Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

BUDGET BIAYA PEMASARAN

Budgeting Kelas D
Dosen Pengampu : Dra. HARYETTI, M.Si

Disusun Oleh Kelompok 14


1. Arfina Ramadani 2102124223
2. Ridho Fadillah 2102113979
3. Rizqi Ramadhan 2102111109
4. Rizky Cahya Wiguna 2102110409

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkankehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat, karunia, serta taufik
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah yang berjudul “Anggaran Biaya Overhead Pabrik” ini bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Budgeting. Kami sangat beharap makalah ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita, baik untuk penulis maupun pembaca.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Haryetti, M.Si selaku dosen pengampu
yang telah memberikan kesempatan kepada kami melalui tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasansesuaidenganmatakuliah yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua sumber yang telah membantu kami
dalam pembuatan makalah ini. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karenaitu, kritik dan saran yang membangunakan kami terima demi kesempurnaan makalah
ini.

Pekanbaru,12 April 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................4
1.3 Tujuan Masalah...................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..............................................................................................................................5
2.1. Pengertian Anggaran Budget Biaya Pemasaran..................................................................5
2.2. Fungsi Dan Kegunaan Dari Budget Biaya Pemasaran.........................................................6
2.3. Data Dan Informasi Penyusun Budget Biaya Pemasaran.....................................................6
2.4. Bentuk Dari Budget Biaya Pemasaran..................................................................................7
2.5 Pembenaan Biaya Pemasaran.............................................................................................16
BAB III..........................................................................................................................................18
PENUTUP.....................................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................18
3.2 Saran.....................................................................................................................................18
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perusahaan merupakan suatu organisasi yang mempunyai kegiatan tertentu yang sangat
kompleks. Pertumbuhan suatu badan usaha biasanya tidak lepas dari berbagai permasalahan yang
dihadapi perusahaan. Hal ini dapat terlihat dari semakin banyaknya transaksi yang terjadi,
perubahan dan permintaan konsumen dan target laba yang diinginkan pemilik modal.
Permasalahan konsumen tersebut diiringi dengan adanya situasi dan kondisi yang semakin
kompetitif. Maka para pengusaha dan manajer memperoleh tantangan yang lebih berat, yaitu
meningkatkan efektifitas serta efisiensi operasi perusahaan yang dikelola.

Peningkatan efektifitas dari efisiensi tersebut, tidak lepas dari bagaimana manajemen
perusahaan dapat merencanakan, mengorganisasi dan mengawasi jalannya perusahaan. Seperti
yang telah diketahui bahwa biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
pabrik merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi produk
jadi.

Dalam makalah ini, yang akan lebih banyak dikaji adalah tentang biaya overhead pabrik.
Biaya overhead pabrik adalah biaya yang tidak melekat dan sulit untuk diidentifikasi pada
produk, sehingga memerlukan perlakuan yang khusus demi tercapainya harga pokok produk
yang tepat. Biaya ini memang sulit penetapannya sedangkan jumlah dan pengaruhnya relatif
besar dibandingkan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Budget biaya pemasaran?
2. Apa fungsi dari budget biaya pemasaran?
3. Apa saja data penyusun budget biaya pemasaran?
4. Bagaimana bentuk budget biaya pemasaran?
5. Bagaimana pembebanan budget biaya pemasaran?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahuiapa yang dimaksud budget biaya pemasaran
2. Untuk mengetahui fungsi dan kegunaan budget biaya pemasaran
3. Untuk mengetahui data data yang tersusun dalam budget biaya pemasaran
4. Untuk mengetahui bagaimana bentuk dari budget biaya pemasaran
5. Untuk mengetahui bagaimana pembebanan biaya pemasaran
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Anggaran Budget Biaya Pemasaran

Dimaksudkan dengan Budget Biaya Pemasaran (marketing ex- penses budget) ialah
Budget yang merencanakan secara sistematis dan lebih terperinci tentang Biaya Pemasaran yang
ditanggung peru- sahaan dari waktu ke waktu (bulan ke bulan) selama periode tertentu yang akan
datang. Di dalamnya mencakup perencanaan tentang jenis Biaya Pemasaran, jumlah Biaya
Pemasaran, dan waktu (bulan) kapan baya-biaya tersebut dibebankan, yang masing-masing
dikaitkan de- ngan tempat (subbagian) di mana biaya tersebut terjadi. Sedangkan yang dimaksud
dengan Biaya Pemasaran ialah semua biaya yang terdapat serta terjadi di dalam lingkungan
Bagian Pemasaran.

Dari pengertian tersebut dapatlah diketahui bahwa bilamana perusahaan membagi Bagian
Pemasaran menjadi beberapa Sub- bagian, maka rencana tentang Biaya Pemasaran dari masing-
masing Subbagian tersebut juga harus diperinci dan dipisahkan secara jelas. Adapun pembagian
Bagian Pemasaran menjadi beberapa Subbagian banyak tergantung pada masing-masing
perusahaan. Perusahaan besar, yang urusan pemasarannya cukup banyak dan kompleks, akan
Tambagi Bagian Pemasaran ke dalam banyak Subbagian. Sebaliknya, Perusahaan kecil, yang
urusan cukup sederhana, hanya dan membagi Bagian Pemasaran ke dalam dua atau tiga
Subbagian Subbagian yang biasanya terdapat dalam perusahaan, antara lain:

1. Sub bagian Promosi, yang bertanggung jawab dan urusan promosi, baik dengan
periklanan (advertising), dengan promosi penjualan (sales promotion), dengan tatap
muka (personal selling), maupun dengan publisitas (publicity). menanga
2. Sub bagian Transaksi (pelayanan penjualan), yang bertanggung jawab dan menangani
urusan transaksi penjualan dengan para pembeli.
3. Sub bagian Ekspedisi, yang bertanggung jawab dan menangani urusan pengiriman dan
transportasi.
4. Sub bagian Purna Jual, yang bertanggung jawab dan menangani urusan pelayanan purna
jual (after sales service).
5. Sub bagian Perlengkapan, yang bertanggung jawab dan mena ngani urusan
perlengkapan-perlengkapan dan keperluan-keper luan Bagian Pemasaran, seperti
misalnya penyediaan kertas pem bungkus, tas plastik pembungkus, kotak karton
pembungkus, peti tripleks pembungkus, keperluan untuk kendaraan pengangkat (olie,
solar, suku cadang), dan sebagainya. Di samping itu juga bertanggung jawab dan
menangani urusan pemeliharaan dan perbaikan peralatan (perabot) kantor Pemasaran,
seperti misalnya meja kursi, almari, etalase, komputer, mesin kas, kendaraan
pengangkut, dan sebagainya.
6. Sub bagian Pengembangan dan Penelitian Pasar, yang bertang gung jawab dan
menangani urusan pengembangan dan penelitian pasar, baik penelitian pasar kuantitatif,
maupun penelitian pasar kualitatif. Hasil dari penelitian ini akan sangat berguna bag
pimpinan untuk menyusun strategi pemasaran di waktu-waktu yang akan datang.

2.2. Fungsi Dan Kegunaan Dari Budget Biaya Pemasaran

Secara umum, Budget Biaya Pemasaran mempunyai tiga kegunaan pokok, yaitu sebagai
pedoman kerja, sebagai alat manajemen umum menciptakan koordinasi kerja, dan sebagai alat
manajemen untuk melakukan evaluasi atau pengawasan kerja. Seringkali kegunaan umum
semacam ini disebut juga sebagai kegunaan manajerial, karena berkaitan erat dengan fungsi
manajemen, terutama di bidang peran canaan (planning), pengkoordinasian (coordinating), dan
pengawasa (controlling).

Sedangkan secara khusus, Budget Biaya Pemasaran mempunya beberapa kegunaan


penting, antara lain sebagai dasar untuk me nyusun Budget Kas, karena sebagian dari Biaya
Pemasaran memer lukan pembayaran atau pengeluaran Kas. Sedangkan sebagian lain dari biaya
Pemasaran tidak memerlukan pembayaran atau pengeluaran Kas, seperti misalnya biaya
depresiasi dari Aktiva Tetap yang ada di lingkungan Bagian Pemasaran.

2.3. Data Dan Informasi Penyusun Budget Biaya Pemasaran

Agar sesuatu Budget dapat berfungsi dengan baik, maka asian-taksiran yang termuat di
dalamnya harus cukup akurat. sehingga tidak jauh berbeda dengan realisasinya nanti. Untuk bisa
lakukan penaksiran secara lebih akurat, diperlukan data, informasi dan pengalaman, yang
merupakan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun Budget. Adapun data dan
informasi yangperlukan untuk menyusun Budget Biaya Pemasaran, antara lain:

1. Rencana penjualan yang tertuang Budget Penjualan, khu- susnya tentang jumlah
(kuantitas) dari masing-masing jenis barang yang akan dijual dari waktu ke waktu
(bulan ke bulan) yang akan datang. Hal ini disebabkan karena Biaya Pemasaran
berhubungan langsung dengan kegiatan penjualan. Jumlah pen- jualan yang besar akan
meningkatkan Biaya Pemasaran, dan seba- liknya jumlah penjualan yang kecil
mengurangi Biaya Pemasaran.
2. Berbagai standar biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok Biaya Pemasaran, yang
telah ditetapkan oleh perusahaan. Standar- standar biaya semacam ini sangat diperlukan
oleh perusahaan. untuk mengendalikan efisiensi kerja para karyawan (controlling).
Standar biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok Biaya Pema- saran ini dihimpun
menjadi satu dalam suatu Anggaran Variabel (variable budget) bersama-sama dengan
standar-standar biaya yang termasuk dalam kelompok Biaya Pabrik Tidak Langsung
dan standar-standar biaya yang termasuk dalam kelompok Biaya Administrasi. Dengan
lain perkataan, Anggaran Variabel meru- pakan kumpulan dari standar biaya-biaya yang
termasuk dalam kelompok Biaya Pabrik Tidak Langsung, standar biaya-biaya yang
termasuk dalam kelompok Biaya Administrasi, dan standar biaya- biaya yang termasuk
dalam kelompok Biaya Pemasaran (tentang Anggaran Variabel dibahas secara khusus di
Bab X).
3. Sistem Khususnya upah yang dibayarkan kepada para karyawan di pembayaran upah
(gaji) yang dipakai oleh perusahaan, Bagian Pemasaran.
4. Metode depresiasi yang dipakai oleh perusahaan, khususnya depresias terhadap Aktiva
Tetap yang ada di dalam lingkungan Bagian Pemasaran. Dalam Akuntansi dikenal
beberapa metodedepresiasi yang bisa dipilih oleh perusahaan, seperti misalnya metode
garis lurus (straight line method), metode nilai buku (declining balance method),
metode produksi (production method). metode jumlah digit angka-angka tahun (sum of
the years digit method), dan sebagainya.
5. Metode alokasi biaya yang dipakai oleh perusahaan, untuk membagi (distribusi) biaya-
biaya yang semula merupakan satu kesatuan biaya bersama (joint cost), ke dalam
kelompok-kelompok biaya sesuai dengan tempat di mana biaya itu terdapat atau terjadi.
Dengan demikian Biaya Listrik misalnya, yang semula merupakan satu kesatuan biaya
bersama (yaitu sejumlah rupiah yang dibayarkan kepada Perusahaan Listrik Negara),
harus dibagi bagi dan dialokasikan (distribusi) serta dibebankan ke dalam kelompok
Biaya Listrik Pabrik (yang merupakan nilai dan pemakaian listrik di lingkungan pabrik),
kelompok Biaya Listrik Administrasi (yang merupakan nilai dari pemakaian listrik di
lingkungan Bagian Administrasi Umum), dan kelompok Biaya Listrik Pemasaran (yang
merupakan nilai dari pemakaian listrik di lingkungan Bagian Pemasaran).

Oleh karena lingkungan Bagian Pemasaran sendiri juga dibagi lagi menjadi beberapa
Subbagian, maka Biaya Listrik Pemasaran tersebut harus dibagi-bagi dan dialokasikan serta
dibebankan lagi ke dalam kelompok biaya listrik dari tiap-tiap Subbagian yang ada Adapun
beberapa metode alokasi biaya tersebut sudah diuraikan dalam Bab VII, tentang Budget Upah
Tenaga Kerja Langsung.

2.4. Bentuk Dari Budget Biaya Pemasaran

Sebagaimana halnya dengan Budget-budget yang lain, bag Budget Biaya Pemasaran ini
juga tidak ada sesuatu bentuk standar yang harus dipergunakan. Ini berarti bahwa tiap-tiap
perusahaan mempunyai kebebasan untuk menentukan bentuk serta formatnya. disesuaikan
dengan keadaan perusahaan masing-masing. Yang pe diingat adalah bahwa Budget Biaya
Pemasaran sebagai Budget Per dukung Rugi/Laba (profit/loss supporting budget) harus cukup
sistematis dan terperinci, sehingga dapat berfungsi sebagai pedoman kerja, alat pengkoordinasian
kerja, dan sebagai alat evaluasi (peng- awasan) kerja.
Sebagai ilustrasi, berikut ini diberikan sebuah contoh Budget Biaya Pemasaran, sehingga
dapat memberikan gambaran yang lebih jelas: Sesuai dengan struktur organisasinya, Perseroan
Terbatas "Charisma" membagi Bagian Pemasaran menjadi 3 (tiga) Sub bagian, yaitu Sub
Promosi,Sub bagian Transaksidan Sub bagian Ekspedisi. Untuk keperluan penyusunan Budget
Biaya Pemasaran tahun 2008 akan datang, perusahaan telah menetapkan berbagai standar eta
metode alokasi biayanya, yang disusun dalam bentuk Anggaran Variabel (variable budget),
berdasar hasil penelitian khusus tentang Anggaran Variabel dibahas secara khusus di Bab X).
Adapun berbagai standar biaya beserta alokasinya tersebut adalah:

1. Besarnya gaji karyawan pemasaran ditetapkan dalam jumlah terntentu untuk satu bulan,
dan tidak dipengaruhi oleh banyak-sedikitnya jumlah penjualan pada bulan yang
bersangkutan. Selama tahun 2008 direncanakan akan diadakan 2 (dua) kali kenaikan
gaji, yaitu pada bulan Mei 2008 dan bulan September 2008.

2. Besarnya Biaya Bahan Pembantu untuk keperluan pemasaran bagi masing-masing Sub
bagian, telah ditetapkan sebagai berikut: Untuk bulan Januari 2008 sampai dengan bulan
April 2008:
a. Sub bagian Promosi sebesar Rp60.000,00 setiap bulan, ditam- bah dengan Rp0,50
per botol Produk "Titan" yang terjualdan ditambah dengan Rp0,40 per kaleng Produk
"Adiva" yang terjual.
b. Sub bagian Transaksi sebesar Rp60.000,00 setiap bulan, ditambah dengan Rp0,40
per botol Produk "Titan" yang terjual, dan ditambah dengan Rp0,30 per kaleng
Produk "Adiva" yang terjual.
c. Sub bagian Ekspedisi sebesar Rp80.000,00 setiap bulan ditambah dengan Rp0,70 per
botol Produk "Titan" yang terjual dan ditambah dengan Rp0,60 per kaleng Produk
"Adiva" yang terjual.

Untuk bulan Mei 2008 sampai dengan bulan Agustus 2008:

a. Sub bagian Promosi sebesar Rp60.000,00 setiap bulan, ditam- bah dengan Rp0,60
per botol Produk "Titan" yang terjual, dan ditambah dengan Rp0,50 per kaleng
Produk "Adiva" yang terjual.
b. Sub bagian Transaksi sebesar Rp60.000,00 setiap bulan, di- tambah dengan Rp0,50
per botol Produk "Titan" yang terjual, dan ditambah dengan Rp0,40 per kaleng
Produk "Adiva" yang terjual.
c. Sub bagian Ekspedisi sebesar Rp80.000,00 setiap bulan, di- tambah dengan Rp0,80
per botol Produk "Titan" yang terjual, dan ditambah dengan Rp0,70 per kaleng
Produk "Adiva" yang terjual

Untuk bulan September 2008 sampai dengan bulan Desember 2008:


a. Sub bagian Promosi sebesar Rp60.000,00 setiap bulan, ditambah dengan Rp0,70 per
botol Produk "Titan" yang terjual, dan ditambah dengan Rp0,60 per kaleng Produk
"Adiva" yang terjual.
b. Sub bagian Transaksi sebesar Rp60.000,00 setiap bulan, ditambah dengan Rp0,60
per botol Produk "Titan" yang terjual dan ditambah dengan Rp0,50 per kaleng
Produk "Adiva" yang.
c. Sub bagian Ekspedisi sebesar Rp80.000,00 setiap bulan, ditambah dengan Rp0,90
per botol Produk "Titan" yang terjual dan ditambah dengan Rp0,80 per kaleng
Produk "Adiva" yang terjual.

Berdasarkan Budget Penjualan yang telah terlebih dahulu disusun dapat diketahui bahwa
pada bulan Januari 2008 yang akan datang perusahaan merencanakan penjualan Produk
"Titan" sebanyak 115.000 botol, dan Produk "Adiva" sebanyak 80.000 kale Dengan
demikian biaya Bahan Pembantu dari masing-masing Subbagian di Bagian Pemasaran
dapat dihitung sebagai berikut:

a. Sub bagian Promosi =


Rp60.000,00+(Rp0,50x115.000)+(0,40x80.000) = Rp149.500.00.
b. Sub bagian Transaksi =
Rp60.000,00+(Rp40x115.000)+(0,30x80.000) =Rp130.000.00.
c. Sub bagian Ekspedisi =
Rp75.000,00+(Rp0,70x115.000)+(0,60x80.000) = Rp208.500,00 .

Dengan cara yang sama, Biaya Bahan Pembantu pada bulan-bulan berikutnya selama tahun
2008 dapat pula dihitung.

3. Besamya Biaya Pemeliharaan Gedung untuk bulan Januari 2008 sampai dengan bulan
April 2008 direncanakan sebesa Rp100.000,00 setiap bulan, ditambah dengan Rp5,00
per JKT pada setiap bulan yang bersangkutan. Untuk bulan Mei 2008 sampai dengan
bulan Agustus 2008 direncanakan sebesar Rp100.000,00 setiap bulan, ditambah dengan
Rp6,00 per JKT pada setiap bulan yang bersangkutan. Sedangkan untuk bulan
September 2008 sampai dengan bulan Desember 2008 direncan kan sebesar
Rp100.000,00 setiap bulan, ditambah dengan Rp75 per JKTKL pada setiap bulan yang
bersangkutan.
Dengan demikian apabila pada bulan Januari 2008 perust haan akan bekerja selama
51.000 JKTKL, maka Biaya Pemeliharaan Gedung pada bulan Januari 2008 dapat
dihitung sebesar Rp100.000,00+ (51.000 x Rp5.00) = Rp355.000,00.

Biaya Pemeliharaan Gedung ini merupakan biaya pemeli- haraan untuk seluruh gedung,
baik gedung Pabrik, gedung Bagian (kantor) Administrasi Umum, maupun gedung Bagian
Pemasaran. Dengan lain perkataan, Biaya Pemeliharaan Gedung tersebut merupakan biaya
bersama (joint cost) Oleh sebab itu, biaya ini harus dialokasikan dan dibebankan kepada
kelompok Biaya Pabrik, kelompok Biaya Administrasi, dan kelompok Biaya Pema-
saranDengan berdasarkan perbandingan luas lantai, maka dite- tapkan bahwa Biaya Pabrik
memikul beban Biaya Pemeliharaan Gedung sebesar 70%, Biaya Administrasi memikul
sebesar 10%, dan Biaya Pemasaran memikul sebesar 20%. Dengan demikian, dari Biaya
Pemeliharaan Gedung bulan Januari 2008 sebesar Rp355.000,00 yang akan menjadi beban
Biaya Pemasaran sebesar 20% x Rp355.000,00 = Rp71.000,00 Sisanya menjadi beban
Biaya Pabrik Tidak Langsung dan beban Biaya Administrasi.

Khusus Biaya Pemeliharaan Gedung yang menjadi beban Biaya Pemasaran itu sendiri,
harus pula dialokasikan dan dibebankan kepada masing-masing Subbagian yang ada di
Bagian Pemasaran. Dengan berdasarkan pada perbandingan luas lantai, maka ditetapkan
alokasi tersebut, sebagai berikut:
a. Sub bagian Promosi sebesar 30%.
b. Sub bagian Transaksi sebesar 30%.
c. Sub bagian Ekspedisi sebesar 40%.
Dengan demikian Biaya Pemeliharaan Gedung yang menjadi beban Biaya Pemasaran pada
bulan Januari 2008 sebesar Rp71.000,00 akan dialokasikan dan menjadi beban masing-
masing subbagian, sebagai berikut:
a. Sub bagian Promosi =
30% x Rp71.000,00 = Rp21.300,00.
b. Sub bagian Transaksi =
30% x Rp71.000,00 = Rp21.300,00.
c. Sub bagian Ekspedisi =
40% x Rp71.000,00 = Rp28.400,00.
Dengan cara yang sama, Biaya Pemeliharaan Gedung pada bulan berikutnya selama tahun
2008 dapat pula dihitung.

4. Besarnya Biaya Pemeliharaan Alat-alat untuk masing-masing Sub-bagian di Bagian,


telah ditetapkan sebagai berikut:

Untuk bulan Januari 2008 sampai dengan bulan April 2008:

a. Sub bagian Promosi = Rp10.000,00 setiap bulan, ditambah dengan Rp0,30 per botol
Produk "Titan" yang terjual, dan ditambah dengan Rp0,25 kaleng Produk "Adiva"
yang terjual.
b. Sub bagian Transaksi Rp10.000,00 setiap bulan, ditambah dengan Rp0,20 per botol
Produk "Titan" yang terjual, dan ditambah dengan Rp0,10 per kaleng Produk
"Adiva" yang terjual.
c. Sub bagian Ekspedisi = Rp20.000,00 setiap bulan, ditambah dengan Rp0,50 per botol
Produk "Titan" yang terjual, dan ditambah dengan Rp0,30 kaleng Produk "Adiva"
yang terjual.
Untuk bulan Mei 2008 sampai dengan bulan Agustus 2008:

a. Sub bagian Promosi = Rp10.000,00 setiap bulan, ditambah dengan Rp0,40 per botol
Produk "Titan" yang terjual dan ditambah dengan Rp0,30 kaleng Produk Adiva"
yang terjual.
b. Sub bagian Transaksi Rp10.000,00 setiap bulan, ditambah dengan Rp0,30 per botol
Produk "Titan" yang terjual dan ditambah dengan Rp0,20 per kaleng Produk "Adiva"
yang terjual.
c. Sub bagian Ekspedisi = Rp20.000,00 setiap bulan, ditambah dengan Rp0,60 per botol
Produk "Titan" yang terjual dan ditambah dengan Rp0,50 kaleng Produk "Adiva"
yang terjual.

Untuk bulan September 2008 sampai dengan bulan Desember 2008:

a. Sub bagian Promosi Rp10.000,00 setiap bulan, ditambah dengan Rp0,50 per botol
Produk "Titan" yang terjual dan ditambah dengan Rp0,40 kaleng Produk "Adiva"
yang terjual.
b. Sub bagian Transaksi = Rp10.000,00 setiap bulan, ditambah dengan Rp0,40 per botol
Produk "Titan" yang terjual, dan ditambah dengan Rp0,30 per kaleng Produk
"Adiva" yang terjual.
c. Sub bagian Ekspedisi = Rp20.000,00 setiap bulan, ditambah dengan Rp0,70 per botol
Produk "Titan" yang terjual, dan di- tambah dengan Rp0,60 kaleng Produk "Adiva"
yang terjual.

Berdasarkan Budget Penjualan yang telah terlebih dahulu disusun, dapat diketahui bahwa
pada bulan Januari 2008 yang akan datang perusahaan merencanakan penjualan Produk
"Titan sebanyak 115.000 botol, dan Produk "Adiva" sebanyak 80.000 kaleng. Dengan
demikian Biaya Pemeliharaan Alat-alat dan masing-masing Subbagian di Bagian
Pemasaran dapat dihitung sebagai berikut:

a. Subbagian Promosi =
Rp10.000,00+(Rp0,30x115.000)+(0,25x80.000) = Rp64.500,00.
b. Subbagian Transaksi =
Rp10.000,00+(Rp0,20x115.000)+(0,10x80.000) = Rp41.000,00.
c. Subbagian Ekspedisi =
Rp20.000,00+(Rp0,50x115.000)+(0,30x80.000) = Rp101.500,00.
Dengan cara yang sama, biaya pemeliharaan alat-alat pada bulan berikutnya selama tahun
2008 dapat pula dihitung.

Biaya Listrik yang ditanggung oleh perusahaan adalah biaya yang di bayarkan kepada
Perusahaan Listrik Negara, untuk keperluan penerangan seluruh ruangan yang ada, dan
untuk penggerak beberapa peralatan ruangan, seperti misalnya alat pendingin ruangan,
komputer, dan sejenisnya. Sedangkan untuk mengge akkan mesin-mesin dan peralatan
produksi, dipergunakan tenaga diesel yang dimiliki sendiri oleh perusahaan. Oleh karena
fungsi listrik yang terutama hanyalah untuk keperluan penerangan, maka diperkirakan
jumlahnya tidak jauh berbeda dari bulan ke bulan. Oleh karena itu, maka untuk tahun 2008
yang akan datang. perusahaan menetapkan besarnya Biaya Listrik dari bulan ke bulan
selalu sama, yaitu sebesar Rp350.000,00.

Biaya Listrik ini merupakan biaya untuk keperluan seluruh gedung, baik gedung Pabrik,
gedung Bagian (kantor) Administrasi Umum, maupun gedung Bagian Pemasaran. Dengan
lain per- kataan, Biaya Listrik tersebut merupakan biaya bersama (joint cost). Oleh sebab
itu, biaya ini harus dialokasikan dan dibebankan kepada kelompok Biaya Pabrik, kelompok
Biaya Administrasi, dan kelompok Biaya Pemasaran. Dengan berdasarkan perbandingan
penggunaan watt (kilowatt), maka ditetapkan bahwa Biaya Pabrik memikul beban Biaya
Listrik sebesar 40%, Biaya Administrasi memikul sebesar 30%, dan Biaya Pemasaran
memikul sebesar 30%. Dengan demikian, dari Biaya Listrik bulan Januari 2008 se- besar
Rp350.000,00 akan menjadi beban Biaya Pemasaran sebesar -30% x Rp350.000,00 =
Rp105.000,00.

Biaya Pabrik Tidak Langsung dan beban Biaya Administrasi. Khusus Biaya Listrik
yang menjadi beban Biaya Pemasaran itu sendiri, harus pula dialokasikan dan dibebankan
kepada masing-masing Subbagian yang ada di Bagian Pemasaran. Dengan berdasarkan
pada perbandingan penggunaan watt (kilo- watt), maka ditetapkan alokasi tersebut, sebagai
berikut:

a. Sub bagian Promosi sebesar 60%.


b. Sub bagian Transaksi sebesar 20%.
c. Sub bagian Ekspedisi sebesar 20%

Dengan demikian Biaya Listrik yang menjadi beban Biaya Pemasaran bulan Januari
2008 sebesar Rp 105.000,00 akan dialokasikan dan menjadi beban masing-masing Sub-
bagian, sebagai berikut:

a. Sub bagian Promosi - 60% x Rp105.000,00 = Rp63.000,00.


b. Sub bagian Transaksi - 20% x Rp105.000,00 = Rp21.000,00.
c. Sub bagian Ekspedisi - 20% x Rp105.000,00 = Rp21.000,00.

Dengan cara yang sama, Biaya Listrik pada bulan-bulan berikut nya selama tahun 2008
dapat pula dihitung.

Dengan menggunakan metode depresiasi garis lurus (straight line method), ditetapkan
bahwa Depresiasi Gedung untuk tahun 2008 sebesar Rp300.000,00 setiap bulan. Biaya
Depresiasi Gedung ini merupakan Depresiasi Gedung untuk seluruh gedung, baik gedung
Pabrik, gedung Bagan (kantor) Administrasi Umum, maupun gedung Bagian Pemasaran
Dengan lain perkataan, Depresiasi Gedung tersebut merupakan biaya bersama (joint cost).

Oleh sebab itu, biaya ini harus dialo kasikan dan dibebankan kepada kelompok Biaya
Pabrik, kelompok Biaya Administrasi, dan kelompok Biaya Pemasaran. Dengan
berdasarkan perbandingan luas lantai, maka ditetapkan bahwa Biaya Pabrik memikul
beban Depresiasi Gedung sebesar 65%, Biaya Administrasi memikul sebesar 15%, dan
Biaya Pemasaran memikul sebesar 20%. Dengan demikian, dari Depresiasi Gedung bulan
Januari 2008 sebesar Rp300.000,00 akan menjadi beban Biaya Pemasaran sebesar 20% x
Rp300.000,00 Rp60.000,00 Sisanya menjadi beban Biaya Pabrik Tidak Langsung dan
beban Biaya Administrasi.

Khusus Depresiasi Gedung yang menjadi beban Biaya Pema- saran itu sendiri, harus
pula dialokasikan dan dibebankan kepada masing-masing Subbagian yang ada di Bagian
Pemasaran Dengan berdasarkan pada perbandingan luas lantai, maka dite tapkan alokasi
tersebut, sebagai berikut:

a. Sub bagian Promosi sebesar 30%.


b. Sub bagian Transaksi sebesar 30%.
c. Sub bagian Ekspedisi sebesar 40%.

Dengan demikian Depresiasi Gedung yang menjadi beban Bara Pemasaran bulan
Januari 2008 sebesar Rp60.000,00 akan dialo sikan dan menjadi beban masing-masing
Subbagian, sebagai berikut :

a. Sub bagian Promosi - 30% x Rp60.000,00-Rp18.000,00.


b. Sub bagian Transaksi - 30% x Rp60.000,00 Rp18.000,00.
c. Subbagian Ekspedisi - 40% x Rp60.000,00-Rp24.000,00.

Dengan cara yang sama, Depresiasi Gedung pada bulan-bulan berikutnya selama tahun
2008 dapat pula dihitung, Untuk tahun 2008 yang akan datang, dengan menggunakan
medepresiasi garis lurus (straight line method), ditetapkan pula babwa Depresiasi Alat-alat
yang terdapat dan dipergunakan di masing-masing Subbagian di Bagian Pemasaran,
sebagai berikut: Subbagian Promosi sebesar Rp125.000,00 setiap bulan. Subbagian
Transaksi sebesar Rp90.000,00 setiap bulan. Subbagian Ekspedisi sebesar Rp150.000,00
setiap bulan.

Biaya Promosi yang meliputi biaya periklanan dan biaya promosi penjualan hanya
terdapat di Subbagian Promosi saja, dan tidak terdapat di Subbagian Transaksi maupun di
Subbagian Ekspedisi. Adapun besamya Biaya Promosi untuk tahun 2008 yang akan datang
ditetapkan sebagai berikut:

Detak bulan Januari 2008 sampai dengan bulan April 2008 se- besar Rp100.000,00
setiap bulan, ditambah dengan Rp12.50 per betol Produk "Titan" yang terjual, dan
ditambah dengan Rp7,50 per kaleng Produk "Adiva" yang terjual.

Untuk bulan Mei 2008 sampai dengan bulan Agustus 2008 sebesar Rp100.000,00 setiap
bulan, ditambah dengan Rp15.00 per botol Produk "Titan" yang terjual, dan ditambah
dengan Rp10,00 per kaleng Produk "Adiva" yang terjual Ekspedisi

Untuk bulan September 2008 sampai dengan bulan Desember 2008 sebesar
Rp100.000,00 setiap bulan, ditambah dengan Rp17,50 per botol Produk "Titan" yang
terjual dan di tambah dengan Rp12,50 per kaleng Produk "Adiva" yang terjual
Dengan berdasarkan pada berbagai standar biaya beserta alo dan dengan mengingat pula
rencana aktivitas penjualan sabaan terhadap Produk "Titan" dan Produk "Adiva", seba gumana
terlihat dalam Budget Penjualan yang telah terlebih dahulu dain, maka Perseroan Terbatas
"Charisma" dapat menyusun Budget Biaya Pemasaran untuk tahun 2008, sebagai berikut :
2.5 Pembenaan Biaya Pemasaran
Sebagaimana halnya dengan biaya administrasi,biaya pemasaran bukan merupakan biaya
yang ikut membentuk harga pokok produksi (cost of good manufactured) dan harga pokok
penjualan ( cost of goods sold), sehingga tidak harus di bebankan (dialokasikan) ke masing-
masing jenis produk yang di hasilkan.namun apabila perusahan menginginkan agar dapat
mengetahui laba bersih ( net income ) dari masing-masing jenis produk yang di hasilkan, maka
biaya pemasaran perlu dibebankan ke masing-masing jenis produk yang bersangkutan.
Berikut contoh dari budget penjualan dapat diketahui bahwa rencana penjualan per
Triwulan untuk produk “Titan” dan produk “Adiva” selama tahun 2008, adalah sebagai berikut:

Keterangan “Titan” (Botol) “Adiva” (Kaleng)

Triwulan 1 394.500 302.500

Triwulan 2 476.200 404.000

Triwulan 3 456.500 373.700

Triwulan 4 512.500 417.000

Dengan berdasarkan pada pedoman pembebanan tersebut di muka, maka perseroan terbatas
"Chrisman" dapat menyusun skedul pembebanan biaya pemasaran tahun 2008, sebagai berikut:
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah yang kemudian dilakukan analisis deskriptif komparatif terhadap
data-data maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu :

a. Jika dilihat secara keseluruhan (dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2012), selisih yang
menguntungkan antara anggaran biaya pemasaran dengan pendapatan terjadi pada tahun
2007, 2008, 2010, 2011, 2012. Sedangkan yang kurang menguntungkan hanya terjadi
pada tahun 2009, berarti anggaran biaya pemasaran dapat dijadikan sebagai alat
penilaian kinerja pada perusahaan.

b. Dari data yang ada, menunjukkan bahwa anggaran biaya sudah berfungsi sebagai alat
penilaian kinerja, karena dalam menilai kinerja pada tiap cabang perusahaan
membandingkan antara anggaran dan pendapatan yang kemudian ditelusuri penyebab
terjadinya penyimpangan itu sendiri.

3.2 Saran
Dari kesimpulan di atas maka penulis menyarankan kepada perusahaan antara lain :

a. Sebaiknya biaya-biaya yang pasti terealisasi setiap tahunnya dibuat dalam anggaran
perusahaan, hal ini untuk menghindari penyimpangan yang tidak menguntungkan dalam
jumlah dan persen yang cukup besar.

b. Selain untuk meningkatkan kinerja perusahaan atas penggunaan biaya, sebaiknya


menetapkan hukuman atau sanksi apabila tidak tercapai kinerja yang diharapkan oleh
manajemen. Hal ini dilakukan untuk memotivasi para manajer maupun bawahan untuk
bekerja lebih baik yang dapat meningkatkan kinerja.

Anda mungkin juga menyukai