Jtptunimus GDL Maimunaham 5716 3 Babii
Jtptunimus GDL Maimunaham 5716 3 Babii
TINJAUAN PUSTAKA
A. DIABETES MELLITUS
1. Definisi Diabetes Mellitus (DM)
Diabetes melitus adalah penyakit yang disebabkan oleh gagalnya penguraian
zat gula didalam tubuh (darah) pada tubuh normal, zat gula harus diurai menjadi
glukosa dan glikogen oleh hormon insulin yang diproduksi sel beta pankreas. Glukosa
dan glikogen inilah yang kemudian oleh tubuh melalui proses metabolisme atau
pembakaran diubah menjadi energi (Hartini, 2009).
Diabetes melitus sangat erat kaitannya dengan mekanisme pengaturan gula
normal. Pada kondisi normal, kadar gula tubuh akan selalu terkendali, berkisar 70-110
mg/dl, oleh pengaruh kerja hormon insulin yang diproduksi oleh kelenjar pankreas.
Setiap sehabis makan, terjadi penyerapan makanan seperti tepung-tepungan
(karbohidrat) di usus dan kadar gula darah akan meningkat. Peningkatan kadar gula
darah ini akan memicu produksi hormon insulin oleh kelenjar pankreas. Berkat
pengaruh hormon insulin ini, gula dalam darah sebagian besar akan masuk ke dalam
berbagai macam sel tubuh (terbanyak sel otot) dan akan digunakan sebagai bahan
energi dalam sel tersebut. Sel otot kemudian menggunakan gula untuk beberapa
keperluan yakni sebagai energi, sebagian disimpan sebagai glikogen dan jika masih
ada sisa, sisa sebagian tersebut diubah menjadi lemak dan protein (Aulia, 2009).
Diabetes mellitus tipe II paling sering terjadi pada penderita DM yang berusia
lebih dari 30 tahun dan obesitas. Akibat intoleransi glukosa yang berlangsung lambat
(selama bertahun-tahun) dan progresif (Rapani, 2010). Penyebabnya adalah akibat
proses menua banyak penderita jenis ini mengalami penyusutan sel-sel B yang
progresif (Andi, 2009).
b. Asupan Makanan
Diabetes mellitus dikenal sebagai penyakit yang berhubungan dengan
asupan makanan, baik sebagai factor penyebab maupun pengobatan. Asupan
makanan yang berlebihan merupakan factor risiko pertama yang diketahui
menyebabkan DM. Salah satu asupan makanan tersebut yaitu asupan
karbohidrat. Semakin berlebihan asupan makanan semakin besar kemungkinan
terjangkitnya DM (Maulana, 2008).
c. Obesitas
Retensi insulin paling sering dihubungkan dengan kegemukan atau
obesitas. Pada kegemukan atau obesitas, sel-sel lemak juga ikut gemuk dan sel
seperti ini akan menghasilkan beberapa zat yang digolongkan sebagai
adipositokin yang jumlahnya lebih banyak dari keadaan pada waktu tidak
gemuk. Zat-zat itulah yang menyebabkan resistensi terhadap insulin (Hartini,
2009).
TABEL 1
KLASIFIKASI STATUS GIZI BERDASARKAN IMT
No Klasifikasi Status Gizi Indeks Masa Tubuh (IMT)
1 Kurus (Underweight) < 18,5
2 Normal 18,5 – 22,9
3 Gemuk (Overweight) ≥ 23
4 At Risk 23 – 24,9
5 Obesitas I 25 – 29,9
6 Obesitas II ≥ 30
Sumber : Himpunan Studi Obesitas Indonesia, 2004
6. GLUKOSA DARAH
1. Pengertian
Glukose merupakan bentuk paling sederhana dari molekul gula, yang
merupakan produk akhir dari pencernaan karbohidrat dan bentuk dimana
karbohidrat diserap dari usus ke dalam aliran darah. Terkadang orang menyebutnya
gula anggur ataupun dekstrosa. Banyak dijumpai di alam, terutama pada buah-
buahan, sayur-sayuran, madu, sirup jagung dan tetes tebu. Di dalam tubuh glukosa
didapat dari hasil akhir pencemaan amilum, sukrosa, maltosa dan laktosa
(Erliensty, 2009).
Glukosa dijumpai di dalam aliran darah (disebut Kadar Gula Darah) dan
berfungsi sebagai penyedia energi bagi seluruh sel-sel dan jaringan tubuh. Pada
keadaan fisiologis Kadar Gula Darah sekitar 80-120 mg %. Kadar gula darah dapat
meningkat melebihi normal disebut hiperglikemia, keadaan ini dijumpai pada
penderita DM (Erliensty, 2009).
Kadar gula darah puasa merupakan salah satu metode penegakan diagnosis
DM tipe 2. kadar glukosa darah puasa lebih sensitif untuk memprediksi resiko
timbulnya DM tipe 2. Kadar glukosa darah puasa dipengaruhi oleh banyak faktor,
antara lain konsumsi makanan yang tinggi lemak, karbohidrat sederhana dan
makanan olahan dengan kurang aktifitas fisik dan olah raga berkaitan dengan
peningkatan kadar gula darah puasa
2. Mekanisme pengaturan gula darah.
Tingkat gula darah diatur melalui umpan balik negatif untuk
mempertahankan keseimbangan di dalam tubuh. Level glukosa di dalam darah
dimonitor oleh pankreas. Bila konsentrasi glukosa menurun, karena dikonsumsi
untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh, pankreas melepaskan glukagon, hormon
yang menargetkan sel-sel di lever (hati). Kemudian sel-sel ini mengubah glikogen
menjadi glukosa (proses ini disebut glikogenolisis). Glukosa dilepaskan ke dalam
aliran darah, hingga meningkatkan level gula darah (HermX, 2009).
Apabila level gula darah meningkat, entah karena perubahan glikogen, atau
karena pencernaan makanan, hormon yang lain dilepaskan dari butir-butir sel yang
terdapat di dalam pankreas. Hormon ini, yang disebut insulin, menyebabkan hati
mengubah lebih banyak glukosa menjadi glikogen. Proses ini disebut
glikogenosis), yang mengurangi level gula (HermX, 2009).
3. Efek Makanan Terhadap Glukosa Darah
Makanan memegang peranan dalam peningkatan kadar gula darah. Pada
proses makan, makanan yang dimakan akan dicerna di dalam saluran cerna (usus)
dan kemudian akan diubah menjadi suatu bentuk gula yang disebut glukosa.
Selanjutnya gula ini diserap oleh dinding usus dan kemudian beredar di dalam
aliran darah. Inilah sebabnya setelah makan akan terdapat kenaikan kadar gula
didalam darah lalu gula tersebut akan didistribusikan kedalam sel-sel tubuh
(Hartini, 2009).
B. KARBOHIDRAT
1) Pengertian Karbohidrat
Karbohidrat adalah zat yang diperlukan tubuh untuk “dibakar” melalui proses
metabolisme, supaya menghasilkan tenaga atau energi. Pada umumnya karbohidrat
banyak tersimpan dalam makanan pokok, misalnya nasi, roti dan kentang. Ini
sebabnya orang yang banyak mengeluarkan tenaga biasanya makan banyak nasi atau
makanan pokok lainnya, sebaliknya orang yang kekurangan karbohidrat akan merasa
lemas tidak bertenaga dan sering mengantuk (TriExs, 2009).
2) Jenis Karbohidrat
a. Karbohidrat Sederhana
1. Monosakarida
Monosakarida merupakan jenis karbohidrat sederhana yang terdiri dari
1 gugus cincin. Contoh dari monosakarida yang banyak terdapat di dalam sel
tubuh manusia adalah glukosa, fruktosa, dan galaktosa (Seisyuhada, 2009).
Glukosa di dalam industri pangan lebih dikenal sebagai dekstrosa atau
juga gula anggur. Di alam, glukosa banyak terkandung di dalam buah-buahan,
sayuran dan juga sirup jagung. Fruktosa dikenal juga sebagai gula buah dan
merupakan gula dengan rasa yang paling manis. Di alam, fruktosa banyak
terkandung di dalam madu (bersama dengan glukosa) serta diberbagai macam
buah-buahan. Sedangkan galaktosa merupakan karbohidrat hasil proses
pencernaan laktosa sehingga tidak terdapat di alam secara bebas (Seisyuhada,
2009).
2. Disakarida
Disakarida merupakan jenis karbohidrat yang banyak dikonsumsi oleh
manusia di dalam kehidupan sehari-hari. Setiap molekul disakarida terbentuk
dari gabungan 2 molekul monosakarida. Contoh disakarida yang umum
digunakan dalam konsumsi sehari-hari adalah sukrosa yang terbentuk dari
gabungan satu molekul glukosa dan fruktosa serta laktosa yang terbentuk dari
gabungan 1 molekul glukosa dan galaktosa (Seisyuhada, 2009).
Di dalam produk pangan, sukrosa merupakan pembentuk hampir 99%
dari gula pasir atau gula meja (table sugar) yang biasa digunakan dalam
konsumsi sehari-hari, sedangkan laktosa merupakan karbohidrat yang banyak
terdapat di dalam susu sapi dengan konsentrasi 6.8 gr / 100 ml (Seisyuhada,
2009).
b. Karbohidrat Kompleks
Karbohidrat kompleks merupakan karbohidrat yang terbentuk oleh hampir
lebih dari 20.000 unit molekul monosakarisa terutama glukosa. Contoh karbohidrat
kompleks antara lain adalah pati (starch), glikogen, dan serat (fiber) (Seisyuhada,
2009).
1. Pati (Strach)
Pati, yang juga merupakan simpanan energi di dalam sel-sel tumbuhan
ini, berbentuk butiran-butiran kecil mikroskopik dengan diameter berkisar
antara 5-50 nm. Dan di alam, pati akan banyak terkandung dalam beras,
gandum, jagung, biji-bijian seperti kacang merah atau kacang hijau dan
banyak juga terkandung di dalam berbagai jenis umbi-umbian seperti
singkong, kentang atau ubi (Seisyuhada, 2009).
2. Serat
Serat merupakan bagian struktural dari tumbuhan dan ditemukan pada
semua tumbuhan. Serat terbagi menjadi serat yang larut dalam air (pektin,
Musilase, gum) dan serat yang tidak larut dalam air (selulosa, hemiselulosa,
lignin) (Seisyuhada, 2009).
3. Glikogen
Glikogen merupakan salah satu bentuk simpanan energi di dalam
tubuh yang dapat dihasilkan melalui konsumsi karbohidrat sehari-hari dan
merupakan salah satu sumber energi utama yang digunakan oleh tubuh pada
saat berolahraga. Di dalam tubuh, glikogen akan tersimpan di dalam hati dan
otot (Seisyuhada, 2009).
3) Peran Karbohidrat
Peranan karbohidrat didalam tubuh adalah menyediakan glukosa bagi sel-sel
tubuh yang diubah menjadi energi. Glukosa memegang peranan sentral dalam
metabolisme karbohidrat jaringan tertentu hanya memperoleh energi dari karbohidrat
seperti sel darah merah, sel otak dan system saraf (Maulana, 2008).
Karbohidrat dapat berfungsi secara optimal, tubuh harus dapat
mempertahankan konsentrasi glukosa dalam batas-batas tertentu yaitu 70-120 mg/ml,
dalam keadaan puasa bila gula darah naik diatas 170 mg/ml, gula akan dikeluarkan
lewat urin. Apabila gula darah turun sampai 40-50 mg/ml terjadi gugup, lemas,
pusing. Pengaturan kegagalan gula darah terjadi karena terganggunya system
pengaturan gula darah dalam tubuh (Maulana, 2008).
D. KERANGKA TEORI
Faktor Keturunan
Asupan Makanan
- Karbohidrat sederhana Kadar Gula Darah Diabetes Mellitus
- Karbohidrat kompleks
Obesitas
E. KERANGKA KONSEP