Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN SENI BUDAYA

“KEGIATAN EXPO PANDANGA DALAM RANGKA


MERAYAKAN HUT KECAMATAN KINTOM YANG KE-62
TAHUN 2023”

Disusun oleh :
Fitri Ananda Dwi Hasan
Kelas : XII IPA 1

SMA NEGERI 1 KINTOM


A) PEMBUKAAN
Apa itu Pandanga? Pandanga merupakan tradisi leluhur
mengantarkan sajian makanan kepada pemangku adat sebagai
wujud syukur atas rezeki yang diperoleh dari Allah SWT Tuhan yang
Maha Esa.

Festival Pandanga menjadi pembuka rangkaian kegiatan peringatan


Hari Ulang Tahun Kec.Kintom yang ke-62 Tahun. Selain Festival
Pandanga, selama kurang lebih 2 pekan kedepan masyarakat akan
dihibur sejumlah kegiatan lomba dan pameran tradisional Kintom
Expo yang mengangkat potensi lokal dan produk-produk unggulan
dari Desa/Kelurahan di Kecamatan Kintom.

Disini saya akan membahas sedikit kegiatan dan stand yang ada di
pameran ini. Pameran ini berlangsung selama kurang lebih 2 pekan
yang mana terhitung mulai dari tanggal 4 februari sampai dengan
tanggal 15 februari 2023. Namun sebelum itu dilakukan terlebih
dahulu acara pembukaan pameran yang dipimpin langsung oleh
Bapak Bupati banggai Ir. H. Amirudin Tamoreka dan para petinggi
lainnya.
 Berikut beberapa contoh stand dari beberapa desa dan
organisasi yang ada di pameran tersebut :
1) Stand dari Desa Manyula :

Ini adalah halaman depan stand dari Desa Manyula, halaman depan dari stand
Desa Manyula ini ditanami banyak tanaman yang sedari dulu ditanam oleh
para orang tua kita seperti Tampok.

Diatas adalah beberapa contoh cemilan khas Saluan seperti Kue Bagea, Karas-
Karas, Keripik Pisang, dan beberapa Cemilan lainnya. Juga ada Abon, Minyak
Kampung yang dibuat oleh para masyarakat.
Diatas adalah Sayur-sayuran, Buah-buahan, dan Rempah-rempahan
yang biasa digunakan oleh masyarakat daerah Saluan:
- Kelompok Sayur-sayuran seperti Tantaon, Popoki, Dalundung, Hon
nu Tapaya, Tolobian, Kantimun, dan Kela’.
- Kelompok Buah- buahan seperti Ampalam, Nanasi, Samangka,
Kombos, Sagin Pagatang, Sagin Mosoni’, dan Sagin Louwe’.
- Kelompok Rempah-rempahan seperti Monout, Balakama, dan
Malisa’.
--
Diatas adalah barang-barang yang digunakan para orang tua zaman
dulu dalam kehidupan sehari-hari :

- Taingan adalah tempat dimana orang dapat memasak dan


menyalakan api.
- Tolukun adalah semacam batu yang digunakan sebagai penyangga
panci.
- Posulon adalah kayu yang digunakan agar dapat menyalakan api.
- Pompuhi adalah alat yang terbuat bambu dan berfungsi meniup api
yang telah menyala.
- Sipit adalah alat yang digunakan agar dapat memindahkan dan
meratakan bara api.
- Bangaa adalah tempurung kelapa yang digunakan dalam proses
menyalakan api.
- Kau’ adalah Kayu yang digunakan dalam proses menyalakan api.
- Lean Seng adalah piring zaman dahulu sebelum adanya piring batu
seperti zaman sekarang.
- Kelengku’ adalah alat yang digunakan sebagai wadah menampung
sesuatu yang akan dihaluskan seperti rica.
- Alu’ adalah alat yang digunakan untuk menghancurkan sesuatu
seperti rica.
- Kiapan adalah alat untuk menapis beras yang terbuat dari rotan

2) Stand dari KT Samadoya :

Diatas adalah barang-barang kesenian yang dibuat oleh para pemuda pemudi
Desa Samadoya yang sangat kreatif, dapat dilihat barang diatas sangatlah unik
karena memiliki model yang beragam dan sangat indah sehingga para
pengunjung senang melihatnya. Tidak hanya itu, di stand KT Desa Samadoya ini
juga membuat alat perkebunan dan alat perang zaman dulu yang membuat
kita para pengunjung bernostalgia pada masa dahulu kala.
 Berikut dibawah ini adalah sedikit dari kegiatan yang
dilakukan di Expo Pandanga selama sepekan lebih :

1) Tarian-tarian Suku Saluan :

Diatas adalah foto dari beberapa penampilan tarian yang ditampilkan


oleh para peserta lomba seperti tarian Kolosal dan Paengku Intan.
Kegiatan ini diadakan sembari dilombakan dan mengajak para
penonton mengenal tari tarian zaman dahulu.

2) Vocal Grup Nyanyian Suku Saluan :

Diatas adalah gambar penampilan nyanyian daerah saluan yang juga


dilombakan dalam kegiatan Expo ini lagu yang dinyanyikan seperti
Sisik Naepuan, Sakisi, dan Langkoyang Saluan.
3) Kesenian Tari Dero :

Tari Dero adalah sebuah tarian yang dilakukan lebih dari satu orang
atau dilakukan secara bersama-sama, yang melambangkan suka cita
atau kebahagiaan serta ungkapan rasa syukur kepada Tuhan. Tari
Dero atau Madero berasal dari Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah
namun masyarakat Suku Saluan juga sering melakukan kesenian ini
jika sedang melasanakan pesta pernikahan dan perayaan
semacamnya. Tarian ini cukup sederhana dan biasanya dilakukan di
daerah atau lapangan yang luas.

4) Teater oleh Karang Taruna Kec.Kintom :

Kegiatan ini dilaksanakan oleh para pemuda-pemudi dari Karang


Taruna Kec.Kintom dengan tajuk “Mompododo Potoutusan Nu Kita
HIngga Hinggat”.
5) Kesenian Undu-Unduon dan Karambangan :

- Undu-unduon adalah Dongeng Khas Suku Saluan yang


diceritakan dalam bahasa saluan dengan berbagai tema yang
lucu dan membuat para pendengarnya merasa terhibur,
terkadang Undu-unduon juga terselip nasihat para tetua
yang dikemas secara ringan dan menghibur.
- Karambangan merupakan musik etnik Saluan, Sulawesi
Tengah, dimainkan dengan gitar yang terbuat dari kayu dan
lagunya berisi syair pantun.
B) PENUTUPAN

Bupati Banggai, H. Amirudin Tamoreka menutup secara resmi


rangkaian kegiatan Kintom Expo dalam ramgka memperingati Hari
Ulang Tahun (HUT) ke-62 Kecamatan Kintom, di Lapangan
Poto’utusan, Kelurahan Kintom, Kecamatan Kintom, Rabu.

Dalam sambutannya, Bupati menyampaikan terima kasih dan


apresiasi kepada masyarakat Kecamatan Kintom yang tetap tertib
dan menjaga keamanan selama pelaksanaan kegiatan HUT
Kecamatan Kintom, yang kurang lebih hampir dua minggu berjalan
dengan baik.

Menurut Bupati, peringatan hari jadi Ke-62 Kecamatan Kintom yang


dimeriahkan dengan sejumlah kegiatan, di antaranya Festival
Pandanga, Pameran Tradisional Kintom Expo, serta berbagai jenis
perlombaan tersebut berjalan sukses dan berhasil. Kegiatan
penutupan ini juga diramaikan oleh artis ibukota yang didatangkan
langsung oleh Bapak Bupati Banggai.
KESIMPULAN
Dari pembahasan pada Makalah ini, maka dapat ditarik sebuah
kesimpulan sebagai berikut:

- Kec. Kintom memiliki Adat dan Istiadat yang unik dan


beragam.
- Kec. Kintom sudah dapat melangsungkan kegiatan keramaian
tanpa adanya kekacauan yang berdamapak pada kegiatan.
- Kec. Kintom memiliki banyak potensi usaha yang dapat
membukan lapangan pekerjaan.

SARAN
Saya juga memberikan saran kepada pembaca Makalah saya ini
untuk selalu menjaga kekayaan kebudayaan yang ada didesa masing-
masing sesuai dengan kebiasaan yang berlaku dan selalu mengingat
budaya-budaya desa jangan sampai termakan oleh waktu dan
tergeser digantikan oleh budaya asaing. Selain itu kita semua juga
jangan sampai merendahkan atau menghina budaya lain yang
barangkali berbeda dengan budaya yang kita anut.

Anda mungkin juga menyukai