Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ETIKA PENELITIAN

Tugas : Makalah tentang Etika Penelitian

“ETIKA PENELITIAN”
“Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Metodologi Penelitian Multiparadigma”

Oleh:
Kelompok 1:
Nining Asniar Ridzal (NIM. A023231004)
Sri Wahyuni Nur (NIM. A023231007)

PROGRAM STUDI ILMU AKUNTANSI


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2023
MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN MULTIPARADIGMA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian merupakan sebuah kebiasaan bahkan menjadi kewajiban
bagi insan akademis. Bukan hanya itu, sebuah organisasi baik pada sektor
publik maupun sektor privat tentunya juga melakukan penelitian yang sudah
pasti tujuan mereka melakukan penelitian pasti berbeda-beda. Dikalangan
akademisi, penelitian tentunya dipergunakan untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan dan sekaligus menjadi “penggugur kewajiban” sebagai
seorang dosen. Sedangkan untuk dlingkungan pemerintah dan swasta
tentunya, penelitian itu digunakan untuk menjadi bahan pertimbangan dalam
menetapkan sebuah keputusan, salah satu contohnya adalah keputusan
bisnis.
Penelitian adalah proses pencarian kebenaran. Pernah pada
zamannya, manusia mencari kebenaran dengan cara meditasi, perenungan,
dan penerimaan wahyu, seperti yang dilakukan Walmiki, Lao Tzu, dan para
nabi. Kebenaran yang bersumber pada Ilahi. Dalam konteks akademis,
penelitian dilakukan untuk mencari dan menemukan kebenaran melalui
prosedur ilmiah, terstruktur, formal dan rasional. Walau setiap Lembaga
pendidikan tinggi memiliki pakem yang unik, namun secara umum memiliki
esensi yang sama.
Riset bisnis yang baik didasarkan pada penalaran yang logis. Periset
yang cakap dan manajer yang lihai sama-sama mempraktekkan kebiasaan
berpikir yang mencerminkan penalaran yang logis. Dan menemukan pelaran
yang benar, menguji hubungan antara fakta dan asumsi, membuat klaim
berdasarkan bukti yang cukup. Dalam proses penalaran, induksi dan
deduksi, observasi dan pengujian hipotesis dapat digabungkan dengan cara
yang sistematik.
Etika merupakan salah satu hal terpenting dalam melakukan
penelitian, karena dalam melakukan penelitian terutama jika kita melakukan

1
MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN MULTIPARADIGMA

penelitian lapangan, maka tentunya kita akan bercibaku dengan dengan


banyak orang. Oleh karena itu, etika sangat dibutuhkan dalam penelitian
tersebut. Etika dalam penelitian bisnis mengacu pada kode etik atau norma
perilaku social yang diharapkan ketika melakukan penelitian. Kode etik
berlaku bagi organisasi dan anggota yang mensponsori penelitian, peneliti
yang melakukan penelitian, dan responden yang memberikan data yang
dibutuhkan (Sekaran, 2006).
Ketaatan terhadap etika dimulai dengan orang yang mengadakan
penelituian, yang harus melakukannya dengan sungguh-sungguh,
memerhatikan indikasi hasil penelitian, melepaskan ego, dan mengejar
kepentingan organisasi daripada kepentingan pribadi. Kode etik juga harus
dicerminkan dalam perilaku peneliti yang melakukan investigasi, partisipan
yang memberikan data, analis yang memberikan hasil, dan seluruh tim
penelitian yang menyajikan interpretasi hasil dan menyarankan solusi
alternatif (Sekaran, 2006)
Dengan demikian, perilaku etis meliputi setiap langkan dalam sebuah
proses penelitian yang terdiri dari pengumpulan data, analisis data,
pelaporan serta penyebarluasan informasi di media elektronik dan media
cetak. Bagaimana masalah diselesaikan dan bagaimana ionformasi yang
rahasia dijaga dengan baik. Semua itu tentunya dipantau oleh etika bisnis.
Dalam melakukan penelitian bisnis, baik peneliti maupun manajer terlibat
dalam masalah etika penelitian.
Pada aspek moral, penelitian bisnis yang tidak memperhatikan etika
penelitian jelas sudah mempunyai kesalahan besar. Apapun yang dilakukan,
bila pertimbangan moral sudah tidak benar, maka hasil penelitian tentunya
tidak akan mempunyai manfaat.
Pentingnya menjaga integritas penelitian untuk memastikan bahwa
penelitian dilakukan dengan cara yang benar dan sesuai dengan prinsip-
prinsip etika penelitian yang berlaku. Maka seiring dengan kemajuan
teknologi dengan semakin kompleksnya penelitian, maka tantangan dalam
menjaga integritas penelitian semakin besar pula. Dalam beberapa kasus,

2
MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN MULTIPARADIGMA

pelanggaran etika penelitian dapat terjadi dan merugikan subjek penelitian


secara umum. Hal ini dapat merusak reputasi peneliti, institusi penelitian,
dan bahkan seluruh bidang ilmu pengetahuan.
Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang prinsip-prinsip etika
penelitian dan penerapannya dalam setiap tahapan penelitian sangatlah
penting. Dalam makalah ini, akan dibahas mengenai pengertian etika
penelitian, prinsip dasar etika penelitian, fungsi etika penelitian, manfaat
penerapan etika penelitian, etika penelitian terhadap responden.

B. Tujuan
Pada dasarnya makalah ini disusun untuk memberikan gambaran
kepada penulis dan pembaca mengenai etika yang mesti dimiliki oleh
seorang peneliti dalam melakukan penelitian, baik itu penelitian kuantitatif
maupun penelitian kualitatif.

3
MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN MULTIPARADIGMA

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika Penelitian


Secara etimologi kata “etika” berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos
dalam bentuk tunggal yang mempunyai banyak arti seperti, tempat tinggal
yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, akhlak, watak,
perasaan, sikap maupun cara berpikir. Dalam bentuk jamak yaitu ta etha
yang artinya adalah adat kebiasaan. Arti terakhir inilah yang menjadi latar
belakang bagi terbentuknya istilah etika yang oleh filsuf Yunani besar
Aristoteles sudah dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Sehingga
secara terminologi etika berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau
ilmu tentang adat kebiasaan.
Etika secara umum adalah norma atau nilai yang menjadi panduan
dalam perilaku dan keputusan (Neuman, 2014). Etika mendasari manusia
dalam mengidentifikasi perilaku dan keputusan yang benar dan baik maupun
sebaliknya. Dengan demikian, etika mengandung prinsip yang diterapkan
untuk berperilaku termasuk perilaku dalam peneliti. Anabo, dkk (2019)
menyatakan bahwa erika penelitian dengan manusia sebagai subjek
memiliki cakupan yang luas dan tunduk pada prinsip hak asasi manusia.
Sebagai norma, etika dibentuk ke dalam kode etik yang merupakan
seperangkat pedoman etika yang umumnya dalam bentuk dokumen tertulis
(Allen, 2017). Merujuk dari pengertian tersebut etika penelitian sangat
penting dan diperlukan karena melalui kaidah etika penelitian kita dapat
memastikan bagaimana gambaran dan batasan hak dan kewajiban peneliti
ataupun subjek penelitian. Kebermaknaan dan kebernilaian suatu
penelitian harus dilandaskan pada kejujuran, sikap objektif, rasa tanggung
jawab.
Ketersediaan kode etik sebagai pedoman penelitian dapat
membantu peneliti menjaga agar penelitian yang dilakukan berada pada
koridor moral yang dapat diterima. Namun ketiadaan kode etik bukan

4
MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN MULTIPARADIGMA

menjadi alasan untuk tidak menjaga etika penelitian. Etika penelitian adalah
serangkaian prinsip yang dikembangkan untuk memandu dan membantu
peneliti dalam melakukan penelitian berlandaskan etika (Johnson &
Christensen, 2020). Etika penelitian menjadi bagian penting pada sebuah
penelitian karena ada partisipan atau responden yang terlibat sebagai
sumber data. Kewajiban moral dan profesional untuk menjaga etika
penelitian berlaku setiap saat bahkan jika partisipan tidak menyadari
adanya etika dalam proses penelitian.
Peneliti hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip etik ketika
melakukan penelitian. Peneliti wajib memiliki pengetahuan etis selain
menguasai metodologi penelitian. Pada umumnya etika penelitian
merepresentasikan tiga aspek penting, diantaranya:
1) Seberapa tulus atau ikhlas semua orang terlibat dalam proyek
penelitian, mulai dari peneliti dan anggota peneliti, subjek
penelitian, informan penelitian, dan responden penelitian.
2) Dapatkah peneliti menjaga dan menjamin dengan baik kerahasiaan
informasi yang diberikan, dapatkah peneliti menjaga keselamatan
partisipan penelitian.
3) Apakah peneliti mendapat persetujuan untuk mempublikasikan
data yang diperloleh oleh partisipan penelitian.
Hopf (2004) menjelaskan bahwa terdapat beberapa pelanggaran
Etika Penelitian, antara lain :
1) Temuan data atau hasil data penelitian yang palsu.
2) Manipulasi desain atau metode pengumpulan data penelitian,
sehingga hasil penelitian dan hipotesa bias.
3) Memilih data secara selektif agar nampak konsisten dengan
hipotesis penelitian.
4) Plagiarism menjadikan ide, pendapat, gagasan orang lain tanpa
menuliskan rujukan dengan benar.

5
MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN MULTIPARADIGMA

B. Prinsip Dasar Etika Penelitian


Beberapa prinsip etika ada dalam penelitian perlu dipertimbangkan
oleh peneliti. Prinsip-prinsip ini antara lain adalah (Allen 2017):
1) Menghormati
Penting bagi peneliti untuk mengakui dan menghormati responden.
Dengan menghormati hak responden, peneliti memberikan ruang
bagi responden untuk mendapatkan informasi lengkap dan akurat
sebagai dasar pembuatan keputusan keikutsertaannya dalam
penelitian. Persuasi peneliti kepada responden dijaga agar tetap
menghormati hak responden.
2) Sikap baik
Dalam konteks ini, peneliti menjaga kesejahteraan responden
dengan memaksimalkan manfaat yang diperoleh responden dan
meminimalkan kerugian yang mungkin dialami pada partisipasinya
dalam penelitian.
3) Keadilan
Prinsip keadilan berlaku pada pemilihan responden penelitian yang
dilakukan dengan adil. Seluruh responden secara adil merasakan
manfaat dan menerima beban yang sama.
4) Kejujuran
Keputusan etis yang perlu dijaga oleh peneliti adalah kejujuran.
Penipuan dan pemalsuan data merupakan bentuk permasalahan
pada etika terkait prinsip kejujuran. Pelanggaran etika kejujuran
lainnya adalah membiaskan hasil penelitian.
5) Akurasi
Prinsip akurasi berlaku pada informasi yang diberikan kepada
responden dalam proses pengumpulan data. Selain itu prinsip
akurasi perlu dijaga pada tahap analisis data dan pelaporan hasil.
6) Kelengkapan
Prinsip lain dari etika adalah kelengkapan informasi. Responden
memiliki hak untuk memperoleh deskripsi penelitian secara

6
MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN MULTIPARADIGMA

komprehensif. Prinsip kelengkapan berkaitan erat dengan informed


consent atau penjelasan dan persetujuan responden.
C. Fungsi Etika Penelitian
Fungsi etika penelitian adalah memastikan bahwa penelitian
dilakukan dengan cara yang baik, benar, dan adil. Fungsi etika penelitian,
meliputi :
1) Melindungi subjek penelitian dari risiko dan kerugian yang tidak
diinginkan.
2) Memastikan bahwa peneliti bertanggung jawab atas konsekuensi
dari penelitian mereka.
3) Membantu memperkuat integritas dan kredibilitas penelitian.
4) Memastikan bahwa hasil penelitian dapat digunakan denga naman
dan dapat diandalkan dalam pengambilan keputusan.
5) Mendorong inovasi dan kemajuan dalam bidang penelitian.
D. Manfaat Penerapan Etika Penelitian
Penerapan etika penelitian memiliki banyak manfaat yang penting
dalam dunia penelitian. Beberapa manfaat dari penerapan etika penelitian
adalah sebagai berikut :
1) Menjamin Kualitas Penelitian
Dalam penelitian, etika sangat penting untuk memastikan
kualitas penelitian. Dengan menerapkan prinsip-prinsip etika
penelitian, peneliti dapat meminimalkan kesalahan dan bias dalam
penelitian mereka, dan memastikan bahwa penelitian dilakukan
dengan cara yang objektif dan akurat. Dengan memastikan kualitas
penelitian yang baik, hasil penelitian akan lebih dapat dipercaya
dan berguna bagi masyarakat.
2) Meningkatkan Kredibilitas Peneliti
Penerapan etika penelitian juga membantu meningkatkan
kredibilitas peneliti di mata publik. Dengan memperhatikan prinsip-
prinsip etika penelitian, peneliti menunjukkan bahwa mereka
memiliki integritas dan bertanggungjawab dalam melaksanakan

7
MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN MULTIPARADIGMA

penelitian. Hal ini dapat membantu meningkatkan kepercayaan


publik terhadap peneliti dan penelitian yang mereka lakukan.
3) Melindungi Hak-Hak Subjek Penelitian
Penerapan etika penelitian juga sangat penting dalam
melindungi hak-hak subjek penelitian. Dalam penelitian yang
melibatkan manusia dan hewan, peneliti harus memastikan bahwa
subjek penelitian dilindungi dan bahwa penelitian dilakukan dengan
cara yang etis. Hal ini meliputi memberikan informasi yang cukup
dan memperoleh persetujuan yang jelas dari subjek penelitian
sebelum melaksanakan penelitian. Dengan demikian, penerapan
etika penelitian membantu melindungi subjek penelitian dari segala
bentuk penyalahgunaan atau perlakuan yang tidak etis.
4) Menghindari Pelanggaran Hukum
Dalam beberapa kasus, pelanggaran etika penelitian dapat
berdampak pada pelanggaran hukum. Sebagai contoh, dalam
penelitian yang melibatkan manusia, peneliti harus memastikan
bahwa mereka memperoleh persetujuan tertulis dari subjek
penelitian sebelum melaksanakan penelitian. Jika peneliti
melakukan penelitian tanpa persetujuan tertulis, hal ini dapat
dianggap sebagai pelanggaran hukum dan dapat menimbulkan
konsekuensi hukum yang serius.
Dalam kesimpulannya, penerapan etika penelitian memiliki
banyak manfaat penting dalam dunia penelitian. Dengan
memperhatikan prinsip-prinsip etika penelitian, peneliti dapat
memastikan bahwa penelitian dilakukan dengan cara yang obyektif
dan akurat, meningkatkan kredibilitas mereka di mata publik,
melindungi hak-hak subjek penelitian, dan menghindari
pelanggaran hukum. Oleh karena itu, penerapan etika penelitian
harus selalu menjadi priorotas utama dalam melakukan penelitian.

8
MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN MULTIPARADIGMA

E. Etika Penelitian Terhadap Responden


Etika perlu dipertimbangkan sejak tahap awal sebuah penelitian.
Masalah atau pertanyaan penelitian yang diangkat dan tujuan dari sebuah
penelitian yang ingin dicapai mengarahkan peneliti dalam mengembangkan
desain penelitian. Pada proses pengembangan desain penelitian, peneliti
menentukan sifat sampel penelitian, bagaimana sampel penelitian akan
diperoleh sampai dengan metodologi untuk menjawab pertanyaan
penelitian. Di dalam proses ini juga aspek etika perlu dipertimbangkan
(Christensen, Johnson & Turner, 2014). Etika penelitian bukan saja terkait
dengan aspek profesional dari proses yang dijalankan oleh peneliti namun
juga aspek perilaku terhadap peserta penelitian dalam hal ini responden.
Jika etika dikaitkan dengan profesionalisme maka masalah yang mungkin
terjadi adalah pemalsuan dan plagiarisme atau dikenal sebagai scientific
misconduct (Johnson & Christensen 2020). Sementara itu, dalam konteks
perilaku terhadap responden, aspek etika juga memiliki kepentingan yang
sama besar karena berhubungan dengan manusia lain yang diharapkan
keterlibatannya dalam penelitian. Kepekaan peneliti terhadap aspek etika
mengurangi potensi kemunculan masalah etika dalam seluruh proses
penelitian yang dilakukan.
Contoh kasus pelanggaran etika penelitian yang kemudian diangkat
ke pengadilan adalah kasus Cambridge Analytica. Perusahaan yang
tergabung dalam kelompok Cambridge Analytica menyediakan data
penelitian berupa karakter psikologis pengguna Facebook di Amerika yang
menjadi dasar strategi kampanye salah satu partai di Amerika Serikat pada
tahun 2016. Penyalahgunaan data lebih dari 87 juta pengguna Facebook
menjadi dasar kasus karena data dalam penelitian ini diperoleh tanpa
persetujuan (consent) dari responden.
1. Isu Etika Sebelum Pengumpulan Data
Penelitian adalah sebuah proses dengan tujuan untuk menjawab
sebuah permasalahan. Pada proses ini, desain penelitian ditetapkan
untuk mampu menjawab pertanyaan penelitian secara logis dan jelas.

9
MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN MULTIPARADIGMA

Permasalahan yang diangkat dalam suatu penelitian akan menentukan


desain yang digunakan (Oliver, 2010). Desain penelitian merupakan
rencana strategis yang dipilih oleh peneliti agar seluruh komponen
penelitian seperti pengumpulan data, pengukuran dan analisis
terintegrasi dalam upaya menjawab pertanyaan penelitian. Banyak isu
yang perlu dipertimbangkan dalam pengembangan desain penelitian
termasuk isu etika. Pertimbangan etika idealnya diintegrasikan pada
semua tahapan yang dikembangkan dalam desain penelitian. Pada
tahap awal penelitian, isu etika muncul dalam pengumpulan data yang
terkait dengan etika terhadap responden.
Desain penelitian menetapkan jumlah responden yang dibutuhkan
dalam pengumpulan data untuk dapat diukur dan dianalisis hasilnya.
Kecukupan jumlah responden yang terlibat pada suatu penelitian akan
menentukan keberhasilan dan kredibilitas peneliti dalam menjawab
pertanyaan penelitian (Marshall, Cardon, Poddar & Fontenot 2013).
Pada kondisi sempurna, tingkat respons yang diterima mencapai 100
persen. Namun pada kenyataannya, sebagian responden
berpartisipasi aktif dalam pengumpulan data dan ada sebagian lainnya
yang memilih untuk tidak melanjutkan partisipasinya dalam proses
tersebut. Banyak alasan untuk kedua sikap yang diambil responden
dan salah satu cara untuk mengantisipasi kecenderungan responden
dalam proses pengumpulan data adalah kelengkapan informasi yang
diperoleh responden tentang semua aspek penelitian secara relevan
dan ketersediaan waktu untuk memahami informasi tersebut.
a) Penyediaan Informasi
Penyediaan informasi menjadi aspek penting dalam
pengumpulan data untuk memastikan calon responden memahami
efek dalam kesertaannya pada suatu penelitian (Wiles, 2013).
Pertanyaan penting dalam penyediaan informasi adalah “seberapa
banyak informasi yang harus diberikan”; “kapan informasi harus
diberikan” maupun “seberapa sering informasi diberikan?”

10
MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN MULTIPARADIGMA

Informasi yang diberikan haruslah cukup komprehensif agar


responden memahami keterlibatannya dalam penelitian namun
tidak terlalu berlebihan sehingga meredam maupun mengurangi
keinginan responden untuk berpartisipasi.
b) Persetujuan Responden
Setelah calon responden mendapatkan informasi ringkas dan
jelas terkait partisipasinya dalam sebuah penelitian, peneliti
mengajukan persetujuan (consent) kepada responden untuk
terlibat dalam proses pengumpulan data. Terminologi dari informed
consent atau persetujuan adalah kesepakatan untuk berpartisipasi
dalam pengumpulan data setelah memperoleh informasi tentang
tujuan, prosedur, risiko, manfaat, prosedur alternatif, dan batas
kerahasiaan sebuah penelitian yang sedang dilakukan (Johnson &
Christensen 2020).
Bos (2020) mensyaratkan bahwa persetujuan harus: (1)
diberikan secara sukarela; (2) diperoleh dari responden yang
kompeten secara hukum; (3) diinformasikan secara jelas, dan (4)
dipahami responden atas apa yang diharapkan darinya. Informed
consent memberikan deskripsi yang dapat mempengaruhi
kesediaan calon responden untuk berpartisipasi.
Informed consent atau persetujuan yang diperoleh dari
responden berisi antara lain: (a) kesepakatan umum untuk
berpartisipasi; (b) konfirmasi cara perekaman data; (c) pengelolaan
anonimitas dan kerahasiaan responden; serta (d) cara penelitian
akan didiseminasikan (Wiles, 2013). Calon responden berubah
menjadi responden setelah memperoleh informasi penelitian dan
setuju berpartisipasi di dalamnya. Pada saat ini maka dapat
dikatakan peneliti memperoleh informed consent dari responden.
Dengan demikian, proses penelitian selanjutnya dapat dilakukan
yaitu pengumpulan data.

11
MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN MULTIPARADIGMA

2. Isu Etika Dalam Pengumpulan Data


Semakin besar sampel atau semakin banyak responden akan
meningkatkan akurasi hasil penelitian namun waktu yang dibutuhkan
untuk pengumpulan data menjadi lebih panjang. Rencana target jumlah
responden perlu mempertimbangkan tingkat respons untuk menjaga
agar penelitian tidak bias yang pada akhirnya berimbas pada etika
publikasi penelitian.
Tingkat respons yang tinggi diperoleh melalui kerja sama yang
baik antara peneliti dan responden (Bos, 2020). Selama proses
pengumpulan data, perlu dipastikan bahwa responden nyaman dan
tidak terintimidasi. Bahkan pada penelitian yang melibatkan banyak
pertanyaan atau aspek yang diharapkan dari responden dapat
memberikan rasa tidak nyaman atau bosan kepada responden
(Johnson & Christensen, 2020). Ketidaknyamanan yang dialami
responden akan menimbulkan kontra produktif sehingga hasil
penelitian menjadi bias. Pada kondisi ini, sangat mungkin responden
menarik diri dari penelitian dan mengakhiri partisipasinya. Selain itu, isu
etika muncul saat pengumpulan data dilihat dari pendekatannya, baik
wawancara, FGD maupun kuesioner.
3. Isu Etika Pada Pengumpulan Data
Kerahasiaan responden menjadi isu etika yang penting agar tidak
terjadi pelanggaran privasi dengan cara menyebarkan informasi
rahasia responden (Johnson & Christensen, 2020). Pada penelitian
berbasis internet, peneliti dapat saja memiliki keterbatasan
pemahaman akan privasi dan kerahasiaan informasi secara daring
(dalam jaringan) atau online atau melalui internet. Peretasan data saat
transmisi dan penyimpanan dapat terjadi sehingga data sangat
mungkin disebarluaskan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Namun, pada penelitian berbasis daring, kerahasiaan responden dapat
dijaga melalui enkripsi data; responden tidak terlacak kecuali melalui
alamat Internet Protocol (IP) yang dimilikinya. Perlu digarisbawahi

12
MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN MULTIPARADIGMA

bahwa alamat IP dapat terlacak pada penggunaan perangkat komputer


pribadi. Selain itu, penelitian secara daring yang menggunakan sistem
survei daring komersial sangat rentan terhadap pelanggaran privasi.
Sama halnya dengan penelitian lainnya, perolehan persetujuan
dari responden sangat penting pada penelitian berbasis internet.
Roberts dan Allen (2015) menyarankan agar calon responden
mendapat informasi yang umumnya ditampilkan pada halaman
pertama dari tautan penelitian yang diberikan. Setelah informasi
diberikan, pada bagian bawah disediakan kotak yang harus dicentang
calon responden sebagai bentuk persetujuan. Antisipasi terhadap
kemungkinan kurangnya pemahaman calon responden terhadap
penelitian perlu dilakukan. Peneliti dapat saja menyertakan Pertanyaan
yang Sering Diajukan (FAQ, Frequently Asked Question) sebagai cara
membantu calon responden memahami penelitian (Johnson &
Christensen, 2020). Dengan demikian, responden memiliki
pemahaman yang lengkap untuk mengantisipasi keterlibatannya dalam
penelitian.
4. Privasi, Anonimitas, dan Kerahasiaan Responden
Privasi, anonimitas, dan kerahasiaan adalah pertimbangan utama
terkait responden dalam sebuah penelitian. Peneliti memiliki kewajiban
untuk melindungi identitas responden dan memastikan bahwa
parameter perlindungan telah ditetapkan sebelum penelitian dimulai
Sebelum memahami anonimitas dan kerahasiaan, perlu
dimengerti makna dari privasi. Privasi merupakan sebuah konsep
pengendalian akses kepada informasi tentang seseorang. Dalam
konteks penelitian, privasi merupakan kontrol yang dimiliki peneliti
terhadap akses pihak luar atas informasi identitas responden. Johnson
dan Christensen (2020) memperlihatkan bahwa konsep ini memiliki dua
aspek penting. Pertama adalah kebebasan seseorang dalam hal ini
responden untuk menetapkan waktu dan situasi terkait bagaimana

13
MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN MULTIPARADIGMA

informasi dibagikan atau disembunyikan dari pihak luar. Aspek lainnya


adalah hak seseorang untuk menolak informasi yang tidak diinginkan.
Pada sebuah penelitian, peneliti akan berusaha untuk
memastikan privasi responden dengan mengumpulkan data secara
anonim maupun memastikan bahwa informasi identitas responden
akan dijaga kerahasiaannya (Oliver, 2010). Anonimitas dianggap
sebagai cara terbaik untuk melindungi privasi karena peneliti pun tidak
mengetahui identitas responden. Salah satu cara anonimitas adalah
dengan menggunakan nama samaran (pseudonyms). Pemberian nama
samaran dapat dilakukan langsung oleh responden maupun
administrator penelitian.
Pada beberapa kasus, terjadi pelanggaran kerahasiaan yang
berarti bahwa peneliti tidak memenuhi janji yang diberikan kepada
responden. Pelanggaran atas kerahasiaan diklasifikasikan ke dalam
empat jenis pelanggaran yaitu (Bos, 2020):
a) Pelanggaran yang dapat disalahkan: terjadi jika informasi
identitas responden dipublikasikan tanpa adanya persetujuan.
Peneliti bertanggung jawab jika terbukanya kerahasiaan
responden dapat dicegah. Dalam hal ini, pelanggaran terjadi
karena anonimitas yang dilakukan terhadap responden tetap
memberikan petunjuk pada karakter unik tertentu dari responden
dimaksud.
b) Pelanggaran yang dapat dibenarkan: peneliti memiliki kewajiban
untuk membuka data informasi identitas responden pada
keadaan yang memaksa. Pelanggaran seperti ini mungkin terjadi
pada penelitian di bidang sosial seperti bidang kejiwaan.
Responden yang memiliki tendensi berperilaku jahat perlu
ditangani sesegera mungkin sebelum muncul risiko kejiwaan
yang berimplikasi pada pihak ketiga.
c) Pelanggaran yang dipaksa: pada penelitian yang dapat
membahayakan banyak orang, muncul paksaan kepada peneliti

14
MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN MULTIPARADIGMA

untuk mengungkapkan informasi identitas responden. Dalam


konteks ini, terjadi pelanggaran karena keadaan yang memaksa
demi kepentingan yang lebih luas.
d) Pengabaian kerahasiaan: bentuk ini pada dasarnya merupakan
keinginan responden untuk dapat diidentifikasi. Biasanya hal ini
muncul karena responden menginginkan keterlibatan yang lebih
jauh dalam penelitian.
Gambaran di atas menunjukkan bahwa pelanggaran atas
kerahasiaan dimungkinkan terjadi walaupun telah ada kesepakatan
peneliti kepada responden untuk menjaganya.

15
MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN MULTIPARADIGMA

BAB III
PENUTUP
Simpulan
Penelitian merupakan serangkaian proses untuk menjawab
permasalahan yang diangkat sebagai pertanyaan penelitian. Desain
penelitian menjadi tolok ukur penting bagi kesiapan peneliti dalam
menjalankan proses penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian
secara logis dan jelas. Salah satu prosesnya adalah pengumpulan data
yang melibatkan manusia sebagai subyek penelitian. Keterlibatan manusia
sebagai responden penelitian memiliki konsekuensi akan pentingnya
menjaga etika. Enam prinsip etika terhadap responden maupun data yang
diberikan oleh responden yaitu menghormati, sikap baik, keadilan,
kejujuran, akurasi dan kelengkapan perlu menjadi pertimbangan peneliti
selama interaksinya dengan responden. Etika yang merupakan norma
menetapkan cara berperilaku dalam meneliti.
Etika penelitian sangatlah penting dalam menjaga integritas
penelitian. Dalam menjalankan tugasnya, peneliti memiliki tanggung jawab
untuk memastikan bahwa penelitian yang dilakukan tidak merugikan. Oleh
karena itu, penting bagi peneliti untuk memahami prinsip-prinsip etika
penelitian yang berlaku dan menerapkannya dalam setiap tahapan
penelitian. Dengan menerapkan prinsip-prinsip etika penelitian, bukan
hanya menjaga integritas penelitian dan meningkatkan kredibilitas peneliti,
tetapi juga melindungi hak-hak subjek penelitian.

16
MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN MULTIPARADIGMA

REFERENSI

Allen, M. (Ed.). (2017). The SAGE encyclopedia of communication research


methods. SAGE Publications.

Anabo, I. F., Elexpuru-Albizuri, I., & Villardón-Gallego, L. (2019). Revisiting


the Belmont Report’s ethical principles in internet-mediated
research: Perspectives from disciplinary associations in the social
sciences. Ethics and Information Technology, 21(2), 137-149.

Bos, J. (2020). Research ethics for students in the social sciences. Springer
Nature.

Christensen, L. B., Johnson, R. B., & Turner, L. A. (2014). Research


methods, design and analysis, 12th Ed. Pearson.

Hansen, Seng & Hansun, Seng & Setiawan, Andre Feliks & Rostiyanti,
Susy. (2023). Etika Penelitian: Teori dan Praktik.

Johnson, R. B., & Christensen, L. (2020). Educational research:


Quantitative, qualitative, and mixed approaches. Sage publications.

Marshall, B., Cardon, P., Poddar, A., & Fontenot, R. (2013). Does sample
size matter in qualitative research?: A review of qualitative
interviews in IS research. Journal of computer information systems,
54(1), 11-22.

Neuman, L.W. (2014). Basics of Social Research: Qualitative & Quantitative


Approaches. 3rd Ed. Pearson Education Limited.

Oliver, P. (2010). The student's guide to research ethics. McGraw-Hill


Education (UK).

Roberts, L. D., & Allen, P. J. (2015). Exploring ethical issues associated with
using online surveys in educational research. Educational
Research and Evaluation, 21(2), 95- 108.

Sekaran, Uma. 2006. Metode Penelitiaan Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.

Wiles, R. (2013). What are Qualitative Research Ethics? Bloomsburry


Academic.

17

Anda mungkin juga menyukai