Anda di halaman 1dari 14

Analisis Kebijakan Pertanian, Vol. 19 No. 1, Juni 2021: 19-32 DOI: http://dx.doi.org/10.21082/akp.v19n1.2021.

19-32 19

POLA DAN KINERJA KEMITRAAN PADA USAHA PETERNAKAN AYAM


BROILER DI KABUPATEN KUBU RAYA KALIMANTAN BARAT

Patterns And Performance Of Partnership In Broiler Farming


Business In Kubu Raya Regency, Kalimantan Barat
Dian Ulfa*, Adi Suyatno, Yohana Sutiknyawati Kusuma Dewi
Program Studi Magister Agribisnis, Universitas Tanjungpura
Jalan Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak, Kaliamantan Barat 78124, Indonesia
*Penulis korespondensi. E-mail: carmenniza@yahoo.com

Naskah diterima: 21 Mei 2020 Direvisi: 28 Juli 2020 Disetujui terbit: 25 Mei 2021

ABSTRACT

A partnership pattern in the broiler farming business, in term of enhancing capital capacity, can help smallholder
breeders in maintaining business continuity in the midst of competition with livestock companies. Through this
partnership all livestock production inputs are financed by the core party and are expected to increase the
performance index (PI) of the breeders’ business. The purpose of this study was to understand the pattern and
performance of partnerships in the broiler chicken farming and to determine the classification of PI achieved by the
broiler farming bussinesses in Kubu Raya Regency, West Kalimantan Province. The study was carried out from
December 2018 to January 2019. Data collection used a structured survey method and data was analyzed
descriptively. Results of this study showed that the integrated partnership breeders were classified as good based
on its PI score 347, the independent partnership breeders was classified as average with PI score 316, and in non-
independent independent farmers was classified as very good with PI score 368. Based on this study, it is
recommended that the implementation of the partnership pattern by the core company and plasma in broiler farming
businessess needs a guidance and supervision from the government in order to increase the equality, mutually
strengthtening and beneficial for both parties involved.
Keywords: Chicken broiler, performance indexes, partnerships, smallholder chicken farmers

ABSTRAK

Pola kemitraan dalam usaha peternakan ayam broiler, dari sisi penguatan kapasitas permodalan, dapat
membantu peternak rakyat dalam menjaga keberlangsungan usaha ditengah persaingan dengan perusahaan–
perusahaan peternakan. Melalui kemitraan ini seluruh sarana produksi ternak (sapronak) dibiayai oleh pihak inti,
serta diharapkan dapat meningkatkan indeks performa (IP) dari usaha peternakan rakyat. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui pola dan kinerja kemitraan pada usaha peternakan ayam broiler di Kabupaten Kubu Raya
Provinsi Kalimantan Barat, serta untuk mengetahui klasifikasi IP yang dicapai dari implementasi berbagai pola
kemitraan yang ada. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Desember 2018 sampai Januari 2019. Pengumpulan
data menggunakan metode survey terstruktur dan data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa peternak kemitraan terintegrasi masuk dalam klasifikasi baik dengan rata-rata nilai IP 347, peternak
kemitraan mandiri masuk klasifikasi cukup dengan IP 316, dan peternak mandiri non kemitraan masuk dalam
klasifikasi sangat baik dengan IP 368. Dari hasil penelitian ini disarankan penerapan pola kemitraan oleh
perusahaan inti dan plasma pada usaha peternakan ayam broiler memerlukan pembinaan dan pengawasan dari
pihak pemerintah untuk meningkatkan kesetaraan, saling memperkuat dan menguntungkan bagi kedua belah pihak
yang bermitra.
Kata kunci : ayam broiler, indeks performa, kemitraan, peternak rakyat
20 Analisis Kebijakan Pertanian, Vol. 19 No. 1, Juni 2021: 19-32

PENDAHULUAN (sapronak), harga sapronak serta tingkat


keberhasilan budidaya broiler yang ditunjukkan
oleh Indeks Performa (IP) produksi, serta harga
Salah satu bentuk usaha peternakan yang
pasar ayam broiler. Semakin tinggi IP maka
memiliki komponen lengkap dari sektor hulu
semakin efisien biaya produksi. Harga pakan
sampai dengan hilir adalah usaha peternakan
dan bibit yang cenderung mengalami kenaikan
ayam ras pedaging. Prospek pengembangan
serta harga daging ayam di tingkat peternak
ayam ras pedaging masih terbuka lebar seiring yang tidak menentu membuat peternak mandiri
dengan terus bertambahnya jumlah penduduk di banyak yang gulung tikar. Harga ayam siap
Indonesia yang menyebabkan peningkatan
potong di tingkat peternak ditentukan oleh
konsumsi terhadap daging ayam. Konsumsi
permintaan pasar yang terkadang mengalami
pangan tersebut merupakan salah satu sumber
fluktuasi yang disebabkan oleh pasokan dan
protein hewani yang harganya relatif terjangkau waktu tertentu, seperti pada saat hari besar
oleh masyarakat dibandingkan dengan daging keagamaan harga ayam biasanya mengalami
sapi. Peranan usaha peternakan ayam broiler
kenaikan. Namun walaupun fluktuatif, secara
(pedaging) sangat penting dalam memenuhi
umum harga daging ayam di Kalimantan Barat
kebutuhan masyarakat terhadap daging sebagai
mengalami tren kenaikan dari tahun ketahun,
bahan pangan bergizi, mengingat populasi ayam
yang disebabkan permintaan yang terus
tersebut cukup besar dan pemeliharaannya
meningkat.
hampir berada di seluruh pelosok tanah air.
Produksi ayam ras pedaging terus mengalami Kerja sama yang saling menguntungkan
kenaikan dari tahun ke tahun dan menjadikan dapat dilakukan melalui kemitraan dengan
industri peternakan sebagai pangsa pasar yang perusahaan besar sebagai inti dan peternak
menarik (Ratnasari et al, 2015). rakyat sebagai plasma. Konsep kemitraan
dengan sistem kontrak atau yang lebih dikenal
Sesuai data dalam Provinsi Kalimantan Barat
masyarakat dengan sistem kemitraan, adalah
Dalam Angka 2018 (BPS, 2018), produksi daging
perusahaan inti berkewajiban menyediakan
menurut kabupaten/kota dan jenis ternak di
sapronak (pakan, DOC, dan OVK) dan tenaga
Provinsi Kalimantan Barat menunjukkan bahwa
pembimbing teknis (PPL, dokter hewan),
pada tahun 2017 produksi daging ayam broiler sedangkan peternak yang bertindak sebagai
atau ayam ras di Kalimantan Barat mencapai mitra berkewajiban menyediakan kandang,
68% dari total produksi daging keseluruhan jenis
peralatan, operasional, dan tenaga kerja. Kerja
ternak. Produksi daging ayam broiler pada tahun
sama tersebut dituangkan dalam dokumen
2018 mengalami peningkatan jika dibandingkan
kontrak yang disepakati kedua belah pihak. Isi
dengan produksi pada tahun 2017 sebesar dokumen kontrak tersebut antara lain kontrak
8,88%, dari total produksi pada tahun 2017 harga sapronak, harga jual ayam, bonus
sebesar 40.771 ton menjadi 48.723 ton di tahun
prestasi, dan SOP atau aturan kerja samanya.
2018. Hal ini menunjukkan bahwa potensi pasar
ayam broiler masih terbuka di Kalimantan Barat Pemeliharaan ternak ayam broiler di
melihat produksi daging dari jenis ternak lain Kabupaten Kubu Raya yang telah dilakukan
masih kecil (BPS, 2018). oleh peternak yaitu dengan cara pemeliharaan
secara mandiri dan pemeliharaan dengan
Sentra perunggasan di Kalimantan Barat
kemitraan. Menurut Nuraeni et al. (2006), usaha
salah satunya terletak di Kabupaten Kubu Raya.
peternakan ayam dapat dijalankan dengan
Berdasarkan data dalam Kalbar Dalam Angka
usaha secara mandiri dan kerja sama, yaitu
2018 (BPS, 2018), dapat diketahui bahwa sistem kemitraan. Usaha peternakan ayam
populasi ayam broiler di Kabupaten Kubu Raya pedaging yang dijalankan dengan tidak
tertinggi diantara 14 Kabupaten/Kota di
melakukan kemitraan disebut peternak mandiri,
Kalimantan Barat yaitu 1.059.376 ekor atau
yaitu semua sarana dan prasarana produksi
38,6% dari keseluruhan populasi ayam broiler di
dipenuhi sendiri oleh peternak dan semua
Kalimantan Barat. Produksi ayam ras pedaging
permasalahan dalam kegiatan peternakan
di Kabupaten Kubu Raya dari tahun 2013 sampai ditanggung secara pribadi oleh peternak, begitu
dengan tahun 2017 terjadi peningkatan setiap juga dengan risiko yang dihadapi peternak
tahunnya. Peningkatan tajam terjadi dari tahun
mandiri akan ditanggung secara keseluruhan
2015 ke tahun 2016 dan sampai dengan tahun
oleh peternak tersebut. Sedangkan sistem
2017 produksi daging ayam dari ayam broiler
kemitraan terdiri dari dua pola kemitraan, yaitu
masih cukup tinggi. kemitraan terintegrasi yang merupakan unit
Keberlangsungan usaha peternakan ayam usaha dari perusahaan perunggasan yang
broiler dipengaruhi banyak faktor, diantaranya dapat memenuhi sarana produksi sendiri dan
ketersediaan sarana produksi ternak kemitraan mandiri yang merupakan usaha
POLA DAN KINERJA KEMITRAAN PADA USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI KABUPATEN KUBU RAYA 21
KALIMANTAN BARAT Dian Ulfa, Adi Suyatno, Yohana Sutiknyawati Kusuma Dewi

kemitraan dengan pemenuhan sarana sapronak sendiri dan kemitraan lokal seperti
produksinya bergantung pada ketersediaan di kemitraan PT. SSM, Generasi Cerdas, Masdi
pasar atau distributor. Farm dan Karya Baru yang pemenuhan
sapronaknya masih bergantung dari perusahaan
Pemahaman mengenai peternakan ayam penyedia.
broiler rakyat yang dikembangkan dengan
berbagai pola kemitraan akan bermanfaat bagi Untuk mengetahui kinerja dalam kemitraan
perumusan kebijakan keberlanjutan usaha ayam broiler dilakukan kajian lebih lanjut
peternakan, khususnya di Kabupaten Kubu terhadap pola kemitraan inti plasma yang telah
Raya. Sehubungan dengan hal itu, penelitian ini diterapkan sampai dengan pengukuran IP yang
bertujuan untuk mengetahui pola dan kinerja telah dicapai peternak kemitraan. Nilai IP
kemitraan usaha peternakan ayam boiler rakyat peternak kemitraan disandingkan dengan IP
berdasarkan nilai IP. peternak mandiri untuk mengetahui seberapa
besar keberhasilan yang dicapai oleh peternak.

METODOLOGI Jenis, Waktu dan Cara Pengumpulan Data


Penelitian dilakukan di Kabupaten Kubu Raya
Kerangka Pemikiran Provinsi Kalimantan Barat. Pemilihan lokasi
Agroindustri ayam pedaging merupakan dilakukan secara sengaja (purposive) yang
suatu sistem yang sangat kompleks. Banyak didasarkan pada pertimbangan bahwa
kabupaten ini termasuk salah satu sentra
faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha
perunggasan ayam pedaging dan terdapat
ini sehingga menghasilkan pendapatan peternak
peternak plasma dan perusahaan inti kemitraan.
yang optimal. Peternak ayam pedaging secara
Penilaian implementasi pola kemitraan usaha
mandiri terkendala dalam menjaga
keberlangsungan usahanya karena dihadapkan ayam broiler dilakukan pada perusahaan
oleh keterbatasan modal serta harga sapronak kemitraan terintegrasi dan kemitraan mandiri
yang ada di wilayah ini. Penelitian dilakukan pada
yang cenderung terus meningkat dan harga
bulan Desember 2018 sampai dengan Januari
daging di pasar yang relatif stabil bahkan dapat
2019. Penelitian menggunakan metode survey
menurun. Alternatif yang tersedia bagi peternak
dan pengumpulan data dilakukan dengan
adalah dengan menjadi peternak plasma dari inti
yang menyediakan segala kebutuhan produksi wawancara menggunakan kuesioner terstruktur.
dan menampung hasil panen dengan perjanjian Data primer dikumpulkan dari peternak plasma
ayam pedaging dari perusahaan inti dalam
kontrak kerjasama yang sudah disepakati diawal.
kemitraan yang ada di Kabupaten Kubu Raya
Parameter utama yang sering digunakan serta dari peternak mandiri.
dalam pengukuran keberhasilan peternakan
adalah dengan menghitung IP. Nilai IP Berdasarkan data yang diambil dari Dinas
didapatkan dari perhitungan berdasarkan Ketahanan Pangan, Perkebunan Dan
Peternakan Kabupaten Kubu Raya, jumlah
besarnya rasio konsumsi pakan dalam satu
pelaku perunggasan di Kabupaten Kubu Raya
periode, pencapaian total bobot badan ternak
berjumlah 71 peternak, terbagi atas 39 peternak
saat panen dalam satu periode, rata– rata umur
mandiri dan 32 peternak kemitraan. Penentuan
ternak saat panen, serta prosentase tingkat
kematian. Semakin kecil nilai rasio konsumsi sampel dilakukan secara sengaja (purposive
pakan (FCR) menandakan peternak efisien sampling). Sampel yang digunakan adalah
peternak ayam broiler dengan skala
dalam penggunaan pakan. Jika didukung dengan
pemeliharaan antara 1000 – 50.000 ekor yaitu
bobot panen ternak yang tinggi serta sedikitnya
sebanyak 60 peternak terdiri dari peternak
kematian pada ternak, peternak dapat mencapai
kemitraan sebanyak 32 peternak dan peternak
nilai IP yang tinggi. Standar IP dalam
pemeliharaan ayam broiler adalah 300 (Medion, mandiri non kemitraan sebanyak 28 peternak.
2010).
Berdasarkan data dari Dinas Ketahanan Analisis Data
Pangan, Perkebunan dan Peternakan Data yang digunakan dalam penelitian ini
Kabupaten Kubu Raya, terdapat beberapa usaha terdiri atas data kualitatif dan kuantitatif. Data
kemitraan ayam broiler dalam bentuk inti plasma, kualitatif mengenai gambaran umum
seperti kemitraan dengan PT. Bintang Sejahtera pelaksanaan kemitraan dan profil para pelaku
Bersama dan PT. Ciomas Adisatwa yang usaha kemitraan dianalisis secara deskriptif.
merupakan perusahaan kemitraan dengan skala Untuk mengetahui tingkat produktifitas peternak
nasional yang sudah mempunyai sumber dengan membandingkan rata-rata IP yang
22 Analisis Kebijakan Pertanian, Vol. 19 No. 1, Juni 2021: 19-32

dicapai peternak kemitraan dan peternak mandiri 2. Feed Conversion Ratio (FCR) yaitu rasio
dan mengklasifikasikan perolehan IP dari masing konsumsi pakan terhadap peningkatan berat
– masing usaha peternakan ayam broiler. badan. Rumus menghitung FCR ialah:
Parameter utama yang sering dugunakan Jumlah pakan yang dikonsumsi
dalam pengukuran keberhasilan peternakan populasi dalam 1 periode (kg)
adalah dengan menghitung IP. Nilai IP FCR =
Berat badan yang dihasilkan
didapatkan dari perhitungan berdasarkan
populasi dalam 1 periode (kg)
besarnya rasio konsumsi pakan dalam satu
periode, pencapaian total bobot badan ternak
FCR didefinisikan berapa jumlah kilogram
saat panen dalam satu periode, rata–rata umur
pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan
ternak saat panen, serta prosentase tingkat
satu kilogram berat badan. Idealnya satu
kematian (Medion 2010). Semakin kecil nilai
rasio konsumsi pakan (FCR) menandakan kilogram pakan dapat menghasilkan berat
peternak efisien dalam penggunaan pakan badan 1 kg atau bahkan lebih (FCR ≤ 1).
Sayangnya, kondisi tersebut tidak selalu
(Mustika 2018). Jika didukung dengan bobot
terjadi. Pada broiler biasanya target FCR = 1
panen ternak yang tinggi serta sedikitnya
maksimal dapat dicapai sebelum ayam
kematian pada ternak, peternak dapat mencapai
berumur 2 minggu (FCR dua minggu ± 1,047-
nilai IP yang tinggi. Standar IP dalam
pemeliharaan ayam broiler adalah 300. Nilai IP 1,071. Setelahnya, FCR akan meningkat
digunakan untuk menentukan nilai insentif bagi sesuai umur ayam. Breeder biasanya sudah
menyertakan standar FCR tiap minggu dalam
peternak dengan pola kemitraan. Rumus untuk
buku panduannya agar peternak bisa terus
menghitung IP adalah sebagai berikut (Medion
memantau FCR ayamnya tiap minggu. Nilai
2010):
FCR yang sama atau lebih kecil dibandingkan
(100 - D) x BB x 100 standar, menandakan terjadinya efisiensi
IP = pakan yang didukung dengan tata laksana
FCR x (A/U)
pemeliharaan yang baik. Namun jika nilai
Keterangan : FCR lebih besar dibandingkan standar maka
IP : Indeks performan mengindikasikan terjadi pemborosan pakan
D : persentase deplesi (%) sebagai akibat tidak maksimalnya manfaat
BB : bobot badan rata-rata saat panen (kg) pakan terhadap pertambahan bobot badan
FCR : feed conversion ratio ayam. Salah satu faktor yang berperan
A/U : umur rata-rata panen (hari) penting menyebabkan hal ini ialah stres. Stres
direspon oleh tubuh dengan memobilisasi
Nilai IP pada pemeliharaan ayam broiler
glukosa untuk diubah menjadi energi dan
diklasifikasikan menjadi lima kelompok, yaitu:
digunakan untuk menekan stres itu sendiri.
• IP lebih rendah dari 300 tergolong dalam Akibatnya, hanya sedikit energi yang
kategori kurang, diarahkan ke pertambahan bobot badan.
• IP pada kisaran 301-325 tergolong dalam
3. Rata-rata umur ayam saat panen (A/U).
kategori cukup,
Parameter ini menghitung rata-rata umur
• IP pada kisaran 326-350 tergolong dalam ayam yang dipanen. Pemanenan yang
kategori baik, termasuk ke dalam parameter ini ialah
• IP pada kisaran 351-400 tergolong dalam pemanenan ayam sehat pada bobot badan
kategori sangat baik, tertentu, ayam afkir tidak masuk ke dalam
• IP lebih bedsar dari 400 tergolong dalam perhitungan ini.
kategori istimewa. (Santoso & Sudaryani,
2009). 4. Tingkat deplesi populasi. Deplesi populasi
Semakin tinggi nilai IP maka semakin berhasil atau penyusutan jumlah ayam bisa berasal
suatu peternakan broiler tersebut. dari dua hal yaitu kematian dan afkir ayam
(culling ayam). Rumus menghitung tingkat
Berdsaraakan rumus IP di atas, untuk deplesi (D) ialah sebagai berikut :
menghitung IP dibutuhkan empat parameter lain
yaitu: D = (Jumlah ayam mati + afkir) / Populasi
awal) x 100%
1. Bobot badan (BB) rata-rata yang diperoleh
dari: atau bisa juga
Bobot Timbang panen (Kg) D = (Populasi awal - jumlah ayam panen) /
BB = Populasi Awal ) x 100%
Jumlah ayam panen (Ekor)
POLA DAN KINERJA KEMITRAAN PADA USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI KABUPATEN KUBU RAYA 23
KALIMANTAN BARAT Dian Ulfa, Adi Suyatno, Yohana Sutiknyawati Kusuma Dewi

Kematian ayam merupakan sesuatu yang Tingkat pendidikan yang ditempuh oleh
tidak dapat dihindari baik karena sakit atau peternak akan berkaitan dengan tingkat
faktor-faktor lain. Biasanya peternakan kemampuan mereka dalam menyerap
menetapkan batas maksimal kematian yang pengetahuan yang diberikan. Karakteristik tingat
dapat ditoleransi yaitu +5% semakin banyak pendidikan peternak mempengaruhi persepsi
ayam yang mati maka semakin besar peternak teradap kontrak perjanjian kerjasama.
kerugian peternak. Umumnya pengalaman beternak berkorelasi
positif dengan sikap kritis dan hati-hati. Skala
usaha peternakan ayam menentukan besarnya
HASIL DAN PEMBAHASAN pendapatan dan keuntungan pelaku usaha
(Fitriza et al. 2012). Dilihat dari data responden,
Karakteristik Peternak Ayam Broiler prosentase terbanyak pada pendidikan SMA
adalah pada kemitraan mandiri. Dengan tingkat
Karakteristik responden dalam penelitian ini pendidikan dinilai peternak lebih dapat
meliputi umur, tingkat pendidikan, pengalaman mempertimbangkan pemilihan pola
beternak dan jumlah ternak. Deskripsi tentang pemeliharaan untuk mendapatkan tingkat
karakteristik responden tersaji pada Tabel 1. keberhasilan usaha yang tinggi.
Rata-rata umur responden dalam penelitian Rata-rata pengalaman beternak pada ketiga
ini adalah 40 tahun. Umur tertinggi responden kelompok responden paling tinggi pada
yaitu 62 tahun dan umur terendah responden kelompok kemitraan terintegrasi. Lamanya
adalah 27 tahun. Umur responden rata-rata beternak dapat menunjukkan peternak tersebut
berada pada usia produktif, dengan demikian sudah berpengalaman dan mengetahui
secara fisik peternak mempunyai kemampuan kelebihan dan kekurangan setiap pola usaha,
menangani usahanya dengan baik. Batas umur sehingga dapat memutuskan pola mana yang
produktif di negara Indonesia adalah pada dipilih dan dinilai lebih menguntungkan. Peternak
kelompok umur 15 - 64 tahun (Mantra, 2003). dengan pengalaman yang belum cukup lama
Responden terbagi menjadi tiga kelompok masih memerlukan pembinaan, untuk peternak
yaitu kemitraan terintegrasi, kemitraan mandiri yang ikut dalam pola kemitraan pembinaan
dan peternak mandiri non kemitraan. Responden dilakukan oleh petugas pendamping lapang dari
pada kemitraan mandiri, prosentase tingkat perusahaan yang mengarahkan dalam
pendidikan paling banyak adalah SMA dengan pemeliharaan ternak.
rata-rata pengalaman beternak selama 7,43 Jumlah pemeliharaan ayam broiler rata-rata
tahun dan rata – rata jumlah pemeliharaan tiap pada pola kemitraan diatas 4.000 ekor,
periode sebanyak 4.757 ekor. Peternak sedangkan untuk peternak mandiri rata-rata
kemitraan mandiri prosentase tingkat Pendidikan pemeliharaannya 1.850 ekor. Pada kemitraan,
terbanyak adalah Sekolah Dasar (SD), dengan sarana produksi seperti bibit, pakan dan obat
rata – rata pengalaman beternak selama 6,82 obatan disediakan oleh inti kemitraan, sehingga
tahun dan jumlah rata-rata pemeliharaan modal yang disediakan tidak terlalu besar, hanya
beternak per periode sebanyak 4.091 ekor. Pada untuk tenaga kerja dan penyiapan kendang.
peternak mandiri non kemitraan, tingkat Sementar ituuntuk peternak mandiri harus
pendidikan terbanyak adalah SMP dan SMA menyediakan modal usaha keseluruhan,
pada prosentase yang sama, dengan sehingga jika semakin besar jumlah
pengalaman beternak rata – rata selama 5,21 pemeliharaan makan akan semakin besar modal
tahun dan jumlah rata-rata pemeliharaan tiap yang diperlukan.
periode sebanyak 1850 ekor.

Tabel 1. Karakteristik responden


Karakteristik responden Kemitraan Integrasi Kemitraan Mandiri Mandiri
Tingkat pendidikan (%)
- Sekolah Dasar 19 55 14
- Sekolah Menengah Pertama 29 36 43
- Sekolah Menengah Atas 52 9 43
Rata-rata pengalaman beternak (thn) 7,43 6,82 5,21
Rata-rata jumlah ternak (ekor/periode) 4757 4091 1850
Sumber : Data Primer, 2019
24 Analisis Kebijakan Pertanian, Vol. 19 No. 1, Juni 2021: 19-32

Karakteristik Pola Kemitraan Inti Plasma Pola Kemitraan dengan Inti Terintegrasi
Usaha Peternakan Ayam Broiler
Perusahaan Inti Kemitraan terintegrasi adalah
Perusahaan inti kemitraan terintegrasi mulai anak perusahaan (PT) yang berkedudukan
masuk ke Kalimantan Barat sejak tahun 2008. sebagai perusahaan mitra kerja peternak
Perusahaan terintegrasi memiliki tujuan plasma, menyediakan sapronak dan vasilitas
melakukan ekspansi usaha melalui usaha lainnya yang merupakan produk dari perusahaan
kemitraan dengan tetap berkonsentrasi pada induk dari inti itu sendiri. Kemitraan terintegrasi
produk utama mereka, sedangkan pihak usaha merupakan pengembangan usaha perusahaan
kecil bermaksud memperoleh kesempatan perunggasan yang bergerak dari sektor hulu
berusaha ditengah keterbatasan dana, teknologi sampai dengan hilir. Produksi pakan ataupun
dan pengalaman. Sebelum perusahaan inti bibit dapat terus berkembang karena selain dijual
kemitraan terintegrasi masuk ke Kalimantan di pasar juga didistribusikan kepada perusahaan
Barat, usaha peternakan ayam broiler yang kemitraannya. Perusahaan perunggasan
berkembang adalah peternakan mandiri dan nasional yang memiliki usaha kemitraan
kemitraan mandiri. Perkembangan wilayah serta terintegrasi yang masuk ke Kalimantan Barat,
pertambahan penduduk menarik minat khususnya di Kabupaten Kubu Raya adalah PT.
perusahaan inti kemitraan terintegrasi untuk Charoen Pokhpan Jaya Farm dan PT. JAPFA.
mengembangkan usahanya di Kalimantan Barat.
Ketersediaan sapronak pada perusahaan inti
Perusahaan inti kemitraan terintegrasi terus
kemitraan terintegrasi sudah terjamin karena
berusaha mengembangkan usahanya dengan
memiliki sumber pakan, DOC serta obat yang
merangkul dan mempertahankan peternak
disediakan oleh perusahaan produsen dengan
plasma dengan program menarik yang
induk perusahaan yang sama. Inti kemitraan
ditawarkan kepada peternak plasma sehingga
terintegrasi tidak dapat memilih kualitas pakan
populasi ternak plasma semakin bertambah.
atau bibit untuk plasma karena supplay diatur
Usaha kemitraan yang terdiri dari inti dan oleh perusahaan induk yang juga sebagai
plasma harus mempunyai pola kerja sama produsen sapronak tersebut.
saling membutuhkan dan saling
Di Kabupaten Kubu Raya, perusahaan
menguntungkan kedua belah pihak. Dengan
kemitraan ayam broiler terintegrasi mendapat
pola kemitraan, peternak akan mendapatkan
ketersediaan bibit yang berasal dari breeding
keuntungan dari inti yang dihitung berdasarkan
atau pembibitan yang terdapat di Kubu Raya
biaya produksi dan harga kontrak ayam hidup,
sehingga untuk pemenuhan bibit tidak
ditambah insentif dan tidak menanggung
mengalami kendala pasokan, karena unit usaha
kerugian jika terjadi kegagalan, sehingga
tersebut pada induk perusahaan yang sama.
peternak tidak diombang ambingkan harga
Terdapat 2 breding farm besar di Kubu Raya
pasar. Hasil yang maksimal bisa diperoleh
yang dapat menyediakan bibit ayam untuk
plasma jika peternak mampu melakukan
kebutuhan peternak ayam broiler. Penyediaan
efisiensi, yakni efisiensi pakan untuk hasil yang
pakan, obat dan vaksin masih dipasok dari
maksimal dan menekan kematian serendah
feedmill yang dimiliki perusahaan induk yang
mungkin. Hal tersebut dapat dicapai jika
terletak di Jawa karena di Kalimantan Barat
dilakukan dengan manajemen produksi yang
belum terdapat produksi pakan dan obat.
baik. Pola kerja sama kemitraan menghargai
usaha peternak dengan memberikan insentif Perusahaan perunggasan terintegrasi
rasio penggunaan pakan (feed convercion ratio) bergerak dari sektor hulu sampai dengan hilir,
dan insentif angka kematian, sehingga peternak mulai dari penyediaan bibit sampai dengan
berlomba - lomba untuk memperbaiki pengolahan hasilnya. Di Kalimantan Barat
manajemen produksinya. Bagi perusahaan khusunya di Kubu Raya, perusahaan terintegrasi
akan diuntungkan juga karena biaya produksi masih sebatas memasarkan produk segarnya ke
kecil. pasar, belum dalam tahap pengolahan hasil
karena belum ada pabrik pengolahannya.
Pola usaha peternakan ayam broiler di Kubu
Raya terdiri dari kemitraan dengan perusahaan
Pola Kemitraan dengan Inti Mandiri
inti terintegrasi, kemitraan dengan inti mandiri
serta usaha peternakan ayam broiler oleh Inti kemitraan mandiri adalah perusahaan
peternak mandiri. Setiap perusahaan kemitraan yang tidak menginduk atau berafiliasi dengan
mempunyai kontrak penawaran yang masing – produsen sapronak. Inti mandiri yang
masing memberikan nilai tawar untuk menarik berkedudukan sebagai perusahaan mitra kerja
minat peternak untuk bergabung. peternak plasma, menyediakan sapronak dan
fasilitas lainnya yang tidak berasal dari
perusahaan tertentu namun dibeli secara bebas.
POLA DAN KINERJA KEMITRAAN PADA USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI KABUPATEN KUBU RAYA 25
KALIMANTAN BARAT Dian Ulfa, Adi Suyatno, Yohana Sutiknyawati Kusuma Dewi

Pasokan sapronak pada Inti Kemitraan Mandiri kurangnya pasokan bahan baku pembuatan
bergantung pada ketersediaan di pasar. pakan ayam.
Perolehan pakan dan DOC dengan system
pemesanan pada distributor pakan dan DOC. Inti
Pola dan Kinerja Kemitraan Usaha
kemitraan mandiri yang sudah memiliki jaringan
Peternakan Ayam Broiler
ke distributor atau produsen pakan maupun
DOC, dapat menjalin kerjasama penyediaan Hak dan Kewajiban Perusahaan Inti
sapronak sehingga mendapat prioritas dalam Kemitraan dan Peternak Plasma
memperoleh sapronak.
Di Kalimantan Barat usaha kemitraan
Inti kemitraan mandiri bebas memilih produk terhitung masih baru jika dibandingkan di pulau
pakan maupun bibit yang akan digunakan. Jawa ataupun Sumatera. Tetapi dengan harga
Kualitas pakan ataupun bibit yang dianggap tidak jual ayam hidup di Kubu Raya dan Pontianak
bagus bisa jadi tidak akan dipakai lagi dan beralih yang menjadi pasar relatif stabil, menjadi daya
ke produk lain. Ketersediaan bibit masih menjadi tarik investor untuk menjalankan usaha
kendala bagi inti kemitraan mandiri dan juga kemitraan. Naik turunnya produksi dalam
peternak ayam mandiri karena disaat tertentu kemitraan usaha peternakan ayam broiler selain
terdapat kekosongan bibit di pasar. Hal tersebut dipengaruhi oleh permintaan pasar, juga
mengakibatkan periode pemeliharaan dipengaruhi oleh ketersediaan DOC yang
selanjutnya menjadi mundur, sehingga target menjadi faktor utama sarana produksi. Ketika
jumlah siklus budidaya dalam satu tahun menjadi ketersediaan DOC tinggi, produksi ayam akan
berkurang akibatnya target keuntungan dalam meningkat, dan sebaliknya Ketika ketersediaan
satu tahun juga berkurang. Idealnya dalam satu DOC turun maka produksi ayam juga akan
tahun terdapat enam periode budidaya, bahkan menurun. Perkembangan kemitraan usaha ayam
jika rata-rata pertumbuhan ayam lebih cepat, broiler dapat dilihat dari penambahan populasi
dalam satu tahun bisa mencapai tujuh periode. pada peternak plasma, dan juga adanya
Di Kalimantan Barat terdapat tiga perusahaan pergeseran pola pemeliharaan yang semula
menggunakan kandang tradisional beralih
perunggasan nasional dan satu perusahaan
menjadi kandang modern sehingga daya
perunggasan lokal yang mempunyai breeding
tampung menjadi lebih besar.
atau pembibitan ayam broiler yang berlokasi di
Kalimantan Barat. Breeding Farm yang ada di Program kemitraan sangat dibutuhkan oleh
Kalimantan Barat antara lain Breeding Farm PT. peternak kecil karena peternak tidak perlu
CPJF yang terletak di Ambawang dan Anjungan; mempersiapkan modal yang cukup besar untuk
Breeding Farm PT. JAPFA di Ambawang dan membuka usaha peternakan. Pola kemitraan
Anjungan; serta Breeding Farm PT. Malindo di bertujuan untuk memberikan kepastian kepada
Anjungan. Untuk Breeding Lokal Kalimantan dua pihak yakni pengusaha atas imbal hasil
Barat yaitu milik PT. SBJ yang terletak di terhadap curahan modal yang dikeluarkan dan
Singkawang. Keberadaan breeding dapat petani/peternak memiliki kepastian atas pasokan
menjamin ketersediaan bibit ayam broiler di sarana produksi dan pemasaran hasil ketika
Kalimantan Barat. Pola kemitraan ayam broiler melakukan panen. Kerja sama usaha peternakan
dengan inti mandiri dapat memilih kualitas bibit ayam broiler dalam bentuk kemitraan antara
yang akan dipakai dalam pemeliharaan, tetapi perusahaan inti dan peternak plasma
kelemahannya menunggu ketersediaan dari mempunyai hak dan tanggung jawab masing –
breeding mengingat jumlah produksi serta masing seperti yang diuraikan pada Tabel 2.
alokasi pemenuhan permintaan baik dari internal
perusahaan dan dari peternak mandiri. Pada dasarnya pola kerja sama baik pada
Penyediaan pakan pada kemitraan dengan inti kemitraan terintegrasi maupun kemitraan mandiri
mandiri tidak menjadi masalah, karena Technical adalah sama dengan tujuan saling
Service ataupun marketing dari perusahaan menguntungkan antara inti maupun plasma
pakan ternak sangat aktif dan cenderung dengan manjalankan hak dan kewajiban. Setiap
bersaing untuk memasarkan produknya, perusahaan kemitraan mempunyai kontrak
sehingga perusahaan inti mandiri dapat perjanjian kerjasama masing – masing yang
menentukan pilihannya dengan tujuannya tetap untuk kelangsungan usaha
mempertimbangkan harga, kualitas dan sistem perusahaan inti dan jaminan keuntungan untuk
pembayaran yang ditawarkan. Produsen pakan plasma. Selain penyediaan modal awal berupa
yang terdapat di Kalimantan Barat antara lain PT. sapronak (DOC, pakan, obat) dan
Japfa Comfeed dan PT. CPJF. Belum ada pendampingan, inti kemitraan juga menawarkan
feedmill lokal di Kalimantan Barat karena keuntungan berupa hasil usaha yang dihitung
berdasarkan harga kontrak yang telah disepakati
26 Analisis Kebijakan Pertanian, Vol. 19 No. 1, Juni 2021: 19-32

Tabel 2. Hak dan kewajiban perusahaan inti dan peternak plasma di Kubu Raya, Kalimantan Barat,
2019
Hak/Kewajiban Perusahaan inti Peternak plasma

Hak 1. Menerima hasil produksi (ayam ras 1. Jaminan penyediaan sapronak yang
pedaging) berkualitas
2. Jaminan kualitas hasil produksi 2. Pembinaan dan pengawasan
sesuai perjanjian 3. Jaminan pemasaran hasil produksi
3. Menerima pembayaran penjualan 4. Menerima hasil usaha
hasil produksi
4. Melakukan pengawasan, dan
monitoring selama proses budidaya
hingga proses panen
Kewajiban 1. Menyediakan sapronak 1. Menyediakan kandang beserta
2. Melakukan pembinaan, dan peralatannya sesuai standard
penyuluhan terkait manajemen 2. Melakukan budidaya
pemeliharaan ayam. 3. Menjaga asset inti berupa sapronak
3. Menjual hasil produksi dan hasil produksinya dengan baik
Sumber : Data Primer, 2019

dikalikan tonase panen kemudian dikurangi biaya dianggap pencapaian yang bagus karena bisa
sapronak yang telah diberikan oleh pihak inti. jadi peternak menggunakan pakan tambahan
untuk memacu pertumbuhan.
Karena pihak inti sudah menjamin
tersedianya sapronak, maka plasma juga Insentif juga bisa didapatkan dari selisih harga
diwajibkan untuk memberikan jaminan baik pasar saat penjualan hasil panen. Jika pada saat
berupa surat berharga maupun uang tunai yang penjualan panen harga dipasar lebih tinggi dari
nilainya disesuaikan kapasitas kandang atau harga kontrak, maka peternak juga akan
sesuai kesepakatan yang disesuaikan mendapatkan keuntungan dari hal tersebut.
kemampuan plasma. Jaminan tersebut Pemberian insentif antara perusahaan kemitraan
kemudian disimpan oleh pihak inti kemitraan yang satu dengan lainnya berbeda nilai atau
sebagai bentuk komitmen tanggungjawab prosentasenya sesuai dengan yang tercantum
bersama. Bentuk jaminan antar perusahaan dalam kontrak kerjasama.
kemitraan berbeda–beda sesuai dengan
kesepakatan dalam kontrak. Implementasi Kemitraan pada Usaha
Peternakan Ayam Broiler
Insentif Hasil Usaha Kemitraan
Inti kemitraan harus memperhatikan
Peternak mendapatkan keuntungan berupa beberapa faktor untuk menjamin kelancaran dan
insentif atau bonus yang didapatkan jika keamanan usaha kemitraan budidaya broiler ini,
peternak plasma dapat mencapai hasil yang sehingga mampu menghasilkan keuntungan
lebih baik dari standar yang ditetapkan oleh inti yang optimal bagi kedua belah pihak sehingga
kemitraan. Peternak bisa mendapatkan insentif mampu menjalin hubungan yang sinergis dan
dari selisih Feed Conversi Ratio (FCR) pada berkelanjutan. Salah satu faktor yang dijadikan
produksi. Peternak yang dapat menghasilkan pertimbangan oleh perusahaan dalam memilih
FCR lebih bagus dari yang distandarkan, akan peternak plasma adalah reputasi peternak
mendapatkan keuntungan lebih. FCR atau rasio khususnya konsistensi dalam menjalankan
konsumsi pakan adalah indikator yang dapat kesepakatan kerjasama, efisien penggunaan
dijadikan acuan untuk melihat efektifitas usaha sapronak dan menejemen usaha ternak.
peternakan ayam broiler. Penggunaan pakan Informasi tersebut biasanya diperoleh dari
yang tidak melebihi standar pemeliharaan, dan sesama peternak, sesama perusahaan inti atau
dapat menghasilkan bobot panen yang bagus dari peternak langsung dengan melakukan
akan menghasilkan FCR kecil yang komunikasi dan penawaran langsung.
menunjukkan efektif dalam penggunaan pakan.
Perusahaan inti juga telah membuat sistem
Semakin kecil nilai FCR dibandingkan standar,
dan prosedur yang berisi kriteria peternak baik
dinilai semakin efektif. Standar maksimal secara teknis yang mencakup persyaratan
pencapaian FCR juga ditetapkan dalam kandang dan kelengkapannya, serta syarat-
perjanjian kontrak kerjasama. Nilai FCR yang
syarat nonteknis yang berisi faktor admisnistratif
jauh dibawah standar perusahaan inti tidak selalu
dan latar belakang atau kemampuan pemilik
POLA DAN KINERJA KEMITRAAN PADA USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI KABUPATEN KUBU RAYA 27
KALIMANTAN BARAT Dian Ulfa, Adi Suyatno, Yohana Sutiknyawati Kusuma Dewi

kandang. Sistem dan prosedur tersebut dibuat harga pasar lebih tinggi dari harga kontrak).
sebagai instrument seleksi peternak plasma Perhitungan pendapatan peternak tersebut
yang sesuai dengan standar yang ditentukan dilakukan oleh perusahaan kemitraan
oleh perusahaan. berdasarkan aplikasi perhitungan usaha yang
telah dibuat. Peternak menerima hasilnya
Peternak sendiri mendapatkan informasi
berdasarkan hasil perhitungan tersebut tetapi
mengenai perusahaan inti dari berbagai sumber,
tidak secara terperinci.
beberapa di antaranya didapatkan dari teman,
peternak yang sudah bergabung dengan Penilaian terhadap keberhasilan pelaksanaan
perusahaan atau langsung memperoleh pola kemitraan dapat dilihat dari sejauh mana
informasi dari perusahaan sendiri. Pperusahaan penerapan prinsip-prinsip kemitraan terpenuhi.
inti juga terus melakukan promosi walaupun tidak Penerapan prinsip sukarela dalam pelaksanaan
melalui media cetak melainkan langsung kemitraan usaha ayam ras pedaging telah
melakukan pendekatan kepada peternak ayam berjalan dengan baik dimana pihak perusahaan
pedaging. ataupun peternak masing - masing bebas
memilih calon mitranya tanpa adanya
Peternak yang akan bermitra akan diseleksi
keterpaksaan atau intervensi dari pihak lain.
oleh PPL dari perusahaan inti dengan
Prinsip sukarela tercermin dari kesediaan
mendatangi lokasi kandang untuk melihat
perusahaan maupun peternak untuk mencari
keadaan beserta kelengkapan kandang calon
informasi mengenai calon mitranya sebelum
peternak plasma. Data-data terkait dengan
memutuskan untuk bermitra. Peternak secara
kandang akan dimasukkan pada data farm. Data
sukarela bersedia untuk bermitra karena
farm berisi segala informasi yang terkait dengan
perusahaan inti bisa menjamin tersedianya
data pribadi mitra, serta kandang mitra beserta
sapronak. Pembinaan serta jaminan penjualan
kelengkapan prasarana kandang untuk untuk
dan resiko begitu pula sebaliknya. Dasar
dijadikan acuan kelayakan check in (diterimanya
pemikiran kemitraan yaitu setiap pelaku usaha
DOC oleh peternak plasma). Setelah proses
mempunyai potensi kemampuan dan
survei kandang dilakukan, PPL akan
keistimewaan masing-masing dengan
menentukan layak atau tidaknya calon mitra
perbedaan ukuran, jenis, sifat, dan tempat
tersebut untuk bergabung dengan perusahaan.
usahanya.
Apabila didapatkan hasil yang layak, maka PPL
akan menentukan jumlah kapasitas populasi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 44 Tahun
ayam yang akan dibudidayakan nanti sesuai 1997 tentang Kemitraan menyebutkan bahwa
dengan ukuran kandang peternak. Proses untuk lebih mempercepat perwujudan
selanjutnya peternak akan melengkapi perekonomian nasional yang mandiri dan andal
persyaratan administrasi beserta jaminan usaha sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan,
serta malakukan penandatanganan kontrak diperlukan upaya-upaya yang lebih nyata untuk
kerjasama kemitraan. menciptakan iklim yang mampu merangsang
terselenggaranya kemitraan usaha yang kokoh
Setelah kedua belah pihak sepakat untuk
diantara semua pelaku kehidupan ekonomi
menjalin kemitraan maka peternak melakukan
berdasarkan prinsip saling memerlukan, saling
persiapan kandang, peralatan dan tenaga kerja
memperkuat dan saling menguntungkan. Dalam
kemudian pihak perusahaan memasok bibit
PP ini disebutkan bahwa pada pola inti plasma
(DOC), pakan, vaksin, dan obat-obatan.
dengan usaha besar dan usaha menengah
Selanjutnya pihak peternak melakukan budidaya
sebagai inti membina dan mengembangkan
dan pemeliharaan selama siklus berlangsung.
usaha kecil yang menjadi plasmanya dalam :
Pada masa pemeliharaan pihak inti setiap saat
melakukan pemantauan terhadap kondisi 1. Penyediaan dan penyiapan lahan;
pertumbuhan dan kesehatan ayam dan 2. Penyediaan sarana produksi;
melakukan penyuluhan. Setelah ayam siap 3. Pemberian bimbingan teknis manajemen
panen, pihak inti menjual hasil produksi tersebut usaha dan produksi;
kepada perusahaan pembeli dengan 4. Perolehan, penguasaan dan peningkatan
menerbitkan delivery order (DO) untuk teknologi yang diperlukan;
mengambil ayam yang di panen. 5. Pembiayaan; dan
6. Pemberian bantuan lainnya yang diperlukan
Pihak inti melakukan pembayaran
bagi peningkatan efisiensi dan produktivitas
keuntungan kepada peternak mitra sesuai
usaha.
dengan harga kontrak yang telah disepakati
kemudian dikurangi dengan biaya sapronak Implementasi kemitraan usaha peternakan
ditambahkan dengan bonus FCR (Feed ayam broiler pola inti plasma yang dijalankan di
convertion ratio) dan bonus pemasaran (jika Kabupaten Kubu Raya sudah sesuai dengan
28 Analisis Kebijakan Pertanian, Vol. 19 No. 1, Juni 2021: 19-32

Peraturan Pemerintah tersebut, yaitu dalam hal ayam broiler pola kemitraan untuk meningkatkan
inti membina dan mengembangkan usaha kesetaraan yang saling memerlukan,
plasma dengan penyediaan sarana produksi, memperkuat, menguntungkan, menghargai,
pemberian bimbingan teknis serta informasi bertanggung jawab, dan ketergantungan dalam
peningkatan teknologi melalui pendampingan pengembangan usaha peternakan. Pembinaan
PPL pada masa pemeliharaan. Dengan kemitraan dilakukan oleh perusahaan
demikian dapat meningkatkan produktivitas peternakan, bupati/wali kota, gubernur, dan
usaha, sementara itu untuk penyediaan dan menteri dalam pengembangan usaha
penyiapan lahan usaha dilakukan oleh peternak peternakan sesuai dengan pola kemitraan. Pada
plasma sesuai dengan perjajian kontrak Usaha Kemitraan juga harus dilakukan
kerjasama. Pengawasan Kemitraan Usaha Peternakan yang
dapat dilakukan secara langsung atau tidak
Rangkaian proses dalam kemitraan usaha
langsung. Pengawasan secara langsung
dimulai dengan mengenal calon mitranya,
dilakukan melalui peninjauan ke lokasi Kemitraan
kemudian mengetahui posisi keunggulan dan
Usaha Peternakan. Pengawasan secara
kelemahan usahanya, setelah itu baru bermitra
langsung dilakukan paling kurang dari enam
karena merasa saling membutuhkan.
bulan sekali. Pengawasan secara tidak langsung
Implementasi dalam kemitraan, perusahaan inti
dilakukan melalui penyampaian laporan
dapat menghemat tenaga kerja dengan
pelaksanaan kemitraan usaha peternakan.
menggunakan tenaga kerja peternak serta lahan
atau kandang yang disiapkan oleh peternak. Penerapan pembinaan dan pengawasan
Sebaliknya peternak mendapatkan sarana terhadap usaha kemitraan ayam broiler di
produksi berupa bibit, pakan obat bimbinaan, dan Kabupaten Kubu Raya belum sepenuhnya
pembelian hasil produksi. Intinya kedua belah dilaksanakan. Pembinaan hanya dilakukan oleh
pihak telah melaksanakan tugas utamanya perusahaan melalui Petugas Pengawas
masing - masing sehingga prinsip saling Lapangan (PPL) untuk mengawal peternak
memerlukan dan ketergantungan kedua belah plasma dalam proses pemeliharaan sehingga
pihak telah terwujud. Penerimaan dan diharapkan memperoleh hasil yang optimal.
pendapatan peternak plasma ayam pedaging Peternak plasma bekerja sesuai dengan kontrak
terdiri dari hasil penjualan ayam hidup, kotoran yang telah dibuat dan disepakati antara inti dan
sebagai pupuk, karung pakan dan kompensasi plasma. Pengawaan yang dilakukan oleh instansi
pemeliharaan apabila produk yang dihasilkan pemerintah hanya sebatas memonitor dengan
lebih baik seperti bonus FCR dan bonus cara mengiventarisir profil perusahaan kemitraan
mortalitas. yang berisi tentang informasi perusahaan sampai
dengan populasi ternak yang dimiliki.
Implementasi kemitraan Usaha Peternakan
Pengawasan lebih lanjut sangat diperlukan untuk
Ayam Broiler di Kabupaten Kubu Raya sudah
menjamin bahwa usaha kemitraan tersebut
mengacu pada Peraturan Menteri Pertanian
dapat berjalan sesuai Peraturan yang berlaku.
Republik Indonesia Nomor
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Marahatih,
13/Permentan/Pk.240/5/2017 Tentang
et al (2017) dalam menganalisis kinerja usaha
Kemitraan Usaha Peternakan. Pada Pasal 11
ternak ayam broiler pada model kemitraan
Permentan tersebut disebutkan bahwa perjanjian
menyebutkan bahwa peran pemerintah sangat
kemitraan dilakukan dalam bentuk perjanjian
diperlukan dalam pendampingan usaha
tertulis yang memuat :
kemitraan sehingga dapat menjamin jalannya
a. jenis ternak, jenis produk hewan, dan/atau kemitraan sesuai dengan peraturan
jenis sarana produksi yang dikerjasamakan; perundangan mengenai kemitraan dengan
b. hak dan kewajiban; prinsip saling menguntungkan, saling
c. penetapan standar mutu; membutuhkan dan berkeadilan.
d. harga pasar;
e. jaminan pemasaran;
Klasifikasi IP padaa Usaha Peternakan Ayam
f. pembagian keuntungan dan risiko usaha;
Broiler
g. permodalan dan/atau pembiayaan;
h. mekanisme pembayaran; Penilaian keberhasilan peternak plasma yang
i. jangka waktu; dan digunakan oleh perusahaan inti kemitraan diukur
j. penyelesaian: perselisihan dari pencapaian IP. Pengumpulan data peternak
terkait hasil yang diperoleh setelah panen
Peraturan Menteri Pertanian (Permentan)
menghasilkan data IP dari masing - masing
Nomor: 13/Permentan/PK.240/5/2017 tentang
peternak. Oleh perusahaan nilai IP digunakan
Kemitraan Usaha Peternakan mengharuskan
untuk menentukan nilai insentif/ bonus bagi
dilakukannya pembinaan usaha peternakan
peternak (bagi kemitraan) maupun pekerja
POLA DAN KINERJA KEMITRAAN PADA USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI KABUPATEN KUBU RAYA 29
KALIMANTAN BARAT Dian Ulfa, Adi Suyatno, Yohana Sutiknyawati Kusuma Dewi

kandang. Nilai IP dihitung berdasarkan FCR atau nasional maupun asing karena peternak dengan
rasio konsumsi pakan oleh ternak, bobot panen, pola usaha mandiri bebas menentukan dan
deplesi (kematian ternak) serta jumlah ternak memutuskan segala sesuatu yang berhubungan
yang dipanen (ekor). Untuk mengetahui dengan usahanya, mulai dari penyediaan input,
keberhasilan usaha peternakan ayam broiler pemeliharaan sampai ke pemasaran hasil.
dengan pola kemitraan, diambil rata-rata dari IP Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
dari masing – masing pola kemitraan, yaitu Rahmah (2015) menunjukkan hasil bahwa usaha
kemitraan terintegrasi dan kemitraan mandiri ternak ayam ras pedaging yang paling
kemudian dimasukkan dalam klasifikasi penilaian menguntungkan di antara ketiga jenis pola usaha
IP kurang, cukup, baik, sangat baik atau di Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka
istimewa. Sebagai kontrol dalam penilaian adalah pola usaha kemitraan inti plasma
keberhasilan dengan klasifikasi IP, diambil juga daripada pola usaha mandiri maupun kemitraan
IP dari peternak nonkemitraan dengan tujuan makloon yang ditunjukkan dari besaran
untuk melihat sejauh mana kemampuan pendapatan dari masing – masing pola usaha.
peternak mitra untuk mencapai hasil
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Suwarta
dibandingkan dengan peternak mandiri.
et al. (2010), menunjukkan produktivitas usaha
Tabel 3 menyajikan data yang menunjukkan ternak ayam broiler peternak plasma kemitraan
bahwa pada peternak kemitraan terintegrasi lebih besar dari pada peternak mandiri, peternak
masuk dalam klasifikasi IP baik dengan rata-rata plasma-inti pabrikan tidak berbeda (sama)
IP 347, pada peternak kemitraan mandiri masuk dengan peternak plasma-inti mandiri, dan
dalam IP cukup dengan rata-rata 316 dan pada peternak plasma-inti mandiri lebih besar dari
peternak mandiri nonkemitraan masuk dalam pada peternak mandiri. Menurut Siregar (2016),
klasifikasi IP sangat baik dengan rata-rata 368. sistem kemitraan merupakan salah satu alternatif
Rata-rata IP yang lebih tinggi pada peternak bagi peternak ayam potong broiler untuk
mandiri dibandingkan dengan rata-rata IP menjalankan usahanya. Sistem kemitraan
peternak kemitraan dipengaruhi oleh FCR, bobot menjadikan peternak memiliki kepastian produksi
panen, umur panen serta persentase ternak dan harga jual. Hasil ternak ayam potong dijual
hidup. Persentase ternak hidup pada peternak kepada inti dan petani tidak diperbolehkan
mandiri nonkemitraan dan kemitraan terintegrasi mencari pasar alternatif untuk menjual produk
lebih tinggi 2% dibandingkan dengan peternak mereka.
kemitraan mandiri. FCR yang dihasilkan
Performa peternak mandiri yang lebih bagus
peternak mandiri lebih kecil yang berarti bisa
dapat disebabkan karena jumlah pemeliharaan
lebih efisien dalam penggunaan pakan dan rata
yang tidak banyak yaitu rata-rata 1.850 ekor
bobot ayam saat panen lebih tinggi sehingga
perperiode sehingga bisa lebih intensif dalam
hasil IP yang dihasilkan dapat unggul dari
pemeliharaannya. Dalam pemeliharaan,
peternak kemitraan.
peternak mandiri bebas memilih sapronak yang
Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dinilai lebih unggul. Modal pribadi yang sudah
dilakukan oleh Harianto et al. (2019) yang dikeluarkan oleh peternak mandiri dapat menjadi
menyatakan bahwa kinerja usaha peternakan tanggung jawab tersendiri sehingga dapat
ayam potong pola mandiri lebih baik dibanding memacu efektifitas usaha sehingga memperoleh
usaha dengan pola kemitraan, baik kemitraan hasil yang optimal. Walaupun IP yang dicapai

Tabel 3. Perbandingan rata-rata hasil produksi usaha peternak ayam broiler kemitraan dan mandiri
di lokasi penelitian, 2019
Nilai (value)
Uraian
Kemitraan Terintegrasi Kemitraan Mandiri Peternak Mandiri
Jumlah Responden (Peternak) 21 11 28
Rata-rata Populasi (Ekor) 4757 4091 1850
Rata-rata Umur Panen (Hari) 33 32 32
Rata-rata Feed convertion ratio (FCR) 1,53 1,52 1,50
Rata-rata Persen Ternak Hidup (%) 94 90 94
Rata-rata Bobot Panen (Kg) 1,8 1,7 1,84
Rata-rata IP 347 316 368
Klasifikasifikasi Baik Cukup Sangat Baik
Sumber : Data Primer, 2019
30 Analisis Kebijakan Pertanian, Vol. 19 No. 1, Juni 2021: 19-32

lebih tinggi dibandingkan yang lain, tetapi dalam ketahanan pangan dengan percepatan
pemeliharaannya peternak mandiri harus penyediaan protein hewani.
memperhitungkan modal yang dimiliki untuk
Dalam PP nomor. 44 Tahun 1997 seperti
memenuhi sapronak sehingga jumlah populasi
disebutkan di atas, diatur bahwa sebagai upaya
yang dipelihara kecil.
terwujudnya kemitraan usaha yang kokoh, akan
Usaha peternakan ayam broiler dengan pola lebih memberdayakan usaha kecil. Hal tersebut
kemitraan baik terintegrasi maupun mandiri serta dimaksudkan agar usaha kecil dapat tumbuh dan
peternak mandiri nonkemitraan menunjukkan berkembang semakin kuat dan memantapkan
hasil yang baik dari segi produksi, lain halnya jika struktur perekonomian nasional yang semakin
dilihat dari segi permodalan usaha. Peternak seimbang berdasarkan demokrasi ekonomi,
kemitraan hanya perlu menyediakan kandang, serta meningkatkan kemandirian dan daya saing
tenaga kerja serta jaminan yang besarannya perekonomian nasional. Usaha peternakan ayam
ditentukan perusahaan. Sedangkan peternak broiler dengan sistem kemitraan di Kalimantan
mandiri harus menyediakan modal keseluruhan. Barat terus berkembang dengan terus
Sarana produksi yang paling besar diperluasnya wilayah pengembangan kemitraan
pengeluarannya adalah pada penyediaan pakan oleh perusahaan kemitraan sampai ke daerah
ternak, selanjutnya penyediaan bibit. Di hulu. Perusahaan kemitraan yang ada di
Kalimantan Barat, penyediaan bibit masih Kabupaten Kubu Raya menyatakan bahwa
terkendala pada terbatasnya produksi bibit, kendala terbesar dalam sistem pemeliharaan
sehingga peternak mandiri untuk kelangsungan ternak ayam adalah kondisi air yang jauh dari
periode ke periodenya harus menunggu normal, perlu perlakuan terlebih dahulu untuk
ketersediaan bibit di pasar. Walaupun memiliki penggunaannya. Alasan kenapa bisa terus
potensi yang sama terhadap perolehan hasil berkembang karena kondisi harga panen yang
produksi yang bagus, tetapi jika pada suatu relatif stabil dibandingkan di pulau Jawa yang
kondisi yang mengakibatkan kerugian karena ditunjukkan pada update harga live bird harian
sebab lain, pada peternak mandiri akan PINSAR (Perhimpunan Insan Perunggasan
menanggung kerugian sepenuhnya, sedangkan Rakyat) yang dapat diakses di website Pinsar.
pada peternak kemitraan sesuai dengan kontrak Aedah et al.(2016) yang meneliti tentang
yang telah disepakati di awal. Sisi positif dari faktor – faktor yang mempengaruhi usaha
peternakan mandiri, jika hasil bagus, keuntungan perunggasan, mendapatkan hasil bahwa faktor-
akan diambil sepenuhnya, sedangkan pada faktor yang mepengaruhi daya saing industri
kemitraan harus bagi hasil antara inti dengan unggas dengan nilai atribut paling tinggi adalah
plasma. SDM, jumlah pembeli dan tingkat pertumbuhan
Pada kemitraan mandiri dengan performa pembeli, usaha pembibitan, industri produk
yang tinggi, dapat memperluas usahanya pengganti, roadmap dan bussines plan
dengan berperanserta dalam kemitraan usaha pengembangan ayam kampung, dan iklim usaha
ayam broiler. Modal usaha mandiri dapat kondusif. Faktor yang memengaruhi daya saing
digunakan untuk memperluas kapasitas dan dengan nilai atribut paling rendah yaitu:
kualitas kandang sehingga populasi menjadi infrastruktur, sumberdaya modal, integrasi
besar. Penyediaan sapronak oleh perusahaan industri pemasok dan fasilitasi ekspor. Penelitian
inti dapat menambah jumlah periode tersebut menunjukkan bahwa setelah SDM,
pemeliharaan dalam satu tahun karena faktor utama yang mempengaruhi usaha adalah
ketersediaan bibit diatur oleh inti kemitraan. pemasaran. Untuk infrastruktur masuk kedalam
Investor baru dalam kemitraan hanya faktor yang tidak terlalu berpengaruh terhadap
mempunyai sapronak sehingga akan berusaha daya saing karena untuk infrastuktur dapat
menarik peternak mandiri untuk menambah dibentuk menyesuaikan kebutuhan, misalkan
populasinya. Performa bagus yang diperoleh kondisi air yang kurang baik biasanya dilakukan
peternak mandiri merupakan nilai tawar dalam perlakuan sehingga dapat digunakan sesuai
menjalin kerja sama inti plasma. Kemitraan inti standar yang diperlukan.
plasma ayam broiler menawarkan stabilitas Penentuan lokasi merupakan faktor penting
pendapatan plasma sehingga dapat lebih sebelum mendirikan usaha peternakan. Lokasi
berkembang. Jika pada peternak mandiri hanya yang dipilih untuk peternakan broiler sebaiknya
mampu beternak dalam populasi yang kecil, strategis dan dekat dengan pemasaran. Selain
dengan kemitraan akan dapat meningkatkan itu, kandang yang nyaman harus berada di lokasi
populasi karena jumlah populasi juga menjadi yang nyaman pula. Sumber air hendaknya
salah satu penentu hasil usaha. Pertambahan mampu menyediakan air yang memiliki kualitas
populasi ternak yang dipelihara akan menunjang baik, baik fisik, biologis, maupun kimia. Tanpa
pasokan air yag cukup, konsumsi pakan (feed
POLA DAN KINERJA KEMITRAAN PADA USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI KABUPATEN KUBU RAYA 31
KALIMANTAN BARAT Dian Ulfa, Adi Suyatno, Yohana Sutiknyawati Kusuma Dewi

intake) akan sulit tercapai dan performance modal sapronak dari perusahaan inti kemitraan.
broiler juga akan menurun. Untuk itu, perlu ada Permodalan ini dapat dipakai untuk memperluas
uji kualitas air sebelum memulai peternakan kapasitas dan kualitas kandang sehingga dapat
broiler. Bila kurang memenuhi syarat tersebut, menambah kapasitas populasi. Penyediaan
air dapat direkayasa dengan berbagai perlakuan sapronak termasuk bibit oleh inti kemitraan dapat
sehingga didapat air dengan kualitas baik menambah jumlah periode pemeliharaan dalam
(Pertanianku, 2015). satu tahun pada peternak mandiri. Performa
bagus yang diperoleh peternak mandiri
merupakan nilai tawar dalam menjalin kerjasama
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN inti plasma.
Kehadiran lembaga keuangan yang dapat
Kesimpulan menjadi sumber permodalan usaha bagi
peternakan ayam boiler diperlukan untuk
Pola dan kinerja kemitraan pada usaha pembangunan kandang peternak yang lebih
peternakan ayam broiler di Kabupaten Kubu memadai dan modern, sehingga performa
Raya Kalimantan Barat yang terdiri dari produksi bisa lebih bagus dan penghasilan
kemitraan terintegrasi dan kemitraan mandiri peternak lebih meningkat. Selain itu, perlu ada
sama – sama mempunyai tujuan untuk menjaga kebijakan pemerintah yang mengatur suplai bibit
kestabilan pendapatan plasma melalui kontrak ayam (DOC) yang diselaraskan dengan
perjanjian kerja sama yang ditetapkan diawal. permintaan pasar ayam broiler, sehingga tercipta
Perusahaan inti dari kemitraan berkewajiban kestabilan harga ayam broiler di Kalimantan
menyediakan sapronak, pembinaan dan jaminan Barat.
pemasaran dengan peternak sebagai plasma
berkewajiban menyediakan kandang, peralatan Penerapan pola kerja sama kemitraan oleh
dan tenaga kerja. Peternak sebagai plasma perusahaan inti dan plasma pada usaha
diwajibkan untuk memberikan jaminan berupa peternakan ayam broiler memerlukan pembinaan
uang tunai sebagai bentuk ikatan kerja sama dan pengawasan dari pemerintah untuk
serta tanggung jawab bersama dalam meningkatkan kesetaraan yang saling
menjalankan usaha, dan mendapatkan insentif memerlukan, memperkuat, menguntungkan,
dari prestasi yang diraih dalam keberhasilan menghargai, bertanggung jawab, dan
usaha peternakan ayam broiler. ketergantungan dalam pengembangan usaha
peternakan.
Peternak Kemitraan Terintegrasi masuk
dalam klasifikasi IP baik dengan rata-rata IP 347,
pada peternak kemitraan mandiri masuk dalam UCAPAN TERIMA KASIH
IP cukup dengan rata-rata IP 316 dan pada
peternak mandiri nonkemitraan masuk dalam
klasifikasi sangat baik dengan rata-rata IP 368. Ucapan terimakasih disampaikan kepada
Performa peternak mandiri non kemitraan lebih pihak-pihak terkait baik instansi pemerintah,
tinggi dari yang lain, tetapi harus menyediakan swasta dan peternak di Kabupaten Kubu Raya
modal secara keseluruhan sehingga jumlah dan Provinsi Kalimantan Barat yang telah
pemeliharaan tidak banyak, ditunjukkan dengan memberikan sumbangan pemikiran dan
rata-rata pemeliharaan peternak mandiri hanya membantu dalam pengumpulan data-data yang
1.850 ekor per periode pemeliharaan. diperlukan selama penelitian berlangsung serta
selama penyusunan naskah.
Implikasi Kebijakan
Usaha peternakan ayam broiler baik yang DAFTAR PUSTAKA
dilakukan secara kemitraan maupun mandiri
mempunyai kelemahan dan kelebihan masing – Aedah S, Djoefrie MB, Suprayitno G. 2017. Faktor-
masing. Oleh karena itu, jika memiliki Faktor yang Memengaruhi Daya Saing Industri
permodalan yang cukup, disarankan peternak Unggas Ayam Kampung (Studi Kasus PT Dwi dan
dapat menjalankan usaha secara mandiri Rachmat Farm, Bogor). MANAJEMEN IKM: Jurnal
sehingga seluruh keuntungan yang diperoleh Manajemen Pengembangan Industri Kecil
menjadi hak peternak. Namun, peternak harus Menengah. 11(2): 173-182. https://doi.org/
memiliki jaringan pemasaran yang pasti secara 10.29244/mikm.11.2.173-182
berkelanjutan. Arum K, Cahyadi ER, Basith A. 2017. Evaluasi kinerja
peternak mitra ayam ras pedaging. Jurnal Ilmu
Peternak mandiri nonkemitraan disarankan
Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan. 5(2): 78-
memperluas usahanya dengan menggunakan 83.
32 Analisis Kebijakan Pertanian, Vol. 19 No. 1, Juni 2021: 19-32

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2018. Provinsi Mustika UI. 2018. Cara menghitung fcr ayam broiler.
Kalimantan Barat Dalam Angka 2018. Pontianak Retrieved from Alatternak.com:
(ID): Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat. http://alatternakayam.com/articles/ayam/cara-
menghitung-fcr-ayam-broiler/
[BPS] Badan Pusat Statistik 2018. Kabupaten Kubu
Raya Dalam Angka 2018. Kubu Raya (ID): Badan Pertanianku. 2015. Memilih Lokasi Peternakan Ayam
Pusat Statistik Kabupaten Kubu Raya. Broiler. http://pertanianku.com/memilih-lokasi-
peternakan-ayam-broiler/
Fitriza YE, Haryadi FT, Syahlani SP. 2012. Analisis
Pendapatan dan Persepsi Peternak Plasma Rahmah UIL. 2015. Analisis Pendapatan Usaha
Terhadap Kontrak Perjanjian Pola Kemitraan Ayam Ternak Ayam Ras Pedaging pada Pola Usaha
Pedaging di Provinsi Lampung. Buletin Peternakan yang Berbeda di Kecamatan Cingambul
36: 57-65. Kabupaten Majalengka. Jurnal Ilmu Pertanian dan
Peternakan. 3(1): 1-15.
Harianto, Asriani PS, Arianti NN. 2019. Perbandingan
pendapatan dan efisiensi usaha peternakan ayam Ratnasari R, Sarengat W, Setiadi A. 2015. Analisis
potong pada berbagai pola usaha di kabupaten Pendapatan Peternak Ayam Broiler Pada Sistem
bengkulu utara. Agric (Jurnal Ilmu Pertanian). Kemitraan di Kecamatan Gunung Pati Kota
31(2): 122–135. Semarang. Animal Agriculture Journal. 4(1): 47–
53.
Mantra IB. 2003. Demografi Umum. Yogyakarta (ID):
Pustaka Pelajar. Siregar AR. 2016. Market Risk Sharing In Partnership
Broilers. International Journal of Sciences: Basic
Marahatih NMD, Sukananta IW, Astawa IP. 2017. and Applied Research. IJSBAR. 27(3): 20–25.
Analisis Performance Usahan Ternak Ayam Broiler
pada Model Kemitraan dengan Sistem Open Suwarta, Irham, Hartono S. 2010. Efektifitas Pola
House. Peternakan Tropika. 5(2): 407–416. Kemitraan Inti - Plasma dan Produktifitas Usaha
Ternak Ayam Broiler Peternak Plasma dan Mandiri
Medion. 2010. Info Medion Online. Retrieved from serta Faktor yang mempengaruhi di Kabupaten
Medion Web site: https://info.medion.co.id/ Sleman. J-SEP. 4(1): 53–62.
index.php/artikel-broiler/artikel-tata-laksana/278-
berhasil-atau-atau-tidak

Anda mungkin juga menyukai