382 1144 2 PB
382 1144 2 PB
di Entrepeneurial University
http://dx.doi.org/10.18202/jamal.2015.08.6022
Lingkungan yang berubah tidak hanya organisasi (Flamholtz et al. 1985; Simons
memengaruhi perkembangan perusahaan 1995; Birnberg 1998; Ouchi 1979; Famholtz
yang berorientasi laba, namun juga lembaga et al. 1985).
sektor publik. Salah satu lingkungan yang Berbeda dengan pengertian di atas,
berkembang dan berubah dengan sangat Rotch (1993), Smith (1997), dan Zimmerman
cepat adalah lingkungan perguruan tinggi (1995) mengungkapkan bahwa SPM adalah
yang memasuki era persaingan yang begitu sistem yang digunakan untuk membantu
tajam. Winston (1999) dan Weinstein et al. pengambilan keputusan bisnis. SPM yang
(2007) menyatakan bahwa perguruan tinggi efektif adalah SPM yang mampu memoti-
sudah memasuki era yang disebut dengan vasi sumber daya manusia sehingga mereka
“competitivie market”. Perubahan lingkungan mampu untuk meningkatkan efektivitas
tersebut berdampak pada Sistem Pengenda- operasional, mendukung strategi perusa-
lian Manajemen (SPM) di perguruan tinggi. haan, meningkatkan kreativitas individu,
SPM merupakan sistem yang mengintegra- dan meningkatkan kemampuan kapabilitas
sikan pengendalian-pengendalian manaje- perusahaan untuk bersaing (Kimura dan
men untuk memastikan bahwa sumber daya Mourdoukoutas 2000; Herbert 2009; Care-
manusia akan berperilaku sesuai harapan nys 2012, Bruining et al. 2004; Henri 2006;
272
Radianto, Sistem Pengendalian Manajemen di Entrepeneurial University 273
Wongkaew 2013; Ismail, 2013; Hoque dan dimensi-dimensi yang dipahami oleh pelaku
Chia 2012). Kren (1997) dalam Wiyantoro sistem. Fokus penelitian ini adalah penga
dan Sabeni (2007) dengan jelas menyatakan laman pelaku dalam penerapan pengenda
bahwa kegunaan SPM adalah untuk mem- lian manajemen. Sepanjang peneliti ke-
beri motivasi anggota organisasi agar bertin- tahui penelitian yang menggunakan metode
dak dan dapat membuat keputusan secara fenomenologi dengan subjek penelitian dosen
konsisten dengan tujuan organisasi. sebagai pelaku yang mengalami penerapan
Fakta tersebut membuktikan bahwa pengendalian manajemen di universitas
isu SPM di perguruan tinggi sangat penting yang memiliki karakter entrepreneurship
dan menarik untuk diteliti. Namun sejauh belum pernah dilakukan, dan penelitian ini
yang peneliti ketahui sampai saat ini peneli- adalah penelitian pertama yang melakukan-
tian mengenai SPM di perguruan tinggi lebih nya sehingga sekaligus merupakan kebaa-
sedikit dibandingkan di organisasi bisnis ruan penelitian ini.
atau perusahaan. Penelitian SPM sebelum- Tujuan penelitian ini yang pertama
nya di perguruan tinggi (Al-Tarawneh dan untuk memperoleh pemahaman yang men-
Mubaslat, 2011; Bobe dan Taylor, 2010) be- dalam mengenai esensi dan pengertian
lum mampu menjelaskan secara mendalam pengenda lian manajemen dari perspektif
beberapa aspek penting misalnya bagaima- dosen. Kedua, untuk mengeksplorasi dan
na penerapan SPM dan mengapa pengelola mendeskripsikan bagaimana dimensi pe
perguruan tinggi menerapkan SPM ngendalian mampu memotivasi atau meme
Penelitian ini dilakukan di Universitas ngaruhi dosen. Penelitian ini memberikan
Ciputra (UC) Indonesia. UC dipilih sebagai pemahaman mengenai hubungan antara
situs penelitian karena memiliki karakteris- perilaku dan dimensi pengendalian manaje-
tik unik yang tidak dimiliki oleh perguruan men melalui deskripsi dosen dalam penera-
tinggi lainnya di Indonesia sebagai entrepre- pan dimensi pengendalian manajemen.
neural university. Maka dari itu penelitian Penelitian ini memberikan kontribusi yang
ini menarik karena menginvestigasi pe penting yaitu memberikan strategi bagi pe-
ngendalian manajemen di lingkungan entre- mimpin departemen, fakultas, bahkan uni-
preneurial. Penelitian ini juga akan mengisi versitas dalam mengendalikan dosen seka-
kekosongan penelitian SPM yang dilakukan ligus memotivasi agar mereka berperilaku
di lingkungan perguruan tinggi yang memi sesuai dengan yang diharapkan pemimpin.
lliki karakteristik entrepreneurship. Melalui
penelitian ini peneliti menginvestigasi di- METODE
mensi pengendalian yang merupakan fakta Penelitian ini dibangun dari pemaha-
di lapangan serta kemungkinan pengenda man bahwa realitas ada sebagai produk
lian apa yang dapat diterapkan dalam rang- sosial dari human interaction dan creativity
ka memotivasi dosen sehingga mereka ber- (Burrel dan Morgan, 1979). Peneliti me-
perilaku sesuai yang diharapkan universitas mandang bahwa pengendalian manajemen
yang memiliki karakter entrepreneurship. adalah konstruksi sosial dan dibentuk dalam
Penelitian ini tidak meneliti menge- upaya memotivasi individu agar memiliki
nai pengaruh penerapan SPM di perguruan tujuan yang sesuai dengan organisasi. Ma-
tinggi, demikian juga tidak menginvestigasi ka paradigma yang tepat digunakan dalam
pengaruh antara variabel SPM di perguruan penelitian ini adalah paradigma interpretif.
tinggi seperti penelitian sebelumnya. Na- Penggunaan paradigma ini memberikan
mun peneliti ingin menginvestigas pelaku pemahaman yang lebih mendalam menge-
(dosen) dalam memaknai dimensi pengen- nai dimensi pengendalian manajemen dari
dalian manajemen yang diterapkan di per- sudut pandang informan dan konteks sosial.
guruan tinggi yang memiliki entrepreneurial Dalam rangka memperoleh data yang
environment. Dengan memahami pemak- komprehensif dan mendalam, peneliti meng-
naan pelaku terhadap dimensi pengendalian gunakan studi kasus. Dalam kasus ini
manajemen, maka penelitian ini akan mam- peneliti menggunakan strategi single case
pu menjelaskan hubungan motivasi dosen study di Universitas Ciputra.
dengan dimensi pengendalian manajemen Peneliti melakukan eksplorasi menge-
yang diterapkan oleh UC. Dengan demikian nai dimensi pengendalian manajemen yang
penelitian ini juga mampu mengungkap as- diterapkan di UC melalui observasi dan wa
pek-aspek yang muncul pada proses penera- wancara serta menggali dokumen-dokumen.
pan dimensi pengendalian manajemen serta Informan penelitian ini adalah dosen karena
274 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 2, Agustus 2015, Hlm. 272-289
meningkatkan kinerja individu dan organi sumber daya (dosen) juga diarahkan pada
sasi untuk mencapai keunggulan bersaing. entrepreneurship, sebagai contoh diadakan-
Penelitian sebelumnya menunjukkan nya training atau workshop untuk dosen
bahwa pengelolaan perguruan tinggi sudah mengenai entrepreneurship setiap semester.
harus didukung oleh strategi bisnis. Pergu- Ropke (2000), Gibb dan Hannon (2006),
ruan tinggi sudah saatnya dikelola seperti Gibb (2005), Aurnaut (2010), dan OECD
organisasi bisnis karena organisasi bisnis (2012) menyatakan karakteristik entrepre-
sudah dikenal “terbiasa” menghadapi dina neurial university sebagai berikut: (1) Uni
mika bisnis yang begitu cepat. Hal ini bu- veritas yang menyediakan pendidikan untuk
kan berarti perguruan tinggi meninggalkan menjadi entrepreneur sehingga memiliki misi
karakternya sebagai lembaga sektor publik untuk meluluskan entrepreneur, (2) mendu-
yang memberikan pelayanan pendidikan kung dan mengembangkan karakter entre-
kepada masyarakat luas. Peneliti melihat preneur untuk mahasiswa dan dosen-dosen-
bahwa kemungkinan perguruan tinggi di nya, (3) mengembangkan metode pengajaran
Indonesia banyak yang gagal menjalankan yang kreatif dan inovatif, (4) menggabung-
misinya karena mereka tidak terbiasa untuk kan pendidikan entrepeneurship di kuriku-
menghadapi lingkungan yang berubah de lum, (5) memiliki misi untuk mendukung
ngan cepat sehingga tidak memiliki kemam- mahasiswa melakukan start-up business, (6)
puan untuk bersaing. Saat ini perguruan mengembangkan komunitas lokal dalam bi-
tinggi bahkan harus memiliki keunggulan dang entrepreneurship sehingga mendukung
kompetitif untuk memenangkan persaingan. peningkatan ekonomi penduduk setempat,
Jadi perguruan tinggi harus mengubah pe (7) memiliki dosen-dosen yang memiliki
ngelolaannya seperti organisasi bisnis dan bisnis/entrepreneur dan selalu mengada-
harus memiliki strategi bersaing jika ingin kan acara-acara yang berhubungan dengan
tetap eksis di industri peguruan tinggi. entrepreneurship.
Universitas ciputra sebagai entrepre- Uraian-uraian tersebut sesuai dengan
neurial university. Dengan visi “Creating apa yang telah dilakukan oleh UC sejak
World Class Entrepreneur” maka UC memi- berdirinya sampai saat ini. Peneliti menyim-
liki misi meluluskan sarjana yang siap untuk pulkan bahwa entrepreneurial disini bukan
menjadi entrepreneur. Dalam rangka menca- dimaksudkan untuk bagaimana universitas
pai visi tersebut, metode pengajaran yang selalu fokus pada keuntungan semata atau
diterapkan adalah experiential based learn- berorientasi pada menghasilkan laba, na-
ing dan metode belajar aktif lainnya yang mun lebih pada proses pengelolaan univer-
efektif untuk diterapkan di universitas yang sitas yang dilakukan secara entrepreneurial,
menyelenggarakan pendidikan entrepre- termasuk bagaimana menghasilkan sarjana
neurship (Radianto 2012). Para dosen yang yang menjadi entrepreneur atau intrapreneur
mengajar juga berasal dari berbagai latar be- (sarjana yang menjadi profesional dan me-
lakang termasuk berlatar belakang entrepre- miliki entrepreneur mindset). Dalam hal ini
neur. Riset-riset dan pengabdian masyarakat yang dimaksud dengan mengelola secara
yang dilakukan di UC semuanya diarahkan entrepreneurial adalah bagaimana menge-
ke bidang entrepreneurship. Fasili tas yang lola universitas dengan menggunakan en-
ada di UC juga diatur sedemikian rupa un- trepreneur mindset, misalnya mengelola de
tuk memastikan bahwa mahasiswa berada ngan kreatif dan inovatif. Sehingga peneliti
dalam lingkungan yang kreatif dan inova- menyim pulkan bahwa UC adalah entrepre-
tif sehingga berbeda dari kampus lainnya. neurial university.
Manajemen UC juga memasang visi dan misi Penelitian sebelumnya tentang
UC disetiap lantai serta menata setiap sudut sistem pengendalian manajemen di uni-
dengan hal-hal yang “berbau” entrepreneur. versitas. Penetapan tujuan didirikannya
Pengelolaan sumber daya manusia juga universitas merupakan prasyarat penting
merupakan hal yang sangat diperhatikan di bagi desain SPM universitas. Apabila univer-
UC. Hal ini dimulai dari proses perekrutan sitas tidak memiliki tujuan jelas maka SPM
sampai dengan pengembangannya. Pada tidak akan bisa didesain. Universitas juga
saat proses perekrutan dosen, passion ter- memiliki tujuan sosial. Agar staf dan dosen
hadap entrepreneurship calon dosen selalu dapat bekerja dengan baik dan benar maka
diuji, bahkan ada bagian psikotes yang me- mereka harus memahami dengan sangat
nyeleksi tentang karakter entrepreneurship jelas apa tujuan universitas dimana mereka
calon dosen. Pengembangan kemampuan bekerja. Pemahaman tujuan yang baik dan
Radianto, Sistem Pengendalian Manajemen di Entrepeneurial University 277
mengungkapkan berbagai variasi tujuan dan Norton 2004). Bahkan Herath (2007)
pengendalian manajemen, namun temuan menyatakan bahwa pengendalian sangat
menarik dalam bagian ini adalah semua in- penting bagi keberlangsungan hidup dan
forman menuju pada konsep peningkatan pertumbuhan organisasi.
kinerja. Berikut adalah hasil temuan pene- Penelitian ini menemukan pemaha-
litian ini. man dari semua informan mengenai tujuan
Peneliti berhasil menggali lebih dalam penerapan pengendalian manajemen, yakni
lagi bagaimana para informan memahami untuk melihat, mengukur, mengevaluasi,
tujuan UC. Tujuan pengendalian manajemen dan menilai kinerja. Temuan penelitian ini
adalah meningkatkan kinerja UC melalui memperlihatkan adanya hubungan antara
peningkatan kinerja dosen-dosen. Informan penerapan dimensi pengendalian manaje-
menyatakan bahwa tujuan utama dari dite men dengan kinerja UC. Dimensi pengen-
rapkannya pengendalian manajemen adalah dalian manajemen memengaruhi perilaku
untuk menilai kinerja dosen, mengevaluasi setiap individu, hal ini terlihat pada fakta
dosen, seperti yang diungkapkan oleh salah lapangan bahwa pengendalian yang dite
seorang informan: rapkan ternyata memengaruhi motivasi
yang berdampak pada berubahnya perilaku
“Kalau sudah berarti yang pen
dosen. Sebagai contoh ketika beberapa
ting dibalik itu semua sebenarnya
dosen mengakui bahwa ketika mereka diwa-
adalah evaluasi jadi pengenda-
jibkan untuk memiliki publikasi karya ilmi-
liannya melalui evaluasi monito
ah dan diharuskan membuat satu publikasi
ring itu tetep perlu”
dalam satu semester maka semua dosen
Sedangkan informan lainnya yang belum memiliki publikasi ternyata
menambahkan: menyediakan waktu untuk membuat karya
tulis ilmiah dan dipublikasikan di seminar
“Sesuatu yang penting karena kita
atau di jurnal. Hal ini terlihat di salah satu
akan dievaluasi karena dari situ
program studi yang dalam satu semester
kita bisa tahu kinerja kita selama
dapat meningkatkan jumlah publikasi dari
ini sampai dimana, naik turun
hanya dua orang yang aktif. Hal ini sesuai
atau stagnan diposisi itu jadi dari
dengan konsep pengendalian manajemen
itu kita juga bisa dapat input an
yang merupakan alat untuk mengubah atau
dari atasan kita dan kita sen diri
memengaruhi perilaku individu dalam rang-
bisa bercermin melihat diri kita
ka mencapai tujuan yang telah ditetapkan
apa yang lemah sehingga kita bisa
oleh organisasi.
memperbaiki diri”
Simons (1987) menyatakan bahwa SPM
Disamping itu beberapa informan juga adalah sistem dan prosedur yang diformali
menyatakan tujuan pengendalian mana- sasikan dan digunakan untuk menjaga
jemen adalah menjaga kualitas/mutu atau mengubah pola aktivitas organisasi.
dosen melalui pengembangan dosen. Beri- Pendapat yang sama diungkapkan oleh
kut adalah salah satu petikan ungkapan Otley dan Berry (1994) bahwa SPM meru-
informan: pakan satu set prosedur yang digunakan
“Setiap organisasi pasti men- untuk membantu memastikan pencapaian
jalankan sistem pengendalian un- tujuan organisasi. SPM merupakan pengen-
tuk menjaga mutu… mutu dalam dalian yang digunakan untuk memengaruhi
hal, dalam arti yang luas… Ya, perilaku dan aktivitas manajemen dalam
mutu luaran, mutu inputan mutu rangka mencapai tujuan organisasi (Margin-
proses” son 2002; Anthony dan Govindarajan 2007).
SPM mampu memberikan motivasi dan pada
Dari berbagai informasi dari informan akhirnya memengaruhi individu (Marginson
di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan 2002; Hongren et al. 2005; Anthony dan
pengendalian manajemen adalah untuk Govindarajan 2007; Herath (2007). Dari be-
mencapai visi, misi, tujuan, dan sasaran or- berapa konsep tersebut terlihat bahwa SPM
ganisasi dalam hal ini adalah UC. Temuan berhubungan dengan perilaku manusia ser-
ini selaras dengan beberapa peneliti yang ta motivasi setiap individu.
menemukan bahwa tujuan dibentuknya Temuan lain yang menarik dari be-
SPM adalah untuk mencapai visi dan misi berapa informan adalah mengenai tujuan
organisasi (Kaplan dan Norton 2001; Kaplan pengendalian manajemen sebagai strategi
280 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 2, Agustus 2015, Hlm. 272-289
dari manajemen UC untuk mencapai tujuan melalui banyak sudut pandang. Peneliti
yang telah ditetapkan. Jadi menurut mereka berpendapat bahwa pengendalian manaje-
pengendalian manajemen memiliki kemam- men adalah bagian dari sistem besar yaitu
puan jangka panjang sebagai strategi, tidak sistem pengendalian manajemen. SPM
hanya untuk mencapai tujuan namun juga adalah sistem yang sangat luas dan leng-
sebagai keunggulan bersaing bagi UC. Be- kap sementara pengendalian manajemen
berapa penelitian sebelumnya (Auzair dan merupakan bagian proses dari implementasi
Smith 2005; Kober dan Paul 2007; Eshraqi SPM. Pengendalian manajemen merupakan
2012; Ismail 2013; Dkhili dan Noubbigh subsistem pengendalian yang lebih seder-
2013) menyatakan bagaimana pengendalian hana dibandingkan SPM dan setiap pengen-
manajemen berhubungan dengan strategi dalian manajemen memiliki tujuan yang ber-
relevan dengan temuan penelitian ini. Pe beda dari manajemen, berbeda dengan SPM
ngendalian manajemen akan mendukung yang merupakan sistem yang komplit/leng-
strategi organisasi untuk mencapai tujuan- kap dan komprehensif. Malmi dan Brown
nya. Sebagai contoh pengembangan departe- (2008) menyatakan bahwa pengendalian
men baru, efisiensi biaya, perluasan segmen manajemen adalah sistem atau aturan atau
mahasiswa, dan inovasi serta kreativitas praktek, nilai atau aktivitas lain yang digu-
memerlukan pengendalian manajemen. nakan oleh manajemen untuk mengarahkan
Oleh karena itu pengendalian juga harus perilaku karyawan. Jika sistem tersebut
dilakukan pada tingkat strategi untuk me- adalah sistem yang lebih luas, lengkap, dan
mastikan bahwa strategi yang dijalankan kompleks maka sistem tersebut adalah SPM.
sesuai dengan rencana. Chow et al. (1991) Pengendalian manajemen memiliki be-
menyatakan bahwa SPM memengaruhi berapa bentuk atau dimensi. Beberapa ben-
keunggulan bersaing organisasi. Hal terse- tuk dapat bervariasi yaitu dari Ouchi (1979),
but ditegaskan oleh beberapa terkait menu- Simons (1994), Flamholtz (1985), Whitley
runnya keunggulan bersaing pada perusa- (1999), dan Malmi dan Brown (2008). Bentuk
haan Amerika berhubungan (lihat Hayes dan Simons (1994) dan Malmi dan Brown (2008)
Abernethy 1980; Kaplan 1983, 1984; Johson dikenal sebagai bentuk paket pengendalian
dan Kaplan 1987). manajemen. Selanjutnya bentuk-bentuk
Dimensi pengendalian manajemen. pengendalian manajemen tersebut diimple-
Pengendalian manajemen adalah proses mentasikan melalui praktek-praktek pen-
bagaimana manajer memastikan bahwa gendalian manajemen. Beberapa contoh
sumber daya organisasi dapat diperoleh dan praktek pengendalian manajemen adalah
digunakan dengan efektif dan efisien dalam Strategic planning, Budgeting, performance
rangka mencapai tujuan organisasi (Mer- management.
chant dan Stede 2007 Eshraqi 2012). Se- Dimensi pengendalian manajemen
dangkan menurut Anthony dan Govindara- berhubungan dengan masalah bagaimana
jan (2007) pengendalian manajemen adalah melakukan koordinasi dalam rangka men-
proses dimana manajer memengaruhi kar capai goal congruence. Koordinasi dapat
yawan untuk mengimplementasikan strate- dilakukan dengan efektif jika dimensi pe
gi organisasi. Dkhili dan Noubbigh (2013) ngendalian manajemen mampu untuk
menyatakan bahwa pengendalian manaje- memotivasi karyawan. Pengendalian mana-
men mendukung manajer dalam mengambil jemen harus mampu memotivasi karyawan
keputusan melalui proses operasional dan agar bertindak sesuai dengan sasaran-sa-
strategik. Anthony dan Dearden (1980) dan saran strategi organisasi. Ketika karyawan
Garrison dan Noreen (2000) menyatakan dapat termotivasi maka mereka akan mudah
bahwa pengendalian manajemen adalah untuk diajak mengimplementasikan strategi
proses untuk memastikan manajer telah organisasi. Dalam rangka memotivasi kar
mengimplementasikan strategi organisasi yawan maka organisasi perlu menciptakan
dengan efektif dan efisien. Lebih lanjut pe dan mengembangkan dimensi pengenda
ngendalian manajemen memastikan semua lian manajemen yang sudah dilakukan oleh
bagian organisasi berfungsi sesuai dengan beberapa peneliti sebelumnya (Ouchi 1979,
rencana organisasi termasuk di dalamnya Flamholtz 1985, Simons 1994, Whitley 1999,
sasaran dan kebijakan. dan Malmi dan Brown 2008).
Peneliti melihat ada perbedaan men- Penelitian ini menemukan dimensi-
dasar antara SPM dan pengendalian mana- dimensi pengendalian yang terungkap di
jemen walaupun keduanya dapat dipahami lapangan. Kami memberikan nama tertentu
Radianto, Sistem Pengendalian Manajemen di Entrepeneurial University 281
Proses komunikasi yang interaktif an- reka juga selalu terpacu untuk bersikap pro-
tara sesama dosen dan dengan pimpinan fesional, terutama dalam pencapaian target-
melalui diskusi dan kegiatan lainnya, mam- target yang dibebankan kepada mereka.
pu memotivasi dan memengaruhi perilaku Demikian juga dengan penelitian dan
dosen yang merupakan aspek penting pengajaran yang semuanya difokuskan pa-
dalam pengendalian manajemen. Selanjut- da entrepreneurship. Aspek lain yang men-
nya peneliti menyebut aspek ini sebagai pe dorong dosen UC menjadi kreatif adalah
ngendalian interaksi. Interaktsi yang sangat banyaknya “beban” pekerjaan dosen di
intens akan memunculkan ide-ide bisnis samping Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu
yang begitu banyak serta inovatif. Pimpinan mendampingi bisnis mahasiswa dan kegiatan
melihat bahwa proses komunikasi yang in- pemasaran serta aktivitas lainnya. Nilai dari
tens serta saling menghormati dan menghar- entrepreneurship lainnya adalah kerja keras.
gai sangat penting dalam universitas yang seringkali dosen diminta untuk melakukan
berkarakter “entrepreneurial”. Oleh karena promosi, kegiatan administrasi, tugas khu-
itu pengendalian yang berfokus pada proses sus dari pimpinan, dan pelatihan-pelatihan
interaksi sebenarnya mendukung semangat yang wajib diikuti. Banyaknya aktivitas ini
entrepreneuship di UC. membuat dosen harus bekerja keras.
Pengendalian nilai. Pengendalian se- Peran dosen terpenting di UC adalah
lanjutnya adalah pengendalian nilai. Peneliti membimbing proyek mahasiswa, sehingga
menemukan ada tiga nilai yaitu nilai entre- banyak waktu yang harus dicurahkan oleh
preneurship, kekeluargaan, religius. Pe dosen untuk mahasiswa. Konsekuensinya
ngendalian nilai adalah pengendalian yang banyak pekerjaan yang harusnya tidak se-
dilakukan oleh pimpinan melalui nilai-nilai lesai tepat pada waktunya, sehingga harus
yang ada di organisasi, dalam kasus ini di dibawa ke rumah. Kerja keras merupakan
UC. Nilai entrepreneurship adalah iklim yang value yang ada di UC yang berdampak pa-
dibentuk oleh manajemen UC dan meru- da karakter dosen di UC. Disamping kerja
pakan nilai “turunan” dari grup Ciputra. keras, kerjasama tim menjadi salah satu
Nilai-nilai ini ternyata direspon sangat posi- value yang penting bagi informan.
tif oleh para informan. Hal ini sesuai dengan Nilai kekeluargaan merupakan nilai
harapan owner melalui wakilnya di yayasan selanjutnya yang muncul di UC. Nilai-nilai
bahwa dia sangat berharap bahwa apapun kekeluargaan membuat mereka sangat ter-
yang dilakukan oleh seluruh dosen dan staf motivasi untuk melaksanakan Tri Dharma
UC diwarnai oleh nilai IPE (Integritas, pro- Perguruan Tinggi dan membimbing proyek
fesionalitas, dan Entrepreneurship). Berikut mahasiswa. Mereka sangat senang jika di-
ungkapan informan: anggap keluarga baik oleh rekan-rekannya
terutama oleh pimpinan. Adanya nilai-nilai
“sebenarnya harapan saya adalah kekeluargaan membuat mereka merasa nya-
dari jajaran rektorat sampai man dalam bekerja yang berdampak pada
tingkat paling bawah seperti office meningkatnya motivasi dosen. Indikasi ada
boy bisa memahami culture dari nya hubungan kekeluargaan di beberapa
Ciputra Group, sehingga didalam departemen terlihat ketika mereka merasa
pola sikapnya, pola pikirnya, pola tidak adanya hubungan antara “atasan” dan
tindaknya diwarnai oleh IPE – In- “bawahan”, adanya keterbukaan antara para
tegritas Professionalitas Entre- staf seperti layaknya saudara.
preneurshipsebagai budaya dari
Group Ciputra itu, nah itu target “saya merasa disini cukup baik
saya” pak dalam hal hubungan interper-
sonalnya, sampai saat yang saya
Contoh yang begitu tampak adalah alami ya pak…kekeluargaan cu-
kurikulum di UC yang berbeda dengan kup baik ya, antar staff itu cukup
perguruan tinggi lain. Begitu pula dengan baik, komunikasi antara atasaan
metode pengajarannnya yang berbeda, di- bawahan menurut saya cukup
mana aspek pendampingan mahasiswa sa bagus kalau dibandingkan de
ngat kuat dan mengambil porsi yang sangat ngan beberapa tempat lama saya
besar. Para informan menyatakan bahwa sebelumnya, ya cukup bagus ya
mereka sangat termotivasi untuk selalu ber- itu tadi kekeluargaan, kerja sama
pikir kreatif dan inovatif dalam segala aspek cukup bagus ya”
pengajaran, penelitian, dan lain-lain. Me
Radianto, Sistem Pengendalian Manajemen di Entrepeneurial University 283
Lebih dari itu mereka menyatakan Hal ini terdapat dalam peraturan uni-
bahwa dengan pemberdayaan ini maka se versitas dan disampaikan secara langsung
sungguhnya mereka merasa dihargai oleh kepada para dosen. Proses ini biasanya
pimpinan. Beberapa informan menyatakan dilakukan kepada para dosen baru yang
bahwa mereka ingin mendapatkan pela- mengikuti program orientasi. Sedangkan as-
tihan-pelatihan yang bermanfaat untuk pek terakhir yaitu berperilaku etis. Perilaku
mengerjakan tugas-tugas mereka seperti etis yang sering diungkapkan informan
bagaimana mengajar yang baik dan benar, adalah tidak melakukan plagiarisme dan
bagaimana mengajar secara kreatif, mentor- menjunjung tinggi kejujuran.
ing proyek bisnis mahasiswa. Hal ini ternya- Implikasi pengendalian manajemen
ta juga memengaruhi beberapa dosen yang
di UC. Pengendalian formal merupakan pe
sedang studi lanjut untuk mengambil tema
ngendalian yang diformalkan oleh manaje-
yang berhubu ngan dengan entrepreneur-
men dalam berbagai bentuk misalnya kode
ship. Demikian juga dengan penelitian yang
etik dan peraturan pimpinan. Hasil peneli-
dilakukan oleh dosen dengan didanai oleh
Dikti atau pihak lainnya. Tidak hanya hal tian menunjukkan bahwa di entrepreneurial
itu, para pimpinan sangat mendukung para university pengendalian yang diformalkan
dosennya untuk belajar lebih lanjut tentang ternyata tidak semuanya mampu meme
ilmu yang mereka dalami atau ilmu lainnya ngaruhi perilaku dosen. Namun demikian
terutama entrepreneurship. Banyak dosen ternyata praktek pengendalian yang tidak
dikirim ke luar kota bahkan ke luar negeri diformalkan yaitu nilai-nilai yang muncul
untuk mengikuti training demi meningkat- serta interaksi yang intens memegang pe
kan kompetensinya. ranan yang sangat penting.
Pengendalian preventif. Pengenda Pengendalian interaksi merupakan in-
lian ini seperti “pagar” yang memagari setiap formal control. Pengendalian yang dipraktek-
dosen untuk tidak berperilaku menyimpang. kan melalui dialog dan diskusi ini ternyata
Terdapat tiga aspek dalam sistem pengenda- mampu meningkatkan kemampuan dosen
lian ini, aspek pertama yaitu dosen dilarang dalam memberikan gagasan dan ide-ide
melakukan tindakan kriminal seperti korup- untuk pengembangan universitas. Bahkan
si, manipulasi dan kecurangan-kecurangan pengendalian tersebut mampu untuk memo-
yang lain. Berikutnya adalah dosen tidak bo- tivasi dosen untuk berinovasi dan mening-
leh melanggar aturan universitas. Beberapa katkan kreativitasnya. Hal ini sejalan de
aturan yang mereka pahami adalah tidak ngan karakteristik entrepreneurial university
boleh merokok dalam lingkungan kampus, yaitu adanya inovasi dan kreativitas. Hal ini
Jam mengajar kurang dari yang ditentukan dikarenakan dosen dapat memberikan kon-
oleh universitas, tidak boleh tidak mengajar
tribusi kepada univesitas melalui gagasan
matakuliah entrepreneurship, tidak boleh
dan ide-idenya sehingga ketika gagasan dan
menolak penugasan dengan alasan yang ti-
ide mereka diterima dan dihargai oleh mana-
dak jelas, tidak boleh mengajar di universi-
tas lain, tidak boleh datang terlambat, dan jemen dan mereka akan termotivasi untuk
tidak boleh bekerja di tempat lain. berperilaku sesuai dengan yang diharapkan
oleh universitas.
“Merokok Tentunya apabila Dialog informal ini terjadi antara se
mungkin melakukannya sendiri sama dosen maupun antara dosen dengan
pribadi dikamar atau dikamar pimpinan (ketua program studi atau dekan).
mandi tidak ada masalah karena Melalui dialog informal banyak hal penting
tidak ada yang tau, tetapi disi- dibicarakan termasuk penyelesaian masalah
ni kita seperti menjadi public fi
yang terjadi, sehingga hal ini kerap kali me-
gure terutama bagi mahasiswa
munculkan ide-ide yang kreatif dan inovatif.
dan bagi keluarga mahasiswa,
Oleh karena itu peneliti merekomendasikan
bagi orang tua mahasiswa, disini
agar dialog informal tersebut dapat difasili
mungkin yang diharapkan adalah
dosen bisa menjaga image bahwa tasi oleh manajemen UC. Selanjutnya komu-
UC ini memberikan pendidikan nikasi dapat dikembangkan menjadi prog
yang baik, tentu saja hal-hal yang ram khusus sehingga dapat menjadi salah
melanggar hukum atau etika baik satu strategi untuk mengembangkan dosen
secara etika dan norma-norma se- terutama dalam meningkatkan kreativitas
baiknya tidak dilakukan, yang ti- dan memunculkan inovasi, seperti halnya
dak boleh juga plagiarism dialog.
Radianto, Sistem Pengendalian Manajemen di Entrepeneurial University 285
Penelitian ini juga menemukan bahwa informan performance appraisal yang saat
dosen sebenarnya tidak dapat dikendalikan ini dilakukan masih belum lengkap. Hal ini
sepenuhnya melalui pengendalian manaje- dikarenakan performance appraisal adalah
men yang formal. Hal ini terlihat sebagian landasan bagi pengembangan diri dosen.
besar dosen tidak termotivasi dengan pe Disamping itu beberapa dosen beranggapan
ngendalian tersebut. Namun ternyata fakta bahwa performance appraisal hanya diper
di lapangan menunjukkan bahwa aspek untukkan untuk insentif tambahan. Namun
informal control memegang peranan yang demikian ternyata sebagian informan me-
sangat penting walaupun formal control juga nyatakan bahwa mereka cukup termotivasi
penting untuk aspek lainnya seperti kedi untuk melakukan yang terbaik sehingga
siplinan dan keteraturan. Peneliti mereko- memotivasi diri mereka untuk melakukan
mendasikan agar manajemen memberikan aktivitas yang meningkatkan nilai perfor-
fasilitas informal control untuk berkembang mance appraisal mereka.
di UC. Sehingga peneliti menyatakan bahwa Peneliti melihat bahwa performance
pengendalian manajemen di entrepreneur- appraisal sangat penting dalam meningkat-
ial university tidak hanya dilakukan melalu kan kinerja dosen, namun kondisi saat ini
formal control tetapi juga informal control nampaknya terjadi karena proses yang tidak
system. tepat. Proses tersebut sebaiknya dilakukan
Penelitian ini menemukan bahwa juga dengan pendekatan “bottom up” sehing-
konsep pengendalian manajemen di entre- ga proses formulasi performance appraisal
preneurial university adalah pengendalian melibatkan para dosen tidak hanya unsur
manajemen yang memiliki tujuan untuk manajemen. Dengan partisipasi dari dosen
mengembangkan potensi dosen. Pengem- maka diharapkan performance appraisal
bangan ini harus secara khusus menjadi dapat memotivasi dosen untuk bekerja lebih
suatu program tersendiri dan menjadi salah optimal dan berperiaku sesuai dengan yang
satu aspek penting. Manajemen UC dapat diharapkan oleh universitas. Dari uraian
membuat kebijaksanaan untuk mendorong tersebut peneliti berpendapat bahwa perfor-
atau bahkan mewajibkan setiap dosen un- mance appraisal yang diterapkan di entrepre-
tuk dapat mengikuti pelatihan setiap satu neurial university adalah participative perfor-
tahun. mance appraisal.
Aspek lain yang memotivasi dosen
adalah gaya kepemimpnan. Penelitian ini SIMPULAN
menemukan bahwa gaya kepemimpinan Selanjutnya peneliti menyimpulkan
yang sesuai untuk diterapkan di entrepre- bahwa hal yang baru dalam penelitian pe
neurial university adalah gaya kepemimpi- ngendalian manajemen ini. Pertama, pe
nan yang transformasional. Maka, pene ngendalian interaksi memegang peranan
liti merekomendasikan adanya pelatihan yang lebih besar di entrepreneurial university
kepempimpinan untuk kemudian menjadi dibandingkan dengan dimensi pengendalian
pelatihan wajib bagi setiap pemimpin atau formal lainnya seperti performance apprai
calon pemimpin di UC. Pengendalian pre- sal, kode etik, dan lain-lain. Melalui inter-
ventif lainnya menurut peneliti harus tetap aksi maka semua staf mampu memberikan
dipertahankan karena memang diperlukan ide-ide brilian mereka untuk mendukung
untuk memastikan dosen tidak menyimpang pengembangan fakultas.
dari harapan universitas. Kedua, konsep pengendalian manaje-
Performance appraisal saat ini diterap- men di entrepreneurial university adalah
kan menggunakan pendekatan “Top Down” pengembangan diri. Dalam konsep ini,
demikian juga dengan nilai-nilai merupakan pengembangan diri individu bukan reward
turunan dari Grup Ciputra. Hasil kajian yang harus diberikan ketika invidu berhasil
dari lapangan menunjukkan bahwa seba- mencapai target atau berprestasi. Konsep
gian informan merasa bahwa performance pengendalian manajemen adalah pengem-
appraisal yang diterapkan masih jauh dari bangan kompetensi dosen adalah temuan
yang diharapkan. Mereka menyatakan bah- baru dan kebaharuan dalam penelitian SPM
wa sistem saat ini tidak begitu memotivasi karena selama ini pengembangan individu
mereka. Hal ini terjadi karena tidak ada dianggap sebagai reward yang diperoleh in-
nya program yang holistik dari sistem yang dividu ketika yang bersangkutan memiliki
diterapkan saat ini. Menurut kebanyakan prestasi.
286 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 2, Agustus 2015, Hlm. 272-289
SPM in service organizations.” Manage- Eshraqi. 2012. “Innovation and using Mana
ment Accounting Research, Vol. 16, hlm gement Control System.” International
399–421. Proceedings of Economics Development
Belkaoui, A. R. 2003. ‘Intellectual Capital & Research, Vol. 52, hlm 1.
and Firm Performance of US Multina- Flamholtz, E. G., T.K. Das, dan A. Tsui. 1985.
tional Firms: a Study of The Resource- “Toward an integrative framework of or-
Based and Stakeholder Views.’ Journal ganizational control.” Accounting, Orga-
of Intellectual Capital. Vol. 4, No. 2. pp. nizations & Society, Vol. 10, hlm 35-50.
215-226. Garrison, R.H. & E.W. Noreen. 2000. Mana-
Birnberg, J.G. 1998. “Some Reflections on gerial Accounting, 9th edition. Irwin
The Evelution of Organizational Con- McGraw Hill dalam Zheng, T. 2012.
trol.” Behavioral Research in Accoun Balancing The Tensions Between The
ting, hlm 27-46. Control And Innovative Roles of Mana
Bobe, B.J., and D.W. Taylor. 2010. Use of gement Control Systems: A Case Study
management control systems in uni- of Chinese Organization. Disertasi tidak
versity faculties: evidence of diagnostic dipublikasikan. University of Northum-
versus interactive approaches by the up- bria at Newcastle. UK
per echelons. The Sixth Asia Pacific In- Gibb, A. 2005. Towards the Entrepreneurial
terdisciplinary Research in Accounting Univesity: Entrepreneurship Education
Conference, Sydney, July 2010. a s A lever of Change. Diunduh 12 Fe
Bruining, H., M. Bonnet, dan M. Wright. bruari 2014 dari webspace.utexas.edu
2004. “Management control systems Gibb, A., dan P. Hannon. 2006. Towards the
and strategy change in buyouts.” Man- Entrepeneurial University? Diunduh 12
agement Accounting Research, Vol. 15 Februari 2014 dari webspace.utexas.
hlm 155–177. edu
Chenhall, R. 2003. “Management control Hanna, D.E. 1998. “Higher Education in an
system design within its organizational Era of Digital Competition: Emerging
context: Findings from contingency- Organizational Models.” JALN, Vol. 2,
based research and directions for the No. 1, hlm 66-95.
future.” Accounting, Organizations and Hayes, R and W. Abernathy. 1980. “Mana
Society, Vol. 28, No. 2-3, hlm 127-168. ging Our Way to Economic Decline.”
Chow, C., M.D. Shields, dan Y. Chan. 1991. Harvard Business Review. hlm 67-77.
“The Effects Of Management Controls Henri, J.F. 2006. “Management control sys-
And National Culture On Manufactu tems and strategy: A resource-based
ring Performance: An Experimental In- perspective.” Accounting, Organizations
vestigation.” Accounting, Organizations and Society, Vol. 31, hlm 529–558.
and Society, Vol. 6, hlm 209-226. Herath, S.K. 2007. “A Framework for Mana
Davila, A., G. Foster, dan M. Li. 2009. “Rea- gement Control Research.” Journal of
sons for management control systems Management Development, Vol. 26, No.
adoption: Insights from product devel- 9, hlm 895-915.
opment systems choice by early-stage Herbert, I. 2009. “Business transformation
entrepreneurial companies.” Accoun through empowerment and the implica-
ting, Organizations and Society, Vol. 34, tions for management control systems.”
hlm 322–347. Journal of Human Resource Costing &
Dkhili, H., dan H. Noubbigh. 2013. “Manage- Accounting, Vol. 13, No. 3, hlm 221-
ment Control System and the Case of 244.
CSR in the Tunisian Industrial Com- Ho, W., P.K. Dey, dan H.E. Higosn. 2006.
panies: What Findings by the Method “Multiple Criteria Decision Making
of Structural Equation?” International Techniques in Higher Education.” Inter-
Review of Management and Marketing, national Journal of Educational Mana
Vol. 3, No. 2, hlm 86-92. gement, Vol. 20, no. 5, pp. 319-337
Efferin, S, and T. Hopper. 2007. “Manage- Hoecht, A. 2006. “Quality Assurance in UK
ment control, culture and ethnicity in higher education: Issues of trust, con-
a Chinese Indonesian company.” Ac- trol, professional autonomy and ac-
counting, Organizations, and Society, countability.” Higher Education, Vol.
Vol. 32, hlm 223–262. 51, hlm 541-563.
288 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 2, Agustus 2015, Hlm. 272-289
Hoque, Z., dan M. Chia. 2012. “Competitive Mahsun, M. 2006. Pengukuran Kinerja Sek-
forces and the levers of control frame- tor Publik. Penerbit BPFE Fakultas Eko-
work in a manufacturing setting A tale nomi UGM.
of a multinational subsidiary.” Qualita- Malmi, T. and D.A. Brown. 2008. “Manage-
tive Research in Accounting & Manage- ment control systems as a package—
ment, Vol. 9, No. 2, hlm 123-145. Opportunities, challenges and research
Ismail, T. 2013. “Formatting Strategy and directions.” Management Accounting
Management Control System : Evidence Research, Vol. 19, Vol. 4, hlm 287-300.
from Indonesia.” International Journal Marginson, D.E.W. 2002. “Management con-
of Business and Social Science, Vol. 4, trol systems and their effects on strat-
No. 1, hlm 196-205. egy formation at middle-management
Jarvenpaa, M., dan A. Lansiluoto. 2011. Link- levels: evidence from a U.K. organiza-
ages Between the Elements of Mana tion.” Strategic Management Journal,
gement Control Systems in A non-profit Vol. 23, No. 11, hlm 1019-1031.
Organization, paper from SSRN. Marginson, S. 2004. “Competition and Mar-
Johnson, T and R. Kaplan. 1987. Relevance kets in Higher Education: a ‘Glocanal’
Lost: The Rise and Fall of Management Analysis.” Policy Futures in Education,
Accounting. Boston Harvard Business Vol. 2, Vo. 2, hlm 175-244.
School Press. Marques, M.C.C. 2009. “Key Performance
Kaplan and Norton 2004. The Strategy Map. Indicators in Portuguese Public Uni-
Harvard Business School Press, Bos- versity.” Research in Higher Education
ton. MA Journal. Vol. 5, hlm 1-15.
Kaplan and Norton. 2001. The Strategy-fo- Merchant, S. 2007. Management Control Sys-
cused Organization, Harvard Business tems: Performance Measurement, Evalu-
School Press. Boston, MA ation, and Incentives. 2nd edition. Pren-
Kaplan, R. 1983. “Measuring Manufactur- tice Hall.
ing Performance: A New Challenge for Montgomery, C., Collins. D. 2005. Corporate
Mana gement Accounting Research.” Strategy: A Resource Based Approach
The Accounting Review, hlm 686-705. 2nd edition. McGraw-Hill/Irwin. Bos-
Kaplan, R. 1984. “Yesterday’s Accoun ting ton.
Undermines Production.” Harvard Morsing, M., dan D. Oswald. 2009. “Sustai
Business Review, hlm 95-101. nable Leadership: Management Control
Kimura dan Mourdoukourtas, 2000. “Effec- Systems and Organizational Culture in
tive Integration of Management Control Novo Nordisk A/S.” Corporate Gover-
Systems for Competing in Global In- nance. Vol. 9 no. 1, hlm 83-99.
dustries.” European Business Review. Otley, D. T, dan A. Berry. 1994. “Case study
Vol. 12, No. 1, hlm 41-45. research in management accounting
Kober, R., Ng, J., dan B.J. Paul. 2007. “The and control.” Management Accounting
interrelationship between management Research, Vol. 5, hlm 45-65.
control mechanisms and strategy.” OECD 2012. A Guiding Framework for En-
Management Accounting Research, Vol. trepreneurial University. Diunduh 15
18, No. 4, hlm 425–452. Februari 2014 dari www.oecd.org
Kuswarno, E. 2013. Fenomenologi: Metode Ouchi, W. 1979. “A conceptual framework
Penelitian Komunikasi: Konsepsi, Pedo- for the design of organization control
man, dan Contoh Penelitiannya. Pener- mechanisms.” Management Science,
bit Widya Padjajaran Vol. 25, hlm 833-848.
Kren, L. 1997. The Role of Accounting In- Radianto, W. 2012. Do we ready to face Glo-
formation in Organization Control-The balization of Accounting? Exploratory
State of the Art. American Account- Study of Accounting Faculties in Indo-
ing Association dalam Wiyantoro, L.S., nesia. Proceeding of 5thInternatioinal
dan Sabeni, A. 2007. Hubungan antara Seminar on Industrial Engineering and
sistem pengen dalian manajemen den- Management (5th ISIEM), Manado, 14-
gan perilaku dysfunctional: Budaya 16 Februari 2012
Nasional Sebagai Variabel Moderating. Ropke, J. 2000. The Entrepreneurial Univer-
Makalah dalam Simposium Nasional sity: Innovation, Academin Knowledge
Akuntansi X, Makassar 26-28 Juli Creation and Regional Development in
2007 Globalized Economy. Diunduh 15 Feb-
Radianto, Sistem Pengendalian Manajemen di Entrepeneurial University 289