Anda di halaman 1dari 7

Usia

Faktor Risiko
Puskesmas Subjek (Rata- Pekerjaan Skor PUMA Skor CAT
Merokok
Rata)

L 14 54 Pekerja 9 Aktif 12 <5 6 Rendah 14

Tidak Pekerja 5 Pasif 1 >5 8 Sedang 0

Tidak 1 Tinggi 0

Sangat
0
Tinggi
Kendalsari
18
P 4 60 Pekerja 4 Aktif 1 <5 3 Rendah 4

Tidak Pekerja 0 Pasif 2 >5 1 Sedang 0

Tidak 1 Tinggi 0

Sangat
0
Tinggi

L 12 51 Pekerja 8 Aktif 11 <5 11 Rendah 12

Tidak Pekerja 3 Pasif 0 >5 1 Sedang 0

Tidak 1 Tinggi 0

Sangat
0
Kedungkandan Tinggi
g
18 P 6 45 Pekerja 6 Aktif 0 <5 6 Rendah 5

Tidak Pekerja 0 Pasif 6 >5 0 Sedang 0

Tidak 0 Tinggi 1

Sangat
0
Tinggi
L 19 Pekerja 18 Aktif 6 <5 18 Rendah 6

Tidak Pekerja 1 Pasif 7 >5 1 Sedang 8

Tidak 6 Tinggi 3

Sangat
2
Tinggi
Pandanwangi
36
P 17 Pekerja 16 Aktif 4 <5 17 Rendah 7

Tidak Pekerja 1 Pasif 2 >5 0 Sedang 6

Tidak 11 Tinggi 4

Sangat
0
Tinggi

L 8 53 Pekerja 8 Aktif 2 <5 7 Rendah 4

Tidak Pekerja 0 Pasif 2 >5 1 Sedang 4

Tidak 4 Tinggi 0

Sangat
0
Tinggi
Polowijen
12
P 4 49 Pekerja 4 Aktif 1 <5 4 Rendah 2

Tidak Pekerja 0 Pasif 1 >5 0 Sedang 1

Tidak 2 Tinggi 1

Sangat
0
Tinggi

L 11 53 Pekerja 11 Aktif 9 <5 8 Rendah 8

Tidak Pekerja 0 Pasif 2 >5 3 Sedang 2


Tidak 0 Tinggi 1
Gribig
14 Sangat
0
Tinggi

P 3 36 Pekerja 3 Aktif 0 <5 3 Rendah 2

Tidak Pekerja 0 Pasif 1 >5 0 Sedang 1

Tidak 2 Tinggi 0

Sangat
0
Tinggi

L 4 45 Pekerja 4 Aktif 3 <5 3 Rendah 2

Tidak Pekerja 0 Pasif 0 >5 1 Sedang 1

Tidak 1 Tinggi 1

Sangat
0
Tinggi
Ciptomulyo
18
P 14 42 Pekerja 12 Aktif 1 <5 14 Rendah 0

Tidak Pekerja 2 Pasif 6 >5 0 Sedang 7

Tidak 7 Tinggi 7

Sangat
0
Tinggi

JUMLAH L 49 Pekerja 70 Aktif 40 <5 65 Rendah 54


Tanpa
Kendalkerep P 31 Tidak bekerja 10 Pasif 21 >5 15 Sedang 16

Tidak 19 Tinggi 10

Sangat 0
Tinggi

Total Peserta
Deteksi Dini 80
PPOK

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa terdapat 6 puskesmas yang ikut berpartisipasi pada penelitian ini.
Puskesmas Kendalsari sebagian besar memiliki subjek penelitian berjenis kelamin laki-laki yaitu 14 orang. Sebagian
besar subjek penelitian di Puskesmas Kendalsari bekerja dan terdapat 13 subjek yang menjadi perokok aktif. Jumlah
Skor PUMA > 5 pada Puskesmas Kendalsari yaitu 9 subjek. Sebagian besar subjek penelitian di Puskesmas Kendalsari
memiliki Skor CAT kategori rendah.
Puskesmas Kedungkandang sebagian besar memiliki subjek penelitian berjenis kelamin laki-laki yaitu 12 orang.
Sebagian besar subjek penelitian di Puskesmas Kedungkandang bekerja dan terdapat 11 subjek yang menjadi perokok
aktif. Jumlah Skor PUMA > 5 pada Puskesmas Kedungkandang yaitu 1 subjek. Sebagian besar subjek penelitian di
Puskesmas Kedungkandang memiliki Skor CAT kategori rendah.
Puskesmas Pandanwangi sebagian besar memiliki subjek penelitian berjenis kelamin laki-laki yaitu 19 orang.
Sebagian besar subjek penelitian di Puskesmas Pandanwangi bekerja dan terdapat 10 subjek yang menjadi perokok
aktif. Jumlah Skor PUMA > 5 pada Puskesmas Pandanwangi yaitu 1 subjek. Sebagian besar subjek penelitian di
Puskesmas Pandanwangi memiliki Skor CAT kategori rendah.
Puskesmas Polowijen sebagian besar memiliki subjek penelitian berjenis kelamin laki-laki yaitu 8 orang. Sebagian
besar subjek penelitian di Puskesmas Polowijen bekerja dan terdapat 3 subjek yang menjadi perokok aktif. Jumlah Skor
PUMA > 5 pada Puskesmas Polowijen yaitu 1 subjek. Sebagian besar subjek penelitian di Puskesmas Polowijen memiliki
Skor CAT kategori rendah.
Puskesmas Gribig sebagian besar memiliki subjek penelitian berjenis kelamin laki-laki yaitu 11 orang. Sebagian
besar subjek penelitian di Puskesmas Gribig bekerja dan terdapat 9 subjek yang menjadi perokok aktif. Jumlah Skor
PUMA > 5 pada Puskesmas Gribig yaitu 3 subjek. Sebagian besar subjek penelitian di Puskesmas Gribig memiliki Skor
CAT kategori rendah.
Puskesmas Ciptomulyo sebagian besar memiliki subjek penelitian berjenis kelamin laki-laki yaitu 11 orang.
Sebagian besar subjek penelitian di Puskesmas Ciptomulyo bekerja dan terdapat 9 subjek yang menjadi perokok aktif.
Jumlah Skor PUMA > 5 pada Puskesmas Ciptomulyo yaitu 3 subjek. Sebagian besar subjek penelitian di Puskesmas
Ciptomulyo memiliki Skor CAT kategori tinggi.

PEMBAHASAN
Tahap awal penyakit obstruktif paru kronik (PPOK) tidak mudah dikenali. Alat skrining dapat membantu
mengidentifikasi pasien berisiko tinggi di layanan primer berguna dalam deteksi dini PPOK dan manajemennya.
Kuesioner PUMA dikembangkan dalam sebuah studi multicenter, multinasional, cross sectional yang khusus ditujukan
untuk pengaturan perawatan primer di Amerika Latin. Kuesioner ini diberikan oleh staf kesehatan. Akurasi titik potong
PUMA ≥5 adalah 76% untuk mendeteksi COPD (Au-Doung et al., 2022).
Pada penelitian ini sebagian besar pasien yang memiliki nilai PUMA > 5 memiliki riwayat perokok aktif dan berjenis
kelamin laki-laki. Autofagi mitokondria yang diinduksi oleh paparan asap rokok (CS) dilaporkan memulai nekrosis
terprogram (nekroptosis). Nekroptosis adalah konsep kematian sel yang baru, yang didorong oleh jalur molekuler tertentu
bersama dengan peradangan berlebihan. Mekanisme kematian sel baru ini penting karena kemampuannya untuk
menghasilkan lebih banyak zat peradangan selama proses kematian epitel, yang berkontribusi pada peradangan saluran
udara yang persisten yang tidak dapat dijelaskan oleh kematian sel yang berasal dari apoptosis. Selain dalam proses
nekroptosis, autofagi juga diamati selama proses penuaan seluler. Penuaan paru-paru menghasilkan fenotip sekretori
yang terkait dengan penuaan (SASP) yang dikenal karena mengeluarkan sitokin peradangan, kemokin, faktor
pertumbuhan, dan matriks metaloproteinase yang menyebabkan peradangan rendah tingkat kronis (Hikichi et al., 2019).
Pada penelitian ini menunjukkan bahwa Puskesmas yang memiliki subjek dengan jumlah skor PUMA > 5
terbanyak adalah Puskesmas Kendalsari. Skor PUMA diketahui memiliki sensitivitas 76,5%, spesifisitas 63,3% dengan
titik potong ≥6. Nilai sensitivitasnya meningkat menjadi 91,2% dan spesifisitas sebesar 42,6% dengan titik potong ≥6 (Au-
Doung et al., 2022). Pada penelitian lain menunjukkan bahwa dengan semakin tinggi nilai titik potong maka semakin
tinggi nilai spesifisitasnya. Titik potong PUMA ≥3 memiliki sensitivitas sebesar 85,4% dan spesifisitas sebesar 46,9%. Titik
potong PUMA ≥4 memiliki sensitivitas sebesar 66,7% dan spesifisitas sebesar 66,5%. Sedangkan titik potong PUMA ≥5
memiliki sensitivitas sebesar 51,5% dan spesifisitas sebesar 81,6% (Lopez Varela et al., 2019).
Pada penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar Puskesmas memiliki kategori CAT rendah yang
menunjukkan bahwa PPOK memberikan dampak ringan terhadap kesehatan individu kuesioner CAT adalah pengukuran
yang mudah dan sederhana dengan kuesioner delapan item, termasuk tingkat keparahan batuk, dahak, nyeri dada, sesak
napas, aktivitas, kepercayaan diri, tidur, dan energi. Ini banyak digunakan dalam praktek sehari-hari untuk menilai dan
mengukur dampak gejala COPD terhadap status kesehatan, dan berkorelasi dengan skor SGRQ pada pasien COPD
yang stabil secara klinis (Gil et al., 2021). Skor CAT ini berkorelasi terhadap keparahan merokok dan kategori Global
initiative for Obstructive Lung Disease (GOLD) pada pasien PPOK (Ghobadi et al., 2012). Penggunaan skor CAT ini juga
efektif ketika digunakan di Rumah Sakit Swasta di Jogjakarta untuk mengevaluasi hasil dari pengobatan pada pasien
PPOK (Sari et al., 2020).
Pada penelitian ini menunjukkan bahwa skor PUMA > 5 sebagian besar terdapat di Puskesmas Kendalsari
sedangkan skor CAT sebagian besar Puskesmas dalam kategori rendah. Namun, pada penelitian ini terdapat beberapa
kekurangan. Pertama pada penelitian ini diagnosis pasien PPOK tidak ditegakkan berdasarkan spirometri dan
pemeriksaan x-ray toraks. Kedua, penelitian ini menggunakan jumlah sampel yang sedikit sehingga perlu penelitian lebih
lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar.

DAFTAR PUSTAKA

Au-Doung, P. L. W., Wong, C. K. M., Chan, D. C. C., Chung, J. W. H., Wong, S. Y. S., & Leung, M. K. W. (2022). PUMA
screening tool to detect COPD in high-risk patients in Chinese primary care-A validation study. PloS one, 17(9),
e0274106. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0274106
Lopez Varela, M. V., Montes de Oca, M., Wehrmeister, F. C., Rodriguez, C., Ramirez, L., & Menezes, A. (2019). External
validation of the PUMA COPD diagnostic questionnaire in a general practice sample and the PLATINO study population.
International journal of chronic obstructive pulmonary disease, 14, 1901–1911. https://doi.org/10.2147/COPD.S206250
Gil, H. I., Zo, S., Jones, P. W., Kim, B. G., Kang, N., Choi, Y., Cho, H. K., Kang, D., Cho, J., Park, H. Y., & Shin, S. H.
(2021). Clinical Characteristics of COPD Patients According to COPD Assessment Test (CAT) Score Level: Cross-
Sectional Study. International journal of chronic obstructive pulmonary disease, 16, 1509–1517.
https://doi.org/10.2147/COPD.S297089
Ghobadi, H., Ahari, S. S., Kameli, A., & Lari, S. M. (2012). The Relationship between COPD Assessment Test (CAT)
Scores and Severity of Airflow Obstruction in Stable COPD Patients. Tanaffos, 11(2), 22–26.
Sari, C. P., Hanifah, S., Rosdiana, R., & Anisa, Y. (2020). The COPD (Chronic Obstructive Pulmonary Disease)
Assessment Test: Assessment of Therapeutic Outcomes of Patients at Private Hospitals in Yogyakarta. Journal of
pharmacy & bioallied sciences, 12(Suppl 2), S821–S825. https://doi.org/10.4103/jpbs.JPBS_302_19
Hikichi, M., Mizumura, K., Maruoka, S., & Gon, Y. (2019). Pathogenesis of chronic obstructive pulmonary disease (COPD)
induced by cigarette smoke. Journal of thoracic disease, 11(Suppl 17), S2129–S2140.
https://doi.org/10.21037/jtd.2019.10.43

Anda mungkin juga menyukai