Anda di halaman 1dari 11

TATA CARA IBADAT (SAKRAMEN) TOBAT

(Sebaiknya dilakukan sebagai persiapan untuk penerimaan


Sakramen Tobat Pribadi)

1. PEMBUKA (lagu pembukaan misal PS 596: Kami hendak Menghadap)

2. TANDA SALIB DAN SALAM

F : Dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus. Amin

F : Semoga Tuhan beserta kita

U : Sekarang dan selama-lamanya.

3. KATA PENGANTAR

Saudara-saudari terkasih dalam Yesus Tuhan, Kita berkumpul di sini untuk


bersama-sama melaksanakan Ibadat Tobat dalam rangka mempersiapkan
diri untuk menerima Sakramen Tobat secara pribadi menjelang………..

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus Yesus, sampai sekarang ini sering


menjadi persoalan dikalangan umat adalah mengapa harus ada
penerimaan Sakramen Tobat secara pribadi (kita kenal dengan
istilah pengakuan dosa) dihadapan Imam. Banyak umat yang merasa
tidak sreg atau tidak cocok dengan penerimaan Sakramen Tobat pribadi
dihadapan Imam.

Sebagai seorang Katolik, haruslah kita hayati sungguh-sungguh bahwa inti


hidup Kristen adalah bertobat; meninggalkan dosa dan kegelapan, lalu hidup
sebagai anak-anak terang (bdk Ef 5:8). Orang yang bertobat adalah orang
yang dengan tulus menyadari kelemahan dan kedosaanya, dan dengan rindu
mendambakan perdamaian kembali dangan Allah dan dengan sesama
manusia, seperti anak hilang yang kembali kepada bapanya yang penuh
kasih (Luk 15:11-32). Yesus sendiri bersabda, “Akan ada sukacita besar
di Surga karena satu orang berdosa yang bertobat.” (Luk 15:7).

Tobat berpuncak pada pengakuan dan pengampunan. Inilah yang disebut


rekonsiliasi atau perdamaian kembali. Perdamaian ini merupakan peristiwa
suka-cita yang membawa penyegaran dan hidup baru, karena itu Allah
sendiri mendamaikan orang berdosa dengan diri-Nya (2 Kor 5:18). Karena
itu ibadat tobat yang kita lakukan ini disebut Perayaan Tobat. Peristiwa tobat
merupakan peristiwa sukacita yang harus dirayakan. (bdk Luk 15:7).

Penerimaan Sakramen Tobat secara pribadi dihadapan Imam merupakan


perwujudan dari tobat. Dengan menerima Sakramen Tobat, orang berdosa
kembali menjalin ikatan yang baik dengan Allah dan sesama warga Gereja.

Selain itu, menerima Sakramen Tobat dihadapan Imam adalah merupakan


salah satu kebiasaan atau tradisi kita orang Katolik. Penerimaaan Sakramen
Tobat pribadi menjadi suatu kebiasaan atau tradisi karena dalam perjalanan
sejarahnya, tradisi Sakramen Tobat ini telah mampu melestarikan,
menopang, meneguhkan, membentuk dan membangun kehidupan dan
kesatuan umat. Sekarang, banyak orang mulai meragukan pengakuan
dihadapan Imam, justru kita ditantang untuk mengamalkan, menyegarkan,
dan kemudian mewariskan tradisi penerimaan Sakramen Tobat pribadi ini
kepada generasi yang akan datang.

Saudara-saudari terkasih, agar Sakramen Tobat yang akan kita terima ini
sungguh merupakan peristiwa pertobatan yang sejati sehingga layak kita
rayakan, marilah kita mengawali pertobatan kita ini dengan mohon terang
dan bimbingan Roh Kudus.

4. Doa Mohon Terang Dan Bimbingan Roh Kudus

F : Marilah kita berdoa bersama-sama…–hening sejenak–


Ya Allah Bapa Yang Mahakuasa, kami bersyukur kepada-Mu karena Roh
Kudus yang telah Kau curahkan kedalam hati kami.

Kehadiran-Nya dalam hati kami telah membuat kami menjadi Bait kehadiran-
Mu sendiri, dan bersama Dia pula kami telah Kau lahirkan kembali menjadi
anak-anak-Mu.

Ya Allah Bapa Yang Mahakasih, Roh Kudus itulah yang menjadi penghibur
dan penolong yang Kau utus dalam nama Kristus. Dialah Roh Kebenaran
yang memimpin kami kepada seluruh kebenaran. Roh Kudus itu pula yang
telah mengajarkan segala sesuatu kepada kami dan mengingatkan kami
akan Firman yang telah dikatakan oleh Yesus agar kami selalu dituntun oleh
Firman-Nya.

Melalui Roh Kudus-Mu ini kami mohon ya Allah Bapa Yang Mahamurah,
sudilah Engkau membimbing kami yang saat ini berkumpul bersama untuk
merayakan tobat kami. Melalui bimbingan Roh Kudus-Mu, sudilah Engkau
membimbing kami untuk peka akan dosa-dosa yang telah kami lakukan dan
kembali setia pada kehendak-Mu dan dengan demikian kami Kau beranikan
untuk menjadi saksi Putera-Mu dan menjadi pelayan sesama serta menjadi
garam dan terang dunia.

Semoga Roh Kudus-Mu selalu memimpin kami dengan lembut dan ramah,
menuntun kami dengan cermat dan teguh. Semoga Roh Kudus-Mu menjadi
daya Ilahi didalam diri kami pribadi, didalam kehidupan beriman dan dalam
bermasyarakat, dan menghantar kami masuk kedalam kemuliaan surgawi
untuk berbahagia abadi bersama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.

Amin.

5. BACAAN INJIL (misalnya Lukas 15:11-32 )

Renungan Singkat atau Hening sejenak untuk mengendapkan Sabda Tuhan

6. PEMERIKSAAN BATIN
F: Saudara-saudari terkasih, marilah kita mengadakan pemeriksaan batin
secara pribadi dalam kebersamaan dan secara terpimpin.

Pemeriksaan batin adalah langkah awal untuk menuju ke pertobatan karena


lewat pemeriksaan batin ini kita dibantu untuk jujur dihadapan Allah,
menyadari dan mengakui kekurangan yang tidak dapat kita tutupi. Sebab
kalau kita berkata bahwa kita tidak berdosa, kita menipu diri, dan kebenaran
tidak ada dalan kita. (1 Yoh 1:8). Pemeriksaan batin dapat membantu kita
semakin sadar akan kebaikan Allah dan membangkitkan penyesalan yang
tulus atas dosa.

Mari kita masuk dalam keheningan didalam diri kita masing-masing dan
bertanya secara jujur:

A. Menurut impian Allah: manusia di hadapan-Nya sebagai ciptaan-


Nya. Bagaimana tanggungjawab atas imanku itu dan atas perintah
Yesus untuk mengasihi Allah lebih dari segala sesuatu dengan
segenap akal, budi, jiwa dan raga?

Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari
segala sesuatu yang tidak kita lihat.

Karena iman kita mengerti bahwa alam semesta diciptakan oleh Allah (Ibr
11:1-3)

Karena iman semua orang dibenarkan (Gal 2:16b, Rom 3:28; 5:1)

Karena iman, kita diselamatkan (2 Tim 3:15)

Oleh iman akan Kristus, kita memperoleh pengampunan dosa, dan mendapat
bagian dalam kebahagiaan yang ditentukan untuk orang-orang yang
dikuduskan (Kis 26:18b)
Setiap minggu, bahkan mungkin dalam setiap doa bersama, atau pribadi,
dalam doa rosario, kita selalu mengucapkan syahadat iman kita. Yang perlu
ditanyakan dalam diri kita:

Apakah iman itu hanya sekedar kita ucapkan atau sungguh kita amalkan?—-
hening sejenak—

Iman harus diamalkan secara nyata dalam perbuatan, karena iman tanpa
perbuatan adalah iman yang kosong, iman yang mati (Yak 2:17)

Sudahkah semua tindakan hidup kita, sikap hidup kita, pikiran hidup kita dan
perkataan kita didasarkan pada iman?—-hening sejenak—

Sungguhkah kita sudah mengasihi Allah dengan segenap hatiku, dengan


segenap jiwaku, dengan segenap akal budiku dan dengan segenap
kekuatanku? Atau justru kita mengasihi Allah dengan setengah-setengah?—-
hening sejenak—

Sungguhkah kita sudah menjadikan Allah sebagai satu-satunya penguasa


hidup kita atau kita justru menduakan Allah bahkan menomorsekiankan Allah
dan lebih menomorsatukan kehendakku, kebutuhanku, pekerjaanku?—-
hening sejenak—

Sungguhkah aku menomorsatukan Allah dengan sungguh menghormati dan


merayakan Hari Tuhan, Hari Minggu dan Hari Raya?—-hening sejenak—

Sungguhkah aku menomorsatukan Allah dengan sungguh terlibat dalam


kehidupan jemaat dikomunitasku dan di Paroki ku?—-hening sejenak—

Sungguhkah aku menomorsatukan Allah dengan sungguh terlibat dalam


masyarakat untuk menjadi garam dan terang dunia?—-hening sejenak—

Sungguhkah aku menomorsatukan Allah dengan turut berpuasa dan


berpantang khususnya pada masa prapaskah dan masa adven?—-hening
sejenak—
Sungguhkah aku menomorsatukan Allah dengan selalu meluangkan waktu
untuk membaca Kitab Suci dan mendengarkan Sabda-Nya baik secara
pribadi, dalam keluarga dan dalam komunitas?—-hening sejenak—

Sungguhkah aku menomorsatukan Allah dengan sungguh menjaga dan


memelihara hidup doa harianku baik secara pribadi maupun dalam
kebersamaan didalam keluarga?—-hening sejenak—

B. Menurut impian Allah: manusia di hadapan manusia lainnya


sebagai saudara. Bagaimana dengan tanggung jawabku atas
perintah utama Yesus yakni kasih terhadap sesama?

Yesus mengajarkan bahwa kelak Ia akan kembali sebagai Raja dan Hakim
untuk semua insan. Pada waktu itu yang menjadi syarat kita dapat diterima
oleh Yesus dalam hidup abadi adalah karya amal kasih. Karya amal kasih itu
antara lain : memberi makan kepada orang yang lapar, memberi minum
kepada orang yang haus, memberi perlindungan kepada orang-orang asing
atau terasing, memberi pakaian kepada orang yang telanjang, melawat
orang sakit, mengunjungi orang yang dipenjarakan, menguburkan orang
mati, dan lain-lain.

Bagaimana dengan kita?

Sungguhkah aku mengasihi sesamaku khususnya mereka yang miskin, hina,


kecil, lapar, terkucilkan, yang membenci aku, yang selalu menjengkelkan
aku, yang memusuhi aku, yang memfitnah aku, seperti diriku sendiri?—-
hening sejenak—

Sungguhkah aku mengasihi sesamaku manusia dengan menghormati


sesamaku (atasanku, temanku, musuhku, orang lain) ?—-hening sejenak—

Sungguhkah aku mengasihi sesamaku manusia dengan tidak membunuh


atau menyakiti baik dengan perkataan, perbuatan, dan sikapku, dengan
tidak berpikiran kotor tehadap orang lain, tidak mencuri hak orang lain, tidak
bersaksi dusta, tidak menginginkan milik sesamaku ?—-hening sejenak—
C. Menurut impian Allah : laki-laki dan perempuan sepadan dan
sederajat dihadapan-Nya. Bagaimana dengan perintah utama Yesus
yakni kasih terhadap pasangan hidup kita?

Allah menciptakan laki-laki dan perempuan menurut gambaran-Nya. Allah


menyatukan ikatan cinta mereka dalam sakramen perkawinan yang Kudus.
Allah menghendaki suami mengasihi istrinya dan istri menghormati
suaminya. Sehingga dalam satu keluarga tercipta hubungan kasih yang
harmonis dan saling menghormati.

Sungguhkah aku mengasihi suami atau istriku dengan segenap cinta dan
pergorbanan yang tulus?—-hening sejenak—

Sungguhkah aku menjadi suami yang baik dan menjadi ayah yang
bertanggung jawab kepada anak-anakku?—-hening sejenak—

Sungguhkah aku menjadi istri yang baik dan menjadi ibu yang menyayangi
dan menjaga anak-anakku?—-hening sejenak—

Sungguhkah aku tetap menjaga ikatan cinta yang terjalin dalam kehidupan
berumahtangga selama ini?—-hening sejenak—

Sungguhkah aku mengasihi dan menyayangi suami atau istriku dengan tidak
menyakiti perasaannya, tidak mengeluarkan kata-kata makian, dan
menyelesaikan masalah rumah tangga dengan kepala dingin atau malah lari
meninggalkan rumah untuk duduk di warung atau ngobrol di rumah
tetangga,?—-hening sejenak—

Sungguhkah aku menjaga keterbukaan dan kejujuran didalam rumah


tanggaku?—-hening sejenak—

Sungguhkah aku menjadikan keluargaku menjadi keluarga yang kudus


dengan menyediakan waktu untuk bersama membaca Kitab Suci, berdoa
bersama dengan rutin, doa rosario secara berkala, berkumpul dalam doa
komunitas, dan menghadiri misa disetiap minggunya?—-hening sejenak—
D. Menurut Impian Allah : anak-anak adalah gambaran empunya
Kerajaan Allah. Bagaimana tanggung-jawab ku dengan perintah
utama Yesus untuk tidak menghalangi mereka mendatangi-Nya?

Allah mengaruniakan anak sebagai buah hati dan tanda cinta dari ikatan
suami dan istri dalam membentuk keluarga yang sejati. Pertumbuhan
karakter anak-anak adalah gambaran dari kehidupan yang mereka terima
dari kedua orangtuanya. Anak-anak belajar dan meniru segala perkataan dan
perbuatan yang mereka lihat dari kehidupan kedua orangtuanya.

Sungguhkah aku tetap mengasihi dan menyayangi anak-anakku dengan


segala tindakan dan akibat yang mereka ciptakan yang kerap menimbulkan
amarah dalam hatiku?—-hening sejenak—

Sungguhkah aku mengajarkan kepada anak-anakku tentang Allah pencipta


alam semesta dan segala kebaikan yang ada pada-Nya?—-hening sejenak–

Sungguhkah aku mengajarkan iman yang benar kepada anak-anakku atau


hanya menyerahkan perkembangan iman mereka kepada guru agama atau
guru sekolah minggu?—-hening sejenak—

Sungguhkah aku mengajarkan perbuatan-perbuatan baik kepada anak-


anakku agar mereka tumbuh menjadi manusia yang bertanggungjawab
dalam kehidupan masa depan mereka kelak?—-hening sejenak—

Sungguhkah aku mendampingi dan membantu anak-anakku dalam


pelajaran-pelajaran disekolahnya atau malah memaki dan memarahinya
karena tidak serius mengikuti pelajaran disekolahnya?—-hening sejenak—

Sungguhkah aku diam dirumah dan berinteraksi dengan anak-anakku setelah


seharian bekerja atau hanya meninggalkan mereka untuk duduk santai
diwarung bersama teman atau tetanggaku ?—-hening sejenak—

Sungguhkah aku mendoakan anak-anakku disetiap hari agar mereka


senantiasa dilindungi dalam masa pertumbuhannya, dalam perjalanannya,
dalam pergaulan dengan teman-temannya, dalam pelajaran disekolahnya
serta memberkati mereka dengan tanda salib dikeningnya ketika aku hendak
pergi bekerja?—-hening sejenak—

(bagian dibawah ini dibacakan oleh anak-anak bila ada anak-anak yang
datang mengikuti pengakuan dosa)

E. Menurut impian Allah : anak-anak patuh dan taat kepada perintah


dan petunjuk dari Allah dan dari orangtua yang telah
membesarkannya.

Sungguhkah aku mau menjadi anak yang mengikuti dan menjalankan apa
yang dilarang oleh Allah supaya aku tidak terjerumus dalam dosa?—-hening
sejenak—

Sungguhkah aku mau menjadi anak yang berbakti dengan menaati perintah
orangtuaku?—-hening sejenak—

Sungguhkah aku mau jadi anak yang pintar dengan menyelesaikan tugas-
tugasku disekolah?—-hening sejenak—

Sungguhkah aku mau jadi teman yang baik bagi teman-temanku dengan
tidak menyakiti, tidak mengejek, dan mau berbagi dengan mereka?—-hening
sejenak—

Sungguhkah aku mau menjadi anak yang baik dengan membantu pekerjaan
orangtuaku dirumah seperti menyapu lantai, membersihkan tempat tidurku,
dan menyimpan barang-barangku dengan rapi?—-hening sejenak—

Sungguhkah aku mau menjadi anak yang kudus dengan rajin berdoa,
menolong teman yang kesusahan, bicara dengan jujur dan tidak menjelek-
jelekan teman yang lain?—-hening sejenak—

Sungguhkah aku mau menjadi anak yang dikasihi Allah dengan selalu
mengingatkan orangtuaku untuk mengajakku ke Gereja setiap hari minggu,
mengajak mereka untuk mengantar aku pergi sekolah minggu dikomunitas,
dan mengajak mereka untuk ikut serta dalam doa komunitas ?—-hening
sejenak—

7. PENERIMAAN SAKRAMEN TOBAT SECARA PRIBADI

F : Saudara-saudari terkasih dalam Yesus Kristus, saat ini Allah Yang


Mahakasih dengan tangan terbuka menunggu pertobatan kita. Seperti anak
yang hilang, setelah sadar akan kesalahannya mau kembali dan berkata
jujur dihadapan Allah, marilah kita sekarang secara jujur juga mengakukan
dosa kita dihadapan Allah melalui Imam-Nya dan menyatakan penyesalan
kita serta mohon rahmat pengampunan-Nya.

Mari kita menerima Sakramen Tobat kita secara pribadi.

8. DOA SYUKUR ATAS PENGAMPUNAN (PS No. 27)

F : Marilah kita berdoa bersama —hening sejenak—

Allah Bapa Yang Maharahim, Engkau tidak menghendaki kematian orang


berdosa. Sebaliknya, Engkau menghendaki supaya kami bertobat dan hidup.
Maka Engkau mengundang orang berdosa untuk bertobat, dan kepada kami
yang bertobat Engkau melimpahkan pengampunan. Kesalahan kami Engkau
hapuskan, dan dosa kami tidak Kau ingat lagi.

Terimakasih ya Allah, atas pengampunan yang Kau berikan kepada kami.


Semoga sukacita di Surga karena satu orang berdosa bertobat juga menjadi
sukacita kami. Semoga sukacita pengampunan ini mendorong kami selalu
hidup rukun dan damai dengan seluruh umat-Mu.

Ya Allah, perkenankanlah kini kami pergi dalam damai dan selalu ingat akan
Sabda Putra-Mu yang menghendaki kami tidak berbuat dosa lagi. Amin.
F : Marilah kita satukan seluruh doa dan tobat kita, dan menutup seluruh
Ibadat Sakramen Tobat kita malam hari ini dengan mendaraskan Doa Bapa
Kami. (umat dipersilakan untuk berdiri)

Bapa kami yang di Surga,……

9. BERKAT DAN PENGUTUSAN

Imam : Tuhan sertamu

Umat : Dan bersama rohmu

Imam : Semoga seluruh tobat kita, perjalanan hidup kita senantiasa


dilindungi dan diberkati oleh Allah Bapa Yang Mahakuasa. Bapa, Putera, dan
Roh Kudus.

Umat : Amin

Imam : Ibadat Tobat kita telah selesai.

Umat : Syukur kepada Allah

Imam : Marilah kita pergi untuk tidak berbuat dosa lagi dan menghasilkan
buah sesuai dengan pertobatan kita.

Umat : Amin

10. PENUTUP (lagu penutup misal:PS 600 Oh Rahmat yang


Mengagumkan  )

Anda mungkin juga menyukai