Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MAJAS / GAYA BAHASA

DOSEN PEMBIMBING
Titis Sugiyantiningtyas, M. Pd

DISUSUN OLEH

Achmad Wildan Pahlefi


Riski Eko P.

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 BANYUWANGI


FAKULTAS EKONOMI
MANAJEMEN
2014/2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun haturkan kehadirat Allah Subhanahu Wata΄ala,


karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Majas. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
di Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat
untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Banyuwangi, Oktober 2014

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3. Tujuan Penulisan.............................................................................................. 2
1.4. Manfaat Penulisan.............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1. Pengertian..........................................................................................................3
2.2. Ciri-Ciri.............................................................................................................3
2.3. Macam...............................................................................................................3
BAB III PENUTUP...............................................................................................14
3.1. Kesimpulan......................................................................................................14
3.2. Saran................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Majas merupakan bentuk retorik, yaitu penggunaan kata-kata dalam
berbicara dan menulis untuk meyakinkan atau mempengaruhi penyimak dan
pembaca.Kata retorik berasal dari bahasa yunani rhetor yang berarti orator atau
ahli pidato. Pada masa yunani kuno, retorik memang merupakan bagian penting
dari suatu pendidikan dan oleh karena itu aneka ragam majas sangat penting serta
harus dikuasai benar-benar oleh orang-orang yunani dan romawi yang telah
memberi nama bagi aneka seni persuasi ini.
Majas, kiasan atau “figure of speech” adalah bahasa kias, bahasa indah
yang dipergunakan untuk meninggikan serta meningkatkan efek dengan jalan
memperkenalkan serta membandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan
benda atau hal lain yang lebih umum. Pendek kata, penggunaan majas tertentu
dapat merubah serta menimbulkan nilai rasa atau konotasi tertentu. Majas dapat
dijadikan sebagai cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang
memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis dengan pilihan kata, frase, klausa,
dan kalimatnya.
Dalam mengungkapkan kata yang berhubungan dengan majas, tidak
sembarang kita mengucap, namun setiap apa yang ingin kita ucapkan, memiliki
maksud tersendiri, karena di dalam majas itu sendiri terdapat banyak macam-
macamnya. Berkenaan dengan hal tersebut, perlu disusun sebuah makalah yang
mampu menjadi wahana para pelajar, mahasiswa, penulis baik novel ataupun
penulis puisi untuk memperoleh wawasan, pengetahuan, dan konsep keilmuan
berkenaan tentang majas.

1.2. RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang yang telah kami uraikan sebelumnya, maka dalam
penulisan makalah ini dapat kami rumuskan sebagai berikut:
1. Apa itu majas

1
2. Apa saja macam-macam majas
3. Apa kegunaan majas itu sendiri

1.3. TUJUAN PENULISAN


Makalah ini selain digunakan untuk menyelesaikan tugas Bahasa Indonesia, juga
memiliki tujuan yang ditujukan kepada pembaca :
1. Menjelaskan apa itu majas
2. Menjelaskan macam-macam majas beserta contohnya

1.4. MANFAAT PENULISAN


Makalah ini memiliki 2 manfaat bagi pembaca :
1. Kegunaan Ilmiah
Untuk memperluas wawasan, memberikan penjelasan berbagai macam majas
yang ada dalam struktur Bahasa Indonesia sebagai khazanah budaya dan
intelektual.
2. Kegunaan Praktis
Untuk memperoleh gambaran manfaat dan penggunaan majas terhadap suatu
pemanfaatan gaya bahasa untuk memperoleh nuansa tertentu sehingga
menciptakan kesan kata kata yang lebih imajinatif dan memikat terhadap
pendengar atau pembacanya. Terutama bagi pembaca yang mendalami dunia
penulisan, entah itu novel, puisi, ataupun pantun.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN
Majas atau kiasan adalah bahasa indah yang dipergunakan untuk
meningkatkan kesan dengan jalan memperkenalkan serta membandingkan
suatu benda dengan benda lain atau hal lain yang lebih umum.

2.2. CIRI-CIRI
Majas mempunyai beberapa ciri-ciri diantaranya :
1. Menggunakan bahasa indah yang mempercantik susunan kalimat;
2. Mempunyai efek tertentu yang menciptakan kesan imajinatif bagi
penyimak atau pendengarnya, baik secara lisan maupun tertulis;
3. Melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakannya dengan sesuatu yang
lain;
4. Berupa kata-kata kiasan yang menyatakan perbandingan untuk
meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca.

2.3. MACAM
Majas dibagi menjadi beberapa macam, diantaranya adalah :

A. Majas Perbandingan
Majas perbandingan dapat dibagi lagi atas perumpamaan, metafora, personifikasi,
Antithesis, aligori, Asosiasi (simile)

1. Perumpamaan
Yang dimaksud dengan perumpamaan disini adalah sinonim kata simile dalam
bahasa inggris.
Perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berlainan
dan sengaja kita anggap sama. Perbandingan itu secara eksplisit dijelaskan kata
pemakaian seperti, ibarat, perumpamaan, bak, laksana.

3
Contoh :
 Seperti air di daun keladi
 Ibarat menelan duri
 Bak mencari kutu dalam ijuk
 Umpama memadu minyak dengan air
 Laksana bulan purnama
 Sebagai bintang di langit

2. Metafora
Metafora adalah majas perbandingan yang diungkapkan secara singkat, padat
dan tersusun rapi.
Contoh :
 Dia dianggap anak emas majikannya.
 Mereka ditimpa celaka
 Nani jinak-jinak merpati
 Mina buah hati Edi

Ada tiga pendapat tentang pengertian metafora :


 Metafora adalah pemakaian kata-kata bukan arti yang sebenarnya,
melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan.
(moeliono ; 1976 : 648 );
 Kiasan atau metafora adalah perbandingan yang implisit – jadi tanpa kata
seperti atau sebagai – diantara dua hal yang berbeda. (meliono ; 1984 : 3);
 Metafora adalah sejenis majas perbandingan yang paling singkat, padat,
tersusun rapi. Didalamnya terdapat dua ide : yang satu adalah suatu
kenyataan, sesuatu yang dipikirkan, yang menjadi obyek ; dan yang satu lagi
merupakan pembanding terhadap kenyataan tadi ; dan kita menggantikan
yang belakangan ini menjadi yang terdahulu tadi (tarigan ; 1984 : 141).

4
3. Personifikasi
Personifikasi adalah jenis majas yang melekatkan sifat-sifat insani kepada
barang yang tidak bernyawa dan ide yang abstrak. Atau dapat diartikan majas
yang membandingkan benda-benda tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat
seperti manusia
Contoh :
 Angin yang meraung
 Penelitian menuntut kecermatan
 Cinta itu buta

4. Alegori
Alegori adalah cerita yang diceritakan dalam lambang-lambang. Merupakan
metafora yang diperluas dan berkesinambungan, tempat atau wadah obyek-
obyek atau gagasan-gagasan diperlambangkan. Atau cerita kiasan atau lukisan
yang mengiaskan hal atau kejadian lain.
Contoh :
 Puisi “Diponegoro” karya Sanusi Pane.

5. Antithesis
Antithesis adalah sejenis majas yang mengadakan komperasi atau perbandingan
antara dua antonym (yaitu kata-kata) yang mengandung ciri-ciri semantic yang
bertentangan). (Ducrot &Todorov ; 1979 : 277)
Contoh :
 Pada saat kami berdukacita atas kematian ayahku, mereka
menyambutnya dengan kegembiraan tiada tara.
 Dia bergembira ria atas kegagalan dalam ujian itu.

6. Asosiasi (simile)
Asosiasi (simile) adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berbeda,
tetapi sengaja dianggap sama. Majas ini ditandai oleh penggunaan kata bagai,
bagaikan, seumpama, seperti.

5
Contoh :
 Semangatnya keras bagaikan baja.
 Wajahnya bagai bulan purnama.

B. Majas Pertentangan
Majas pertentangan dapat dibagi lagi atas Litotes, hiperbola, Ironi, Sinisme,
sarkasme, oksimoron, Paronomasia, Parilipsis, dan Zeugma
1. Hiperbola
Hiperbola adalah majas yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan
dengan maksud untuk memperhebat, meningkatkan kesan dan daya pengaruh.
Contoh :
 Saya terkejut setengah mati mendengar perkataannya.
 Tubuhnya kurus kering setelah ditinggalkan oleh ayahnya.

2. Litotes
Litotes adalah majas yang di dalam pengungkapannya menyatakan sesuatu
yang positif dengan bentuk yang negatif atau bentuk yang bertentangan.
Tujuannya antara lain untuk merendahkan diri.
Contoh :
 Kami berharap Anda menerima pemberian yang tidak berharga ini.
 Gajiku tak seberapa, hanya cukup untuk makan anak dan istri.
 Icuk Sugiarto bukan pemain jalanan.

3. Ironi
Ironi adalah majas yang menyatakan makna yang bertentangan dengan maksud
untuk menyindir atau memperolok-olok.
Contoh :
 Bagus sekali rapormu, Andi, banyak angka merahnya.
 Rajin sekali kamu, lima hari kamu tidak masuk sekolah.

6
4. Sinisme
Sinisme adalah majas yang menyatakan sindiran secara langsung dan agak
kasar.
Contoh :
 Perkataanmu tadi sangat menyebalkan. Kata-kata itu tidak pantas
disampaikan orang terpelajar seperti kamu!
 Bisa-bisa aku jadi gila melihat kelakuanmu itu!

5. Sarkasme
Sarkasme adalah sindiran kasar berupa ungkapan kasar yang dapat
menyakitkan hati orang.
Contoh :
 Tidurnya saja sehari-hari seperti babi.
 Kamu ini benar-benar goblok, bebal, otaku udang.

6. Oksimoron
Oksimoron adalah majas yang mengandung penegakan atau pendirian suatu
hubungan sintaksis (baik koordinasi maupun determinasi) (Ducrot and
Tadorov ; 1981 : 278)
Contoh :
 Olah raga mendaki gunung memang menarik perhatian, walaupun sangat
berbahaya.

7. Paronomasia
Paronomasia adalah majas yang berisi penjajaran kata-katayang berbunyi sama
tapi bermakna lain ; kata-kata yang sama bunyinya tetapi artinya berbeda.
(ducrot and Tadorov ; 1981 : 278)
Contoh :
 Oh adindaku sayang, akan kutanam bunga tanjung dipantai tanjung
hatimu.
 Kembang yang kutanam dulu, kini telah berkembang.

7
8. Parilipsis
Parilipsis adalah majas yang merupakan suatu formula yang dipergunakan
sebagai sarana untuk menerangkan bahwa seseorang tidak mengatakan apa
yang tersirat dalam kata itu sendiri(ducrot and Tadorov ; 1981 : 278)
Contoh :
 Semoga Tuhan mendengarkan doa kita ini, (maaf) bukan maksud saya
menolaknya.
 Pilihlah buah yang masak(ee..) yang saya maksud bukan buah yang
busuk.

9. Zeugma
Zeugma adalah majas yang merupakan koordinasi atau gabungan gramatis dua
kata yang mengandung ciri-ciri semantik yang bertentangan ; contoh abstrak
dan kongkrit. (ducrot and Tadorov ; 1981 : 278)
Contoh :
 Anak itu memang rajin dan malas di sekolah.
 Paman saya terlihat sekali bersifat sosial dan egois dalam kehidupan
sehari-hari.

C. Majas Pertautan
Majas pertautan dapat dibagi lagi atas metonimia, sinekdoke, alusi, ellipsis, inversi,
gradasi dan eufemisme.
1. Metonomia
Metonimia adalah majas yang memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan
dengan nama orang, barang, atau hal lain sebagai penggantinya. Kita dapat
menyebut pencipta atau pembuatnya jika yang kita maksudkan adalah ciptaan
atau buatannya. Bisa pula kita menyebut bahan dari barang yang dimaksud.
Contoh :
 Ayah baru saja membeli zebra, padahal saya ingin Kijang.
 Para siswa disekolah kami senang sekali membaca S.T. Alisyahbana.

8
2. Sinekdok
Sinekdok ada 2, yaitu :
1) Sinekdok Pars Pro Toto adalah majas yang menyebutkan nama bagian
sebagai pengganti nama keseluruhannya.
Contoh :
 Setiap kepala dikenakan biaya.
 Dia membeli dua ekor ayam
2) Sinekdok Totem Pro Parte adalah menyebutkan keseluruhan untuk
pengganti sebagian saja.
Contoh :
 Semoga Indonesia menjadi juara Thomas Cup
 Desa itu diserang muntaber.

3. Alusio
Alusio adalah majas yang menunjuk secara tidak langsung pada suatu tokoh
atau peristiwa yang sudah diketahui bersama.
Contoh :
 Banyak korban berjatuhan akibat kekejaman Nazi
 Apakah setiap guru harus bernasib seperti Umar Bakri?

4. Ellipsis
Elipsis adalah majas yang di dalamnya terdapat penghilangan kata atau bagian
kalimat.
Contoh :
 Dia dan ibunya ke Tasikmalaya (penghilangan predikat pergi)

5. Inversi
Inversi adalah majas yang dinyatakan oleh pengubahan susunan kalimat.
Contoh :
 Paman saya wartawan = Wartawan, paman saya.
 Dia datang = Datang dia.

9
6. Gradasi
Gradasi adalah majas yang mengandung suatu rangkaian atau urutan (paling
sedikit tiga) kata atau istilah yang secara sintaksis bersamaan yang mempunyai
satu atau beberapa ciri-ciri simpatik secara umum dan yang diantaranya paling
sedikit satu ciri diulang-ulang dengan perubahan-perubahan yang bersifat
kuantitatif (Ducrot and Tadorov ; 1981 : 277)
Contoh :
 “Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan itu menimbulkan tahan
uji, dan tahan uji menimbulkan harapan.Dan pengharapan tidak
mengecewakan….” (roma 5 : 3-5)

7. Eufemisme
Eufemisme ialah ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang
kasar, yang dianggap merugikan, atau yang tidak menyenangkan.
Contoh :
 Tahi, eufemismenya : tinja
 Pengangguran, eufemismenya : tunakarsa
 Kakus, eufemismenya : toilet/jamban

D. Majas Penegasan/Perulangan
Majas perulangan dapat dibagi lagi atas beberapa macam diantaranya :
1. Pleonasmea
Pleonasmea adalah majas yang menggunakan kata-kata secara berlebihan
dengan maksud untuk menegaskan arti suatu kata.
Contoh :
 Mereka turun ke bawah untuk melihat keadaan barang-barangnya yang
jatuh.
 Dukun itu menengadah ke atas sambil menengadahkan tangannya.
 Aku menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri.

10
2. Klimaks
Klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut yang
makin lama makin menghebat.
Contoh :
 Semua jenis kendaraan, mulai dari sepeda, motor, sampai mobil bejejer
di halaman.
 Baik itu RT, Kepala Desa, Camat, Bupati, Gubernur, maupun Presiden
memiliki kedudukan sama di mata Tuhan.

3. Antiklimaks
Antiklimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut yang
makin lama makin menurun (melemah)
Contoh :
 Bapak Kepala Sekolah, para guru dan murid-murid, sudah hadir di
lapangan upacara.

4. Retoris
Retoris adalah majas yang berupa kalimat tanya yang jawabannya itu sudah
diketahui oleh penanya. Tujuannya untuk memberikan penegasan pada
masalah yang diuraikannya, untuk meyakinkan, ataupun sebagai sindiran.
Contoh :
 Siapa yang tidah ingin hidup bahagia?
 Apa ini hasil dari pekerjaanmu selama bertahun-tahun?

5. Aliterasi
Aliterasi adalah majas yang memanfaatkan kata-kata yang bunyi awalnya sama.
Contoh :
 Dara damba daku, datang dari danau.
 Inilah indahnya impian, insan ingat ingkar.

11
6. Antanaklasis
Antanaklasis adalah majas yang mengandung ulangan kata yang sama, dengan
makna yang berbeda.
Contoh :
 Karena buah penanya yang controversial, dia menjadi buah bibir
masyarakat.
 Kita harus saling menggantungkan diri satu sama lain. Jika tidak, kita
telah menggantung diri.

7. Repetisi
Repetisi adalah majas perulangan kata-kata sebagai penegasan dalam kalimat
yang berbeda.
Contoh :
 Terlalu banyak penderitaan menimpa dirinya. Terlalu banyak masalah
yang dihadapinya. Terlalu banyak.

8. Tautologi
Tautologi adalah majas perulangan kata-kata sebagai penegasan dalam sebuah
kalimat.
Contoh :
 Selamat datang pahlawanku, selamat datang pujaanku, selamat datang
bunga bangsaku.

9. Paralelisme
Paralelisme adalah majas perulangan sebagaimana halnya repetisi, hanya
disusun dalam baris yang berbeda.Biasanya terdapat dalam puisi.
Contoh :
 Sunyi itu duka
 Sunyi itu kudus
 Sunyi itu lupa
 Sunyi itu mampus

12
10. Kiasmus
Kiasmus adalah majas yang berisi perulangan dan sekaligus mengandung
inverse (kebalikan).
Contoh :
 Yang kaya merasa dirinya miskin, sedangkan yang miskin merasa dirinya
kaya.
 Sudah biasa dalam kehidupan ini banyak orang pintar yang mengaku
bodoh, dan orang bodoh banyak yang merasa dirinya pintar.

13
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Setelah kami coba menguraikan pembahasa makalah ini. Kami dapat
menyimpulkan bahwa :
1. Dalam proses berbahasa, baik itu dalam penggunaan komunikasi
lisan maupun tulisan, adanya hal yang disebut dengan gaya bahasa, gaya
bahasa dapat kita gunakan untuk memperindah kata atau komunikasi kita
dengan orang lain.
2. Jenis-jenis majas dibagi menjadi menjadi 4, yaitu:
a. Majas perbandingan, yaitu majas yang membandingkan sesuatu dengan
yang lain. Antara lain: perumpamaan, metafora, personifikasi, alegori,
antithesis, asosiasi (simile).
b. Majas pertentangan, antara lain : hiperbola, litotes, ironi, sinisme, sarkasme,
oksimarom, paronomasia, parilipsis, zeugma.
c. Majas pertautan, antara lain: metonemia, sinekdok, alusio, eufimisme,
ellipsis, dan inversi, gradasi.
d. Majas perulangan, antara lain: pleonasmea, klimaks, antiklimaks, retoris,
aliterasi, antanaklasis, kiasmus, tautologi, repetisi, dan paralelisme.

3.2. SARAN
Majas merupakan bahasa yang kias sebagaimana telah banyak diketahui
penggunanya. Majas merupakan gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan
yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan
pikiran dari pengarang. Jadi, selain untuk mewakili suatu ungkapan perasaan,
selebihnya kita juga perlu mengetahui dan memahami betul apa itu majas dan
makna majas itu sendiri. Oleh karena itu majas perlu juga dipelajari lebih lanjut
dan dipahami sebelum menggunakannya ke dalam gaya bahasa suatu kalimat,
baik itu ke dalam karya sastra, novel, puisi atau pantun.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Sri. S.S. 2006. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA/MA. Klaten:
Viva Pakarindo.
Parera, J.D. 1998/1999. Pintar Berbahasa Indonesia. Gunung Sahari Raya: PT.
Balai Pustaka.
Poerdamarwinta; W.J.S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : PN.
Balai Pustaka.
Tarigan, Henry Guntur. 1995. Pengajaran Semantik. Bandung : Penerbit Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 1993. Pengajaran Kosakata. Bandung : Penerbit Angkasa.
Setyana, dkk. 1999. Buku Pintar Bahasa dan Sastra Indonesia. Semarang: Aneka
Ilmu.

Sumber lain :
Fie, Ellud. 2013. (Online) http://elludfie.blogspot.com/2013/03/mkalah-tentang-
majas.html. Diakses pada tanggal 12 Oktober 2014.
Komunitas Penulis Fiksi Sastra. 2014. (Online)
http://www.rumpunnektar.com/2013/11/jenis-jenis-majas.html. Diakses pada
tanggal 12 Oktober 2014.
Mulanovic. 2013. (Online) http://mulanovich.blogspot.com/2013/01/kumpulan-
majas-gaya-bahasa-beserta.html#axzz3FwCdnMCD. Diakses pada tanggal 12
Oktober 2014.
Widjanarko, Titiek. 2009. (Online)
http://titiekindonesia.blogspot.com/2009/04/majas-dan-peribahasa.html. Diakses
pada tanggal 12 Oktober 2014.

15

Anda mungkin juga menyukai