Budaya Upacara Ngaben Di Daerah Lempuing Jaya Bab 1
Budaya Upacara Ngaben Di Daerah Lempuing Jaya Bab 1
Disusun Oleh :
NAMA : WAYAN REGITA
KELAS : XII MIPA 2
NIS : 4537
2
HALAMAN PENGESAHAN
Mengesahkan Menyetujui
Kepala Sekolah SMAN 3 Uunggulan Pembimbing
Kayuagung
3
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH
WAYAN REGITA
NIS 4537
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadiran Allah SWT, Sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini tepat pada waktunya yang berjudul
TATACARA UPACARA NGABEN DI DAERAH LEMPUING JAYA
KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR
Pada kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Kepada Bpk. H. Anis Joko Santoso, S.Pd., MM selaku kepada sekolah
SMAN 3 Unggulan Kayuagung.
2. Kepada Ibu Herlina,S.Pd., M.Si selaku guru pembimbing karya tulis
ilmiah ini.
3. Kepada orang tua yang telah mendoakan sehingga dapat dapat
memperlancar penulis dalam pembuatan karya tulis ini.
Harapan penulis semoga karya tulis ilmiah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman penulis, penulis yakin masih banyak kekurangan
dalam karya tulis ini, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang membangun. Semoga untuk kedepannya bisa lebih baik lagi.
WAYAN REGITA
NIS 4537
5
6
BAB I
7
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Agama hindu adalah agama yang telah menciptakan kebudayaan yang sangat kompleks
di bidang astronomi, ilmu pengetahuan, filsafat dan lain-lain sehingga timbul bermacam-macam
pemahaman oleh para ahli terutama tentang upacara keagamaan yang dilakukan.
Masyarakat Hindu tidak hanya ada di pulau Bali yang selalu eksis dengan kebudayaannya
di pulau tersebut. Akan tetapi di kecamatan Lempuing Jaya Kabupaten Ogan Komering Ilir juga
merupakan salah satu persebaran umat Hindu-Bali. Banyaknya masyarakat hindu-Bali di
kecamatan Lempuing Jaya Kabupaten Ogan Komering Ilir menyebabkan kebudayaan Bali tidak
luntur di kalangan masyarakat hingga sekarang bahkan semakin berkembang, sebagai contoh
pelaksanaan upacara Yadnya yang hingga sekarang masih saja dilakukan oleh masyarakat
Hindu-Bali di Kecamatan Lempuing Jaya Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Menurut Dr. Made Dwi Yadnya adalah korban suci secara tulus iklas dalam rangka
memuja Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha Esa). Pengorbanan dalam hal ini bukan saja dalam
bentuk materi, segala aspek yang dimiliki manusia dapat dikorbankan sebagai yadnya. Yadnya
dalam rangka pelaksanaan ajaran Agama Hindu dapat digolongkan menjadi lima kelompok besar
berdasarkan sasaran dalam pelaksanaannya yang disebut Panca Maha Yajna yang terdiri dari : 1).
Dewa yajna yaitu korban suci untuk Sang Hyang Widhi, 2). Rsi Yajna yaitu korban suci untuk
para Rsi, 3). Manusia Yajna yaitu korban suci untuk manusia, 4). Pitra Yajna yaitu korban suci
untuk para leluhur, 5). Bhuta Yajna yaitu korban suci untuk semua makhluk di luar manusia.
Umat Hindu menganut kepercayaan adanya roh masih hidup setelah badan kasar tak
bergerak dan terbentang kaku. Untuk itu dilakukan upacara yang khas yaitu upacara ngaben
penyelenggaraan jasad yang berpulang yang disebut Pitra Yajna salah satu bagian dari panca
maha yajna yang telah di sebutkan diatas
8
Upacara Ngaben merupakan upacara yang sangat penting bagi umat Hindu di Bali.
Walaupun masyarakat Hindu-Bali bertransmigrasi ke Kecamatan Lempuing Jaya, Kabupaten
OKI, Provinsi Sumatra Selatan, mereka tidak pernah melupakan upacara ngaben. Ngaben tetap
saja dilakukan oleh masyarakat Hindu walaupun memakan dana yang sangat besar yaitu
mencapai 100-200 juta jika melakukan Ngaben yang utama atau ngaben yang pada tingkatan
paling atas itupun tergantung dari jumlah Sawa (jenasah) yang diaben.
Upacara Ngaben ini dianggap sangat penting bagi umat Hindu-Bali. Dengan ngaben,
keluarga yang ditinggalkan dapat membebaskan roh/arwah dari perbuatan-perbuatan yang
pernah dilakukan di dunia dan menghantarkannya menuju surga abadi dan kembali bereinkarnasi
lagi dalam wujud yang berbeda. Karena itulah upacara ngaben dilakukan yang merupakan suatu
kewajiban bagi keluarga yang ditinggalkan, sehingga upacara ini masih melekat dikalangan
masyarakat Hindu-Bali khususnya di Kecamatan Lempuing Jaya sampai sekarang, akan tetapi
sebagian besar masyarakat melaksanakan upacara Ngaben tersebut tidak menyadari dan
memahami apa arti dan nilai-nilai Ngaben bagi kelangsungan kehidupan manusia. Sehingga nilai
luhur itulah yang menjadikan landasan orang melaksanakan upacara ngaben agar tidak terjadi
kontroversi di masyarakat bahwa Ngaben hanya mengeluarkan dana besar. Namun yang perlu
dilihat makna dari ngaben tersebut bukan di lihat dari besar kecilnya upacara ngaben, biarpun
ngaben dilakukan ditingkatan nista atau tingkatan yang paling dibawah akan tetapi makna dan
tujuannya akan tetap sama dengan ngaben yang dilakukan ditingkatan tengah (Madya) dan
ditingkatan paling atas (Utama).
Pelaksanaan upacara kematian atau ngaben di sering kali menjadi rumit dan menemukan
masalah karena dibangun oleh budaya agama dengan tingkat integritas yang tinggi. Orang hindu
sering terjebak oleh tradisi yang cenderung mengkonstruksi kemegahan prosesi ritual yang
menelan biaya tinggi, tetapi mengabaikan kemampuan orang yang melakukan upacara tersebut.
Banyak pihak telah berupaya untuk dapat mengatasinya agar orang Hindu dapat
melaksanakan upacara keagamaan terutama ngaben dengan rasa aman, nyaman, dan tujuan sosial
religiusnya dapat dicapai. Sementara itu, secara internal masalah yang dihadapi cukup kompleks
dan rumit.
9
Akibatnya banyak warga desa adat yang melaksanakan upacara agama (termasuk
upacara ngaben) dilandasi perasaan takut, yaitu takut disalahkan orang banyak dan takut
dikucilkan.
Berdasarkan uraian diatas, untuk menelusuri, memahami dan mendapat jawaban terhadap
permasalahan ini, maka penulis akan mendeskripsikan serta memberikan interpretasi terhadap
permasalahan yang diformulasikan dalam judul “TATACARA UPACARA NGABEN DI
DAERAH LEMPUING JAYA KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR’’.
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
1. Bagi Penulis
Menambah pemahaman mengenai budaya upacara ngaben umat Hindu
2. Bagi Sekolah
Menambah referensi di perpustakaan sekolah
10
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Pengertian Budaya
Pengertian budaya dikaitkan dengan bagian dari budi dan akal manusia. Budaya
merupakan pola atau cara hidup yang terus berkembang oleh sekelompok orang dan diturunkan
pada generasi berikutnya. Kata budaya sendiri berasal dari bahasa sansekerta yaitu budhayah
yang merupakan bentuk jamak dari buddhi dengan arti budi atau akal. Sedangkan dalam bahasa
Inggris budaya dikenal dengan kata culture yang berasal dari bahasa latin yaitu colore yang
berarti mengolah atau mengerjakan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian budaya adalah sesuatu yang sudah
menjadi kebiasaan dan sukar diubah. Budaya tentunya memiliki definisi yang cukup luas, oleh
karena itu, kamu perlu mengetahui berbagai pengertian budaya dari para ahli sebagai berikut:
Menurut Clyde Kluckhohn dan William Henderson Kelly dalam bukunya The concept of
culture, pengertian budaya adalah semua rancangan hidup yang diciptakan secara historis baik
secara eksplisit, implisit, rasional, irasional, dan nonrasional, yang ada pada waktu tertentu
sebagai panduan potensial dalam perilaku manusia.
Banyak ahli telah memiliki definisi masing-masing jika mengetahui mengenai arti dari
budaya itu sendiri. Pengertian budaya menurut para ahli akan dapat kita jadikan sebagai acuan
bagi banyak orang yang tertarik untuk mempelajari lebih dalam mengenai budaya ini. Dengan
mengetahui beberapa pengertian budaya ini, secara tak langsung kita juga mempelajari
bagaimana para ahli memiliki bermacam-macam pemikiran mengenai kebudayaan yang ada dan
berkembang di masyarakat kita.
Secara umum Upacara yang berasal dari kata sansekerta, Upa dan Cara, Upa berarti
Sekeliling atau menunjuk segala dan cara berarti gerak atau aktifitas. Sistem aktivitas rangkaian
11
kegiatan yang tertata dilakukan untuk memperingati atau menyambut hari besar atau yang
dianggap penting dan berhubungan dengan bermacam peristiwa yang terjadi dalam suatu
masyarakat yang bersangkutan, upacara memiliki beberapa komponen yaitu lokasi upacara,
waktu pelaksanaan upacara, peralatan upacara, benda-benda upacara. Selanjutnya Pelaksanaan
upacara menggunakan cara-cara yang ekspresif dari hubungan sosial terkait dengan suatu tujuan
atau peristiwa yang penting. Upacara umumnya dibedakan menjadi upacara kenegaraan,
upacara adat dan upacara keagamaan
Dilansir dari halaman web Situmorang dapat menyimpulkan bahwa pengertian upacara
adalah sebuah kegiatan yang dilakukan sekelompok orang yang berhubungan terhadap keyakinan
dan kepercayaan spritual dengan suatu tujuan tertentu.
Secara umum Ngaben merupakan salah satu upacara yang dilakukan oleh umat Hindu di Bali dan
tergolong sebagai upacara Pitra Yadnya (upacara yang ditunjukkan kepada Leluhur)
Upacara ngaben merupakan suatu ritual yang dilaksanakan untuk mengembalikan roh
leluhur ke tempat asalnya.Ngaben dalam bahasaBali berkonotasi halus yang sering
disebut palebon
Upacara Ngaben sendiri sebenarnya adalah prosesi pembakaran mayat atau kremasi bagi
penganut Hindu Bali. Ritual pembakaran mayat tersebut ditujukan sebagai ...
12