Anda di halaman 1dari 14

ANALISA JURNAL

“PENGARUH TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP


PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES
MELLITUS TIPE 2” PADA Tn. S DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT
(ICU) RSPAU HARDJOLUKITO

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktek Profesi Ners


Stase Keperawatan Kritis

Disusun Oleh :

KRIS EGITIA 203203088


ASRIANI KASIM 203203109

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XVI


UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2021

Jl. Ringroad Barat, Ambarketawang, Gamping, Sleman Yogyakarta


Telp (0274) 4342000
ANALISA JURNAL

“PENGARUH TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP


PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES
MELLITUS TIPE 2” PADA Tn. S DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT
(ICU) RSPAU HARDJOLUKITO

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktek Profesi Ners


Stase Keperawatan Kritis

Disusun oleh:
KRIS EGITIA 203203088
ASRIANI KASIM 203203109

Telah disetujui pada


Hari :
Tanggal :

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(Arif Adi S, M. Kep., Ns., M.kep) ( )


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diabetes mellitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai
dengan ketidakadaan insulin yang absolut atau terjadinya penurunan
insensitivitas sel yang relative terhadap insulin. Diabetes mellitus juga
dikatakan sebagai kelainan defisiensi dari insulin dan kehilangan toleransi
terhadap glukosa (Corwin, 2009). Diabetes mellitus merupakan penyebab
hiperglikemi. Hiperglikemi disebabkan oleh berbagai hal, namun
hiperglikemi paling sering disebabkan oleh diabetes mellitus. Pada
diabetes melitus gula menumpuk dalam darah sehingga masuk ke dalam
sel. Kegagalan tersebut terjadi akibat hormone insulin jumlahnya kurang
atau cacat fungsi. Hormon insulin merupakan hormon yang membantu
masuknya gula darah (WHO, 2016).
Indonesia merupakan negara ke 7 yang memiliki prevalensi DM
terbanyak. Pada tahun 2015 di Indonesia memiliki 10 juta kasus orang
dewasa dengan diabetes mellitus. Data balitbang Depkes RI (2013)
menunjukkan bahwa sebanyak 6,9%dari total populasi 12 juta orang,
menderita penyakit diabetes mellitus. Diabetes mellitus type 2 terjadi
karena berkurangnya sensitivitas insulin atau resistensi insulin. Biasanya
insulin terikat oleh reseptor pada permukaan sel dan mulai menyatukan
serangkaian reaksi termasuk metabolisme glukosa. Diabetes mellitus tipe 2
mungkin disebabkan oleh ketidakpekaan reseptor terhadap insulin atau
rendahnya tingkat insulin dan menghasilkan kadar glukosa darah yang
tinggi (Tarwoto, 2012). Latihan fisik diperlukan untuk meningkatkan
aktivitas reseptor insulin dalam membrane plasma sehingga dapat
menurunkan kadar glukosa darah (Damayanti, 2015).
Sebagian besar manajemen DM pada rumah sakit masih
terkonsentrasi pada pengobatan dan diet. Namun, hanya sedikit perhatian
pada fisik. Pemenuhan aktivitas fisik akan membuat metabolisme tubuh
bekerja lebih optimal, akibatnya kadar glukosa darah akan terkontrol.
Sehingga penanganan secara holistik sangat diperlukan (Wade & Tavns,
2007).
pemberian teknik relaksasi otot progresif pada pasien DM tipe 2
dapat menurunkan kadar gula darah dengan sangat cepat. Teknik relaksasi
otot progresif yang dilakukan pada pasien DM yang mengalami
ketegangan pada otot-otot tertentu dengan mengkombinasikan dengan
latihan nafas dalam maka diharapkan hasilnya adalah terjadinya penurunan
ketegangan pada otot diikuti dengan penurunan kadar gula dalam darah,
(Damayanti Santi, 2015, dan Kustanti & Widodo, 2008).
Hasil pengkajian di Ruang ICU RSPAU Hardjolukito kami
menemukan kasus pasien Tn. S dengan diagnosa Penyakit Diabetes
Melitus Tipe 2 yang mengalami tidak stabilan kadar glukosa darah,
berdasarkan observasi yang dilakukan belum ada intervensi non
farmakologi yang diberikan kepada pasien untuk menurunkan kadar gula
darah. Berdasarkan latar belakang tersebut kelompok mengambil laporan
kasus asuhan keperawatan pada klien dengan Diabetes Melitus Tipe 2 dan
mencoba memberikan intervensi non farmakologi untuk menurunkan
kadar glukosa darah.

B. Tujuan
1. Mengetahui pengaruh teknik relaksasi otot progresif untuk menurunkan
kadar gula darah pada pasien dengan diabetes mellitus tipe 2
2. Mengetahui apakah penelitian teknik relaksasi otot progresif dapat
diterapkan sebagai terapi keperawatan pada pasien dengan diabetes
melitus tipe 2
BAB II
ANALISA JURNAL

A. Dasar Pencarian EBN


1. P: Pasien dengan diabetes mellitus tipe 2
2. I: Relaksasi otot progresif
3. C: Tidak ada jurnal pembanding yang kami gunakan, melainkan jurnal
pendukung
4. O: Menurunkan gula darah
Pertanyaan Klinis
 Apakah Relaksasi otot progresif dapat menurunkan kadar gula
darah pada pasien dengan diabetes mellitus tipe 2 ?

B. Strategi Pencarian Jurnal


Langkah pertama yang dilakukan untuk mendapatkan jurnal yaitu
dengan membuka situs www.scholar.google.co.id setelah itu memasukkan
kata kunci berupa “Pengaruh teknik relaksasi otot progresif terhadap
Penurunan Kadar Gula Darah”, kemudian masukkan batasan pencarian
berupa batasan tahun pencarian yaitu sejak tahun 2016. Dari hasil
memasukkan kata kunci dan mengatur batasan pencarian maka didapatkan
3.000 jurnal artikel yang kemudian dipilih sesuai dengan pertanyaan
klinis, jurnal yang didapat yaitu dengan judul “Pengaruh Teknik
Relaksasi Otot Progresif Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rumah Sakit Grandmed Lubuk
Pakam”.
C. Ringkasan Isi Jurnal
1. Judul Artikel
Judul jurnal penelitian yang akan digunakan sebagai EBN yaitu
“Pengaruh Teknik Relaksasi Otot Progresif Terhadap Penurunan
Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rumah
Sakit Grandmed Lubuk Pakam”.
2. Author/Tahun/Negara
Penelitian ini dilakukan oleh Tati Murni Karokaro dan Muhammad
Riduan pada tahun 2019 di lubuk pakam, Kab. Deli Serdang Sumut.
3. Tujuan penelitian
Untuk melihat apakah ada pengaruh teknik relaksasi otot progresif
terhadap penurunan kadar gula darah pada pasien DM tipe 2.
4. Metode penelitian
Desain yang digunakan pada penelitian ini yaitu Quasi
Eksperimental Design (eksperimen semu) dengan pendekatan one
group pre dan post test, eksperimen dilakukan pada satu kelompok saja
tidak ada kelompok pembanding (control). Penelitian ini dilakukan di
RS Grandmed Lubuk Pakam. Populasi penelitian ini penderita diabetes
melitus tipe 2 dengan teknik pengambilan sampel purposive Sampling
dan jumlah sampel sebanyak 10 orang.
5. Hasil penelitian
a. Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Sebelum
Dilakukan Teknik Relaksasi Otot Progresif
Kadar gula darah pada pasien diabetes sebelum dilakukan teknik
relaksasi otot progresif yang hanya memakai terapi injeksi insulin
dengan responden sebanyak 10 orang, didapat hasil dengan rata-rata
244 mg/dl. Hasil penelitian dapat diasumsikan bahwa pemberian
terapi injeksi insulin pada pasien diabetes mellitus tipe 2 tanpa adanya
pemberian teknik relaksasi otot progresif, hasilnya tidak begitu
berpengaruh.
b. Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Sesudah
Dilakukan Teknik Relaksasi Otot Progresif
Kadar gula darah pada pasien DM tipe 2 sesudah dilakukan
teknik relaksasi otot progresif disertai dengan pemberian terapi
injeksi unsulin dengan 10 responden, rata-rata hasil kadar gula darah
sebesar 201 mg/dl, hal ini dapat terjadi dikarenakan pemberian
teknik relaksasi otot progresif dapat menurunkan kadar gula darah
pada pasien diabetes mellitus tipe 2 secara bertahap serta dapat
memelihara dan meningkatkan kesehatan yang kondusif.
c. Pengaruh teknik relaksasi otot progresif terhadap penurunan gula
darah pada penderita diabetes mellitus tipe 2
Hasil penelitian dapat diasumsikan bahwa dengan pemberian
terapi injeksi insulin pada pasien diabetes mellitus tipe 2 tanpa
adanya pemberian teknik relaksasi otot progresif, tidak memiliki
hasil yang bermakna. Karena penyakit DM tipe 2 adalah salah satu
penyakit kronis yang melibatkan kerja metabolisme karbohidrat,
protein dan lemak didalam tubuh, sesuai dengan penelitian yang
dilakukan Widianingsih bahwa pemberian teknik relaksasi otot
progresif pada pasien DM tipe 2 dapat menurunkan kadar gula darah
dengan sangat cepat. Teknik relaksasi otot progresif yang dilakukan
pada pasien DM yang mengalami ketegangan pada otot-otot tertentu
dengan mengkombinasikan dengan latihan nafas dalam maka
diharapkan hasilnya adalah terjadinya penurunan ketegangan pada
otot diikuti dengan penurunan kadar gula dalam darah.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Analisa Jurnal
1. Critical Appraisal
Komponen yang Dinilai Ya/Tidak Penjelasan
Judul dan abstrak:
 Apakah judul sesuai dengan Ya Judul pada jurnal sudah sesuai dengan
isi? isi abstrak yaitu “Pengaruh Teknik
Relaksasi Otot Progresif Terhadap
Penurunan Kadar Gula Darah Pada
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di
Rumah Sakit Grandmed Lubuk
Pakam”.

 Apakah tujuan penelitian Ya Tujuan dari penelitian ini untuk


disebutkan? apa? mengetahui pengaruh Relaksasi otot
progresif terhadap penurunan kadar
gula darah pada pasien diabetes
melitus tipe 2

 Apakah abstrak memberikan Ya Abstrak sudah memberikan informasi


informasi yang lengkap: latar yang lengkap: latar belakang, tujuan,
belakang, tujuan, metode, metode, dan hasil penelitian.
hasil?
Justifikasi, metodologi,
desain:
 Apakah dijelaskan alasan Ya Latar belakang sudah menampilkan
melakukan penelitian (di latar hasil dari pengaruh dari Relaksasi otot
belakang dan tinjauan progresif Terhadap Penurunan Kadar
pustaka)? Gula Darah Penderita Dm Tipe 2
 Apakah tinjauan pustakanya Ya Peneliti menggunakan 7 referensi
lengkap/ cukup? dengan 3 referensi 10 tahun terakhir,
sedangkan yang 3 referensi
menggunakan > 10 tahun terakhir.
 Apakah menggunakan Ya Pada penelitian ini terdapat 3 referensi
referensi terbaru? (maksimal yang menggunakan 10 tahun terakhir.
5 tahun)
 Apakah hipotesisnya Tidak Hipotesis pada penelitian ini tidak
disebutkan? disebutkan hanya menyebutkan tujuan
dari penelitian.

 Jika eksperimen, apakah Ya Peneliti melakukan dengan teknik pre


kelompok intervensi dan test dan post tes, namun tidak
kontrol dijelaskan? menggunkan kelompok pembanding
(kelompok control)

 Apakah eksperimennya blind Tidak -


atau double blind?

 Kalau blind, bagaimana cara Tidak -
melakukan blindingnya?

Sampling : Populasi pada penelitian ini adalah


 Bagaimana populasi dipilih? Ya pasien diabetes melitus. Jumlah
populasi (N) adalah 10 orang yang
dipilih dengan teknik purposive
sampling
 Apakah kriteria inklusi dan Tidak Peneliti tidak mencantumkan krieria
eksklusi disebutkan? apa? inklusi dan ekslusi

 Apakah ukuran sampel Ya Menurut Sugiyono (2012) sampel ini


mewakili pada penelitian. Sampel
cukup? pada penelitian ini sebanyak 16
responden.
Pengumpulan data:
 Bagaimana cara pengumpulan Ya Data dikumpulkan menggunakan
datanya (kuesioner atau ada metode observasi dan pengukuran pre
yang lain) post menggunakan alat pengukur gula
darah

 Siapa yang mengumpulkan - Peneliti


data?
 Apakah instrumen Ya Peneliti menjelaskan instrumen
pengumpulan data dijelaskan? pengumpulan data yaitu dengan
pengukurkan gula darah menggunakan
alat pengukur gula darah
 Apakah instrumen diuji dulu? Tidak Dalam penelitian tidak dijelaskan
instumen penelitian diuji terlebih
dahulu atau tidak
 Apakah confounding factors Tidak Tidak dijelaskan di dalam jurnal.
diidentifikasi?
 Apakah ada penjelasan Tidak Tidak dijelaskan di dalam jurnal
validitas dan reliabilitas
instrumen?

Pertimbangan etik:
 Apakah penelitian Tidak Penliti tidak menjelaskan dalam jurnal
menggunakan ethical terkait ethical approval dari komite
approval dari komite etik? etik
 Apakah ada informed consent Ya Informed consent didapatkan sebelum
dalam penelitian? dilakukan penelitan
Analsis data dan hasil:
 Apakah hasil disampaikan Ya Pada abstrak hasil dijelaskan
dengan jelas?
 Apakah p-value dan Ya p-value ditunjukkan dengan hasil
confidence interval analisis Wilcoxon didapatkan hasil
dilaporkan? 0,001 (<0,05)
 Apakah hasilnya signifikan? Ya Hasil signifikan dengan kesimpulan
teknik relaksasi otot progresif secara
teratur dapat menurunkan kadar gula
darah pada penderita DM tipe 2
 Apakah kesimpulan penelitian Ya Terdapat pengaruh relaksasi otot
ini? progresif terhadap penurunan kadar
gula dara pada penderita DM tipe 2.
Hasil dan keterbatasan
penelitian:
 Apakah hasil bisa Ya Relaksasi otot progresif dapat
digeneralisasikan? menurunkan kadar gula darah pada
penderita DM tipe 2
 Apakah keterbatasan Tidak Tidak disebutkan
penelitian disebutkan?
 Apakah ada saran untuk Tidak Tidak dijelaskan
penelitian selanjutnya?
 Apakah implikasi penelitian - Tehnik relaksasi nafas dalam untuk
tersebut? (yang disebutkan menurunkan kadar gula darah pada
dalam jurnal) penderita DM tipe 2

Penelitian ini valid dan dapat diterapkan karena dalam jurnal ini
dijelaskan dengan detail metode penelitian, serta hasil penelitian yang
menunjukan bahwa ada perubahan yang signifikan yaitu didapatkan nilai
p-value 0,001 (<0,05) setelah dilakukan intervensi terhadap 10 orarng
responden.
2. Apakah hasil penelitian itu penting ?
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan kadar gula
sebelum dilakukan relaksasi otot progresif distribusi rata-rata kadar
gula darah sebesar 244 mg/dl. Setelah dilakukan intervensi didapatkan
hasil rata-rata kadar gula darah sevesar 201 mg/dl, hal ini membuktikan
bahwa relaksasi otot progresif dapat meregangkan ketegangan pada
otot-otot dan penurunan kadar gula dalam darah.
3. Apakah dapat diaplikasikan ?
Relaksasi otot progresif dapat diaplikasikan, dalam jurnal
dijelaskan bahwa relaksasi otot progesif baik diberikan pada penderita
DM tipe 2. Pada pertemuan pertama pasien di lakukan pengecekan
kadar gula awal dengan hanya diberikan terapi insulin, lalu pertemuan
selanjutnya pasien dicek kembali kadar gula darah dan diberikan
relaksasi otot progresif, untuk mengetahui apakah ada penurunan atau
tidak.
Hasil jurnal ini jika dihubungkan dengan kondisi riil di ICU
dengan DM tipe 2 untuk melancarkan sirkulasi darah dan meregangkan
ketegangan pada otot. Relaksasi otot progresif bisa digunakan sesuai
dengan jurnal yang dianalisa.
B. Kelebihan dan kekurangan jurnal
1. Kelebihan jurnal
a) Judul jurnal mudah dipahami
b) Pendahuluan sudah jelas, pernyataan masalah tidak ambigu dan
mudah diidentifikasi. Konsep dalam penelitian sudah jelas
dicantumkan, selain itu masalah dalam jurnal mempunyai hubungan
dengan keperawatan.
2. Kekurangan Jurnal
a) Jurnal tidak mencantumkan kriteria inklusi dan eksklusi
b) Jurnal tidak mencantumkan cara pengambilan data saat penelitian
c) Jurnal tidak mencantumkan etical Approval dari komite etik.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Evidance Based Nursing (EBN) berupa teknik relaksasi otot progresif
dapat memperlancar peredaran darah dan meregangkan ketegangan
pada otot-otot
2. Evidance Based Nursing (EBN) berupa teknik relaksasi otot progresif
dapat diterapkan sebagai terapi non farmakologi pada pasien dengan
Diabetes Mellitus tipe 2, karena tidak memerlukan biaya yang mahal,
mudah diterapkan.
3. Evidance Based Nursing (EBN) berupa teknik relaksasi otot progresif
merupakan salah satu terapi non faramakologi yang signifikan
berfungsi untuk menurunkan kadar gula darah pada penderita DM tipe
2.
4. Perawat memiliki peran penting dalam memberikan pengetahuan dan
keterampilan serta asuhan keperawatan kepada pasien dengan DM tipe
2 melalui pengajaran tentang bagaimana menerapkan non-farmakologi
untuk menurunkan kadar gula dalam darah
B. Saran
1. Diharapkan kepada perawat agar menjadikan teknik relaksasi otot
progresif sebagai salah satu tindakan keperawatan untuk mengatasi
masalah pasien yang menderita Diabetes Mellitus
2. Diharapkan perawat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
terkait terapi non farmakologi yang bisa diterapkan pada pasien dengan
Diabetes Mellitus.
DAFTAR PUSTAKA
Damayanti, S. 2015. Diabetes Mellitus & Penatalaksanaan Keperawatan.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Karokaro, T.M., Riduan, M. 2019. Pengaruh Relaksasi Otot Progresif Terhadap
Penurunan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di
Rumah Sakit Grandmed Lubuk Pakam. Jurnal Keperawatan dan Fisioterapi
(JKF). Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam Fakultas Keperawatan
dan Fisioterapi Program Studi Ilmu Keperawatan.
Tarwoto., Wartonah., Taufiq, I., & Mulyati, L. 2012. Keperawatan medikal bedah
gangguan sistem endokrin. Jakarta: TIM.
Wade, C. & Tavns, C. 2007. Psikologi edisi 9 jilid 2. Jakarta: Erlangga.
World Health Organization. 2016. Global Report on Diabetes. France : World
Health Organization. http://www.who.int/diabetes/global-report/en/.
(Sitasi : 29 mei 2017)

Anda mungkin juga menyukai