Anda di halaman 1dari 49
pA KOMPETENS! TEKNISE Happiness In Your Hand Belajar bersama, Berlatih bersamam™ Sukses PPPK 2021 bersama ye Pedagogik (Seri 1) © Pett mit Kegiatan Belajar 1 KOMPETENSI GURU Uraian Mats A. Kompetensi Guru Apakah anda pernah mendengar kata kompetensi? kompetensi dapat diartikan kewenangan dan kecakapan atau kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan sesuai dengan jabatan yang disandangnya. Dalam hal ini tugas atau tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat (1) ik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetei jikan profesi. Artinya diselengarakannya a agar guru memiliki rsebut. Guru yang memiliki, kompetensi tercapainya tujuan Pendidikan. Penjelasan ko iy ran menteri Pendidikan Nasional 8 ik dan kompetensi guru yang berbuny! ti asi akademik dan kompetensi guru yang al. Kualifikasi akademik Guru atau bentuk lain yang sederajat, i si akademik pendidikan minimum diploma empat (D-1V) atau sa program studi yang pedagogik, kepribadiar Gambar.t Kompetens Guru ‘Kualifikast akademik Guru yaitu; S-1/D4 yang diperoleh dari program studi ‘kepribadian, sosial dan professional. 1. Kompetensi Pedogosi Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru yang berkenaan dengan pemahaman terhadap peserta didik dan pengelolaan pembeajaran mulai dari merencanakan, melaksanakan sampai dengan mengevaluasi. Secara umum kompetensi Inti pedagogi meliputi; (a) menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual, (b) menguasai teori belajar dan prinsip~ © sesiracademy oficial prinsip pembelajaran yang mendidik, (c) mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu, (@) menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik, (e) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran, (f)_memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengektualisasikan berbagai potensi yang dimiliki, (g) berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik, (hn) menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, (i) memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran, (j) melakukan_ tindaken reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Berikut 1g kompetensi inti pedagosi. Pertama; menguasai emosional, dan intel kemapuen; (a) memahami karak jtan dengan aspek fisik, intelektual, sosi oF ang sosial- budaya, (b) mengidentifikasi p kemampuan awal pes peserta didik. mendidik, merupakan ti pedagogi yang sel harus dimiliki oleh seorang guru. ditunjukan dengan kemampuan guru; w pembelajaran yang me ecara kreatif, (c) menerapkan pendekatan arateristik bidang stud kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/bidang studi yang diampu merupakan kompetensi yang sudah semestinya dikuasai oleh guru. Indikatornya seper pantie ip-prinsip pengembangan kurikulum, (b) menentukan tujuan pel (c) men ae ‘an pengalaman belajar yang sesuai untuk ran, mencapai tujuan peli () materi pelajaran yang terkait dengan pengalaman en n pembs | (@) menata materi pembelajaran secara benar sesuai corm ere tan yang dipilin dan karakteristik peserta didik, (f) mengembangkan ae jlaian. Kompetensi ini dilakukan oleh guru dalam bentuk na r i Keempat; ene pedagogi berikutnya—_yaitu menyelenggarakan pet tera ara lidik, indikatornya ditunjukan dengan; (a) memahami pris pera pembelajaran yang mendidik, —(b) rrengembengtan = ange perbeljren,_() enw rancangan semmbelia baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, coum a , rh melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, di laboratorium, "dan norm, (e) menggunakan media pembelajaran sesual dengan karakteristik didik dan mata pelajaren untuk mencapai tujuan pembelajaran secara mengambil keputusan transaksional dalam pelajaran sesuai dengan situasi yerkembang. Kelima; mem ‘teknologi informas! dan komunikas! untuk kepentingan pembelajaran, Dengan kemajuan teknologi dan komunikasi saat ini sudah menjadi keharusan bagi gurt iliki_ kemampuan dalam memanfaatkan TIK untuk meningkatkan kualita: lajaran yang mendidik, seperti penggunaan media dan penggalian sumber belajar. Keenam; memfasilitasi pengembangan potensi_pesertadidik _ untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki, kompetensi ini ditunjukan guru © sosiracademy oficial dengan; (a) menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi belajar secara optimal, (b) menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk kreativitesnya Ketujuh; berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik, merupakan kompetensi pedogagi yang penting dimiliki oleh guru, seperti; (a) memahami berbagal strategi berkomunikasi yang efektif, empatik dan santun, balk secara lisan maupun tulisan, (b) berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi pembelajaran yang terbangun secara siklikal dari (1) penyiapan kondisi psikologis peserta didik, (2) memberikan pertanyaan atau tugas sebagai ajakan kepada peserta didik untuk ambil bagian, (c) respons peserta didik, (d) reaksi guru terhadap respons peserta didik, dan seterusnya, Kedelapan; menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses serta hasil belajar. Kompetensi evaluasi sangat penting dikuasai oleh guru, Karena evaluasi menjadi alat tukur keberhasilan bagi guru dan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran Indikator kompetensi ini meliputi; (a) memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu, (b) menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu, (c) menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, (d) mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, (e) mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan mengunakan berbagai instrument, (f) menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan, (g) melakukan evaluasi proses dan hasil belajar. Kesembilan; selain memiliki kemampuan dalam mengevaluasi seorang guru juga harus mampu untuk memanfeatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran, seperti; (a) menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar, (b) menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan, (c) mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku kepentingan, (d) memanfaatkan informasihasil_penilsian dan evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Kesepuluh; kompetensi terakchir dari pedogogi yaitu kemampuan guru dalam melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran, indikator kompetensi ini ditunjukkan dengan; (a) melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan, (b) memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan Pengembangan mata pelajaran, (c) melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran mata pelajaran 2. Kompetensi Kepribadian Kompetensi kepribadian merupakan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa menjadi teladan bagi peserta dicik dan berakhak mulia. Kompetensi inti kepribadian seperti (a) bertindak sesual dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia, (b) menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat, (c) menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, Gan berwibawa, (d) menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri, dan (e) menjunjung tinggi kode etik profesi guru. Secara rinci kompetesi kepribadian diuraikan menjadi sub- kompetensi sebagai berikut. Pertama; bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia, seperti; (a) menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku, adat-Istiadat, daerah asal, dan gender, (b) © siracademy oficial bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat, serta kebudayaan nasional Indonesia yang beragam. Kedua; menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat, seperti; (2) berperilaku jujur, tegas, dan menusiawi, (b) berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia, (c) berperilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik dan anggota masyarakat di sekitarnya. Ketiga; menampilkan diri sebagal pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, seperti; (a) menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil, (b) menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan berwibawa. Keempat; Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri, seperti; (2) menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi, (b) bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri, Bekerja mandiri secara professional. Kelima; Menjunjung tinggi kode etik profesi guru, seperti; (2) memahami kode tik profesi guru, (b) menerapkan kode etik profesi guru, (c) berperilaku sesuai dengan kode etik guru 3. Kompetensi Sosial Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidian, orang tua siswa, dan masyarakat sekitar. Kompetensi sosial penting dimiliki bagi seorang pendidik yang profesinya senantiasa berinteraksi dengan human (manusia) lain. Kompetensi ini memiliki subkompetensi dengan ingikator sebagai berikut. Pertama, bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi, seperti; (1) bersikap inklusif dan objektif terhadap peserta didik, teman sejawat dan lingkungan sekitar dalam melaksanakan pembelajaran, (2) tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik, teman sejawat, orang tua peserta didik an lingkungan sekolah karena perbedaan agama, suku, jenis kelamin, latar belakang keluarga, dan status sosial-ekonomi. Kedua, berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat, kemampuan ini ditunjukan dengan cara; (1) berkomunikasi dengan teman sejawat dan komunitas ilmiah lainnya secara santun, empatik dan efektif, (2) berkomunikasi dengan orang tua peserta didik dan masyarakat secara santun, empatik, dan efektif tentang program pembelajaran dan kemajuan peserta didik, (3) mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam program pembelajaran dan dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik. Ketiga, beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya. Kompetensi ini penting dikuasai oleh pendidik, apalagi jike tugas tidak ditempatkan di daerah asal. Kemampuan ini ditunjukan cengan; (1) beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam rangka meningkatkan efektivitas sebagai pendidik, termasuk memahami bahasa daerah setempat, (2) melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan di daerah yang bersangkutan. Keempat, berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain, seperti; (1) berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi iImlah, dan komunitas ilmiah lainnya melalui berbagal media dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan, (2) mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi pembelajaran kepada komunitas profesi sendiri secara lisan dan tulisan atau bentuk lain. 4. Kompetensi Professional © siracademy oficial Kompetensi professional merupakan kemampuan yang berkenaan dengan penguasaan materi pembelajeran secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan substans! isi materi pembelajaran, dan substansi kellmuan yang menaungi materi dalam kurikulum, serta menambah wawasan keilmuan. Berikut dijabarkan kompetensi dan sub-kompetensi profesional. Pertama, menguasal materi, struktur, konsep, dan pola pikir kellmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu sesuai jenjang pendidikan. Kemampuan ini sangat penting dimiliki bagi seorang guru sebab apa yang akan disampaiken guru kepada siswa berupa ilmu pengetahuan yang dikuasai oleh guru. Kedua, menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu, seperti; (1) memahami standar kompetensi mata pelajaran, (2) memahami kompetensi dasar mata pelajaran, (3) memahami tujuan pembelajaran mata pelajaran. Ketiga, mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif; (2) memilin materi mata pelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik, (2) mengolah materi mata pelajaran secara integratif dan kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Keempat, mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif, seperti; (1) melakukan refieksi terhadap kinerja sendiri secara terus-menerus, (2) memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan keprofesionalan, (3) melakukan penelitian tindakan elas untuk peningkatan keprofesionalan, (4) mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber. Kelima, memanfeatkan teknologi_informasi_ dan komunikasi_untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri, seperti; (1) memanfaatkan teknologi Informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi, (2) memanfaatkan teknolog| informasi an komunikasi untuk pengembangan diri. B. KOMPETENSI PEDAGOGI GURU ABAD 21 ‘Abad 21 yang ditadai dengan kehadiran era media (digital age) sangat berpengaruh pada pengelolaan pembelajaran dan perubahan karateristik siswa. Pembelajaran abad 21 menjadi keharusan untuk mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi, serta pengelolaan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Dalam mengembangkan pembelajaran abad 21, guru dituntut merubah pola pembelajaran konvensional yang berpusat pada guru (teacher centred) menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centred) karena sumber belajar melimpah bukan hanya bersumber guru, sehingga peran guru menjadi fasilitator, mediator, motivator sekaligus leader dalam proses pembelajaran. Pola pembelajaran yang konvensional bisa dipahami sebagai pembelajaran dimana guru banyak memberikan ceramah (transfer of knowledge) sedangkan siswa lebih banyak mendengar, mencatat dan menghafal. Kemampuan pedogogi dengan pola konvensional dipandang sudah kurang tepat dengan era saat ini. Karateristik siswa abad 21 sangat berbeda dengan siswa era sebelumnya. Pada abad 21 ini seseorang harus memiliki keterampilan 4 C (Communication, Collaboration, Critical Thinking and Problem Solving, dan Creativity and Innovation). Keteampilan ini sudah semestinya tercermin dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh seorang guru. Keterampilan Abad 21 dapat di integrasikan dalam pelaksanaan pembelajaran, sehingga pilihan metode, media dan pengelolaan kelas benar-benar meningkatkan keterampilat tersebut. Karena itulah ‘menjadi keharusan kemampuan pedogogi guru menyesualkan dengan karateristik dan keterampiain yang diperlukan di abad 21. Kompetensi pedagogi merupakan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran seperti memahami karakteristik siswa, kemampuan merencanakan pembelajaran, melaksanaan pembelajaran, mengevaluasi hasil belajar, serta kemampuan mengembangan ragam potensi siswa. Kompetensi pedagogi guru abad 21 safiracademy_official tidak cukup hanya mampu menyelenggrakan pembelajaran seperti biasanya, guru ituntut untuk adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi informasi dan komunikasi serta mampu memanfaatkannya dalam proses pembelajaran, artinya kemampuan guru khususnya digital literasi perlu terus untuk ditingkatkan. Gambar 2. Keranga kompetens! abad 21 Kompetensi pedogogi mendasarkan peraturan menteri Pendidikan Nasional No 16 tahun 2007 meliputi; (2) menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual, (b) menguasai teor! belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, (c) mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu, (d) menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik, (e) memanfaatkan teknologi Informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran, (f) memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagal potensi yang dimiliki, (g) berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik, (h) menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, (i) memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran, (j) melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Kompetensi pedagogi menjadi bagian dari kompetensi profesi guru yang terus untuk ditingkatkan dan dikembangkan baik secara mandiri maupun kelompok dengan Gifasilitasi oleh pemerintah, organisasi profesi, komunitas, lembaga swadaya masyarakat atau atas dasar inisiasi sendiri, © sofracademy oficial Bee Fale raed lta lac aka!) Cesar dan intelektual_ O Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. ( Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan ‘mata pelajaran yang diampu i te creeeteeeemeer : : Memanfasttanteilog informaci da remiasl Kompetensi ‘untuk kepentingan pembelajaran - CO Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik Pedogogii untuk mengaktualisasikan berbagai potens! yang © Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didike D Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar (D Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk ‘kepentingan pembelajaran OD Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan keualitas pembelajaran oa Mendasarkan pada tantangan abad 21 maka guru harus mentrasformsi dirt dalam era pedogosi digital dengan terus mengembangkan kreativitas dan daya inovatif Sementara National Educational Technology Standards (NETS) dalam buku Instruktional Technology and Media for Learning menyatakan guru yang efektif adalah guru yang _mampu mendesain, mengimplementasikan dan menciptkan lingkungan belajar serta meningkatkan Kemampuan siswa. Guru memiliki kemampuan_standar seperti (1) memfasilitasi dan menginspirasi siswa belajar secara kreatif, (2) mendesain dan mengembangkan media digital untuk pengalaman belajar dan mengevaluasi, (3) memanfaatkan media digital dalam bekerja dan belajar, (4) memiliki jiwa nasionalisme dan rasa tanggungjawab tinggi di era digital, dan (S) mampu menumbuhkan profesionalisme dan kepemimpinan. Disisi lain dalam pengelolaan pembelajaran ada beberapa hal yang penting Giperhatikan oleh guru untuk mengembangkan pembelajaran abad 21 ini, yaitu; (1) Penguatan tugas utama sebagai perancang pembelajaran, (2) menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking), (3) menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi, serta (4) mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran. Secara umum kemampuan pedogogi guru abad 21 dalam mengelola pembelajaran mencakup kemampuan menyusun perencanaan pembelajaran, melaksanaan pembelajaran, penilaian prestasi belajar siswa, dan melaksanaan tindak lanjut hasil penilaian dengan prinsip-prinsip pembelajaran kekinian (digital age) Dalam mengelola pembelajaran guru mengawali dengan _perencanaan pembelajaran, Perencanaan pembelajaran yang disusun dengan terlebih dahulu guru memahami karateristik siswa, memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran, mengintegrasikan aneka sumber belajar berbasis digital dan non- digital, mengintegrasikan pembelajaran dengan teknologi, memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan potensi dan karakter siswa serta pilihan metode yang berpusat pada siswa (student centred). Pada tahap perencanaan ini guru mengebangkan rencanan © sosiracademy oficial pembelajaran (RPP) atau lesson plan yang memenuhi prinsip-prinsip perencanaan yang mendidik. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan berpusat pada siswa (student centered), hal ini tentu berpengaruh pada pilhan metode pembelajaran yang lebih menekakanan siswa aktif seperti pembelajean berbasis proyek (PBL), pembelajaran kooperatit (CL), pembelajaran kontektual (CTL) dan lain-lain. Dalam pelaksanaan pembelajaran variable pilinan metode dan media dapat berdampak pada pembjaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Pelaksanaan pembelajaran sebagaimana yang dikemukakan oleh Abdul Majid (2013:7) meliputi kemampuan- kemampuan yang harus. dimiliki mulai dari membuka pelajaran, menyajikan materi, menggunakan metode/ media, menggunakan alat peraga, menggunakan bahasa yang komonikatif, memotivasi siswa, mengorganisasi kegiatan, berintraksi dengan siswa secara komonikatif, menyimpulkan pembelajaran, memberikan umpan_ balik, memberikan penilaian, dan menggunakan waktu secara cermat. Kemampuan- kemampuan tersebut ‘akan sangat bergantung pada pilihan metode pembelajaran yang digunakan dengan mengintegrasikan teknologi dalam pelaksanaanya. Sehingga mulai dari membuka pelajaran sampai dengan menutup dan memberikan umpan balik mampu membuat pembelajaran menjadi lebih aktif, efektif, kreatif dan menyenangkan. Guru dalam melaksanakan pembelajaran yang merupakan salah satu aktivitas inti di sekolah, sudah semestinya menunjukkan penampilan terbaik di depan siswanya. Penjelasannya mudah dipahami, penguasaan keilmuannya benar, menguasai metodologi pengajaran, dan pengelola kelas sebagal pengendalian situasi siswa kelas. Seorang guru juga harus bisa menjadi teman belajar yang baik bagi siswanya, sehingga siswa merasa senang dan termotivasi untuk belajar dengan baik bersama guru. Pembelajaran yang dapat memotivasi siswa belajar dan dapat memanfaatkan media pembelajaran, alat dan bahan pembelajaran, dan sarana lainnya, dalam pembuatan persiapan mengajer harus memperhatikan bebagai prinsip. Persiapan mengajar yang dibuat harus menjelaskan tujuan yang akan dicapai sesuai dengan kompetensi siswa, perkembangan psikologis siswa, dan merupakan pembelajaran yang utuh. Kompetensi guru untuk memfasilitasi dan menginpirasi siswa dalam belajar dan menumbuhkan kreatifitas tentunya harus diawali dengan penguasaan materi yang baik dan mampu menggunaken pengetahuan tersebut dalam pembelajaran, menggunakan teknologi untuk memfasilitasi pengalaman belajer yang menumbuhkan kreativitas siswa melalui pembelajaran dengan lingkungan tatap muka maupun lingkungan virtual. Di era digital ini, guru dinarapkan mampu mendesain, mengembangkan dan mengevaluasi pembelajaran secara autentik melalui pengalaman belajar dengan menggabungkan alat evaluasi terkini dan mengoptimalkan isi dan lingkungan pembelajaran untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku siswa. Guru juga diharapkan mampu menunjukkan pengetahuan, keterampilan, dan proses kerja yang representatif dari seorang profesional yang inovatif dalam masyarakat global dan digital, dengan menunjukan sistem teknologi untuk mentrasfer pengetahuan dalam berbagai situasi. Selain dari itu tuntutan berkolaborasi dengan siswa, teman profesi, orang tua dan komunitas dengan memanfaatkan tool digital dan peralatan untuk mendukung kesuksesan siswa dalam belajar. Selanjutnya kemampuan guru abad 21 juga harus memahami isu-isu lokal dan global dan tanggap terhadap perubahan budaya digital yang berkembang dan menunjukkan tindakan dengan menjunjung tinggi etika dalam praktik profesionalnya. Kompetensi ini penting dimiliki oleh guru era digital, karena pengetahuan dan informasi sangat cepat baik local maupun global yang terkadang belum tentu sesual dengan norma dan belum tentu teruji kebenarannya, karena itu informasi dan pengetahuan tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan ketika akan dijadikan sebagai bahan kajian dalam pembelajaran. Bagian akhir dari pengelolaan pembelajaran yang menjadi Inti dari kompetensi pedagogi yaitu kemampuan melakukan penilaian atau evaluasi. Penilaian hasil © siracademy oficial pembelajaran merupakan akhir dari kegiatan proses pembelajaran yang berfungsi untuk mengukur keberhasilan kompetensi yang dicapai siswa. Penilaian hasil belajar ilakukan untuk melihat sejauh mana kompetensi yang dicapai olen peserta didik setelah proses pembelajaran berlangsung dan untuk mengetahui efektifitas proses belajar mengajar yang telah dilakukan oleh guru. Tahapan-tahapan pelaksanaan evaluasi proses pembelajaran adalah penentuan tujuan, menentukan desain evaluasi, pengembangan instrunmen evaluasi, pengumpulan informasi/ data, analisis dan interprestasi, dan tindak lanjut. Secara singkat pelaksanaan evaluasi proses pembelajaran meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengolahan data, dan pelaporan evaluasi, Pengembangan profesi guru dari aspek kemampuan pedagogi perlu untuk itingkatkan dengan berbagal strategi dan bentuk kegiatan. Strategi dan bentuk kegiatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan pedagogi ini seperti kegiatan seminar, workshop, dan pelatihan-pelatihan yang diselenggrakan oleh lembaga profesi guru, forum guru (KKG), konsorsium, perguruan tinggi, swasta maupun pemerintah dalam hal ini dinas pendidikan. © sasiracademy oficial Bx. Kegiatan Belajar 2 Karakteristik Guru dan Siswa Abad 21 Uraian Mater ‘A. Pembelajaran Abad 21 Dalam pandangan paradigma positivistik masyarakat berkembang secara linier seiring dengan perkembangan pe pengetahuan dan_teknol rut-turut_ masyarakat berkembang dari masyarakat rimitif, masyarakat agraris, mi industri, dan kemudian pada perkembangan lanjut 9 kali diidentikan dengan masyarakat informasi syarakat digital. Meneruskan perkembangan f ndatang, muncul apa /a, yang berpengaruh but termasuk ‘ekonomi berbagi, hingg: dikutip Paul Krugman ( kemunculan teknologi info an komu ‘A. Tony Prasentiantono, Komp pril 2018, hal. 1). Indonesia yang merupakan bagian dari masyarakat global, juga berkembang sebagalmana alur linieristik tersebut, s dari suc 3ng pemerintah sejak era Orde Baru. Akan tetapi pada kenyataennya kon jarakat Indonesia tidak sama dengan perkembangan pada masyarakat Barat yang perah mengalami era pencerahan dan masyarakat industri. Perkembangan masyarakat Indonesia fak ak secar tapi lebin berlangsung secara pararel. Artinya, ‘ada masyarakat yang hi per anny sekarang masin menunjukkan masyarakat primitif, ade yang masih agraris, ada y: h_menunjukkan karakter sebagai masyarakat industrial, dan bahkan ada yang mema masuk dalam ere digital. Semuanye kategori karakter masyarakat ter: nya berkembang tidak secara linier, tetapi berlangsung secara pararel Oleh Karena itu, meskipun era digital sudah begitu marak yang ditandai oleh makin luasnya jangkauan internet; nami jan ada juga masyarakat yang masih belum terjangkau internet, dan bahkan masih ber jh Bont pt Ror seperti itu juga berimplikasi terhadap Perkembangan pelayanan kan, sehingga juga berkonsekuensi terhadap karaktiristik guru dan siswanya, meskipun sudah berada dalam abad 21. Sekolah, guru, dan siswa di daerah perkotaan memang sudah terkonel internet, tetapi untuk daerah pedesaan masih ada juga yang belum terambah oleh fas internet, dan bahkan ada pula wilayah yang sama sekali belum terjangkau infrastruktur telekomunikasi. Akan tetapi pada abad 21 sekarang ini masyarakat Indonesia memang sudah agian tidak terpisahkan dengan era digital. Karena itu apa pun harus menyesuaikan dengan kehadiran era baru berbasis digital, sehingga bagalmana menjadi bagian dari era digital ini dengan memanfaatkan teknologi digital dan berjejaring ini secara produkti Menurut Manuel Ca smunculan masyarakat informasional itu ditandai dengan lima karateristik dasar: Per ada teknologi-teknologi yang bertindak berdasarkan_informasi.. Kedua, karena informasi a agian dari seluruh kegiatan manusia, teknologi-teknologi itu mempunyai efek yang meresap. Ketiga, semua sistem yang menggunakan teknologi informasi didefinisikan oleh ‘logika jaringan’ yang memungkinkan mereka memengaruhi suatu varietas luas proses-proses dan organisasi-organisasi. Keempat, teknologi-teknologi baru sangat fleksibel, memungkinkan mereka beradaptasi dan berubah secara terus-menerus. Akhirnya, teknologi- © satracademy oficial Bx. teknologi spesifik yang diasosiasikan dengan informasi sedang bergabung menjadi suatu sistem yang sangat terintegrasi (dalam Ritzer, 2012: 969). Produktivitas dan daya saing unit-unit atau agen-agen di dalam ekonomi ini (entah itu firma-firma, region-region, atau wilayah-wilayah) yang tergantung secara fundamental pada kapsitas mereka neter” (Castell, 1996: 92). Hal itu dimungkinkan untuk formasi dan komunikasi yang baru. ideologi_sebagaimana t saan adalah sebuah informasional dalam arti lu ya oe diperluas oleh ruang dan waktu, bahkan sekadar peristiwa m oan mot Berlangsung sangat ‘cepat, sekilas, hidup dalam era informasi hampir tidak ada waktu untuk ta ‘ksi. Jadi ketika ilmu sosial kritik hidup dan berkembang dalam era ideologi kritik, 9 oad th ilmu sosial kritik hidup dalam era informasinal yang dirumuskan oleh oa (7a 9: Tourair /4), dan Castells (1996) yang fokus pada kualitas karakter utama ee sendiri. Tete t Lash Informasi harus dipahami secara tajam dan wacana (asco) titusi. 3 ht utama informesi adalah aliran, tak melekat, adalah apa yang diproduksi dalam produksi informasi bukanlah barang-barang dan layanan Hanya saja jika dahulu lominan adalah naratif, lirik puisi, wacana, dan lukisan. Tetapi sekarang pesan itu adalah atau ‘komunikasi.’ media sekarang lebih seperti potongan- potongan, Media telah dit kan, Lash mengingatkan bahwa infomasi itu sendiri bersifat statis, komunikasiah yang membuat Informasi menjadi dinamik, kuat, dan sumber energi. Mirip dengan Habermas, Lash yakin bahwa komunikasi itulah yang sekarang telah menjadi basis kehidupan sosial kontemporer, karena itu ia menjadikan komunikasi sebagai unit dasar analisisnya, dan bukan informasi. Lash kemudian melangkah lebih jauh dengan mengembangkan konsep di seputar isu perkembangan ICT. Ketika © satracademy oficial Bx. ICT itu sendiri sering diposisikan sebagai entitas tersendiri yang berbeda dengan karakter~ karakter masyarakat sebelumnya dengan titik berat pada produksi industrial, maka Lash menjelaskan bahwa dalam kategori era ICT itu sendiri telah berkembang dengan karakter yang berbeda. Oleh karena itu ia mengatakan bahwa telah terjadi dua generasi dalam perkembangan ICT. Generasi pertama perkembangan ICT secara fundamental adalah informasional, dengan sektor kuncinya adalah semikonduktor, sofware (sistem operasi dan aplikasi), dan komputer. Akan tetapi generasi kedua, ekonomi baru adalah korunikasional, karena itu sentralitasnya adalah internet dan sektor jaringa |sebabnya menurut Lash, Cisco Systems, yang membuat sarana jalan, sebagel ‘pipa’ ko fang menjadi kapitalisme pasar lebih tinggi daripada ni sbagai pasangnya media baru (new media). Dalam pada itu konten dan kom 9 ika ICT generasi pertar generasi kedua bukan p but tetap men a sar analisisnya aan soal kultur jarak arakat industri insip kedekatan, dan tapi sekarang, dalam pesan pendek/ringkas. Jika hubungan sosial tan, ikatan komunikasional adalah meletakan tempat pada jarak jauh kebudayaan jarak jauh. maupun orang datang da Intensitas, keringkasan, dan ketidakhadiran kontinyuitas naratif adalah prinsip tata kelolanya (Simmel, 1971; Sennett, Suatu komunikasi 1 diletakan pada panggung pusat, daripada aturan sosial dan lemaga/struktur. Sosioiogi berargumen I resif lagi, yaitu bahwa sekarang ini secara umurn telah muncul fenomena ree a ekarang ini dberbagei universitas terkemuka di dunia telan een ajarkan tentang sosiologi media, Khususnya sekarang ini telah rune ape ang dens sebapl oak siamo akan mengharuskan bekerja dengan logika media dan Komunikasi, Jka sosi heimian mengenalkan Konsep anomie, untuk menjelaskan perubahan falisme ri italisme pabrik, sekarang mediologi, berbicara anomie postindusti aliran sce st degen reenter seal sts mde don stuieur Masyarakat Indust. MediodVbePlearsre-erkrialsal manyarat jringan yang datang dari pengerasen an. —_ saat yang sama sekareng muncul fenomena ekonomi tanda dan ruangl Begitulah, menurt ad ‘at kapitalisme lanjut, komunikasi adalah kunci pergeseran dan logika struktur Ke logike arus yang dimungkinkan oleh jangkauan hubungan yang dibawa olen outsorcing aa Dan outsorcing ini adalah re-tettoialisasi, misalnya perusahaan-perusahaan lebih bisa dikerjakan di rumah tangga. Bahkan kemudian ada perusahaan membolehkan kerja lembur per minggu di rumah, jadi tidak tergantung pada tempat atau ruang pabrik. Jadi sel i di jaman tata informasi dan komunikasi global, semuanya serba ‘outsorcing baik kerja di gan firma, keluarga, negara, dan bahkan juga pada bidang seni Karena itu bisa juga ref di outsourced, dan di eksternalisasi. Sekarang ini juga ada pergeseran dari akumulasi ke sirkulasi. Namun demikian juga muncul apa yang disebut sebagai hegemoni sirkulasi di “ ‘modal uang dipisahkan dari bagian akumulasi modal. 1 Masyarakat Informa: indonesia Pada fase masyarakat industrial fokus utama adalah bagalmana masyarakat dengan segenap penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi berusaha mengolah bahan baku yang disediakan oleh alam menjadi komoditas yang berpotensi meningkatkan kualitas hidup. Akan tetapi sekarang ini, ketika memasuki era masyarakat informasional, bukan lagi perkara bagaimana © satracademy oficial Ax. berproduksi untuk akumulasi kapital, akan tetapi bagaimana penguasaan dan kemampuan mengolah informasi sebagai sumber daya utame untuk meningkatkan kualites hidup. Sekarang ini banyak yang sepakat bahwa masyarakat Indonesia mengalami transisi dari masyarakat offline menuju masyarakat online. Ini mengindikasikan bahwa _masyarakat Informasional dan komunikasional juga telah hadir yang siapa pun tidak bisa menolaknya. Dengan kata lain, kehadiran masyarakat informasional ini sudah merupakan imperatif, atau sebuah keniscayaan. Hampir seluruh aspek kehidupan dalam bermasyarakat mulai dari aspek ekonomi, politik, kebudayan, terambah oleh moda-moda__informasional_ dan komunikasional. Sekarai jdak lagi mewujud dalam bentuk pengetahuan yang terdokumentasi secara arang-barang cetakan, tetapi telah berubah menjadi serba berimplikasi terhadap per Dar dota Aso : penebad!iteret Indonesia mencapa 132 2035 yang bars 861 ta 2s) yang) memperuas Jangkauan lyenan mere . huarkan regula! Yong Tending (Rompas, ; an gea9p-gempta tumbunnya. masparakat fan soso sepert Keserjangen dll, Da ences pea orange yang disebut sebagai gen Dy indonesia, tag seluun esa daar jrngan "dan Ivfrmasi pad tahun 2015, Determines teknotog! tn harus du was sca, chnana ranyoralat hore, bordaya terhadp informal Kon . munca! peda era industrial atau sering debut the frst meda age diana informas: diredcks terpusat (satu untuk ban) khalayak), arah komunikasi satu arah; Negara mengontrol terhadap emu informas! yang Beredarreprocu!stratias! socal dan ket¢aeadion molail medi dan inalaya informs yang terragmentasi akan tetapl masyarakatiformasi yang berada ada the second mea age yg eri are firma deel Vomurian du ary Kote Negere yong) dstrbut ssi informas,kesadaran Individual Yang mengutama;_dan adanyaorenas “i Uuapan_konten a) mash dan yang memungkinkan untuk user goneated sebagaimana karakter mé baru seperti ya blogs, website, citizen journalism, atau pun Gigtaliest yang memuna uni saren tli, redo, webosst, den juga semalin mudahnye mere nfrmast mana sa enadan mont mem Kevarpaian yang songa Bea? mera Kone norms Era formas sahercar menjedan mmasyaakat menjed| prosumen,produren sekaliusKonsumen informs ci sme rasrd mh oe era okivias masyarakatia berbasis pada pengetahuan. Oleh mana informasi dan pengetahuan terus beredar, pemeintah berta-cta untuk membengun negare sebagai masyarakat yang berpengetahuan. Akan fetpl usta sinfan menimbutan masalch, sebab perkenbongan masyeraiat dl Indonesia ak Unler dafbofbogen. Ada sebagaian masyarlat yang sudan beads calm tahap siap memasuki masyarakat informasi karena telah mempunyai basis pengetahuan kuat dan mmenggunatannya"seb05 Utama. baghaitivtasny. “Sementara’ banyak ug Wargo mmayarakat yang berakar kuat ada utur agra, tradsiona, penuh mis, dan pandangan Guinanya.turang_mampu,cepatberadaptas teradap.pertembangan lind pengetanian dan teknolog. aldbetnya Keka pemerntah membengun inrastuktur TCT seara signa, sebagion besar warga masyarakat kt lampu memanfaatkan ICT untuk kepentingan yang produktif, Karenerendohnystngket Kesadaran masyerakat akan pentngnya pengetahuan, 2 Implikasinya terhadap Pendidikan Perubahan peradapan menuju masyarakat berpengetahuan (knowledge society). menuntut masyarakat dunia untuk menguasai keterampilan abad 21 yaitu mampu _memahami dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (ICT Literacy Skills). Pendidikan memegang © satracademy oficial Bs. Peranan sangat penting dan strategis dalam membangun masyarakat berpengetahuan yang memiliki keterampilan: (1) melek teknologi dan media; (2) melakukan komunikasi efektif; (3) berpikir kritis; (4) memecahkan masalah; dan (5) berkolaborasi. Akan tetapi persoalan ICT Literacy ini dalam masyarakt kita masih masalah mendasar bagi upaya menuju masyarakat informasi. Rendahnya tingkat ICT Literacy, terutama pada masyarakat pedesaan menjadi faktor signifikan terhadap menetapnya fenomena kesenjangan informasi di Indonesia Mark Poster pada awal dekade sembilanpuluhan telah mempublikasikan buku The Second Media Age, yang mengal komunikasi jaringan, terutama s sudah sejak awal, para aka nprediksi bahwa kehadiran Internet akan mempunyai pengaruh signifikan terhak han social. World Wide Web (www) adalah dunia yang terbuka, fleksibel, dan merupakan ang di at Keberadaan manusia mampu mengembangkan p a ndorong lebih banyak berinteraksi, communi a jerdayakan. Internet mengembangkan tempat gan social ke seluruh perspektif secara lebih luas Merespons perker yang ditandai oleh keh: berbasis ICT, sehingga penetrasi media baru bahwa Information and ologies (ICT) adalah balk untuk pengembangan dunia pendidikan. Bank Dunia bahwa para pendidik dan para pengambil keputusan sepakat bahwa ICT merup yang sangat penting bagi pengembangan masa depan Pendidikan dalam era Melinium. Teknologi ini, khususnya internet yang mampu membangun kemampuan jaringan infc pat m In akses melalui belajar Jarak jauh, membuka Jaringan pengetahuan bagi melatih guru-guru, menyebariuaskan materi pendidikan dengan kualitas standar, dan mendorong penguat a efisiensi dan efektivitas kebijakan administrasi pendidikan. Undang-undani lik Indor mor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan pemanfaatan TIK dalam pendidikan melalui Pendidikan Jarek Jauh bahwa “(1) Pendidikan jarak jauh diselenggarakan Wa jalur, Jenjang dan jenis pendidikan, (2) Pendidikan jarak jauh snan pendidikan kepada kelompok masyarakat ‘yang tidak dapat mengiku muka atau reguler, (3) Pendidikan jarak jauh diselenggarakan dalam be yang didukung oleh sarana dan layanan belajar serta sistem penilaian yar sesuai dengan standar nasional pendicikan. Jadi sistem pendidikan Jarek jauh tel inovasi yang berarti dalam dunia pendidikan nasional. Sistem pendidil an ere lai dengan generasi pertama korespondensi (cetak), generasi kedua multimedia (Audi DVD), generasi ketiga pembelajaran jarak jauh (telekonferensi/TVe), generasi keempat pembelajaran fleksibel (multimedia interaktif) dan generasi kelima e-Learning (wed ise), akhirnya generasi keenam pembelajaran mobile (koneksi nirkabel/www). Seperti tei jecara eksplisit dalam Rencana Strategis Departernen Pendidikan, Nasional 2005 ~ 2008, terlihat jelas bahwa TIK memainkan peran penting dalam menunjang tiga pilar kebijakan pendiikat |, yaitu:(1) perluasan dan pemerataan akses; (2) peningkatan mutu, relevansi dan daya saing; dan (3) penguatan tata kelola, akuntabilitas dan citra publik pendidikan, untuk mew Pendidikan yang bermutu, akuntabel, murah, merata dan terjangkau rakyat banyak. Renstra Depdiknas 2005 - 2009 dinyatakan peran strategis TIK untuk ilar pertama, yaitu san dan pemerataan akses pendidikan, diprioritaskan sebagai media pembelajaran jai fh. Sedangkan untuk pilar kedua, peningkatan mutu, relevansi dan aya saing, peran TIK diprioritaskan untuk penerapan dalam pendidikan/proses Pembelajaran. Terakhir, untuk penguatan tata kelola, akuntabilitas dan citra publik, peran TIK diprioritaskan untuk sistem informasi manajemen secara terintegrasi.’ Perubahan era yang kemudian mengubah karakter masyarakat secara_bertahap, menghadirkan realitas baru seperti masyarakat informasional dan komunikasional juga berimplikasi © satracademy official Ax. terhadap perkembangan media, yang kemudian dikenal sebagai media baru. Media baru yang berbasis internet dan web ini beroperasi secara masif, ekstensif, dan intensif merasuk ke berbagai sektor kehidupan, tidak terkecuali sektor pendidikan. Oleh karena itu dapat dipahami jika pemerintah Indonesia mengantisipasi dan kemudian menstransformasikan iri dengan mengeluarkan berbagal kebijakan pendidikan berbasis TIK tersebut. Berbagal regulasi juga terus diciptakan guna mengikuti kehadiran media baru ini. Dengan hadirnya ICT dunia pendidikan bisa membawa dampak positif apabila teknologi tersebut dimanfaatkan ut ngkatkan kualitas pembelajaran, tetapi bisa menjadi masalah baru apabila lembaga per positif dan negatif dari p komunikasi untuk meningkatka i r ian Kurniawati etal (2005) menunjukan bahwa pada d anfaat ICT khususnya edukasi net antara lain a alternative; (2 ) Bagi si a a disamping disertai gambar $ (2) Cara. belajar lebih : 2 sahui dan mengikuti perkembangan materi dan ng berhubungan den (5) Membantu ssiswa melek ICT (Pujiriyanto ‘Atas perubahan t proses pembelajaran jat intensif terekspose (terpaan) oleh kehadirar fen tentang mediatisasi pembelajaran. Masif, ek: pembelajaran ini akhirnya juga mengubah moda-m ajar kemudian dikenal sebagai me menentukan, dan akhirny an bukan sekadar memanfaatkan media akan tetapi lebih dari itu mengikuti lo Kuatnya logika m ludian membawa konsekuensi terhadap perubahan pola dan moda belajar pada lembaga strategis seperti sekolah. Misalnya, hubungan guru dan murid dan aktivitas belajarnya tidak jantun\ tu sumber belajar yang tersedia di lingkungan sekolah, akan tetapi juga k mau harus menerima kehadiran media baru berbasis internet dan web ini sebagai sumber belajar. Karal ia baru sebagai penyedia konten (isi) begitu besar dan bahkan tidak peo ae melebihi pengetahuan yang disediakan pada lingkungan sekolah. Aksesnya pun a lebar kar kelola informasinya sangat canggih dan sangat mudah dan cepat pose oleh siswa ron itas belajar. Sekarang ini pokok-pokok bahasan yang diajarkan guru pada ruang Kelas, ab 1 mudah dikonfirmasikan melalui googie atau Pun yahoo yang begitu fan ae yyediakan informasi pengetahuan yang relevan dengan pembelajaran di Ahadadat media baru juga menyediakan aplikasi pembelajaran secara virtual yang mip den See cisoren di ruang kelas pada setiap sekolah. ‘Akan tetapi, kehat menghadirkan berbagai persoalan yang berkait, dengan perilaku belajar siswe da jap maraknya pembelajaran digital ini. Sebut ‘aja misalnya tentang sik watisme belajar siswa yang sangat fenomenal seperti ketergantungan pada =a atau yahoo setiap kali menghadapi masalah atau pun penugasan dalam "rs se kelas. Sikap guru pun masih variatif dalam menghadapi hadirnya media baru dan medial onsen Ini karena terkait kesenjangan keterampilan dan pengethuan tentang media boro, yang masuk dalam generasi digital imigrant yang harus menghadapi murid yang sm kategori digital native. B. Karakteristik Guru Perubahan karak\ farakat secara fundamental sebagaimana terjadi dalam abad 21 tentu berimplikasi terhaday ristik guru. Dalam pandangan progresif, perubahan karakteristik masyarakat peri diikuti transformasi Kultur guru dalam proses pembelajaran. Jadi jika sekarang masyarakat telah berubah ke masyarakat digital, maka guru juga segera perlu mentransformasikan diri, balk secara teknik maupun sosio-kultural. Oleh karena itu periu mengidentifikasi, karakteristik guru seperti apa yang mampu mentransformasikan diri pada era digital pada abad 21 sekarang ini. © satracademy oficial Ax. Terdapat ungkapan bahwa, buku bisa digantikan dengan teknologi, tetapi peran guru tidak bisa digantikan, bahkan harus diperkuat. Pada era sekarang, abad 21, guru harus mampu memanfaatkan teknologi digital untuk mendesain pembelajaran yang kreatif. Kemampuan para guru untuk mendidik pada era pembelajaran digital perlu dipersiapkan dengan memperkuat pedagogi siber pada dir guru. Guru yang lebih banyak berperan sebagai fasiitator harus_ mampu memanfaatkan teknologi digital yang ada untuk mendesain pembelajaran kreatif yang memampukan siswa aktif dan berpikir kritis (Kompas, 9 April 2018, hal. 12). Menurut Ketua Divisi Persatuan Guru Republi (PGRI) Smart Learning Center, Richardus Eko Indrajit untuk merasakan pembelajaran digital yang terus ak mengetahui jap menghadapi Internet. Oleh karena itator, ini berarti harus mengubah cara berpikir menjadi siswa adalah pusat (student center) sebagaimana dituntut dalam . Ini berarti guru perlu_ memposisikan diri sebagai mitra belajar bagi siswa, sehing ukan serba tahu karena sumber belajar dalam era digital sudah banyak dan tersebar, serta mudah a she oleh siswa melalui jaringan internet yang terkoneksi pada gawal. Ini memang ah, karen betklt dengan traneformas! kultura Balk yang masth berkembang dalam guru maupun slswa itu send, dan bahkan masyarakat. Medua, salah satu prasyarat palin agar guru mampu mentrasformasikan diri dalam cera pedagogisiber atau era ater, minat baca, Selama ini berbageihasll peneitian menunjukkan bahwa minat baca di kalanc ru di Indonesia masih rendah, dan bahkan kurang memiiki motivasi membell atau see Tingket kepemiiken buku’ dl kalangan guru dl Indonesia masih rendah. Bahkan sering t sane oe bahwa penambahan penghaslan melalul program sertifikasi guru, Kk meningkatkan profesionalisme guru, tetapi hanya untuk gaya hidup konsumti. Sudah gar pay trbnan penghasion gl qu ell program zertfvasl bulan untuk manBel bul, tetaphRel ree mob Karakteristik sepe alah tidak cocok bag! pengembangan profesionalisme guru pada abad 21. Oleh karena tu, feinokatkan minat beca dengan menambah Keleksi buku, Seep kal terdepat aka guru perlu menambah pengetahuan melalui bacaan buku, balk cetak maupun distal yang bisa dlakses melalul Internet. Tanpa minat baca tinggl, maka guru pada oc siber sekarang inl akan Ketinggalan dengan pengetahuan slowanya, sehingga akan far. kredibiltas atau kewbawaan guru. Hilangaya kewbawaan guru akan berdampak serius bukan saja pada menurunya kualitas pembelajaran, tetapi juga bagi kemajuan sebuah bangsa, Ketiga, guru pada abed 21 harus memilki kemampuan untuk menulis. Mempunyal rinat baca tinggl soja belum c | guru, tetapl harus memilki Keterampllan untuk menus. Guru juga dituntut untuk bisa an gagasan- gagasan inovatifnya dalam bentuk buku atau karya ilmiah. Tanpa: ra yer guru akan kesulitan dalam upaya meningkatkan kredibilitasnya di hadapan murid. Guru rome kompetensi dalam menulis gagasan, atau menulis buku dan karya almiah, maka akan semakin disegan! oleh siswanya. Sebaliknya, jika guru tidak pernah menuls, maka aken semakin dilecehkan olen siswa, Oleh Karena itu, Jka sudah memilki Kemampuan untuk menulis gagasan, maka ketika terlibat dalam era digital bukan aja sebagai konsumen pengetahuan, tetapl juga produsen pengetahuan. Dengan kata lain, guru dalam era informasi sekarang ini, ketika terlibat dalam © satracademy official Ax. Internet, bukan sekadar mengunduh, tetapi juga mengunggah karya-karya tulisnya yang bisa memberikan sumbangan pemikiran bagi upaya peningkatan kualitas pembelajaran. Keempat, guru abad 21 harus kreatif dan inovatif dalam mengembangkan metode belajar atau mencari pemecahan masalah-masalah belajar, sehingga meningkatkan kualitas pembelajaran berbasis TIK. Penguasaan terhadap e-learning bagi seorang guru abad 21 adalah sebuah keniscayaan atau keharusan, jika ingin tetap dianggap berwibawa di hadapan murid, Guru yang kehilangan kewibawaan di mata siswa adalah sebuah bencana, bukan saja bagi guru itu sendiri tetapi bagi sebuah bangsa karena kunci kemajuan bangsa adalah guru. Oleh karena itu kompetensi mengajar berbasis TIK a menerapkan model pemb karena proses pembelaja kelas, tetapi juga secara o sebuah pola pembelajara berbasis online, teknolog ar. amanya untuk keperluan memperluas kesempatan bela mbuhkan kesempatan yang sama antarpeserta di rag c a ykat fang terkoneksi pada Jaringan internet_ membi 1 | n Ik melakukan ‘aktivitas belajar sambil m n 7 secara bersama-sama. Atau dan inonvatif dalam ‘mutitimedia. Kalau toh tidak membuat aplikasi dan menerapkan multimedia bagi pembelajaran. semakin diminati oleh siswa, adalah peluang yang perlu dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas Pembelajaran. Berbagai bidang studi shana sselama ini dirasa sulit oleh siswa, seperti matematika, fisika, dan kimia misalnya, ses nlp belajaran yang menyenangkan melalul kreasi pembelajaran berbasis pei Dengan demikian, guru abad 21 juga perlu memiliki kemampuan berancangan pembelajeran berbass, per sehingga proses belajar menjadi mudah dan menyenangkan, ne bidang \g selama ini dianggap rumit dan membosankan. Kelima, Karoktertik guru abad 21 el tengen pesatnya perkembongan era teknolog) dig, bagaimanapun harus a isformasi kultural. Karena itu transformasi mengandaikan terjadi proses pergantian yahan dari sesuai yang dianggap lama menjadi sesuatu yang baru. Atau lak mo es i penyesuaian terhadap kehadiran yang baru. Jika dipandang dari_perspektit konse} rmasi seperti itu segera akan mengundang Kecurigaan bake konsdlennstormiea mau akan berbau positivistik. Ketika asumsi linearistik yang menjadi ama pastilan mengandaikan bahwa yang lama akan, dipandang sebagai sesuatu yang tertn u paling tidak sedikit muatan kemajuannya (Wahyono, 2011). Selanjutnya “J menjelaskan bahwa ketika transformasi digunakan untuk menjelaskan konsep tran: sean maka mengandaikan terjadinya proses alih ubah nilai, sikap, dan praksis dalam kebudayaan. Setidaknya terdapat proses penyesuaian dari rilai, sikap, dan praksis sacra lama menuju budaya baru. Ketika ilmu pengetahuan dan teknologi yang menggunakan konstruksi berbasis pada nilai budaya Barat, maka mau tidak mau nilai budaya lama masyarakat pengadopsinya harus melakukan penyesuaian-penyesuaian. Salah satu nilai yang imperatif ditunt mu pengetahuan dan teknologi adalah apresiasi tinggi terhadap logika kausalitas, akurasi, |, detail, dan terukur. Di samping itu tentu saja penghargaan terhadap prinsip rte a kaa », dan kerja keras yang merupaken etos masyarakat Barat dan negara maju lainnya Ea 201 Ea] Ex] p oO Gambar 1. Berbagai rofesi guru pasca UUGD 2005 Berbagai_ kebijal peraturan pemerintah pasca terbitnya UUGD memberikan dasar hukum, yang jelas bahwa guru merupakan suatu profesi dengan Teanlan Kiusis STohhlbajangalgQ00BlAnda sebopal guru sejauhmane sugah memiliki keahlian khus 1g bisa dibuktikan perbedaannya dengan profes! orang lain. Selain proses pendidikan yang sejak menempuh pendidiken $1/D4 sampai Anda diangkat mban sebagai guru tentu perlu dimantabkan dengan status sebagai seorang gu sional dibuktikan dengan kepemilikan sertifikat pendidik yang sedang anda ‘an melalui Pendidikan Profesi Guru. Profesi Guru dalam P: n Aogemnig Esensi dan eksistensi makna strategis profesi guru diakui dalam realitas sejarah Pendidikan di Indonesi cyan it | kekuatan formal tatkala tanggal 2 Desember 2004, Presi lo Bar idhoyono mencanangkan guru sebagai profesi. Satu tahun ker }, Iahir Undang-undang (UU) No. 14 Tahun 2005 tentang dimensinya. Sejak dike! Wa UUGD profesi guru tidak hanya dipandang sebagai Guru dan Dosen, sister legal pengakuan atas profesi guru dengan segala pelaksana kurikulum s mun sebagai agen pembelajaran untuk mensukseskan, sistem pendidikan nasi tujuan pendidkan nasional. Peran guru adalah melakukan transformasi kultur bukan hanya transfer pengetahuan. Pada era globalisasi profesi guru bermakna , Karena mengemban tugas sejati bagi kemanusiaan, pemanusiaan, pencerdasan, pembudayaan, dan per karakter bangsa. Guru merupakar yekerjaan profesional, yang memerlukan suatu keahlian khusus sehingga kedudukan guru dalam proses pembelajaran masih belum dapat digantikan oleh mesin secanggih apapun. Keahlian khusus inilah yang membedakan profesi guru dengan profesi yang lainnya. Pendidikan guru tidak diperoleh hanya saat mengikuti pendidikan formal sebelum menjadi guru namun berlangsung seumur hidup (life long teacher education). Artinya meskipun sudah memangku jebatan anda mengembangkan diri secara berkelanjutan atas dasar refleksi (reflective professional). Guru selama proses melaksanakan tanggungjawab dan tugasnya perlu melakukan up- © satracademy otficiat Bx. c grade kompetensinya. Sebagal guru anda tidak hanya meningkatkan profesionalisme melalui jalur pendiidikan dan latihan formal namun terlibat dalam kegiatan-kegiatan produktif bagi upaya reformasi pendidikan, Tantangan kompetensi guru abad 21 adalah kemampuan beradaptasi (adaptability), memahami cisiplin ilmunya dari berbagai konteks, dan peka terhadap perkembangan kebutuhan peserta didik dan masyarakat. Guru harus mau untuk berpacu mengikuti tuntutan perkembangan bukan hanya terlibat namun bertindak 2 ‘an, mengkonstruk, menyusun, memodifika peka terhadap informasi sehingga dapat dipahami pengaruh perk dan berbagai bentuk Inovasi pendidi pesar dari int adalah adanya dukungan dan ran sehingga at aktif di 2 bukan erlibat di dalam Disinilah letak praksis dalam belajaran setiap tindakan guru harus reori belajar dan pembelajaran mutakhir, teori perkembangan ;ori-teori lain yang relevan, Kriteria Profesi Bida Nelson Mandela menyatakan pendidikan merupakan senjata paling ampuh yang dapat digunakan untuk h uma (calen, February 2017). Mengajar adalah profesi yang mencipt i lain, bisa dikatakan sebagai mother of profession (Stinnet & Hu: imana? Tentu Anda patut berbangga berprofesi sebagai gun Sebagai suatu iliki kode etik yang perlu dipegang. National Education Association jatu profesi bidang pendidikan harus memiliki komitmen ke dan komitmen kepada profesi. Komitmen kepada peserta didik bi \gutamakan kemaslahatan peserta didik Komtmen,kepad2 Mourn sebagal tenage pend pert ters meningkatkan kompet ng ciri_khusus dari profesinya. Profesi kependidikan itu: men ‘men syarat-syarat; (1) merupakan aktivitas Intelektual, (2) mengg tu bate ih limu khusus, (3) memeriukan proses pendidikan lama, (4) yikan karir hidup dan keanggotaan permanen, (5) fmemerukan lathan Jaan besesrenourse, (6) kart Ndup don Keanggotaan tetap, (5) menentuka F baku sendiri, (7) mengutamakan layanan dibanding kepentingan pribadi, smiliki organisasi profesi yang kuat. Melibatkan aktivitas tual; seluruh aktivitas pendidik terutama terkait proses pembelajaran harus lipertanggungjawabkan. Keputusan pilinan kegiatan pembelajaran_hendak cerminkan keputusan pedagogis yang rasional dan iimiah sesuai teori-teori bidang keilmuannya, bukan bersifat intuitif. Contoh; Pak Amir memutuskar junakan metode pembelajaran tertentu bukan didasari pertimbangan karena Pak Amir menyukal, namun karena kesesuaian dengan tujyan pembelajaran, karakteristik materi, dan karakteristik peserta didik Menggeluti batang tubuh jimu khusus; semua jabatan mempunyai monopoli Pengetahuan sehingga bisa dibedakan dengan profesi lain maupun orang awam. Kejelasan batang tubuh memungkinkan mereka mengadakan pengawasan jabatannya dan melindungi masyarakat dari penyalahgunaan jabatan. Ssayang sampal saat ini belum ada kesepakatan tentang bidang ilmu khusus yang melatari pendidikan © sasracademy otficiat Bx. (education) atau keguruan (teaching) (Omstein dan Levine, 1984). ada yang menganggap mengajar adala sebuah seni (art) dan ada yang berpendapat mengajar adalah sains (science) Proses penyiopan profesional lama; seiak dikeluarkannya kebiakan pemerintah mela UUGD nomor 14 Tahun 2008 untuk menyandang profesi gu dipersyaratkan fualiikas! pendidkan umum minimal Si/D4 artinya calon guru. harus menempuh proses pendidikan di unversitas atau perguratan tinggi yang dberixan Kewenangan decuel Kurkulim,mesin perguruan tinggi, Pendidikan 2 0 rm = < © sasracademy otficiat DASAR KOMUNIKASI Uraian Materi 1. Konsep Dasar » 2) 3) Pengertian Ko atau communication (dalam bahasa Inggris) berasal dari perkataan Lati ama”, communico, communicatio, atau communicare yang berarti " seseorang kepal a ms Ye ae aoe Ta oe ee the message), ar er isi pesan yang dimaksud. Pikiran atau i ent), sedangkan bahasa fs suatu pesan ye paike leh komunikator dan diterima oleh komunikan. (Rakhmat, 1989) bagaimana dirangkum Mulyana (2001) dan Effendi (1989) Pee ee ee proses yang me an seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang- lambang verbal) unt bah perilaku orang lain (komunikan)."Everett M. eee ee “(Cara yang baik unt svn komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan a Sep ost = —— je ae a . ae ee eee ee dengan sesame akan memiliki kesadaran bahwa dirinya adalah manusia. Pandangan orang lain ter menjadi penting untuk pembentukan diri. Nasihat orang tua, ee ee Se Menyatakan eks Apabila ingin diri kita eksis di masyarakat atau di kelompok kita, kita harus ee ee ec .—— = Se © satracademy_oftcia Ex. kita sebagai upaya respons atas keinginan bayi melalui tangisannya. Dengan komunikasi, orang tua mengajarkan arti kasih sayang, makna cinta, rasa hormat, dan rasa bangga. Semakin dewasa, semakin banyak yang dipelajari dengan komunikasi antar sesamanya sehingga timbul rasa ketertarikan dengan lawan jenis, timbul sikap memilih, menyortir, dan akhirnya mengambil keputusan dengan siapa ia berteman hidup selamanya. Lalu dia menikah ‘sampai mendapai dan kepada anak-anaknya mereka mengajarkan apa yang pernah mereka terima melangsungkat Memupuk hubut Melalul komuni care memupuk Mengekspresike Seseorang dap in_verbal dan nonverbal Siswa yang sud n an berbagai cara, seper od engaruhi orang lain (to hange the attitude, the skan ada sejumlah unsur komunikasi berdasarkan definisi unsur yang dimaksud adalah sebagai berikut. Pengirim atau Ko berperan seba: ikator dan siswa berperan sebagai komunikan. Sebaliknya, ketika siswa bertanya atau menyampail ban pertanyaan kepada guru, siswa berperan sebagai komunikator dar srperan comunikan. Dilihat dari segi kompetensi komunikasi, keberhasilan inikasi di at a ditentukan oleh dua faktor, yaitu kemampuan komunikator gemas fang disampaikannya dan kemampuan komunikan dalam mengint ferimanya Penyandian ata roses yang dilakukan oleh komunikator untuk mengemas maksud atau dan hatinya menjadi simbol-simbol, suara, tulisan, gerak tubuh, japat dikirimkan kepada komunikan. Dalam proses pembelajaran 9 mengema: mater! pembel kanya kepada siswa ke dalam bentuk tulisan, ucapan, atau gerakan. Pesen stew Me Pesan atau rie lh mmaksud stu informs! yang akan dsorpakan oleh komunikator melalui simbol Japat pula dikatakan bahwa pesan adalah sesuatu atau makna yang terkandung dale |-simbol. Pesan dapat berbentuk verbal, yaitu ucapan dan tulisan atau berbentuk nonve yaitu berupa gerak tubuh atau ekspresi wajah. Dalam proses pembelajaran y ksud dengan pesan adalah materi pelajaran. Saluran dan Mec Saluran adalah tempat pesan dalam bentuk simbol-simbol dilewatkan dari komunikator ke komunikan. Bai saluran komunikasi di antaranya pancaindera berupa pendengaran, penglihatan, per rabaan, dan rasa. Oleh sebab itu, manusia dapat mengirimkan pesan secara tertulis melalui surat, papan tulis, buku, faximile, dan lain-lain. Pesan dalam bentuk suara dapat disampaikan secara langsung atau melalui pengeras suara, cassete recorder, CD player, radio dan lain-lain. Pesan dalam bentuk audio visual dapat disampaikan antara lain © satracademy_oftcia

Anda mungkin juga menyukai