Anda di halaman 1dari 3

TUGAS ANALISIS KASUS KELOMPOK 5

Nama Anggota Kelompok:

1. Ega Arman (21011113)


2. Arief Dedy Dharmawan (21011231)
3. Lochia Putri Rahayu (21011275)
4. Rowdhotul Ulya (21011071)
5. Putri Pertiwi (21011178 )

Mata Kuliah : Psikologi Sekolah

Sekolah X adalah sebuah sekolah menengah yang melayani siswa dari berbagai latar
belakang budaya dan sosial. Namun, dalam beberapa waktu terakhir, terjadi peningkatan konflik
antara kelompok siswa yang berbeda. Konflik meliputi pertengkaran verbal, intimidasi, dan
bahkan beberapa insiden kekerasan fisik. Hal ini telah berdampak pada suasana sekolah yang
tidak kondusif dan menurunkan kesejahteraan siswa dan staf.

Analisis sebagai Sistem: Dalam analisis kasus ini, sekolah dianggap sebagai sebuah sistem yang
kompleks

Instruksi :

1. Identifikasi kasus di atas dengan menghubungkan sekolah sebagai sebuah sistem yang
kompleks

Sekolah sebagai sebuah sistem mencakup beberapa komponen, yang terdiri dari terdiri
dari masukan (input), proses (process), keluaran langsung (output) dan keluaran tidak langsung
(outcome). Antara satu dengan lainnya saling terkait sehingga membentuk sebuah sistem. Ketiga
komponen tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena merupakan satu kesatuan utuh
yang saling terkait, terikat, mempengaruhi, membutuhkan dan menentukan perubahan. Dimana
satu komponen akan berpengaruh terhadap komponen-komponen lainnya. Input sekolah adalah
segala masukan yang dibutuhkan sistem sekolah untuk menghasilkan output yang diharapkan.
Masukan mencakup masukan baku, intrumental, dan masukan lingkungan. Input sekolah antara
lain manusia (man), uang (money), material (materials), metode-metode (methods), dan mesin-
mesin (machine). Sekolah sebagai sistem, harusnya menghasilkan output yang dapat dijamin
kepastiannya. Output dari aktivitas adalah segala sesuatu yang kita pelajari di sekolah, yaitu
seberapa banyak yang dipelajari dan seberapa baik kita mempelajarinya. Output sekolah yaitu
berupa kelulusan siswa. Output sekolah juga berfokus pada siswa, tetapi siswa yang memiliki
kompetensi yang dipersyaratkan
Sehubungan dengan kasus diatas dimana sekolah X mendapati permasalahan berupa
adanya peningkatan konflik antara siswa yang memiliki latar budaya yang berbeda, jika
dihubungkan dengan sekolah sebagai sistem yang harus memiliki tiga komonen diantaranya
yaitu input, proses dan output tentunya hal ini dapat menimbulkan masalah dalam sekolah
tersebut dkarenakan sekolah sebagai sistem harus memilik output yang baik untuk siswanya.

2 Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi sistem sekolah X

Faktor yang dapat mempengaruhi sstem sekolah bisa dlihat dari nput (masukan) sekolah
tersebut yang terdiri dari Masukan baku adalah siswa, termasuk karakteristiknya, masukan
instrumental adalah guru, sarana dan prasarana, kurikulum, dana dan pengelolaan sekolah.
Masukan lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di luar lingkup sekolah. Ketiga masukan
inilah yang mempengaruhi sistem sekolah X dimana pada awalnya sekolah X memang melayani
sswa dari berbagai bahasa dan budaya namun sekarang terjadi peningkatam konflik karena
adanya pertengkaran verbal, intimasi, bahkan kekerasan fisik. Hal ini terhubungn dengan
masukan baku dimana terdapat siswa serta bagaimana karakteristik siswa tersebut, lalu masukan
instrumental seperti guru, sarana dan prasarana untuk menciptakan lingkungan sekolah yang
kondusif peran guru serta dukngan sarana dan prasarana sekolah sangat penting agar siswa pun
nyaman dan meningkatkan karakteristik siswa tadi kearah yang lebih baik lagi. Masukan
lingkungan yang merupakan segala hal yang berada di luar lingkungan sekolah, misalnya
lingkungan tempat tinggal siswa juga sangat berpengaruh dalam kehidupan siswa di sekolah.

3. Menurut kelompok, bagaimana kebijakan yang dapat diterapkan untuk meningkatkan


kesejahteraan sekolah.

Kebijakan yang dapat diterapkan untuk meningkatakan kesejahteraan sekolah X seperti


diadakannya pendidikan multicultural yang merupakan strategi pendidikan yang diaplikasikan
pada semua jenis mata pelajaran dengan cara menggunakan perbedaan-perbedaan kultural yang
ada pada para siswa seperti perbedaan etnis agama, bahasa, gender, khas sosial, ras, kemampuan,
dan umur agar proses belajar menjadi efektif dan mudah. (M.Ainul Yaqin : 2005 : 25) (dalam
Deliana, S. M, 2018) dalam pendidikan multikultural, setiap kebudayaan yang ada memiliki
posisi yang sejajar dan sama, tidak ada kebudayaan yang lebih tinggi atau dianggap lebih tinggi
(superior) dari kebudayaan yang lain. Selain sebagai tempat untuk mengembangkan kompetensi,
sekolah juga sebgaai tempat untuk mengembangkan kepekaan sosial di lingkungannya agar
interaksi dilingkunganya berjalan dengan baik. Karakter siswa bisa dilihat dan dinilai ketika
seseorang tersebut berinteraksi dengan orang lain.

Konsep multikulturalisme menekankan pentingnya memandang dunia dari bingkai


referensi budaya yang berbeda, dan mengenal serta manghargai kekayaan ragam budaya di
dalam Negara dan di dalam komunitas global. Multikulturakisme menegaskan perlunya
menciptakan perbedaan yang berkaitan dengan ras, etnis, gender, orientasi seksual, keterbatasan,
dan kelas sosial diakui dan seluruh siswa dipandang sebagai sumber yang berharga untuk
memperkaya proses belajar mengajar.(A. Hidayatulloh Al Arifin : 2012) (dalam Deliana, S. M,
2018)

Pada kasus sudah dijelaskan bahwa dari awal sekolah X sudah melayani siswa dari
berbagai kalangan dan budaya, maka sudah seharusnya sekolah X mampu menerapkan
pembelajaran yang multicultural dimana siswa mampu saling menghargai sehingga tidak terjadi
peningkatan konflik antar sesame siswa.

4. Mengapa penting untuk memiliki sistem sekolah yang kuat dalam konteks perkembangan
jangka panjang Sekolah X?

Memiliki sistem sekolah yang kuat artinya memiliki komponen-komponen sekolah yang
kuat dan saling terhubung artinya adalah ketika input sekolah yang merupakan segala masukan
yang dibutuhkan sistem sekolah untuk menghasilkan output yang diharapkan. Input sekolah yang
dimaksud antara lain manusia (man), uang (money), material (materials), metode-metode
(methods), dan mesin-mesin (machine). Sekolah sebagai sistem, harusnya menghasilkan output
yang dapat dijamin kepastiannya. Lulusan sebagai Output sekolah merupakan bagian dari sistem
dalam manajemen mutu pendidikan. Mutu lulusan tidak dapat dipisahkan dari Contect, Input,
Proses, Output dan Outcome. Untuk itu, mutu lulusan yang sesuai dengan keinginan pelanggan
pendidikan adalah output yang mempunyai kriteria sebagai out comes yaitu dapat melanjutkan
ke sekolah yang lebih tinggi dan siap untuk bekerja. Sistem sekolah yang kuat dapat melahirkan
output yang baik juga itulah mengapa pentingnya sistem sekolah yang kuat dalam kontesk
jangka panjang.

Sumber:

Deliana, S. M., Prihatin, T., & Deliana, S. M., Prihatin, T., & Suminar, T. (2018). Suminar, T.
(2018). Manajemen Sekolah. In Manajemen Sekolah. In Manajemen Sekolah (p.
232). Semarang: UNNES Press.

Anda mungkin juga menyukai