Anda di halaman 1dari 28
FSo Pournwan ABHEUey MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA a NOMOR SK.162/Menlhk/Setjen/PKL.1/3/2017 TENTANG PERPANJANGAN IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE LAUT OLEH PT. PERTAMINA HULU ENERGI WEST MADURA OFFSHORE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang bahwa berdasarkan,ketentuan Pasal 3 ayat (1) Peraturan a Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2006 tentang Persyaratan dan Tata Cara Perizinan Pembuangan Air Limbah Ke Laut, setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang akan melakukan pembuangan air limbah ke laut wajib mendapatkan izin Menteri; b. bahwa berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 301 Tahun 2013 tanggal 30 Agustus 2013 telah diberikan Izin Lingkungan Kegiatan Pengembangan Lapangan Minyak dan Gas Bumi Blok West Madura Offshore di Lepas Pantai Utara Pulau Madura, Kabupatan Bangkalan dan Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur oleh PT. Pertamina Huiu Energi West Madura Offshore (PHE WMO), c. bahwa berdasarkan Keputusan Menteri. Negara Lingkungan Hidup Nomor 118 Tahun 2011 tanggal 23 Juni 2011 telah diberikan Izin Pembuangan Air Limbah ke Laut Pertamina Hulu Energy West Madura Off-Shore (PHE WMO) dan berakhir pada tanggal 23 Juni 2016; d. bahwa berdasarkan surat Nomor PHEWMO/GM/ JKT/L/V1-2016/119 tanggal +13 © Juni 2016, President/General Manager PT. Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore mengajukan _ permohonan perpanjangan izin pembuangan air limbah ke laut; e. bahwa berdasarkan Berita Acara Nomor R201606210090 tanggal 21 Juni 2016, terhadap permohonan perpanjangan izin sebagaimana dimaksud dalam huruf d telah dilakukan verifikasi administratif oleh Unit Pelayanan Terpadu Mengingat Menetapkan KESATU f. bahwa berdasarkan Berita Acara Nomor BA-94/PPKL- PPKPL-03/2016 tanggal 27 September 2016 dan Berita Acara Nomor BA-98/PPKPL-3/2016 tanggal 27 Oktober 2016, terhadap permohonan perpanjangan _izin sebagaimana dimaksud dalam huruf d telah dilakukan pembahasan teknis dan verifikasi lapangan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan dinyatakan telah memenuhi persyaratan teknis; g. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf f, perlu menetapkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang Perpanjangan Izin Pembuangan Air Limbah Ke Laut Oleh PT. Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore; 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran dan/atau Perusakan Laut; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan; 4. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut scbagaimana telah diubah dengan CKeputusan Menteri Negara Lingicungan Hidup Nomor 179 Tahun 2004; 5. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2006 tentang Persyaratan dan Tata Cara Perizinan Pembuangan Air Limbah Ke Laut; 6. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 19 Tahun 2010 tentarg Baku Mutu Air Limbah bagi Usaha dan/atau Kegiatan Minyak dan Gas serta Panas Bumi; 7. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah; is 8. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P,18/MenLHK-II/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; MEMUTUSKAN KEPUTUSAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TENTANG PERPANJANGAN IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE LAUT OLEH PT. PERTAMINA HULU ENERGI WEST MADURA OFFSHORE Memberikan izin perpanjangan pembuangan air limbah ke laut kepada: hc Sane Re ee ie ee KEDUA KETIGA wy ap Bidang Usaha dan/ : Eksplorasi dan Produksi Minyak atau kegiatan dan Gas Bumi Nama Penanggung : Sri Budiyani Jawab Usaha dan, atau kegiatan Jabatan : President/ General Manager Alamat Kantor dan : Blok West Madura Offshore, Laut Lokasi Usaha dan/ Jawa, Utara Pulau Madura atau Kegiatan Telp. 021 2954 7500 Fax. 021-2954 7986 Air limbah sebagaimana dimaksud dalam Amar KESATU berupa: a. Air terproduksi adalah air yang dibawa ke atas dari strata yang mengandung hidrokarbon selama kegiatan pengambilan minyak dan gas bumi termasuk didalamnya air formasi, air injeksi, dan bahan kimia yang ditambahkan untuk pengeboran atau untuk proses pemisahan minyak/ atau air yang bersumber dari sumur produksi; b. Air limbah drainase dek yang berasal dari pencucian dek, tumpahan, selokan dan tetesan-tetesan minyak yang berasal dari tangki dan area kerja, air hujan yang bersinggungan langsung dengan semua bahan baku produk antara, produk akhir dan produk sampingan atau limbah yang berlokasi dalam wilayah eksplorasi dan eksploitasi minyak bumi fasilitas lepas pantai (offshore) anjungan Poleng Processing Platform (PPP) dan AW, Kapal Floating Storage and Offloading (FSO), Anjungan PHE-S- CPP,dan Anjungan PHE-5-LQ; c. Air limbah domestik dan saniter adalah air yang berasal dari kegiatan cuci piring, cuci pakaian, safety shower, cuci tangan, cuci dapur yang berada di fasilitas lepas pantai (offshore) anjungan Poleng Processing Platform (PPP| dan AW, Kapal Floating Storage and Offioading (FSO), Anjungan PHE-5-CPP, dan Anjungan PHE-5-LQ; d. Air limbah water overboard adalah air limbah decanting yang dihasilkan dari air yang terbawa saat pengiriman minyak ke Kapal Floating Storage and Offloading (FSO); ¢. Air pendingin adalah air laut sisa proses pendinginan unit mesin utame. (main engine) Kapal Floating Storage and Offloading (FSO); f. Air limbah reverse osmosis yang berasal dari brine yang dibuang ke laut sebagai hasil dari sisa proses pemurnian air laut yang dipergunakan untuk keperluan akomodasi di anjungan Poleng Processing Platform (PPP), Kapal Floating Storage and Offloading (FSO), dan Anjungan PHE-5-LQ. Pembuangan air limbah sebagaimana dimaksud dalam Amar KEDUA wajib memenuhi ketentuan : a. dibuang di lokasi pembuangan air limbah sebagaimana terennticn delat Lamniran T haat A Wasnt Bantert KEEMPAT KELIMA KEENAM 4. ~ b.dilengkapi dengan koordinat penaatan air limbah (effluent) sebagaimana tercantum dalam Lampiran | huruf B Keputusan Menteri ini; c. dibuang ke laut pada koordinat pembuangan air limbah (outfail) dan pada kedalaman laut sebagaimana tercantum dalam Lampiran I huruf C Keputusan Menteri ini; dan d. pemantauan kualitas air laut dilakukan pada titik pantau kualitas air laut sebagaimana tercantum dalam Lampiran I huruf D Keputusan Menteri ini. Air limbah sebagaimena dimaksud dalam Amar KEDUA sebelum dibuang ke laut wajib diolah terlebih dahulu melalui: a. pengolahan air limbah terproduksi dengan unit hydrocyclone; b. pengolahan air limbah drainase dek dengan menggunakan open drain tank; ¢. pengolahan air limbah domestik dan saniter dengan menggunakan unit sewage treatment plant (STP); d. pengolahan air limbah water overboard dengan menggunakan oily water separator;dan e. air limbah reverse osmosis dengan menggunakan sistem reverse osmosis, sebagaimana tercantum dalam Lampiran I huruf A Keputusan Menteri ini Dalam mengolah air limbah sebagaimana dimaksud dalam Amar KEEMPAT, sebelum dibuang ke laut Penanggung Jawab Usaha dan/atau Kegiatan wajib: a. melakukan pengukuran debit air limbah dengan menggunakan alat ukur debit atau laju alir air limbah dan melakukan pencatatan debit harian air limbah; dan b. melakukan pemantauan kualitas air limbah pada koordinat penaatan sebagaimana dimaksud dalam Amar KETIGA huruf b paling sedikit dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan dengan menggunakan laboratorium yang terakreditasi Pemantauan kualitas air limbah sebagaimana dimaksud dalam Amar KELIMA huruf b wajib memenuhi baku mutu konsentrasi parameter air limbah pada koordinat penaatan air limbah sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf B Keputusan Menteri ini. AN <5. Penanggung Jawab Usaha dan/atau Kegiatan dalam melaksanakan pembuangan air limbah ke laut sebagaimana dimaksud dalam Amar KETIGA, wajib menaati ketentuan: a. membuang air limbah ke laut yang merupakan air limbah hasil pengolahan yang telah memenuhi baku mutu air limbah sebagaimana dimaksud dalam Amar KEENAM; b. membuang air limbah dengan debit air limbah paling tinggi harian sebagaimana_tercantum dalam Lampiran Il huruf C Keputusan Menteri ini; c. mencatat debit air limbah yang dibuang ke laut setiap hari sebagaimana dimaksud dalam Amar KELIMA huruf a; d. menghitung beban air limbah bulanan dari titik penaatan air terproduksi (outlet) dengan menggunakan rumus sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf D Keputusan Menteri ini; ¢, melakukan pemantauan kualitas air terproduksi di titik inlet (sebelum diolah) paling sedikit dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan; f. - mengukur debit air limbah di titik inlet paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan; g. menghitung beban air terproduksi bulanan dari inlet dengan menggunakan rumus sebagaimana tercantum dalam Lampiran Il huruf E Keputusan Menteri ini: dan h, mengbitung efisiensi pengolahan air terproduksi paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan dengan menggunakan rumus sebagaimana tercantum dalam Lampiran Il huruf F Keputusan Menteri ini. Pemantauan kualitas air laut sebagaimana dimaksud dalam Amar KETIGA huruf d wajib memenuhi parameter baku mutu kualitas air laut sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf F Keputusan Menteri ini dengan menggunakan laboratorium yang terakreditasi atau laboratorium rujukan Gubernur paling sedikit 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan . Penanggung Jawab Usaha dan/atau Kegiatan wejib melaporken tata kelola kegiatan pembuangan air limbah sebagaimana dimaksud dalam Amar KEDUA sampai dengan Amar KEDELAPAN paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan kepada: a. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, melalui Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan; b. Gubernur Jawa Timur, melalui Kepala Badan KESEPULUH KESEBELAS KEDUA BELAS KETIGA BELAS : MPAT BELAS: c. Bupati Gresik, melalui Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Gresik; dan d. Bupati Bangkalan, melalui Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bangkalan. Dalam pelaksanaan kegiatan pembuangan air limbah ke laut, Penanggung Jawab Usaha dan/atau Kegiatan dilarang: a. melakukan pembuangan air limbah slain di koordinat penaatan dan lokasi pembuangan yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam Amar KETIGA huruf b dan huruf c; b. melakukan pembuangan air limbah tanpa pengolahan sebagaimana dimaksud dalam Amar KEEMPAY c. melakukan pengenceran air limbah yang dibuang ke laut; d. melampaui debit ~— pembuangan air _limbah sebagaimana dimaksud dalam Amar KETUJUH huruf ; dan e. melampaui baku mutu sebagaimana dimaksud dalam Amar KEENAM dan Amar KEDELAPAN, Dalam hal kadar baku mutu kualitas air limbah terlampaui yang ‘diakibatkan oleh terhentinya sebagian atau scluruh kegiatan operasi, Penanggung Jawab Usaha dan/atau Kegiatan wajib melaporkan kepada : a. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, melalui Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan; b. Gubernur Jawa Timur, melalui Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur; c. Bupati Gresik, melalui Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Gresik; dan d, Bupati Bangkalan, melalui Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bangkalan. Dalam hal terjadi pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup, Penanggung Jawab Usaha dan/atau Kegiatan wajib melakukan penanggulangan dan pemulihan fungsi lingkungan hidup. Penanggulangan pencemaran dan/atau _perusakan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Amar KEDUA BELAS dilakukan dengan menerapkan tata cara penanganan kondisi darurat sebagaimana tercantum dalam Lampiran Ill KeputusanMenteriini. Pemulihan fungsi_ lingkungan hidup —_sebagaimana dimaksud dalam Amar KEDUA BELAS dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan/atau perkembangan teknologi. IMA BELAS ENAM BELAS JJUH BELAS ‘DELAPAN BELAS /EMBILAN BELAS UA PULUH UA PULUH SATU Seluruh biaya _penanggulangan _pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup serta pemulihan fungsi lingkungan hidup dibebankan kepada Penanggung Jawab Usaha dan/atau Kegiatan, Dalam hal terjadi kondisi abnormal dan/atau darurat, Penanggung Jawab Usaha dan/atau Kegiatan wajib menyampaikan laporan dalam jangka waktu paling lama 2 x 24 (dua kali dua puluh empat) jam dan kondisi darurat dalam jangka waktu paling lama 1 x 24 (satu kali dua puluh empat) jam kepada: a, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, melalui Direktur Jenderal — Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan; b. Gubernur Jawa Timur, melalui Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur; c. Bupati Gresik, melalui Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Gresik; dan d. Bupati Bangkalan, melalui Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bangkalan. : Terhadap pelaksanaan Keputusan ini, Menteri scbagaimana dimaksud dalam Amar KEENAM BELAS huruf a menugaskan Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup (PPLH) untuk melakukan pengawasan. : Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Amar KETUJUH BELAS dilaksanakan paling sedikit 1 satu) kali dalam 1 (satu) tahun, terhadap pemenuhan seluruh ketentuan dalam Keputusan Menteri i. : Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Keputugan Menteri ini, dikenakan sanksi administratif sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. : Sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Amar KESEMBILAN BELAS tidak membebaskan Penanggung Jawab Usaha dan/atau Kegiatan dari tanggung jawab pemulihan fungsi lingkungan hidup dan pidana. : Keputusan Menteri ini berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang, kecuali terjadi perubahan usaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 50 ayat (2) huruf a, huruf b, dan huruf c Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 SEDUA PULUH DUA __: Perpanjangan sebagaimana dimaksud dalam amar KEDUA PULUH SATU dilakukan dengan mengajukan permohonan perpanjangan paling lama 60 (enam puluh) hari kerja sebelum habis masa berlakunya Keputusan Menteri ini kepada Menteri. SEDUA PULUH TIGA: Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 24 Maret 2017 suai dengan aslinya MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN LA BIRO HUKUM , KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, ttd, SITI NURBAYA an Keputusan ini disampaikan kepada Yth.: . Sekretaris Jenderal; Direktur Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan dan Kehutanan; 3. Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusalcan Lingkungan; Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur; Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Gresik; > Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bangkalan. A LAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR SK.162/MENLHK/SETJEN/PKL.1/3/2017 TENTANG PERPANJANGAN IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE LAUT OLEH PT. PERTAMINA HULU ENERG! WEST MADURA OFFSHORE LOKASI PEMBUANGAN AIR LIMBAH oordinat Poss Platform Koordinat Poss Platform PHE-S CPP POLENG (PP) LINTANG UTARK 06°39 03.2" s LUNTANGUTARA 06" 35 BUJUR TIMUR 112° 49°25, BUUR TIMUR 1125! 087" E Deskripsi: PT. Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PH® WMO) merupakan | perusahaan minyak dan gas bumi yang mengembangkan kegiatannya di lepas pantai utara Pulau Madura Jawa Timur. Lapangan ini berada pada jarak + 70 km dari daratan Pulau Jawa dan Pulau Madura. Kegiatan tersebut merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan kapasitas produksi minyak dan gas Feed eect ~10- B. KOORDINAT PENAATAN AIR LIMBAH (EFFLUENT) No. | Jenis Air Limbah Lokasi Koordinat Penaatan Lintang Selatan | Bujur Timur 1. | Air limbah 07°06'33.3” 112°36'53,7” terproduksi 2. | Air limbah v 06°39'38.6” 112°5608,0” drainase dek fojanoe 3. [Air limbah oan: 06°39'38.6" | 112°56'08,0" domestik dan ‘Brocess1G, c " Platform ae (PPP) dan AW 4. | Air limbah reverse 06°3938.6" | 112°5608,0" osmosis 5. | Air limbah 06°3938.6 | 112°56'08,0" drainase dek- anjungan AW 6. | Air limbah 06°39'42,0" | 112°56'20,0" drainase dek 7. | Air limbah 06°39'42,0 | 112°56"20,0" domestik dan Kapat saniter Floating 8. |Airlimbah reverse | Storage and| 06°39'42,0" | 112°56'20,0" osmosis Offloading 9. | Air limbah water Gso) 06°39'42,0” | 112°56'20,0" overboard 10. |Air limbah 06°3942,0" | 112°56'20,0" pendingin 11. | Air limbah 07°06'31.4” 112°36’52,6” drainase dek igs 12, | Air limbah pHEs-cpp | 06°3903.2 | 112°49°25,3" domestik dan 4 saniter 13. | Air limbah reverse Anjungan 06°39'03.2” 112°49°25,3” osmosis PHE-5-LQ KOORDINAT PEMBUANGAN AIR LIMBAH (OUTFALL) DAN KEDALAMAN PEMBUANGAN No. Koordinat Pembuangan Welsman Jenis Air Limbah Loutalh Laut Lintang Selatan Bujur Timur (meter) 1. | Air limbah 07°06'33.3" 112°36'53,7"” a? terproduksi PPP 2. |Airlimbah drainase | 06°3938.6" | 112°56'08,0" 15 dek PPP mr —_—_____— ————_—_ — ei No. Koordinat Pembuangan es Jenis Air Limbah douratt Laut L Lintang Selatan | Bujur Timur | (meter) SAW | 4. | Air limbah reverse 06°39°38.6" 112°56708,0” 0 osmosis PPP |S. [Air limbah drainase | 06"3998.6" 112°56°08,0" 15 dek-anjungan AW 6. Airlimbah drainase | 06°39'42,0" 112°56'20,0" » 15 |" Jack rso 7. |Airlimbah domestik | 06°39°42,0° 112°56'20,0” 0 dan saniter FSO 8. |Air limbah reverse 06°39"42,0" 112°56°20,0" 0 L osmosis FSO 9. |Air limbah water (06°30'42,0" 112°56'20,0" ° overboard FSO 10. |Air limbah pendingin | _ 06°39'42,0" 112°56'20,0" o FSO 11, JAir limbah drainase | 07°06'31.4" 112°36'52,6” 15 dek PHE-5 CPP : 12, | Air limbah dontestik | 06°39°03.2" 112°49°25,3" 0 dan saniter PHE-5 CPP 13. | Air limbah reverse 06°39°03.2" 112°49°25,3” 0 osmosis PHE-5-LQ KOORDINAT PEMANTAUAN KUALITAS AIR LAUT 5 KoordinatTitik Pantau eet Lintang Selatan Bujur Timur Laut di Sekitar Anjungan PPP 6°39'38,6" 112°56'08,0" Anjungan Poleng CW 6°41'49,0" 112°53'08,0" Anjungan Poleng DW 6°42'05,81" 112°53'05,81" Laut di Sekitar Pelabuhan/ JettyOnshore Receiving 7°09'198" 112°39'79,0" Facility (ORF) Gresik V'sesuai dengan aslinya MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN ‘BIRO HUKUM , KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, ttd, SITI NURBAYA 12. LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR SK.162/MENLHK/SETJEN/PKL.1/3/2017 TENTANG PERPANJANGAN IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE LAUT OLEH PT. PERTAMINA HULU ENERGI WEST MADURA OFFSHORE, A. PENGOLAHAN AIR LIMBAH 1. Tata Letak (Lay Out) Pengolahan Air Limbah Anjungan Poleng Processing Platform (PPP) dan AW Air Terproduksi dan Air Limbah Reverse Osmosis Keterangan: -Aliran air terproduksi Aliran saluran reverse osmosis ae i A oxen eat taes Bates ae Keterangan ~—-Aliran air limbah drainase dek Air Limbeh Domestik dan Saniter ‘OveRBosno 10 sea ‘Keterangan Aliran air limbah drainase dek Kapal Floating Storageand Offloading (FSO) m5. Air Limbah Drainase Dek Keterangan ‘Aliran air limbah drainase dek Air Linbah Domestik dan Saniter Keterangan Az Keterangen ~ Aliran air limbah reverse osmosis ‘Air Pendingin Keterangan ---Aliran air pendingin Air Limbah Water Overboard Keterangan ——Aliran air limbah reverse osmosis Bred Anjungan PHE-5-CPP ‘Air Limbah Drainase Dek Keterangan “Aliran air limbah drainase dek Air Limbah Domestik dan Saniter TITIK PENAATAN Keterangan —-Aliran air limbah demestik dan saniter -19- Neraca Air Anjungan Poleng Processing Platform (PPP) dan AW ‘Anjungan PHE-5-CPP -20- = 3. Diagram Alir Pengolahan Air Limbah Air Terproduksi Deskripsi: Air terproduksi merupakan hasil samping proses pemisahan fluida (gas, |minyak, dan air) yang dipisahkan dari unit production separator kemudian diteruskan ke surge vessel kemudian dialirkan dan diproses di unit hydrocyclone sebelum dibuang ke permukaan air laut, Sebagai sarana kontrol tambahan outlet dari proses yang ada di hydrocyclone dialirkan ke pipa selubung (Sump Caisson) dengan diameter 30” (30 inch) di area boat landing deck yang ditanam kedalam air laut _sedalam 15-20 meter dari Bn permukaan air laut. Adanya unit sump caisson air buangan dari proses hyrdrocyclone yang tidak langsung contact dengan air permukaan laut tersebut, diharapkan masih ada oily water yang masih dapat terjebak didalam’sump caisson. Air limbah drainase dek ‘APLIMIEAN ORAINASEDEK 4 ‘SUMP Pr ORAINAGE i | Deskripsi: Air limbah drainase dek berasal dari air hujan, air cuci dek, dan tetesan minyak dari peralatan dan mesin. Air limbah drainase dek yang dihasilkan akan mengalir melalui gutter pada tiap dek kemudian masuk kedalam saluran ‘sump pit dan disambungkan secara paralel dari masing - masing pipa sump- | pit. Air limbah drainase dek yang masuk kedalam sump pit akan disalurkan langsung dan dibuang ke pipa selubung dengan diameter 30” (30 inch) diarea boat landing deck yang ditanam kedalam air laut sedalam 15-20 meter dari | permukaan air laut. Air limbah domestik dan saniter, air pendingin, water overboard, dan air limbah reverse osmosis (ate) mat} >free l | ae i | = - is Sansone Ara i i f Deskripsi + Air limbah domestik dan saniter (kakus dan kamar mandi) diolah menggunakan sewage treatment plant (STP). Pengolahan dengan sistem plumbing untuk kedua saluran tersebut dan dipasang secara paralel dan diarahkan_ke STP_yang dilengkapi_dengan reaksi electrochemical untuk -22- oksidasi dan sterilisasi buangan, Buangan ini akan masuk ke tangki dan fasilitas chlorinasiuntuk mengurangai kadar desinfektan/ chlorin yang akan dibuang ke air laut. + Air pendingin adalah air limbah sisa proses pada unit main engine yang berfungsi sebagaipendingin/water cooler. Sumber air pendingin adalah air laut yang berada disekitarnya yang dipompa dan disirkulasikan melalui engine comppressor. Air hasil sirkulasi tersebut kemudian dibuang kembali kepermukaan air laut tanpa melalui proses dengan debit maksimum sebesar 10 m*/ hari. * Air baku yang bersumber dari air laut diolah dengan sistem reverse osmosis. Proses sirkulasi pengolahan air melaui beberapa membran&filter akan dihasilkan air bersih & reject water, air bersih kemudian di distribusikan ke kamar mandi, toilet dan dapur melalui beberapa tanki tandon air bersih sedangan reject water dibuang ke laut. + Air limbah water overboard adalah air limbah sisa proses pemisahan fluida (gas, minyak, dan air) yang dipisahkan dari unit production separator di Poleng Platform Processing yang terikut oleh aliran minyak yang ditransfer ke FSO sehingga pada saat offloading pada masing-masing kompartement di| FSO terjadi pemisahan antara minyak dan airsecara floatation. Air yang terpigah dengan periode tertentu akan dipindahkan ke slop tank yang didesain khusus sebagai kompartement untuk balast tank yang berisi air. Secara periodik proses decanting dengan sistem gauging level minyak maka air tersebut akan dibuang ke permukaan laut melalui unit oily water separator lebih dulu dengan setting level alarm kualitas air buangan parameter minyak dan lemak sebesar 25 ppm. B. BAKU MUTU AIR LIMBAH YANG DIIZINKAN DIBUANG KE LAUT. No. | _Jenis Air Limbah Parameter KadarPalingTinggi 1._| Air Terproduksi Minyak dan Lemak 50 mg/liter 2. Air Limbah Drainase Dek Minyak Bebas* Nihil *** . | Air Limbah Domestik] Benda Terapung dan | - ae dan Saniter Bui Besa Nihil Residuklorin | 2 mg/liter 4. | Air Limbah Water AA 50 mg/liter Overboard Minyak dan Lemak 5. | Air Limbeh Reverse Pada radius 30 meted Osmosis lari lokasi pembuangan ir limbah ke laut, kaday} Salinitas salinitas air limb: udah harus sami lengan kadar salinita -23- 6. | Air Pendingin “Temperatur _40°C ch 0,5mg/liter Keterangan: Tidak mengandung minyak bebas, dalam pengertian menyebabkan terjadinya lapisan minyak atau perubahan warna pada permukaan ba dan air penerime. Tidak terdapat benda-benda yang terapung dan buih-buih busa. Hasil pengamatan internal dicantumkan dalam logbook harian. ©. DEBIT PALING TINGGI HARIAN AIR LIMBAH YANG DIIZINKAN DIBUANG KE LAUT Jenis Air Limbah Lokasi Debit Paling Tings (m?/hari) 1.__| Air limbah terproduksi ne 5738 2._| Air limbah drainase dek Se 30, 3. | Air limbah domestik dan Eoleng 15 i Processing seniter Platform (PPP) 4._| Airlimbah reverse osmosis | P/@°0F™ t 20 5. | Air limbah drainase dek- 30 & 200 c Kapal loading, a z storage, and e offloading FSO) eos 10, 10 11. [Air imbah drainase dek : 10 12, | Air limbah domestik dan Anas re 15 saniter 1S. [Air imbah reverse osmosis ‘Anjangan 20 KES LO D. PERHITUNGAN BEBAN AIR LIMBAH BULANAN DARI OUTLET Lout =Q bulanan x C out E, PERHITUNGAN BEBAN AIR LIMBAH BULANAN DARI INLET Lin -Qbulanan xCin -24- = F. PERHITUNGAN EFISIENSI PENGOLAHAN AIR LIMBAH Lin - Lout Efira, = *x 100% Lin Keterangan = Lout = beban pencemaran air limbah outlet Lin = beban pencemaran air limbah inlet Efieat efisicnsi pengolahan air limbah Q bulanan = Debit akumulatif bulanan air limbah C out ~ hasil uji parameter air limbah bulanan yang diukur oleh laboratorium di outlet Cin = hasil uji parameter air limbah bulanan yang diukur olch laboratorium di inlet G. BAKU MUTU AIR LAUT No. Parameter Satuan | Baku Muta Keterangan FISIKA Kecerahan M 33 Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <10% kedalaman euphotic Kebauan = tidak berbau Padatan tersuspensi total mg/i 80 : Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <10% konsentrasi rata-rata musiman. ‘Sampah - nihil Tidak terdeteksi dengan batas deteksi alat yang digunakan (sesuai dengan metode yang digunakan); Pengamatan oleh manusia (visual). ‘Suhu °C alami Kondisi_ normal suata lingkungan, bervariasi setiap saat (siang, malam dan musim); Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <29C dari suhu alami. - nihil Tidak terdeteksi dengan’ batas deteksi alat yang digunakan (sesuai dengan metode yang digunakan); Pengamatan olch manusia (visual). Lapisan minyak yang diacu adalah lapisan tipis (thin layer) dengan ketebalan 0,01mm, -25- x No | Parameter Satuan [Baku Mutu Keterangan 1. [pH s 65-85 Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <0,2 satuan pH } 2. | Salinitas %e alami ‘lami adalah _kondisi 7 normal suatu lingkungan, ) bervariasi setiap saat (siang, malam, dan musim); Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <5% salinitas _rata-rata musiman. 3. [Ammonia total | mg/I os (NHo-N) 4. | Sulfida (H2S) mg/1 0,03 * 5. |Hidrokarbon | mg/l T > total 6. | Senyawa Fenol | mg/l 0,002 : total 7. | PCB (polikior | mg/l 001 = bifenil) 8. | Surfaktan mg/1 1 = (deterjen) MBAS 9. |Minyak dan | mg/l 5 - Lemak 2 10.|TBT (tri butil | mg/I 001 TST adalah zat antifouling tin) yang biasanya terdapat pada cat kapal. } [Jogam terlarut j 11. | Raksa (Hg) mg/1 0,003, ' 12. | Kadmium (Cd) | mg/i 0,01 E: | 13. | Tembaga (Cu) | mg/l 0,05 = 14. | Timbal (Pb) mg/I 0,05 = | 15, | Seng (Zn) mg/l Ot S 1. [Coliform (total) | MPN/100 | 1000 Diperbolehkan terjadi ml perubahan sampai dengan <10% konsentrasi rata-rata musiman Sa dengan aslinya MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN HURUM, KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, ttd, SITI NURBAYA LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR _ SK,162/MENLHK/SETJEN/PKL,1/3/2017 TENTANG PERPANJANGAN IZIN _PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE LAUT OLEH PT. PERTAMINA HULU ENERGI WEST MADURA OFFSHORE. PROSEDUR PENANGANAN KONDISI DARURAT PEMBUANGAN AIR LIMBAH. Diagram Alir Penanganan Kondisi Darurat Pembuangan Air Limbah Secara Umum Penanganan kondisi darurat di Anjungan Poleng Processing Platform (PPP) dan AW ‘+ Outlet air limbah terproduksi Apabila terjadi kondisi abnormal dan darurat terhadap pengelolaan air terproduksi maka sesuai denganTata Kerja Organisasi Pengelolaan Air Limbah No. PHEWMO/HSES/ENV/J/STK/2015/B003 Rev-00 tentang Pengelolaan Air Limbah dan TKI Pembuangan Air Terproduksi melalui SurgeTank & Hydrocyclone No.PHEWMO/FOPS/PRO/O/STK/2016/C123 Rev-00, semua air terproduksi akan di divert ke FSO Abherka dengan langkah-langkah sebagai berikut : a.Melakukan setting alarm terhadap unit Hydrocyclone dengan parameter display sebesar 25 ppm. b.Melakukan komunikasi kepada Tim Marine untuk dilakukan pengalihan/ convert air terproduksi dikarenakan proses upset. c.Menaikkan setting level water di semua separator untuk meminimalkan air terproduksi dibuang . Monitor setting level water dan memastikan tidak oil film disekitar air laut. + Ouilet air limbah drainase dek Apabila terjadi tumpahan dan ceceran minyak yang berlebihan pada area deck maka langkah yang diambil adalah memastikan gutter dan sump pit dalam kondisi bersih dan tidak tersumbat, kemudian pompa suction oil trapping yang ada di unit sump caisson adalah berjalan normal untuk memompakan kembali oil traping/ ceceran/ tumpahan kedalam proses kembali + Outlet air limbah drainase dek Poleng AW Apabila terjadi tumpahan dan cecetan minyak yang berlebihan pada area deck maka langkah yang diambil adalah memastikan gutter dan sump pit dalam kondisi bersin dan tidak tersumbat, kemudian pompa suction oil trapping yang ada di unit sump caisson adalah berjalan normal untuk memompakan kembali oil traping/ ceceran/ tumpahan kedalam proses kembali. © Outlet air limbah domestik & saniter Apabila personal on board melebihi dari kapasitas maka dilakukan pengecekan dan memastikan unit STP berjalan normal, serta melakukan pengecekan bak khlorinasi. ‘* Outlet air limbah reverse osmosis Unit water maker reverse osmosis telah dilengkapi dengan kontrol unit, dimana pada skala salinitas 30 - 35 ppm adalah skala setting unit untuk menyesuaikan kondisi salinitas pada air laut sekitar. Apabila diperkirakan melebihi angka salinitas, maka secara otomatis unit produksi air baleu akan mati, Penanganan kondisi darurat di Anjungan KE-S CPP * Outlet air limbah drainase dek Apabila terjadi tumpahan dan ceceran minyak yang berlebihan pada area dek, langkah yang diambil adalah memastikan gutter dan sump pit dalam kondisi bersih dan tidak tersumbat, kemudian pompa suction oil trapping yang ada di unit sump caisson adalah berjalan normal untuk memompakan Kembali oil traping/ ceceran/ tumpahan kedalam proses kembali. + Outlet air limbah domestik & saniter Apabila personal on board melebihi dari kapasitas maka dilakukan Pengecekan dan memastikan unit STP berjalan normal, serta melakukan pengecekan bak klorinasi. * Outlet air limbah reverse osmosis Unit water maker reverse osmosis telah dilengkapi dengan kontrol unit, nilai salinitas 30 - 35 ppm adalah skala setting unit untuk menyesuaikan kondisi salinitas pada air laut sekitar. Apabila diperkirakan melebihi angka salinitas tersebut, secara otomatis unit produksi air baku akan mati. Penanganan kondisi darurat di Kapal Floating Storage and Offloading (FSO) * Outlet air limbah drainase dek Apabila terjadi tumpahan dan ceceran minyak yang berlebihan pada area dek, langkah yang diambil adalah memastikan gutter dan sump pit dalam | | Kondisi bersih dan tidak tersumbat, kemudian alat scupper plug juga berjalan baik dan bisa menutup. Ceceran yang terjadi di area main dek bisa dibersihkan dengan fasilitas SOPEP (Shipboard Oil Pollution Emergency Pian) yang ada. © Outlet air limbah domestik & saniter Apabila personal on board melebihi dari kapasitas, dilakukan pengecekan dan memastikan unit STP berjalan normal, serta melakukan pengecekan bak klorinasi. © Outlet air limbah reverse osmosis Unit water maker reverse osmosis telah dilengkapi dengan kontrol unit, nilai salinitas 30 - 35 ppm adalah skala setting unit untuk menyesuaikan kondisi salinitas pada air laut sekitar. Apabila diperkirakan melebihi angka salinitas tersebut, secara otomatis unit produksi air baku akan mati. ony) rin ria pone pembuangan air ikutan yang ada didalam slop tank dengan waktu tertentu setelah mencapai pada kondisi level volume yang bisa dibuang ke permukaan laut. Setelah level volume memenuhi maka sebelum dilakukan pembuangan ke permukaan air laut, air ikutan akan meléwati unit Pada saat kondisi darurat maka unit oil water separator akan bekerja secara otomatis pada setting level parameter minyak $ ‘* Outlet air limbah cooting water engine Air limbah cooling water adalah air limbeh sisa proses pada unit main engine yang berfungsi sebagar water cooler Sumber air limbah cooling water adalah air laut yang berada disekitarnya yang dipompa dan disirkulasikan melalui engine comppressor. Air hasil sirkulasi tersebut kemudian dibuang kembali kepermukaan air laut tanpa melalui proses. Di FSO terdapat 3 unit engine generator (2 main enginet&e 1 engine backup) yang memanfaatkan air laut sebagai water cooler. Apabila salah satu unit sedang berjalan dan menunjukken adanya indikasi parameter temperatur yang semekin meninggkat maka langkah yang dilakukan adalah melakukan switching engine. ai dengan aslinya MENTER! LINGKUNGAN HIDUP DAN Q HUKUM , KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, td, SITI NURBAYA

Anda mungkin juga menyukai