Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar It
PERCOBAAN 1
PENGUAT EMITOR DITANAHKAN
Alat dan Bahan
. Papan Rangkaian
. Power supply
Ampere meter
osiloskop
|. Resistor
transistor
voltmeter
. condensator
erYANeaENs
Tujuan Percobaan:
1. Dapat menghitung hg dari lengkung ciri keluaran transistor
2. imerangkai penguat emitor ditanahkan dengan benar
3. mengukur hambatan masukan dan keluaran penguat
4. mengukur tanggapan amplitudo
Dasar teori
1.
Rangkaian CB dan Rangkaian Equivalen
Penguat emitor ditanahkan (common emitor), sesuai dengan kaki emitor terhuung
ke ground (tanah). Base emitor berada dalam bias maju. Terhubungnya emilor ke
ground dada dua macam, yaitu dengan cara langsung dan secara tak langsung atau
kapasitor (ground AC). Common emitor sering digunakan sebagai driver (penguat
tegangan) dengan perumusan yang dapat dianalisis dengan rangkian equivalen,Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar I
Gambar 1.
a. Emitor ke ground langsung
b. Emitor-ground lewat CE kapasitor bypass
Pada gambar 2. Ry = Roi//Ru2 dan hambatan Re tidak dilukiskan Karena ada
kapasitor bypass Ce. dengan harga parameter h diperoleh dari:
25
Me 1+
hy (1 +B inGna )
hve (dapat dicari dari perunut lengkung ciri keluaran transistor)
Ie = (dapat dicari dari perunut lengkung ciri keluaran transistor)
he =0
Rangkaian Equivalen adalah :
Gambar 2. Rangkain Bquivalen common emitor
2, Besaran-besaran penting penguat:
- Impedansi masukan penguat Ri =Rys// big
- Impedansi keluaran penguat Ro= Re
Noe
- Penguatan tegangan isyarat input (Vi) Ky =
- _ Penguatan tegangan isyarat sumber (Vs)Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar i
3, Bias Penguat
Gambar 3 (a) cara penentuan hye b) cara penentuan hee
Dari gambar 3a dapat ditentukan :
Dari gambar 3b dapat ditentukan:
Ale
hee AV og,
Dalam merancang bias penguat, kita harus menentukan dahulu titik operasi yang
digunakan (q). Bila dikehendaki tik q ditengah garis beban, dari gambar 3a kita
dapatkan :
Vow =" Vee
sedangkan arus kolektornya:
ape oew
few =le Re+Ry
Dari informasi-informasi tersebut dapat ditentukan besarnya hie. Harga komponen-
komponen yang akan dipakai dapat ditentukan sebagai berikut:
Pertama kita pilih nilai hambatan Re, karena hambatan ini menentukan harga
impedansi keluaran penguat. Misalnya kita pilih Rc = 2K7 dan Re = 1/5 Re dan Veo
= 12 V. maka dapat ditentukan harta Ip.
Selanjutnya untuk merancang rangkaian pemberi bias basis dengan
menggunakan nilai RB1 dan RB2, Perhatikan gambar 1.Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar tt
Bila rangkaian bias itu digambar dengan rangkaian setara Thevenin akan
menjadi:
Re=Ro // Reo
Gambar 4. Rangkaian bias basis setara Thevenin
Maka berlaku hubungan:
Veo = Ip Ro + Vos + eRe
Faktor kemantapan arus adalah perbandingan arus IC terhadap arus
balik ICo nilainya akan mendekati Re/Re sehingga dari informasi
kemantapan arus (Is) ini bisa dijadikan untuk penentuan nilai Re
harganya sesuai dengan hasil perhitungan. Dengan demikian didapat
titik q seperti yang dikehendaki.
Kapasitor Penyambung
Kapasitor penyambung, masukan dan keluaran yakni C1 dan C2,
harus kita pilih sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan hilangnya
tegangan karena reaktansi Xc = = pada frekuensi rendah.
ot
Demikian juga kapasitor by-pass Ce, harus dipilih sehingga arus
isyarat tidak melalui Re. Untuk kapasitor-kapasitor di atas bila
digunakan syarat berikut:
Xey =1/(@Cl) << R1, dan
Xicey) = 1/(wCe) << Re .
Maka sudah cukup bagus bila dipilih C1 ,= C2 = 10 pF Ce = 100 pF
Untuk isyarat frekuensi rendah, sekitar 100 Hz. Ketiga kapasitor tersebut
mempengaruhi nilai frekuensi potong bawah pada tanggapan amplitudo
penguat.Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar Il
Tanggapan Amplitudo
Penguat tegangan penguat tergantung pada frekuensi, hubungan
ini dinyatakan dalam tanggapan amplitudo sebagai berikut:
ky(4B)
fr fe Log f
Gambar 5. Tanggapan amplitudo penguat
Daerah frekuensi dimana penguat Ky tidak berubah terhadap
frekuensi (datar) disebut frekuensi tengah.
Frekuensi di mana penguatan turun 3 dB terhadap frekuensi
tengah terjadi pada dua harga yaitu fi, dan fe, yang masing-masing
disebut frekuensi potong bawah dan frekuensi potong atas.
Pengukuran Hambatan Masukan dan Keluaran
a. Mengukur hambatan masukan Rin
Untuk mengukur Ria kita.gunakan gambar 6
Gambar 6. Rangkaian untuk mengukur Rin
a. Langkah-langkah mengukur Rin
1) Ukur Rs Pembangkit isyarat, caranya seperti pada gambar 7,
- Atur harga R hingga Va, (R) = % Vas (open)
- Ukur R dengan multimeter
- Rs=Rb.
Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar it
Gambar 7. Mengukur Rs pembangkit isyarat
2) Gunakan rangkaian pada gambar 6, ubah R hingga Vix (It) = Vie
(open)
3) Ukur nilai R dengan multimeter, maka Rin =Rs + R
Mengukur hambatan keluaran
Pengukuran impedansi keluaran penguat dapat diukur dengan
cara sama seperti mengukur impedansi keluaran pembangkit isyarat.
Langkah Rercobaan
1.
oe
. Rangkailah gambar 1 b dan pasang RL sebesar 1 K
2. Tanpa ada isyarat (terminal input diground-kan) atur Rb}, agar Vce
=1/2 Vcc Pada keadaan ini hitung Ic dengan jalan mengukur beda
potensial kedua ujung Re dan hasilnya di-bagi dengan nilai Re. Ukur
pula Veedan Ip
3. Hubungkan terminal input dengan AFG yang telah diset pada
frekwensi 1 KHz dan atur tegangan masukan sampai siyal keluaran
yang terlihat di osiloskop tidak cacat.
. Ukur tegangan masukan dan tegangan keluaran
. Ukurlah hambatan masukan dan keluaran dari rangkaian saudara dan
tentukan pula hambatan keluaran dari AFG yang saudara gunakan.
6. Ukur pula tegangan masukan dan keluaran dari rangkaian yang
saudara buat untuk frekuensi yang lainnya (dari kegiatan ini saudara
akan mendapat grafik tanggapan frekuensi)
Evaluasi dan Pertanyaan
1
2
3.
Tentukan penguatan secara teori dan praktek dari rangkaian yang
saudara buat (jelaskan mengapa ada perbedaan)
Gambarkan grafik tanggapan frekuensi dari rangkaian yang saudara
buat.
Diskusikan kesimpulan apa yang saudara dapatkan dari percobaan inib.
Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar i
Gambar 7. Mengukur Rs pembangkit isyarat
2) Gunakan rangkaian pada gambar 6, ubah R hingga Vix (It) = Vic
(open)
3) Ukurnilai R dengan multimeter, maka Ria = Rs +R
Mengukur hambatan keluaran
Pengukuran impedansi keluaran penguat dapat diukur dengan
cara sama seperti mengukur impedansi keluaran pembangkit isyarat.
Langkah Rercobaan
1. Rangkailah gambar 1 b dan pasang RL sebesar 1 K
2. Tanpa ada isyarat (terminal input diground-kan) atur Rb), agar Vce
=1/2 Vec Pada keadaan ini hitung Ic dengan jalan mengukur beda
potensial kedua ujung Re dan hasilnya di-bagi dengan nilai Re, Ukur
pula Veedan Is,
3. Hubungkan terminal input dengan AFG yang telah diset pada
frekwensi 1 KHz dan atur tegangan masukan sampai siyal keluaran
yang terlihat di osiloskop tidak cacat.
. Ukur tegangan masukan dan tegangan keluaran
5. Ukurlah hambatan masukan dan keluaran dari rangkaian saudara dan
tentukan pula hambatan keluaran dari AFG yang saudara gunakan.
6. Ukur pula tegangan masukan dan keluaran dari rangkaian yang
saudara buat untuk frekuensi yang lainnya (dari kegiatan ini saudara
akan mendapat grafik tanggapan frekuensi)
-
Evaluasi dan Pertanyaan
1,
2
3.
Tentukan penguatan secara teori dan praktek dari rangkaian yang
saudara buat (jelaskan mengapa ada perbedaan)
Gambarkan grafik tanggapan frekuensi dari rangkaian yang saudara
buat.
Diskusikan kesimpulan apa yang saudara dapatkan dari percobaan iniPetunjuk Praktikum Elektronika Dasar it
PERCOBAAN2
PENGUAT DAYA KELAS A
Alat Dan Bahan:
1. Papan rangkaian 5. Kabel Konektor
2. Resistor 6. Power Suply simetri
3. AFG 7. Multitester digital
4. Osiloskop
Tujuan :
1, Memahami prinsip kerja penguat daya kelas A
2. Menentukan Penguat tegangan (Av) pada penguat daya kelas A
3. Menentukan impedansi masukan (Zia) dan impedansi keluaran (Zou!)
Dasar Teori
Apabila sebuah transistor mémpunyai titik kerja Q di dekat tengah-
tengah garis beban DC, suatu sinyal AC yang kecil mengakibatkan
transistor bekerja di daerah yang aktif dalam seluruh siklusnya. Apabila
sinyal membesar, transistor terus bekerja di daerah aktif selama waktu
mencapai puncak-puncaknya sepanjang garis beban titik jenuh dan titik
pancung (cut off) tidak terpotong. Untuk membedakan cara operasi ini dari
jenis-jenis lainnye, operasi tersebut disebut dari kelas A. Dalam gambar 1,
titik q diambil ditengah atau di pusat garis beban AC, dari sini kita
mendapatkan silus output yang tak tergunting dengan kemungkinan yang
terbesar.
L\ 4
SS
Gambar 1, Garis beban CE kelas APetunjuk Praktikum Elektronika Dasar It
Dalam merancang penguat daya kelas A titik kerja q harus berada di
tengah-tengah garis beban, maka dapat diperoleh dengan langkah-langkah
berikut. Untuk garis beban DC:
Feta = —_—
(Re +Ry)
Verianay = Veo
beg 2 Moma Vena
Ry
Veeiyy = Veo= le . (Re+ Re)
Untuk menggambar garis beban AC dapat dilakukan dengan cara berikut :
RVR:] BRe
Gambar 2. Rangkaian ekivalen AC
Dengan :
Ru= Re//RL
AVce = Ale. (Re + Re)
Leqatoin = Veeggy + Tew Re
Pada penguat Kelas A dikenal adanya PP atau kepatuhan AC. Kepatuhan
AC (PP) adalah tegangan keluaran maksimum penguat dari puncak ke
Puncak (tampa pemotongan). Kepatuhan AC (PP) dapat dirumuskan sebagai
rikut:
PP =2Ic(q) Rt
Secara teori kita dapat merancang suatu penguat CE kelas A dengan cara
menentukan bias DC-nya terlebih dahulu, setelah selesai maka akan
diperoleh nilai-nilai untuk resistor yang digunakan. Sebelum menentukan
bias DC tersebut terlebih dahulu dipilih jenis transistor yang digunakan,
kemudian baru menentukan bias Deny mePetunjuk Praktikum Elektronika Dasar It
Penguat daya yang dibahas pada percobaan ini sama seperti penguat
Common Emitter pada penguat satu tingkat, hanya saja sinyal input yang
diberikan jauh lebih besar amplitudonya. Penganalisaan impedansi input
dan impedansi output serta penguatan sama seperti penguat satu tingkat.
Langkah Percobaan:
1. Rangkailah kompanen-komponen yang ada seperti pada gambar 3 pada
papan rangkaian
pik
UV
—_.
Bakr
2. Hubungkan dengan power supply
3. Ukur titik kerja DC-nya V3,Ve, Veledan In
4, Dalam keadaan tanpa beban, ukur kepatuhan AC:
a. Beri sinyal sinusoida dengan fin = 1 KHz
b, Atur sinyal masukan hingga didapatkan sinyal keluaran maksimum
tanpa terpotong.
c. Catat data yang didapat pada tabel
d. Ulangi untuk frekwensi yang lain sesuai tabel berikut :Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar It
Penguat daya yang dibahas pada percobaan ini sama seperti penguat
Common Emitter pada penguat satu tingkat, hanya saja sinyal input yang
diberikan jauh lebih besar amplitudonya. Penganalisaan impedansi input
dan impedansi output serta penguatan sama seperti penguat satu tingkat.
Langkah Percobaan:
1, Rangkailah kompanen-komponen yang ada seperti pada gambar 3 pada
papan rangkaian
rik
Ube
“Jane
2. Hubungkan dengan power supply
3. Ukur titik kerja DC-nya Vo,Ve, Ve, ledan Ip
4, Dalam keadaan tanpa beban, ukur kepatuhan AC:
a. Beri sinyal sinusoida dengan fin = 1 KHz
b. Atur sinyal masukan hingga didapatkan sinyal keluaran maksimum
tanpa terpotong.
c. Catat data yang didapat pada tabel.
4. Ulangi untuk frekwensi yang lain sesuai tabel berikut :
ReneePetunjuk Praktikum Elektronika Dasar (1
5. Ukur impedansi masukan
s
a. Pasang resistor variable seri dengan C; dengan resistansi awal = nol
b. Tentukan tegangan keluaran (maksimum tanpa cacat) pada
frekwensi 1 KHz
c. Ukur tegangan inputnya dan mempertahankan berharga konstan
selama pengukuran/percobaan
d. Naikkan harga resistor variable tersebut sampai tegangan keluaran
menjadi % tegangan keluaran mula-mula. Selama pengukuran Vin
dijaga konstan. Lepaskan variable resistordan ukur resistansinya
dengan menggunakan multim
Ukur impedansi keluaran
a. Tentukan tegangan keluaran tanpa beban (maksimum tanpa cacat)
b. Ukur tegangan inputnya dan pertahankan konstan selama
pengukuran/percobaan
¢. Pasang resistor variable seri dengan C2 dengan resistansi maksimal
4. Turunkan harga resistansi variable tersebut sampai tegangan
Keluaran berharga % tegangan keluaran mula-mula. Selama
pengukuran Vin dijaga Konstan. Lepaskan variable resistor dan ukur
resistansinya dengan menggunakan multimeter.
@. Ulangi untuk frekwensi yang lain sesuai dengan tabel berikut :Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar lt
PERCOBAAN 3
PENGUAT DENGAN UMPAN BALIK
Alat Dan Bahan:
1. Papan rangkaian 5, Kabel Konektor
2. Resistor 6. Power Supply simetris
3. AFG 7. Multimeter
4. Osiloskop
Tujuan:
1, Memahami prinsip kerja feedback negatif
2. Memahami penguat transistor CE dengan feedback negatif
3. Menentukan karakteristik penguat tanpa dengan feedback
Dasar Teori
Aplikasi dari rangkaian penguat sangatlah luas, dapat digunakan
sebagai penguat biasa atau penguat dengan feedback. Struktur dasar setiap
amplifier dengan feedback adalah:
1. Forward amplifier (dengan penguatan > 1),
2. Rangkaian yang men-sample sinyal output,
3. Rangkaian feedback,
4, Rangkaian pembanding.
Bila efek dari perbandingan sinyal memperbesar sinyal masukan
disebut feedback positif, sedangkan bila sinyal masukan mengecil disebut
feedback negatif. Feedback positif banyak digunakan sebagai osilator
maupun filter aktif. Feedback negatif banyak digunakan untuk amplifier
dengan bandwidth lebar, penguatan yang konstan, menaikkan resistansi
input dan menurunkan resistansi output. Forward amplifier
it ‘Sampler le
ts a etal ump
Gambar 1. Diagram blok feedback (H bisa berupa tegangan atau arus)Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar It
——_——wo———<——— aaa aeaaronika Dasar it
Cambar 1 menunjukkan diagram blok umum dimana H bisa berupa
arus atau tegangan. Penguat forward dengan penguatan A sebagai pre-
sample, rangkaian feedback dengan penguatan f dan rangkaian
pembanding (komparator). Tanda + dan - pada komparator menunjukkan
hubungan’ antara sinyal input dan sinyal feedbeck. A dan B adalah
penguatan tegangan, penguatan arus, transadmitansi, atau transimpedansi,
\ergantung dari tipe rangkaian penguat rangkaian feedback yang
digunakan.
Gambar 1 b menunjukkan rangkaian yang lebih spesifik dan rangkaian
forward adalah penguat tegangan ideal dengan penguatan A, rangkaian
sampling yang memberikan semua output sebagai input dari rangkaian
feedback yang mempunyai penguatan B (biasanya kurang dari 1), dan
komparator yang memberikan selisih antara sinyal input dan tegangan
feedback, Vo/Vs yang selanjutnya kita sebut sebagai K.
Vo= AVi
Vi= Vs -BVo
sehingga Vo = A (Vs - Vo)
dan K = Vo/Vs = A/(1+ AB)
Pada rangkaian penguat dengan feedback negatif, maka penguatan
tegangan (Av lebih kecil dibaridingkan dengan Av pada rangkaian penguat
fanpa feedback. Hal ini dikarenakan feedback yang digunakan adalah
rangkaian feedback negatif, dimana output dari rangkaian penguat dicuplik
(sampler) dan diumpan balik (di-feedback) melalui rangkaian feedback
negatif berupa rangkaian pembagi tegangan.
Pada percobaan ini, rangkaian penguat yang digunakan adalah
common emitor, dan pada rangkaian ini output yang dihasilkan
Tempunyai harga penguatan yang cukup besar tapi dengan fasa yang
terbalik. Sehingga output dari rangkaian penguat yang dicuplik dan di-
feedback-kan juga mempunyai fasa yang terbalik. Output dari rangkaian
feedback, dengan fasa yang juga terbalik, selanjutnya dibandingkan dengan
tegangan/sinyal input (fasa tegangan input tidak terbalik/tetap), dimana
hasil dari perbandingan ini besarnya akan lebih kuat dari sinyal input
sebelum dibandingkan dengan sinyal feedback .Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar ll
Gambar 2. Diagram rangkaian penguat dengan umpan balik.
Output dari rangkaian komparator yang besarnya lebih kecil
dibanding input ini selanjuinya diinputkan pada rangkaian forward
amplifier, sehingga besar output dari forward amplifier ini akan lebih kecil
ditandingkan “dengan rangkalan amplifier tanpa feedback. Sehingga
enguatan tegangan pada rangkaian amplifier dengan feedback akan lel
ecif dibandingkan penguatan tegangan pada rangkaian amplifier tanpa
feedback.
Besar impedansi input pada rangkaian penguat dengan feedback
adalah lebih besar dibandingkan irnpedansi input pada rangkaian penguat
tanpa feedback. Sedangkan impedansi output pada rangkaian penguat
dengan feedback adalah lebih kecil dibandingkan dengan rangkaian
penguat tanpa feedback. Hal ini berarti bahwa penggunaan rangkaian
penguat dengan feedback akan lebih baik dan mendekati penguat ideal. (
pada penguat ideal impedansi input = tak terhingga; sedangkan impedanst
output adalah nol).
Bandwidth pada rangkaian penguat dengan feedback adalah lebih
besar/lebih lebar dibandingkan bandwidth pada rangkalan penguat tanpa
feedback. Hal ini berarti daerah kerja pada rangkaian penguat dengan
feedback adalah lebih lebar.
Pada rangkaian dengan feedback negatif, penguatan tegangan (Av) °
adalah konstan terhadap perubahan parameter transistor dan fegangan
dicuplik oleh ringkalan pembegi tegangan. Ranghaisn,pemsbes tegangan
ik ol ran i em i te; an. emit i te; an
terscbut berperan® sebagai rangkalank feedback wegatif. Denges desniltan
tegangan umpan balik tersebut adalah. sebanding dengan tegangan
keluaran atau fegangan output dari amplifier.
Misal bila A naik (lihat gambar 8.2) maka tegangan keluarannya ju
nak, Artinya, makin banyak tegangan yang diumpankan mabalt
menyebabkan V, turun (V2 naik, maka Ve, turun). Hal ini dapat
mengurangi usaha kenaikan pada ‘tegangan Keluar, schingga Av
constan.
Pada dasamya, bila tegangan masuk tetap, usaha perubshan pada
tegangan keluar akan kembali ke masukan, sehingga munculnya VA, yang
13Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar It
fecara langsung mengkompensasi usaha perubahan itu, sehingga AV akan
konstan.
Langkah Percobaan :
1. Rangkailah komponen-komponen yang ada seperti pada gambar 3
(rangkaian penguat dengan umpan balik) pada papan rangkaian,
Gambar 3
2. Hubungkan dengan power supply
3. Hubungkan dengan AFG dengan frekwensi 1 KHz
4, Ukurlah penguatan tegangan
Vin = Vp
5. Ukur impedansi masukan
a. Pasang resistor variable seri dengan C, dengan resistansi awal = nol
b. Tentukan tegangan keluaran (maksimum tanpa cacat) pada
frekwensi 1 KHz
4Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar Wt
c: Ukur tegangan inputnya dan mempertahankan berharga konstan
selama pengukuran/ percobaan
d. Naikkan harga variable tersebut sampai tegangan keluaran %%
tegangan keluaran mula-mula. Selama pengukuran Vin dijaga
Konstan. Lepaskan variable resistor dan ukur resistansinya dengan
menggunakan multimeter.
6. Ukur impedansi keluaran
a. Tentukan tegangan keluaran tanpa beban (maksimum tanpa cacat)
b. Ukur tegangan inputnya dan mempertahankan berharga konstan
selama pengukuran/percobaan
c. Pasang resistor variable seri dengan C2 dengan resistansi maksimal
d.Turunkan harga resistansi variable tersebut sampai_ tegangan
keluaran berharga ¥2. tegangan keluaran mula-mula. Selama
pengukuran Vin dijaga konstan. Lepaskan variable resistor dan ukur
resistansinya dengan menggunakan multimeter.
Pertanyaan
Dari percobaan diatas apa yang dapat anda simpulkan ?Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar I
PERCOBAAN 4
PENGUAT INVERTING
Alat Dan Bahan:
1. Papan rangkaian 5.OP-AMP LM 741
2. Resistor 6. Power Suply simetris
3. AFG 7. Multitester
4. Osiloskop
Tujuan:
1, Menggunakan OPAMP sebagai penguat inverting
2. Memahami karakteristik penguat inverting
Dasar Teori
Op-amp biasanya dilukiskan seperti pada gambar di bawah ini:
Non bavetng. tye
Output
Invening
~ Vee
Gambar 1. Simbol op-amp
Pada gambar 1. terlihat adanya 2 masukan, yaitu masukan inverting (INV)
dan masukan non -inverting (NON-INV) yang berturut-turut diberi tanda (-)
dan (+).
Bila isyarat masukan dihubungkan dengan masukan inverting, maka
pada daerah frekuensi tengah keluaran berlawanan fasa dengan isyarat
masukan, Sebaliknya bila isyarat dihubungkan dengan masukan non-
inverting maka isyarat keluaran sefasa dengan isyarat masukan,
Sebagai penguat, op-amp terdiri dari beberapa jenis, yakni op-amp
Norton, dan opamp transkonduktasi (OTA), Dalam percobaan ini kita hanya
menggunakan op-amp biasa yaitu dimana tegangan keluarannya sebanding
dengan beda tegangan antara kedua isyarat masukannya.
Untuk memahami kerja op-amp perlu diketahui sifat-sifat op-amp.
Adapun sifa-sifat ideal op-amp adalah sebagai berikut :
16Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar I
1, Penguatan loop terbuka tak berhingga.
2. Hambatan keluaran loop terbuka adalah nol.
3. Hambatan masukan loop terbuka adalah tak berhingga.
4. Lebar pita (band width) tak berhingga.
5. Common mode rejection ratio (CMRR) tak berhingga
Pada penguat inverting sumber isyarat dihubungkan dengan masukan
inverting seperti gambar 2,
+ye0
Gambar 2. Penguat inverting
Dari gambar 2 diperoleh hubungan sebagai berikut :
Vo = Av.Vi
Di mana
Av = ~Ro/ Ri, adalah penguatan loop tertutup.
Langkah Porcobaan :
1. Rangkailah komponen-komponen yang ada di gambar 2 pada papan
rangkaian
2. Sambungkan input rangkaian dengan AFG dan outputnya dengan CRO
3. Ukurlah tegangan keluaran sebagai fungsi frekuensi dan gambar pula
bentuk gelombang masukan dan keluaran.
4, Ukurlah hambatan masukan dan keluaran penguat yang saudara buat.Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar il
Data Percobaan;
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0
1
Evaluasi dan Pertanyaan
1. Dari data yang saudara dapatkan, berapakah penguatan rangkaian yang
saudara buat (bandingkan dengan teori ). Apa kesimpulan saudara?
2. Dari data gambar bentuk gelombang input dan output, kesimpulan apa
yang saudara dapatkan?
3. Berapakah hambatan masukan dan keluaran yang saudara dapatkan
(bandingkan dengan teori)Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar lt
PERCOBAAN 5.
PENGUAT NON INVERTING
Alat Dan Bahan :
1, Papan rangkaian 5. OPAMP LM 741
2. Resistor 6, Power Suply Simetri
3. AFG 7. Multitester digital
4. Osiloskop
Tujuan:
1. Menggunakan OPAMP sebagai penguat non inverting
2. Memahami karakteristik penguat non inverting
Dasar Teori
Sebagai penguat non-inverting sumber isyarat dihubungkan dengan
masukan non-inverting seperti berikut:
Hye
Gambar 1. Penguat non-nverting
Dari gambar 1 diperoleh tegangan keluaran:
Vo™ Av.ViPetunjuk Praktikum Elektronika Dasar Wt
Langkah Percobaan:
Rangkailah komponen-komponen yang ada di gambar 2 pada papan
rankaian
2. Sambungkan input rangkaian dengan AFG dan outputnya dengan CRO
3. Ukurlah tegangan keluaran sebagai fungsi frekuensi dan gambar pula
bentuk gelombang masukan dan keluaran
4. Ukurlah hambatan masukan dan keluaran penguat yang saudara buat.
Data Percobaan :
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Evaluasi dan Pertanyaan
1. Dari data yang saudara dapatkan, berapakah penguatan rangkaian yang
saudara buat (bandingkan dengan teori ). Apa kesimpulan saudara
2. Dari data gambar bentuk gelombang input dan output, kesimpulan apa
yang saudara dapatkan
3. Berapakah hambatan masukan dan keluaran yang saudara dapatkan
(bandingkan dengan teori)
20Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar it
PERCOBAAN 6
OSCILATOR
Alat Dan Bahan:
1. Papan rangkaian 5. OP AMP LM 741
2. Resistor 6. Power Suply simetri
3. AFG 7. Multitester digital
4. Osiloskop
Tujuan:
- Memahami penggunaan OP-AMP sebagai osilator
- Dapat merangkai osilator dari OP-AMP.
Dasar Teori
Inti dari osilator adalah bahwa sebagian dari out-put difeedback-kan
kepada input sedemikian rupa sehingga membantu penguatan input yang
asli. Ini berarti sinyal output yang di-feedback-kan harus mempunyai
frekwensi yang sama dan fase yang sama pula seperti input asli.
Biasanya yang difeedback-kan cukup lemah, baik dalam besaSr
maupun daya. Ada macam-macam osilatar getaran sinus, umpamanya yang
berdasarken phase shiff, resonansi dan rangkaian jembatan. Yang diambil
disini sebagai contoh adalah Wien Bridge Oscillator.
21Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar
Gambar 2
Perhatikan gambar 1 dengan seksama, kalau sementara C, dan Ca:
dilupakan, maka Ry dan Ro merupakan rangkaian seperti sambungan
digambar 2, Ri, sesuai dengan Z, dua-duanya terhubung dengan / pada
out-put dan input yang inverting (1), Rz sesuai dengan Z', dua-duanya
ditanahkan dan terhubungan dengan input (1)
Pada permulaan pembicaraan osilator ada kata-kata seperti :
a. Outputnya di difeedback-kan membantu input asli
b. Output harus se-fase dengan input asli
Hal ini menimbulkan kesan bahwa pada osilator ada semacam sumber
input pembantu yang membangkitkan osilator pertama, tentu saja
sumber ini tidak ada, cara melukis ini hanya untuk memudahkan
pemikiran dan analisis matematik. Sebut saja sumber input pembantu ini
Vs dan sementara kawat output dipotong di P. (lihat gambar 1), Vs II
harus sama dengan Vb.
Gambar 3
Gambar 4
Gambar 4 tampak bahwa input (2) adalah non inverting, berarti sefase denga-
n Vo. Tegangan yang dirasakan oleh input (2) ialah :Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar I!
z,
Va = 22 Vs = KV:
a oie -Vs = KVs
kalau V2 harus sefase dengan Vs, maka bagian imajiner dari k harus nol
ZeR, +e 2,228 _
jac 19 jaC,R,
syarat untuk k ini dipenuhi kalau frekwensinya = =<"
2aRC
Pada fo tersebut Zi = R (1-7), Za= Y&R (1-2), berarti pada frekwensi tersebut
Zu = 222 dan harga k adalah 1/3. kalau Vo sama besar dengan V2 maka
gambar 2 dan 4 didapat :
berarti (Ri+R:)/R2 harus sama dengan (142)/2 = 1/k = 3 pada frekwensi fo.
Secara teoritis syarat ini baik, tapi dalam praktek penguatan harus lebih besar
sedikit, jadi orang, merancang: (Ri+Re)/Re > 3, karena dalam praktek selalu
ada tenaga yang hilang, dan k harganya kurang dari 1/3.
Pertanyaan dan Tugas
1. Buatlah osilator jembatan Wien dengan frekwensi solution 15-20 kilo
Hertz. Berapa besar komponen yang saudara butuhkan?
2. Apa akibatnya kalau harga (Ri+R2)/R2 terlalu tinggi atau rendah dari 37
Perlihatkan hasilnya di CRO dan terangkanlah,
23