Anda di halaman 1dari 11

FISIKA

LAPORAN PRAKTIKUM
PERCOBAAN INTI ATOM

KELOMPOK 2 :
- Alifah Larasati Rianto
- Fauzan Maulidi Hasan
- Imelsyazka Najla Bahtiar
-Muhammad Rifki M
- Nanda Syakira Gustiani
- Vani Rahmawati
Laporan Praktikum Percobaan Inti Atom
dan Radioaktivitas
A. Percobaan 1: Hamburan Rutherford
a) Tujuan Percobaan
1. Memahami bagaimana percobaan hamburan Rutherford mampu
membuktikan keberadaan inti atom.
2. Mengamati distribusi sudut hamburan partikel alfa hamburan Rutherford
dan membandingkannya dengan model atom Thomson.
3. Memahami lebih dalam mengenai teori hamburan Rutherford lewat
percobaan Fisika Modern.
4. Mampu menyimpulkan dalam bentuk rumus hamburan Rutherford dari
serngkaian percobaan.
b) Landasan Teori
 Sejarah Hamburan Rutherford
ada tahun 1909, Hans Geiger dan Ernest Marsden dengan petunjuk dari
Rutherford melakukan eksperimen di Laboratorium Fisika Universitas
Manchester untuk membuktikan kebenaran dari teori atom yang dikemukakan
oleh Thomson. Dalam makalahnya tahun 1909, On a Diffuse Reflection of the
α-Particles, Geiger dan Marsden menjelaskan percobaannya yang
membuktikan bahwa partikel alfa dapat dihamburkan dengan sudut lebih dari
90°. Geiger dan Marsden kemudian ingin memperkirakan jumlah total partikel
alfa yang dipantulkan. Mereka menempatkan sejumlah kecil radium C
(bismut-214) di atas plat timbal, yang memantul pada reflektor platina (R)
kemudian ke layar detektor. Mereka menemukan bahwa hanya sebagian kecil
dari partikel alfa yang mengenai reflektor memantul ke layar (dalam hal ini, 1
dalam 8000).
Rutherford menyangkal model atom J. J. Thomson pada tahun 1911
dengan percobaan lempeng emasnya, di mana ia menunjukkan bahwa atom
memiliki inti berat yang berukuran kecil. Rutherford merancang
percobaannya, dengan melanjutkan penelitian Philipp Lenard tahun 1903,
hanya saja Rutherford mengganti partikel elektron dengan partikel alfa dan
lempeng aluminium dengan lempeng emas. Percobaan ini menggunakan
partikel alfa (inti atom helium atau ion helium dengan muatan positif) yang
dipancarkan oleh unsur radioaktif (radium) pada lempeng logam emas tipis.
Deteksi terhadap partikel alfa yang melewati lempeng tersebut dilakukan
dengan menggunakan layar yang dilapisi seng sulfida (ZnS) sebagai detektor.
Berdasarkan pada teori atom Thomson, Rutherford berhipotesa partikel α
akan dibelokkan sedikit, saat proton emas menolak partikel α yang
bermuatan positif tinggi. Namun pada kenyataannya, eksperimen
hamburan Rutherford menunjukkan hasil yang jelas – jelas menolak hipotesis
tersebut dan tentunya model atom Thomson. Rutherford menemukan sebagian
besar partikel α mampu menembus lembaran emas tanpa dibelokkan (Sudiarta,
2012).
 Definisi
Hamburan rutherford adalah hamburan elastis partikel bermuatan
olehinteraksi coulumb. Hamburan ini adalah fenomena fisik yang
dijelaskan oleh Ernest Rutherford pada tahun 1911 yang mengarah pada
pengembangan model atom planet Rutherford dan akhirnya model Bohr.
Hamburan rutherford pertam a kali disebut sebagai hamburan coulumb karena
hanya bergantung pada pada listrik statis (Coulumb) potensial, dan jarak
minimum antara partikel diatur sepenuhnya oleh potensial ini.
c) Alat dan Bahan
1. Laptop/Komputer
2. Aplikasi Phet Interactive Simulation
d) Langkah Percobaan
1. Membuka aplikasi atau website Phet Interactive Simulation pada
laptop/computer;
2. Mengklik menu Play with Simulation;
3. Membuka sub menu “Fisika” kemudian “Fenomena Kuantum”;
4. Lalu memilih simulasi “Hamburan Rutherford”;
5. Mengklik tombol play untuk menjalankan program;
6. Mengubah energi partikel alpha untuk dapat melihat perubahan-perubahan
yang terjadi.
7. Kemudian kami juga mengatur banyaknya proton dan neutron untuk
mengamati reaksinya.
8. Langkah terakhir, mengklik tombol sinar partikel alpha, lalu mengamati
hasil percobaan nya.
e) Hasil Percobaan
gambar A.1

gambar A.2

gambar A.3

f) Pembahasan
gambar
Gambar A.1, A.2 danA.4 A.3 merupakan percobaan hamburan dengan
menggunakan system yang sama dengan percobaan yang dilakukan Rutherford.
Dilihat dari hasil yang teramati, didapat pada percobaan tersebut, walaupun
sebagian besar berkas partikel alfa melewati lempengan, beberapa berkas ada
yang dipantulkan dan dibelokkan dengan sudut yang besar (lebih dari 90°),
bahkan terdapat berkas yang dipantulkan kembali ke arah sumber pancar tanpa
sedikitpun menyentuh lapis detektor.
Hal ini berkesimpulan sama seperti yang disimpulkan Rutherford pada
percobaan yang dilakukannya pada tahun 1911 silam, dimana sebagian besar
ruang dalam atom adalah “ruang kosong”, dan terdapat massa yang terkonsentrasi
pada pusat atom yang bermuatan positif dimana ukurannya 10.000 kali lebih kecil
dibanding ukuran keseluruhan bagian atom, dan elektron mengelilingi inti atom
tersebut seperti planet yang mengelilingi matahari.
Sedangkan pada gambar A.4 merupakan gambar dari percobaan yang kami
lakukan menggunakan sistem Thomson. Gambar tersebut kami cantumkan untuk
sebagai pembanding. Dimana terlihat seperti yang dikatakan Thomson, seluruh
berkas yang dipancarkan melewati lempeng emas tersebut.
g) Kesimpulan
Dari percobaan yang telah kami lakukan, kami menyimpulkan bahwa terdapat
korelasi antara pernyataan yang dinyatakan Rutherford mengenai hamburan
electron dengan percobaan yang kami lakukan. Dari percobaan ini, kami dapat
mengetahui dan memahami lebih dalam mengenai posisi didalam inti atom dan
posisi hamburan-hamburan elektron, terlebih mengenai teori hamburan
Rutherford. Terdapat beberapa indikator kunci dalam hipotesis model atom
Rutherford, yang juga teramati oleh kami dipercobaan kali ini diantaranya:
 Awan elektron tidak mempengaruhi hamburan partikel alfa.
 Banyak dari muatan positif atom terkonsentrasi pada volume yang kecil di
pusat atom, yang kemudian dikenal sebagai nukleus. Besarnya muatan ini
sebanding dengan massa atom tersebut—massa sisanya kemudian
diketahui banyak dipengaruhi oleh neutron. Pusat massa dan muatan
terkonsentrasi ini berpengaruh dalam memantulnya baik partikel alfa
maupun beta.
 Massa atom-atom berat seperti emas kebanyakan terkonsentrasi pada
wilayah pusat muatan, karena perhitungan menunjukkan bahwa kawasan
ini tidak dipantulkan atau bergerak oleh adanya partikel alfa berkecepatan
tinggi, yang memiliki momentum yang sangat tinggi dibandingkan dengan
elektron, tetapi tidak mewakili keseluruhan atom berat tersebut.
 Atom itu sendiri memiliki diameter 100.000 (105) kali lebih besar dari
diameter nukleus. Penggambaran tersebut dapat diandaikan seperti ketika
meletakkan sebutir pasir di tengah lapangan sepak bola.
Kemudian, dapat disimpulkan juga bahwa semakin banyak jumlah
partikel, maka sudut hamburan yang terbentuk semakin sedikit. Yang artinya,
jumlah partikel berbanding terbalik dengan sudut hamburan. Sedangkan,
semakin besar energi yang diberikan, semakin cepat pula reaksi hamburan
yang dihasilkan. Artinya, energi partikel berbanding lurus dengan reaksi
hamburan.
Dari keseluruhan kesimpulan yang kami peroleh, diketahui rumus
Hamburan Rutherford adalah:
e2 v2
F=k 2 =m
r r
2
ke
Ek =
2r
−k e2
Ep=
r
Etotal =Ek + E p
dengan:
k = konstanta dielektrik (9,1 × 109 Nm2/c2
e = muatan electron (1,6 × 10-19 c)
r = jari-jari atom

B. Percobaan Kedua: Peluruhan Beta


a) Tujuan Percobaan
1. Memahami lebih dalam mengenai materi radioaktivitas.
2. Mengetahui secara praktek tentang peluruhan radioaktif, khususnya pada
peluruhan beta.
3. Mengetahui waktu paruh isotop hydrogen dan karbon pada peluruhan beta.
b) Landasan Teori
 Peluruhan Radioaktif
Peluruhan radioaktif adalah kemampuan inti atom yang semula tidak stabil
menjadi stabil dikarenakan adanya pemancaran radiasi. Dalam teorinya, peluruhan
radioaktif terbagi menjadi berbagai macam hukum. Ada beberapa hukum yang
berlaku dalam reaksi inti berupa peluruhan radioaktif:
a. Hukum Kekalan Nomor Massa. Dalam reaksi inti, jumlah nomor massa
pereaksi sama dengan jumlah nomor massa hasil reaksi. Nomor massa itu
yang di atas, maka a + c = e + g
b. Hukum Kekekalan Nomor Atom atau Muatan Inti. Dalam reaksi inti,
jumlah nomor atom-atom pereaksi sama dengan atom-atom hasil reaksi.
Nomor atom yang di bawah, maka b + d = f + h
c. Hukum Kekekalan Momentum. Apabila reaksi inti menghasilkan nuklida
yang punya kecepatan karena bergerak, hukum kekekalan momentum
harus diberlakukan.
d. Hukum Kekekalan Energi. Dalam reaksi ini energi juga melibatkan energi.
 Jenis-jenis Peluruhan Radioaktif
1. Peluruhan Sinar Alfa
Suatu inti yang tidak stabil dapat meluruh menjadi inti yang lebih
ringan dengan memancarkan partikel alfa (inti atom helium). Pada
peluruhan alfa terjadi pembebasan energi. Energi yang dibebaskan akan
menjadi energi kinetik partikel alfa dan inti anak. Inti anak memiliki energi
ikat per nukleon yang lebih tinggi dibandingkan induknya.
Jika inti memancarkan sinar α (inti 2He4), maka inti tersebut kehilangan
2 proton dan 2 neutron, sehingga Z berkurang 2, n berkurang 2, dan A
berkurang 4.

2. Peluruhan Sinar Beta


Salah satu bentuk peluruhan sinar beta adalah peluruhan neutron.
Neutron akan meluruh menjadi proton, elektron, dan antineutrino.
Antineutrino merupakan partikel netral yang mempunyai energi, tetapi
tidak memiliki massa.
Peluruhan sinar beta bertujuan agar perbandingan antara proton dan
neutron di dalam inti atom menjadi seimbang sehingga inti atom tetap
stabil. Jika inti radioaktif memancarkan sinar beta (β ) maka nomor massa
inti tetap (jumlah nukleon tetap), tetapi nomor atom berubah. Terjadi dua
proses peluruhan, yaitu beta positif dan beta negative.
3. Peluruhan Sinar Gamma
Suatu inti atom yang berada dalam keadaan tereksitasi dapat kembali
ke keadaan dasar (ground state) yang lebih stabil dengan memancarkan
sinar gamma. Peristiwa ini dinamakan peluruhan sinar gamma.
Atom yang tereksitasi biasanya terjadi pada atom yang memancarkan
sinar alfa maupun sinar beta, karena pemancaran sinar gamma biasanya
menyertai pemancaran sinar alfa dan sinar beta. Peluruhan gamma hanya
mengurangi energi saja, tetapi tidak mengubah susunan inti.
Seperti dalam atom, inti atom dapat berada pada keadaan eksitasi, yaitu
keadaan inti yang tingkat energinya lebih tinggi dari keadaan dasarnya.
Inti yang berada pada keadaan eksitasi diberi tanda star (*). Keadaan
eksitasi inti ini dihasilkan dari tumbukan dengan partikel lain.
Selanjutnya, ada waktu paruh dalam peluruhan radioaktif. Jumlah inti atom
yang mengalami peluruhan dari suatu sampel radioaktif bergantung pada
konstanta peluruhan (λ). Apabila jumlah inti yang meluruh sudah mencapai
setengah dari jumlah awal, maka waktu yang terlewati bisa kita katakan sebagai
waktu paruh. Kita bisa katakan bahwa waktu paruh ini mewakili lama waktu yang
dibutuhkan bagi inti atom untuk berkurang setengahnya dari jumlah awal.
Seperti yang sudah kita ketahui sebelumnya bahwa peluruhan radioaktif
melibatkan pelepasan partikel atau energi. Kita dapat menyebut elemen sebelum
mengalami peluruhan sebagai inti induk (parent nuclei) dan hasil elemen setelah
mengalami peluruhan sebagai inti anak (daughter nuclei).
c) Alat Percobaan
1. Laptop/Komputer;
2. Aplikasi atau website Phet Interaction Simulation.
d) Langkah-langkah Percobaan
1. Membuka aplikasi atau website Phet Interactive Simulation pada
laptop/computer;
2. Mengklik menu Play with Simulation;
3. Membuka sub menu “Fisika” kemudian “Fenomena Kuantum”;
4. Lalu memilih simulasi “Beta Decay”;
5. Mengklik tombol play untuk menjalankan program;
6. Memilih nucleus yang ingin diamati, pada percobaan kali ini, kami
memilih hydrogen dan karbon;
7. Kemudian mengklik tombol play untuk mengamati waktu paruh nucleus
tersebut meluruh;
e) Hasil Percobaan
f) Pembahasan
Gambar 1 dan 2 adalah gambar yang menunjukan peluruhan hydrogen 3H. 3H
(massa atom 3,016049281320(81) Da) dikenal sebagai tritium dan mengandung
satu proton dan dua neutron dalam intinya. Ia radioaktif, Hidrogen meluruh
menjadi helium-3 melalui peluruhan β− dengan waktu paruh 12,32(2) tahun.
Jumlah renik tritium terjadi secara alami karena interaksi sinar kosmik dengan gas
atmosfer.
Tritium juga telah dilepaskan selama uji coba senjata nuklir. Ia digunakan
dalam senjata fusi termonuklir, sebagai pelacak dalam geokimia isotop, dan
dikhususkan dalam perangkat penerangan bertenaga sendiri. Metode yang paling
umum untuk memproduksi tritium adalah dengan membombardir isotop alami
litium, litium-6, dengan neutron dalam reaktor nuklir.
Tritium pernah digunakan secara rutin dalam eksperimen pelabelan kimia dan
biologi sebagai pelacak radioaktif. Hal ini sudah menjadi kurang umum, tetapi
masih terjadi. Fusi nuklir D-T menggunakan tritium sebagai reaktan utamanya,
bersama dengan deuterium, membebaskan energi melalui hilangnya massa ketika
kedua inti mereka bertabrakan dan melebur pada suhu tinggi.
Selanjutnya, gambar 3 dan 4 adalah percobaan untuk melihat waktu peluruhan
karbon, 14
C. Karbon-14, 14
C, atau radiokarbon, adalah isotop radioaktif karbon
dengan inti yang mengandung 6 proton dan 8 neutron. Keberadaannya dalam
bahan organik adalah dasar dari metode penanggalan radiokarbon bagi
memperkirakan umur pada sampel-sampel arkeologi, geologi, dan hidrogeologi.
Karbon-14 ditemukan pada tanggal 27 Februari 1940 oleh Martin Kamen dan Sam
Ruben dari Laboratorium Radiasi Universitas California, Berkeley, meskipun
keberadaannya telah diduga sebelumnya oleh Franz Kurie pada tahun 1934.
Terdapat tiga macam isotop karbon yang terjadi secara alami di Bumi: 99%
merupakan karbon-12, 1% merupakan karbon-13, sedangkan karbon-14 terdapat
dalam banyak yang sangat sedikit, misalnya sejumlah 1 bagian-per triliun
(0,0000000001%) dari karbon yang berada di atmosfer. Waktu paruh karbon-14
adalah 5.730 ± 40 tahun. Beliau meluruh menjadi nitrogen-14. Cara standar
radiokarbon modern adalah sekitar 14 disintegrasi per menit (dpm) per gram
karbon. Massa atom karbon-14 adalah sekitar 14,003241 sma. Isotop-isotop
karbon yang berbeda tidak mempunyai perbedaan yang luhur dalam sifat-sifat
kimianya.
g) Kesimpulan
Pada percobaan kali ini, kami dapat mengamati dan menyimpulkan bahwa,
masing-masing isotop memiliki waktu paruh peluruhan yang berbeda-beda.
Dilihat dari isotop hidrogen yang memerlukan waktu meluruh selama kurang lebih
12 tahun, sedangkan karbon memiliki waktu paruh kurang lebih 14 tahun.
Hal ini didukung juga oleh adanya rumus untuk menghitung waktu paruh, yakni:
t
− λt 1
T 1/ 2=N t =N 0 × e =N 0 ( )T 1/2

2
dengan:
Nt = Jumlah zat sisa
N0 = Jumlah zat mula-mula
T1/2 = Waktu paruh
t = Waktu peluruhan
e = Bilangan natural = 2,71828
λ = Konstanta laju peluruhan

Anda mungkin juga menyukai