Anda di halaman 1dari 5

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 LATAR BELAKANG Salah satu masalah yang berkaitan dengan gangguan pada jantung adalah masalah Aritmia jantung. Aritmia dapat muncul apabila terjadi ketidakseimbangan pada salah satu sifat dasar jantung. Ketidakseimbangan dapat disebabkan oleh aktivitas normal seperti latihan atau oleh kondisi patologis seperti infark miokard. Pada infark miokard, terjadi peningkatan respon miokardium terhadap stimulus akibat penurunan oksigenasi ke miokardium, yang menyebabkan peningkatan eksitabilitas. Hal ini merupakan salah satu contoh yang paling sering menyebabkan Aritmia jantung. 1.2 TUJUAN

1.3 RUMUSAN MASALAH

BAB II PEMBAHASAN 2.1 ARITMIA JANTUNG 2.1.1 Pengertian Aritmia adalah kelainan denyut jantung yang meliputi gangguan frekuensi atau irama. Aritmia adalah gangguan sistem hantaran jantung dan bukan struktur jantung. Aritmia dapat diidentifikasi dengan menganalisa gelombang EKG. Aritmia dinamakan berdasarkan pada tempat dan asal impuls dan mekanisme hantaran yang terlibat. Misalnya, aritmia yang berasal dari nodus sinus (nodus SA) dan frekuensinya lambat dinamakan sinus bradikardia. Jika aritmia berasal dari atrium, dinamakan takikardi. Jika berasal dari nodus AV atau sambungan dinamakan fluter dan atau fibrilasi, dan jika berasal dari ventrikel dinamakan denyut prematur. 2.1.2 Sifat Otot Jantung Otot jantung memiliki sifat fisiolagis yaitu : Eksitabilitas adalah kemampuan sel miokardium untuk merespon stimulus. Otomatisitas memungkinkan sel mencapai potensial ambang dan membangkitkan impuls tanpa adanya stimulasi dari sumber lain. Konduktivitas mengacu pada kemampuan otot untuk menghantarkan impuls dari satu sel ke sel lain. Kontraktilitas memungkinkan otot untuk memendek pada saat terjadi stimulasi. Apabila semua otot tersebut utuh, otot jantung distimulasi oleh impuls yang berasal dari nodus sinus, dalam hal ini, nodus sinus dianggap sebagai pemacu jantung. Jalur Hantaran Normal, ketika suatu impuls timbul pada nodus sinus, maka akan diikuti suatu jalur listrik normal impuls yang berjalan dari nodus sinus melalui atria ke nodus AV. Impuls akan diperlambat di nodus AV agar ventrikel selesai terisi darah. Dari nodus AV impuls berjalan sangat cepat melalui cabang-cabang berkas His, berakhir diserat purkinje pada dinding ventrikel untuk memulai sistole. Siklus kemudian dimulai lagi. Sistem Saraf Otonom, jantung bekerja dibawah kendali sistem saraf otonom, yang terdiri dari serat simpatis dan parasimpatis. Stimulasi sistem simpatis akan mempercepat frekuensi jantung, meningkatkan tekanan darah, dan memperkuat kontraksi miokard. Sebaliknya, stimulasi parasimpatis, akan memperlambat frekuensi jantung, menurunkan tekanan darah, dan mengurangi frekuensi kontraksi.

2.2 TIPE-TIPE ARITMIA 2.2.1 Aritmia Nodus Sinus a. Bradikardi Sinus Bradikardi sinus bisa terjadi karena stimulasi vagal, intoksikasi digitalis, peningkatan tekanan intrakranial, atau infark miokard. Bradikardi sinus juga dapat dijumpai pada olahragawan berat, arang yang angat kesakitan, pada anoreksia nervosa, atau pada hipotermia. Berikut adalah karakteristik bradikardi sinus : Frekuensi : 40 sampai 60 denyut per menit Irama : Reguler b. Takikardi Sinus Takikardi sinus (denyut jantung cepat) dapat disebabkan oleh demam, kehilangan darah akut, anemia, syok, latihan, CHF, nyeri, keadaan hipermetabolisme, kecemasan. Karakteristikya yaitu : Frekuensi : 100 sampai 180 denyut per menit Irama : Reguler Tekanan sinus karotis, yang dilakukan pada salah satu sisi leher, mungkin efektif untuk memperlambat frekuensi untuk sementara, sehingga dapat membantu menyingkirkan aritmia lainnya. Begitu frekuensi jantung meningkat, maka waktu pengisian diastolik menurun mengakibatkan penurunan curah jantung dan kemudia timbul gejala sinkop dan tekanan darah rendah. Dila frekuensi tetap tinggi dan jantung tidak mampu mengkompensasi dengan menurunkan pengisian ventrikel, pasien dapat mengalami edema paru akut. 2.2.2 Aritmia Atrium a. Kontraksi Prematur Atrium Kontraksi prematur atrium dapat disebabkan oleh iritabilitas otot atrium karena kafein, alkohol, nikotin, miokardium atrium yang teregang seperti pada CHF, stres atau kecemasan, hipokalemia, cedera, infark, ataupun hipermetabolik. Karakteristiknya yaitu : Frekuensi : 60 sampai 100 denyut per menit Irama : Reguler Kontraksi atrium prematur sering terlihat pada jantung normal. Pasien biasanya mengatakan berdebar-debar. Berkurangnya denyut nadi bisa terjadi. b. Takikardi Atrium Paroksismal Takikardi atrium paroksismal adalah takikardi atrium yang ditandai dengan awitan mendadak dan penghentian mendadak. Dapat dicetuskan oleh emosi, tembakau, kafein, kelelahan, pengobatan simpatomimetik, atau alkohol. Takikardi atrium paroksismal biasanya tidak berhubungan dengan penyakit jantung organik. Frekuensi yang sangat tinggi dapa tmenyebabkan

angina akibat penurunan pengisian arteri koroner. Curah jantung akan menurun dan dapat terjadi gagal jantung. Karakteristiknya yaitu : Frekuensi : 150 sampai 250 denyut per menit Irama : Reguler c. Fluter Atrium Fluter atrium terjadi bila ada titik fokus di atrium yang menangkap irama jantung dan membuat impuls antara 250 sampai 400 kali per menit. Tanda penting dari aritmia tipe ini karena hantaran adalah impuls atrium yang dilepaskan 250 sampai 400 kali per menit akan mengakibatkan fibrilasi ventrikel, suatu aritmia yang mengancam jiwa. Karakteristik tipe ini adalah : Frekuensi : frekuensi atrium antara 250 sampai 400 denyut per menit Irama : Reguler atau Ireguler d. Fibrilasi Atrium Fibrilasi atrium (kontraksi otot atrium yang tidak terorganisasi dan tidak terkoordinasi) biasanya berhubungan dengan penyakit jantung aterosklerotik, penyakit katup jantung, gagal jantung kongestif, penyakit jantung kongenital. Karakteristik tipe ini yaitu : Frekuensi :350 sampai 600 denyut per menit Irama : Ireguler dan biasanya cepat Respon ventrikel yang cepat akan megurangi waktu pengisian ventrikel dan kemudian volume sekuncup. Denyut atrium yang merupakan 25 sampai 30% curah jantung, juga hilang. Biasanya akan diikuti CHF. Biasanya terdapat denyut defisit, perbedaan jumlah antara denyut apeks dengan denyut nadi. 2.2.3 Aritmia Ventrikel a. Kontraksi Prematur Ventrikel Kontraksi prematur ventrikel terjadi akibat peningkatan otomatisasi sel otot ventrikel. Ini bisa disebabkan oleh toksisitas digitalis, hipoksia, hipokalemia, demam, asidosis, latihan. Kontraksi prematur ventrikel jarang terjadi dan tidak serius. Biasanya pasien merasa berdebar-debar tapi tidak ada keluhan lain. Namun demikian, perhatian terletak pada kenyataan bahwa kontraksi prematur ini dapat menyebabkan aritmia ventrikel yang lebih serius. Karakteristik tipe ini adalah : Frekuensi : 60 sampai 100 denyut per menit Irama : Ireguler b. Bigemini Ventrikel Bigemini ventrikel biasanya diakibatkan oleh intoksikasi digitalis, penyakit arteri koroner, MI akut dna CHF. Istilah bigemini mengacu pada kondisi dimana setiap denyut adalah prematur. Karakteristiknya adalah :

Frekuensi : biasanya kurang dari 90 denyut per menit Irama : Ireguler c. Takikardi Ventrikel Aritmia tipe ini disebabkan oleh peningkatan iritabilitas miokard. Penyakit ini biasanya berhubungan dengan penyakit arteri koroner dan terjadi sebelum fibrilasi ventrikel. Takikardi ventrikel sangat berbahaya dan harus dianggap sebagai keadaan gawat darurat. Pasien biasanya sadar akan adanya irama cepat ini dan sangat cemas. Irama ventrikuler yang dipercepat dan takikardi ventrikel memiliki karakteristik, yaitu : Frekuensi : 150 sampai 200 denyut per menit Irama : biasanya reguler d. Fibrilasi Ventrikel Fibrilasi ventrikel adalah denyutan ventrikel yang cepat dan tidak efektif. Pada aritmia ini, denyut jantung tidak terdengar dan tidak teraba, dan tidak ada respirasi. Polanya sangat ireguler dan dapat dibedakan dengan aritmia tipe lainnya. Karena tidak ada koordinasi aktivitas jantung, maka dapat terjadi henti jantung dan kematian bila fibrilasi ventrikel tidak segera dikoreksi. Karakteristik tipe ini yaitu : Frekuensi : cepat, tak terkoordinasi, tak efektif Irama : sangat ireguler dan tidak terkoordinasi, tanpa pola yang khusus.

Anda mungkin juga menyukai