Anda di halaman 1dari 6

RESUME

MAZHAB AUSTRIA

Dosen Pengampu :
Drs. H. Arprizal, M.Pd

Disusun Oleh :
Silviana Putri (A1A119053)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Universitas Jambi
2019/2020
RESUME MAZHAB AUSTRIA

 Sejarah dan Pengertian Mazhab Austria

Kisah Mazhab Austria dimulai pada abad 15, saat para pengikut St. Thomas Aquinas,
menulis dan mengajar di Universitas Salamanca di Spanyol. Mereka berupaya menjelaskan
seluruh cakupan tindakan manusia dan organisasi sosial. Kaum Skolastik Akhir ini mengamati
keberadaan hukum ekonomi, kekuatan tak tertolak dari sebab dan akibat yang berlaku seperti
hukum alam lainnya. Melewati beberapa generasi, mereka menemukan dan menjelaskan hukum
penawaran dan permintaan, penyebab inflasi, operasi nilai tukar asing, dan sifat subyektif dari
nilai ekonomi – seluruh hal yang membuat Joseph Schumpeter memuji mereka sebagai ekonom
nyata yang pertama.

Sejarah menggembirakan dari bangun pemikiran besar lewat seluruh pasang surutnya,
adalah kisah bagaimana pikiran-pikiran besar mengembangkan ilmu dan menentang kejahatan
dengan kreativitas dan keberanian. Sekarang Mazhab Austria telah memasuki milenium yang
baru sebagai pembawa standar intelektual bagi masyarakat bebas. Semua hal itu terjadi berkat
pikiran-pikiran heroik dan brilian yang merias sejarah keluarga dari Mazhab itu, dan mereka
yang membawa maju warisan itu dengan Mises Institute

 Pengertian Mazhab Austria

Austria merupakan sebutan bagi para ekonom yang berasal dari Universitas Wina
(Austria) yang merupakan pendukung dari pemakai konsep marginal. Mazhab
Austria adalah mazhab ekonomi yang didasarkan pada konsep individualisme metodologis,
artinya fenomena sosial tercipta berkat motivasi dan tindakan seseorang. Ekonom modern yang
mengikuti mazhab Austria tersebar di berbagai negara, namun gagasan mereka tetap
disebut ekonomi Austria. Kontribusi teori Mazhab Austria meliputi teori nilai
subjektif, marginalisme dalam teori harga, dan perumusan masalah perhitungan ekonomi,
masing-masing sudah diterima sebagai bagian dari ekonomi arus utama.

Banyak ekonom yang mengkritik Mazhab Austria modern dan menganggap


penolakan ekonometrika dan analisis ekonomi makro agregatnya tidak sejalan dengan teori arus
utama atau heterodoks. Mazhab ini secara keras menentang Marxisme - dan secara umum
mengkritik penggunaan teori ekonomi untuk membenarkan intervensi pemerintah di bidang
ekonomi. Mazhab Austria menekankan definisi ekonomi sebagai sebuah ilmu yang bertumpu
pada tingkah laku manusia dalam berbagai hubungan antara lain mencukupi kebutuhan, realita
kelangkaan, dan alternatif yang tersedia.
 Tokoh utama Mazhab Austria

Terdapat beberapa tokoh mahzab Austria diantaranya Karl Menger, Friedrich von
Wieser, Eugen von Bohm-Bawerk, Knut Wicksell :
1. Karl Menger (1840-1921)
2. Friedrich von Wieser (1851-1920)
3. Eugen von Bohm-Bawerk (1851-1914)
4. Knut Wicksell (1851-1926)

 Teori Nilai Subjektif

Para pelopor teori nilai subjektif adalah Herman Heinrich Gossen, Karl Menger, dan Von
Bohm Bawerk. Dalam teori nilai objektif dikemukakan bahwa suatu barang yang memiliki guna
pakai umum akan bernilai tinggi. Analisis nilai suatu barang harus berpangkal pada subjek
pemakai berhubung dengan pemuasan kebutuhannya. Gambaran yang lebih jelas dapat kalian
ikuti analisis pemuasan kebutuhan menurut Hukum Gossen. Teori nilai menurut Gossen terkenal
dengan nama hukum Gossen I dan hukum Gossen II. Hukum Gossen I berbunyi “ Jika pemuasan
kebutuhan dilakukan terus menerus, maka kenikmatan semakin lama semakin berkurang, dan
pada suatu saat akan tercapai titik kepuasan” Hukum Gossen I disebut hukum guna batas yang
semakin menurun. Hukum Gossen tidak selalu berlaku tepat, karena ada faktor-faktor lain yang
mempengaruhi. Dalam kenyataan hukum Gossen I masih mendapatkan kritikan :

1. Tidak berlaku bagi pengisap madat, ganja, miras, obat terlarang (narkoba) yang semakin
banyak minum justru semakin merasakan kenikmatan.
2. Orang tidak selalu memuaskan satu macam kebutuhan hingga mencapai kepuasan maksimal.
Pada saat memuaskan telah mencapai titik kepuasan tertentu akan menyusul kebutuhan lain yang
harus dipuaskan pula.
Para pihak yang mempelopori Mashab Austria berpendapat bahwa nilai suatu benda
bukanlah sesuatu yang Inhaerent dengan benda tersebut saja melainkan mereka berpangkal pada
subyek yang menilaikan itu sendiri. Menurut anggapan mereka nilai suatu benda harus
diterangkan daripada fakta, bahwa suatu benda mempunyai kapasitas untuk memenuhi suatu
kebutuhan dengan kata lain benda tersebut mempunyai nilai karena memberikan guna bagi
subyek yang menilaikan. Nilai tukar harus diterangkan berdasarkan nilai pakai subyektif dan
nilai pakai obyektif. Disamping nilai pakai tersebut, terdapat juga nilai tukar obyektif dan nilai
tukar subyektif. Dalam rangka untuk memecahkan antinomi nilai, maka Menger mengadakan
perbedaan antara kegunaan jumlah total suatu benda dan guna suatu kesatuan konkrit tertentu,
yang ditambahkan atau dikurangi pada persediaan yang sudah ada. Pendapat Menger adalah
bahwa sebab timbul adanya antinomi nilai yaitu tidak adanya perubahan tajam antara kegunaan
menurut jenis dan guna dari pada kebutuhan bagian yang konkrit. Kaum klasik dalam hal
memandang soal nilai hanya memperhatikan kategori-kategori kebutuhan dan tidak
memperhatikan kebutuhan yang konkrit. Jadi makin banyak jumlah suatu benda, makin
berkurang nilai kesatuan terahir (kesatuan marginal).
 Gossen

Gossen mengemukakan hokum kejenuhan yang kemudian terkenal sebagai Hukum


Gossen I dan II. Hukum Gossen I Tingkat kenikmatan, bilamana terus-menerus dipenuhi, maka
kenikmatan itu akan berkurang dan lama-kelamaan sampai pada kejenuhan.
Hukum Gossen II
Manusia selalu berusaha memenuhi bermacam-macam kebutuhanya sampai tingkat intensitas
yang sama dengan demikian Gossen telah mengunakan rumus-rumus matematis untuk gejala-
gejala psikologis bagi ilmu ekonomi

 Nilai pakai subjektif dan nilai tukar subjektif

Nilai pakai subjektif

Nilai pakai subjektif, yaitu arti yang diberikan kepada benda karena benda tersebut dapat dipakai
untuk memenuhi kebutuhannya secara khusus. Contoh: 1) Raket mempunyai nilai pakai yang
lebih besar bagi pemain bulutangkis daripada bagi petani. 2) Jala mempunyai nilai pakai yang
lebih besar bagi nelayan daripada bagi dokter.

Nilai tukar subjketif


Nilai tukar subjektif, yaitu arti yang diberikan kepada benda karena benda tersebut dapat ditukar
dengan benda yang lain. Contoh: 1) Menurut pemain bulu tangkis raket dapat ditukarkan dengan
Rp400.000,- Tapi menurut petani, raket hanya dapat ditukar dengan uang Rp20.000,-. 2)
Menurut kolektor barang antik, sebuah meja kuno Belanda dapat ditukar dengan uang
Rp10.000.000,-, tapi menurut seorang nelayan meja tersebut hanya dapat ditukar dengan uang
Rp100.000,-.
 Teori Pertanggungan menurut Mahzab Austria

Menurut mazhab Austria, semua alat produksi dari golongan lebih tinngi, yang berturut-
turut dan sambung menyambung mempunyai guna yang sama bagi subjek ekonomi. Alat-alat
produksi mempunyai guna yang dirinci dari guna barang-barang konsumsi (menurut ahli
ekonomi belanda Beaujour: barang akhir ( final goods) yang memiliki guna spontan/serta merta.
Teori pertanggungan hendak memberi jawaban atas pertanyaan “ Dengan cara bagaimana
barang-barang golongan yang lebih tinggi mendapatkan nilai barang-barang golongan pertama?”
Hal ini sangat penting bagi ajaran nilai subjektif.Oleh sebab itu kaum produsen dapat mengetahui
nilai alat-alat produksi mereka, sedangkan penghasilan mereka dari menawarkan faktor-faktor
produksi, demikian pula untuk para pekerja dan pemilik modal.

1. Teori Pembagian Yang Fungsional

John Btes Clark dengan teori pembagiannya berada diantara Austria dan aliran Anglo
Amerika teorinya dengan teori subjektif terletak dalam hal bahwa ia menganggap penawaran
faktor produksi, kerja atau modal sebagai variable yang diketahui, sedangkan mazhab Anglo
Amerika permintaan dan penawaran keduanya berbeda.

2. Teori bunga teori Agio Von Bohm Bawerk

Teori von Bohm Bawerk merupakan salah satu ajaran yang sangat terkenal dalam ajaran
nilai subjektivitas bunga menurutnya adalah agio tiap satuan waktu dari nilai yang diberikan
kepada pemakaian sekarang atas pemakaian kelak suatu barang. Dengan teori Agio Von Bohm
Bawerk berusaha menerangkan bagaimana dapat timbul perbedaan diantara nilai barang jadi dan
nilai faktor produksi.Pengusaha menjual barang jadi sebagai barang sekarang dan membeli alat-
alat produksi dengan harga yang lebih rendah daripada barang-barang kelak.Pertukaran diantara
subjek ekonomi dikuasai oleh taksiran-taksiran nilai subjektif dari para penukar.

 Pandangan Ekonom Austria tentang Uang

Para ekonom Austria mempuanyai sudut pandang yang lebih radikal dibandingkan
dengan para ekonom Monetaris maupun Keynesians dalam melihat inflasi.Ekonom Austria
mendefinisikan inflasi sebagai peningkatan dari volume money supply.Adapun harga-harga yang
meningkat yang terjadi setelah peningkatan money supply merupakan konsekuensi dari inflasi,
meski bukan merupakan inflasi itu. Jika inflasi adalah peningkatan money supply, maka
penyebab inflasi adalah pencetakan uang oleh pemerintah untuk membiayai anggaran defisit dan
penciptaan kredit oleh sistem fractional reserve banking. Peningkatan money supply tanpa
diimbangi dengan peningkatan cadangan emas atau comodity money lainnya akan memberikan
effect harmful terhadap pertumbuhan ekonomi. Salah satu ekonom Austria, Ludwig von Mises
bahkan berpendapat bahwa penciptaan kredit melalui fractional reserve lending oleh perbankan
mirip dengan pencetakan uang. Hanya cara uang tersebut masuk ke dalam sirkulasi yang
berbeda...” by lowering the interest rate they charge,banks can intensify the demand for credit.
Then, by satisfying this demand, they can increase the quantity of fiduciary media in circulation”

Terdapat dua keuntungan lain dari rendahnya tingkat inflasi dalam sistem 100% reserve
gold standard. Yang pertama adalah rendahnya tingkat suku bunga, ini tidak disebabkan karena
bank sentral merendahkan suku bunga, namun karena peminjam uang resiko yang lebih kecil
dalam sistem ini. Jika tingkat suku bunga masih merefleksikan kelangkaan modal, maka naik
turunnya siklus bisnis akan dapat dihindari, sehingga pertumbuhan ekonomi akan sustainable.

Keuntungan kedua diterapkan 100 % reserve gold standard, menurut ekonom Austria
adalah akan membatasi keleluasaan pemerintah untuk menerapkan anggaran defisit. Karena
dengans istem ini, pemerintah mau tidak mau harus melakukan anggaran berimbang. Dalam
sistem ini, seluruh program pemerintah harus didanai dengan menggunakan pola taxation,baik
secar langsung maupun tidak langsung. Ekonom Austria juga menambahkan, selain beberapa
keuntungan di atas, akan ada keuntungan lain yang akan diperoleh pemerintahan suatu negara
jika sistem tersebut ditrapkan oleh banyak negara di dunia, yakni meningkatnya perdagangan
internasional, ini disebabkan risiko kurs nilai tukar akan dengan sendirinya tereliminir.
 Kerelevanan Mazhab Austria

Mazhab Austria merupakan suatu aliran mazhab mengemukakan tentang teori nilai
subjektif dimana nilai suatu barang diliat dari kemampuan barang tersebut memberikan nilai
guna bagi suatu barang diliat dari kemampuan barang tersebut memberikan nilai lebih subjek
penilainya. Namun juga dijelaskan bahwa dalam menilai barang juga harus diperhatikan tentang
kelangkaannya. Bila diterapkan denag kondisi saat ini sangat jelas terlihat bahwa jika suatu
barang yang memiliki nilai guna sangat besar bagi subyek penilai mengalami kelangkaan, maka
harga barang itu memiliki nilai guna yang tinggi, dengan harga tinggi pun masyarakat akan tetap
membeli. Misalnya saja beras dan bensin. Pada saat ini kedua barang tersebut tentu merupakan
barang yang sangat besar nilai gunanya. Dan saat barang tersebut mengalami kelanngkaan,
masyarakat akan tetap membeli meski harga jual.

Anda mungkin juga menyukai