Perancangan Dan Pembuatan Engine Stand Corola 4a-Fe
Perancangan Dan Pembuatan Engine Stand Corola 4a-Fe
TUGAS AKHIR
Disusun dan Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Syarat Guna Memperoleh
Gelar Ahli Madya
Disusun Oleh :
Anang Wahyulianto (20133020007)
i
DAFTAR ISI
Hal
xi
2.4. Pengertian Sistem Pengecatan ........................................................ 9
2.5. Teknik Penyemprotan ..................................................................... 11
2.6. Penggunaan Air Spray Gun ............................................................. 14
2.7. Pengelasan ....................................................................................... 16
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan .................................................................................... 64
5.2. Saran ............................................................................................... 65
xii
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ENGINE STAND COROLA 4A-FE
ANANG WAHYULIANTO
20133020007
ABSTRAK
Pada saat ini kegiatan perancangan dan pengujian sebuah desain produk tidak
dapat dipisahkan dari penggunaan program – program komputer. Berbagai program
komputer, seperti AutoCad, SAP, ANSYS, Midas, StandPro, dan Abaqus, sudah
sering digunakan untuk mempermudah dalam melakukan analisis maupun
perancangan.
Metode yang digunakan “Perancangan dan pembuatan Engine Stand Corola
4A-FE” dari proses desain rancangan awal menggunakan software AutoCAD 2013,
perhitungan secara manual kekuatan desain rancangan, pembuatan rangka engine
stand, dan proses finising.
Hasil proses desain awal engine stand menggunakan software AutoCAD 2013
dengan menggunakan unit satuan ukur milimeter (mm), desain dibuat berdasarkan
sketch gambar racangan awal. Setelah gambar rancangan awal dengan menggunakan
AutoCAD 2013, hasil perhitungan beban pada masing-masing tumpuan dudukan
mesin dengan asumsi beban total dari engine seberat 450 Kg dapat dilihat dari
diagram SFD, BMD, dan NFD pada masing-masing dudukan mesin.
viii
DESIGN AND MANUFACTURE OF ENGINE STAND COROLA 4A-FE
ANANG WAHYULIANTO
20133020007
ABSTRACK
At this time the activities of the design and testing of a product design can not
be separated from the use of computer programs. Various computer programs such
as, AutoCad, SAP, ANSYS, Midas, StandPro, dan Abaqus, it has often been used to
facilitate the analysis and design.
The method used “DESIGN AND MANUFACTURE OF ENGINE STAND
COROLA 4A-FE” the initial draft of the design process using software AutoCAD
2013, manual calculation design power design, manufacture engine stand, and
finishing process.
The results of the initial design process engine stand using AutoCad 2013
software using millimeter unit, design created by the initial sketch design image.
After the initial design drawings using AutoCAD 2013load calculation result in each
engine cradle footstool assuming a total load of 450 kg engine can be viewed
programs SFD, BMD, and NFD on each engine cradle.
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Pada proses pembuatan rancangan dan pengujian desain engine stand dapat
dirancang sehingga kita dapat mengetahui bentuk desain rancangan awal yang
Setelah desain awal dari rangka yang akan dibuat selesai maka tahapan
selanjutnya adalah proses pembuatan rangka. Proses pembuatan rangka yang tidak
tepat akan menpersulit proses kerja dan dapat menyebabkan material terbuang
dikarenakan perencaan yang salah. Oleh karena itu dalam setiap perancangan dan
pembuatan rangka dari sebuah mesin perlu melalui tahapan-tahapan agar rangka
yang akan dibuat sesuai dengan desain awal yang telah direncanakan.
perkembangan yang sangat pesat. Seperti kemajuan teknologi pada mesin, chasis,
bodi dan tidak ketinggalan pula dalam bidang pengecatannya. Pada engine stand
sebagai media praktik harus terlihat menarik sehingga perlu adanya pengecatan
1
2
pada rangka sehingga engine stand terlihat lebih menarik.Untuk itu perlu
1. Belum adanya rancangan desain awal dari engine stand Corola 4A-FE
4A-FE yang tepat agar proses pembuatan rangka berjalan dengan baik.
salah.
3. Bagaimana proses finising dari rancang bangun engine stand corola 4A-
maka penulis perlu membuat batas masalah. Batasan masalah tugas akhir ini
antara lain:
3. Tidak melakukan pengujian secara manual baik itu uji tarik, tekan dan
rumus.
1.2. Tujuan
Tujuan " Engine Stand Corola 4A-FE " adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui proses desain awal stand engine dari Engine Stand Corola
1.3. Metodologi
yang dilakukan.
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas, ringkas, teratur dan mudah
1. Pendahuluan
2. Dasar Teori
proses pengecatan
stand
5
4. Pembahasan
5. Penutup
TINJAUAN PUSTAKA
Bayu Agung Setiawan (2015) melakukan rancang bangun dan proyek akhir
engine stand Toyota yaris, pelaksanaan perakitan telah dilaksanakan agar dalam
pemasangannya dan komponen EFI dapat terpasang dengan baik dan benar,
sehingga sistem EFI pada engine Toyota yaris setelah dirakit dapat bekerja secara
manual nilai tegangan yang terjadi pada batang penumpu A sebesar 36,13
N/mm2, Perhitungan sambungan kekuatan las pada tumpuan engine pada rangka
Diyanto Mira (2012) membuat prototype engine stand mesin diesel komatsu
series 114 mengatakan untuk merancang sebuah engine stand perlu dilakukan
perhitungan rangka, perhitungan las, dan perhitungan pegas pada rangka engine
stand. hasil dari pembuatan engine stand diesel antara lain panjang total (p) =
3750 mm, lebar (b) = 1000 mm, Tinggi (t) = 2173 mm. Desain dari rancangan
6
7
sistem transmisi yang digunakan adalah gear sprocket dan rantai. Gear sprocket
yang digunakan ada 4 buah menggunakan daya motor listrik sebesar 1 HP dengan
seperti pada bagian komponen yang berputar diberi penutup dan bagian rangkaian
elektrik di tempatkan pada posisi yang aman yaitu disamping dan ditutup. Rangka
dengan jenis baja St 42. Bahan dasar poros menggunakan besi As St 37 dengan
Orang yang merancang rumah, mobil, aircraft, clothing, furniture dan produk lain
kelangsungan hidup perusahaan. Plastik terdiri dari ratusan jenis yang kisarannya
dari sangat lunak sampai yang benar-benar keras, murah sampai sangat mahal dan
transparan sampai yang tak tembus cahaya (Opaque). Kayu juga dapat digunakan
dalam banyak variasi, berkisar dari sangat lunak, ringan sampai yang sangat berat
dan keras. Logam dikombinasikan dengan unsur logam lain atau non logam yang
dikenal sebagai paduan (alloy) termasuk beberapa variasi baja (besi dan karbon),
aluminium alloy, brass (copper dan zinc). Baja adalah produksi logam yang paling
umum yang dapat ditemukan dalam kerangka mobil, rel dan roda kereta dan lain-
Baja merupakan salah satu jenis logam yangbanyak digunakan dengan unsur
karbon sebagai salah satu dasar campurannya. Di samping itu baja juga
mengandung unsur-unsur lain seperti Sulfur (S), Fosfor (P), Silikon (Si), Mangan
(Mn), dan sebagainya yang jumlahnya dibatasi. Sifat baja pada umumnya sangat
dipengaruhi oleh prosentase karbon dan struktur mikro. Struktur mikro pada baja
karbon dipengaruhi oleh perlakuan panas dan komposisi baja. Karbon dengan
unsur campuran lain dalam baja membentuk karbid yang dapat menambah
kekerasan, tahan gores dan tahan suhu baja. Perbedaan prosentase karbon dalam
campuran logam baja karbon menjadi salah satu cara mengklasifikasikan baja.
Baja kabon rendah (low carbon steel) mengandung karbon dalam campuran
baja karbon kurang dari 0,3%. Baja karbon rendah tidak dapat dikeraskan karena
sebagian dengan perlakuan panas (heat treatment) yang sesuai. Baja karbon
sedang lebih keras serta lebih lebih kuat dibandingkan dengan baja karbon
rendah.
9
tinggi namun keuletannya lebih rendah, hampir tidak dapat diketahui jarak
panas pada baja karbon tinggi tidak memberikan hasil yang optimal dikarenakan
Baja karbon rendah (ST 37) memiliki kandungan karbon kurang dari 0,3 %.
Baja ini sering dipakai juga untuk konstruksi-konstruksi mesin yang saling
bergesekan seperti roda gigi, poros, dll karena sangat ulet. Namun kekerasan
pemukaan dari baja tersebut tergolong rendah sehingga sebelum digunakan untuk
memperbaiki sifat kekerasan pada permukaannya. Baja karbon rendah ini tidak
Pengecatan (painting) adalah suatu proses aplikasi cat dalam betuk cair pada
sebuah obyek, untuk membuat lapisan tipis yang kemudian untuk memuat lapisan
yang keras atau lapisan cat. Fungsi dari pengecatan itu sendiri dapat dilihat
dipanaskan pada temperatur tinggi kira-kira 1400C (2840F). Cat jenis ini
apabila dipanaskan pada suhu antara 1400C, maka suatu reaksi kimia
baik termasuk ketahanan kilap, cuaca, solvent, serta tekstur yang halus.
tetapi tidak banyak digunakan sebanyak yang tersebut di atas, karena tidak
sekuat cat - cat jenis two component yang kini banyak digunakan.
11
penyemprotan. Betapa pun bagusnya cat tidak akan menjamin terwujudnya hasil
pada benda kerja, yaitu teknik mencampur, mengaduk, dan menyaring cat.
Sebelum cat disemprotkan ke benda kerja harus diaduk terlebih dahulu agar
dilakukan karena dalam keadaan diam zat warna (pigmen ) akan cenderung
mengkilap, kekerasan kurang, daya tahan minyak kurang bagus dan akan
mengkerut bila di cat ulang. Jika terlalu banyak menimbulkan ketidak sempurnaan
pengeringan, ketahanan air berkurang dan menimbulkan blister bintik air dalam
Pemakaian thiner yang salah menyebabkan sifat, mutu dan daya tahan
menjadi berubah atau bahkan tidak bias digunakan sama sekali. Pengenceran akan
merubah viskositas dan harus selalu dicek agar hasil pengecatan maksimal. Jika
12
pemilihan dan pengukuran viskositas cat salah dapat menimbulkan problem, yaitu
berlubang jarum atau berkulit jeruk. Bila terlalu lambat kering cat akan meleleh,
warna belang -belang, bekas goresan amplas terlihat, cat tipis dan kering kurang
sempurna. Untuk cat yang terlalu kental, permukaan akan menjadi kasar, kering
kurang, lubang jarum, bekas goresan amplas terlihat, cat tipis dan penurunan daya
kilap. Jika terlalu encer maka menyebabkan cat akan meleleh, warna belang -
belang, bekas goresan amplas terlihat, cat tipis dan kering yang kurang sempurna.
Viskositas yang dianjurkan untuk top coat antara 16,5 – 19 cc/detik dan cat primer
sebesar 20-21 cc/detik. Cat yang telah tercampur selanjutnya diuji kekentalannya
dengan viscometer atau mencocokkan warna cat dengan warna pada tutup kaleng
atau petunjuk warna (liflet) . Flow rate (aliran rata -rata pada fluida) untuk top
coat antara 800 -1000 cc/menit. Perbandingan yang terlalu pekat akan
menghasilkan warna yang terkesan gelap dari pada warna pada kertas petunjuk
dan perbandingan yang terlalu encer memberikan kesan lebih terang. Kemudian
campuran disaring, biasanya dengan filter nylon dengan ukuran ≠300 mesh.
(Gunadi, 2013)
Ada beberapa hal yang harus d iperhatikan dalam pengoperasian spray gun
aliran cat ya ng keluar, besar kecilnya angin yang keluar dan besar kecilnya
13
yetelan tidak dilakukan dengan baik, maka hasil pengecatan tidak akan
Gerak alat semprot harus tegak lurus dengan permukaan yang akan
disemprot bila tidak akan berakibat kurang ratanya ketebalan cat yang
horizontal maupun vertical. Jika pelan cat akan meleleh, bika kecepatan
geraknya cepat maka hasil pengecatan kurang rata. Jika kecepatan geraknya
tidak stabil akan dihasilkan cat yang tidak rata dan kurang mengkilap.
Kecepatan gerak spray gun harus konstan, yang dianjurkan kira-kira 1200
4. Jarak Penyemprotan
proses obyek yang dicat. Bila terlalu dekat, cat akan meleleh dan bila
mengkilap. Jarak spray gun secara umum sebesar 15 -20 cm, untuk jenis
Spray gun dipegang dengan tangan kanan. yaitu dengan cara spray gun
ditahan den gan ibu jari, telunjuk dan kelingking, sedangkan trigger ditarik
Agar menghasilkan pengecatan yang baik maka gerakan spray gun harus
1. Jarak spray gun yaitu jika terlalu dekat maka cat akan mengumpul dan
meleleh. Pada jarak yang jauh maka volume cat yang disemprotkan
sedikit sehingga lapisan yang dihasilkan akan tipis dan kasar. Jarak
2. Sudut spray gun yaitu spray gun harus tegak lurus pada bidang yang
konsisten.
Apabila terlalu lambat maka lapisan yang dihasilkan akan tebal dan
dapat meleleh, jika terlalu cepat maka akan menghasilkan lapisan yang
rata. Pada saat cat disemprotkan maka bagian tepi lebih tebal daripada
2.7. Pengelasan
bahan yang disambung. Kelebihan sambungan las adalah konstruksi ringan, dapat
Namun kelemahan yang paling utama adalah terjadinya perubahan struktur mikro
bahan yang dilas, sehingga terjadi perubahan sifat fisik maupun mekanis dari
udara atau uap air, sebagai contoh adalah logam besi mempunyai karat, dan
17
mempercepat proses korosi tersebut. Jika karat, kotoran, atau material lain ikut
logam lasan yang terbentuk sehingga menyebabkan cacat pada sambungan las
Las Busur Listrik atau yang biasa disebut SMAW (Shielded Metal Arch
terbungkus atau elektroda atau yang biasa disebut busur listrik. Busur listrik
nyala busur listrik tersebut diakibatkan oleh perbedaan tegangan listrik antara
kedua kutub. Perbedaan tegangan listrik tersebut biasa disebut dengan tegangan
busur nyala. Besar tegangan busur nyala ini antara 20 volt sampai 40 volt. Untuk
percikan sehingga busur elektroda akan menyala. Setelah elektroda menyala atur
jarak dari logam dengan elektroda dan atur pula sudut pengelasannya. Antara
ujung elektroda dengan permukaan logam akan terjadi busur nyala. Suhu busur
Elektroda RD 260 adalah kawat las tipe titania tinggi yang hanya untuk
pengelasan vertical /tegak lurus. Kawat las ini memiliki penetrasi yang dangkal
Sambungan las adalah ikatan dua buah logam atau lebih yang terjadi karena
adanya proses difusi dari logam tersebut. Proses difusi dalam sambungan las dapat
dilakukan dengan kondisi padat maupun cair. Dalam terminologi las, kondisi
padat disebut Solid state welding (SSW) atau Presure welding dan kondisi cair
Proses SSW biasanya dilakukan dengan tekanan sehingga proses ini disebut
adalah dapat menyambung dua buah material atau lebih yang tidak sama, proses
cepat, presisi, dan hampir tidak memiliki daerah terpengaruh panas ( heat affected
zone / HAZ). Namun demikian SSW juga mempunyai kelemahan yaitu persiapan
kita, sambungan las terjadi karena adanya pencairan ujung kedua material yang
disambung. Energi panas yang digunakan untuk mencairkan material berasal dari
busur listrik, tahanan listrik, pembakaran gas, dan juga beberapa cara lain
diantaranya adalah sinar laser, sinar electron, dan busur plasma. Penyambungan
19
material dengan cara ini mempunyai persyaratan material harus sama, karena
untuk mendapatkan sambungan yang sempurna suhu material harus sama, jika
tidak proses penyambungan tidak akan terjadi. Kelebihan metode pengelasan ini
adalah proses dan persiapan sambungan tidak rumit, biaya murah, pelaksanaannya
HAZ yang menyebabkan perubahan sifat bahan, dan ada potensi kecelakaan dan
Dalam proses LSW bagian dari logam yang dilas harus dipanasi sampai
mencair. Pemanasan logam dengan temperature yang sangat tinggi ini dapat
megakibatkan terjadinya reaksi kimia antara logam tersebut dengan oksigen dan
nitrogen yang ada dalam udara. Jika selama proses las cairan logam las ( welding
pool) tidak dilindungi dari pengaruh udara, maka logam akan bereaksi dengan
oksigen dan nitrogen membentuk Oxides dan Nitrides yang dapat menyebabkan
logam tersebut menjadi getas dan keropos karena adanya kotoran (slag
gas CO yang dapat mengakibatkan adanya rongga dalam logam las (caviety).
Reaksi kimia lainnyapun bisa terjadi dalam cairan logam las (welding pool).
Gas hidrogen dan uap air juga dapat menyebabkan cacat las (welding defect).
Hidrogen yang bereaksi dengan Oxides yang ada dalam logam dasar dapat
Tipe energi panas yang digunakan untuk pencairan logam dan teknik
kimiawi dalam deposit logam lasan. Ketika nyala oksidasi dalam las karbit Oxy-
acetylene welding/ OAW akan merubah besi menjadi Oxides sehingga deposit las
karbon akan lebih baik bila digunakan nyala netral. Pengelasan logam dengan
OAW, cairan logam dilindungi dari udara luar oleh reduksi gas hasil pembakaran
gas Acetylene.
dilakukan dua tahap. Ketika logam las dalam kondisi cair di lindungi oleh
membeku cairan ini dilindungi oleh lapisan terak yang terbentu dari fluks yang
membeku.
logam dari padat hingga mencair. Ketika logam cair mulai membeku akibat
pendinginan cepat, maka akan terjadi perubahan struktur mikro dalam deposit
logam las dan logam dasar yang terkena pengaruh panas Heat Affected Zone.
Struktur mikro dalam logam lasan biasanya berbentuk columnar, sedangkan pada
pengelasan struktur mikronya tidak hanya pearlite, tetapi juga terdapat bainite dan
martensite.
daerah HAZ bervariasi mulai 200 °C hingga 1100 °C (lihat Gambar 2.8).
C menyebabkan perubahan struktur mikro pada logam dasar baik ukuran maupun
konstraksi pada logam yang dilas. Ekspansi dan konstraksi pada logam yang dilas
2) distorsi transfersal, dan 3) distorsi angular. Distorsi longi tudinal terjadi akibat
adanya ekspansi dan konstraksi deposit logam las di sepanjang jalur las yang
menyebabkan tarikan dan dorongan pada logam dasar yang dilas. Distorsi
transfersal terjadi tegak lurus terhadap jalur las yang dapat mengakibatkan tarikan
ke arah sumbu tegak jalur las. Distorsi angular menyebabkan efek gerakan sayap
23
burung yang biasanya terjadi karena pengelasan di satu sisi logam dasar. (G
Nieman , 1996)
untuk membuat suatu barang yang tidak mungkin di lakukan dengan teknik lain,
las. Pengelasan logam merupakan pilihan yang cukup tepat. Pengelasan tidak
Sebagaian besar pekerjaan las dilakukan dengan proses LSW (Liquid state
welding) atau proses las dalam kondisi cair. Proses las yang dilakukan dengan
kondisi cair ini, posisi saat pengelasan berlangsung sangat berpengaruh terhadap
bentuk deposit logam las yang terbentuk. Tidak semua juru las mahir di semua
posisi, posisi di bawah tangan (down hand) merupakan posisi ya ng paling mudah
untuk dilakukan, namun ketika mengelas pipa logam dengan posisi miring akan
sangat sulit dilakukan. Juru las yang dapat melakukan pengelasan ini adalah juru
Dalam dunia industri posisi las diberi kode tertentu agar pada saat
pengelasan dilakukan tidak terjadi kekeliruan menentukan juru las dan prosedur
pengelasan. Ada dua sistim pengkodean yang banyak dikenal, yaitu sistim yang
Berdasarkan kode yang ditetapkan oleh AWS, posisi las dikaitkan pada jenis
teknik sambungan las, jika sambungan berkampuh ( groove ) maka kode posisinya
dengan huruf G, untuk posisi down-hand 1G, horisontal 2G, vertikal 3G, over-
25
head 4G, pipa dengan sumbu horisontal 5G, dan pipa mi ring 45° 6G. Jika
posisi down-hand 1F, horisontal 2F, vertikal 3F, dan over-head 4F.
Sistim kode posisi las yang ditetapkan ISO berbeda dengan AWS. Kode
posisi las menurut ISO didasarkan pada posisi elektroda saat pengelasan
dilakukan, untuk pengelasan plat diberi kode PA, PB, PC, PD , dan PE, sedangkan
Ada beberapa bentuk dasar sambungan las yang biasa dilakukan dalam
penyambungan logam, bentuk tersebut adalah butt joint, fillet joint, lap joint edge
joint, dan out-side corner joint. Berbagai bentuk dasar sambungan ini dapat dilihat
sesuai standar yang dipersyaratkan oleh suatu lembaga internas ional yang
berkaitan dengan pekerjaan las. Variabel tersebut adalah bahan, proses, metode,
diidentifikasi dengan baik. Dengan dikenalinya bahan yang akan dilas, dapat
ditentukan prosedur pengelasan yang benar, pemilihan juru las ya ng sesuai, serta
jenis bahan, peralatan, serta posisi peng elasan saat sambungan las dibuat. Aspek
pemilihan peralatan las. Pengelasan logam stainless steel akan berkualitas bagus
jika menggunakan las TIG, namun akan lebih murah bila ddilas dengan las listrik,
sehingga pemilihan mesin dan peralatan las sebaiknya disesuaikan dengan tujuan
International Institut of Welding (IIW), profesi las terdiri dari Welding Engineer
level di bawahnya.
terjamin dengan baik. Pengelasan kapal yang terpaksa dilakukan di dalam air
memerlukan mesin las yang dilengkapi dengan satu unit peralatan yang dapat
tersebut, pengelasan dalam air cukup sulit dilakukan karena adanya tekanan gas
pelindung terhadap dinding kapal. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) juga
dapat bekerja dengan baik jika dia tidak menggunakan pakaian dan peralatan
keamanan kerja yang pada gilirannya sambungan las yang dihasilkan akan
berkualitas tidak baik. Disamping itu jika peralatan K3 kurang memadahi apabila
terjadi kecelakaan tidak dapat diantisipasi secara tepat dan cepat. Sambungan las
yang telah dibuat harus diperiksa agar dapat diketahui kualitasnya. Sambungan las
Pemeriksaan las menggunakan uji visual, sinar-X, Ultrasonic, serta masih banyak
Mulai
Quality
Tidak Control Tidak
Ya
Hasil Analisis
Pembuatan Laporan
Kesimpulan
Selesai
29
30
Alat dan bahan yang di gunakan untuk pembuatan Engine Stand Mesin EFI
Toyota Corolla meliputi beberapa alat dan bahan yang digunakan untuk membuat
3.2.1. Alat
Pada penbuatan Engine Stand Mesin EFI Toyota Corolla peralatan yang
digunakan adalah biasanya alat tersebut digunakan pada bengkel – bemgkel dan
Mesin gerin da adalah Jenis mesin ini cenderung memiliki ukuran yang
kecil dengan mata gerinda sedang. Karena bentuknya yang kecil mesin ini
bisa dibawa kemana-mana dengan mudah. Mesin ini lebih sering digunakan
Jenis mesin ini memliki ukuran yang sedang dengan mata gerinda tipis
Mesin gerinda ini memiliki mata gerinda yang tebal, dan ukuran mesin
ini cenderung besar. Mesin ini berfungsi sebagai pengasah atau pembuat
sudut mata potong pada peralatan potong seperti halnya mata bor, pisau
4. Mistar siku
Mistar siku merupakan sebuah alat ukur yang berbentuk siku dengan
spesifikasi yaitu daun dan blok yang terbuat dari baja. Fungsi dari mistar
siku ialah untuk membuat garis-garis sejajar dan untuk mengeset benda
5. Roll meter
Roll meter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur benda
kerja yang panjangnya melebihi ukuran dari mistar baja, atau dapat
Las Busur Listrik atau yang biasa disebut SMAW (Shielded Metal Arch
terbungkus atau elektroda atau yang biasa disebut busur listrik. Busur listrik
listrik antara kedua kutub. Perbedaan tegangan listrik tersebut biasa disebut
dengan tegangan busur nyala. Besar tegangan busur nyala ini antara 20 volt
33
menyala. Setelah elektroda menyala atur jarak dari logam dengan elektroda
permukaan logam akan terjadi busur nyala. Suhu busur nyala ini biasanya
mencapai 5000 ° C.
7. Ragum
Ragum adalah suatu alat penjepit untuk menjepit benda kerja yang akan
dikikir, dipahat, digergaji, di tap, di snei, dan lain lain. Ragum ini dibuat
dengan cara di cor dan dituang untuk ragum ukuran besar. Cara
dikerjakan.
8. Kaca las
Kaca las akan melindungi mata dari sinar las yang menyilaukan, sinar
ultra violet, dan infra red. nyala-nyala ini akan mampu merusak penglihatan
9. Palu terak
Palu terak adalah alat untuk membersihkan terak dari hasil pengelasan.
Dalam menggunakan palu terak ini jangan sampai membuat luka pada hasil
pengelasan maupun pada base metalnya. karena luka bekas pukulan adalah
10. Masker
Untuk mengurangi dampak dari asap yang ditimbulkan pada saat proses
11. Toolbox
12. Kikir
Kikir terbuat dari baja karbon tinggi yang ditempa dan disesuaikan
dengan ukuran panjang, bentuk, jenis dan gigi pemotongnya. Adapun fungsi
utama dari kikir adalah untuk mengikir dan meratakan permukaan benda
kerja, Ukuran panjang sebuah kikir adalah panjang badan ditambah dengan
tangkainya.
36
13. Spraygrun
14. Kompresor
mampu mampat, yaitu gas atau udara. tujuan meningkatkan tekanan dapat
37
untuk mengalirkan atau kebutuhan proses dalam suatu system proses yang
lebih besar (dapat system fisika maupun kimia contohnya pada pabrik-
Pertama mempersiapkan alat dan bahan yang akan dipakai dalam prosen
2. Memotong Material
Memotong pipa silinder, besi siku L, plat besi di potong sesuai dengan
5. Memasang bracket
38
Dipasang pada rangka dengan posisi ukuran sama dengan dudukan engine
6. Merapikan rangka
karena terjadi terak pada sambungan las maka perlu di bersihkan menggunakan
1. Persiapan Permukaan
3. Pendempulan
menggunakan jidar.
masking cover
Mengeringkan surfacer.
5. Proses Pengecatan
yang sesuai dengan warna panel yang tidak mengalami kerusakan. Ada
Panel yang akan dicat harus dicuci dengan air yang bersih.
cat tipis-tipis dahulu tetapi rata kemudian tunggu 10-15 menit agar
Setelah cat mengering engine dipasang pada rangka dan di tempatkan pada
bracket. Engine sudah naik perakitan kabel, setting engine, dan memasang
komponen lainnya.
BAB IV
hasilnya optimal dan efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga. Dalam metode
Dalam proyek akhir ini peralatan yang dihasilkan yaitu Engine Stand Corola
4A-FE. Secara garis besar bahan yang dibutuhkan adalah bahan rangka dan
42
43
Dengan Asumsi :
setimbang).
(RAH) . (0) + (RAV) . (0) + (150) . (40) – (RBV) . (80) = 0…………... Pers (1)
0 + 0 + 6000 – 80 RBV = 0
80 RBV = 6000
RBV = 75 kg
ƩMB = 0
0 + 80 RAV -6000 – 0 = 0
80 RAV = 6000
RAV = 75 kg
ƩV = 0
150 – 75 – 75 = 0
0 = 0 (ok)
SFD
SFAC = RAV = 75 kg
SFCB = - RBV = - 75 kg
BMD
BMA =0
BMB =0
BMC = RAV . 40 cm
= 75 kg .40 cm
= 3000 kg/cm
NFD
Karena tidak ada gaya yang bekerja searah dengan sumbu batang, maka
ƩMA = 0
(RAH) . (0) + (RAV) . (0) +(150) . (23) + (150) . (62) – (RBV) . (80)=0
80 RBV = 12750
RBV = 159.37 kg
ƩMB = 0
(RAH) . (0) + (RAV) . (80) - (150) . (57) - (150) . (18) + (RBV) . (0)=0
80 RAV = 11250
RAV = 140.62 kg
Ʃv = 0
300 – 300 = 0
0 = 0 (ok)
47
SFD
BMD
BMA =0
BMB =0
BMG = (RAV) . ( 23 )
= 140,62 . 23
= 3234,26 kg.cm
= 11249,6 – 8550
= 2699.6 kg.cm
NFD
Karena tidak ada gaya yang bekerja searah dengan sumbu batang, maka
Beban maksimal terjadi pada tiga baut pada saat stand digerakkan. Adapun
dari pengukuran didapatkan data baut M 14, sehingga tegangan dan beban
Keterangan :
N : Jumlah baut
W : Beban total
Ws : Beban geser
49
τs : Tegangan geser
Beban yang diterima tiap baut diasumsikan = ±150 kg maka : Wtot = 450 kg
L1 = 30 mm
L2 = 900 mm
L = 1200 mm
Ws1 = 450/3
Ws1 = 150 kg
Ws1 = 1500 N
Ws2 = …………………………………………………Pers ( 5 )
Ws2 =
Ws2 = 299,66 Kg
Ws2 = 2996,6 N
Ws = 1500 N + 2996,6 N
Ws = 4496,6 N
50
. …………………………………………………… Pers( 7 )
τs =
τs =
τs =
τs = 42,96 N/mm2
Dari hasil perhitungan diatas diperoleh tegangan geser (τs) sebesar 42,96
N/mm2 dan hasil perhitungan tersebut berada dibawah tegangan geser standar
yang diijinkan dari material baut ST 37 yaitu sebesar 240 N/mm2 (lihat table).
Rumus
51
Dimana :
s = tebal las
M = momen bending
L = panjang pengelasan
τ = tegangan tarik
P = gaya
σ = tegangan geser
Diketahui :
P = 150 kg = 1500 N
e = 335 mm
S = 5 mm
l = 30 mm
A = 2 x 0.707 x 5 x 30
A = 212.1 mm2
52
τ= ………………………………………………………............. Pers ( 9 )
τ=
τ = 7,072 N/mm2
Z= [ ]
Z = 3,535.(2266,66)
Z = 8012,66 mm2
σb =
σb = 62,71 N/mm2
rancangan dudukan engine stand yang akan dibuat, proses pengujian inventor
adalah pengujian stress analisis pada desain. Hasil pengujian inventor pada desain
Dari hasil analisis pada dudukan depan dengan gaya defleksi yang diberikan
sebesar 150 N, kontruksi dari desain mampu menahan beban yang diberikan
dengan titik gaya terbesar pada desain terdapat pada sambungan pipa dengan
Dari hasil analisis pada dudukan belakang dengan gaya defleksi yang
diberikan sebesar 150 N, kontruksi dari desain mampu menahan beban yang
diberikan dengan titik gaya terbesar pada desain terdapat pada sambungan pipa
dengan besar gaya 0.19 mm. Gaya yang dihasilkan pada kontruksi ini cukup kecil
karena desain yang baik dengan diberikannya penopang tambahan pada bawah
1batang .
batang .
radiator
56
dudukan radiator
18. Mengelas potongan plat besi pada bagian pojok bawah dari rangka
1. Persiapan Permukaan
Membersihkan debu, kotoran, minyak dan karat yang ada pada bagian
tersebut kering.
dan kertas amplas yang dipakai secara berurutan dari ukuran #60, #80
secara bertahap memakai kertas amplas ukuran #180 dan #240. Dan
3. Aplikasi surfacer
menguap.
antar lapisan.
tebal.
62
4.6. Pembahasan
Stand Corola 4A-FE” dari proses desain rancangan awal menggunakan software
2013 dengan menggunakan unit satuan ukur milimeter (mm), desain dibuat
perhitungan beban statis pada desain rangka engine stand. Dari hasil
asumsi beban total dari engine seberat 450 Kg, diperoleh hasil bahwa desain
63
dapat menahan beban statis yang di berikan oleh mesin, hal ini dapat dilihat
dari diagram SFD, BMD, dan NFD pada masing-masing dudukan mesin.
pipa U 30x20x3, dan plat, setelah proses pemotongan bahan selesai maka
Proses finising pada rangka engine stand berjalan dengan baik, hal ini
tahap persiapan permukaan, pendempulan, aflikasi cat surface, top coat, dan
pernis.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
engine dengan baik, gaya yang dihasilkan dudukan depan 3,49 mm dan
3. Proses finising pada rangka engine stand berjalan dengan baik, hal ini
64
65
5.2. Saran
baik menyangkut masalah teknis maupun masalah non-teknis. Oleh karena itu,
3. Perlu adanya prosedur penggunaan engine stand yang baku sesuai SOP
66
Lampiran 1
67
68
69