Anda di halaman 1dari 10

TERMOKOP EL

Tugas kelompok FISIKA II

MEGA FIRDAUSI NUZULLA ATIKA RAHMA HADIANA 105060304111003

105060300111029

PRAKATA
Pada pada tahun 1822, Seebeck melakukan percobaan dengan menghubungkan plat bismuth diantara kawat-kawat tembaga. Hubungan (sambungan ) tersebut diberi suhu yang berbeda . Ternyata pada rangkaian tersebut akan muncul arus listrik. Munculnya arus listrik mengindikasikan adanya beda potensial antara ujung-ujung kedua sambungan. Dari percobaan Sebeck tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa adanya perbedaan suhu antara kedua sambungan logam tersebut akan menyebabkan munculnya gaya gerak listrik antara ujung-ujung sambungan . Gaya gerak listrik yang muncul ini disebut dengan gaya gerak listrik termo dan sumbernya disebut dengan elemen termo ( termokopel ). Berdasarkan hal tersebut diatas maka telah dilakukan penelitian yang meneliti pengaruh perbedaan suhu antara dua sambungan logam dengan gaya gerak listrik yang timbul diantara ujung-ujung sambungan, yang akhirnya berujung pada penentuan elektromotansi termal dari beberapa sambungan logam yang berbeda ( termokopel).

BAB I PENDAHULUAN

1.1.

LATAR BELAKANG

Pada dunia elektronika, termokopel adalah sensor suhu yang banyak digunakan untuk mengubah perbedaan suhu dalam benda menjadi perubahan tegangan listrik (voltase). Termokopel yang sederhana dapat dipasang, dan memiliki jenis konektor standar yang sama, serta dapat mengukur temperatur dalam jangkauan suhu yang cukup besar dengan batas kesalahan pengukuran kurang dari 1 C. Ketidaksamaan material (metal) yang dihubungkan menyebabkan terjadinya suatu beda tegangan pada sirkuit terbuka. Voltase ini perubaan temperatur T sambungan tersebut. Sambungan kabel metal tersebut biasanya disebut dengan junction.

2. Hubungan antara perbedaan suhu dengan tegangan yang dihasilkan termokopel bukan merupakan fungsi linier melainkan fungsi interpolasi polynomial. Koefisien an memiliki n antara 5 dan 9. Agar diperoleh hasil pengukuran yang akurat, persamaan biasanya diimplementasikan pada kontroler digital atau disimpan dalam sebuah tabel pengamatan. Beberapa peralatan yang lebih tua menggunakan filter analog.
1.2. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini dimaksud untuk mengetahui bagaimana pengukuran suhu menggunakan termokopel.

1.3. Batasan Masalah

Untuk mengarahkan penulisan pada makalah ini, permasalahan yang dibahas dibatasi, yakni hanya membahas bagaimana pengukuran suhu menggunakan termokopel.

TERMOKOPEL

I. PRINSIP OPERASI TERMOKOPEL

Pada tahun 1821, seorang fisikawan Estonia bernama Thomas Johann Seebeck menemukan bahwa sebuah konduktor (semacam logam) yang diberi perbedaan panas secara gradien akan menghasilkan tegangan listrik. Hal ini disebut sebagai efek termoelektrik. Untuk mengukur perubahan panas ini gabungan dua macam konduktor sekaligus sering dipakai pada ujung benda panas yang diukur. Konduktor tambahan ini kemudian akan mengalami gradiasi suhu, dan mengalami perubahan tegangan secara berkebalikan dengan perbedaan temperatur benda. Menggunakan logam yang berbeda untuk melengkapi sirkuit akan menghasilkan tegangan yang berbeda, meninggalkan perbedaan kecil tegangan memungkinkan kita melakukan pengukuran, yang bertambah sesuai temperatur. Perbedaan ini umumnya berkisar antara 1 hingga 70 microvolt tiap derajad celcius untuk kisaran yang dihasilkan kombinasi logam modern. Beberapa kombinasi menjadi populer sebagai standar industri, dilihat dari biaya, ketersediaanya, kemudahan, titik lebur, kemampuan kimia, stabilitas, dan hasil. Sangat penting diingat bahwa termokopel mengukur perbedaan temperatur di antara 2 titik, bukan temperatur absolut. Pada banyak aplikasi, salah satu sambungan (sambungan yang dingin) dijaga sebagai temperatur referensi, sedang yang lain dihubungkan pada objek pengukuran.

Contoh, pada gambar di atas, hubungan dingin akan ditempatkan pada tembaga pada papan sirkuit. Sensor suhu yang lain akan mengukur suhu pada titik ini, sehingga suhu pada ujung benda yang diperiksa dapat dihitung. Termokopel dapat dihubungkan secara seri satu sama lain untuk membuat termopile, dimana tiap sambungan yang panas diarahkan ke suhu yang lebih tinggi dan semua sambungan dingin ke suhu yang lebih rendah. Dengan begitu, tegangan pada setiap termokopel menjadi naik, yang memungkinkan untuk digunakan pada tegangan yang lebih tinggi. Dengan adanya suhu tetapan pada sambungan dingin, yang berguna untuk pengukuran di laboratorium, secara sederhana termokopel tidak mudah dipakai untuk kebanyakan indikasi sambungan langsung dan instrumen kontrol. Mereka menambahkan sambungan dingin tiruan ke sirkuit mereka yaitu peralatan lain yang sensitif terhadap suhu (seperti termistor atau dioda) untuk mengukur suhu sambungan input pada peralatan, dengan tujuan khusus untuk mengurangi gradiasi suhu di antara ujung-ujungnya. Di sini, tegangan yang berasal dari hubungan dingin yang diketahui dapat disimulasikan, dan koreksi yang baik dapat diaplikasikan. Hal ini dikenal dengan kompensasi hubungan dingin. Biasanya termokopel dihubungkan dengan alat indikasi oleh kawat yang disebut kabel ekstensi atau kompensasi. Tujuannya sudah jelas, kabel ekstensi menggunakan kawat-kawat dengan jumlah yang sama dengan kondoktur yang dipakai pada Termokopel itu sendiri. Kabelkabel ini lebih murah daripada kabel termokopel, walaupun tidak terlalu murah, dan biasanya diproduksi pada bentuk yang tepat untuk pengangkutan jarak jauh - umumnya sebagai kawat tertutup fleksibel atau kabel multi inti. Kabel-kabel ini biasanya memiliki spesifikasi untuk 7

rentang suhu yang lebih besar dari kabel termokopel. Kabel ini direkomendasikan untuk keakuratan tinggi. Kabel kompensasi pada sisi lain, kurang presisi, tetapi murah. Mereka memakai perbedaan kecil, biasanya campuran material konduktor yang murah yang memiliki koefisien termoelektrik yang sama dengan termokopel (bekerja pada rentang suhu terbatas), dengan hasil yang tidak seakurat kabel ekstensi. Kombinasi ini menghasilkan output yang mirip dengan termokopel, tetapi operasi rentang suhu pada kabel kompensasi dibatasi untuk menjaga agar kesalahan yang diperoleh kecil. Kabel ekstensi atau kompensasi harus dipilih sesuai kebutuhan termokopel. Pemilihan ini menghasilkan tegangan yang proporsional terhadap beda suhu antara sambungan panas dan dingin, dan kutub harus dihubungkan dengan benar sehingga tegangan tambahan ditambahkan pada tegangan termokopel, menggantikan perbedaan suhu antara sambungan panas dan dingin.
II.

JENIS-JENIS

TERMOKOPEL

National Institute of Standart and Technology (NIST) mempublikasikan tabel untuk berbagai macam jenis sensor termokopel yang dapat dilihat dari tabel dibawah ini:

Bahan tersebut tahan panas karena membentuk lapisan oksida yang kuat pada permukaannya, sehingga tidak terjadi oksida lebih lanjut . Bahan pemanas tersebut juga dapay digunakan dari suhu 1000 1200 oC, elemen pemanas yang digunakan di PT. Inalum adalah jenis Krom Nikel. Apabila salah satu elemen pemanas dalam satu fasa terputus, maka dapat dilakukan perhubungan singkat pada elemen tersebut. Sebagai contoh, misalkan elemen nomor 6 atau 7 yang putus maka dapat dilakukan perhubungan singkat secara langsung dari elemen nomor 5 ke elemen nomor 8, seperti terlihat pada Gambar 2.4. Perhubungan singkat elemen nomor 6 saja, ataupun nomor 7 saja tidak dimungkinkan karena letak terminal kedua ujungnya yang saling berseberangan.

Gambar. Elemen Jumping

Termokopel yang lebih komplit sirkuitnya memiliki 2 jungtion seperti terlihat pada gambar di bawah ini :

Jika kedua jungtion berada berada pada temperatur yang sama maka tidak ada Emf, jika terjadi perbedaan temperatur diantara dua junction maka terdapat Emf.

Nilai Emf ini tergantung dari materialnya dan temperatur dari kedua juntionnya. Biasanya salah satu junction bernilai 0 o C dan untuk lebih lanjutnya dapat digunakan persamaan dibawah ini : E = at + bt2 Dimana a dan b merupakan konstanta untuk metal-metal yang berhubungan tersebut. Sirkuit termokopel dapat memiliki metal lain pada sirkuitnya dan ini tidak akan menimbulkan pada termoelektrik Emf yang menyebabkan junction berada pada temperatur yang sama. Termokopel juga dapat digunakan dengan junction referensi selain 0
o

C. tabel-tabel

standar walaupun mengasumsikan satu junction berada pada temperatur 0o C juga menggunakan suatu koreksi yang telah diaplikasikan sebelum tabel tersebut digunakan, koreksi tersebut diaplikasikan dengan menggunakan apa yang disebut dengan low of intermedieate temperatur. Eto = Et1 + Eto Et,l Emf Et,o berada pada temperatur t ketika cold junction 0o C sama juga dengan Et,I yang berada pada temperatur intermediate I tambah e.m.f EI,0 pada temperatur I ketika cold junction pada temperatur 0o C. Untuk menjaga supaya salah satu junction berada pada temperatur 0oC, sebagai contohnya dilakukan dengan mencelupkannya kedalam campuran air dan es, tetapi hal ini kuranglah bagus. Untuk itu kompesasi sirkuit digunakan demi tersedianya suatu e.m.f yang berubah-rubah dengan temperatur cold junction, ketika ditambahkan pada termokopel yang menyebabkan cold junction berada pada temperatur 0oC.
III .

PENGGUNAAN

TERMOKOPEL

Termokopel paling cocok digunakan untuk mengukur rentangan suhu yang luas, hingga 1800 K. Sebaliknya, kurang cocok untuk pengukuran dimana perbedaan suhu yang kecil harus diukur dengan akurasi tingkat tinggi, contohnya rentang suhu 0--100 C dengan keakuratan 0.1 C. Untuk aplikasi ini, Termistor dan RTD lebih cocok. Contoh Penggunaan Termokopel yang umum antara lain :

Industri besi dan baja Pengaman pada alat-alat pemanas 7

Untuk termopile sensor radiasi Pembangkit listrik tenaga panas radioisotop, salah satu aplikasi termopile

KESIMPULAN

Termokopel adalah sensor suhu yang banyak digunakan untuk mengubah perbedaan suhu

dalam benda menjadi perubahan tegangan listrik (voltase) dengan menggunakan prinsip kerja
berdasarkan pembangkitan tenaga listrik pada titik sambung dua buah logam yang tidak sama (titik panas/titk ukur). Ujung lain dari logam tersebut sering disebut titik referensi (titik dingin) dimana temperaturnya konstan. Termokopel

paling cocok digunakan untuk mengukur rentangan suhu yang luas, hingga 1800 K.

DAFTAR PUSTAKA

Karim, Saiful. 2003. Penentuan Elektromotansi Termal Beberapa Jenis Termokopel dengan Pasangan Logam yang Bervariasi. Bandung Jenis-jenis Termokopel http://yefrichan.wordpress.com Termokopel http://en.wikipedia.org/wiki/Thermocouple

Anda mungkin juga menyukai