Anda di halaman 1dari 17

Jurnal Ekonomi Modernisasi, 14(1) 2018, 40-56

Jurnal Ekonomi Modernisasi


http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/JEKO

Determinan Keunggulan Kompetitif dan Kinerja Industri Kreatif


Widiya Dewi Anjaningrum*, Agus Purnomo Sidi
Program Studi Manajemen, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Asia, Indonesia

Abstract
The purpose of this study is to determine the effect of market orientation, innovation and product
creativity on the performance of creative industries to achieve competitive advantage. This research is
a field research case study on creative-preneur industries incorporated in Malang Creative Fusion
(MCF). Sample was chosen by purposive sampling approach that are creative-preneur industries that
have willing to be respondents amounted to 133 respondents. The result of the research shows that
market orientation, innovation and product creativity have positive and significant influence to the
performance of creative industry. The managerial implications of the results of this study are that in
order to achieve competitive advantage. Creative-prenur industries should improve industry
performance by optimizing market orientation, inovation and product creativity, and should not just
focusing on what can be produced, but also looking at what the customer wants, competitors, how to
coordinate across the internal functions of the industry. Creative-prenur industries should also try to
find new, unique and original creative products, or at least develop existing products, strive for
products to have their own character, quality and high attractiveness.

Keywords: Market Orientation; Innovation; Product Creativity; Creative Industry Performance;


Competitive Advantage

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh orientasi pasar, inovasi dan kreatifitas produk
terhadap kinerja industri kreatif untuk mencapai keunggulan bersaing. Penelitian ini merupakan field
research pada para pelaku industri kreatif yang tergabung dalam Malang Creative Fusion (MCF).
Sampel dipilih pendekatan purposive sampling yaitu pelaku industri kreatif yang bersedia menjadi
responden sejumlah 133 responden. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa orientasi pasar,
inovasi dan kreatifitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja industri kreatif
untuk mencapai keunggulan bersaing. Implikasi manajerial hasil penelitian bahwa untuk mencapai
keunggulan bersaing para pelaku industri kreatif seharusnya meningkatkan kinerja industri dengan cara
mengoptimalkan orientasi pasar, inovasi dan kreatifitas produk. tidak hanya berfokus pada
kemampuan produksi, tetapi juga melihat kemauan pelanggan, kondisi pesaing, koordinasi lintas fungsi
internal industri. Pelaku industri kreatif seharusnya berusaha menemukan produk kreatif yang baru,
unik dan orisinil, atau minimal mengembangkan produk yang sudah ada, berupaya agar produk
memiliki karakter tersendiri, kualitas dan daya tarik yang tinggi.

Kata Kunci: Orientasi Pasar; Inovasi; Kreatifitas Produk; Kinerja Industri Kreatif; Keunggulan
Bersaing

Permalink/DOI : https://doi.org/10.21067/jem.v14i1.2379
Cara mengutip : Anjaningrum, W., & Sidi, A. (2018). Determinan Keunggulan Kompetitif dan
Kinerja Industri Kreatif. Jurnal Ekonomi Modernisasi, 14(1), 40-56. https://
doi.org/10.21067/jem.v14i1.2379
Sejarah Artikel : Artikel diterima : Januari 2018; direvisi Januari 2018; diterima Februari 2018

Alamat korespondensi*: ISSN 0216-373X (cetak)


Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Asia ISSN 2502-4578 (online)
Jl. Soekarno-Hatta Rembuksari No.1A Malang, Jawa Timur
E-mail: widiya.dewi.a@gmail.com
40
Anjaningrum & Sidi / Keunggulan Kompetitif pada Industri Kreatif

Pendahuluan (Nuryanti & Andreas, 2017). Khususnya


sektor ekonomi kreatif, di mana produk
Saat ini negara-negara anggota PBB yang dihasilkan rata-rata merupakan
termasuk Indonesia telah memasuki era Sus- produk-produk kreatif yang relatif mahal
tainable Development Goals (SDGs), yaitu era di dan lebih mengutamakan nilai estetika da-
mana pemerintah setiap negara harus me- ripada nilai manfaat. Sehingga merupakan
nyiapkan berbagai hal dalam rangka memas- hal yang penting bagi produk-produk kre-
tikan dilaksanakannya SDGs hingga tahun atif untuk memiliki kinerja industri yang
2030, khususnya di bidang ekonomi. Salah tinggi untuk mencapai keunggulan bersaing
satu langkah untuk mencapai keberhasilan sehingga produk mampu menembus pasar
ekonomi, pemerintah Indonesia melalui Ba- global.
dan Ekonomi Kreatif melakukan berbagai Keberhasilan produk industri kreatif
upaya untuk meningkatkan kinerja ekonomi
menembus pasar global dapat dicapai jika
kreatif. Fokus peningkatan kinerja dilakukan
setiap industri dapat dengan cepat bereaksi
pada sektor ini karena ekonomi kreatif telah
dengan kondisi pasar yang baru dan
menyumbang Rp 642 triliun atau 7,05% dari
mengetahui apa yang dibutuhkan pelang-
total Produk Domestik Bruto (PDB) Indo-
nesia dalam satu tahun terakhir. Kinerja gan. Industri kreatif secara berkesinambun-
ekonomi kreatif diharapkan dapat mening- gan harus mencari solusi kreatif serta
katkan kontribusi hingga 12% pada tahun melakukan peningkatan dan perbaikan
2019. Hal ini karena peran kinerja sektor secara terus menerus dalam menghasilkan
industri kratif dapat meningkatkan inovasi produk yang sesuai dengan keinginan
bidang perekonomian, (Müller et al., 2009). pelanggan. Kemampuan pelaku usaha da-
Salah satu cara meningkatkan kinerja lam menentukan kebutuhan dan keinginan
ekonomi kreatif adalah memperluas pasar pelanggan adalah orientasi pasar, (Agarwal
produk-produk kreatif Indonesia, baik ke et al., 2003; Mitchell et al., 2010). Orientasi
pasar domestik maupun penetrasi ke pasar pasar didasari bahwa kebutuhan dan
internasional (Febrianto, 2016). keinginan pelanggan selalu berubah setiap
Namun, industri kreatif tidak akan waktu, (Jaworsky & Kohly, 1993). Orienta-
mudah melakukan penetrasi pasar tanpa si pasar bagi pelaku usaha merupakan hal
adanya strategi generik yang benar-benar yang penting, karena tidak semua pelaku
dapat diterapkan dalam menghadapi para usaha ekonomi kreatif berorientasi pada
pesaing. Apalagi proses integrasi ekonomi pasar. Terdapat kecenderungan bahwa
melalui free trade area dan mobilitas modal, pelaku usaha industri kreatif lebih mement-
juga difusi pengetahuan dan informasi di ingkan kreatifitasnya daripada bagaimana
seluruh dunia saat ini, menjadikan derajat produknya dapat diterima oleh konsumen.
globalisasi yang cukup tinggi dan menyebab- Beberapa hasil penelitian terdahulu
kan persaingan bisnis semakin ketat (Yasar, menunjukkan bahwa peningkatan orientasi
2010). Adapun strategi yang dilakukan in- pasar dapat meningkatkan kinerja industri,
dustri kreatif dapat berupa harga yang kom- (Abzari et al., 2011; Avlonitis & Gounaris,
petitif, kebernilaian, differensiasi dan inovasi 1997; Diamantopoulos & Hart, 1993).
produk yang tinggi. Ini yang disebut sebagai Adanya orientasi pasar dapat membantu
keunggulan bersaing (Kotler, 2010). industri dalam membedakan secara efektif
Keunggulan bersaing dapat diperoleh seba- penawaran produk atau layanannya dalam
gian besar dari sumber daya dan modal. kaitannya dengan daya saing industri,
Peningkatan kinerja industri kreatif untuk (Mustafa et al., 2015). Namun demikian,
mendapatkan sumber daya dan modal yang memiliki orientasi pasar saja tidak cukup
lebih tinggi penting untuk mendukung jika tanpa diimbangi inovasi dan kreativitas
keunggulan bersaing yang lebih kuat sebagai kunci utama terbentuknya produk

41
Jurnal Ekonomi Modernisasi, 14(1) 2018, 40-56

kreatif yang dapat meningkatkan kinerja in- al. (2017) terhadap 221 industri di Afrika.
dustri. Adapun temuan yang diperoleh juga
Penelitian yang dilakukan oleh Kalay menunjukkan bahwa kreativitas ber-
& Lynn (2015) terhadap 132 manajer di 66 pengaruh terhadap kinerja industri.
perusahaan yang beroperasi di sektor man- Beberapa penelitian terdahulu yang
ufaktur di zona TRB2 Turki menunjukkan telah dilakukan terkait keunggulan bersaing
bahwa inovasi adalah kunci penting bagi membuktikan bahwa keunggulan bersaing
industri untuk dapat memperoleh posisi berpengaruh positif terhadap kinerja indus-
yang dominan dan kinerja industri yang tri (Aryana et al., 2017; Collymore et al.,
direpresentasikan dalam bentuk laba industri 2017; Davcik & Sharma, 2016; Ghasemi et
yang lebih tinggi. Penelitian yang dilakukan al., 2015; Majeed, 2011; Rose et al., 2010;
oleh Hana (2013) terhadap 109 perusahaan Yasar, 2010). Research Gap pada penelitian
di Republik Ceko menunjukkan bahwa se- tersebut terjadi pada kasus industri kreatif
tiap industri penting untuk melakukan ino- tertentu, di mana sebagian besar produk
vasi dalam rangka meningkatkan kinerja in- yang dihasilkan merupakan produk-produk
dustri sehingga industri mampu men- kreatif yang memiliki keunikan, estetika
galahkan persaingan dan memenangkan dan nilai jual yang tinggi, untuk bisa mem-
pelanggan baru. Hasil penelitian yang sama iliki keunggulan bersaing khususnya dalam
dilakukan oleh Lee & Rodríguez-Pose segi harga diperlukan adanya kinerja indus-
(2014) terhadap lebih dari 9.000 UKM di tri yang tinggi terlebih dahulu. Kinerja in-
Inggris menunjukkan bahwa inovasi dustri yang tinggi menjadikan industri
mempengaruhi kinerja industri untuk men- berkembang sehingga mampu
capai keunggulan kompetitif. memproduksi produk dalam skala yang
Sementara itu, hasil penelitian lebih besar dan dapat lebih melakukan
Weinzimmer et al. (2011) terhadap 122 in- efisiensi biaya produksi sehingga berdam-
dustri periklanan di Amerika Serikat menun- pak pada harga produk yang lebih murah
jukkan bahwa kreativitas mempengaruhi dan menjadi salah satu keunggulan ber-
kinerja industri, walaupun tidak signifikan. saing. Namun demikian, penelitian yang
Kreativitas yang didasarkan pada kemampu- dilakukan oleh Nuryanti & Andreas (2017)
an individu dalam menciptakan hal-hal baru, dan Jamshi & Ganesh (2017) membuk-
baik menciptakan strategi ataupun produk tikan hubungan antara keunggulan bersaing
industri. Sehingga, pada level industri, hub- dengan kinerja industri berlaku sebaliknya.
ungan empiris konklusif yang menunjukkan yaitu kinerja industri kreatif justru ber-
bahwa kreativitas berdampak signifikan pa- pengaruh terhadap keunggulan bersaing.
da kinerja industri belum ditemukan. Na- Adapun beberapa penelitian lain menya-
mun demikian, kreativitas tetap penting bagi takan bahwa kinerja industri dipengaruhi
industri secara umum untuk menemukan oleh variabel-variabel lain seperti orientasi
produk baru, mengalahkan pesaing dan pasar (Neneh, 2016), inovasi produk
meningkatkan kinerja industri. Penelitian (Sutapa et al., 2017) dan kreativitas produk
yang dilakukan oleh Rubera et al. (2010) ter- (Barrett et al., 2005).
hadap 283 konsumen di Milan, Italia Research gap juga terjadi pada hasil
menunjukkan bahwa untuk mengalahkan penelitian yang membahas tentang hub-
pesaing dengan kreativitas produk, industri ungan orientasi pasar, inovasi, kreativitas
harus mengembangkan kemampuan untuk produk dan kinerja industri. Beberapa
memilih segmentasi pasar sesuai dengan penelitian menunjukkan bahwa orientasi
tingkat kebaruan dan kesesuaian yang di- pasar berpengaruh terhadap kinerja industri
wujudkan dalam produk tersebut. Penelitian (Felgueira & Rodrigues, 2015; Neneh,
lain tentang hubungan kreativitas dengan 2016; Sutapa et al., 2017). Penelitian Suta-
kinerja industri telah dilakukan oleh Boso et pa et al. (2017) membuktikan bahwa orien-

42
Anjaningrum & Sidi / Keunggulan Kompetitif pada Industri Kreatif

tasi pasar berpengaruh terhadap inovasi Berdasarkan latar belakang maka


produk. Di sisi lain, banyak penelitian penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
mengungkap bahwa inovasi produk juga 1). Pengaruh orientasi pasar, inovasi, dan
berpengaruh terhadap kinerja industri kreativitas produk terhadap kinerja industri
(Atalay et al., 2013; Indriastuti et al., 2017; kreatif, 2). Pengaruh kinerja industri kreatif
Kalay & Lynn, 2015; Nybakk & Jenssen, terhadap keunggulan kompetitif.
2012; Terziovski, 2010; Ting et al., 2012).
Namun belum ada penelitian yang membuk- Pengembangan Hipotesis
tikan apakah inovasi produk memediasi Orientasi Pasar dan Kinerja Industri
pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja Kreatif
industri. Sehingga dalam penelitian ini men- Orientasi pasar merupakan suatu
jadikan orientasi pasar dan innovasi produk konsep multidimensional yang terdiri dari
sebagai variabel independent yang akan diuji
orientasi pelanggan, orientasi pesaing, dan
pengaruhnya terhadap kinerja industri kre-
koordinasi lintas-fungsi, (Lamb et al., 2001;
atif.
Terkait kreativitas produk, beberapa Narver & Slater, 1990). Orientasi pasar
peneliti menemukan pengaruh positif dan didasarkan pada pertimbangan tertentu
tidak signifikan antara kreativitas dengan yang mengklasifikasikan bahwa konsep
inovasi produk (Lee & Rodríguez-Pose, bukanlah tanggung jawab atas perhatian
2014; Sutapa et al., 2017). Saat ini masih fungsi pemasaran namun suatu proses di
sedikit peneliti yang mengungkap hubungan mana semua departemen berpartisipasi da-
langsung kreativitas dengan kinerja industri lam pengumpulan, penyebaraluasan dan
seperti penelitian yang dilaukan oleh penindaklanjutan intelijensi pasar
Weinzimmer et al. (2011). Padahal dalam (Tjiptono, 2008). Beberapa penelitian ter-
kasus ekonomi kreatif, berbasis kreativitas, dahulu membuktikan bahwa orientasi pasar
seharusnya kreativitas menjadi kunci utama berpengaruh positif terhadap kinerja indus-
eksistensi industri kreatif. Oleh karena itu, tri, (Bakti & Harun, 2011; Dismawan,
dalam penelitian ini juga akan diuji seberapa 2013; Kalay & Lynn, 2015; Neneh, 2016;
besar pengaruh kreativitas produk terhadap Widarti, 2011). Hal ini menunjukkan bah-
kinerja industri. wa semakin tinggi orientasi pasar maka
Perbedaan penelitian dengan kinerja indutri akan semakin meningkat.
penelitian terdahulu adalah obyek penelitian Selain itu, orientasi pasar juga berpengaruh
bukan manajer industri tertentu yang ada terhadap kinerja pada tingkat individu,
dalam satu sektor saja, melainkan pelaku (Felgueira & Rodrigues, 2015). Penelitian
atau direktur atau owner industri-industri lain yang dilakukan oleh Sutapa et al.
kreatif yang tergabung dalam jejaring Ma- (2017) terhadap owner industri kreatif sektor
lang Creative Fusion (MCF) dari 16 sub- fashion di Jawa Tengah Indonesia menun-
sektor ekonomi kreatif yang ada di Indone- jukkan bahwa secara signifikan, orientasi
sia yang dipilih secara pusposive sampling.
pasar mempengaruhi kinerja perusahaan.
MCF adalah suatu pergerakan dan jejaring
Hasil yang sama dalam penelitian yang dil-
bisnis berbasis komunitas kreatif di kota
Malang yang pendiriannya diresmikan lang- akukan Suparman & Ruswanti (2017) ter-
sung oleh Walikota Malang pada tahun hadap 170 pengusaha industri rotan di
2016. Forum ini mengedepankan sinergitas Cirebon, Jawa Barat, yang menyatakan bah-
antara komunitas kreatif, pemerintah, pen- wa orientasi pasar berpengaruh terhadap
gusaha industri kreatif, akademisi dan media kinerja perusahaan, khususnya kinerja
dalam bentuk kolaborasi penta-helix untuk pemasaran. Berdasarkan latar belakang ter-
mencapai ekosistem ekonomi kreatif yang sebut maka hipotesis pada penelitian ini
seimbang, stabil dan kondusif. adalah:

43
Jurnal Ekonomi Modernisasi, 14(1) 2018, 40-56

H1: Orientasi pasar berpengaruh positif dan fokus pada industri garment dengan hasil
signifikan terhadap kinerja industri kre- yang menunjukkan bahwa inovasi produk
atif. berpengaruh signifikan terhadap kinerja
industri yang direpresentasikan oleh kinerja
Inovasi dan Kinerja Industri pemasaran. Suparman & Ruswanti (2017)
Inovasi adalah kesuksesan ekplorasi melakukan penelitian terhadap 170 pengu-
atas ide-ide yang baru, (Branson, 1998), yang saha industri rotan di Cirebon
berdampak pada pemikiran dan mengem- mengungkapkan bahwa inovasi produk
bangkan ide yang aplikatif, (Dewangan & berpengaruh positif terhadap kinerja indus-
Godse, 2014). Inovasi produk merupakan tri kreatif. Calabrese et al. (2013)
suatu mekanisme industri untuk beradaptasi melakukan penelitian tentang inovasi pada
dengan lingkungan yang selalu dinamis, pada sektor kedirgantaraan dan bioteknolo-
(Tjiptono, 2008). Oleh karena itu industri gi dengan ciri khas inovasi yang kuat dapat
dituntut untuk mampu menciptakan gagasan membuktikan bahwa inovasi berdampak
-gagasan baru, pemikiran-pemikiran baru, pada kinerja industri. Berdasarkan latar
dengan menawarkan produk yang inovatif belakang tersebut maka hipotesis pada
yang dapat menjadikan pelanggan puas ter- penelitian ini adalah:
hadap apa yang telah dikonsumsinya. Ino- H2: Inovasi Produk berpengaruh positif
vasi produk merupakan salah satu dampak dan signifikan terhadap kinerja indus-
dari perubahan teknologi yang relatif cepat tri kreatif
yang mampu menghasilkan variasi produk
yang tinggi, di mana inovasi produk tersebut Kreativitas Produk dan Kinerja Industri
akan menentukan keunggulan bersaing in- Kreatif
dustri. Inovasi secara berkesinambungan Kreatifitas produk terkait dengan
penting bagi setiap industri untuk kebaruan dan kelayakan atribut produk,
mendapatkan produk yang unik dan unggul. (Horn & Salvendy, 2006). Kreatifitas
Beberapa penelitian terdahulu menun- produk merupakan inisiatif terhadap
jukkan bahwa inovasi berpengaruh positif produk atau proses yang bermanfaat, tepat,
dan signifikan terhadap kinerja industri, dan bernilai terhadap suatu tugas heuristik
(Dismawan, 2013; Kusumawati, 2010; yang menuntut pembelajaran, pemahaman
Puspitasari, 2015; Tewal, 2010), dan meru- dan penemuan suatu hal baru, (Hadiyati,
pakan kunci penting bagi industri untuk 2011). Kreativitas sangat dibutuhkan oleh
memperoleh laba yang lebih tinggi, (Kalay & para pelaku industri kreatif, karena kreativi-
Lynn, 2015). Terutama dalam high-tech indus- tas dapat menghasilkan ide-ide yang
try, kunci keberhasilan organisasi dalam orisinal dan unik, (Sutapa et al., 2017).
mencapai keunggulan bersaing adalah ino- Hasil penelitian Lee & Rodríguez-Pose
vasi dan kinerja industri yang tinggi, (Ting et (2014) di Inggris, menunjukkan bahwa kre-
al., 2012). Menurut Kanagal (2015) inovasi ativitas muncul sebagai pendorong inovasi
dianggap sebagai senjata utama dalam me- yang sesuai dengan kemauan pelanggan.
menangkan pelanggan dan pasar untuk Sedangkan Widodo (2014) yang
mencapai laba yang optimal, karena inovasi melakukan penelitian tentang UKM sentra
bertujuan untuk meningkatkan penyampaian industri kaos sablon di Bandung
makna dan nilai superior suatu produk, baik mengungkapkan bahwa kreatifitas produk
produk yang baru atau produk yang berbeda berpengaruh secara positif dan signifikan
dan berharga kepada pelanggan. Beberapa terhadap kinerja industri. Berdasarkan latar
penelitian terdahulu telah fokus pada indus- belakang tersebut maka hipotesis pada
tri kreatif tertentu, seperti penelitian yang penelitian ini adalah:
dilakukan oleh Indriastuti et al. (2017) yang H3: Kreatifitas berpengaruh positif dan sig-
meneliti pada usaha kecil menengah yang nifikan terhadap kinerja industri kreatif

44
Anjaningrum & Sidi / Keunggulan Kompetitif pada Industri Kreatif

Kinerja Industri dan Keunggulan Kom- Sulit digantikan, artinya produk tersebut
petitif tidak memiliki pengganti yang sama,
Kinerja industri menurut Dibrell et al., (Supranoto, 2009).
(2008) merupakan orientasi suatu industri Widodo (2014) membuktikan bahwa
pada tujuan dan keungan serta kemampuan kinerja industri yang diekspresikan oleh
industri tersebut dalam menguasai pasar. kinerja pemasaran berpengaruh positif pa-
Adapun indikator kinerja industri, menurut da keunggulan bersaing yang berkelanjutan.
Purwaningsih & Kusuma (2015) meliputi Menurut Hana (2013) bahwa untuk
pertumbuhan tenaga kerja, pertumbuhan menghadapi lingkungan bisnis yang kom-
penjualan, pertumbuhan modal, dan per- petitif, maka perusahaan harus memiliki
tumbuhan pasar, pertumbuhan laba. kinerja yang tinggi, baik kinerja individu
Raldianingrat & Wuryanti (2014) menyatkan maupun industri, (Kanagal, 2015; Sutapa et
bahwa kinerja industri dapat diukur melalui al., 2017). Berdasarkan penjelasan tersebut
pertumbuhan penjualan dan pertumbuhan hipotesis penelitian adalah:
pangsa pasar. Penawaran pasar yang H4: Kinerja industri kreatif berpengaruh
menghantarkan nilai lebih dari pada pesaing positif dan signifikan terhadap
yang berusaha memenangkan pasar yang keunggulan bersaing
sama di mana industri harus mengem-
bangkan hubungan yang kuat dengan
pelanggan disebut sebagai keunggulan ber- Metode
saing, (Kotler, 2010). Keunggulan bersaing Objek penelitian adalah pelaku
diukur melalui beberapa indikator yaitu tidak industri kreatif yang tergabung dalam
mudah ditiru, unik, jarang dijumpai, tidak Malang Creative Fusion (MCF). Sampel
mudah diganti, dan harga yang kompetitif. dipilih secara non probability sampling dengan
Keunikan produk industri memadukan sel- pendekatan purposive sampling yaitu pelaku
era pelanggan dengan nilai seni. Harga yang industri kreatif yang bersedia menjadi
kompetitif merupakan kemampuan suatu responden junlah sampel adalah penelitian
industri untuk menyesuaikan harga berjumlah 133 responden. Jumlah populasi
produknya dengan harga pasar. Keberadaan pada penelitian ini tidak diketahui, sehingga
produk langka dalam persaingan yang saat penentuan jumlah sample adalah 5 – 10 kali
ini dilakukan sehingga tidak mudah jumlah indikator, (Hair et al., 2014). Jumlah
dijumpai. Produk juga sulit ditiru atau jika sampel sebanyak 7 x n = 7 x 19 = 133
dapat ditiru maka tiruan tidak sempurna.

Orientasi
H1
Pasar

H2 H4
Inovasi Industri Keunggulan
Produk Kreatif Bersaing
H3

Kreativitas
Produk

Gambar 1: Model Penelitian

45
Jurnal Ekonomi Modernisasi, 14(1) 2018, 40-56

responden, dengan n adalah jumlah Berdasarkan hasil olah dan analisis data
indikator seluruh variabel yang diketahui bahwa nilai Sig. Kolmogorov-
dipertimbangkan dalam penelitian. Smirnov variabel Orientasi Pasar sebesar
Pengumpulan data dilakukan dengan 0,077 > 0,05, variabel Inovasi Produk
metode survei kuisioner untuk memperoleh sebesar 0,200 > 0,05, variabel Kreatifitas
data primer kuantitatif dengan skala likert 7 Produk sebesar 0,056 > 0,05, variabel
point dari sangat tidak setuju sampai sangat Kinerja Industri Kreatif sebesar 0,057 >
setuju. Adapun variabel orientasi pasar 0,05 dan variabel Keunggulan Bersaing
diukur dengan indikator: (1) orientasi sebesar 0,071 > 0,05. Hal ini menunjukkan
pelanggan, (2) orientasi pesaing, dan (3) bahwa data setiap variabel berdistribusi
koordinasi lintas-fungsi (Fatah, 2013). Normal. Sedangkan jika ditinjau dari nilai
Sedangkan variabel inovasi produk diukur Tolerance dan VIF, diketahui bahwa nilai
dengan indikator: (1) tingkat penemuan Tolerance variabel orientasi pasar sebesar
produk, (2) tingkat pengembangan produk, 0,243 > 0,1 dengan nilai VIF sebesar 4,116
(3) tingkat duplikasi produk, dan (4) sintesis < 10; nilai Tolerance variabel inovasi
produk sebesar 0,202 > 0,1 dengan nilai
produk, (Kuratko & Hodgetts, 2004).
VIF sebesar 4,954 < 10 dan nilai Tolerance
Variabel kreativitas produk diukur dengan
variabel kreatifitas produk sebesar 0,288 >
indikator: (1) tingkat keaslian dan kebaruan
0,1 dengan nilai VIF sebesar 3,477 < 10.
produk, (2) tingkat transformasi produk
Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada
(perubahan/karakter dan keunikan produk), gejala multikolinearitas antar variabel
(3) tingkat kelayakan produk yang orientasi pasar, inovasi produk dan
menyangkut aspek kualitas dan ide (daya kreatifitas produk dalam penelitian ini.
tarik) produk, (Dismawan, 2013). Adapun Adapun uji heteroskedastisitas pada
variabel kinerja industri kreatif diukur penelitian ini menggunakan uji Glejser,
dengan indikator: (1) tingkat pertumbuhan sehingga pada penelitian ini dilakukan
penjualan, (2) tingkat pertumbuhan modal, regresi variabel-variabel independen
(3) tingkat pertumbuhan tenaga kerja, (4) terhadap nilai absolut dari residual regresi
pertumbuhan pasar, dan (5) tingkat utama. Adapun hasilnya, diketahui bahwa
pertumbuhan laba (Purwaningsih & nilai Sig. variabel orientasi pasar sebesar
Kusuma, 2015). Sedangkan variabel 0,245 > 0,05; Sig. variabel Inovasi Produk
keunggulan bersaing diukur dengan sebesar 0,326 > 0,05; Sig. variabel
indikator: (1) tingkat harga, (2) tingkat Kreatifitas Produk sebesar 0,401 > 0,05
kebernilaian (manfaat) produk, (3) tingkat dan Sig. variabel Kinerja Industri Kreatif
differensiasi (berbeda dengan yang lain), dan sebesar 0,682 > 0,05. Hal ini menunjukkan
(4) tingkat inovasi produk (tidak mudah bahwa data penelitian ini tidak terjadi
digantikan) (Kotler, 2010). Heteroskedastisitas.
Berdasarkan analisis tersebut maka
diketahui bahwa data penelitian
Hasil berdistribusi normal, tidak ada gejala
Sebanyak 133 data hasil dari survei multikolinearitas dan tidak terjadi
kuisioner dalam penelitian ini telah heteroskedastisitas maka data telah bersifat
memenuhi uji validitas dan reliabilitas BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) dan
dengan dihasilkannya nilai korelasi pearson memenuhi aturan OLS (Ordinary Least
(R-hitung) yang lebih tinggi dari R-tabel dan Square). Sehingga, bisa dianalisis lebih
nilai Cronbach’s Alpha yang lebih besar dari lanjut, yaitu analisis regresi linier berganda
0,6 di setiap variabel penelitian. Uji asumsi variabel orientasi pasar, inovasi produk dan
klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji kreatifitas produk terhadap variabel kinerja
multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas. industri kreatif (Model 1) dan analisis

46
Anjaningrum & Sidi / Keunggulan Kompetitif pada Industri Kreatif

Tabel. 1. Hasil Regresi dan Pengujian Hipotesis


Koefisien Nilai t Sig.t R- Keterangan
Variabel
Regresi Square
Konstanta (α) 2,518 3,364 0,001 Model I
Orientasi Pasar → Kinerja Industri 0,183 2,531 0,013 Diterima
0,703
Inovasi Produk → Kinerja Industri 0,275 3,932 0,000 Diterima
Kreatifitas Produk → Kinerja Industri 0,224 2,469 0,015 Diterima
Konstanta (α) 4,297 5,313 0,000 Model II
0,724
Kinerja Industri → Keunggulan Bersaing 1,055 18,527 0,000 Diterima
Sumber : Data primer diolah, 2018

regresi linier sederhana variabel kinerja artinya,semakin tinggi kinerja industri maka
industri kreatif terhadap variabel keunggulan semakin tinggi pula keunggulan bersaing.
bersaing (Model 2).
Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa Pengujian Hipotesis
nilai R-Square pada Model 1 sebesar 0,703. Pada tabel 1 diketahui bahwa nilai t-
Artinya, 70,3% Kinerja Industri Kreatif hitung variabel orientasi pasar terhadap
dijelaskan oleh Orientasi Pasar, Inovasi dan kinerja industri mempunyai nilai sebesar
Kreatifitas Produk. Sedangkan sisanya 2,531 yang lebih besar dari t-tabel sebesar
sebesar 29,7% dijelaskan oleh variabel- 1,97852, hal ini berarti orientasi pasar
variabel independent lainnya yang tidak berpengaruh positif dan signifikan
dijelaskan dalam penelitian ini. Adapun nilai terhadap kinerja industri kreatif sehingga
R-Square pada Model 2 sebesar 0,724. dapat dijelaskan bahwa hipotesis 1
Artinya, 72,4% keunggulan bersaing diterima. Nilai t-hitung variabel inovasi
dijelaskan oleh Kinerja Industri Kreatif. produk terhadap kinerja industri kreatif
Sedangkan sisanya, sebesar 27,6% dijelaskan mempunyai sebesar 3,932 yang lebih besar
oleh variabel-variabel independent lainnya dari t-tabel sebesar 1,97852, hal ini berarti
yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini. variabel inovasi produk berpengaruh
Berdasarkan Model 1 regresi tersebut positif dan signifikan terhadap kinerja
diketahui bahwa konstanta regresi bernilai industri kreatif sehingga dapat dijelaskan
positif yang berarti tanpa adanya orientasi bahwa hipotesis 2 diterima. Nilai t hitung
pasar, inovasi produk dan kreatifitas produk, variabel kreatifitas produk terhadap kinerja
kinerja industri kreatif mempunyai nilai industri kreatif mempunyai sebesar 2,469
positif. Nilai positif karena adanya pengaruh yang lebih besar dari t-tabel sebesar
variabel-variabel independen lainnya yang 1,97852, hal ini berarti variabel kreatifitas
tidak dipertimbangkan dalam penelitian ini. produk berpengaruh positif dan signifikan
Selain itu, nilai koefisien regresi masing- terhadap kinerja industri kreatif sehingga
masing variabel independen mempunyai dapat dijelaskan bahwa hipotesis 3
nilai positif, artinya bahwa semakin tinggi diterima. Adapun nilai t hitung variabel
orientasi pasar, inovasi dan kreatifitas kinerja industri kreatif terhadap keunggulan
produk, maka semakin tinggi pula kinerja bersaing sebesar 18,527 yang lebih besar
industri kreatif.. Berdasarkan Model 2 dari t-tabel sebesar 1,97852, hal ini berarti
regresi, diketahui bahwa konstanta bernilai variabel kinerja industri kreatif
positif tanpa adanya kinerja industri kreatif, berpengaruh positif dan signifikan
maka industri kreatif memiliki keunggulan terhadap keunggulan bersaing sehingga
bersaing. Sedangkan koefisien variabel dapat dijelaskan bahwa hipotesis 4
kinerja industri kreatif bernilai positif, diterima.

47
Jurnal Ekonomi Modernisasi, 14(1) 2018, 40-56

Pembahasan fokus pada pemahaman pola pasar dan


penyebaran informasi di seluruh
Orientasi Pasar dan Kinerja Industri departemen atau lintas-fungsi dalam
Kreatif industri. Orientasi pasar juga dapat
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mengurangi ketidakpastian preferensi
orientasi pasar berpengaruh positif dan pelanggan, membantu dalam mencapai
signifikan terhadap kinerja industri kreatif, kesuksesan industri untuk jangka panjang,
(Bakti & Harun, 2011; Dismawan, 2013; memahami perilaku pelanggan, dan risiko
Puspitasari, 2015; Widarti, 2011). Beberapa dari differensiasi produk, (Neneh, 2016;
hal yang harus dipertimbangkan dalam Sutapa et al., 2017).
orientasi pasar, yaitu hasil penelitian yang Oleh karena itu merupakan hal
dilakukan oleh Suparman & Ruswanti, penting bagi pelaku industri kreatif untuk
(2017), bahwa terdapat beberapa hal yang menentukan orientasi pasar dengan
harus dipertimbangkan dalam orientasi mendesain pemasaran yang tepat yang
pasar, yaitu: (1) tidak selalu berpikir bahwa berorientasi pada pelanggan, atau pesaing,
target pasar adalah produk yang sudah ada, atau koordinasi lintas-fungsi, (Fatah, 2013;
melainkan berpikir kepada siapa produk Lamb et al., 2001; Narver & Slater, 1990).
tersebut ditujukan, (2) melakukan perbaikan Jika industri berorientasi pada pelanggan,
terhadap konsep produk untuk memenuhi maka fokus dari penciptaan produk
spesifikasi yang diinginkan pelanggan industri adalah untuk memuaskan
berdasarkan hasil survei, (3) mengubah sikap konsumen melalui peningkatan value-added
top-management dan budaya industri di bagi pelanggan, misalnya dengan
mana keadaan pasar dan produk menjadi menyediakan berbagai pilihan variasi
tolok ukur, dan (4) benchmarking secara terus- produk dan harga berdasarkan kemampuan
menerus, (Suparman & Ruswanti, 2017). pelanggan. Sedangkan jika industri
Strategi orientasi pasar pada industri berorientasi pada pesaing, maka industri
yang sedang berkembang dapat harus dapat mencari berbagai informasi
menggunakan pemasaran internal (Abzari et tentang produk maupun strategi pesaing
al., 2011). Pemasaran internal dapat dengan cepat untuk dijadikan dasar utama
meningkatkan daya saing organisasi melalui dalam pengambilan keputusan manajemen,
pengaruh dan penciptaan motivasi serta sehingga desain produk dan strategi yang
meningkatkan kompetensi yang akan digunakan mampu menghadapi pesaing.
menghasilkan kepuasan pelanggan sehingga Sementara jika industri berorientasi pada
dapat meningkatkan kinerja industri. koordinasi lintas fungsi, maka koordinasi
Orientasi pasar akan meningkatkan kinerja internal dalam industri harus selalu
individu yang akhirnya mengarah pada dilakukan untuk membangun tim yang
kinerja industri, (Felgueira & Rodrigues, solid, saling memberikan informasi lintas
2015). fungsi, memberikan fasilitas untuk
Orientasi pasar adalah antesenden koordinasi dan merumuskan strategi untuk
penting untuk differensiasi dan inovasi melakukan inovasi bersama untuk dapat
produk yang mengarah pada kinerja industri mencapai keberhasilan kinerja industri. Di
yang unggul, (Mustafa et al., 2015). Orientasi antara ketiga dimensi orientasi pasar
pasar juga memungkinkan perusahaan untuk tersebut, orientasi pelanggan merupakan
menganalisis lingkungan eksternal untuk pilihan terbaik bagi industri untuk
memahami preferensi pelanggan, strategi mencapai kinerja optimal, (Zhou et al.,
pesaing maupun perubahan pasar secara 2009)
keseluruhan. Sehingga industri dapat secara Orientasi pada pelanggan dapat
efektif membedakan desain dan posisi dilakukan dengan cara melakukan riset
produk dengan pesaing. Orientasi pasar pasar terlebih dahulu, kemudian pelaku

48
Anjaningrum & Sidi / Keunggulan Kompetitif pada Industri Kreatif

industri kreatif memproduksi barang sesuai Inovasi Produk dan Kinerja Industri
kebutuhan pelanggan. Produk yang sesuai Kreatif
dengan kemauan pelanggan akan diterima Hasil penelitian menunjukkan bahwa
oleh pasar sehingga kinerja pemasaran inovasi produk berpengaruh positif dan
dipastikan akan meningkat, yang berarti signifikan terhadap kinerja industri kreatif,
kinerja industri meningkat. Namun pada (Dismawan, 2013; Puspitasari, 2015;
kenyataanya, tidak semua industri kreatif Suendro, 2010; Tewal, 2010; Widarti, 2011;
yang tergabung dalam Malang Creative Widodo, 2014). Hasil penelitian yang
Fusion (MCF) berorientasi pada pelanggan, dilakukan oleh Kalay & Lynn (2015)
khususnya industri yang masih start-up. mengungkap bahwa industri yang memiliki
Industri kreatif memang berbasis talenta dan lingkungan organisasi yang mendorong
skill individu, sehingga, konsep pemasaran pengambilan risiko, penghargaan
yang dipilih lebih pada pembuatan produk kesuksesan dan memberikan kebebasan
sesuai dengan keahlian setiap pelaku usaha untuk bereksperimen lebih berhasil. Hal ini
dan karyawan. Konsep seperti ini memang menunjukkan bahwa budaya inovasi,
akan menghasilkan produk yang berkualitas termasuk sistem pengakuan dan
karena benar-benar sesuai dengan talenta penghargaan dapat mendorong ide-ide
pelaku industri, namun biasanya akan baru, melanggar aturan, dan perilaku
terkendala di pemasaran dan penjualan inovatif oleh anggota organisasi. Oleh
karena belum mengetahui spesifikasi produk karena itu, untuk mencapai inovasi produk
yang diinginkan oleh pelanggan. Sebagai diperlukan budaya inovasi karena industri
contoh adalah Indie-Scarves yang sekarang kreatif berbasis pada talenta individu,
berubah nama menjadi Zyan-Voile. Produk sehingga pelaku industri atau manajer
ini adalah usaha kreatif hijab scarf printing seharusnya dapat mengadopsi struktur
yang mengangkat tema historical heritage organisasi yang fleksibel dan organik.
tourims, dengan desain unik yang dicetak Sedemikian hingga, untuk meningkatkan
dengan media kain voal, maxmara dan silk kinerja industri maka setiap pelaku industri
armani, menjadikan harga hijab ini relatif dituntut untuk selalu melakukan perubahan
mahal, antara dua ratus hingga empat ratus cepat dalam hal strategi inovasi, (Ting et al.,
ribu rupiah. Owner usaha ini sangat antusias 2012). Hal ini karena semakin tinggi
dalam mendesain, tetapi belum menentukan kemampuan inovasi industri, maka
orientasi pasar, juga belum diimbangi semakin tinggi pula kinerja industri, (Sutapa
dengan strategi pemasaran yang tepat, et al., 2017).
sehingga, walaupun produk memiliki Pengembangan inovasi dalam
kualitas yang tinggi, maka sulit terjual laris di memperkenalkan produk baru kepada
pasar. konsumen dan menciptakan produk
Selain itu, jika usaha atau industri dengan menggunakan teknologi baru akan
kreatif hanya berorientasi pada pelanggan memberikan value-added bagi pelanggan.
saja, dan lengah pada pesaing dapat Menurut Suparman & Ruswanti (2017)
membahayakan eksistensi industri karena inovasi dapat dilakukan kapan saja, tidak
sebagian dari potensi akan direnggut oleh harus saat binis mulai menurun. Inovasi
pesaing. Lengah terhadap koordinasi lintas seharusnya dilakukan secara bertahap,
fungsi atau departemen juga menyebabkan tanpa melupakan kekhasan dari bisnis yang
proses produksi hingga penjualan tidak sudah dijalankan. Hal utama yang harus
efektif dan efisien. Oleh karena itu, seorang dilakukan adalah melakukan survei dan
pelaku industri kreatif yang dijalankan mencatat semua keluhan dan opini
mengandalkan talenta individu, walaupun pelanggan. Dengan demikian, inovasi yang
berfokus pada salah satu orientasi, tetap terbentuk sudah sesuai dengan keadaan
harus memperhatikan orientasi yang lain. pasar dan keinginan pelanggan. Selain itu,

49
Jurnal Ekonomi Modernisasi, 14(1) 2018, 40-56

inovasi produk juga dapat dilakukan melalui Mengangkat tema tersebut adalah selain
pengembangan proses desain ulang produk memberikan corak baru yang unik dan
lama, penetapan produk benchmarking dan indah pada hijab, juga sekaligus
akhirnya mengembangkan berbagai produk mengenalkan kepada masyarakat tentang
Inovasi tidak terlepas dari perkembangan historical heritage di Indonesia, khususnya
teknologi. Jika industri kreatif mampu di kota Malang. Pengenalan historical
memanfaatkan dampak dari perubahan heritage tersebut sekaligus sebagai upaya
teknologi yang cepat untuk menciptakan meningkatkan daya tarik pariwisata. Jika
produk inovatif dengan variasi yang tinggi pariwisata meningkat, maka ekonomi
tentu penjualan dan laba industri akan kreatif juga akan meningkat. Contoh
meningkat signifikan, yang berarti kinerja inovasi lain dari subsektor kriya yang
industri meningkat secara signifikan. Produk mampu menembus pasar internasional
yang inovatif akan lebih mudah adalah seni payung kertas karya Mbah
mendapatkan apresiasi dari masyarakat Rasimun. Payung kertas tersebut telah
karena daya tarik atau value proposition yang dikombinasi dengan lukisan para pelukis
berbeda dibanding produk-produk pada ternama Kota Malang dan hasilnya diminati
umumnya. Jadi, jika para pelaku industri oleh konsumen hingga dipesan oleh
kreatif di Kota Malang berkeinginan kinerja wisatawan dari Asia dan Eropa dan bahkan
industrinya meningkat secara signifikan, Mbah Rasimun diundang ke Thailand.
salah satu caranya adalah dengan melakukan Selain itu, Mbah Rasimun juga
inovasi secara optimal. Para pelaku industri berkolaborasi dengan lukisan topeng
kreatif harus mampu mendayagunakan Malang untuk semakin meningkatkan
seluruh kemampuan dan keahlian untuk inovasi dari seni payung kertas (Choirul,
menghasilkan karya baru yang memenuhi 2017).
kebutuhan pelanggan. Menurut Kanagal (2015) inovasi
Hal-hal yang harus dilakukan untuk mengarah pada proses perubahan dalam
dapat menciptakan produk yang inovatif organisasi dan penawaran pasarnya, dan
antara lain: berusaha menggunakan seluruh merupakan senjata utama dalam strategi
kemampuan untuk menemukan produk pemasaran untuk memenangkan pelanggan
baru yang orisinil tetapi dalam konteks dan pasar. Inovasi menggunakan aset dan
sesuai dengan kemauan pelanggan. Jika tidak kompetensi organisasi bersama untuk
mampu menemukan produk baru yang menciptakan pasar baru atau memberikan
orisinil, minimal mampu mengembangkan penawaran yang berbeda ketika berhasil di
produk yang telah dibuat sebelumnya atau pasar akan menghasilkan nilai besar bagi
produk yang telah ada di pasaran. Sebagai perusahaan.
contoh, dari subsektor kuliner, selama ini
kue sus kering yang dikenal di masyarakat Kreatifitas Produk dan Kinerja Industri
adalah rasa coklat, kemudian salah satu dari Kreatif
pelaku industri kreatif di Kota Malang yang Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tergabung dalam MCF , dengan merek kreativitas produk berpengaruh positif dan
produk “Oeshin”, menemukan inovasi baru signifikan terhadap kinerja industri kreatif.
berupa sus kering sayuran yang sehat dan Temuan ini juga similar dengan temuan,
anti gendut, yaitu sus kering bayam dan (Widodo, 2014), tetapi terdapat kontradiksi
wortel. Kemudian dari subsektor fashion, dengan temuan Weinzimmer et al., (2011)
Indie-Scarves, yang sekarang berubah nama yang menyatakan bahwa pengaruh
menjadi Zyan-Voile, juga telah menemukan kreativitas produk terhadap kinerja industri
inovasi baru dari segi desain, di mana hijab tidak signifikan. Ini dapat terjadi karena
printing yang diproduksinya memiliki desain obyek dan lokasi penelitian yang berbeda.
khusus berbasis historical heritage tourism. Penelitian ini dan penelitian (Widodo,

50
Anjaningrum & Sidi / Keunggulan Kompetitif pada Industri Kreatif

2014) dilakukan di Indonesia, negara kayu dan kacamata dari kayu yang ramah
berkembang, sedangkan penelitian lingkungan tetapi memiliki value added
Weinzimmer et al., (2011) dilakukan di yang cukup tinggi. Kreatifitas lain di sub-
Amerika yang merupakan negara maju sektor perfilman, telah dilakukan oleh
dengan karakteristik, budaya dan kreativitas Vicky Arief, koordinator MCF, telah
individu pelaku industri kreatif berbeda. berhasil meluncurkan karya film yang
Namun, jika perbedaan kemajuan negara berjudul “Darah Biru Arema, Satu Jiwa
sebagai faktor utama yang menjadikan hasil untuk Indonesia” yang bergenre drama
penelitian berbeda, maka tidak mungkin komedi yang menceritakan kehidupan
hasil penelitian Barrett et al., (2005) yang Aremania.
juga dilakukan di Amerika justru
mendukung penelitian ini. Sehingga perlu Kinerja Industri Kreatif dan
ditelaah lagi secara lebih spesifik, faktor apa Keunggulan Bersaing
yang menyebabkan perbedaan hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penelitian. Penelitian yang telah dilakukan kinerja industri kreatif berpengaruh positif
Lee & Rodríguez-pose, (2014) dapat dan signifikan terhadap keunggulan
dijadikan dasar alasan yang tepat, karena bersaing. (Kusumawati, 2010; Suendro,
menemukan perbedaan tingkat kreativitas 2010; Widodo, 2014). Kinerja industri
antara industri-industri kreatif yang berada kreatif yang tinggi dapat menjadikan
di kota kecil dengan industri-industri kreatif industri mampu berkompetisi lebih efektif
yang ada di kota besar. Industri-industri dalam market place. Sebagaimana dijelaskan
kreatif yang berada di kota kecil justru lebih oleh Kotler (2010) bahwa industri yang
kreatif dibandingkan industri-industri yang mampu berkompetisi, memiliki keunggulan
berada di kota besar. Kota Malang bersaing di mana penawaran pasar
merupakan kota kecil di Indonesia dapat menghantarkan nilai lebih dari pada
menjadi alasan bahwa tingkat kreatifitas di pesaing. Industri juga harus mampu
Kota Malang cukup tinggi, sehingga menjadi mengembangkan hubungan yang kuat
indikasi terhadap hasil pada penelitian, yaitu dengan pelanggan agar pelanggan memiliki
kreatifitas produk berpengaruh terhadap loyalitas yang tinggi.
kinerja industri. Oleh karena itu, upaya Penelitian yang dilakukan oleh
untuk meningkatkan kinerja industri kreatif Nuryanti & Andreas (2017) juga
meningkat secara signifikan dapat dilakukan mengungkap bahwa kinerja industri
melalui penciptaan produk-produk kreatif, memiliki dampak positif yang signifikan
yaitu produk asli dari pemikiran sendiri dan terhadap keunggulan bersaing industri
tergolong produk baru di kalangan kreatif sub-sektor kuliner yang ada di
masyarakat sehingga produk tersebut Pekanbaru. Adapun tiga indikator kinerja
memiliki karakter tersendiri dibandingkan industri yang dianggap penting oleh
produk sejenis yang sudah berada di pasar industri kreatif sub-sektor kuliner adalah
dan produk tersebut harus memiliki kualitas keberhasilan produk, persepsi kinerja
dan daya tarik yang tinggi. secara keseluruhan dan pertumbuhan
Adapun beberapa produk kreatif yang pangsa pasar. Sedangkan indikator-
unik dan orisinil yang dihasilkan oleh pelaku indikator kinerja industri yang digunakan
industri kreatif yang tergabung dalam MCF dalam penelitian ini adalah peningkatan
adalah pembuatan alas laptop dari kayu yang penjualan, laba, modal, tenaga kerja, dan
membuat pengguna laptop semakin nyaman, perluasan pasar. Jadi, jika penjualan produk
laptop tidak mudah panas, dan sudah tidak meningkat seiring dengan perluasan pasar,
perlu lagi alas tambahan untuk mouse, di maka laba yang dihasilkan juga akan
mana produk ini diberi merek “Lemekno”. meningkat. Laba yang besar akan
Ada juga yang membuat jam tangan dari berdampak pada imbal hasil investasi, dan

51
Jurnal Ekonomi Modernisasi, 14(1) 2018, 40-56

ini akan menarik para penanam modal untuk dengan keunggulan bersaing dalam model
menanamkan modalnya pada industri. Jika non recursive.
modal bertambah, maka industri dapat Implikasi manajerial pada penelitian
dikembangkan dengan meningkatkan tenaga ini bahwa untuk mencapai keunggulan
kerja dan kapasitas produksi. Produksi bersaing, para pelaku industri kreatif harus
dengan kapasitas yang lebih besar justru dapat meningkatkan kinerja industri
dapat lebih menekan biaya produksi. dengan cara mengoptimalkan orientasi
Dengan demikian, keunggulan bersaing pasar yang tidak hanya fokus pada produk
melalui harga yang kompetitif dapat dicapai. yang diproduksi, tetapi memahami
Selain itu, kinerja industri yang tinggi, yang kemauan pelanggan, mengamati kondisi
berarti modal industri juga semakin besar, pesaing, melakukan koordinasi lintas fungsi
sebagian dapat dialokasikan untuk mencapai internal industri, berusaha menemukan
keunggulan bersaing lainnya, seperti produk kreatif yang baru, unik dan orisinil,
menambah nilai produk, meningkatkan atau minimal mengembangkan produk
differensiasi produk agar berbeda dengan yang sudah ada, berupaya agar produk
yang lain dan meningkatkan inovasi produk memiliki karakter tersendiri, kualitas dan
agar tidak mudah digantikan. Jamshi & daya tarik yang tinggi tanpa mengabaikan
Ganesh (2017) menambahkan bahwa selain efisiensi produksi dan distribusi. Penelitian
harga, kinerja perusahaan juga dapat ini juga menemukan hal yang yang belum
meningkatkan keunggulan bersaing dalam banyak diungkap oleh peneliti lain bahwa
bentuk kualitas produk yang paling unggul kreativitas produk mempunyai pengaruh
dibandingkan produk kompetitor dan positif terhadap kinerja industri. Hal ini
kecepatan pengiriman atau pelayanan. karena banyak pelaku industri yang
tergabung dalam industri kreatif yang
Simpulan memiliki ide-ide kreatif untuk membuat
suatu produk unggulan, dan sebagian ingin
Hasil penelitian ini melengkapi berkolaborasi untuk menciptakan
penelitian-penelitian sebelumnya yang mahakarya yang juga mengangkat kearifan
menjelaskan bahwa baik orientasi pasar, lokal budaya bangsa. Oleh karena itu,
maupun inovasi dan kreatifitas produk diharapkan Badan Ekonomi Kreatif untuk
berpengaruh positif dan signifikan terhadap mendukung para pelaku industri kreatif,
kinerja industri kreatif. Semakin tinggi khususnya yang masih start-up, dengan
orientasi pasar, inovasi dan kreativitas memberikan beberapa fasilitas yang
produk, maka semakin tinggi pula kinerja memungkinkan, seperti ditambahnya co-
industri kreatif. Sementara kinerja industri working space yang dilengkapi beberapa
kreatif sendiri juga berpengaruh positif dan peralatan dan perlengkapan – untuk
signifikan terhadap keunggulan bersaing. memudahkan para pelaku industri dalam
Semakin tinggi kinerja industri kreatif maka bekerja dan berkolaborasi sinergis,
semakin tinggi pula keunggulan bersaing melakukan sharing dan workshop business,
industri tersebut. dan klinik desain. Hal ini agar industri
Secara teori penelitian ini mampu kreatif tersebut lebih mudah berkembang.
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
kinerja industri kreatif terhadap keunggulan Daftar Pustaka
bersaing. Beberapa penelitian sebelumnya
menyatakan hubungan sebaliknya yaitu Abzari, M., Ghorbani , H., & Madani, F. A.
keunggulan bersaing berpengaruh terhadap (2011). The Effect of Internal Mar-
kinerja industri. Oleh karena itu disarankan keting on Organizational Commit-
pada penelitian selanjutnya untuk meneliti ment from Market-Orientation
hubungan antara kinerja industri kreatif Viewpoint in Hotel Industry in

52
Anjaningrum & Sidi / Keunggulan Kompetitif pada Industri Kreatif

Iran. International Journal of Marketing Calabrese, A., Campisi, D., Capece, G.,
Studies, 3(1), 147-155. Costa, R., & Di Pillo, F. (2013).
Agarwal, S., Krishna Erramilli, M., & Dev, Competiveness and Innovation in
C. S. (2003). Market orientation and High-tech Companies: An Applica-
performance in service firms: role of tion to the Italian Biotech and Aer-
innovation. Journal of Services Market- ospace Industries. International Jour-
ing, 17(1), 68-82. nal of Engineering Business Manage-
Aryana, I. N., Wardana, I. M., & Yasa, N. ment, 5, 40.
N. K. (2017). Membangun Choirul, M. (2017). Konsisten Sejak 1945,
Keunggulan Bersaing Melalui Kiner- Karya Mbah Rasimun Tembus
ja Sistem Informasi dan Customer Pasar Internasional. Malang Voice.
Intimacy dalam Meningkatkan Retrieved from https://
Kinerja Pemasaran (Studi Pada In- malangvoice.com/konsisten-sejak-
dustri Perhotelan di Bali). E-Jurnal 1945-karya-mbah-rasimun-tembus-
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udaya- pasar-internasional/
na, 6(4), 1343-1364. Collymore, A., Muñoz , F. J. R., & Castro,
Atalay, M., Anafarta, N., & Sarvan, F. A. O. (2017). Big data analytics,
(2013). The Relationship between competitive advantage and firm
Innovation and Firm Performance: performance International Journal of
An Empirical Evidence from Turk- Information Research and Review, 4(2),
ish Automotive Supplier Industry. 3599-3603.
Procedia - Social and Behavioral Sciences, Davcik, N., & Sharma, P. (2016). Market-
75, 226-235. ing resources, performance, and
Avlonitis, G. J., & Gounaris, S. P. (1997). competitive advantage: A review
Marketing orientation and company and future research directions. Jour-
performance: Industrial vs. consum- nal of Business Research, 69(12), 5547-
er goods companies. Industrial Mar- 5552.
keting Management, 26(5), 385-402. Dewangan, V., & Godse, M. (2014). To-
Bakti, S., & Harun, H. (2011). Pengaruh wards a holistic enterprise innova-
Orientasi Pasar dan Nilai Pelanggan tion performance measurement
Terhadap Kinerja Pemasaran Mas- system. Technovation, 34(9), 536-545.
kapai Penerbangan Lion Air. Jurnal Diamantopoulos, A., & Hart, S. (1993).
Manajemen Pemasaran Modern, 3(1), 1- Linking market orientation and
15. company performance: preliminary
Barrett , H., Balloun, J. L., & Weinstein, A. evidence on Kohli and Jaworski's
(2005). The impact of creativity on framework. Journal of Strategic Mar-
performance in non-profits. Interna- keting, 1(2), 93-121.
tional Journal of Nonprofit and Voluntary Dibrell, C., Davis, P. S., & Craig, J. (2008).
Sector Marketing, 10(4), 213-223. Fueling Innovation through Infor-
Boso, N., Donbesuur, F., Bendega, T., An- mation Technology in SMEs*. Jour-
nan, J., & Adeola, O. (2017). Does nal of Small Business Management, 46
organizational creativity always drive (2), 203-218.
market performance? Psychology & Dismawan, R. (2013). The influence of creativi-
Marketing, 34(11), 1004-1015. ty product and innovation product to-
Branson, R. (1998). An audience with inno- wared the competitiveness soes cake of The
vation : innovation in management. Cake Shop Soes Merdeka in Jl.Merdeka
In. United Kingdom.: Department No.25 Bandung. (Skripsi), Universi-
of Trade and Industry London. tas Komputer Indonesia, Bandung.

53
Jurnal Ekonomi Modernisasi, 14(1) 2018, 40-56

Fatah, A. V. A. (2013). Pengaruh Inovasi mance. International Journal of Me-


Produk dan Orientasi Pasar Terhadap chanical Engineering and Technology
keunggulan Bersaing ( Survey pada UKM (IJMET), 8(7), 70–84.
Batik Deden Tasikmalaya). (Skripsi), Jamshi, J., & Ganesh, K., C. (2017). Causal
Universitas Komputer Indonesia, Linkage Among Business Analytics,
Bandung. Supply Chain Performance, Firm
Febrianto, V. (2016). Bekraf akan perluas Performance And Competitive Ad-
pasar produk kreatif. Antara News. vantage. Parikalpana: KIIT Journal of
Retrieved from https:// Management, 13(2), 29-36.
www.antaranews.com/ Jaworsky, B. J., & Kohly, A. K. (1993).
berita/552782/bekraf-akan-perluas- Market Orientation : Antecedents
pasar-produk-kreatif and Consequences. Journal of Mar-
Felgueira, T., & Rodrigues, R. G. (2015). keting, 57(3), 53-70.
Market Orientation of Teachers and Kalay, F., & Lynn, G. S. (2015). The im-
Researchers in Higher Education pact of strategic innovation man-
Institutions: A New Approach. Pro- agement practices on firm innova-
cedia - Social and Behavioral Sciences, tion performance. Research Journal of
174, 3017-3024. Business and Management – (RJBM), 2
Ghasemi, I., Abdi, E., Yaghmaei, O., & Ne- (3), 412-429.
mati, R. (2015). Effects of Competi- Kanagal, N. B. (2015). Innovation and
tive Advantage on Companies Supe- product innovation in marketing
riority in the Global Market. Interna- strategy. Journal of Management and
tional Letters of Social and Humanistic Marketing Research, 18, 1-25.
Sciences, 57, 65-73. Kotler, P. (2010). Manajemen Pemasaran
Hadiyati, E. (2011). Kreativitas dan Inovasi (Tiga Belas ed.). Jakarta: Erlangga.
Berpengaruh Terhadap Kuratko , D., & Hodgetts, R. M. (2004).
Kewirausahaan Usaha Kecil. Jurnal Entrepreneurship : Theory, Process, and
Manajemen Dan Kewirausahaan, . Practice (6 Th ed.). USA: South-
Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, Western Cengage Learning.
13(1), 8-16. Kusumawati, R. (2010). Pengaruh Karak-
Hair , J. F., Black , W. C., Babin, B. J., & teristik Pimpinan Dan Inovasi
Anderson , R. E. (2014). Multivariate Produk Baru Terhadap Kinerja Pe-
Data Analysis (Seventh ed.). United rusahaan Untuk Mencapai
Kingdom: Pearson Education Lim- Keunggulan Bersaing Berkelanju-
ited. tan. AKSES: Jurnal Ekonomi dan
Hana, U. (2013). Competitive Advantage Bisnis, 5(9), 53-64.
Achievement through Innovation Lamb, C. W., Hair, J. F., & McDaniel, C.
and Knowledge. Journal of Competitive- (2001). Pemasaran (5 ed.). Jakarta:
ness, 5(1), 82-96. Salemba Empat.
Horn, D., & Salvendy, G. (2006). Product Lee, N., & Rodríguez-Pose, A. (2014). Cre-
creativity: conceptual model, meas- ativity, Cities, and Innovation. Envi-
urement and characteristics. Theoreti- ronment and Planning A: Economy and
cal Issues in Ergonomics Science, 7(4), Space, 46(5), 1139-1159.
395-412. Majeed, S. (2011). The Impact of Competi-
Indriastuti, H., Aryanto, V., & Aryanto, V. tive Advantage on Organizational
D. W. (2017). Small and medium Performance. European Journal of
enterprises' product benchmarking Business and Management, 3(4), 191-
advantages on marketing perfor- 197.

54
Anjaningrum & Sidi / Keunggulan Kompetitif pada Industri Kreatif

Mitchell, R. W., Wooliscroft, B., & Higham, tuk Meningkatkan Kinerja Pemasaran
J. (2010). Sustainable Market Orien- Perusahaan Mebel Jepara. Paper pre-
tation: A New Approach to Manag- sented at the Prosiding Seminar
ing Marketing Strategy. Journal of Nasional Kebangkitan Teknologi
Macromarketing, 30(2), 160-170. Tahun 2015, Kudus.
Müller, K., Rammer, C., & Trüby, J. (2009). Raldianingrat, W., & Wuryanti. (2014).
The role of creative industries in Upaya Peningkatan Kinerja Indus-
industrial innovation. Innovation, 11 tri Kreatif Kerajinan Melalui Peo-
(2), 148-168. ple Equity Dan Strategi Inovasi Di
Mustafa, H., Rehman, K. U., Zaidi, S. A. R., Kabupaten Konawe. EKOBIS, 15
& Iqbal, F. (2015). Studying the (2), 102-112.
Phenomenon of Competitive Ad- Rose, R. C., Abdullah, H., & Ismad, A. I.
vantage and Differentiation: Market (2010). A Review on the Relation-
and Entrepreneurial Orientation ship between Organizational Re-
Perspective. Journal of Business and sources, Competitive Advantage
Management Sciences, 3(4), 111-117. and Performance. The Journal of In-
Narver, J. C., & Slater, S. F. (1990). The Ef- ternational Social Research, 3(11), 488-
fect of a Market Orientation on 498.
Business Profitability. Journal of Mar- Rubera, G., Ordanini, A., & Mazursky, D.
keting, 54(4), 20-35. (2010). Toward a contingency view
Neneh, B. N. (2016). Market orientation and of new product creativity: As-
performance: the contingency role sessing the interactive effects of
of external environment. Environmen- consumers’ characteristics. Market-
tal Economics, 7(2), 130-137. ing Letters, 21(2), 191–206.
Nuryanti, & Andreas, S. P. (2017). The In- Suendro, G. (2010). Analisis Pengaruh Ino-
fluence Of Knowledge Management vasi Produk Melalui Kinerja
On Business Performance And Pemasaran Untuk Mencapai
Competitive Advantage In Riau Keunggulan Bersaing Berkelanjutan
Food Products On Small And Medi- (Studi kasus pada Industri Kecil
um Enterprises In Pekan Baru. Inter- dan Menengah Batik Pekalongan).
national Journal Of Scientific & Technol- Jurnal Sains Pemasaran Indonesia, 9(2),
ogy Research Volume 6, 6(4), 372-379. 230-243.
Nybakk, E., & Jenssen, J. I. (2012). Innova- Suparman, & Ruswanti, E. (2017). Market
tion Strategy, Working Climate, and Orientation, Product Innovation
Financial Performance in Traditional on Marketing Performance Rattan
Manufacturing Firms: An Empirical Industry in Cirebon Indonesia.
Analysis. International Journal of Inno- IOSR Journal of Economics and Finance
vation Management, 16(02), 1-30. (IOSR-JEF), 8(1), 19-25
Purwaningsih, R., & Kusuma, P. D. (2015). Supranoto, M. (2009). Strategi Menciptakan
Analisis Faktor-Faktor Yang Keunggulan Bersaing Produk Melalui
Mempengaruhi Kinerja Usaha Kecil Dan Orientasi Pasar , Inovasi, Dan Orientasi
Menengah (UKM) Dengan Metode Struc- Kewirausahaan Dalam Rangka Mening-
tural Equation Modeling (Studi kasus katkan Kinerja Pemasaran (Studi em-
UKM berbasis Industri Kreatif Kota Se- piris pada: Industri Pakaian Jadi Skala
marang). Paper presented at the Pro- Kecil dan Menengah di kota Semarang).
siding SNST ke-6 Tahun 201 5, Se- (Master Program in Management),
marang. Universitas Diponegoro, Semarang.
Puspitasari, R. H. U. (2015). Orientasi Pasar Sutapa, Mulyana, & Wasitowati. (2017).
dan Inovasi Produk Sebagai Strategi un- The Role of Market Orientation,

55
Jurnal Ekonomi Modernisasi, 14(1) 2018, 40-56

Creativity and Innovation in Creat- Journal of Managerial Issues, 23(1), 62-


ing Competitive Advantages and 82.
Creative Industry Performance. Widarti, D. T. (2011). Pengaruh Orientasi
Jurnal Dinamika Manajemen,, 8(2), 152 Pasar Dan Inovasi Produk Terhadap
–166. Kinerja Pemasaran (Studi Kasus Pada
Terziovski, M. (2010). Innovation practice Sentra Industri Pembuatan Tahu Keca-
and its performance implications in matan Sragen Kabupaten Sragen).
small and medium enterprises (Skripsi), Universitas Negeri Sema-
(SMEs) in the manufacturing sector: rang, Semarang.
a resource-based view. Strategic Man- Widodo. (2014). Pengaruh Kreativitas dan Ino-
agement Journal, 31(8), 892-902. vasi Terhadap Kinerja Usaha (Survei
Tewal, B. (2010). Pengaruh Strategi Bersaing pada Sentra UKM Industry Kaos Sa-
dan Inovasi Terhadap Kinerja Pe- blon Suci Bandung). (Skripsi), Univer-
rusahaan Perhotelan di Sulawesi sitas Komputer Indonesia, Ban-
Utara. Jurnal Aplikasi Manajemen, 8 dung.
(2), 464-470. Yasar, F. (2010). Competitive Strategies
Ting, H.-F., Wang, H.-B., & Wang, D.-S. and Firm Performance: Case Study
(2012). The Moderating Role of En- on Gaziantep Carpeting Sector.
vironmental Dynamism on the In- Mustafa Kemal University Journal of
fluence of Innovation Strategy and Social Sciences Institute, 7(14), 309 -
Firm Performance. International Jour- 324.
nal ofInnovation, Management and Tech- Zhou, K. Z., Brown, J. R., & Dev, C. S.
nology, 3(5), 517-512. (2009). Market orientation, com-
Tjiptono, F. (2008). Strategi Pemasaran (3 ed.). petitive advantage, and perfor-
Yogyakarta: Andi. mance: A demand-based perspec-
Weinzimmer, L. G., Michel, E. J., & tive. Journal of Business Research, 62
Franczak, J. L. (2011). Creativity and (11), 1063-1070.
Firm-Level Performance: The Medi-
ating Effects of Action Orientation.

56

Anda mungkin juga menyukai