Drama Sela and The Kingdom of Gotzz

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 6

PERAN

Said : seorang Kakek tua, berpakaian compang camping, berjanggut dan berjalan memakai tongkat
Pahri: seorang Raja tikus dari kerajaan goztt
Sinta : Ratu tikus dari kejaan goztt
Bilal : seekor tikus pekerja dari kerajaan goztt yang amat galak (tubuhnya tinggi dan besar)
Anggun : seekor tikus pekerja dari kerajan goztt yang amat baik hati dan lembut
Selvi : seekor tikus pembantu dari kerajaan goztt
Wahyu : Ayah Sela yang berkumis tebal galak dan tegas
Ames : Ibu Sela yang lembut dan pengertian
Sela : anak Pak Wahyu dan Bu Ames (anak yang paling nakal dan paling serakah)
Dhea : adik Sela yang baik hati
Chaca : sahabat Sela di Sekolah

CERITA
Pagi yang cerah, aktifitas seperti biasa di keluarga Pak Wahyu dan Bu Ames sedang
menyiapkan makan. Pak Wahyu siap-siap pergi ke kantor. Dhea sudah siap pergi ke sekolah.
Namun Pak Wahyu dan Dhea sedang menungu Ibu untuk sarapan pagi. Sementara Sela masih
tertidur pulas.
Bu Ames : (setelah beres memasak menyiapkan makanan di meja) “Ayah, Dhea, Sela ini
makanannya sudah siap. Ayo kita makan!
Pak Wahyu : Bu mana Sela? Sudah jam segini ko belum kesini buat sarapan, Dhea liat
kakakmu di kamar?
Dhea : iya yah
Dhea pun lantas pergi ke kamar kakaknya, Dhea takut membangunkan kakaknya yang sedang
tidur terlelap. Tapi mau tak mau Dhea harus membangunkan kakaknya
Dhea : kak. Kakak….bangun ini sudah siang!
Sela : hmmmm…. Bentar lagi. Males sekolah
Dhea : kak tar Ayah marah
Sela : brisik lu, sana pergi. Ayah cuma sayang kamu, aku gak mau sekolah (sambil
menimbuk Dhea dengan bantal)
Dhea pun menghampiri meja makan, lalu ayah menanyakan kenapa kakaknya tak bangun
Pak Wahyu : gimana kakakmu?
Dhea : kakak nanti turun kali yah, belum bangun
Pak Wahyu : kenapa dia gak bangun. Anak perempuan gak boleh malas, biar ayah saja yang
bangunin (sambil memasang raut wajah yang marah )
Bu Ames : ga usah yah, biar Ibu saja!
Pak Wahyu : biar Ayah, perempuan tak boleh malas. Kita tak diajarkan untuk jadi pemalas.
Kita harus semangat dalam mengawali hari. Ayah saja yang bangunkan

NGADANCE LAGU SEMANGAT BARU BY ELO (MULA-MULA AYAH YANG


MENARI DIIKUTI IBU DAN DHEA)

Setelah dance lanjut ke cerita


Pak Wahyu bergegas pergi ke kamar Sela. Betapa galaknya, dia menyiram wajah Sela
Pak Wahyu : bangun kamu, anak perempuan gak boleh malas
Sela : yah, apa-apaan? Aku gak mau sekolah aku mau tidur
Pak Wahyu : nakal kamu, mau jadi apa kalo dah gede??
Sela : bodo…. Ayah dan Ibu gak sayang sama Sela, cuma sayang ama Dhea
Pak Wahyu : ngomong apa kamu? Kamu bergegas mandi atau sebulan ayah gak kasih jajan?
Sela pun mandi, dan memakai baju. Sela yang masih kesal menghampiri meja makan.
Sementara Ibu menyiapkan makanan untuk Sela, Dhea dan Pak Wahyu. Tiba-tiba Sela
mengambil lauk milik Dhea. Dia memakan lahap, sementara Dhea menatap sedih tapi tak
mau ambil pusing karena ayah pasti marah besar. Setelah habis Sela tersenyum sinis ke Dhea.
Sarapan pagi sudah selesai, Pak Wahyu, Dhea, dan Sela berangkat untuk menjalani aktifitas,
sementara ibu merapihkan meja makan.
Di Sekolah…bel berbunyi waktunya pulang. Panas terik siang itu membuat haus Sela.
Sela : jajan yu Cha?
Chaca : kemana?
Sela : di luar sekolah lah!
Chaca : gak punya duit sayyyyyy….lagi kere bin boke
Sela : aku traktir deh
Chaca : ok
Di luar sekolah, di dekat pertokoan Sela dan Chaca membeli jus sebagai pelepas dahaga.
Mereka meminum berdua di dekat emper toko. Tiba-tiba ada kakek-kakek menghampiri
mereka
Kakek Said : permisi de, minta sedekahnya?
Chaca : kek, aku minta maaf aku gak punya uang ke. Ini jus aku aja buat kakek. Kakek haus
ya?
Kakek Said : makasih de (sambil mengambil jus dari Chaca)
Sela : (menarik jus di tangan kakek, lalu melemparnya ke jalan. Dengan wajah kesal dia
memaki kakek) “eh enak banget lu ya kek, tinggal minta langsung seruput. Minta tuh sama
anak kamu? udah dekil bau tikus got lagi. Sana pergi bau…….!”
Chaca : kamu jangan galak, kasian. Liat itu kakinya kakek itu pincang. Mungkin dia emang
gak punya uang
Sela : aku ngasih ke kamu bukan sama gembel itu
Kakek itu tersinggung dan menitikan air mata, lalu dia menatap wajah Sela
Kakek Said : mulutmu pedas de, nilai kasihmu tak ada. Kamu tak menghormati orang lain.
Dan kamu menghina orang kecil
Sela : makan cabe baru pedas, aku gak suka sama kamu. Minta aja bisanya, bau got
Kakek Said : aku minta maaf telah mengganggu. Jaga mulutmu. Suatu saat kamu akan belajar
bagaimana caranya menghargai orang.
Chaca : kek, aku minta maaf

Chaca dan kakek menyanyi cintailah cinta yang ditujukan terhadap Sela (dalam
pertunjukan, Sela dengan wajah ketus dan Chaca memberitahu bahwa hargailah sesama
lewat lagu cintailah cinta by dewa 19, Chaca memainkan gitar sementara kakek
bernyanyi)
Setelah bernyanyi lanjut ke cerita

Lalu kakek itu pergi , dalam hati dia berkata “sungguh anak yang pedas kata-katanya. Saya
tak ikhlas dia menghina saya seperti itu. Aku harap dia merasakan apa yang aku rasakan”.
Chaca dan Sela pun bergegas pulang meninggalkan emperan toko ke rumah masing-masing.
Malam telah tiba, langit begitu hitam pekat. Tiba-tiba hujan turun dengan derasnya
disambarkan petir dan kilatan yang menyilaukan mata. Sela malam itu sedang berada di
kamarnya. Dia pun enggan menyalakan TV. Saat semua tertidur dengan lelap, tiba-tiba
muncul sosok bayangan seorang kakek yang berjanggut dan memakai tongkat, mirip kakek
yang tadi siang ia marahi.
Kakek Said (bayangan ) : kamu anak nakal, saya kutuk jadi tikus. Agar kamu belajar
bagaimana rasanya bau got dan tinggal di got
Tiba-tiba badan Sela mengecil dan ia pun menjadi tikus. Suaranya nyaris tak terdengar….dia
ketakutan dia bersembunyi di balik lemari sambil menangis
Sela : ini apa? Aku jadi seekor tikus, aku harus bangunkan Ibu
Bayangan itu telah pergi, dan Sela pun lari menuju kamar Ibunya. Ia menarik baju Ibunya.
Lalu Ibunya terbangun dan betapa kaget Ibunya
Bu Ames : Ayah, Ayah ada tikus. Tolong-tolong
Pak Wahyu : nakal kamu, aku patahin kaki kamu
Lalu Sela pun lari, dia sadar dia bukan lagi manusia. Dia lari ke luar rumah, karena dia sadar
ayahnya sangat jijik dan benci dengan tikus dia takut dia dibunuh seperti biasa ayah selalu
mencari tikus hingga mati jika ia tahu ada tikus di rumahnya.
Di luar hujan begitu deras, Sela lari dan ia terjatuh ke got di depan rumahnya. Dia menangis
kesakitan, kakinya terluka dan berdarah. Betapa sakit yang dirasakannya. Tiba-tiba ia
bertemu dengan tikus besar. Sela ketakutan sekali melihat sosok tikus dalam keadaan besar
menurut pandangannya
Bilal : cit..cit…cit …hei kamu dari mana? Ayo ikut aku, kamu akan menjadi budak di
kerajaan goztt
Sela : kerajaan? Disini ada kerajaan? Ini tempat yang paling bau. Mana ada kerajaan?
Bilal : cit…cit…cit…hahahahha…ini bau hidungmu itu hidung eror. Ini wangi sampah
kesukaan kami. Kerajaan goztt ini paling indah penuh sampah dan air warna coklat ini adalah
sungai bagaikan di surga.
Sela : (masih dalam kebingungan hal seperti ini di bilang surga, betapa kumuh dan kotornya
tempat ini) aku tak bisa, aku mau pergi
Bilal : cit…cit…cit…oh kamu mau lari (sambil menginjak kaki nya yang luka)
Sela : tolong lepaskan aku, aku kesakitan dan aku tak kuat dengan bau tempat ini
Bilal : cit..cit…cit… lihat dirimu, kau berlumuran lumpur dari goztt ini. Maka dari itu
artinya kamu harus ikut denganku
Sela diseret ke kerajaan goztt, betapa kejamnya Bilal, lalu Bilal memperkenalkan pada queen
mouse dan king mouse
Bilal : cit…cit…cit…pak duka, ini saya kenalkan ada pekerja baru yang siap melayani anda?
Betapa senangnya sang raja dan ratu yang mendapatkan pekerja baru. Begitu pula dengan
Bilal meski galak dia bahagia mendapat teman baru di kerajaan gozt dan sang raja pun
memperkenalkan kerajaannya kepada Sela

Memperkenalkan dunia kerajaan dengan JUDUL LAGU INILAH DUNIAKU BY


BASTIAN STEEL semua berdansa (berjoget bersama kecuali Sela) sang raja dan sang
ratu menari bersama diikuti gerakan oleh Bilal. Sela hanya melihat mereka menari
sementara hati lirih dalam pilu)

Setelah berdansa lanjut ke cerita

Kemudian sang raja bertanya pada Sela


Pahri : (suaranya begitu mengegelegar)cit…cit…cit.. wah..wah good job. Siapa namamu
dekil?
Sela : ak..ak..akuuuu aku Sela. Aku mohon aku ingin pulang
Sinta : (dengan centil )cit….cit…cit…apuahhhhhh? Kau ingin go homeeee…ora!!!! Ora!!!
Sela : aku gak mau tempat ini kumuh , dekil bau….
Pahri : (sambil marah ia memerintahkan kepada Bilal agar Sela di kurung) cit…cit..cit…Bilal
kurung dia

Penjara begitu kumuh dan gelap, Anggun yang melintas penjara (tempat Sela dikurung)
menatapnya dengan lirih.
Anggun : Hay kawan, kenalkan aku Anggun. Aku pekerja di sini, aku mencuri makanan lalu
aku persembahkan untuk Raja dan Ratu? Kamu baik-baik saja?
Sela : ya, aku baik (sambil menangis, dan mengeluh kesakitan ). Boleh kah aku minta makan
sedikit saja, aku lapar! Dan taukah kamu obat untuk lukaku?
Anggun : ini untukmu, obatnya saya tak tahu kawan. Makanlah

Tiba-tiba datang Selvi pelayan kerajaan. Dia tergesa-gesa menghampiri Anggun


Selvi : (dengan suara melengking) cit..cit…cit Anggun bodoh kamu. Kalo Ratu dan Raja tau
bagaimana?
Anggun : sedikit saja, aku takut dia mati.
Selvi : tak bisa (sambil merebut makanan yang dimakan Sela, meski tak tega tapi Selvi takut
ketauan oleh Raja dan Ratu)
Anggun dan Selvi melihat ke sudut penjara menatap Sela dengan keadaan yang
menghawatirkan. Betapa tak tega hati mereka.

Kemudian Selvi dan Anggun bernyanyi bertujuan untuk memberi semangat kepada Sela.
Anggun mainkan gitar sementara Selvi bernyanyi. Dan di balik penjara Sela tertunduk
lemah tak berdaya

Santai Saja – Saint Loco

Setelah bernyanyi lanjut ke cerita


Tiba-tiba Bilal datang mendengar kegaduhan di dekat penjara.
Bilal : ada apa ini?
Selvi : Oh tak ada apa-apa. Kami hanya berbincang dengan tikus bodoh ini.

Anggun, Bilal dan Selvi meningalkan penjara. Suasana begitu mencekam di penjara. Betapa
gelapnya ruangan itu. Dalam lirih dia menangis
Sela : “Tuhan…aku memang jahat. Aku telah menghardik orang miskin. Betapa serakah dan
liciknya aku terhadap adikku. Bolehkan kau beri aku kesempatan untuk menjadi anak yang
baik, kakak yang baik, anak yang penurut, dan kawan yang setia. Bolehkan aku hidup normal
kembali. Aku takut Tuhan, ini kutukan yang menakutkan. Kakek itu, ya kakek itu, kakiku
luka pincang seperti kakek itu, tubuhku bau, dan aku kelaparan. Jika aku bertemu nanti aku
mau minta maaf”

Air Mata - Dewa

Ajaib…. Keajaiban pun datang. Tiba-tiba pintu itu terbuka dengan sendirinya, dengan
terpincang-pincang Sela meninggalkan penjara itu. Dengan langkah yang hati-hati ia berjalan
menuju luar. Hujan masih deras, padahal matahari sebentar lagi terbit menyingsingkan
sinarnya. Luka di kakinya terbasuh air segar dari langit, bau yang mendera badannya pun
terbasuh air dari langit. Sela amat kecil, badannya hanya seuukuran tikus got. Terdiam di
beranda rumah, ia takut sekali masuk rumah. Mencari lubang agar sampai ke kamarnya. Tak
disangka jendela rumah masih terbuka, untung saja ibu lupa menguncinya, dan akhirnya Sela
sampai di kamar. Dia bersembunyi di balik lemari, dalam tangis dan penyesalan dia terus
mengeluarkan air matanya. Tiba-tiba ada sosok bayangan kakek tua itu lagi…
Kakek Said : keluarlah kamu nak! Jangan takut
Sela : siapa kamu?
Kakek Said : aku akan melepaskan kutukanmu…tapi dengan syarat?
Sela : syaratnya apa? Aku pasti akan berusaha melakukan apapun syaratnya.
Kakek Said: jadilah seorang kakak yang penyayang, anak yang menurut, dan menjadi murid
yang cerdas memiliki cita-cita yang tinggi, dan jadilah kawan yang selalu mengingatkan pada
kebaikan. Jagalah lidahmu, karena lidahmulah yang akan mencelakakanmu. Jika saja kamu
kembali jahat. Kamu akan menjadi tikus seumur hidupmu.
Sela : iya kek aku siap…

Sosok bayangan itu pergi dan menghilang. Sela yang masih sedih merasa menyesal dengan
tingkahnya. Tiba-tiba badannya kembali menjadi manusia. Namun luka di kakinya tak
menghilang masih membekas. Hidup baru dirasakan Sela memiliki hati yang penuh kasih dan
menjalani hidup dengan damai. Ia mencintai Ibu, Ayah serta Adiknya. Iapun menjadi pribadi
yang santun dan sahabat yang baik.
Inilah pesan di balik cerita Sela and The Kingdom of Goztt, meski cerita ini fiksi pesan moral
yang di sampaikan adalah jadilah menjadi pribadi yang santun, kata-kata yang halus dan
pribadi yang ramah. Jangan pernah melukai hati siapapun dengan mulutmu. Jadilah anak
yang rajin dan patuhlah terhadap kedua orang tua dan jangan lupa bahwa malas
mencerminkan anak yang tak memiliki keinginan untuk maju. Maka dari itu semangat belajar
jangan malas pergi ke sekolah

Anda mungkin juga menyukai