Anda di halaman 1dari 70

KEBIJAKAN PUBLIK

Drs,.Ediyanto , MSi
NIP. 195909231986011002

1
Kata kebijaksanaan berasal dari kata Inggris
”Wisdom” yang diartikan oleh Purwadarminta
dalam kamus Umum Bahasa Indonesia yaitu
sebagai:
 hal bijaksana; kepandaian menggunakan akal budi
nya (pengalaman dan pengetahuannya);
 pimpinan dan cara bertindak;
 kecakapan bertindak bila menghadapi orang lain.
(kesulitan dsb.) Contohnya: Perkara nilai perbaikan
mata kuliah saya terserah kepada kebijaksanaan
bapak dosen saja!

2
 Kata kebijakan berasal dari kata Inggris
”Policy” yang diartikan oleh
Purwadarminta sebagai pengetahuan
mengenai ketata negaraan atau
kenegaraan (tata cara pemerintahan,
dasar-dasar pemerintahan dsb.). Pada
dasarnya hal ihwal mengenai dogma
atau peraturan–peraturan yang dibuat
oleh pemerintah/ negara.

3
Harold D. Lasswell dan Abraham Kaplan :
”A. Projected program of goals, values and practices”
Kebijakan adalah suatu program pencapaian tujuan, nilai-nilai dan
praktek-praktek yang terarah .
Carl J. Friedrich
“…...a proposed course of action of a person, group or government
within a given environment providing obstacles and opportunities which
the policy was proposed to utilize an objective or a purpose “
Kebijakan adalah serangkaian tindakan yang diusulkan seseorang,
kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dengan
menunjukkan kesulitan-kesulitan dan kemungkinan-kemungkinan usulan
kebijakan tersebut dalam rangka mencapai tujuan tertentu .

4
 James E Anderson
“A purposive course of action followed by an actor
or set of actors in dealing with a problem or matter
of concern”
Kebijakan adalah serangkaian tindakan yang mem
punyai tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan
oleh seorang pelaku atau sekelompok pelaku guna
memecahkan suatu masalah tertentu .
 Mac Rae dan Wilde
Kebijakan adalah serangkaian tindakan yang dipilih
yang mempunyai arti penting dalam mempengaruhi
sejumlah besar orang.

5
 Ealau dan Prewitt
Kebijakan adalah sebuah ketetapan yang
berlaku yang dicirikan oleh perilaku yang
konsisten dan berulang, baik dari yang
membuatnya maupun yang mentaatinya (yang
terkena kebijakan itu).

 Titmuss
Kebijakan adalah sebagai prinsip-prinsip yang
mengatur tindakan yang diarahkan kepada
tujuan-tujuan tertentu

6
 Menurut Irfan Islamy
Kebijakan adalah suatu program
kegiatan yang dipilih oleh seorang atau
sekelompok orang dan dapat
dilaksanakan serta berpengaruh terhadap
sejumlah besar orang dalam rangka
mencapai tujuan tertentu

7
 Public opinion , diterjemahkan dengan pendapat umum.

 Public health, diterjemahkan dengan kesehatan masyarakat

 Public hospital, diterjemahkan dengan rumah sakit umum

 Public library, diterjemahkan dengan perpustakaan rakyat

 Public administration, diterjemahkan dengan administrasi


negara

8
 Public policy , ditejemahkan kedalam bahasa
Indonesia dengan kebijakan publik

 Dengan demikian public diterjemahkan dengan kata


, umum; masyarakat; rakyat; negara

9
 Menurut Mac Rae dan Wilde
Kebijakan publik adalah serangkaian tindakan yang
dipilih oleh pemerintah yang mempunyai
pengaruh penting terhadap sejumlah besar orang

 Tomas R.Dye
Kebijakan publik adalah apapun yang dipilih oleh
pemerintah untuk melakukan sesuatu atau tidak
melakukan sesuatu.

10
 Anderson
kebijakan publik adalah kebijakan-kebijakan yang
dikembangkan oleh badan-badan dan pejabat-
pejabat negara

 Easton
kebijakan publik diartikan sebagai pengalokasian
nilai-nilai secara paksa kepada seluruh anggota
masyarakat

11
 Irfan islamy

Kebijakan publik adalah serangkaian tindakan yang


dipilih dan dialokasikan secara sah oleh pemerintah/
negara kepada seluruh anggota masyarakat yang
mempunyai tujuan tertentu demi kepentingan publik

12
1. Kebijakan publik itu berbentuk pilihan tindakan-tindakan
pemerintah

2. Tindakan-tindakan pemerintah itu dialokasikan kepada


seluruh masyarakat sehingga bersifat mengikat

3. Tindakan-tindakan pemerintah itu mempunyai tujuan-


tujuan tertentu

4. Tindakan-tindakan pemerintah itu selalu diorientasikan


terhadap terpenuhinya kepentingan publik.

13
 Perbedaan
 Keputusan dapat dilakukan oleh semua orang dalam
semua jenjang organisasi , baik top, middle, lower
ataupun non manajer , sedangkan kebijakan hanya
dapat dibuat oleh top manajer.

 Keputusan menurut DILL adalah suatu pilihan


terhadap pelbagai macam alternatif

14
 Pembuatan keputusan adalah suatu proses
dalam mana pilihan-pilihan dibuat untuk
merubah atau tidak merubah kondisi yang
ada, memilih serangkaian tindakan yang
paling tepat untuk mencapai tujuan yang
diinginkan, dan untuk mengurangi resiko-
resiko ketidak pastian dan pengeluaran
sumber-sumber dalam rangka mengejar
tujuan. 15
1. Mengubah atau tidak mengubah suatu keadaan tertentu;

2. Mencapai suatu tujuan yang diinginkan;

3. Mengurangi resiko, ketidak pastian, pengeluaran


sumber-sumber dalam rangka mencapai tujuan tertentu

4. Memecahkan masalah

5. Mengatasi konflik.
16
 Pengambilan keputusan adalah pilihan suatu
alternatif dari berbagai alternatif yang bersaing
mengenai sesuatu hal dan selesai, sedangkan
pembuatan kebijakan meliputi banyak pengambilan
keputusan.

17
 Tidak ada perbedaan yang mutlak antara pembuatan
keputusan dan pembuatan kebijakan , karena setiap
penentuan kebijakan adalah merupakan suatu
keputusan. Dan proses pembuatan keputusan atau
pembuatan kebijakan pada dasarnya untuk
memecahkan masalah (problem solving)

18
 Kepentingan publik adalah segala sesuatu yang
dianggap oleh publik sebagai kepentingannya

 Kebijakan publik berorientasi kepada kepentingan


publik

19
 Administrator publik sebagai birokrat
Dalam hal ini administrator tidak mempunyai peran
politik, ia hanya sebagai pelaksana kebijakan yang
telah dirumuskan oleh superior politiknya. Ia
semata-mata hanya instrumental yang mempunyai
tanggung jawab administratif.

20
 Administrator publik sebagai pemain politik
Dalam hal ini administrator terlibat dalam
perumusan kebijakan publik, ia berusaha untuk
merumuskan kepentingan publik atas dasar nilai-
nilai kemanusiaan dan selalu memperhatikan orang
tidak punya.

 Administrator publik sebagai professional


Dalam hal ini administrator mempunyai kecakapan
teknis (sebagai spesialis) dalam menjalankan tugas-
tugasnya dan selalu berorientasi pada pemberian
pelayanan yang baik pada publiknya.

21
1,9 9,9

5,5

1,1 9,1

22
 Keterangan
 Garis vertical menunjukkan tingkat responsivitas
kebijakan

 Garis horizontal menunjukkan tingkat rekomendasi


kebijakan

23
 Dalam hal ini menggambarkan administrator dalam
membuat kebijakan kurang peka terhadap
kebutuhan dan tuntutan lingkungan dengan
membatasi peran bantuan para pemimpin politik
dan kepentingan politik. Ia cukup puas dengan
kebijakan yang telah ada sehingga tidak ada
keinginan untuk mengembangkan kebijakan yang
berorientasi pada kepentingan publik atau
kebutuhan dan tuntutan lingkungannya

24
 Melukiskan gaya administrator dalam membuat
kebijakan, dimana dia memandang dirinya mewakili
penguasa politik yang merasa tidak perlu melibatkan
dirinya secara langsung dalam perumusan kebijakan
yang menjadi tuntutan atau kebutuhan masyarakat
karena hal itu telah menjadi kewajiban wakil-wakil
rakyat yang telah memilihnya.

25
 Dalam hal ini administrator merupakan perumus
utama kebijakan-kebijakan guna mengatasi
masalah-masalah yang dihadapinya, karena
keahlianya sangat dekat dengan dirinya dan lebih
banyak mengetahui masalah-masalah yang dihadapi
organisasinya.

26
 Dalam hal ini administrator mempunyai tingkat
kepekaan pemberian rekomendasi kebijakan yang
cukup tinggi sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan
lingkungannya. Karena perumusan dan pelaksanaan
kebijakan tidak dapat dipisahkan, maka
administrator publik mempunyai kewajiban mutlak
merumuskan kebijakan publik sesuai dengan
kepentingan publik

27
Gaya ini merupakan gaya yang paling baik, karena
administrator publik mempunyai tingkat kepekaan dan
pemberian rekomendasi kebijakan yang sangat tinggi
sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan lingkungannya.

Ia aktif dalam kegiatan perumusan kebijakan dengan


berusaha meningkatkan /mengembangkan kebijakan-
kebijakan yang lebih baik dan kerjasama dengan
kelompok-kelompok kepentingan, sehingga kebijakan-
kebijakan yang dibuatnya sesuai dengan kepentingan
publik.

28
 Model digunakan krn adanya eksistensi masalah publik yg
kompleks. Model = pengganti kenyataan. A model is an
abstraction of reality (Quade)

 Model adalah representasi sederhana mengenai aspek-aspek


yg terpilih dr suatu kondisi masalah yg disusun utk tujuan ttt
(Dunn)

 Model kbjk dinyatakan dlm btk konsep/teori, diagram,


grafik atau persamaan matematis

29
 Sederhana & jelas (clear)

 Ketepatan identifikasi aspek penting problem


kebijakan (precise)

 Menolong utk pengkomunikasian (communicable)

 Usaha langsung utk memahami kebijakan publik


secara lebih baik (manageable)

 Memberikan penjelasan & memprediksi konsekuensi


(consequences)
30
1. Pure Rationality Model :
Didasarkan pd rasionalitas murni dlm pembuatan
keputusan.

2. Economically Rational Model :


Penekanan pd efesiensi & ekonomis.

3. Sequential-Decision Model :
Pembuatan eksperimen utk penentuan alternatif shg
tercapai keputusan yg paling efektif.
31
4. Incremental Model :

Charles Lindblom: Science Of Muddling Through, keputusan


berubah sedikit demi sedikit.

5. Satisfying Model :

Herbert Simon: Bounded Rationality, keputusan pd alternatif


pertama yg paling “memuaskan”.

6. Extra-Rational Model :

Paling rasional, paling optimal.

7. Optimal Model :

Model integratif à identifikasi nilai-nilai, kegunaan praktis, dg


memperhatikan alokasi sumber-sumber, penentuan tujuan yg akan
dicapai, pemilihan alternatif program, peramalan hasil & pengevaluasian
alternatif terbaik.

32
 Model Analitik: utk situasi yg kompleks, digunakan
dlm riset operasi

 Model Simulasi: bentuk eksperimen semu, model


analog, penggunaan komputer

 Model Permainan: manusia terlibat langsung,


permainan perang-perangan, keterlibatan simultan

 Model Penilaian: tidak eksplisit (ekspresi verbal,


berbentuk analogi), banyak dlm pikiran, model mental,
misalnya: karakteristik organisasi

33
 Model Deskriptif: menjelaskan/memprediksi sebab &
konsekuensi pilihan kbjk, contoh: model indikator sosial

 Model Normatif: menjelaskan, memprediksi,


merekomendasi optimalisasi usaha, contoh: model antrian,
model biaya-manfaat, dll

– Model Verbal: ekspresi deskriptif & normatif, berupa:


verbal, simbol, & prosedural; pakai bahasa sehari2, pakai
nalar brp argumen nilai

– Model Simbolis: pakai simbol matematis utk menerangkan


hubungan, data aktual, contoh: Y=a+bX

– Model Prosedural: menggunakan prosedur simulasi, teori


pembuatan keputusan (penentuan alternatif), data asumsi
(relatif/bobot), contoh: diagram keputusan 34
 Model Institusional
 Model Elit – Massa
 Model Inkremental
 Model Model Group/Kelompok
 Model Sistem
 Model Rasional
 Model Proses
 Model Pilihan Publik

Setiap model memiliki fokus yang berbeda tentang


kondisi politik dan membantu memahami berbagai
perbedaan tentang kebijakan publik

35
 Hubungan PP dg institusi pemerintah sangat dekat.
Suatu kbjk tdk akan menjadi PP kecuali jika
diformulasi, implementasi & di “enforced”
(diberlakukan) oleh lembaga pemerintah.

 Thomas Dye: lembaga pemerintahan memberikan


PP tiga ciri utama: 1) Legitimasi, 2) Universalitas
& 3) Paksaan.

 PP adalah kegiatan-kegiatan yg dilakukan oleh lembaga


pemerintah: Legislatif, Eksekutif, Judikatif, Pemerintah
Daerah, dsb.

36
 Masyarakat harus patuh, krn ada Legitimasi
Politik & berhak memaksakan PP tsb.

 Kebijakan publik diputuskan &, dilaksanakan


oleh institusi pemerintah.

 Undang-undang menetapkan struktur kelembagaan


negara dalam pembuatan kebijakan.

 Pembagian kekuasaan, checks and balances,


otonomi daerah memberikan nuansa pd kebijakan
publik.

37
Model ini mrpk abstraksi dr suatu pembuatan PP;
yg identik dg perspektif elite politik.
 2 (dua) lapisan kelompok sosial:

1) lapisan atas dg jumlah yg sangat kecil (elit) yg selalu


mengatur;
2) lapisan bawah (mass) dg jumlah yg sangat besar sbg
yg diatur, PP mencerminkan kehendak atau nilai-nilai
elit yg berkuasa.
Isu kbjk yg akan masuk agenda perumusan kbjk mrpk
kesepakatan & juga hasil konflik yg terjadi di antara elit
politik sendiri.

38
Elite

Policy Direction

Officials and
Administrators

Policy Execution

Mass

39
 Masyarakat tdk memiliki kekuatan utk
mempengaruhi & menciptakan opini tentang isu
kbjk yg seharusnya menjadi agenda politik di
tingkat atas. Sementara birokrat/ administrator
hanya mjd mediator bagi jalannya informasi yg
mengalir dr atas ke bawah

 Elit politik selalu ingin mempertahankan status quo,


mk kbjknya menjadi konservatif. Perubahan kbjk
bersifat inkremental maupun trial and error yg
hanya mengubah atau memperbaiki kbjk
sebelumnya.

40
 Namun, tdk berarti bhw kbjk yg dibuat tdk
mementingkan aspirasi masyarakat. Sampai level ttt,
mereka tetap membutuhkan dukungan massa, shg
mereka juga hrs memuaskan sebagian kepentingan
masyarakat. Tanggung jawab utk mensejahterakan
masyarakat dianggap terletak di tangan elit, bukan
di tangan masyarakat.

 Di Indonesia peranan elit dlm kehidupan politik


cukup menonjol. Model ini dapat menjadi salah satu
alat analisis untuk mengupas proses perumusan PP

41
 Charles Lindblom : PP as a continuation of past
government activities with only incremental
modifications à merupakan kritik pada model
rasional.

42
 Para pembuat kebijakan pada dasarnya tidak mau melakukan
peninjauan secara konsisten terhadap seluruh kebijakan yang
dibuatnya dan lebih suka berbuat secara inkremental. Mengapa?

1. Tidak punya waktu, intelektualitas, maupun biaya utk penelitian


thdp nilai-nilai sosial masyarakat yg merupakan landasan bagi
perumusan tujuan kebijakan.

2. Adanya kekhawatiran ttg bakal munculnya dampak yg tdk


diinginkan sbg akibat dr kebijakan yg belum pernah dibuat
sebelumnya.

3. Adanya hasil-hasil program dr kebijakan sebelumnya


yg harus dipertahankan demi kepentingan tertentu.

4. Menghindari konflik jika harus melakukan proses negosiasi yg


melelahkan bagi kebijakan baru.

43
INCREMENTALISM :

1. Menilai alternatif secara tdk komprehensif tapi memusatkan


perhatian hanya pd kbjk yg berbeda secara inkremental.

2. Hanya sejumlah kecil alternatif kbjk yg dipertimbangkan.

3. Setiap alternatif kbjk, hanya sejumlah kecil konsekuensi


akibat-akibat kbjk penting yg terbatas saja yg dinilai.

4. Setiap masalah yg menantang pembuat kbjk secara terus


menerus diredefinisikan.

5. There is no single decision or “right” solution for a


problem.

44
16

14

12

10
PENDIDIKAN
8 KESEHATAN
6

45
GROUP THEORY :
Policy as Group Equilibrium

Model kelompok mrpk abstraksi dr proses


pembuatan kbjk yg dimn bbrp kelompok
kepentinganberusaha utk mempengaruhi isi &
bentuk kbjksecara interaktif. Dg demikian
pembuatan kbjk terlihat sbg upaya utk menanggapi
tuntutan dr berbagai kelompok kepentingan dg cara
bargaining, negoisasi dan kompromi.

46
Tuntutan-tuntutan yg saling bersaing di antara
kelompok-kelompok yg berpengaruh
dikelola.
Sbg hasil persaingan antara berbagai
kelompok kepentingan pd hakikatnya adalah
keseimbanganyg tercapai dlm pertarungan
antar kelompok dlm memperjuangkan
kepentingan masing-masing pd suatu waktu.

47
 Agar supaya pertarungan ini tidak bersifat merusak,
maka sistem politik berkewajiban utk mengarahkan
konflik kelompok. Caranya :

1.Menetapkan aturan permainan dlm


memperjuangkan kepentingan kelompok

2.Mengutamakan kompromi dan keseimbangan


kepentingan

3.Enacting kompromi ttg kbjk publik

4.Mengusahakan perwujudan hasil kompromi


48
THE GROUP MODEL:

Added Influence Influence of Group A

Influence of Group B

Public Policy

Policy Change

Alternative Policy
Equilibrium
Position

49
 Kelompok kepentingan yg berpengaruh diharapkan dpt
mempengaruhi perubahan PP. Tingkat pengaruh
kelompokditentukan oleh jumlah anggota, harta kekayaan,
kekuatan organisasi, kepemimpinan, hubungan yg erat dg
para pembuat keputusan, kohesi intern para anggota, dsb.

 Model kelompok dpt dipergunakan utk menganalisis proses


pembuatan PP: menelaah kelompok-kelompok apakah yg
saling berkompetisi utk mempengaruhi pembuatan PP &
siapakah yg memiliki pengaruh paling kuat thd keputusan yg
dibuat.

 Pada tingkat implementasi, kompetisi antar kelompok juga


mrpk salah satu faktor yg menentukan efektifitas kbjk dlm
mencapai tujuan.

50
MODEL SYSTEM THEORY:
Policy As System Output

 Pendekatan sistem diperkenalkan oleh David


Eastonyg melakukan analogi dg sistem biologi.
Pada dasarnya sistem biologi mrpk proses interaksi
antara organisme dg lingkungannya, yg akhirnya
menciptakan kelangsungan & perubahan hidup yg
relatif stabil. Ini kemudian dianalogikan dg
kehidupan sistem politik.

 Pada dasarnya terdapat 3 komponen utamadlm


pendekatan sistem, yaitu: input, proses, output.

51
 Nilai utama model sistemthd analisis kebijakan, adalah:

1.Apa dimensi lingkunganyg menghasilkan permintaan dalam


sistem politik?

2.Apa karakteristik sistem politikyg dapat merubah permintaan


menjadi PP & memuaskan dr waktu ke waktu?

3.Bagaimana input lingkungan berdampak pd karakteristik sistem


politik?

4.Bagaimana karakteristik sistem politik berdampak pd isi PP?

5.Bagaimana input lingkungan berdampak pd isi PP?

6.Bagaimana PP berdampak, melalui umpan balik, pd lingkungan?

52
 Proses tdk berakhir di sini krn setiap hasil keputusan yg
mrpk keluaran sistem politik akan mempengaruhi
lingkungan. Selanjutnya perubahan lingkunganinilah yg
selanjutnya akan mempengaruhi demands dan support
dari masyarakat.

 Salah satu kelemahan dr model ini adalah terpusatnya


perhatian pd tindakan-tindakan yg dilakukan oleh
pemerintah. Seringkali terjadi bhw apa yg diputuskan
oleh pemerintah memberi kesan telah dilakukannya
suatu tindakan, yg sebenarnya hanya utk memelihara
ketenangan/kestabilan.

 Persoalan yg muncul dr pendekatan ini adalah dalam


menentukan tujuan itu sendiri.

53
 Kebijakan publik sebagai respon suatu
sistem politik terhadap kekuatan-
kekuatan lingkungan (politik, sosial,
budaya,yang melingkupi sistem politik
tersebut.

 Dengan demikian kebijakan publik


merupakan hasil dari suatu system
politik

54
Sistem politik terdiri dari :

 Sub sistem masukan ( input ), terdiri dari


tuntutan-tuntutan, dukungan-dukungan dan
sumber-sumber.

 Sub sistem proses, (with input ), proses


merubah masukan menjadi keluaran, atau
disebut juga konversi atau kotak hitam.

55
 Sub sistem keluaran (out put), hasil atau
produk dari proses konversi yang berupa
keputusan atau kebijakan.

 Sub sistem lingkungan (environment), yaitu


faktor2 dari luar yang mempengaruhi sistem
politik (politik, ekonomi, sosial, budaya,
georafi)

 Sub sistem umpan balik (feed back), yaitu


dampak dari pelaksanaan keputusan atau
kebijakan, baik yang positif ataupun yang
negatif, dimanfaatkan oleh sistem politik.
56
 Model sistem politik pada prinsipnya
adalah merupakan proses melingkar atau
siklus, yaitu dari masukan (inputs)
diproses menjadi keluaran ( out puts)
ada dampak kebijakan menjadi umpan
balik yang akan diserap oleh masukan
untuk diproses berikutnya,

 Lingkungan bisa berpengaruh baik pada


sub masukan, proses maupun keluaran.
57
Tuntutan timbul dari masyarakat atas
respon dari permasalahan yang ada
kepada pemerintah untuk melakukan
sesuatu atau tidak melakukan sesuatu.

 Dukungan dan sumber-sumber dapat


diberikan oleh berbagai fihak,baik secara
perorangan ataupun kelompok.

 Tuntutan tanpa ditunjang kuatnya


dukungan dan sumber-sumber bisa mati
sebelum diproses.
58
 Proses / Black box adalah:
Semua interaksi sistem politik yang
mengubah masukan menjadi
keluaran

Sistem politik terdiri dari : lembaga


legislative, eksekutif, yudikatif,
kelompok-kelompok kepentingan,
media massa, struktur birokrasi.

59
 Hasil dari suatu proses pollitik adalah
kebijakan publik.

 Kebijakan publik ini secara otoritatif akan


dialokasikan kepada seluruh anggota
masyarakat

 Kebijakan publik secara sah dapat


dipaksanakan pelaksanaannya kepada seluruh
anggota masyarakat.

60
INPUT WITH INPUTS OUTPUTS

•DEMANDS THE •DECISIONS


•SUPPORT •ACTIONS
POLITICAL
•RESOURCES •POLICIES
SISTEM

FEEDBACK

ENVIRONMEN ENVIRONMEN

61
MODEL RASIONAL:
Kbjkn sbg Laba Sosial Maksimum

 Kbjk rasional diartikan sbg kbjk yg mampu mencapai


keuntungan sosial tertinggi.

 Hasil kbjk harus memberikan keuntungan bagi


masyarakat yg telah membayar lebih, dan pemerintah
mencegah kebijakan bila biaya melebihi manfaatnya.

 Banyak kendala rasionalitas, dan model menolong utk


mengidentifikasinya.

 Karakteristik rasionalitas sangat banyak & bervariasi.

62
 Davit Easton:
 Sistem Politik terdiri dari sejumlah lembaga-
lembaga dan aktivitas-aktivitas politik dalam
masyarakat yang berfungsi merubah tuntutan-
tuntutan , dukungan-dukungan dan sumber-
sumber menjadi keputusan-keputusan atau
kebijakan-kebijakan yang bersifat otoritatif
bagi seluruh anggota masyarakat

63
Utk memilih kbjk rasional, pembuat kbjk harus :

1) mengetahui semua keinginan masyarakat &


bobotnya,
2) mengetahui semua alternatif yg tersedia,
3) mengetahui semua konsekuensi alternatif,
4) menghitung rasio pencapaian nilai sosial pd setiap
alternatif,
5) memilih alternatif kbjk yg paling efisien.

64
 Asumsi rasionalitasadalah preferensi
masyarakat harus dapat diketahui &
dinilai/bobot. Harus diketahui nilai-nilai
masyarakat secara komprehensif. Informasi
alternatif, & kemampuan menghitung scr
akurat tentang rasio biaya & manfaat.
Aplikasi sistem pengampilan keputusan.

65
 Pada dasarnya nilai & kecenderungan yg
berkembang dlm masyarakat tdk dapat terdeteksi
secara menyeluruh, shg menyulitkan bagi
pembuat kebijakan utk menentukan arah
kebijakan yg akan dibuat.

 Contoh: Rasionalkah melarang becak beroperasi


di gang-gang di Bandung? Bagaimanakah
membandingkan antara korban ekonomis tukang
becak dan keluarganya –maupun masyarakat
penerima jasa becak yang akhirnya mengalami
kesulitan mencari sarana transportasi –dengan
nilai keindahan kota Bandung?
66
 Pada akhirnya pendekatan rasional ini cukup
problematis dalam hal siapa yang berhak
menilai suatu kebijakan bersifat rasional atau
tidak.

67
MODEL PROSES
Siklus Kebijakan Publik

Aktivitas politik dilakukan melalui kelompok yg memiliki


hubungan dg kebijakan publik –hasilnya adalah suatu proses
kebijakan yg berisi:

 –Identifikasi/pengenalan Masalah
 –Perumusan Agenda
 –Formulasi Kebijakan
 –Adopsi Kebijakan
 –Implementasi Kebijakan
 –Evaluasi Kebijakan

68
MODEL PILIHAN PUBLIK:
Opini Publik

 Perdebatan berikutnya adalah “kapan opini


publik seharusnya menjadi faktor penentu
terpenting yang sangat berpengaruh pd
kebijakan publik

 Seharusnya ada keterkaitan antara opini publik


dengan kebijakan publik (Opinion-Policy
Linkage)
69
 Gb. Sistem Kebijakan Nasional
 H
 C
 B
 A



 G

 F
 E
 D



Keterangan:
 warga Negara
 Partai politik
 kelompok kepentingan
 media masa
 Presiden
 DPR/DPD/MPR
 MA
 BPK

70

Anda mungkin juga menyukai