelitian terdahulu juga
menunjukkan bahwa penerapan SAP Berbasis Akrual dapat meningkatkan aspek keandalan,
keterwakilan, dan keterbandingan laporan keuangan pemerintah daerah.
Dalam konteks Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman, Yogyakarta, studi kasus yang akan
dilakukan diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang pengaruh
penerapan SAP Berbasis Akrual terhadap kualitas laporan keuangan. Dengan mempertimbangkan
pengalaman dan karakteristik Kabupaten Sleman, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan yang berharga bagi pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan kualitas laporan
keuangan mereka melalui penerapan SAP Berbasis Akrual. Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah
Berbasis Akrual memiliki sinergi yang kuat dengan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.
Berikut ini adalah beberapa poin yang menjelaskan lebih detail tentang sinergi tersebut:

2.7.1 Peningkatan Transparansi


Penerapan SAP Berbasis Akrual dapat meningkatkan transparansi laporan keuangan pemerintah
daerah. Dalam SAP Berbasis Akrual, aset dan kewajiban dicatat berdasarkan nilai wajar saat
terjadinya transaksi. Hal ini memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai posisi keuangan
pemerintah daerah, sehingga memudahkan pemangku kepentingan dalam memahami informasi
keuangan yang disajikan. Dengan adanya transparansi yang lebih baik, laporan keuangan dapat
memberikan informasi yang lebih akurat dan dapat dipercaya kepada pengguna.

2.7.2 Peningkatan Akurasi


Penerapan SAP Berbasis Akrual mendorong pemerintah daerah untuk melakukan pencatatan yang
lebih akurat dan menyeluruh terhadap transaksi keuangan. Dalam SAP Berbasis Akrual, pengakuan
pendapatan dan pengeluaran didasarkan pada saat terjadinya transaksi dan diukur dengan nilai wajar.
Hal ini meminimalkan kesalahan dan kekeliruan dalam pencatatan transaksi keuangan, sehingga
meningkatkan keandalan informasi keuangan dalam laporan. Pemangku kepentingan dapat memiliki
kepercayaan yang lebih tinggi terhadap laporan keuangan yang disajikan.

2.7.3 Peningkatan Relevansi


Penerapan SAP Berbasis Akrual juga berkontribusi terhadap peningkatan relevansi informasi
keuangan dalam laporan pemerintah daerah. Dalam SAP Berbasis Akrual, pengakuan pendapatan dan
pengeluaran didasarkan pada saat terjadinya transaksi, yang mencerminkan kinerja keuangan aktual
pemerintah daerah. Hal ini memungkinkan informasi keuangan yang lebih relevan dan berguna bagi
pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan. Misalnya, informasi mengenai pendapatan
aktual dan beban aktual dapat digunakan untuk melakukan analisis kinerja keuangan dan perencanaan
anggaran yang lebih akurat.

2.7.4 Peningkatan Keterbandingan


Penerapan SAP Berbasis Akrual juga berdampak pada peningkatan keterbandingan laporan
keuangan pemerintah daerah. Dengan adopsi standar yang sama, yaitu SAP Berbasis Akrual, laporan
keuangan dari berbagai pemerintah daerah dapat dibandingkan secara lebih mudah. Hal ini
memungkinkan adanya benchmarking dan evaluasi kinerja antara pemerintah daerah. Peningkatan
keterbandingan laporan keuangan pemerintah daerah melalui penerapan SAP Berbasis Akrual
memiliki beberapa implikasi penting. Dalam pemangku kepentingan, seperti pemerintah pusat,
lembaga pengawas, dan masyarakat umum, dapat melakukan analisis perbandingan kinerja keuangan

10
antara pemerintah daerah satu dengan yang lain. Dengan adanya keterbandingan yang lebih baik,
dapat diidentifikasi praktik terbaik dan peluang untuk perbaikan dalam pengelolaan keuangan daerah.
Selain itu, peningkatan keterbandingan juga memfasilitasi proses evaluasi dan pengawasan yang
lebih efektif terhadap pelaksanaan anggaran dan kebijakan keuangan pemerintah daerah.
Perbandingan kinerja keuangan antara pemerintah daerah dengan standar atau target yang telah
ditetapkan dapat memberikan masukan yang berharga dalam mengidentifikasi potensi perbaikan,
penyimpangan, atau ketidakseimbangan dalam penggunaan sumber daya keuangan.

2.8 Kesimpulan (hipotesis penelitian)


Tinjauan pustaka ini menggambarkan pengaruh penerapan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis
Akrual terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah, dengan studi kasus pada Pemerintah
Daerah Kabupaten Sleman, Yogyakarta tahun 2022. Berdasarkan literatur yang telah disajikan, dapat
disimpulkan bahwa penerapan SAP Berbasis Akrual memiliki pengaruh positif terhadap kualitas
laporan keuangan pemerintah daerah.
Penerapan SAP Berbasis Akrual diharapkan dapat meningkatkan transparansi, akurasi, relevansi,
dan keterbandingan informasi keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan pemerintah daerah.
Dengan transparansi yang lebih baik, pemangku kepentingan dapat memperoleh informasi yang lebih
jelas dan dapat dipercaya mengenai posisi keuangan pemerintah daerah. Akurasi pencatatan transaksi
keuangan dapat meningkatkan keandalan informasi keuangan yang terdapat dalam laporan. Relevansi
informasi keuangan akan membantu pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan yang lebih
baik, sementara keterbandingan laporan keuangan memungkinkan perbandingan kinerja keuangan
antara pemerintah daerah.
Studi kasus yang akan dilakukan pada Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman, Yogyakarta
diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang pengaruh penerapan SAP
Berbasis Akrual terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah dalam konteks yang spesifik.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berharga bagi Pemerintah Daerah
Kabupaten Sleman dalam meningkatkan kualitas laporan keuangan mereka serta memberikan
kontribusi pada pemahaman lebih lanjut tentang pentingnya penerapan SAP Berbasis Akrual dalam
konteks pengelolaan keuangan pemerintah daerah secara umum. Diharapkan bahwa hasil penelitian
ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang manfaat dan tantangan yang terkait dengan
penerapan SAP Berbasis Akrual di Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman. Selain itu, hasil penelitian
ini juga dapat menjadi referensi bagi pemerintah daerah lainnya yang sedang mempertimbangkan atau
sedang dalam proses penerapan SAP Berbasis Akrual. Studi ini dapat memberikan bukti empiris
tentang pengaruh penerapan SAP Berbasis Akrual terhadap kualitas laporan keuangan, sehingga dapat
memperkuat argumen untuk mempercepat adopsi standar akuntansi berbasis akrual di pemerintah
daerah.
Adapun beberapa keterbatasan yang mungkin terjadi dalam studi ini adalah keterbatasan data yang
tersedia dan waktu penelitian yang terbatas. Selain itu, faktor-faktor eksternal seperti perubahan
regulasi atau kondisi ekonomi juga dapat mempengaruhi hasil penelitian. Namun, dengan
mempertimbangkan keterbatasan tersebut, studi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang
berharga dalam memahami pengaruh penerapan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual
terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

11
Untuk melengkapi studi ini, peneliti akan menggunakan metode penelitian yang tepat, seperti
penelitian kuantitatif, dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder yang relevan. Data
primer dapat diperoleh melalui wawancara dengan pihak terkait di Pemerintah Daerah Kabupaten
Sleman, sedangkan data sekunder dapat diperoleh melalui laporan keuangan pemerintah daerah,
peraturan perundang-undangan terkait, dan literatur terkait. Analisis data akan dilakukan
menggunakan teknik statistik yang sesuai untuk menguji hipotesis dan memperoleh hasil yang dapat
diandalkan.
Dengan melakukan studi ini, diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih baik tentang
pengaruh penerapan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual terhadap kualitas laporan
keuangan pemerintah daerah, khususnya di Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang berharga bagi pemerintah daerah
dalam meningkatkan pengelolaan keuangan dan akuntabilitas publik, serta memberikan kontribusi
pada pengembangan teori dan praktik akuntansi pemerintah daerah yang lebih baik di masa
mendatang.

12
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian korelasional.
Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengukur hubungan antara penerapan Standar Akuntansi
Pemerintah Berbasis Akrual (SAPBA) dan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah Kabupaten
Sleman. Desain penelitian korelasional digunakan untuk menentukan sejauh mana hubungan antara
variabel independen dan variabel dependen.
1. Pendekatan Kuantitatif:
Pendekatan kuantitatif digunakan dalam penelitian ini untuk mengumpulkan dan menganalisis
data numerik secara objektif. Pendekatan ini akan memungkinkan peneliti untuk menggunakan
statistik dan metode analisis data yang tepat untuk menguji hubungan antara variabel independen dan
variabel dependen.
2. Desain Penelitian Korelasional:
Desain penelitian korelasional digunakan untuk mengidentifikasi hubungan antara variabel
independen (penerapan SAPBA) dan variabel dependen (kualitas laporan keuangan pemerintah
daerah). Dalam desain korelasional, peneliti tidak memanipulasi variabel independen, namun hanya
mengamati dan mengukur hubungannya dengan variabel dependen.

3.2 Sampel Penelitian


Sampel penelitian akan dipilih menggunakan metode purposive sampling. Metode ini digunakan
untuk memilih sampel yang paling relevan dan representatif untuk tujuan penelitian ini. Dalam
penelitian ini, sampel penelitian akan terdiri dari pemerintah daerah Kabupaten Sleman yang telah
menerapkan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual (SAPBA) dan memiliki laporan keuangan
tahun 2022 yang lengkap dan valid.
Proses pemilihan sampel akan melibatkan dua kriteria inklusi utama:
1. Penerapan SAPBA: Pemerintah daerah Kabupaten Sleman yang telah menerapkan SAPBA akan
menjadi bagian dari sampel penelitian. Hal ini penting untuk memastikan bahwa sampel yang dipilih
mencerminkan konteks penggunaan SAPBA dalam penyusunan laporan keuangan.
2. Laporan Keuangan Tahun 2022 yang Lengkap dan Valid: Sampel penelitian akan mencakup
pemerintah daerah Kabupaten Sleman yang memiliki laporan keuangan tahun 2022 yang lengkap dan
valid. Laporan keuangan yang lengkap dan valid adalah prasyarat untuk memastikan data yang
digunakan dalam penelitian ini akurat dan dapat diandalkan.
Peneliti akan melakukan penilaian terhadap pemerintah daerah Kabupaten Sleman yang memenuhi
kriteria inklusi tersebut. Penilaian akan melibatkan pemeriksaan laporan keuangan tahun 2022 yang
disusun oleh pemerintah daerah untuk memastikan kelengkapan dan keabsahan data. Jika terdapat
ketidaksesuaian atau ketidakpastian, peneliti akan mencoba untuk memperoleh klarifikasi tambahan
dari pihak terkait, seperti pejabat atau staf yang bertanggung jawab atas penyusunan laporan
keuangan.
Dengan menggunakan metode purposive sampling, peneliti akan memilih sampel yang terdiri dari
pemerintah daerah Kabupaten Sleman yang menerapkan SAPBA dan memiliki laporan keuangan
tahun 2022 yang lengkap dan valid. Sampel yang dipilih akan mewakili populasi yang relevan dalam
konteks pengaruh penerapan SAPBA terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah
Kabupaten Sleman.

13
Pemilihan sampel yang tepat dan representatif akan membantu dalam mendapatkan hasil penelitian
yang valid dan dapat diandalkan. Selanjutnya, data dari sampel tersebut akan digunakan dalam
analisis regresi linier untuk menguji hubungan antara penerapan SAPBA dan kualitas laporan
keuangan pemerintah daerah Kabupaten Sleman.

3.3 Variabel Penelitian


1. Variabel Independen: Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual
Variabel independen dalam penelitian ini adalah penerapan SAPBA. SAPBA merupakan standar
akuntansi yang menggunakan metode akrual untuk mencatat dan melaporkan transaksi keuangan
pemerintah. Penerapan SAPBA diukur berdasarkan tingkat kepatuhan pemerintah daerah Kabupaten
Sleman terhadap prinsip-prinsip dan prosedur SAPBA.
2. Variabel Dependennya: Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Variabel dependen adalah kualitas laporan keuangan pemerintah daerah Kabupaten Sleman.
Kualitas laporan keuangan dapat diukur berdasarkan kriteria-kriteria yang relevan, seperti akurasi,
keterbandingan, keterbacaan, transparansi, dan keandalan informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan.
3. Variabel Kontrol: Ukuran Pemerintah Daerah, Tingkat Pendapatan Daerah, dan Tingkat
Kemampuan SDM di Bidang Akuntansi.
Variabel kontrol digunakan untuk mempertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi kualitas laporan keuangan pemerintah daerah Kabupaten Sleman. Variabel kontrol
yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi:
- Ukuran Pemerintah Daerah: Variabel ini mencerminkan skala dan kompleksitas pemerintah daerah
Kabupaten Sleman. Ukuran pemerintah daerah dapat diukur dengan menggunakan indikator seperti
anggaran belanja, jumlah pegawai, atau jumlah program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh
pemerintah daerah.
- Tingkat Pendapatan Daerah: Variabel ini mencerminkan kapasitas keuangan pemerintah daerah
Kabupaten Sleman. Tingkat pendapatan daerah dapat diukur dengan menggunakan indikator seperti
Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, atau total penerimaan yang diterima oleh
pemerintah daerah.
- Tingkat Kemampuan SDM di Bidang Akuntansi: Variabel ini mencerminkan tingkat keahlian dan
kualifikasi sumber daya manusia yang terlibat dalam penyusunan laporan keuangan. Tingkat
kemampuan SDM di bidang akuntansi dapat diukur dengan menggunakan indikator seperti tingkat
pendidikan, pengalaman kerja, atau sertifikasi profesi akuntansi.
Dengan memasukkan variabel kontrol ini dalam analisis regresi, peneliti dapat mengontrol efek
dari faktor-faktor tersebut terhadap kualitas laporan keuangan. Hal ini akan membantu dalam
memperoleh hasil yang lebih akurat dan mengidentifikasi secara spesifik pengaruh penerapan SAPBA
terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah Kabupaten Sleman, setelah mengontrol faktor-
faktor potensial yang mungkin mempengaruhinya.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data akan dilakukan melalui dua tahap, yaitu studi
dokumen dan analisis laporan keuangan. Teknik ini akan memungkinkan peneliti untuk memperoleh
data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian mengenai pengaruh penerapan Standar
Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual (SAPBA) terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah
daerah Kabupaten Sleman.

14
1. Studi Dokumen:
Pada tahap ini, peneliti akan mengumpulkan laporan keuangan pemerintah daerah Kabupaten
Sleman tahun 2022. Laporan keuangan ini akan menjadi sumber data utama dalam penelitian ini.
Dokumen yang akan dikumpulkan meliputi Neraca, Laporan Arus Kas, Laporan Laba Rugi, dan
catatan-catatan lain yang terkait dengan laporan keuangan. Peneliti akan memeriksa laporan keuangan
tersebut untuk mendapatkan informasi yang relevan dengan variabel penelitian, seperti penggunaan
metode akrual dalam mencatat transaksi keuangan.
2. Analisis Laporan Keuangan:
Pada tahap ini, peneliti akan menganalisis laporan keuangan pemerintah daerah Kabupaten
Sleman tahun 2022. Analisis ini akan melibatkan evaluasi terhadap kualitas laporan keuangan dengan
menggunakan kriteria-kriteria yang relevan. Kriteria tersebut mungkin meliputi akurasi,
keterbandingan, keterbacaan, transparansi, dan keandalan informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan. Peneliti akan menggunakan pengetahuan dan pemahaman tentang SAPBA serta prinsip-
prinsip akuntansi untuk mengevaluasi apakah laporan keuangan tersebut telah memenuhi standar yang
diharapkan.
Selama proses pengumpulan data, peneliti akan memastikan bahwa data yang dikumpulkan
berasal dari sumber yang sah dan valid. Keabsahan data akan diperiksa dengan memeriksa konsistensi
dan akurasi informasi yang terdapat dalam laporan keuangan. Jika terdapat ketidaksesuaian atau
ketidakpastian, peneliti akan mencoba untuk memperoleh klarifikasi tambahan dari pihak terkait,
seperti pejabat atau staf yang bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan.
Dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang mencakup studi dokumen dan analisis
laporan keuangan, peneliti dapat mengumpulkan informasi yang relevan dan valid untuk menjawab
pertanyaan penelitian. Data tersebut akan digunakan dalam analisis regresi linier untuk menguji
pengaruh penerapan SAPBA terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah Kabupaten
Sleman.

3.5 Analisis Data


Analisis data akan dilakukan dengan menggunakan metode regresi linier. Regresi linier digunakan
untuk menguji hubungan antara variabel independen (penerapan SAPBA) dan variabel dependen
(kualitas laporan keuangan) dengan mempertimbangkan variabel kontrol yang relevan. Analisis
regresi linier akan membantu dalam mengidentifikasi apakah penerapan SAPBA memiliki pengaruh
signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah Kabupaten Sleman.
Pertama, data akan disiapkan dengan melakukan pengumpulan dan pengorganisasian laporan
keuangan pemerintah daerah Kabupaten Sleman tahun 2022. Selanjutnya, data sekunder tentang
ukuran pemerintah daerah, tingkat pendapatan daerah, dan tingkat kemampuan SDM di bidang
akuntansi akan diperoleh untuk setiap sampel yang terlibat dalam penelitian.
Setelah itu, analisis regresi linier akan dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak statistik
yang sesuai, seperti SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) atau program serupa. Variabel
independen (penerapan SAPBA) akan dimasukkan ke dalam model regresi sebagai prediktor,
sedangkan variabel dependen (kualitas laporan keuangan) akan menjadi variabel yang diprediksi.
Variabel kontrol (ukuran pemerintah daerah, tingkat pendapatan daerah, dan tingkat kemampuan SDM
di bidang akuntansi) akan dimasukkan ke dalam model untuk mempertimbangkan pengaruh mereka
terhadap kualitas laporan keuangan.

15
Selama analisis, akan dilakukan pengujian statistik untuk menguji signifikansi pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Hal ini dapat dilakukan dengan memeriksa nilai koefisien
regresi, nilai p-value, dan interval kepercayaan. Jika p-value kurang dari tingkat signifikansi yang
ditetapkan (misalnya, α=0,05), maka dapat disimpulkan bahwa penerapan SAPBA memiliki pengaruh
signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah Kabupaten Sleman.
Selain itu, analisis regresi linier juga akan memberikan informasi tentang arah dan kekuatan
hubungan antara variabel independen dan dependen. Koefisien regresi akan mengindikasikan
seberapa banyak perubahan dalam variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh perubahan dalam
variabel independen. Selain itu, analisis regresi juga dapat menghasilkan nilai R-squared, yang
merupakan ukuran sejauh mana variabilitas variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel
independen dan variabel kontrol yang ada dalam model.

3.6 Teknik Analisis Data


Pada penelitian ini, teknik analisis data akan digunakan untuk menguji hipotesis dan menjawab
pertanyaan penelitian yang berfokus pada pengaruh penerapan Standar Akuntansi Pemerintah
Berbasis Akrual (SAPBA) terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah Kabupaten Sleman.
Data Analisis yang digunakan yaitu Regresi Linier karena penelitian ini berfokus pada menguji
hubungan antara variabel independen (penerapan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis
Akrual/SAPBA) dan variabel dependen (kualitas laporan keuangan pemerintah daerah Kabupaten
Sleman). Dalam analisis regresi linier, hubungan antara variabel-variabel tersebut dapat diukur secara
kuantitatif melalui koefisien regresi.
Selain itu, penelitian ini juga akan mempertimbangkan variabel kontrol (seperti ukuran
pemerintah daerah, tingkat pendapatan daerah, dan tingkat kemampuan SDM di bidang akuntansi)
yang relevan dalam menguji pengaruh penerapan SAPBA terhadap kualitas laporan keuangan.
Analisis regresi linier dapat dengan mudah memasukkan variabel-variabel kontrol ini dalam model
analisis untuk mengontrol efeknya terhadap variabel dependen.
Hasil dari analisis regresi linier akan memberikan informasi tentang seberapa besar dan
signifikannya pengaruh penerapan SAPBA terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah
Kabupaten Sleman. Jika koefisien regresi penerapan SAPBA terhadap kualitas laporan keuangan
signifikan positif, maka dapat diinterpretasikan bahwa semakin tinggi tingkat penerapan SAPBA,
semakin tinggi pula kualitas laporan keuangan.

3.6.1 Pengujian Data Model Pengukuran


Dalam metode penelitian ini, terdapat beberapa pengujian data yang dapat dilakukan, yaitu uji
validitas, uji reliabilitas, pengujian model struktural, dan uji t statistik. Berikut adalah penjelasan
singkat tentang masing-masing pengujian:
3.6.1.1 Uji Validitas
Uji validitas bertujuan untuk mengukur sejauh mana instrumen atau alat pengukuran yang
digunakan dalam penelitian ini dapat mengukur variabel yang diinginkan secara akurat. Dalam
konteks penelitian ini, alat pengukuran yang perlu divalidasi adalah alat pengukuran penerapan
Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual (SAPBA) dan kualitas laporan keuangan.
Salah satu metode yang umum digunakan untuk menguji validitas adalah analisis faktor
konfirmatori (Confirmatory Factor Analysis/CFA). CFA akan membantu menguji sejauh mana alat
pengukuran mewakili konstruk atau variabel yang sedang diukur. Jika hasil CFA menunjukkan bahwa
model alat pengukuran memiliki nilai goodness-of-fit yang baik dan koefisien faktor loading yang
signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa alat pengukuran tersebut valid untuk digunakan dalam
penelitian ini.

16
3.6.1.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas bertujuan untuk mengukur konsistensi dan keandalan alat pengukuran yang
digunakan dalam penelitian. Dalam konteks penelitian ini, reliabilitas alat pengukuran penerapan
SAPBA dan kualitas laporan keuangan akan diuji.
Salah satu metode yang umum digunakan untuk menguji reliabilitas adalah analisis Cronbach's
alpha. Nilai Cronbach's alpha yang tinggi menunjukkan bahwa alat pengukuran memiliki tingkat
konsistensi dan keandalan yang tinggi. Jika hasil analisis Cronbach's alpha menunjukkan nilai di atas
ambang batas reliabilitas (biasanya 0,7), maka alat pengukuran tersebut dianggap reliabel dan dapat
dipercaya untuk mengukur variabel yang diinginkan.

3.6.2 Pengujian Model Struktural


Pengujian model struktural bertujuan untuk menguji hubungan antara variabel independen
(penerapan SAPBA) dan variabel dependen (kualitas laporan keuangan) dengan mempertimbangkan
variabel kontrol yang relevan (ukuran pemerintah daerah, tingkat pendapatan daerah, dan tingkat
kemampuan SDM di bidang akuntansi).
Metode yang umum digunakan untuk pengujian model struktural adalah analisis SEM (Structural
Equation Modeling). SEM akan menguji hubungan antara variabel-variabel tersebut berdasarkan
model teoritis yang telah diusulkan. Jika hasil analisis SEM menunjukkan nilai goodness-of-fit yang
baik, koefisien jalur (path coefficient) yang signifikan, dan nilai R-squared yang tinggi, maka dapat
disimpulkan bahwa model struktural yang diusulkan sesuai dengan data dan memiliki hubungan yang
signifikan antara variabel-variabel tersebut.
3.6.2.1 Uji R-Square (R²)
R-squared, juga dikenal sebagai koefisien determinasi, adalah ukuran yang menggambarkan
seberapa baik variabilitas variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen dalam model
regresi linier. R-squared berkisar dari 0 hingga 1, di mana 0 berarti model tidak dapat menjelaskan
variasi sama sekali, dan 1 berarti model secara sempurna menjelaskan variasi.
Dalam analisis regresi linier, memiliki model sebagai berikut:
Kualitas Laporan Keuangan = β0 + β1 * Penerapan SAPBA + β2 * Variabel Kontrol + ε
Di sini:
- Kualitas Laporan Keuangan adalah variabel dependen.
- Penerapan SAPBA adalah variabel independen yang diuji pengaruhnya.
- Variabel Kontrol adalah variabel-variabel tambahan yang relevan yang digunakan untuk mengontrol
efeknya.
Langkah-langkah untuk menghitung R-squared adalah sebagai berikut:
1. Hitung jumlah total variasi dalam variabel dependen (Total Sum of Squares, TSS):
TSS = Σ (Yi - Ȳ)²
Di mana Yi adalah nilai aktual dari variabel dependen, dan Ȳ adalah nilai rata-rata dari variabel
dependen.
2. Hitung jumlah variasi yang dijelaskan oleh model (Explained Sum of Squares, ESS):
ESS = Σ (Ŷi - Ȳ)²
Di mana Ŷi adalah nilai prediksi dari variabel dependen berdasarkan model regresi, dan Ȳ adalah nilai
rata-rata dari variabel dependen.

17
3. Hitung jumlah variasi yang tidak dijelaskan oleh model (Residual Sum of Squares, RSS):
RSS = Σ (Yi - Ŷi)²
Di mana Yi adalah nilai aktual dari variabel dependen, dan Ŷi adalah nilai prediksi dari variabel
dependen berdasarkan model regresi.
4. Hitung R-squared:
R-squared = 1 - (RSS / TSS)
Interpretasi R-squared:
Nilai R-squared yang lebih tinggi menunjukkan bahwa model regresi mampu menjelaskan lebih
banyak variasi dalam variabel dependen. Jika R-squared mendekati 1, maka model tersebut memiliki
kemampuan yang baik dalam menjelaskan variasi dan memberikan prediksi yang akurat. Namun, jika
R-squared mendekati 0, itu berarti model tersebut tidak efektif dalam menjelaskan variasi dan
mungkin perlu diperbaiki atau tambahan variabel-variabel yang relevan. Pastikan untuk
menginterpretasikan nilai R-squared dengan hati-hati dan selalu pertimbangkan konteks penelitian
serta sumber daya yang tersedia untuk penelitian.
3.6.2.2 Uji t Statistik
Uji t statistik digunakan untuk menguji signifikansi koefisien regresi dari variabel independen
(penerapan SAPBA) terhadap variabel dependen (kualitas laporan keuangan). Pengujian ini bertujuan
untuk mengetahui apakah pengaruh penerapan SAPBA terhadap kualitas laporan keuangan adalah
signifikan secara statistik.
Dalam analisis regresi linier, nilai t statistik dan p-value dari koefisien regresi akan digunakan
untuk menguji signifikansi. Jika nilai p-value lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditetapkan
(biasanya 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa penerapan SAPBA memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.

3.7 Implikasi dan Interpretasi Hasil


1. Implikasi Hasil:
a. Pengaruh Penerapan SAPBA: Jika hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan Standar
Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual (SAPBA) memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas
laporan keuangan pemerintah daerah Kabupaten Sleman, implikasinya adalah bahwa penerapan
SAPBA dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan. Hal ini akan mendukung kebijakan
pemerintah dalam mendorong penerapan SAPBA sebagai standar akuntansi yang lebih baik untuk
entitas pemerintah.
b. Relevansi SAPBA dalam Konteks Pemerintah Daerah: Implikasi lainnya adalah bahwa SAPBA
memiliki relevansi dalam konteks pemerintah daerah Kabupaten Sleman. Jika penelitian menunjukkan
pengaruh yang signifikan, hal ini menunjukkan bahwa penerapan SAPBA dapat membantu
pemerintah daerah dalam menyusun laporan keuangan yang lebih akurat, transparan, dan dapat
dipertanggungjawabkan.
c. Peningkatan Akuntabilitas dan Transparansi: Hasil penelitian yang menunjukkan hubungan positif
antara penerapan SAPBA dan kualitas laporan keuangan dapat memberikan implikasi terhadap
peningkatan akuntabilitas dan transparansi pemerintah daerah Kabupaten Sleman. Dengan
menerapkan SAPBA, pemerintah daerah dapat menyediakan informasi keuangan yang lebih
terpercaya dan dapat dipahami oleh pemangku kepentingan, sehingga meningkatkan tingkat
kepercayaan dan akuntabilitas pemerintah daerah.

18
2. Interpretasi Hasil:
a. Koefisien Regresi: Hasil analisis regresi linier akan menghasilkan koefisien regresi yang
mengindikasikan arah dan kekuatan hubungan antara variabel independen (penerapan SAPBA) dan
variabel dependen (kualitas laporan keuangan). Jika koefisien regresi positif dan signifikan, maka
dapat diinterpretasikan bahwa semakin tinggi tingkat penerapan SAPBA, semakin tinggi pula kualitas
laporan keuangan.
b. Nilai Signifikansi: Hasil analisis statistik juga akan memberikan nilai signifikansi yang
mengindikasikan apakah hubungan antara penerapan SAPBA dan kualitas laporan keuangan secara
statistik signifikan atau tidak. Jika nilai signifikansi (p-value) kurang dari tingkat signifikansi yang
ditentukan (biasanya 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara penerapan SAPBA dan
kualitas laporan keuangan adalah signifikan secara statistik.
c. Nilai R-squared: Nilai R-squared menunjukkan seberapa besar variabilitas kualitas laporan
keuangan yang dapat dijelaskan oleh variabel independen dan variabel kontrol yang ada dalam model
regresi. Jika nilai R-squared tinggi, misalnya 0,70, maka dapat diinterpretasikan bahwa sekitar 70%
variasi kualitas laporan keuangan dapat dijelaskan oleh penerapan SAPBA dan variabel kontrol yang
digunakan dalam penelitian ini. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan SAPBA dan variabel kontrol
secara bersama-sama memiliki kontribusi yang signifikan dalam menjelaskan variasi kualitas laporan
keuangan pemerintah daerah Kabupaten Sleman.
d. Interpretasi Variabel Kontrol: Selain variabel independen, variabel kontrol yang digunakan dalam
penelitian ini juga akan diinterpretasikan. Misalnya, jika variabel kontrol seperti ukuran pemerintah
daerah, tingkat pendapatan daerah, dan tingkat kemampuan SDM di bidang akuntansi memiliki
koefisien regresi yang signifikan, maka hal tersebut menunjukkan bahwa faktor-faktor tersebut juga
mempengaruhi kualitas laporan keuangan. Interpretasi ini memberikan pemahaman lebih lanjut
tentang faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi kualitas laporan keuangan selain penerapan
SAPBA.
e. Analisis Hubungan: Selain menginterpretasikan hasil regresi linier secara individu, peneliti juga
akan menganalisis hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dengan
mempertimbangkan variabel kontrol yang relevan. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat
signifikansi koefisien regresi, arah hubungan (positif atau negatif), serta kekuatan hubungan yang
diindikasikan oleh nilai koefisien regresi.
f. Implikasi Kontekstual: Selain interpretasi statistik, hasil penelitian ini juga perlu dilihat dalam
konteks pemerintah daerah Kabupaten Sleman secara keseluruhan. Implikasi kontekstual dapat
melibatkan pemahaman lebih lanjut tentang situasi dan kondisi spesifik yang dapat memengaruhi
hubungan antara penerapan SAPBA dan kualitas laporan keuangan. Misalnya, faktor-faktor eksternal
seperti kebijakan pemerintah, kondisi ekonomi, atau karakteristik pemerintah daerah Kabupaten
Sleman dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang hasil penelitian.
Dengan melakukan interpretasi yang teliti terhadap hasil penelitian, peneliti dapat mengambil
kesimpulan yang kuat mengenai hubungan antara penerapan SAPBA dan kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah Kabupaten Sleman. Implikasi hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar
untuk pengembangan kebijakan dan praktik akuntansi pemerintah yang lebih baik dalam upaya
meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan pengelolaan keuangan yang lebih efektif di pemerintah
daerah Kabupaten Sleman.

19
DAFTAR PUSTAKA

Anita Sari, Arnida Wahyuni L. (2022). Analisis Pengaruh Implementasi Standar Akuntansi
Pemerintahan Berbasis Akrual dan Kinerja SDM terhadap Kualitas Laporan Keuangan.
Studi Kasus Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara. Jurnal akuntansi dan
keuangan Universitas Jambi, Vol. 7 no 2
Boediono. "The Implementation of Accrual Accounting in Local Governments in Indonesia:
Challenges and Implications." Indonesian Journal of Government and Politics, 2020. DOI:
10.22146/ijg.39921
Budhi Purwanto Jati. (2019). Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual
Terhadap terhadap kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Akademi Akuntansi
YKPN Yogyakarta.
Departemen Keuangan Republik Indonesia. (2010). Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual.
Jakarta: Pusat Pengembangan Akuntansi Keuangan Negara.
Dwi Martani, dkk. "The Effect of Accrual-Based Government Accounting on Financial Accountability
in Local Government." International Journal of Scientific and Research Publications, 2018.
DOI: 10.29322/IJSRP.8.7.2018.p7932
Dandi Trismiko. (2016). Implementasi Akuntansi Berbasis Aktual pada Pemerintah Daerah. Studi
Kasus DPKAD Kabupaten Sleman Yogyakarta. Skripsi Universitas Islam Indonesia.
Fadlilah, N. (2020). Analisis Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) Syariah Terhadap
Laporan Keuangan di Pemerintah Kabupaten Sleman. Jurnal Ekonomi, Bisnis &
Entrepreneurship, 6(2), 43-56.
Kurniawati, D., & Nurhaeni, I. D. (2018). Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah dan
Pengendalian Internal terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Jurnal
Dinamika Akuntansi dan Bisnis, 5(1), 40-51.
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2022.
M. Akhsanul In'am, dkk. "The Role of Accrual Accounting in Increasing Transparency and
Accountability in Indonesian Local Governments." International Journal of Economics,
Commerce, and Management, 2017. DOI: 10.18843/ijecm/v6i5(1)/01
Mardiasmo. (2017). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi Offset.
Mahmudi. 2016. Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Yokyakarta : Penerbit Sekolah
Tinggi Ilmu Manajemen ykpn
Moleong, L.J. (2017). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nonik Dwi Susanti. (2017). Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual dan
Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah Kota Batu.
Permendagri. (2014). Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2013
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Suharto, E. (2019). Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) terhadap Kualitas
Laporan Keuangan pada Pemerintah Daerah di Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi dan
Keuangan, 7(2), 127-141.

20
Siti Mawaddah, dkk. "The Impact of Accrual Basis Government Accounting on the Quality of Local
Government Financial Reports in Indonesia." International Journal of Scientific and
Technology Research, 2019. DOI: 10.5281/zenodo.3403365
Rusdi Abdul Karim. (2020). Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual
Terhadap terhadap kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Akademi Akuntansi
Universitas Ichsan Gorontalo. Volume 17 nomor 3 hal.381 - 392
Sekaran, U., & Bougie, R. (2016). Research Methods for Business: A Skill-Building Approach.
Chichester, UK: John Wiley & Sons Ltd.
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
Wahyu Wibowo, dkk. "The Impact of Accrual Basis Implementation on Local Government Financial
Reporting Quality: An Empirical Study in Indonesia." Journal of Accounting and Investment,
2020. DOI: 10.18196/jai.161050

21

Anda mungkin juga menyukai