Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Biosains Pascasarjana Vol.

23 (2021) pp
© (2021) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia

RADIOTERAPI KANKER CERVIX DENGAN


LINEAR ACCELERATOR (LINAC)
Winarno1,2, Veren Audia Nurmansya*1, Zakiyatul Miskiyah1
1
Departemen Fisika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga
2
Biophysics and Medical Physics Research Group, Fakultas sains dan Teknologi, Universitas
Airlangga
e-mail: *1veren.audia.nurmansya-2017@fst.unair.ac.id, 2zakiyatul.miskiyah-
2017@fst.unair.ac.id , winarno@fst.unair.ac.id

Abstrak

Kanker serviks merupakan salah satu kanker mematikan yang sering terjadi di
Indonesia. Pada tahun 2019, Kementerian Kesehatan mencatat kanker serviks menempati
peringkat kedua untuk jenis kanker yang paling banyak ditemui setelah kanker payudara.
Setiap tahunnya, ada sekitar 40.000 kasus baru kanker serviks yang terdeteksi pada
perempuan Indonesia. Upaya dalam menyembuhkannya melalui radioterapi dengan radiasi
pengion yang untuk mematikan sel kanker. Sumber yang digunakan adalah sinar X atau
foton. Salah satu jenis pesawat radioterapi eksternal adalah Akselerator Linear (Linac).
Dalam melakukan kalibrasi alat – alat radioterapi khususnya LINAC dan dalam melakukan treatment
planning system (TPS) pada kanker memerlukan seorang fisikawan medis. Observasi dilakukan dengan
tahapan orientasi, observasi langsung, hingga konsultasi dan diskusi. Peran fisikawan medis meliputi
perencanaan TPS, simulasi pada kanker pasien, pembuatan blok untuk melindungi organ sehat,
perhitungan dosis serta melakukan penyinaran. Pentingnya peran seorang fisikawan medis dalam
proses radioterapi untuk mengobati kanker serviks.

Kata kunci— kanker serviks, LINAC , fisikawan medis

Abstract
Cervix cancer is a deadly cancer that often occurs in Indonesia. In 2019, the Ministry
of Health recorded cervical cancer as the second most common type of cancer after breast
cancer. Every year, there are around 40,000 new cases of cervical cancer that are detected in
Indonesian women. Efforts in curing it through radiotherapy with ionizing radiation to kill
cancer cells. The source used is X-rays or photons. One type of external radiotherapy plane is
the Linear Accelerator (Linac). In calibrating radiotherapy devices, especially LINAC and in
conducting a treatment planning system (TPS) in cancer, a medical physicist is required.
Observation was carried out with stages of orientation, direct observation, also consultation
and discussion. The role of medical physicists includes planning TPS, simulating cancer
patients, making blocks to protect healthy organs, calculating doses and conducting
irradiation. The importance of the role of a medical physicist in the process of radiotherapy
to treat cervix cancer.

Keywords—Cervix cancer, LINAC , medical physicist

75
JBP Vol.23, No.02, Desember 2021- Winarno, Veren Audia Nurmansya, Zakiyatul
Miskiyah
DOI 10.20473/jbp.v5i2.2021.24-35
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 23 (2021) pp
© (2021) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia
1. PENDAHULUAN Kesehatan mencatat kanker cervix menempati
peringkat kedua untuk jenis kanker yang paling
Fisika medis merupakan suatu disiplin ilmu banyak ditemui setelah kanker payudara. Setiap
yang mengenal, mempelajari serta menganalisis tahunnya, ada sekitar 40.000 kasus baru kanker
berbagai faktor dan gejala fisik paparan radiasi cervix yang terdeteksi pada perempuan
yang berpengaruh terhadap manusia dan Indonesia.Tingginya tingkat kematian pada
lingkungan. Dalam dunia medis, para ahli pengidap kanker cervix diduga karena
terdorong untuk terus menggali ilmu keterlambatan diagnosis. Banyak pengidap
pengetahuan dan teknologi demi mengentaskan kanker cervix yang sulit mendeteksi gejala
permasalahan kesehatan yangmembutuhkan kanker cervix itu sendiri.
penanganan serius dengan berbagai peralatan Pada jurnal ini akan dijelaskan tetang
medis. Salah satu teknologi yang dibutuhkan perencanaan pengobatan (treatment planning
yaitu Radioterapi, dimana dalam pemanfaatannya system) pada kanker cervix menggunakan
diperlukan suatu sistem pengaturan untuk dapat Akselerator Linier (LINAC) di RSUD Dr.
memenuhi perencanaan terapi. Soetomo Surabaya. Dan bertujuan agar kita
Radioterapi merupakan suatu tindakan mengetahui apa saja peran Fisikawan Medis
pengobatan medis yang dilakukan dengan dalam pengobatan kanker Cervix menggunakan
menggunakan radiasi pengion yang untuk LINAC sekaligus juga dapat member wawasan
mematikan sel kanker yang di derita oleh pasien pada pembaca tentang Radioterapi.
dengan melakukan terapi pada kerusakan sel
kanker semaksimal mungkin. Dalam tindakan 2. RADIOTERAPI CA-CERVIX
pengobatan kanker ini bersifat tertutup.
Radioterapi eksternal merupakan bentuk Fisikawan Medis sangat berperan dalam
pengobatan radiasi dengan sumber radiasi proses Radioterpi Ca-Cervix menggunakan
mempunyai jarak dengan target yang dituju atau LINAC. Mulai dari planning, hingga
berada diluar tubuh. Sumber yang digunakan
adalah sinar X atau foton. Salah satu jenis pelaksanaan Radioterapi.
pesawat radioterapi eksternal adalah Akselerator
Linear (Linac). 2.1 Radioterapi
Salah satu instrumen yang digunakan
dalam radioterapi adalah Akselerator Linier Radioterapi telah diterima sebagai sebuah
(LINAC). LINAC ini merupakan instrumen yang modalitas penting pada pengobatan penyakit
menggunakan gelombang elektromagnetik kanker tidak lama setelah ditemukan sinar -
dengan frekuensi tinggi untuk mempercepat X pada akhir abad XIX disamping modalitas
partikel bermuatan seperti elektron. Elektron
berenergi tinggi tersebut bisa digunakan untuk
lain seprti pembedahan dan kemoterapi.
mengobati tumor pada kedalaman yang dangkal, Modalitas ini berkembang dengan pesat
atau electron tersebut dikenakan pada target mengikuti perkembangan teknologi pada
sehingga menghasilkan foton untuk mengobati umumnya. Radiasi eksterna yang merupakan
tumor dengan kedalaman yang cukup jauh. metode pemberian radiasi konvensiaonal
LINAC dapat memproduksi foton dan telah berubah dengan kemampuan
elektron dalam berbagai tingkatan energi. Energi meningkatnya tegangan yang dihasilkan oleh
yang digunakan untuk foton dan elektron berorde sistem generator penghasil foton. Semakin
MeV. Keluaran pada setiap energi memiliki
karakteristik yang berbeda dengan tujuan
tinggi tegangan yang dihasilkan semakin
penggunaan yang berbeda. Mekanisme keluaran optimal pula hasil pengobatan, yakni
foton dan elektron juga merupakan pertimbangan diperoleh kematian jaringan tumor sebanyak
dalam menentukan penggunaan nilai energi baik – banyaknya tetapi kerusakan jaringan sehat
foton maupunelektron. Sehingga, LINAC sangat sekitarnya minimal. Radiasi eksterna diawali
dianjurkan untuk mengobati kanker terutama dengan penggunaa anode statis yang
kanker cervix. menghasilkan tegangan sebanyak 10 kilo
Menurut WHO, kanker Volt, dan sekarang dengan teknologi
cervixmerupakan jenis kanker nomor empat yang
paling sering menyerang wanita. Pengamatan
akselarator dapat dihasilkan tegangan tinggi
WHO juga menghasilkan kesimpulan bahwa dlaam penggunaan untuk kesehatan sampai
angka kejadian kanker cervix lebih besar di dengan 15 Mega Volt di samping elektron.
negara-negara berkembang daripada di negara- Di negara maju akselarator untuk kesehatan
negaramaju. Pada tahun 2019, Kementerian

76
JBP Vol.23, No.02, Desember 2021- Winarno, Veren Audia Nurmansya, Zakiyatul
Miskiyah
DOI 10.20473/jbp.v5i2.2021.75-86
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 23 (2021) pp
© (2021) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia
juga telah merambah penggunaan proton
serta partikel berat lainnya. 2.1.2 Prinsip Dasar Radioterapi
Tahun 1970, penggunaan linier
akselerator energi tinggi mempunyai multi Prinsip Radioterapi Radioterapi
energi berkas elektron dan foton, yaitu pada adalah suatu jenis pengobatan yang
energi radiasi dengan elektron untuk menggunakan atau memanfaatkan radiasi
keperluan radioterapi adalah berkisar 4-22 pengion (sinar-X, dan sinar Gamma) dan
MeV dan untuk energi radiasi dengan foton partikel lainnya untuk mematikan sel-sel
adalah 6- 18 MV. Sifat dari radiasi pengion kanker tanpa akibat fatal pada jaringan
dapat merusak jaringan, maka diusahakan sehat disekitarnya. Prinsip radioterapi
dosis radiasi yang diberikan pada sel tumor adalah memberikan dosis radiasi yang
harus terdistribusi secara merata atau mematikan tumor pada daerah yang telah
homogen sesuai dengan aturan International ditentukan (volume target) sedangkan
Commision on Radiation Unit (ICRU) yaitu jaringan normal sekitarnya mendapat dosis
dosis maksimum dalam rentang 95 %- 100% seminimal mungkin. Hal ini sangat
(Syam, 2012). ditunjang dengan kemajuan teknologi dari
alat-alat radioterapi dan kemajuan dari
2.1.1 Tujuan dari adanya radiasi komputer. Perkembangan teknologi di
dunia kedokteran tidak dapat dipungkiri
 Menyembuhkan atau mengecilkan telah membantu penderita penyakit untuk
kanker pada stadium dini Radiasi sembuh dari sakit yang dideritanya dan
digunakan untuk membuat kanker meningkatkan kualitas hidup penderita
mengecil atau hilang sama sekali. Untuk tersebut (Stephens, O Frederick, 2009).
kasus kanker lain, bisa digunakan Radiasi dapat digunakan dengan tujuan
untuk mengecilkan tumor sebelum sebagai berikut yaitu:
operasi (pre-operative therapy) atau 1. Kuratif
setelah operasi yang tujuannya untuk
menjaga agar kanker tidak kambuh
Tujuannya untuk
(adjuvant therapy). Terapi ini dapat juga memusnahkan semua sel ganas
dilakukan bersamaan dengan yakni menghilangkan atau
chemotherapy. eradikasi tumor pada daerah
 Mencegah agar kanker tidak muncul di lokal dan kelenjar getah bening
area lain. Apabila suatu jenis kanker regional. tujuan ini dapat
diketahui menyebar ke area tertentu, dicapai pada perluasan tumor
kemungkinan akan dilakukan treatment minimal atau dini tanpa
untuk mencegah agar sel tersebut tidak ditemukan metastasis,
berubah menjadi tumor. Sebagai contoh, misalnya pada karsinoma
pasien dengan beberapa type kanker
nasofaring, kanker mulut
paru-paru, mungkin akan menerima
prophylactic (preventive) radiasi di rahim.
kepala sebab tipe kanker ini sering 2. Paliatif
menyebar keotak. Tujuannya untuk
 Mengobati gejala-gejala pada kanker menghilangkan atau
stadium lanjut. Beberapa kanker mengurangi gejala sehingga
mungkin telah menyebar jauh dari dapat meningkatkan kualitas
perkiraan pengobatan. Tetapi hal ini hidup pasien. Diberikan pada
bukan berarti kanker tersebut tidak bisa kanker dalam stadium lanjut,
diobati agar pasien merasa lebih baik. baik lokal maupun dengan
Radiasi bisa untuk membebaskan dari metastasis misalnya pada kasus
rasa sakit, masalah pada pemasukkan keganasan keluhan nyeri
makanan, bernafas atau pada usus besar,
karena metastasis tulang
yang semua itu disebabkan oleh kanker
yang sudah pada stadium dengan ancaman fraktur dan
lanjut.Carainibiasadinamakanpalliativer kasus pendarahan akibat
adiation. keganasan (R. Susworo, 2007).
77
JBP Vol.23, No.02, Desember 2021- Winarno, Veren Audia Nurmansya, Zakiyatul
Miskiyah
DOI 10.20473/jbp.v5i2.2021.75-86
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 23 (2021) pp
© (2021) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia
mengetahui pertumbuhan sel atau perubahan
2.1.3 Radioterapi Eksternal sel abnormal (Gregory Lee, 2014).
Cervix merupakan bagian bawah
Radiasi eksternal/ teleteraphy, uterus (uterine cervix). cervix
adalah bentuk pengobatan radiasi dengan menghubungkan antara uterus (tempat
sumber radiasi mempunyai jarak dengan tumbuh dan berkembangnya fetus) dengan
target yang dituju atau berada diluar liang vagina (jalan lahir). Bagian dari cervix
tubuh. Pesawat Teleterapi menggunakan yang paling dekat dengan korpus uteri
source berupa radioaktif dan pancaran disebut endocervix dan bagian yang paling
elektron dengan sumber listrik. Prinsip dekat dengan liang vagina disebut exocervix
penggunaan pesawat radioterapi eksternal ectocervix). Tipe sel utama yang menutupi
yakni target berada pada jarak tertentu dari cervix adalah sel squamous (pada exocervix)
source. dan sel glandular (pada endocervix). Dua
Alasan mendasar mengenai jarak tipe sel tersebut bertemu pada
antara source ke target adalah karena transformation zone. Seringkali kanker
perbedaan efisiensi (jika terlalu jauh atau cervix bermula pada daerah transformation
melebihi yang telah ditentukan maka zone (American Cancer Society, 2013).
energi yang terpancar sampai mencapai
target akan membutuhkan energi yang
lebih besar dan waktu yang lama), dan
karena elekron kontaminasi yang berada di
sekitar 50cm dari source. Selama proses
terapi, yakni saat posisi beam on yang ada
di ruang perawatan hanya pasien saja. Para
radiografer mengawasi dan
mengendalikan alat dari ruang operator
Gambar 2.2 Bagian – bagian dalam pada
(Oktaviana,2016). kelamin wanita

2.2 Kanker Cervix 2.2.1 Terapi Kanker Serviks

Kanker cervix adalah jenis kanker Bila diagnosa histopatologik telah


yang muncul dari leher rahim. Kanker ini dibuat, maka pengobatan harus segera
terutama disebabkan oleh pertumbuhan dilakukan dan pilihan pengobatan tergantung
abnormal (atau) perubahan sel pada cervix. pada beberapa faktor yaitu:
Pada perubahan abnormal menyebabkan 1. Letak dan luas lesi
beberapa gejala, yang meliputi perdarahan 2. Usia dan jumlah anak serta keinginan
dari vagina, rasa sakit di perut bagian menambah jumlah anak
bawah, nyeri saat berhubungan seks dan 3. Adanya patologi lain dalam uterus
keputihan. Kebanyakan kanker cervix 4. Keadaan sosial ekonomi
disebabkan oleh virus yang disebut human 5. Fasilitas
papillomavirus (HPV). Hal ini dapat diobati Pengobatan kanker serviks
dengan baik ketika itu ditemukan pada tahap tergantung pada tingkatan stadium klinis.
awal kanker. Tes Pap yang abnormal atau tes Secara umum dapat digolongkan ke dalam
Pap adalah tes yang lazim dilakukan sebagai tiga golongan terapi (Indriyani D., 1991)
bagian dari tes rutin yang dilakukan wanita. yaitu:
Tes ini dapat mendeteksi sel-sel pra-kanker 1) Operasi
dan kanker divagina dan leher rahim. Hal ini Operasi dilakukan pada stadium
tidak digunakan mendeteksi jenis kanker klinis І dan П, meliputi histerektomi
lainnya. Tes ini diambil sebagai sampel kecil radikal, histerektomi ekstrafasial dan
dari sel dikumpulkan dari permukaan cervix limpadenotomi. Pada stadium klinis П, di
dengan sikat atau spatula. Sel-sel ini samping operasi, dilakukan juga terapi
kemudian dioleskan ke slide dan diperiksa di radiasi untuk mengurangi risiko penyakit
bawah mikroskop di laboratorium untuk sentral yang terus berlanjut.
78
JBP Vol.23, No.02, Desember 2021- Winarno, Veren Audia Nurmansya, Zakiyatul
Miskiyah
DOI 10.20473/jbp.v5i2.2021.75-86
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 23 (2021) pp
© (2021) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia
2) Radioterapi sulit dilakukan, sedang pada LINAC partikel
Terapi radiasi yaitu dengan dalam bentuk berkas terkolimasi secara
menggunakan sinar X berkekuatan tinggi otomatis terpencar kedalam tabung
yang dapat dilakukan secara internal maupun akselerator. LINAC dapat dipakai untuk
eksternal. Terapi radiasi dilakukan pada mempercepat partikel hingga berenergi di
Stadium klinis Ш. Selain radiasi terkadang atas 1 BeV. Betatron praktis tidak mungkin
diberikan pula kemoterapi sebagai mencapai energi setinggi ini karena
kombinasi terapi. memerlukan magnet berukuran sangat besar
3) Kemoterapi
Kemoterapi dilakukan bila terapi
radiasi tidak mungkin diberikan karena
metastase sudah sangat jauh. Umumnya
diberikan pada Stadium klinis ІV B dan
hanya bersifat paliatif.

Gambar 2.3. LINAC pada Instalasi


2.3 LINAC Radioterapi RSUD Dr. SOETOMO
Akselerator linear (linear 2.3.1 Prinsip kerja dari linear accelerator
accelerator, LINAC) adalah alat terapi (LINAC)
radiasi yang eksternal yang paling umum
digunakan untuk pasien yang terkena LINAC semula dipakai untuk
kanker. Linear accelerator digunakan untuk mempercepat partikel bermuatan positif
mengobati semua lokasi badan yang terkena seperti proton. Namun, setelah berbagai
kanker, menyampaikan high-energy sinar-x modifikasi, mesin dapat pula dipakai untuk
yang sama dosisnya kepada daerah tumor mempercepat partikel bermuatan negatif
pasien. Alat ini digunakan tidak hanya dalam seperti elektron. Dalam hal ini, elektron
terapi radiasi eksternal, tetapi juga untuk yang dipercepat mampu bergerak dengan
Radiosurgery Stereotactic dan Badan kecepatan mendekati kecepatan cahaya
Stereotactic Radioterapi yang serupa (elektron dengan energi 2 MeV bergerak
menggunakan gamma. Sinar-Rontgen ini dengan kecepatan 0,98 c, dengan c adalah
dapat menghancurkan sel kanker selagi kecepatan cahaya). Jika elektron berenergi
melingkupi jaringan normal. tinggi itu ditabrakan pada target dari logam
Aplikasi LINAC Akselerator linier berat maka dari pesawat LINAC akan
(Linear Accelerator, LINAC) pertama kali dipancarkan sinar-X berenergi tinggi.
diperkenalkan oleh R. Wideroe di Swiss Radioterapi dapat juga dilakukan dengan
pada 1929, namun unjuk kerjanya saat itu menggunakan elektron berenergi tinggi.
kurang memuaskan. LINAC mempunyai Elektron yang dipercepat dalam LINAC
kelebihan dan kekurangan dibandingkan dapat langsung di manfaatkan untuk
dengan akselerator magnetik. Ukuran alat radioterapi tanpa harus ditabrakan terlebih
dan biaya yang diperlukan untuk dahulu dengan logam berat. Jadi, LINAC
mengoperasikan LINAC kira-kira dapat juga berperan sebagai sumber radiasi
proporsional dengan energi akhir partikel partikel berupa elektron cepat yang dapat
yang dipercepat. Sedang pada akselerator dimanfaatkan untuk radioterapi tumor.
magnetik, tenaga yang diperlukan akan lebih Akselerator Linear dalam aplikasinya
tinggi untuk menghasilkan energi akhir menggunakan teknologi gelombang mikro
partikel yang sama besarnya. Oleh sebab itu, yang juga digunakan untuk radar.
untuk mendapatkan partikel berenergi sangat Gelombang mikro ini dimanfaatkan untuk
tinggi, LINAC akan lebih ekonomis mempercepat elektron dalam akselerator
dibandingkan akselerator magnetik. Di yang disebut “wave guide”.
samping itu, penyuntikan partikel yang akan LINAC menggunakan teknologi microwave
dipercepat dalam akseleratormagnetik sangat (teknologi yang sama seperti yang
79
JBP Vol.23, No.02, Desember 2021- Winarno, Veren Audia Nurmansya, Zakiyatul
Miskiyah
DOI 10.20473/jbp.v5i2.2021.75-86
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 23 (2021) pp
© (2021) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia
digunakan dalam radar) untuk mempercepat Jika perangkat digunakan untuk produksi
electron digunakan suatu alat yang disebut sinar-X untuk pemeriksaan atau terapi pipa
sebagai “wave guide”, hal tersebutlah yang mungkin hanya 0,5 sampai 1,5 meter,
kemudian mengizinkan elektron sedangkan perangkat yang akan diinjeksi
bertumbukan dengan heavy metal target. bagi sebuah sinkrotron mungkin sekitar
Hasil dari tumbukan antara elektron dan sepuluh meter panjangnya, serta jika
metal adalah high-energy x-rays yang perangkat digunakan sebagai akselerator
dihasilkan oleh metal target. High energy x- utama untuk investigasi partikel nuklir,
rays tersebut kemudian akan diatur untuk mungkin beberapa ribu meter.
kemudian diberikan pada pasien tumor dan 1. Dalam ruang, elektrik elektroda
diatur keluarannya dari mesin yang silinder terisolasi ditempatkan, yang
disesuaikan dengan keadaan dari pasien. panjangnya bervariasi dengan jarak
Sinar yang keluar dari bagian accelerator sepanjang pipa.
disebut sebagai gantry yang berotasi di Panjang elektroda ditentukan oleh frekuensi
sekeliling pasien. dan kekuatan sumber daya penggerak serta
Pesawat Linac menghasilkan berkas sifat partikel yang akan dipercepat, dengan
radiasi elektron yang dipercepat atau foton segmen yang lebih pendek di dekat sumber
sinar¬X bertenaga tinggi. Sebelum dan segmen lagi dekat target.
melakukan pengukuran output perlu 1. Satu atau lebih sumber energi frekuensi
diketahui berkas mana akan diukur, karena radio, Sebuah akselerator daya yang
cara pengukuran kedua berkas tersebut tidak sangat tinggi akan menggunakan satu
sama, dalam metode maupun peralatan yang sumber untuk elektroda masing-masing.
digunakan untuk pengukuran. Sebelum Sumber harus beroperasi pada level daya
dilakukan pengukuran, perlu dilakukan yang tepat, frekuensi dan fase yang
pengecekan energi berkas, apakah sama sesuai dengan jenis partikel dipercepat
dengan energi berkas pada panel kontrol. untuk mendapatkan daya perangkat
Jika terdapat perbedaan maka perlu maksimum.
dilakukan penyesuaian energi dengan 2. Sebuah sasaran yang tepat. Pada
memutar tombol pengatur. Pengecekan kecepatan mendekati kecepatan cahaya,
energi foton yang dihasilkan pesawat Linac, peningkatan kecepatan tambahan akan
perlu dilakukan pengukuran dosis pada menjadi kecil, dengan energi yang
kedalaman 10 dan 20 cm dalam fantom air. muncul sebagai peningkatan massa
Dari hasil pengukuran ini ditetapkan nilai partikel. Dalam bagian-bagian dari
perbandingan D10/D20 -nya, lalu dicari akselerator hal ini terjadi, panjang
energi fotonnya melalu kurva D10/D20 vs elektroda tabung akan hampir berjalan
energi foton. Pasien ditempatkan pada kursi konstan.
pengobatan yang dapat bergerak kesegala 3. Tambahan elemen lensa magnetis atau
arah, agar dapat dipastikan pemberian elektrostatik Untuk memastikan bahwa
radiasi dalam posisi yang tepat. Radiasi sinar tetap di tengah pipa dan elektroda
dikirim melalui kursi pengobatan. nya.
Akselerator Linear yang merupakan 4. Akselerator yang sangat panjang akan
akselerator dengan partikel lurus menjaga keselarasan tepat komponen
mangandung unsure-unsur : mereka melalui penggunaan sistem
1. Sumber partikel. servo dipandu oleh sinar laser.
Tergantung pada partikel yang sedang
bergerak. Proton yang dihasilkan dalam 2.3.2 Monthly Test pada Pesawat LINAC
sumber ion memiliki desain yang berbeda.
Jika partikel lebih berat harus dipercepat, Kontrol kualitas bulanan ditujukan untuk
misalnya ion uranium. parameter-parameter yang mempunyai
1. Sebuah sumber tegangan tinggi dampak kecil terhadap pasien, sebagai
untuk injeksi awal partikel. contoh:
2. Sebuah ruang hampa pipa vakum. indikator jarak meja pasien (baik lateral,
80
JBP Vol.23, No.02, Desember 2021- Winarno, Veren Audia Nurmansya, Zakiyatul
Miskiyah
DOI 10.20473/jbp.v5i2.2021.75-86
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 23 (2021) pp
© (2021) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia
longitudinal, ketinggian ataupun LINAC
rotasi), luas lapangan cahaya penyinaran,
beam flatness, profile consistency. 2.3.3 Annual Test pada Pesawat Varian
Selain itu, dilakukan juga verifikasi LINAC
pretreatment untuk setiap kasus IMRT Jika stabilitas terjaga dengan baik,
dengan menggunakan IBA Dosimetry maka alatpesawat LINAC masih bekerja
MatriXX Evolution. dengan baik. Apabila diketahui keluaran
dosisPesawat LINAC tidak lagi stabil, maka
seorang fisikawan medis harusmelaporkan
kesalahan tersebut kepada seorang teknisi
alat Pesawat LINACsehinggadapat
diperbaiki dan dapat bekerja dengan
Gambar 2.3.2. Setup MatriXX baik.Selain itu ada parameter lain yang pada
Evolution untuk verifikasi IMRT. tes tahunan,yaitu sebagai berikut:
Dikombinasikandengan MultiCUBE Tabel 2.3.3 Annual Test pada pesawat
LINAC
Uji Jaminan mutu bulanan ini salah
satunya yaitu dengan menggunakanwater
phantom yang dilakukan sebanyak satu kali
dalam sebulan.Perangkat water
Phantom berfungsi sebagai kalibrator untuk
mengatur ulang fungsi alat scan
melalui seperti semula menjadi di bawah
batas toleransi. Seperangkat alat water
phantom akan mendeteksi berupa keluaran
dosis dari pesawat LINAC yang
ditampilkan melalui elektrometer dengan
satuan MU (Monitor Unit). Keluaran
dari Water Phantom akan menunjukkan
keluaran dari pesawat LINAC selama
digunakan dengan mengacu pada nilai 1 cGy
setara dengan 1 MU. Perhitungan 2.4 Fisikawan Medis
dosis mengacu pada TRS-398, sehingga
kalibrasi alat Pesawat LINAC Menurut Aliansi Fisikawan Medik
menggunakan Water Phantom sangat Indonesia, Fisika Medis adalah cabang
penting dilakukan agar tidak terjadi terapan ilmu Fisika yang menggunakan
kesalahan pada tampilan dosis keluaran. prinsip, metode dan filosofi fisika dalam
Secara umum, berikut merupakan praktik dan penelitian untuk pencegahan,
monthly test pada pesawat linac: diagnosis dan pengobatan penyakit dengan
tujuan meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat. Fisika Medis
Tabel 2.3.2 Monthly Test pada pesawat
selanjutnya dapat dikelompokkan menjadi
beberapa sub-bidang (spesialisasi), yakni
Fisika Radioterapi, Fisika Radiologi
Diagnostik dan Intervensional, dan Fisika
Imajing Kedokteran Nuklir. Bidang-bidang
ini juga terkait erat dengan bidang ilmu
lainnya seperti Biofisika, Teknik Biomedika
dan Fisika Kesehatan.
Dikutip dariAliansi Fisikawan
Medik Indonesia, Fisikawan medik adalah
individu profesional yang mempraktikkan

81
JBP Vol.23, No.02, Desember 2021- Winarno, Veren Audia Nurmansya, Zakiyatul
Miskiyah
DOI 10.20473/jbp.v5i2.2021.75-86
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 23 (2021) pp
© (2021) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia
ilmu Fisika Medis. Menjadi fisikawan medik Penelitian dan inovasi metode dan
memerlukan pendidikan dan pelatihan peralatan terkait penggunaan besaran Fisika
terstruktur mengenai konsep dan teknik di ranah medis, yang semuanya bertujuan
penerapan Fisika dalam bidang medis. akhir melindungi pasien, staf, dan
Fisikawan medik dapat bekerja di institusi lingkungan dari bahaya radiasi yang tidak
fasilitas pelayanan kesehatan, akademik, bermanfaat.
atau penelitian. Fisikawan medik yang Dari segi regulasi, pelayanan
bekerja di lingkungan klinis adalah tenaga fisikawan medik di fasilitas pelayanan
kesehatan yang dilindungi oleh undang- kesehatan diatur oleh standar layanan oleh
undang, yang telah menjalani pelatihan Menteri Kesehatan RI (Permenkes 83 Tahun
pendidikan terstruktur dalam konsep dan 2015).
aplikasi klinis yang kompeten untuk
berpraktik secara mandiri di subbidang 3. METODE RADIOTERAPI CA-
(spesialisasi) Fisika Medis.Ilmu Fisika CERVIX MENGGUNAKAN LINAC
Medis dan profesi fisikawan medik hadir
untuk mengupayakan hal itu dengan cara Penyinaran radioterapi untuk Ca-
melaksanakan dan mengembangkan metode Serviks adalah menggunakan teknik
penjaminan kualitas dari segi keamanan dan konformal 3 dimensi. Menggunakan dosis
kelayakan peralatan radiasi medis secara sebesar 20 Gy dalam 10 fraksinasi. Dengan
utuh. melakukan deliniasi pada seluruh uterus dan
vagina serta organ at risk seperti kandung
2.4.1 Tugas Fisikawan Medis kemih dan rektum.
Perencanaan radiasi konformal 3
Fisikawan medik mengupayakan dimensi dilakukan dengan cara memasang
segala hal demi menekan risiko dari penanda logam pada sentrasi radiasi.
radiasiterhadap pasien, pekerja, dan Potongan CT dibuat dari vertebrae lumbal 5
lingkungan, serta memastikan penggunaan sampai bawah tulang ischium. Gantry
radiasi lebih aman dan bermutu. Secara CTpada posisi 0o . Ketebalan irisan CT
umum, fisikawan medik mempunyai tugas: adalah 3 mm, interval antar irisan 5 mm.
 Problem solving mengenai penggunaan Semua catatan CT direkam dalam kepingan
radiasi di ranah klinis dengan VCD oleh sistem DICOM. Fisikawan medis
pendekatan ilmiah, membuat 5-7 berkas sinar (beam) dari arah
 Pengukuran, estimasi, dan perhitungan gantry yang berbeda.
jumlah radiasi yang diterima pasien dan
staf medis dengan metode ilmiah,
 Memastikan seluruh peralatan medis
yang bekerja dengan konsep Fisika
beroperasi dengan baik/aman untuk
pasien, staff, dan lingkungan.
Fisikawan medik memiliki program
dan keahlian khusus untuk memastikan
hal ini secara berkala,
 Mengoptimalkan penggunaan radiasi
kepada pasien dan memastikan bahwa
pasien menerima lebih banyak manfaat
ketimbang efek samping,
 Edukasi dan konsultasi mengenai
manfaat dan risiko radiasi serta besaran
Fisika lainnya kepada kolega/sesama Gambar 3. Penyinaran Ca-Cervix Teknik
staf dan juga publik (termasuk pasien Konformal 3D
dan keluarganya), dan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN

82
JBP Vol.23, No.02, Desember 2021- Winarno, Veren Audia Nurmansya, Zakiyatul
Miskiyah
DOI 10.20473/jbp.v5i2.2021.75-86
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 23 (2021) pp
© (2021) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia

Treatment Planning System pada Gambar 4.1.a. Perencanaan TPS pada


Pesawat Linac menggunakan software Ca serviks tampak depan
Eclips 13,6. beberapa data untuk planning
diatur menggunakan software ini, termasuk
posisi pasien, energi yang digunakan (foton
atau elektron), waktu penyinaran, dosis dan
fraksi radiasi, jumlah field, sudut gantry,
hingga mengatur MLC. Semua yang diatur
pada software eclips 13.6 sudah otomatis
terhubung dengan komputer pada operator
LINAC, sehingga nantinya radiografer bisa
langsung mengoprasikan LINAC sesuai
ketentuan yang sudah diatur dalam software,
tentunya juga butuh pengawasan oleh
Fisikawan Medis. Gambar 4.1.b. Perencanaan TPS pada
Ca serviks tampak Samping.
beberapa ketentuan untuk radioterapi ca-
serviks diantaranya: Setelah itu, fisikawan medis dapat
melakukan simulasi terhadap pasien penderita
‐ Jumlah field untuk radioterapi Ca- kanker serviks untuk mengetahui batas-batas
Serviks adalah 4 field, dengan sudut radiasi yang merupakan duplikat dari
masing-masing adalah 0˚, 90˚, 180̊ pelaksanaan radiasi yang akan dilakukan.
dan 270 ̊ . Dalam melakukan simulasi ini menggunakan
stimulator dimana alat ini berfungsi untuk
‐ Dosis radiasi 20 Gy dalam 10
menampilkan gambaran organ dalam yang
fraksinasi.
akan terkena sinar. Kemudian melakukan
‐ Energi radiasi berupa foton. pembuatan blok untuk menutupi organ –
Umumnya LINAC memancarkan organ sehat atau biasa disebut organ at risk
foton atau elektron dengan energi (OAR) yang berada di sekitar kanker atau
sebesar 6 MeV atau 10 MeV. Prinsip tumor sehingga jaringan yang ditutupi oleh
kerja linac yaitu mempercepat blok tidak rusak saat menerima dosis
elektron sehingga energi kinetiknya penyinaran. Pembuatan blok ini sengan cara
bertambah dari 4 MeV menjadi 25 menghitung dosis radiasi dan depth dose yang
MeV. diberikan dokter beserta luasan dari hasil
simulasi sehingga nantinya akan
menghasilkan luasan daerah yang akan
‐ MLC diatur hingga semua sasaran
diradiasi.
tercover dan melindungi organ sehat
atau OAR yang disekitarnya.

Gambar 4.3 Hasil Simulasi dan


pemberian TD dan DD oleh dokter

83
JBP Vol.23, No.02, Desember 2021- Winarno, Veren Audia Nurmansya, Zakiyatul
Miskiyah
DOI 10.20473/jbp.v5i2.2021.75-86
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 23 (2021) pp
© (2021) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia
Untuk mencari luasan paparan radiasi Dilakukan penyinaran Untuk
dilakukan perhitungan sebagai berikut : mendapatkan waktu lama penyinaran terapi,
❖ Diketahui dari hasil simulasi : menggunakan rumus :
• sumbu x1 = 8, x2 = 8, y1 = 9,5 ; y2= t AP/PA= dose
9,5 (dari blok segitiga yang telah di TAR x laju dosis
gambar oleh dokter dan skala yang Dimana
digunakan) • Nilai TAR sebesar 0.8190
• alas = 2 • Dosis 2 Gy : 2 = 1 Gy = 100 cGy
• tinggi = 9,5 (dosis dibagi dua karena
maka utuk mengetahui luasannya yaitu menggunakan teknik penyinaran
dengan mengurangkan luas persegi panjang SSD sehingga ada 2 lapangan yang
dan luas 4 segitiga yang terbentuk dan di radiasi yaitu pada sudut 0o dan
mengakar hasilnya 180o)
L =pxl • Untuk luas lapangan 16 x 16 laju
= 16 x 19 dosisnya = 149,72
= 304
L = (½ x alas x tinggi) 4 Maka untuk menentukan waktunya dengan
Dikali 4 karena ada 4 segitiga menyubstitusi pada rumus t Ap/PA
= ½ 9,5 . 2 . 4 t AP/PA= dose
= 38 TAR x laju dosis
L = 304-38
= 266 t AP/PA= 100
= 0.8190 x 149.72
= 16,3 = 0.815 menit
Dari hasil 16,3 maka luasan dibulatkan Setelah didapatkan waktu lamanya
menjadi 16 x 16. penyinaran, proses perhitungan telah
Biasanya perhitungan dosis pada disetujui oleh dokter, dan kertas jaminan
kanker serviks telah dihitung oleh dokter mutu spesifik pasien telah dilengkapi
spesialis onkologi sebesar 25 x 2 Gy yang isinya maka dapat dilakukan penyinaran
artinya 25 kali penyinaran, setiap penyinaran yang sesungguhnya.
2Gy. Namun, seorang fisikawan medis juga
dapat melakukan perhitungan dosis dengan 5. KESIMPULAN DAN SARAN
menggunakan rumusan :
● Metode SSD (Source Surface Kesimpulan
Distance) Fisikawan Medis memiliki
peranan penting dalam proses radioterapi,
Time = TD
diantaranya melakukan treatment
DR x PDD x FF x WF x W
planning system pasien radioterapi
● Metode SAD (Source Axis
bersama dokter, melakukan simulasi
Distance)
terhadap pasien kemudian membuat
Time = TD
block untuk melindungi organ sehat.
TAR x DR x FF x WF x W
Setalah itu, melakukan perhitungan dosis
Dimana :
radiasi pada tumor dan menganalisis
TD = tumor dosis
waktu lamanya penyinaran radiasi
WF = weighting Field
terhadap sel tumor.
FF = Field Factor
DR=Dose rate
W=Weight Saran
Dalam melakukan observasi
TAR = Tissue Air Ratio
penelitian atau dalam melakukan praktik
PDD = persentafe Depth Dose
kerja lapangan (PKL) praktikan harus
lebih teliti dalam observasi objek
penelitian, agar tujuan dari praktik kerja
84
JBP Vol.23, No.02, Desember 2021- Winarno, Veren Audia Nurmansya, Zakiyatul
Miskiyah
DOI 10.20473/jbp.v5i2.2021.75-86
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 23 (2021) pp
© (2021) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia
lapangan dapat terlaksan dengan baik dan Surabaya.
menyeluruh. Menjaga etika dalam 9. Seluruh karyawan serta staff
berinteraksi terutama dengan pasien agar Instalasi Radioterapi RSUD Dr.
tidak menyinggung privasi pasien serta Soetomo Surabaya.
menaati peraturan dan kebijakan yang 10. Staff bagian pendidikan dan latihan
telah ditetapkan oleh Rumah Sakit. di RSUD Dr. Soetomo Surabaya
yang membantu dalam
UCAPAN TERIMA KASIH penyelenggaraan PKL.
11. Semua pihak yang telah membantu,
Penulisan laporan ini tidak lepas dari bantuan tidak dapat kami sebutkan satu
berbagai pihak. Untuk itu menyampaikan persatu. Kami menyadari masih
ucapan terima kasih kepada: terdapat kekurangan dalam
penulisan laporan ini.
1. Tuhan Yang Maha Esa Oleh karena itu kritik dan saran yang
atas segala rahmat dan sifatnya membangun sangat diharapkan demi
hidayah-Nya sehingga memperbaiki laporan agar lebih baik. Kami
penulis dapat berharap agar laporan ini bermanfaat.
menyelesaikan Terima kasih.
penyusun jurnal ini.
2. Orang tua dan keluarga ACUAN REFERENSI
penulis yang selalu
memberikan kasih Sifat dari radiasi pengion dapat
sayang dan dukungan merusak jaringan, maka diusahakan dosis
yang tiada henti. radiasi yang diberikan pada sel tumor harus
3. Prof. Dr. Moh. Yasin. terdistribusi secara merata atau homogen
M. Si selaku ketua sesuai dengan aturan International
departemen Fisika Commision on Radiation Unit (ICRU) yaitu
Fakultas Sains dan dosis maksimum dalam rentang 95 %- 100%
Teknologi Universitas (Syam, 2012).
Airlangga. Prinsip radioterapi adalah
4. Dr. Suryani Dyah Astuti, memberikan dosis radiasi yang mematikan
M.Si selaku dosen tumor pada daerah yang telah ditentukan
pembina PKL di (volume target) sedangkan jaringan normal
program studi S1 Fisika sekitarnya mendapat dosis seminimal
Fakultas Sains dan mungkin. Hal ini sangat ditunjang dengan
Teknologi Universitas kemajuan teknologi dari alat-alat radioterapi
Airlangga. dan kemajuan dari komputer. Perkembangan
5. dr. Dyah Erawati., teknologi di dunia kedokteran tidak dapat
Sp.Rad (K) Onk. Rad dipungkiri telah membantu penderita
selaku kepala Instalasi penyakit untuk sembuh dari sakit yang
Radioterapi RSUD Dr. dideritanya dan meningkatkan kualitas hidup
Soetomo surabaya. penderita tersebut (Stephens, O Frederick,
6. Bambang Haris 2009).
Suhartono, M.Si., FM., Tujuan radiasi untuk menghilangkan
Sp. RT selaku atau mengurangi gejala sehingga dapat
pembimbing PKL di meningkatkan kualitas hidup pasien.
RSUD dr. Soetomo Diberikan pada kanker dalam stadium lanjut,
Surabaya. baik lokal maupun dengan metastasis
7. Staff fisika medis RSUD Dr. misalnya pada kasus keganasan keluhan
Soetomo Surabaya nyeri karena metastasis tulang dengan
8. Staff radiographer Instalasi ancaman fraktur dan kasus pendarahan
Radioterapi RSUD Dr. Soetomo akibat keganasan (R. Susworo, 2007).
85
JBP Vol.23, No.02, Desember 2021- Winarno, Veren Audia Nurmansya, Zakiyatul
Miskiyah
DOI 10.20473/jbp.v5i2.2021.75-86
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 23 (2021) pp
© (2021) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia
Alasan mendasar mengenai jarak
antara source ke target adalah karena Darmawati dan Suharni, 2012,
perbedaan efisiensi (jika terlalu jauh atau Implementasi Linear Accelerator
melebihi yang telah ditentukan maka dalam Penanganan Kasus Kanker,
energi yang terpancar sampai mencapai Prosiding Pertemuan dan Presentasi
target akan membutuhkan energi yang Ilmiah Teknologi Akselerator dan
lebih besar dan waktu yang lama), dan Aplikasinya, Yogyakarta.
karena elekron kontaminasi yang berada di
sekitar 50cm dari source. Selama proses Dr. Irwan Kreshnamurti dkk. Radioterapi
terapi, yakni saat posisi beam on yang ada Pada Kanker Serviks. Semarang.
di ruang perawatan hanya pasien saja. Para Universitas Sriwijaya.
radiografer mengawasi dan
mengendalikan alat dari ruang operator I. G. S. Dharmawan. 2006. Visualisasi
(Oktaviana,2016). penentuan waktu penyinaran harian
Tes Pap yang abnormal atau tes Pap kanker untuk teknik s.s.d.
adalah tes yang lazim dilakukan sebagai
bagian dari tes rutin yang dilakukan PERMENKES. 2015 . Peraturan Menteri
wanita. Tes ini dapat mendeteksi sel-sel Kesehatan No. 83 pasal 1: (3) dan
pra-kanker dan kanker divagina dan leher (2). Indonesia
rahim. Hal ini tidak digunakan mendeteksi Podgorsak, E.B. 2005. Radiation Oncology
jenis kanker lainnya. Tes ini diambil Physics: A Handbook for Teachers
sebagai sampel kecil dari sel dikumpulkan and Students. Austria:
dari permukaan cervix dengan sikat atau International Atomic Energy
spatula. Sel-sel ini kemudian dioleskan ke Agency.
slide dan diperiksa di bawah mikroskop di
laboratorium untuk mengetahui
pertumbuhan sel atau perubahan sel
abnormal (Gregory Lee, 2014).
Cervix merupakan bagian bawah
uterus (uterine cervix). cervix
menghubungkan antara uterus (tempat
tumbuh dan berkembangnya fetus) dengan
liang vagina (jalan lahir). Bagian dari cervix
yang paling dekat dengan korpus uteri
disebut endocervix dan bagian yang paling
dekat dengan liang vagina disebut exocervix
ectocervix). Tipe sel utama yang menutupi
cervix adalah sel squamous (pada exocervix)
dan sel glandular (pada endocervix). Dua
tipe sel tersebut bertemu pada
transformation zone. Seringkali kanker
cervix bermula pada daerah transformation
zone (American Cancer Society, 2013).

DAFTAR PUSTAKA

Bentel. 1996. Radiation Treatmen Planning.


USA : McGraw-Hill.

Cember, H., 1980. Introduction toHealth


Physics. New York : Pergamon
Press Inc.
86
JBP Vol.23, No.02, Desember 2021- Winarno, Veren Audia Nurmansya, Zakiyatul
Miskiyah
DOI 10.20473/jbp.v5i2.2021.75-86

Anda mungkin juga menyukai