Determinan Pencapaian Indikator Kapitasi Berbasis Kinerja Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Tinjauan Sistematik
Determinan Pencapaian Indikator Kapitasi Berbasis Kinerja Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Tinjauan Sistematik
ABSTRACT ABSTRAK
The implementation of Capitation Based Performance payments Implementasi pembayaran Kapitasi Berbasis Kinerja telah
has been carried out since 2016 but until now there are still many dilaksanakan sejak tahun 2016 namun hingga saat ini masih
First Level Healthcare that has not been able to reach all the
performance indicators. This study aims to analyze the banyak ditemukan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang
determinants of the achievement of the Contact Number belum dapat memenuhi seluruh indikator kinerja yang
indicator, the Non-Specialized Case Referral Ratio, and the ditetapkan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis
Controlled Prolanis Participant Ratio so that it expected to know terkait determinan pencapaian indikator Angka Kontak, Rasio
the effectiveness of the KBK implementation policy. This study Rujukan Kasus Non Spesialistik, dan Rasio Peserta Prolanis
uses a systematic review method using the PRISMA (Preferred
Reporting Items for Systematic Review and Meta-Analysis) Terkendali sehingga diharapkan dapat mengetahui efektifitas
guidelines. Literature searches were carried out using search dari kebijakan implementasi KBK. Penelitian ini menggunakan
engines: Research Gate, DOAJ, Google Scholar, and metode tinjauan sistematis dengan menggunakan pedoman
ScienceDirect so as to obtain 15 articles that were eligible for PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Review and
review. Overall, the main factors that influence the achievement Meta Analysis). Pencarian literature dilakukan dengan
of KBK are the availability of human resources, infrastructure,
also knowledge of JKN participants. However, other factors such menggunakan search engine: Research Gate, DOAJ, Google
as the availability of funds, the existence of supporting policies Scholar, dan ScienceDirect sehingga didapatkan 15 artikel yang
and information systems, and a commitment to fulfill the KBK memenuhi syarat untuk direview. Secara keseluruhan, faktor
indicators also affect the achievement of the KBK. In this case, utama yang mempengaruhi pencapaian KBK adalah ketersediaan
the FKTP must carry out a workload analysis to count the
SDM, sarana prasarana serta tingkat pengetahuan peserta JKN.
number of human resources, fulfill infrastructure and routinely
provide education to Prolanis participants. Meskipun demikian, faktor lain seperti ketersediaan dana, adanya
kebijakan dan sistem informasi yang mendukung serta komitmen
untuk memenuhi indiktor KBK juga mempengaruhi pencapaian
KBK. Dalam hal ini, FKTP harus melakukan analisis beban kerja
untuk mencukupi jumlah SDM, pemenuhan sarana prasarana dan
rutin memberikan edukasi kepada peserta Prolanis.
Keywords : FKTP, National Health Insurance, Capitation Kata Kunci : FKTP, Jaminan Kesehatan Nasional, Kapitasi
Based Performance Berbasis Kinerja
menjadi pilihan yang menarik bagi masyarakat review dan research article dengan limitasi artikel
untuk mendapatkan layanan kesehatan.9 Adanya sejak 2015-2021.
keterbatasan sumber daya manusia dalam Pencarian literature dilakukan dengan
melaksanakan beban kerja di Puskesmas menggunakan search engine Research Gate,
menjadikan petugas kesulitan pada saat akan DOAJ, Google Scholar, dan ScienceDirect dengan
mengadakan home visit sehingga menyebabkan kata kunci: Kapitasi Berbasis Kinerja, Angka
target Angka Kontak dan Rasio Peserta Prolanis Kontak, Rujukan Non Spesialistik, RRNS, RPPT,
Terkendali tidak tercapai.10 dan Prolanis sehingga didapatkan 3.104 jurnal
Fakta lain menunjukkan bahwa Puskesmas yang diidentifikasi dan dilakukan kriteria
belum menjalankan fungsinya sebagai gatekeeper kelayakan. Selanjutnya, dilakukan excluded
dengan baik karena tingginya angka rujukan studies dikarenakan adanya artikel ganda, tidak
terutama untuk pelayanan non spesialistik.11 sesuai dengan tema dan tidak menjawab
Dengan kata lain, masih terdapat diagnosis pertanyaan penelitian sehingga didapatkan 15
penyakit yang seharusnya dapat diselesaikan di artikel yang memenuhi syarat untuk direview.
FKTP namun dirujuk ke Fasilitas Kesehatan
Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL). Adapun
penyebab tingginya angka rujukan nonspesialistik
adalah minimnya ketersediaan obat, jumlah dokter
yang kurang memadai serta banyaknya keinginan
pasien yang meminta untuk dirujuk ke FKRTL.13
Selain itu ketidaklengkapan sarana prasarana yang
dimiliki FKTP serta minimnya petugas kesehatan
merupakan penyebab FKTP sering melakukan
rujukan untuk kasus non spesialistik.14
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti
tertarik untuk melakukan analisis terkait
determinan pencapaian indicator angka kontak,
rasio rujukan kasus non spesialistik, dan rasio
peserta prolanis terkendali sehingga diharapkan
dapat mengetahui efektifitas dari kebijakan
implementasi KBK.
METODE HASIL
Penelitian ini menggunakan metode Berdasarakan hasil telaah terhadap 15
tinjauan sistematis dengan menggunakan pedoman artikel sesuai kriteria yang telah ditentukan,
PRISMA (Preferred Reporting Items for terdapat 6 artikel yang memiliki desain cross
Systematic Review and Meta Analysis). Kriteria sectional, 6 artikel memiliki desain kualitatif, 2
inklusi menggunakan metode PICO yang terdiri artikel memiliki desain deskriptif kuantitatif dan 1
dari Population (populasi), Intervention artikel memiliki desain sequential exploratory
(intervensi), Comparison (perbandingan), and mixed-method.
Outcome (hasil). Adapun populasi yang diteliti Secara keseluruhan, faktor utama yang
adalah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama. mempengaruhi pencapaian KBK adalah
Outcome atau hasil yang ingin diketahui adalah ketersediaan SDM, sarana prasarana, dan
determinan pencapaian indikator KBK. Artikel pengetahuan peserta JKN. Meskipun demikian
yang diteliti adalah artikel yang berbahasa Inggris faktor lain seperti ketersediaan dana, adanya
dan Indonesia dan dapat diakses berbentuk full kebijakan dan sistem informasi yang mendukung
implementasi KBK serta komitmen untuk Disisi lain, minimnya pengetahuan peserta
memenuhi indikator KBK juga berpengaruh JKN tentang pelayanan di FKTP yang lebih
terhadap pencapaian KBK. menekankan kegiatan promotif dan preventif juga
Terdapat sepuluh artikel menyatakan menjadi faktor penyebab rendahnya capaian
bahwa keterbatasan SDM merupakan faktor utama indikator KBK. Dalam hal ini, terdapat 4 artikel
yang menjadi penyebab FKTP kesulitan untuk yang menjelaskan bahwa minimnya pengetahuan
mencapai target yang ditetapkan pada indikator peserta JKN terkait layanan di FKTP menyebabkan
KBK. Ketidaksesuaian kualitas serta kuantitas peserta hanya melakukan kunjungan sakit. Selain
SDM akan menyebabkan adanya rangkap tugas itu kurangnya sosialisasi terkait Program
sehingga berdampak pada penurunan kinerja Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis)
pegawai. Selain itu, pencapaian indikator KBK menyebabkan peserta JKN tidak mengikuti
juga dipengaruhi oleh ketersediaan sarana dan kegiatan Prolanis sesuai jadwal yang ditetapkan
prasarana. Sebanyak 7 artikel menyatakan sehingga menyebabkan rendahnya capaian
bahwa ketersediaan sarana dan prasarana berupa indikator RPPT. Adapun artikel pilihan peneliti
persediaan peralatan medis maupun obat-obatan yang dianalisis dalam studi sistematic review
sangat dibutuhkan oleh FKTP untuk memberikan adalah sebagai berikut (Tabel 1):
layanan kesehatan yang berkualitas.
meningkatnya permintaan
rujukan ke RS serta sarana
prasarana yang kurang memadai
sedangkan kesulitan mencapai
indikator RPPB adalah
ketidaksesuaian jadwal kegiatan
prolanis dengan peserta.
Siti Halimatul GASTER Vol. Sumber Daya Terhadap Cross Kuantitas dan kualitas staf
Munawarah, 18 No. 1, tahun Pencapaian Indikator sectional (p=0,000); ketersediaan sistem
Misnaniarti, 2020 Kapitasi Berbasis informasi (p=0,001); wewenang
Isnurhadi(15) Pemenuhan Komitmen dalam melaksanakan tugas
Pelayanan (KBPKP) di (p=0,001) menjadi faktor
Puskesmas Kota penentu dalam pencapaian
Palembang indikator KBK di Puskesmas
Kota Palembang.
Delvia Widati(16) Jurnal Analisis Pemenuhan Cross Rendahnya capaian indikator
Administrasi Indikator Pembayaran sectional angka kontak disebabkan oleh
Kesehatan Kapitasi pada Fasilitas kurangnya pengetahuan peserta
Indonesia Kesehatan Tingkat tentang pelayanan di FKTP,
Volume 5 No 2 Pertama di Surabaya keterbatasan sumber daya (SDM
Tahun 2018 dan sarana prasarana) serta
aplikasi p-care yang terkadang
mengalami gangguan. Disisi
lain, ketidaktercapaian indikator
RPPB dikarenakan karena
kurangnya sosialisasi terkait
prolanis.
Julio Victor Fredrik Jurnal Kesehatan Analisis Pencapaian Kualitatif Pemenuhan angka kontak belum
Maramis, Chreisye Masyarakat Indikator Kapitasi studi kasus maksimal dikarenakan
K.F. Mandagi, Universitas Sam Berbasis Komitmen keterbatasan SDM sedangkan
Ribka Wowor(17) Ratulangi, (KBK) Terhadap tingginya pencapaian indikator
Volume 7 Pembayaran Dana RRNS dikarenakan masih
Nomor 4 Kapitasi Di Puskesmas banyak pasien yang meminta
Tahun 2018 Wawonasa Kota untuk dirujuk ke RS. Disisi lain
Manado capaian indicator
RPPT didukung dengan
ketersediaan petugas kesehatan
untuk melaksanakan kegiatan
prolanis dengan baik.
Iin Nurlinawati, Buletin Gambaran Faktor Cross Sebagian besar puskesmas
Sefrina Werni(13) Penelitian Sistem Penyebab Rujukan Di sectional dengan RRNS tinggi tidak
Kesehatan Puskesmas Kota Depok memiliki kelengkapan sarana
Vol 22 No 3 prasarana untuk pelayanan wajib
Tahun 2019 dan laboratorium. Selain itu,
kurangnya tenaga kesehatan
serta ketidaktersediaan obat-
obatan menjadi alasan
puskesmas untuk melakukan
rujukan.
Ledy Visna Asfiani, Journal Of Level of Adherence and Cross Lama menderita sakit, persepsi
Yaslis Ilyas(18) Indonesian Its Determinants of sectional terkait Prolanis (manfaat dan
Health Policy Prolanis Attendance in hambatan) berhubungan dengan
And Type 2 Diabetes tingkat kepatuhan peserta dalam
Administration, Mellitus Participants at mengikuti Prolanis. Terdapat
Vol. 02, No. 2, Five BPJS Primary interaksi antara variabel persepsi
2017 Health Care in Bekasi manfaat dan hambatan dengan
2016 tingkat kepatuhan partisipan
Prolanis.
pelayanan yang diberikan oleh fasilitas cenderung untuk melakukan rujukan ke FKRTL
kesehatan.15 untuk memenuhi kebutuhan obat-obatan bagi
pasien.
Rasio Rujukan Non Spesialistik
Terdapat beberapa faktor yang Rasio Peserta Prolanis Terkendali
mempengaruhi peningkatan angka rujukan di Faktor dominan penyebab belum
FKTP yang terdiri dari faktor internal dan tercapainya target pemenuhan indikator Rasio
eksternal. Faktor internal disebabkan oleh Peserta Prolanis Terkendali adalah minimnya
kurangnya jumlah dokter, minimnya sarana dan pengetahuan peserta terkait Prolanis. Dalam hal
prasarana di FKTP dan belum tersedianya obat- ini, FKTP harus memberikan edukasi terkait
obatan yang memadai. Disisi lain, adanya pentingnya Prolanis serta memberikan sosialisasi
permintaan pasien untuk dapat dirujuk ke Rumah terkait timeline kegiatan Prolanis yang terdiri dari
Sakit merupakan faktor eksternal yang tidak dapat pemeriksaan secara rutin, penyuluhan, maupun
dikontrol oleh FKTP sehingga permasalahan senam. FKTP dapat memberikan edukasi untuk
tersebut mempengaruhi pencapaian indikator mencegah komplikasi penyakit, seperti
KBK. peningkatan aktivitas fisik, pengaturan pola
Kuantitas dan kualitas tenaga kesehatan makan, minum obat dan konsultasi pada dokter
dapat mempengaruhi pemberian pelayanan secara teratur.
kesehatan yang optimal sehingga dapat memenuhi Pencapaian indikator RPPT juga tidak
harapan pasien. Dalam hal ini, SDM yang tidak terlepas dari peran SDM yang ada di FKTP. Fakta
sesuai standar akan menyebabkan peningkatan menunjukkan bahwa Puskemas yang mampu
angka rujukan. Ketidaksesuaian antara jumlah mencapai indikator RPPT karena terdapat SDM
dokter dengan peningkatan angka kunjungan khusus yang menangani kegiatan Prolanis. Dalam
pasien mengakibatkan pelayanan tidak dapat hal ini, tenaga kesehatan harus mampu
berjalan maksimal sehingga pasien menganggap memberikan motivasi kepada peserta Prolanis
bahwa pelayanan yang diterima kurang kompeten. untuk memeriksakan kesehatannya secara rutin.
Hal tersebut menyebabkan pasien lebih memilih Selain itu, tenaga kesehatan juga harus aktif untuk
untuk mendapatkan layanan kesehatan di FKRTL. melakukan skrining kesehatan kepada peserta JKN
Disisi lain, peralatan medis menjadi salah yang terdaftar di FKTP untuk melakukaan
satu faktor penting bagi FKTP dalam menentukan pendataan pada pasien yang terindikasi menderita
kebutuhan rujukan kepada pasien. Peralatan medis DM dan Hipertensi. Disisi lain, data peserta
berguna sebagai penunjang dokter dalam Prolanis harus dicatat dengan baik oleh petugas
menegakkan diagnosis penyakit. Apabila kondisi FKTP. Dalam hal ini, petugas harus dapat
peralatan medis tidak sesuai standar, umumnya mendokumentasikan seluruh kelengkapan
dokter akan melakukan rujukan ke FKRTL agar administrasi kegiatan Prolanis, melakukan entry
diagnosis penyakit pasien dapat ditegakkan dengan data aplikasi p-care dan melaporkan kepada BPJS
tepat. Selain itu, ketersediaan obat dan bahan medis Kesehatan.
habis pakai merupakan salah satu komponen yang Kegiatan Prolanis pada dasarnya sangat
penting dalam proses pelaksanaan pelayanan membutuhkan kerjasama yang komprehensif
kesehatan. Fakta menunjukkan bahwa Dinas antara peserta Prolanis, keluarga peserta Prolanis
Kesehatan sebagai instansi yang dan FKTP. Hal tersebut bertujuan agar keluarga
bertanggungjawab dalam pemenuhan kebutuhan peserta Prolanis dapat melakukan pengawasan
dan ketersediaan obat-obatan masih belum mampu terhadap kondisi kesehatan peserta Prolanis. Disisi
sepenuhnya mencukupi kebutuhan obat-obatan lain, FKTP juga harus memberikan pemahaman
pasien di Puskesmas.12 Dalam hal ini, jika kepada keluarga peserta Prolanis agar dapat
ketersediaan obat-obatan tidak memadai, FKTP memberikan motivasi kepada peserta untuk
mengikuti kegiatan Prolanis sesuai jadwal yang Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
ditetapkan. Dengan demikian, hubungan antara Nomor 7 Tahun 2019 tentang Petunjuk
FKTP dan peserta Prolanis diharapkan dapat Pelaksanaan Pembayaran Kapitasi Berbasis
Kinerja. BPJS Kesehatan. Jakarta; 2019.
terjalin dengan baik, peserta Prolanis memiliki
5. Kementerian Kesehatan. Peraturan Menteri
harapan hidup yang lebih lama dan dapat Kesehatan No.71 Tahun 2013 tentang
meningkatkan kunjungan rutin peserta ke FKTP Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan
hingga berimplikasi terhadap pencapaian indikator Kesehatan Nasional. 2013.
RPPT. 6. Thabrany H, Setiawan E, Puteri GC,
Qodarina UK, Pujiastuti AS, Aisyah W, et
al. Evaluasi Penyelenggaraan Sistem
SIMPULAN
Rujukan Berjenjang Era JKN-KIS.
Faktor utama belum terpenuhinya target Ringkasan Riset JKN-KIS [Internet].
indikator KBK disebabkan minimnya ketersediaan 2017;3:1–8. Available from:
SDM, kurangnya sarana prasarana, dan rendanya https://www.bpjs-
pengetahuan peserta JKN terkait Prolanis. kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/dca313
Meskipun demikian, faktor lain seperti 943f8f8b6f322071045ed1ceb6.pdf
ketersediaan dana, adanya kebijakan dan sistem 7. Darmawan A, Kusdiyah E, Enis RN, W S,
Realita E. Kajian Capaian Indikator
informasi yang mendukung juga berpengaruh
Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen
terhadap pencapaian indikator Angka Kontak. Pelayanan (KBK) BPJS Di FKTP Kota
Disisi lain, adanya permintaan pasien untuk dapat Jambi. Jambi Medical Journal.
dirujuk ke Rumah Sakit merupakan faktor 2020;8(1):75–84.
eksternal yang tidak dapat dikendalikan oleh FKTP 8. Nofriyenti N, Syah NA, Akbar A. Analisis
sehingga hal tersebut juga berimplikasi terhadap Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
capaian Indikator RRNS. Selain itu, minimnya Pemenuhan Indikator Angka Kontak
Komunikasi dan Rasio Peserta Prolanis di
sosialisasi kepada peserta Prolanis turut berperan
Puskesmas Kabupaten Padang Pariaman.
dalam pencapaian indikator RPPT. Oleh karena Jurnal Kesehatan Andalas. 2019;8(2):315-
itu perlu dilakukan analisis kebutuhan SDM sesuai 324.
beban kerja FKTP, mengajukan kebutuhan sarana 9. Faulina AC, Khoiri A, Herawati YT. Kajian
prasarana sesuai standar ke Dinas Kesehatan Pelaksanaan Sistem Rujukan Berjenjang
terkait dan melakukan sosialisasi dan edukasi Dalam Program Jaminan Kesehatan
Nasional di UPT. Pelayanan Kesehatan
secara rutin kepada peserta Prolanis.
Universitas Jember. Jurnal Ikesma.
2016;12(2):91–102.
DAFTAR PUSTAKA 10. Nurlinawati I, Rosita R, Werni S.
1. Kementerian Kesehatan. Peraturan Menteri Gambaran Faktor Penyebab Rujukan Di
Kesehatan No.28 Tahun 2014 tentang Puskesmas Kota Depok. Buletin Penelitian
Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Sistem Kesehatan. 2019;22(3):176-183.
Kesehatan Nasional. 2014; 11. Alawi M, Junadi P, Latifah SN. Analisis
2. Maujudah S. Faktor-faktor yang Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
berhubungan dengan indikator kapitasi Tingginya Rujukan Kasus Non Spesialistik
berbasis komitmen pelayanan puskesmas di Pasien Jaminan Kesehatan Nasional pada
Wilayah DKI Jakarta tahun 2018= Factors Puskesmas di Kabupaten Sukabumi Tahun
related to. 2018 [cited 2021 Jan 14]; 2015. Jurnal Ekonomi Kesehatan
Available from: Indonesia. 2017;2(1):17-23.
https://library.ui.ac.id/detail?id=20476992 12. Munawarah SH, Misnaniarti M, Isnurhadi I.
&lokasi=lokal Sumber Daya Terhadap Pencapaian
3. Pemerintah RI. UU RI No.40 Tahun 2004 Indikator Kapitasi Berbasis Pemenuhan
Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Komitmen Pelayanan (KBPKP) di
2004;1–45. Puskesmas Kota Palembang. Gaster.
4. BPJS Kesehatan. Peraturan Badan 2020;18(1):37-49.
13. Widaty D. Analisis Pemenuhan Indikator 21. Fadila R, Purnomo AF. Analisis Faktor
Pembayaran Kapitasi pada Fasilitas Penyebab Tingginya Rasio Rujukan Non
Kesehatan Tingkat Pertama di Surabaya. Spesialistik Puskesmas Rawat Inap. Jurnal
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia. Kesehatan Komunitas. 2021;7(2):144–149.
2018;5(2):111-116. 22. Widodextrosa, Muryanto I, Rany N, Hanafi
14. Maramis JVF, Mandagi CKF, Wowor R. A, Puspasari A. Achievement Efforts Based
Analisis Pencapaian Indikator Kapitasi On The Fulfillment of Service
Berbasis Komitmen (KBK) Terhadap Commitments (KBPKP) Analysis in
Pembayaran Dana Kapitasi Di Puskesmas Puskesmas Rumbai, Pekanbaru City.
Wawonasa Kota Manado. Jurnal Kesmas. 2020;6(3):310–327.
2019;7(4). Available from: 23. Sabrina Q. Kebijakan dan Manajemen
http://www.ejournalhealth.com/index.php/ Publik Pelaksanaan Program Jaminan
kesmas/article/view/892 Kesehatan Nasional (JKN) Dalam
15. Asfiani LV, Ilyas Y. Level of Adherence Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan
and Its Determinants of Prolanis di RSU Haji Surabaya. Kebijakan dan
Attendance in Type 2 Diabetes Mellitus Manajemen Publik. 2015;3(2):54–62.
Participants at Five BPJS Primary Health
Care in Bekasi 2016. Journal Of Indonesian
Health Policy And Administration.
2017;2(2):6-13.
16. Maharanti S, Oktamianti P. An Analysis Of
The Healthcare Center System As A
Gatekeeper In 2018. Journal Of Indonesian
Health Policy And Administration.
2018;3(2):46-50.
17. Pamungkas RA, Chamroonsawasdi K,
Charupoonphol P, Vatanasomboon P. A
health-based coaching program for diabetes
self-management (DSM) practice: A
sequential exploratory mixed-method
approach. Endocrinol Diabetes y Nutricion.
2020; Available from:
https://doi.org/10.1016/j.endinu.2020.07.0
10
18. Eskawati MY, Murti B, Tamtomo D.
Implementation of the Referral System
Policy in the National Health Insurance
Scheme at Community Health Centers,
Ngawi District, East Java. Journal of Health
Policy and Management. 2017;2(2):104–
113.
19. Manurung J. Analisa Capaian Indikator
Kapitasi Berbasis Komitmen (KBK)
Pelayanan Terhadap Pembayaran Dana
Kapitasi Di Puskesmas Hutabaginda
Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli
Utara Tahun 2019. Jurnal Akrab Juara.
2021;6(2):189–200.
20. Arifa AFC. Pengaruh Informasi Pelayanan
Prolanis Dan Kesesuaian Waktu Terhadap
Pemanfaatan Prolanis Di Pusat Layanan
Kesehatan Unair. Jurnal Administrasi
Kesehatan Indonesia. 2018;6(2):95-102.