Pembuatan Arang Aktif Dari Cangkang Buah Karet Untuk Adsorpsi Ion Besi (II) Dalam Larutan
Pembuatan Arang Aktif Dari Cangkang Buah Karet Untuk Adsorpsi Ion Besi (II) Dalam Larutan
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai pembuatan arang aktif menggunakan cangkang buah
karet. Pembuatan arang aktif melalui tiga tahapan, yaitu dehidrasi dengan bantuan sinar
matahari, karbonisasi pada suhu 500 oC, dan aktivasi kimia dengan menggunakan H 2SO4 3%,
5%, dan 7% selama 24 jam dan aktivasi fisika pada suhu 500 oC, 600oC, 700oC, selama 60 dan
120 menit. Kualitas arang aktif cangkang buah karet diuji berdasarkan SNI (No. 06-3730-1995)
meliputi seperti nilai kadar air, kadar abu, dan bilangan iodin. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kondisi terbaik untuk membuat arang aktif cangkang buah karet dihasilkan pada
konsentrasi H2SO4 7%, suhu aktivasi 600oC, dengan lama waktu aktivasi 60 menit, yang
menghasilkan kadar air 14,3105%, kadar abu 0,4094%, dan bilangan iodin 1163,1654 mg/gr.
Arang aktif cangkang buah karet hasil penelitian mampu menyerap Fe (II) dalam larutan
dengan efisiensi 99% pada massa optimum 1,5 gr dan waktu kontak optimum 90 menit.
18
JKK, Tahun 2016, Volume 5(3), halaman 18-24 ISSN 2303-1077
bulu ayam (Rojikhi, 2011), dan tulang perendaman, arang aktif disaring, dicuci
kambing (Khairani dkk., 2015). Menurut dan dikeringkan dalam oven dengan suhu
Sembiring dan Sinaga (2003), karbon aktif 500oC, 600oC, 700oC selama 60 menit dan
dapat dibuat dari bahan baku yang berasal 120 menit kemudian dikarakterisasi.
dari hewan, tumbuh-tumbuhan, limbah
ataupun mineral yang mengandung karbon. Karakterisasi Arang Aktif Cangkang
Limbah dari perkebunan karet berupa Buah Karet
cangkang buah karet juga berpotensi untuk a. Penentuan Kadar Air (SNI No.06-3730-
digunakan sebagai bahan dasar pembuatan 1995)
arang aktif karena mengandung 50% Sebanyak 2 gram arang aktif
karbon (Norshafizan, 2013). dipanaskan dalam oven pada suhu 110oC
Perkebunan karet di Indonesia selama 2 jam. Kemudian didinginkan dan
sebagian besar dimiliki dan dikelola oleh ditimbang hingga diperoleh berat konstan.
masyarakat, tetapi yang dimanfaatkan ( )
( )
hanyalah lateks saja sedangkan bagian
dengan: a = bobot sampel sebelum
lainnya tidak. Pengolahan bagian lain dari
dipanaskan (gram)
pohon karet yang belum dimanfaatkan
b= bobot sampel setelah
seperti cangkang buah karet, diharapkan
dipanaskan (gram)
mampu meningkatkan nilai ekonomis dari
perkebunan karet. Oleh karena itu pada
b. Penentuan Kadar Abu (SNI No.06-
penelitian ini akan dilakukan pembuatan
3730-1995)
dan penentuan kualitas arang aktif dari
Sebanyak 2 gram arang aktif
cangkang buah karet. Arang aktif yang
dikeringkan dalam oven selama 2 jam pada
dihasilkan digunakan untuk adsorpsi Fe (II)
suhu 110oC. Selanjutnya arang aktif
dalam larutan untuk meningkatkan kualitas
diabukan menggunakan tanur selama 1 jam
air baku.
dengan suhu 600oC. Abu yang diperoleh
didinginkan dan ditimbang hingga beratnya
METODOLOGI PENELITIAN
konstan.
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan antara lain ( )
serangkat alat gelas, ayakan 100 mesh, dengan: a = bobot awal sampel (gram)
botol semprot, botol kaca, desikator, b= bobot akhir sampel (gram)
krusibel, neraca analitik, oven, rotary
shaker, tanur, dan Spektrofotometri serapan c. Penentuan Daya Serap Terhadap
atom (SSA). Iodium (SNI No. 06-3730-1995)
Bahan yang digunakan adalah Arang aktif ditimbang sebanyak 0,5
cangkang buah karet, aquades, asam sulfat gram kedalam botol coklat yang tertutup,
(H2SO4), ammonium besi (II) sufat, kertas kemudian dimasukkan 50 mL larutan iodium
saring, asam klorida (HCl), iodium 0,1 N, 0,1 N dan dihomogenkan selama 15 menit
indikator amilum, kalium iodida (KI), kalium dengan rotary shaker. Setelah
iodat (KIO3), natrium tiosulfat (Na2S2O7) 0,1 dihomogenkan, larutan didiamkan selama
N, dan natrium karbonat (Na2CO3). 15 menit kemudian filtrat disaring.
Selanjutnya filtrat dititrasi dengan Natrium
Prosedur Kerja Tiosulfat 0,1 N hingga warna kuning hampir
Pembuatan Arang Aktif hilang, kemudian ditambahkan indikator
Cangkang buah karet berasal dari amilum dan dititrasi kembali hingga titik
buah karet yang sudah tua dan kulitnya akhir titrasi terjadi yang ditandai dengan
berwarna coklat. Cangkang buah karet warna biru tepat hilang.
dipisahkan dari kulitnya, dicuci dan dijemur ( )
kemudian dikarbonisasi pada suhu 500oC ( )
selama satu jam.
Arang hasil karbonisasi digerus dan
diayak 100 mesh kemudian direndam dalam
larutan H2SO4 dengan variasi konsentrasi
3%, 5%, dan 7% selama 24 jam. Setelah
19
JKK, Tahun 2016, Volume 5(3), halaman 18-24 ISSN 2303-1077
20
JKK, Tahun 2016, Volume 5(3), halaman 18-24 ISSN 2303-1077
melengkapi kinerja dari asam sulfat pada 06-3730-1995). Jika kadar air karbon aktif
aktivasi kimia. Proses aktivasi fisika melebihi standar (15%) maka
memungkinkan terbukanya lebih banyak kemampuannya dalam menyerap adsorbat
pori sehingga meningkatkan luas akan berkurang karena pori-pori arang aktif
permukaan dari arang aktif. sudah diisi oleh molekul air (Nailasa dkk.,
2013). Berdasarkan data, karbon aktif dari
Karakteristik Arang Aktif Cangkang Buah cangkang buah karet hasil penelitian
Karet Hasil Penelitian mempunyai kadar air yang masuk dalam
Penentuan karakteristik karbon aktif rentang (SNI No.06-3730-1995).
pada penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui dan menganalisis kualitas b. Kadar Abu
karbon aktif yang dihasilkan melalui proses Hasil penentuan kadar abu pada
aktivasi kimia dan fisika. Pengujian kualitas karbon aktif cangkang buah karet hasil
karbon aktif dilakukan berdasarkan standar penelitian disajikan melalui Tabel 2
SNI No.06-3730-1995 meliputi sifat fisik dan Tabel 2. Penentuan Kadar Abu pada
sifat kimia seperti kadar air, kadar abu, dan Karbon Aktif Cangkang Buah
adsorpsi arang aktif terhadap iod. Berikut Karet
adalah hasil dari penentuan kualitas karbon Kadar Abu
aktif cangkang buah karet. Waktu [H2SO4] Suhu SNI Hasil
Pemanasan aktivasi (%) Penelitian
(max) (%)
a. Kadar Air o
500 C 10 0,407
Hasil penentuan kadar air pada karbon 3%
o
600 C 0,702
o
aktif cangkang buah karet hasil penelitian 700 C
o
2,681
disajikan melalui Tabel 1. 500 C 10 0,357
o
60 menit 5% 600 C 0,324
Tabel 1. Penentuan Kadar Air pada Karbon o
700 C 0,387
Aktif Cangkang Buah Karet Hasil o
500 C 10 0,649
Penelitian 7%
o
600 C 0,409
o
Kadar Air 700 C 0,435
o
Waktu [H2SO4 Suhu SNI Hasil 500 C 10 0,472
o
Pemanasa ] aktiva (%) Penelitia 3% 600 C 1,415
o
n si (max n (%) 700 C 0,633
o
) 500 C 10 0,268
o o
500 C 20,395 120 menit 5% 600 C 3,730
o o
3% 600 C Maks 14,043 700 C 0,511
o o
700 C 15 13,337 500 C 10 0,482
o o
500 C 17,801 7% 600 C 0,531
o o
60 menit 5% 600 C 15 13,586 700 C 2,415
o
700 C 12,492
o
500 C 18,322 Penentuan kadar abu bertujuan
o
7% 600 C 15 14,310
o
700 C 12,340 untuk mengetahui kandungan oksida logam
o
500 C 19,031 dalam karbon aktif. Kadar abu diasumsikan
o
3% 600 C 15 15,622 sebagai sisa mineral yang tertinggal dari
o
700 C 14,467 proses karbonisasi karena cangkang buah
o
500 C 17,778 karet tidak hanya mengandung karbon dan
o
120 menit 5% 600 C 15 14,347
o
700 C 12,449 senyawa organik saja tetapi juga
o
500 C 16,039 mengandung beberapa mineral, dimana
o
7% 600 C 15 15,907 sebagian dari mineral ini telah hilang ketika
o
700 C 14,281 karbonisasi dan aktivasi dan sebagian lagi
diperkirakan masih tertinggal dalam karbon
Tujuan dari penentuan kadar air aktif.
adalah untuk mengetahui seberapa banyak Kadar abu karbon aktif cangkang
air yang dapat teruapkan agar air yang buah karet yang dihasilkan berkisar antara
terikat pada arang aktif cangkang buah 0,2-3,7% (Tabel 2). Syarat mutu karbon
karet tidak menutupi pori-porinya. Kadar air aktif serbuk untuk kadar abu adalah
arang aktif cangkang buah karet yang maksimal 10% dengan demikian karbon
dihasilkan berkisar antara 12-20 % (Tabel aktif cangkang buah karet hasil penelitian
1). Syarat mutu karbon aktif serbuk untuk telah memenuhi standar (SNI No.06-3730-
kadar air adalah maksimal 15 % (SNI No. 1995). Data hasil penelitian menunjukkan
21
JKK, Tahun 2016, Volume 5(3), halaman 18-24 ISSN 2303-1077
bahwa semakin tinggi konsentrasi, suhu yang teradsorpsi oleh arang aktif ditentukan
dan waktu aktivasi, maka kadar abu arang sebagai angka iodin yang menyatakan
aktif juga akan meningkat. Peningkatan banyaknya iodin yang mampu diadsorpsi
kadar abu ini disebabkan terdapatnya oleh arang aktif (mg/g). Bilangan iodin
senyawa non karbon yang menempel pada ditentukan dengan cara titrasi sisa iod yang
permukaan arang aktif. Senyawa non tidak teradsorpsi oleh arang aktif dengan
karbon tersebut merupakan suatu pengotor larutan natrium tiosulfat yang telah
yang menutupi pori-pori dari arang aktif dan distandarisasi. Titrasi dilakukan hingga
jika jumlahnya melebihi baku mutu (10%) larutan berubah menjadi berwarna kuning
maka akan mengurangi efektifitas arang pucat, kemudian ditambahkan beberapa
aktif dalam menyerap adsorbat (Pari, 2002). tetes indikator amilum. Titrasi dilanjutkan
kembali hingga larutan berubah menjadi
c. Daya Serap Terhadap Iodium tidak berwarna yang menandai terjadinya
Hasil penentuan daya serap terhadap titik akhir titrasi. Reaksi yang terjadi adalah
iodium pada karbon aktif cangkang buah sebagai berikut :
karet hasil penelitian disajikan melalui Tabel
3. Bilangan iodin dari karbon aktif
Tabel 3. Penentuan Daya Serap Terhadap cangkang buah karet berkisar antara 1024-
Iodium pada Karbon Aktif 1260 mg/g (Tabel 3). Syarat mutu arang
Cangkang Buah Karet aktif serbuk untuk daya serap terhadap
Bilangan Iodin iodium adalah minimal 750 Mg/g, dengan
Waktu [H2SO4] Suhu SNI Hasil
Pemanasan aktivasi (mg/g) Penelitian demikian arang aktif cangkang buah karet
(min) (%) telah memenuhi standar (SNI No.06-3730-
500oC 1081,254 1995). Berdasarkan hasil daya serap iodium
3% 600oC 750 1151,330
700oC 1213,510 yang diperoleh, menunjukkan bahwa
500oC 1071,044 semakin tinggi konsentrasi, suhu dan lama
60 menit 5% 600oC 750 1115,158 waktu aktivasi yang digunakan maka
700oC 1152,411
500oC 1119,607 kemampuan arang aktif juga akan
7% 600oC 750 1163,165 meningkat. Besarnya daya serap iodin
700oC 1171,254
berkaitan dengan terbentuknya pori arang
500oC 1186,106
3% 600oC 750 1103,551 aktif yang semakin banyak. Hal ini
700oC 1197,711 disebabkan karena semakin tinggi suhu,
500oC 1091,285
120 menit 5% 600oC 750 1114,936
maka semakin banyak pelat-pelat karbon
700oC 1197,950 yang bergeser yang akan mendorong
500oC 1024,815 senyawa hidrokarbon tar dan senyawa
7% 600oC 750 1133,352
700oC 1260,327
organik lainnya untuk keluar pada saat
aktivasi (Pari dkk., 2004).
Karakter lainnya yang dapat Kualitas arang aktif terbaik
menunjukkan kualitas arang aktif adalah ditentukan berdasarkan standar SNI No.06-
daya adsorpsi arang aktif terhadap larutan 3730-1995. Arang aktif cangkang buah
iod. Penentuan daya adsorpsi arang aktif karet terbaik dipilih berdasarkan nilai kadar
terhadap iod memiliki korelasi dengan luas air, kadar abu, dan bilangan iodin yang
permukaan dari arang aktif, karena semakin memenuhi standar SNI. Berdasarkan data
besar angka iodin (iodin number) maka pada Tabel 1, 2, dan 3 arang aktif terbaik
semakin besar pula kemampuan arang aktif adalah arang aktif yang dibuat dengan
dalam mengadsorpsi adsorbat, terutama konsentrasi H2SO4 7%, suhu aktivasi fisika
untuk adsorbat yang mewakili jenis molekul 600oC, dengan lama waktu aktivasi fisika 60
anorganik. menit, dengan hasil kadar air 14,3105%,
Metode yang digunakan dalam kadar abu 0,4094%, dan bilangan iodin
penetapan daya serap terhadap iodium 1163,1654 mg/g. Setelah kualitas arang
adalah iodometri. Penentuan daya serap aktif terbaik ditentukan, selanjutnya arang
iodin menggunakan larutan iod 0,1 N aktif diuji untuk melihat kinerjanya dalam
sebagai adsorbat dan arang aktif sebagai mengadsorpsi logam Fe (II). Pengujian
adsorbennya. Ketika proses adsorpsinya kinerja dari arang aktif cangkang buah
berlangsung, molekul iodin akan menempel karet dilakukan dengan menentukan massa
pada pori arang aktif dan banyaknya iodin optimum, waktu kontak optimum, dan
22
JKK, Tahun 2016, Volume 5(3), halaman 18-24 ISSN 2303-1077
23
JKK, Tahun 2016, Volume 5(3), halaman 18-24 ISSN 2303-1077
kadar air 14,3105%, kadar abu 0,4094%, Pengolahan Kayu. Makalah Falsafah
dan bilangan iodin 1163,1654 mg/g. Sains, Program Pasca Sarjana. IPB
Kemampuan arang aktif menyerap Bogor.
logam besi dalam larutan mencapai 99% Pari, G. 2004. Kajian struktur Arang Aktif
dengan massa optimum 1,5 gram dan Dari Serbuk Gergaji Kayu Sebagai
waktu kontak optimum 90 menit. Adsorben Formaldehida Kayu Lapis.
Disertasi, Program Pasca Sarjana.
DAFTAR PUSTAKA IPB ; Bogor.
Pemerintah Republik Indonesia (2001)
Chand B, Roop, Meenakshi G. 2005,
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun
Activated Carbon Adsorption. New
2001 Tentang Pengelolaan Kualitas
York: Lewis.
Air Dan Pengendalian Pencemaran
Depkes RI 1990, Peraturan Menteri
Air, Jakarta.
Kesehatan RI No:
Rahayu, A.N dan Adhitiyawarman, 2014,
416/MENKES/PER/XI/1990, Jakarta.
Pemanfaatan Tongkol Jagung
Hasanah YU. 2006. Ekstraksi Ion Fe (III)
Sebagai Adsorben Besi Pada Air
dengan Ekstraktan Ammonium
Tanah. Program Studi Kimia, Fakultas
Pirolidin Dithiokarbamat (APDC)
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan
dalam Pelarut Metil Iso Butil Keton
Alam, Universitas Tanjungpura
(MIBK). [Skripsi]. Universitas Negeri
Pontianak, Pontianak.
Semarang, Semarang.
Rahman, A.H.B. 2004, Penyaringan Air
Khairani, F, Itnawati, dan Bali S, 2015,
Tanah dengan Zeolit Alami untuk
Potensi Arang Aktif Dari Limbah
Menurunkan Kadar Besi dan Mangan,
Tulang Kambing Sebagai Adsorben
Jurnal MAKARA. Vol. 8 (1), hlm. 1-6.
Ion Besi (III), Kadmium (II), Klorida
Rojikhi, 2011, Pemanfaatan Hasil Pirolisis
dan Sulfat Dalam Larutan. Program
Bulu Ayam Sebagai Adsorben Ion Na,
Studi Kimia, Fakultas Matematika dan
dan Fe Dalam Larutan Simulasi.
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Program Studi Kimia, Fakultas Sains
Riau, Riau.
dan Teknologi Univesitas Islam Negri
Nailasa, T., Hermania, E.W., Luther, K.,
Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta.
2013, Pemanfaatan Arang aktif Biji
Sembiring, M.T. dan T.S. Sinaga, 2006,
Kapuk Sebagai adsorben Limbah Cair
Arang Aktif (Pengenalan dan Proses
Tahu, Universitas Nusa Cendana
Pembuatannya), USU Press, Sumatra
Kupang, Jurnal Kimia Terapan, Vol.1
Utara.
Norshafizan, M, 2013, Preparation and
Standar Nasional Indonesia. 1995. Arang
Characterization of Activated Carbon
Aktif
from Rubber Seed Shell via Chemical
Teknis (SNI 06-3730-1995). Jakarta:
Activation Using Phosphoric Acid,
Badan Standardisasi Nasional
Universiti Teknologi PETRONAS.
Indonesia.
Pari, G. 2002. Teknologi Alternatif
Pemanfaatan Limbah Industri
24