TATA CARA IBADAT Tobat
TATA CARA IBADAT Tobat
3. KATA PENGANTAR
Saudara-saudari terkasih, agar Sakramen Tobat yang akan kita terima ini
sungguh merupakan peristiwa pertobatan yang sejati sehingga layak kita
rayakan, marilah kita mengawali pertobatan kita ini dengan mohon terang
dan bimbingan Roh Kudus.
Kehadiran-Nya dalam hati kami telah membuat kami menjadi Bait kehadiran-
Mu sendiri, dan bersama Dia pula kami telah Kau lahirkan kembali menjadi
anak-anak-Mu.
Ya Allah Bapa Yang Mahakasih, Roh Kudus itulah yang menjadi penghibur
dan penolong yang Kau utus dalam nama Kristus. Dialah Roh Kebenaran
yang memimpin kami kepada seluruh kebenaran. Roh Kudus itu pula yang
telah mengajarkan segala sesuatu kepada kami dan mengingatkan kami
akan Firman yang telah dikatakan oleh Yesus agar kami selalu dituntun oleh
Firman-Nya.
Melalui Roh Kudus-Mu ini kami mohon ya Allah Bapa Yang Mahamurah,
sudilah Engkau membimbing kami yang saat ini berkumpul bersama untuk
merayakan tobat kami. Melalui bimbingan Roh Kudus-Mu, sudilah Engkau
membimbing kami untuk peka akan dosa-dosa yang telah kami lakukan dan
kembali setia pada kehendak-Mu dan dengan demikian kami Kau beranikan
untuk menjadi saksi Putera-Mu dan menjadi pelayan sesama serta menjadi
garam dan terang dunia.
Semoga Roh Kudus-Mu selalu memimpin kami dengan lembut dan ramah,
menuntun kami dengan cermat dan teguh. Semoga Roh Kudus-Mu menjadi
daya Ilahi didalam diri kami pribadi, didalam kehidupan beriman dan dalam
bermasyarakat, dan menghantar kami masuk kedalam kemuliaan surgawi
untuk berbahagia abadi bersama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
Amin.
6. PEMERIKSAAN BATIN
F: Saudara-saudari terkasih, marilah kita mengadakan pemeriksaan batin
secara pribadi dalam kebersamaan dan secara terpimpin.
Mari kita masuk dalam keheningan didalam diri kita masing-masing dan
bertanya secara jujur:
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari
segala sesuatu yang tidak kita lihat.
Karena iman kita mengerti bahwa alam semesta diciptakan oleh Allah (Ibr
11:1-3)
Karena iman semua orang dibenarkan (Gal 2:16b, Rom 3:28; 5:1)
Oleh iman akan Kristus, kita memperoleh pengampunan dosa, dan mendapat
bagian dalam kebahagiaan yang ditentukan untuk orang-orang yang
dikuduskan (Kis 26:18b)
Setiap minggu, bahkan mungkin dalam setiap doa bersama, atau pribadi,
dalam doa rosario, kita selalu mengucapkan syahadat iman kita. Yang perlu
ditanyakan dalam diri kita:
Apakah iman itu hanya sekedar kita ucapkan atau sungguh kita amalkan?—-
hening sejenak—
Iman harus diamalkan secara nyata dalam perbuatan, karena iman tanpa
perbuatan adalah iman yang kosong, iman yang mati (Yak 2:17)
Sudahkah semua tindakan hidup kita, sikap hidup kita, pikiran hidup kita dan
perkataan kita didasarkan pada iman?—-hening sejenak—
Yesus mengajarkan bahwa kelak Ia akan kembali sebagai Raja dan Hakim
untuk semua insan. Pada waktu itu yang menjadi syarat kita dapat diterima
oleh Yesus dalam hidup abadi adalah karya amal kasih. Karya amal kasih itu
antara lain : memberi makan kepada orang yang lapar, memberi minum
kepada orang yang haus, memberi perlindungan kepada orang-orang asing
atau terasing, memberi pakaian kepada orang yang telanjang, melawat
orang sakit, mengunjungi orang yang dipenjarakan, menguburkan orang
mati, dan lain-lain.
Sungguhkah aku mengasihi suami atau istriku dengan segenap cinta dan
pergorbanan yang tulus?—-hening sejenak—
Sungguhkah aku menjadi suami yang baik dan menjadi ayah yang
bertanggung jawab kepada anak-anakku?—-hening sejenak—
Sungguhkah aku menjadi istri yang baik dan menjadi ibu yang menyayangi
dan menjaga anak-anakku?—-hening sejenak—
Sungguhkah aku tetap menjaga ikatan cinta yang terjalin dalam kehidupan
berumahtangga selama ini?—-hening sejenak—
Sungguhkah aku mengasihi dan menyayangi suami atau istriku dengan tidak
menyakiti perasaannya, tidak mengeluarkan kata-kata makian, dan
menyelesaikan masalah rumah tangga dengan kepala dingin atau malah lari
meninggalkan rumah untuk duduk di warung atau ngobrol di rumah
tetangga,?—-hening sejenak—
Allah mengaruniakan anak sebagai buah hati dan tanda cinta dari ikatan
suami dan istri dalam membentuk keluarga yang sejati. Pertumbuhan
karakter anak-anak adalah gambaran dari kehidupan yang mereka terima
dari kedua orangtuanya. Anak-anak belajar dan meniru segala perkataan dan
perbuatan yang mereka lihat dari kehidupan kedua orangtuanya.
(bagian dibawah ini dibacakan oleh anak-anak bila ada anak-anak yang
datang mengikuti pengakuan dosa)
Sungguhkah aku mau menjadi anak yang mengikuti dan menjalankan apa
yang dilarang oleh Allah supaya aku tidak terjerumus dalam dosa?—-hening
sejenak—
Sungguhkah aku mau menjadi anak yang berbakti dengan menaati perintah
orangtuaku?—-hening sejenak—
Sungguhkah aku mau jadi anak yang pintar dengan menyelesaikan tugas-
tugasku disekolah?—-hening sejenak—
Sungguhkah aku mau jadi teman yang baik bagi teman-temanku dengan
tidak menyakiti, tidak mengejek, dan mau berbagi dengan mereka?—-hening
sejenak—
Sungguhkah aku mau menjadi anak yang baik dengan membantu pekerjaan
orangtuaku dirumah seperti menyapu lantai, membersihkan tempat tidurku,
dan menyimpan barang-barangku dengan rapi?—-hening sejenak—
Sungguhkah aku mau menjadi anak yang kudus dengan rajin berdoa,
menolong teman yang kesusahan, bicara dengan jujur dan tidak menjelek-
jelekan teman yang lain?—-hening sejenak—
Sungguhkah aku mau menjadi anak yang dikasihi Allah dengan selalu
mengingatkan orangtuaku untuk mengajakku ke Gereja setiap hari minggu,
mengajak mereka untuk mengantar aku pergi sekolah minggu dikomunitas,
dan mengajak mereka untuk ikut serta dalam doa komunitas ?—-hening
sejenak—
Ya Allah, perkenankanlah kini kami pergi dalam damai dan selalu ingat akan
Sabda Putra-Mu yang menghendaki kami tidak berbuat dosa lagi. Amin.
F : Marilah kita satukan seluruh doa dan tobat kita, dan menutup seluruh
Ibadat Sakramen Tobat kita malam hari ini dengan mendaraskan Doa Bapa
Kami. (umat dipersilakan untuk berdiri)
Umat : Amin
Imam : Marilah kita pergi untuk tidak berbuat dosa lagi dan menghasilkan
buah sesuai dengan pertobatan kita.
Umat : Amin