Anda di halaman 1dari 40
ANGKASA PURA IT TNDONESW'S ARPORT COMPANY PERATURAN DIREKSI PT ANGKASA PURA II (PERSERO) NOMOR: PD.12.01/12/2019/0092 TENTANG STANDARDISASI FASILITAS SELF SERVICE JOURNEY EXPERIENCE DI BANDAR UDARA PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKSI PT ANGKASA PURA II (PERSERO), Menimbang bahwa sesuai dengan program kerja PT Angkasa Pura II (Persero) Tahun 2019, yang salah satunya adalah millennial travel experience, PT Angkasa Pura II (Persero) akan fokus pada segmen pelanggan milenial (millennial travelers) melalui pengembangan portofolio produk dan service serta menargetkan peningkatan pelayanan di bandar udara yang dikelola oleh PT Angkasa Pura II (Persero); b. bahwa untuk melaksanakan program kerja _sebagaimana dimaksud pada huruf a, maka perlu adanya fasilitas Se/f Service Journey Experience, .bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut di atas, perlu ditetapkan Standardisasi Fasilitas Seif Service Journey Experience di Bandar Udara PT Angkasa Pura II (Persero) dalam suatu Peraturan Direksi; Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1992 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (PERUM) Angkasa Pura II Menjadi Perusahaan Perseroan (PERSERO) (Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 25); 2, Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2005 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negra RI Tahun 2005 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4556); 3. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 178 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Pengguna Jasa Bandar Udara (Berita Negara RI Tahun 2015 Nomor 1771); 4. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Angkasa Pura II Nomor SK-271/MBU/11/2019 tentang Pengangkatan Wakil Direktur Utama Perusahaan Perseroan (Persero) PT Angkasa Pura I; 5. Anggarat Menetapkan 5. Anggaran Dasar PT Angkasa Pura II (Persero) sebagaimana dituangkan dalam Akta Notaris Silvia Abbas Sudrajat, S.H., SN., Nomor 38 tanggal 18 November 2008 yang telah disetujui dan ditetapkan dengan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor — AHU-98879.AH.01.02 Tahun 2008. tanggal 22 Desember 2008 (Berita Negara RI Tahun 2009 Nomor 10, ‘Tambahan Berita Negara RI Nomor 3214) dan perubahannya; 6. Peraturan Direksi PT Angkasa Pura II (Persero) Nomor PD.11.01/04/2017/0028 tentang Implementasi Smart Airport; 7. Peraturan Direksi PT Angkasa Pura II (Persero) Nomor PD.01.01/09/2019/0045 tentang Organisasi_ Perusahaan PT Angkesa Pura II (Persero); MEMUTUSKAN: : PERATURAN DIREKSI PT ANGKASA PURA II (PERSERO) TENTANG STANDARDISASI FASILITAS SELF SERVICE JOURNEY EXPERIENCE DI BANDAR UDARA PT ANGKASA PURA II (PERSERO). Pasal 1 Ketentuan tentang Standardisasi Fasilitas Self Service Journey Experience di Bandar Udara PT Angkasa Pura II (Persero) adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran yang merupakan baglan yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini. Pasal 2 Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 berlaku sebagai pedoman standar fasilitas Seif Service Journey Experience di bandar udara yang dikelola oleh PT Angkasa Pura II (Persero). Pasal 3.../3 Pasal 3 (1) Apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam Peraturan ini, akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya. (2) Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Tangerang Pada tanggal_: 23 Desenber 2019 a.n, DIREKSI DJOKO MURIATMODIO Salinan Peraturan ini Disampaikan Kepada Yth.: yPenavagyyr Direktur Utama; Wakil Direktur; Para Direktur; Senior Vice President of Corporate Secretary; Vice President of Legal & Compliance; Vice President of Airport Maintenance Policy; Vice President of Engineering & Facility Quality Assurance; Vice President of Airport Engineering Development; Executive General Manager of Airport Maintenance Division; 10, Para Executive General Manager Kantor Cabana. Pasal 3 (2) Apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam Peraturan ini, akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya. (2) Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Tangerang Pada tanggal_: 23 Desember 2019 a.n, DIREKSI DIRKTUR TEKNIK Uf iN DJOKS MURIATMODIO Salinan Peraturan ini isampaikan Kepada Yt Direktur Utama; Wakil Direktur; Para Direktur; Senior Vice President of Corporate Secretary; Vice President of Legal & Compliance; Vice President of Airport Maintenance Policy; Vice President of Engineering & Facility Quality Assurance; Vice President of Airport Engineering Development; Executive General Manager of Airport Maintenance Division; 10, Para Executive General Manacer Kantor Cabana. Penonaene Lampiran Peraturan Direksi PT Angkasa Pura II (Persero) Nomor : PD.12.01/12/2019/0092 Tanggal :_ 23 Desember 2019 STANDARDISASI FASILITAS SELF SERVICE JOURNEY EXPERIENCE DI BANDAR UDARA PT ANGKASA PURA II (PERSERO) A STANDAR PELAYANAN SELF SERVICE JOURNEY EXPERIENCE D1 oe BANDAR UDARA PT ANGKASA PURA II (PERSERO) ‘ANGKASA PURA I ‘SELF CHECK-IN: 1 2 3. LATAR BELAKANG PT Angkasa Pura II (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara yang bergerak pada bidang jasa kebandarudaraan. Dalam melayani pelanggan PT Angkasa Pura II (Persero) berusaha untuk meningkatkan fasilitas yang ada. Dalam upaya mewujudkan Self Service Journey Experience maka dibutuhkan suatu fasilitas yang dapat meningkatkan pelayanan yang langsung dirasakan oleh pelanggan, salah satu pelayanan yang disediakan adalah peralatan Self Check-in. Dalam perkembangan teknologi saat ini peralatan Self Check-in sangat dibutuhkan oleh pengguna jase bandar udara. Dengan bertambahnya pengguna jasa bandar udara yang menggunakan pesawat udara, keberadaan Self Check-in sangat membantu dalam pelayanan proses pelaporan diri, Peralatan Self Check-in adalah peralatan yang digunakan untuk melayani sistem pelaporan diri secara mandir bagi para pengguna jasa bandar udara tanpa harus mengantri di area check-in counter. Agar peralatan Self Check-in yang di bandar udara PT Angkasa Pura II (Persero) menjadi standar, maka perlu dibuat standardisasi sebagai acuan dalam penerapan Seff Service Journey Experience. MAKSUD DAN TUJUAN a. Standar Fasilitas Self Check-in ini, disusun dengan maksud sebagai berikut: 1) Sebagai wujud implementasi dari program Smart Airport; 2) Sebagai wujud implementasi terhadap program Se/f Service Journey Experience; 3) Meningkatkan corporate reputation bagi PT Angkasa Pura II (Persero). b, — Standar pelayanan Seif Check-in berikut: 1) Memberikan pelayanan optimal dan new experience kepada para pengguna jasa bandar udara dengan proses layanan check-in; 2) Mengurangi jumiah antrian penumpang pada jam sibuk; 3) Memberikan konsep penataan ruang terminal yang lebih baik; 4) Memberi_nilai_engagementfketerikatan kepada pelanggan bandar udara yang diharapken dapat dijadikan sebagai promos! kepada PT Angkasa Pura II (Persero). |, disusun dengan tujuan sebagal KOMPONEN UTAMA PERALATAN SELF CHECK-IN a. Komponen utama dari peralatan Seif Check-in minimal terditi dari: 1) Software aplikasi; | ] ‘STANDAR PELAYANAN SELF SERVICE JOURNEY EXPERIENCE DL 6 BANDAR UDARA PT ANGKASA PURA II (PERSERO) [ANGKASA PURAIE | 2) Kiosk check-in; 3) Monitor touchscreen; 4) Komputer dengan operating system berlisensi; 5) Printer dan kertas boarding pass, 6) Barcode scanner, 7) ups. b. —Contoh gambar peralatan Self Check-in ‘Gambar 2. Peralatan Self Check-in di public area 4, SYARAT PERALATAN SELF CHECK-IN Setiap peralatan Seif Check-in yang beroperasi di bandar udara PT Angkasa Pura II (Persero) harus memenuhi kriteria minimal sebagai berikut: a. Peralatan Se/f Check-in harus memiliki aplikasi antivirus; b, Harus dapat terintegrasi dengan sistem Departure Control System (OCS); c. Dapat digunakan oleh semua maskapai yang beroperasi di bandar udara (common use); L ‘STANDAR PELAYANAN SELF SERVICE JOURNEY EXPERIENCE D1 © ANDAR UDARA PT ANGKASA PURA II (PERSERO) [ANGKASA PURATT 5. 6. d. Sistem faringan yang digunakan dapat menggunakan jaringan kabel atau nirkabel; fe. Peralatan Self Check-in dapat mengidentifikasi identitas penumpang melalui sidik jari atau paspor dan/atau Radio Frequency Identification (RFID) atau barcode atau biometric, f. Boarding passharus sesual dengan ketentuan standar International Air Transport Association (IATA) “Resolution 792 Bar Coded Boarding Pass’; g. _ Hasil cetakan boarding pass pada peralatan Self Check-in harus dapat terbaca dengan jelas; h. — Kertas Boarding pass yang dipakai tidak gampang rusak/sobek dan sesuai dengan standar IATA Recomended Practice 1706e; i. Peralatan Seif Check-in harus dilengkapi dengan perangkat UPS; J. Peralatan Self Check-in harus tethubung dengan jaringan listrik priority, k. Data penumpang pada Self Check-in harus terintegrasi dengan database manifest airlines, |. Data penumpang pada Self Check-in dapat terintegrasi dengan sistem self boarding gate, m, Dapat mengakomodir penumpang disabilitas (dimensi kiosk Self ‘Check-in dan jenis huruf braie); n, Jumiah peralatan Self Check-in yang ada di setiap lokasi menyesueikan dengan kebutuhan, SYARAT BEROPERASINYA PERALATAN SELF CHECK-IN Dalam pengoperasian peralatan Seif Check-in harus memenuhi aturan sebagai berikut: a, Mudah dalam pengoperasiannya (user friendly); b, Terdapat prosedur pengoperasian peralatan Se/f Check-in di setiap kiosk Self Check-in; c. Peralatan Self Check-in mampu beroperasi selama 24 jam/hari; d. Waktu penanganan yang dibutuhkan untuk proses check-in < 2 menit 30 detik. PENEMPATAN PERALATAN SELF CHECK-IN Lokasi penempatan peralatan Self Check-in di wilayah bandar_udara ditentukan sesuai rekomendasi risk assessmentyang membidangi pelayanan sisi terminal atau dengan kebijakan Perusahaan lainnya, 'STANDAR PELAYANAN SELF SERVICE JOURNEY EXPERIENCE DI BANDAR UDARA PT ANGKASA PURA II (PERSERO) 7 10. PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN a. Pemeliharaan dan perawatan peralatan Self Check-in mengacu pada ketentuan terkait Standar Operasi dan Prosedur (SOP) Pengoperasian dan Pemeliharaan Fasilitas Elektronika dan IT di Bandar Udara PT Angkasa Pura II (Persero). b. — Personil yang melakukan kegiatan pemeliharaan peralatan Self Check- in adalah personil yang memiliki kecakapan dan kualifikasi untuk melaksanakan tugas sebagai personil fasilitas elektronika & IT bandar udara. ALAT BANTU KERJA Dalam melakukan kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan serta perbaikan peralatan Seif Check-in maka dibutuhkan alat bantu kerja minimal yang terdiri dari: a. LAN tester; b. Multimeter; c. Toolkit; d. Crimping tool, e. Laptop. STANDAR PERFORMANSI a. Pemeriksaan dan pengujian operasi peralatan Dalam rangka mewujudkan suatu standar performansi peralatan Self Check-in, maka peralatan tersebut wajib dilakukan pemeriksaan dan pengujian kinerja peralatan Self Check-in secara berkala sesual dengan ketentuan yang berlaku. b. Service Level Agreement Service Level Agreementuntuk peralatan Self Check-in di bandar udara PT Angkasa Pura II (Persero) adalah sebesar minimal 95% berdasarkan availabilty peralatan. PENUTUP Standardisasi peralatan Self Check-in ini disusun untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya oleh selurun kantor cabang PT Angkasa Pura II (Persero). STANDAR PELAYANAN SELF SERVICE JOURNEY EXPERIENCE DL 6 BANDAR UDARA PT ANGKASA PURA II (PERSERO) ‘ANGKASA PURAIT B. SELF BOARDING GATE L LATAR BELAKANG PT Angkasa Pura I (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara yang bergerak pada bidang jasa kebandarudaraan. Dalam melayani pelanggan, PT Angkasa Pura Il (Persero) berusaha untuk meningkatkan fasilitas yang ada. Dalam upaya mewujudkan Sef Service Journey Experience maka dibutuhkan suatu fasiitas yang dapat meningkatkan pelayanan yang langsung dirasakan oleh pelanggan, salah satu pelayanan yang disediakan ialah peralatan Self Boarding Gate. Dalam beberapa tahun ini keberadaan Self Boaraing Gate sangat dibutuhkan Karena seiring dengan bertambahnya pengguna jasa yang menggunakan pesawat udara, Self Boading Gate untuk mengefisiensikan jumlah antrian penumpang di area depan pintu keberangkatan (boarding gate). Peralatan Seif Boarding Gate adalah peralatan yang digunakan untuk melayanipelanggan di bandar udara dalam proses keberangkatan (boarding) secara mandiri. Agar peralatan Self Boarding Gate yang ada di bandar udara yang dikelola oleh PT Angkasa Pura II (Persero) menjadi standar, maka perlu dibuat standardisasi sebagai acuan dalam penerapan Self Service Joumey Experience. MAKSUD DAN TUJUAN a. Standar peralatan Self Boarding Gate ini, disusun dengan maksud sebagai berikut: 1) Sebagai wujud implementasi dari program Smart Airport; 2) Sebagai wujud implementasi terhadap Self Service Journey 3) Meningkatkan corporate reputation bagi PT Angkasa Pura Il (Persero).. b. Standar peralatan Self Boarding Gate ini, disusun dengan tujuan sebagai berikut: 1) Memudahkan proses pengecekan manifest data penumpang yang akan melakukan proses boarding ke pesawat dari ruang ‘tunggu penumpang; 2) Memberikan konsep penataan ruang terminal yang lebih baik dan proses keamanan dan kenyaman Ketika boarding ke pesawat; 3) Memberi nilai engagement/keterikatan kepada pelanggan bandar udara yang diharapkan dapat dijadikan sebagai promos! kepada PT Angkasa Pura II (Persero). [ SSTANDAR PELAYANAN SELF SERVICE JOURNEY EXPERIENCE DL oe BANDAR UDARA PT ANGKASA PURA II (PERSERO) ANGKASA PURATL 3, KOMPONEN UTAMA PERALATAN SELF BOARDING GATE a. Komponen utama dari peralatan Se/f Boarding Gate terdiri dari: 1) Komputer dengan operating system berlisensi; 2) — Barcode Scanner/Boarding Gate Reader, 3) Barrier Gate; 4) Monitor; 5) UPS; 6) Mendukung pengembangan teknologi surveillance berupa facia! recognition system. Contoh gambar peralatan Seif Boarding Gate Gambar 3. Peralatan Self Boarding Gate sebelum pintu keberangkatan 4, SYARAT PERALATAN SELF BOARDING GATE Setiap Peralatan Self Boarding Gate yang beroperasi di bandar udara PT Angkasa Pura I (Persero) harus memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Peralatan Seif Boarding Gate harus mempunyai aplikasi antivirus; b. Peralatan Self Boarding Gate harus terintegrasi dengan sistem Departure Control System (DCS); c. Peralatan Seif Boarding Gate dapat digunakan oleh semua maskapal yang beroperasi di bandar udara; d. Peralatan Self Boarding Gate dapat mengakomodir identitas penumpang melalui sidik jari atau paspor dan/atau Radio Frequency Identification (RFID) atau barcode atau biometric, fe. —Peralatan Self Boarding Gate dapat menggunakan jenis pintu ayun ganda; ‘SSTANDAR PELAYANAN SELF SERVICE JOURNEY EXPERIENCE DI BANDAR UDARA PT ANGKASA PURA II (PERSERO) [ANGKASA PURAI 6. f. Peralatan Self Boarding Gate dapat dilengkapi dengan sistem kamera (face recognition); g. _ Peralatan Self Boarding Gate harus dilengkapi dengan perangkat UPS; h. Peralatan Self Boarding Gate harus terhubung dengan jaringan listrik i, Dapat mengakomodir penumpang disabilitas/difabel (dimensi Self Boarding Gate). SYARAT BEROPERASINYA PERALATAN SELF BOARDING GATE Dalam pengoperasian peralatan Self Boarding Gate harus memenuhi aturan sebagai berikut: a. Mudah dalam pengoperasiannya (user friendly) dengan fleksibilitas tinggi; b. Haru dapat membaca semua barcode boarding pass airlines; Peralatan Self Boarding Gate mampu beroperasi selama 24 jam/hari; Waktu proses pembacaan barcode Self Boarding Gate paling lama 7 (tujuh) detik; fe. Mempunyai fitur override. PENEMPATAN PERALATAN SELF BOARDING GATE Lokasi penempatan peralatan Self Boarding Gate di wilayah bandar udara PT Angkasa Pura II (Persero) ditempatkan sebelum pintu keberangkatan terakhir (boarding gate) menuju ke pesawat. PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN a. Pemeliharaan dan perawatan peralatan Self Boarding Gate mengacu pada ketentuan terkait Standar Operasi dan Prosedur (SOP) Pengoperasian dan Pemeliharaan Fasilitas Elektronika & IT di Bandar Udara PT Angkasa Pura II (Persero); b. —Personil_yang melakukan kegiatan pemeliharaan peralatan Self Boarding Gate adalah personil yang memiliki kecakapan dan kualifikasi untuk melaksanakan tugas sebagai personil fasilitas elektronika & IT bandar udara, ALAT BANTU KERJA Dalam melakukan kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan serta perbaikan peralatan Seif Boarding Gate maka dibutuhkan alat bantu kerja minimal yang terdiri dari: a. LAN tester; b. Multimeter; c. Toolkit; d. Crimping tool; e. Laptop. STANDAR PELAYANAN SELF SERVICE JOURNEY EXPERIENCE D1 oe BANDAR UDARA PT ANGKASA PURA II (PERSERO) | ANGKASA PURATL | tenon 9, STANDAR PERFORMANSI a. Pemeriksaan dan pengujian operasi peralatan Dalam rangka mewujudkan suatu standar performansi peralatan Self Boarding Gate, maka peralatan tersebut wajib dilakukan pemeriksaan dan pengujian kinerja peralatan Self Boarding Gate secara berkala sesuai dengan ketentuan yang berlaku. b. Service Level Agreement Service Level Agreement untuk peralatan Self Boarding Gate di bandar udara PT Angkasa Pura If (Persero) adalah sebesar minimal 95% berdasarkan availabilty peralatan. 10. PENUTUP Standardisasi peralatan Se/f Boarding Gate ini disusun untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya oleh seluruh kantor cabang PT Angkasa Pura I (Persero). JSTANDARDISASI FASILITAS SELF SERVICE JOURNEY EXPERIENCE DI © BANDAR UDARA PT ANGKASA PURA TI (PERSERO) ANGKASA PURAIL ©. SELF BAGGAGE DROP L 3. LATAR BELAKANG PT Angkasa Pura Il (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara yang bergerak pada bidang jasa kebandarudaraan. Dalam melayani pelanggan PT angkasa Pura II (Persero) berusaha untuk meningkatkan fasilitas yang ada. Dalam upaya mewujudkan Self Service Journey Experience maka dibutuhkan suatu fasilitas yang dapat meningkatkan pelayanan yang langsung dirasakan oleh pelanggan, salah satu pelayanan yang disediakan ialah peralatan Se/f Baggage Drop. Dalam perkembangan teknologi saat ini peralatan Se/f Baggage Drop sangat dibutunkan oleh pengguna jasa bandar udara. Dengan bertambahnya pengguna jasa bandar udara yang menggunakan pesawat udara keberadaan Self Baggage Drop sangat membantu dalam pelayanan penyerahan bagasi secara mandiri penumpang dalam proses check in. Peralatan Se/f Baggage Drop ialah peralatan yang digunakan untuk melayani pengguna jasa bandar udara dalam penanganan bagasi tanpa haus ‘mengantri terlebih dahulu. Agar peralatan Self Baggage Drop yang ada di bandar udara PT Angkasa Pura II (Persero) menjadi standar, maka perlu dibuat standardisasi sebagai acuan dalam penerapan Self Service Jourmey Experience. MAKSUD DAN TUJUAN a. Standar peralatan Seif Baggage Drop ini, disusun dengan maksud sebagal berikut: 1) Sebagai wujud implementasi dari program Smart Aiport; 2) Sebagai wujud implementasi terhadap program Self Service Journey Experience; 3) Meningkatken corporate reputation bagi PT Angkasa Pura Il (Persero), b, — Standar peralatan Self Baggage Drop ini, disusun dengan tujuan sebagai berikut: 1) Mengurangi jumlah antrian penumpang pada jam sibuk; 2) Memberikan konsep penataan ruang terminal yang lebih bak; 3) Memberi nilai Engagement/keterikatan kepada pelanggan bandar udara yang diharapkan dapat dijadikan sebagai promosi kepada PT Angkasa Pura II (Persero). KOMPONEN UTAMA PERALATAN SELF BAGGAGE DROP a. Komponen utama dari peralatan Se/f Baggage Drop terdiri dari: 1) Kiosk Baggage Drop; 2) Monitor touchscreen; 'STANDAR PELAYANAN SELF SERVICE JOURNEY EXPERIENCE DI 6 BANDAR UDARA PT ANGKASA PURA II (PERSERO) |ANGKASA PURAIL 3) Weighing scale terintegrasi; 4) Barcode scanner/boarding pass scanner, 5) Komputer dengan operating system berlisensi; 6) Printer dan kertas baggage tag, 7) UPS, b. —Contoh gambar peralatan Seff Baggage Drop Gambar 4. Kiosk Self Baggage Drop STANDAR PELAYANAN SELF SERVICE JOURNEY EXPERIENCE DI BANDAR UDARA PT ANGKASA PURA II (PERSERO) 4, SYARAT PERALATAN SELF BAGGAGE DROP Setiap Peralatan yang Self Baggage Drop yang beroperasi di bandar udara PT Angkasa Pura II (Persero) harus memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Peralatan Self Baggage Drop harus memiliki aplikasi antivirus; b. Harus dapat terintegrasi dengan sistem Departure Control System (OCs); c. Dapat digunakan oleh semua maskapai yang beroperasi di bandar udara (common use); d. — Dapat terintegrasi dengan sistem Baggage Handling System (BHS); e. — Dapat mengidentifikasi identitas penumpang melalui sidik jari atau paspor atau Radio Frequency Identification (RFID) atau barcode atau f. Peralatan Seif Baggage Drop harus dapat menghasilkan label bagasi yeng sesual dengan ketentuan standar International Air Transport Association (IATA) lampiran 740 atau ketentuan pemerintah lainnya yang berlaku; g. —_ Hasil cetakan label bagasi harus dapat terbaca oleh scanner bagasi; h. Unit timbangan (weighing scale) pada Self Baggage Drop harus tersertifikasi/ditera ulang sesuai Ketentuan pemerintah yang berlaku; Unit timbangan (weighing scale) tersebut mampu mengakomodir berat maksimal 60 kg per bagasi; J. Pada unit timbangan (weighing scale) terdapat display yang menunjukkan berat dari bagasi penumpang; k. _ Dapat mendukung perbayaren kelebihan bagasi dengan e-payment; |. Peralatan Self Baggage Drop harus dilengkapi dengan perangkat UPS; m, Peralatan Self Baggage Drop harus terhubung dengan jaringan listrik rn. Jumlah peralatan Self Baggage Drop yang ada di terminal menyesuaikan dengan kebutuhan. 5. SYARAT BEROPERASINYA PERALATAN SELF BAGGAGE DROP Dalam pengoperasian peralatan Seif Baggage Drop harus memenuhi aturan sebagai berikut: a. Terdapat prosedur pengoperasian Self Baggage Drop; b, _Ditempatkan dekat dengan area check-in dengan layar monitor yang mudah terlihat oleh penumpang; ¢. Mudah dalam pengoperasiannya (user friendly), ‘Terdapat prosedur pengoperasian Seif Baggage Drop; fe. Dapat mengakomodir penumpang disabilitas (dimensi Kiosk Se/f Baggage Drop dan tinggi conveyor); 1 STANDAR PELAYANAN SELF SERVICE JOURNEY EXPERIENCE D1 BANDAR UDARA PT ANGKASA PURA II (PERSERO) 7. f. Peralatan Self Baggage Drop mampu beroperasi selama 24 jam/hari. PENEMPATAN PERALATAN SELF BAGGAGE DROP Syarat Penempatan Self Baggage Drop adalah: a. Self Baggage Drop ditempatkan pada area lapor diri/ check-in; b. Self Baggage Drop ditempatkan pada area yang terlihat oleh Penumpang untuk mengurangi antrian penumpang yang akan melakukan check-in; ¢. —_Lokasi lainnya yang dianggap perlu sesuai risk assessment unit yang ‘membidangi pelayanan sisi terminal. PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN a. Pemeliharaan dan perawatan peralatan Self Baggage Drop mengacu ada ketentuan Standar Operasi dan Prosedur (SOP) Pengoperasian dan Pemeliharaan Fasilitas Elektronika & IT di Bandar Udara PT Angkasa Pura I (Persero). b. Personil_yang melakukan kegiatan pemeliharaan peralatan Self Baggage Drop adalah personil yang memiliki kecakapan dan kualifikasi untuk melaksanakan tugas sebagai personil fasilitas elektronika & IT bandar udara, ALAT BANTU KERJA Dalam melakukan kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan serta perbaikan peralatan Self Baggage Drop maka dibutuhkan alat bantu kerja minimal yang terdiri dari: a. LAN tester; b. Multimeter; c Tookit; 4. Gimping tool; e. Laptop. STANDARD PERFORMANSI a. Pemeriksaan dan pengujian operasi peralatan Dalam rangka mewujudkan suatu standar performansi peralatan Self Baggage Drop, maka peralatan tersebut wajb dilakukan pemeriksaan dan pengujian kinerja peralatan Self Baggage Drop secara berkala sesuai dengan ketentuan yang berlaku. b. Service Level Agreement Service Level Agreement untuk peralatan Self Baggage Drop di bandar udara PT Angkasa Pura II (Persero) adalah sebesar minimal 95% berdasarkan availability peralatan, 12 'STANDAR PELAYANAN SELF SERVICE JOURNEY EXPERIENCE D1 BANDAR UDARA PT ANGKASA PURA II (PERSERO) oe] Anos puna 10, PENUTUP Standardisasi peralatan Self Baggage Drop ini disusun untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya oleh tiap Kantor Cabang PT Angkasa Pura II (Persero).. 23 L STANDAR PELAYANAN SELF SERVICE JOURNEY EXPERIENCE DI oe ANDAR UDARA PT ANGKASA PURA II (PERSERO) ANGKASA PURA TL —. SMART GROUND TRANSPORTATION L LATAR BELAKANG Dalam beberapa tahun ke belakang keberadaan moda transportasi khususnya bus sangat dibutuhkan oleh pengguna jasa bandar udara, Dengan bertambahnya pelanggan yang menggunakan jasa transportasi baik dari dan menuju ke bandar udara maka diciptakan salah satu solusi untuk mengurangi jumiah antrian penumpang yaitu dengan cara menempatkan smart ground transportation bus. Smart ground transportation bus adalah sistem yang digunakan untuk meningkatkan pelayanan dalam hal mengatur sistem antrean para pengguna jasa angkutan pemandu moda dan operator bus pemandu moda. Agar sistem Smart Ground Transportation Bus yang ada di bandar udara PT Angkasa Pura II (Persero) menjadi standar, maka perlu dibuat standardisasi. sebagai acuan dalam penerapan Self Service Journey Experience. MAKSUD DAN TUJUAN a. Standar peralatan Smart Ground Transportation Bus ini, disusun dengan maksud sebagai berikut: 1) Sebagai wujud implementasi dari program Smart Airport; 2) Sebagai wujud implementasi tethadap program Self Service Journey Experience; 3) Meningkatkan corporate reputation bagi PT Angkasa Pura II (Persero). b, Standar peralatan Smart Ground Transportation Bus ini, disusun dengan tujuan sebagai berikut: 1) Mengatur sistem antrian para pengguna jasa angkutan pemandu moda dan operator bus pemandu moda; 2) Mengukur kepastian waktu tunggu pengguna jasa angkutan pemandu moda; 3) Dapat melihat tingkat permintaan (demand) dari pengguna angkutan pemandu moda dalam periode tertentu; 4) Mempermudah Unit Komersial dalam melakukan rekonsiliasi jumlah penumpang bus pemandu moda berdasarkan data yang ihasilkan oleh Sistem Antrian Bus dan laporan yang diberikan ‘leh operator bus pemandu moda; 5) Memberi nilai engagement{keterikatan kepada _pelanggan bandar udara yang diharapkan dapat dijadikan sebagai promosi kepada PT Angkasa Pura II (Persero). 4 STANDAR PELAYANAN SELF SERVICE JOURNEY EXPERIENCE DI BANDAR UDARA PT ANGKASA PURA II (PERSERO) ANGKASA PURAI 3. KOMPONEN _UTAMA PERALATAN = SMART =~—=— GROUND. TRANSPORTATION BUS Komponen utama peralatan Smart Ground Transportation Bus minimal terditi dari: a Sistem antrian penumpang: 1) Vending Machine; 2) Printer dan kertas antrian; 3) Passenger Information Display System (PIDS); 4) UPS. Sistem autogate bus: 1) Dispenser manless; 2) Boom gate; 3) Loop detector; 4) Kartu Radio Frequency Identification (RFID); 5) — Radio Frequency Identification (RFID) reader; 6) Komputer dengan operating system berlisensi, 7) UPS. Sistem autogate penumpang: 1) Komputer dengan operating system berlisensi; 2) Server; 3) Autogate, 4) Barcode scanner/boarding gate reader, 5) UPS. 6) Gadget monitoring. Perangkat pendukung: 1) Server; 2) Wifi dan/atau jeringan internet; 15 'STANDAR PELAYANAN SELF SERVICE JOURNEY EXPERIENCE DI BANDAR UDARA PT ANGKASA PURA IT (PERSERO) 4 ANGKASA PURAI | angen og Z, wire! Gambar 5. Peralatan autogate ground transportation SYARAT PERALATAN SMART GROUND TRANSPORTATION BUS a Setiap peralatan Smart Ground Tansportation Bus yang beroperasi di bandar udera PT Angkasa Pura II (Persero) harus memenuhi kriteria sebagai berikut: 1) Harus dilengkapi dengan perangkat Vending Machine, Printer dan kertas antrian, Passenger Information Display System (PIDS), dan UPS; 2) Harus terhubung dengan jaringan listrik prionty, 3) Hasil cetakan tiket pemesanan bus harus dapat terbaca oleh scanmer, 4) Dapat memberikan informasi waktu tunggu kedatangan bus kepada pelanggan; 5) Dapat terintegrasi dengan aplikasi IN-airport bandar udara; 6) _ Dapat mendukung pembayaran tiket bus dengan e-payment, 7) Terdapat sistem pemberitahuan (Public Address System dan/atau Passenger Information Display System). Setiap Peralatan sistem antrian kendaraan bus yang beroperasi di bandar udara PT Angkasa Pura II (Persero) harus memenuhi kriteria sebagai berikut: 1) Sistem yang dibuat berbasiskan teknologi web; 2) Dapat digunakan oleh semua armada bus yang beroperasi di bandar udara; 3) — Menggunakan autogate bus. 16 5 ‘STANDAR PELAYANAN SELF SERVICE JOURNEY EXPERIENCE DI © BANDAR UDARA PT ANGKASA PURA II (PERSERO) ANGKASA PURAIL | SYARAT BEROPERASINYA PERALATAN SMART GROUND TRANSPORTATION BUS Setiap peralatan Smart Ground Transportation Bus yang beroperasi di bandar udara PT Angkasa Pura II (Persero) harus memenuhi kriteria sebagai berikut: a b. Mudah dalam pengoperasiannya (user friendly); Sistem yang dibuat berbasiskan teknologi web, sehingga dapat dibuka dengan perangkat mobile atau komputer; Sistem mampu memperbaharui data dan memberikan hak akses pada Kartu Radio Frequency Identification (RFID) milik operator bus, balk seat bus akan meninggalkan pengendapan dan atau saat bus beroperasi di area bandar udara setelah meninggalkan pengendapan, Adapun data minimum yang harus diperbaharui saat bus akan meninggalkan pengendapan yaitu, nomor polisi bus, identitas Kartu Radio Frequency Identification (RFID), rute shelter dan rute bus; Sistem mampu memperbaharui dan mengontrol data master jadwal keberangkatan bus yang ada di sistem pemesanan dan validasi tiket; Sistem dapat menampilkan dashboard dengan fitur minimum yang berisikan statistik ketersediaan bus di pengendapan atau peta pergerakan bus di area bandar udara, jumlah permintaan yang didapatkan dari sistem pemesanan dan validasi tiket, performa dari setiap sopir bus, dan performa dari setiap operator bus; Sistem dapat menampilkan dashboard status atau performa dari perangkat vending machine, manless gate dan autogate, Sistem harus dapat terintegrasi baik secara data dan proses teknis aplikasi dengan keseluruhan sistem; Waktu proses pelayanan sistem autogate per penumpang maksimal 15 detik. PENEMPATAN PERALATAN SMART GROUND TRANSPORTATION BUS Lokasi penempatan peralatan Smart Ground Transportation Bus di wilayah bandar udara, antara lain: a Setelah area curbside kedatangan; Curbside adalah jalur bandar udara yang menghubungkan antara terminal dan sistem transportasi darat. ‘Area yang telah ditentukan sesuai risk assessment unit operasi yaitu area yang telah disepakati oleh unit Terminal service (unit yang membidangi pelayanan ai sisi terminal dan sisi darat). PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN Pemeliharaan dan perawatan peralatan Smart Ground Transportation Bus mandiri mengacu pada ketentuan terkait Standar Operas! dan Prosedur (SOP) Pengoperasian dan Pemeliharaan Fasilitas Elektronika & IT di bandar udara PT Angkasa Pura II (Persero). 7 'STANDAR PELAYANAN SELF SERVICE JOURNEY EXPERIENCE DI BANDAR UDARA PT ANGKASA PURA II (PERSERO) ANGKASA PURAII x 10. b. —Personil_ yang melakukan kegiatan pemeliharaan peralatan Smart Ground Transportation Bus adalah personil yang memiliki kecakapan dan kualifikasi untuk melaksanakan tugas sebagai personil fasilitas elektronika & IT bandar udara. ALAT BANTU KERJA Dalam melakukan kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan serta perbaikan peralatan Smart Ground Transportation Bus maka dibutuhkan alat bantu kerja minimal yang terdiri dari: a. LAN tester; b. Multimeter; Toolkit; d. Crimping tool; e. — Laptop/gadget. STANDARD PERFORMANSI a. Pemeriksaan dan pengujian operasi peralatan Dalam rangka mewujudkan suatu standar performansi peralatan Simart Ground Transportation Bus, maka peralatan tersebut wajib dilakukan pemeriksaan dan pengujian kinerja secara berkala sesual dengan ketentuan yang beriaku. b. Service Level Agreement Service Level Agreementuntuk peralatan Smart Ground Transportation Bus di bandar udara PT Angkasa Pura II (Persero) adalah sebesar minimal 95% berdasarkan availabilty peralatan. PENUTUP ‘Standardisasi peralatan Smart Ground Transportation Bus ini disusun untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya oleh seluruh kantor cabang PT Angkasa Pura I (Persero). 18 'STANDAR PELAYANAN SELF SERVICE JOURNEY EXPERIENCE DI BANDAR UDARA PT ANGKASA PURA II (PERSERO) | |ANGKASA PURAII F. WIFI L LATAR BELAKANG PT Angkasa Pura II (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara yang bergerak pada bidang jasa kebandarudarean, Dalam melayani pelanggan, PT Angkasa Pura II (Persero) berusaha untuk meningkatkan fasilitas yang ada. Dalam upaya mewujudkan Self Service Journey Experience maka dibutuhkan suatu fasilitas yang dapat meningkatkan pelayanan yang Jangsung dirasakan oleh pelanggan, salah satu pelayanan yang disediakan adalah Win Peralatan Wi adalah suatu teknologi yang memanfaatkan peralatan elektronik untuk bertukar data secara nirkabel (menggunakan gelombang radio) melalui sebuah jeringan komputer, termasuk koneksi internet berkecepatan tinggi. Kelengkapan fesilitas Wifi di bandar udara termasuk fasiltas pelayanan yang menjadi penilaian Skytrax dan Airport Council International (ACI). Dengan semakin bertambahnya kebutuhan orang akan internet maka penggunaan fasiltas Wifi sangat menunjang komunikasi antar sesama manusia. Dalam aktifitas di bandar udara keberadaan Wf merupakan salah satu fasilitas Jayanan yang mandatory dan bagi pengguna jasa bandar udara. Keberadaan Wifi akan menambah kenyamanan dalam beraktifitas di bandar udara. Dalam rangka menjamin tingkat layanan Wifi yang ada di sebuah bandar udara maka butuh suatu kebijakan yang mengatur peralatan W/fftersebut. ‘Agar Wit yang ada di bandar udara yang dikelola PT Angkasa Pura II (Persero) menjadi standar, maka perlu dibuat standardisasi Wiff sebagal acuan dalam penerapan Self Service Journey Experience. MAKSUD DAN TUJUAN a. Standar peralatan Wf ini, disusun dengan maksud sebagai berikut: 1) Sebagai wujud implementasi dari program Smart Airport; 2) Sebagai wujud implementasi terhadap program Self Service Journey Experience; 3) Meningkatkan corporate reputation bagi PT Angkasa Pura II (Persero). b, — Standar peralatan Wit 1) Memberikan akses kenyamanan para pengguna jasa bandar dara dalam berkomunikesi_ maupun melakukan proses keberangkatan maupun proses kedatangan penumpang; 2) Memberikan peluang bisnis bagi PT Angkasa Pura II (Persero) dengan mengoptimalkan ikian//anding page Wifi; 3) Memberi nilai engagement/keterikatan kepada pelanggan bandar udara yang diharapkan dapat dijadikan sebagai promos! kepada PT Angkasa Pura II (Persero). i, disusun dengan tujuan sebagai berikut: 19 'STANDAR PELAYANAN SELF SERVICE JOURNEY EXPERIENCE D1 BANDAR UDARA PT ANGKASA PURA II (PERSERO) ANGKASA PURA IE 3. KOMPONEN UTAMA PERALATAN WIFI a Komponen utama dari peralatan wifi terdiri dari: 1) Access point; 2) Power over ethernet (POE); 3) Access switch; 4) Kabel UTP; 5) Bandwith internet. Contoh gambar peralatan Wift °° WIFI 7 HOTSPOT Gambar 6, Peralatan Witt 4, SYARAT PERALATAN WIFI Setiap peralatan Wifi yang beroperasi di bandar udara PT Angkasa Pura II (Persero) harus memenuhi kriteria sebagai berikut: a b. Dapat diakses oleh semua pengguna jasa bandar udara; Daya pancar Effective Isotropic Radiated Power (EIRP) maksimal untuk penggunaan outdoor pita frekuensi radio 2,4 GHz adalah 4 Watt (36 dBm); Daya pancar Effective Isotropic Radiated Power (EIRP) maksimal untuk penggunaan indoor pita frekuensi radio 2,4 GHz adalah 500 mWatt (27 dBm); Daya pancar Effective Isotropic Radiated Power (EIRP) maksimal untuk penggunaan indoor pita frekuensi radio 5 GHz adalah 500 mWatt (27 dBm); Daya pancar Effective Isotropic Radiated Power (EIRP) maksimal untuk penggunaan outdoor pita frekuensi radio 5 GHz adalah 4 Watt (36 dBm). 20 STANDAR PELAYANAN SELF SERVICE JOURNEY EXPERIENCE DI BANDAR UDARA PT ANGKASA PURA II (PERSERO) avauasa pea | SYARAT BEROPERASINYA PERALATAN WIFI Untuk mewujudkan suatu standar peralatan Wiffmaka peralatan tersebut harus mempunyai persyaratan minimal sebagai berikut: a. Perangkat Wi wajib dilakukan pengujian alat_ dan perangkat telekomunikasi pita frekuensi 2,4 — 5 GHz dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia; b, — Memenuhi standart protocol jaringan wireless IEEE 802.11 dan telah tersertifikasi. operasional oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia; cc. Standardisasi bandwidth dilakukan melalui sudut —_pandang penumpang, yaitu berapa kecepatan yang harus diterima penumpang, berdasarkan analisis kecepatan wajar yang dapat digunakan untuk surfing ke situs berbasis teks ataupun gambar (non-video streaming) dengan /atency normal maka didapatkan angka minimal 128 Kbps/penumpang; d. — Penyediaan bandwith internet bandar udara juga disesuaikan dengan jumlah trafik penumpang di bandar udara tersebut dan hal ini memungkinkan timbulnya perbedaan bandwidth di setiap access-point karena dipengaruhi oleh sebaran penumpang di sekitar access-point tersebut; e. — Standardisasi design landing page disesuaikan dengan tema dari PT Angkasa Pura Il (Persero) yang telah disetujui oleh Unit Corporate Secretary; f. Standardisasi design sticker/banner free Wifi yang ditetapkan oleh Peraturan Direksi tentang standar fasilitas signage terminal di Bandar Udara PT Angkasa Pura II (Persero) adalah warna latar piktogram biru dan warna piktogram hitam. g. — Pengujian kecepatan bandwith secara berkala melalui aplikasi khusus atau aplikasi yang ditetapkan; fh. Pengujian kualitas sinyal secara berkala dilakukan oleh unit Digital Service atau unit Electronic Facility & IT; i. Area jangkauan sinyal Wiff harus dapat menjangkau semua area di bandar udara; J. Mudah dalam pengoperasian (user frienaly) dalam proses /ogin; k. Terdapat dashboard untuk monitoring penggunaan Wiff secara korporasi/terpusat 1. Kecepatan bandwidth untuk Bandar Udara Internasional Soekarno- Hatta dan Bandar Udara Internasional Kualanamu sebesar up fo 50 Mbps, sedangkan bandar udara selain Bandar Udara Interasional Soekamo-Hatta dan Bandar Udara Internasional Kualanamu sebesar up to 20 Mbps; m. Penerapan access point wajib menggunakan kanal frekuensi yang berbeda dalam 1 (satu) coverage area yang sama. an ‘STANDAR PELAYANAN SELF SERVICE JOURNEY EXPERIENCE DI oe BANDAR UDARA PT ANGKASA PURA II (PERSERO) ANGKASA PURAIL | 6. PENEMPATAN PERALATAN WIFI Lokasi penempatan peralatan Wifi di wilayah bandar udara, yakni: a. Area keberangkatan;, b. Area kedatangan; Area ruang tunggu; d. Area yang telah ditentukan sesuai risk assessment unit yang membidangi pelayanan sisi terminal dan sisi darat. 7. PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN a. — Pemeliharaan dan perawatan peralatan Wi mengacu pada ketentuan terkait Standar Operasi dan Prosedur (SOP) Pengoperasian dan Pemeliharaan Fasilitas Elektronika & IT di Bandar Udara PT Angkasa Pura II (Persero). b. — Personil yang melakukan kegiatan pemeliharaan peralatan wifi adalah personil yang memiliki kecakapan dan kualifikasi untuk melaksanakan ‘tugas sebagai personil fasilitas elektronika & IT bandar udara. 8. ALATBANTU KERJA Dalam melakukan kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan serta perbaikan peralatan Wifi maka dibutuhkan alat bantu kerja minimal yang terdiri dari: a. LAN tester, Multimeter, Toolkit, ‘Crimping too}, Aplikasi heatmap, Laptop/gadget;, Tanga; Alat Pelindung Diri (APD). yerpang 9. STANDARD PERFORMANSI a. Pemeriksaan dan pengujian operasi peralatan Dalam rangka mewujudkan suatu standar performansi peralatan Wi, maka peralatan tersebut wajib dilakukan pemeriksaan dan pengujian kinerja peralatan Wifl secara berkala sesuai dengan ketentuan yang berlaku. b. — Service Level Agreement Service Level Agreement untuk peralatan Wifi di bandar udara PT Angkasa Pura II (Persero) adalah sebesar minimal 95% berdasarkan avai/ability peralatan. 22 STANDAR PELAYANAN SELF SERVICE JOURNEY EXPERIENCE DI oe BANDAR UDARA PT ANGKASA PURA II (PERSERO) ANGKASA PURA It 10. PENUTUP Standardisasi peralaten Wiff ini disusun untuk dapat dipergunakan sebagalmana mestinya oleh seluruh Kantor cabang PT Angkasa Pura II (Persero). 23 Fr 'STANDAR PELAYANAN SELF SERVICE JOURNEY EXPERIENCE DI | oe BANDAR UDARA PT ANGKASA PURA II (PERSERO) | ANGKASA pURAI COWORKING SPACE 1 LATAR BELAKANG PT Angkasa Pura Il (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara yang bergerak pada bidang jasa kebandarudaraan. Dalam melayani pelanggan, PT Angkasa Pura II (Persero) berusaha untuk meningkatkan fasilitas yang ada, Dibutuhkan suatu fasilitas yang dapat memberikan pelayanan yang langsung dirasakan oleh pengguna jasa. Salah satu fasilitas tersebut adalah fasilitas Coworking ‘Space. Coworking space merupakan sebuah ruang atau area yang digunakan untuk bekerja dan melakukan aktivitas perkantoran lainnya secara berkelompok atau sendirl. Namun fasilitas ini juga bisa digunakan sebagai tempat untuk meeting, bermain game, hangout, ataypun makan dan minum. Coworking Space berbentuk suatu ruangan terbuka yang cukup luas untuk menampung sekian banyak orang. Agar terdapat keseragaman terhadap fasilitas Coworking Space yang ada di bandar udara yang dikelola PT Angkasa Pura II (Persero), maka perlu dibuat standardisasi fasilitas Coworking Space sebagai acuan dalam penerapan penyediaan fasilitas Coworking Space di bandar udara PT Angkasa Pura II (Persero). MAKSUD DAN TUJUAN Standar fasilitas Coworking Space ini disusun dengan maksud dan tujuan sebagai berikut: a, Sebagai wujud implementasi dari program Self’ Service Journey Experience (SIE); b, Memberikan akses pelayanan kepada para pelanggan bandar udara dalam bentuk ketersediaan space untuk bekerja; Member! nilai engagement/keterikatan kepada pangguna jasa bandar dara yang diharapkan dapat dijadikan sebagai promosi kepada PT Angkasa Pura II (Persero); d, — Meningkatkan corporate reputation bag| PT Angkasa Pura II (Persero), KETENTUAN UMUM Coworking Space adalah suatu tempat atau ruangan di area bandar udara yang dapat digunakan oleh para penumpang/pengguna jasa untuk bekerja balk secara individu maupun dengan orang lain dengan latar belakang perusahaan yang berbeda, Untuk menjadikan fasilitas Coworking Space dapat berfungsi dan diterima dengan baik oleh pelanggan bandar udara maka wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut: a, Dapat mengakomodir semua keglatan yang dibutuhkan untuk bekerja secara terpadu; b. _ Ketersediaan akses internet yang cepat (high speed internet access) baik dengan media kabel maupun nirkabel (iff); 24 STANDAR PELAYANAN SELF SERVICE JOURNEY EXPERIENCE D1 BANDAR UDARA PT ANGKASA PURA II (PERSERO) {distal seas c ANGKASA PURAT Menyediakan fasilitas kerja yang baik sehingga meningkatkan kenyamanan dalam bekerja; Menyediakan fasilitas yang bisa digunakan sebagai tempat untuk mengadakan meeting, Selain fasilitas tersebut di atas, coworking space juga harus menyediakan fasilitas hiburan dan relaksasi bagi pelanggan mifenia/ dengan ketentuan sebagai berikut: a Menyediakan fasilitas yang bisa digunakan sebagal tempat bermain e-sport dan game online, Menyediakan fasilitas entertainment untuk menghibur pengguna jasa; Menyediakan fasilitas mini café atau vending machine, Mendesain fasilitas dengan konsep desain futuristik dan modern yang menarik sehingga cocok untuk dijadikan sebagai tempat hangout dan photo spot yang camera genik, Teknologi perangkat digital yang digunakan harus yang mutakhir. Gambar 7. Contoh Design Coworking Space 4, KATEGORI COWORKING SPACE Fasilitas Coworking Space dikelompokkan berdasarkan dimensi/ukuran yang disesuaikan dengan ketersediaan ruang dan kebutuhan aspek komersil di terminal masing-masing kantor cabang bandar udara PT Angkasa Pura II (Persero). Adapun pengelompokkan tersebut adalah sebagai berikut: 6 Coworking space adalah fasilitas pelayanan berupa ruang atau area berukuran minimal 250 m? yang digunakan untuk bekerja dan melakukan aktivitas perkantoran lainnya secara berkelompok atau senditi di bandar udara PT Angkasa Pura II (Persero). Coworking Space sebaiknya ditempatkan pada area terminal keberangkatan (public dan non-public area) dan area terminal kedatangan (public area). 25 STANDAR PELAYANAN SELF SERVICE JOURNEY EXPERIENCE DI BANDAR UDARA PT ANGKASA PURA II (PERSERO) ANGKASA PURATL [ EEEE EEE eer Se eee a oat b. Working comer Working comer adalah sebuah ruang atau area dengan luas area berukuran 80 m? - 250 m?yang digunakan untuk bekerja dan melakukan aktivites perkantoran lainnya secara berkelompok maupun sendiri di ander udara PT Angkasa Pura II (Persero). <. Quiet room Quiet room adalah sebuah ruang tertutup dengan luas area berukuran 40 m? - 80 m? yang digunakan untuk bekerja dan sebagai tempat untuk merelaksasikan dan menenangkan diri. Berdasarkan kategori coworking space di atas, adapun fasilitas yang harus dilengkapi pada masing-masing kategori, terdapat pada tabel berikut ini: No Fasilitas | eae Working quiet Room | Fre ea dan ar a ms na | 2 | Kursi/sofa @-sporédan ne a re | | game online 3 | Kursi santai - : Ada 4 | pcjtaptop dan Printer Ada Ada - ° | projector Ada - - © | charger Station Ada Ada Ada 7 | wi ct | ‘Ada ‘Ada ‘Ada 8 | As Ada Ada Ada 9 | meeting room Ada : - 10) Stent cubicle Optionat : Ada 11) mini café/vending machine Ada ada - oe : | 12) Fasiitas entertainment Ada - - 5. STANDAR FASILITAS Untuk menunjang kebutuhan dan kenyamanan pengguna jasa, pada fasilitas Coworking Space hatus disediakan fasilitas sebagai berikut: a, Fasilitas Kerja 1) Furniture Adalah fasilitas yang secara fungsional digunakan sebagai tempat untuk bekerja bagi pengguna Coworking Space dan sebagai bbagian interior Coworking Space. Furniture yang harus tersedia dalam Coworking Space adalah meja dan kursi dengan kriteria sebagai berikut: 26 FEE T STANDAR PELAYANAN SELF SERVICE JOURNEY EXPERIENCE DI oe BANDAR UDARA PT ANGKASA PURA I (PERSERO) ANGKASA PURAM a) Meja (1) Meja_memiliki Juasan yang dapat mengakomodasi penggunaan alat elektronik pribadi milk para pelanggan seperti laptop atau handphone, (2) Dimensi meja_harus _memperhatikan stander ergonomis dan menyesuaikan dengan penggunaanya, yaitu meja kerja _perorangan dliperuntukkan untuk 1 (satu) orang dan meja kerja berkelompok diperuntukkan untuk lebih dari 1 (satu) orang; (3) _ Bahan material meja yang digunakan adalah plywood dengan finishing High Pressure Laminate (HPL) dan duco atau bahan dengan Kualitas setara dan tidak rentan terhadap air; (4) Warna yang digunakan merupakan_ warna-warna netral seperti cokelat, hitam, abu-abu, atau putih yang disesualkan dengan konsep desain Coworking ‘Space di masing-masing bandar udara. b) — Kursi (2) _Kursi yang disediakan merupakan jenis kursi tunggal side chair dan jenis kursi berbentuk sofa; (2) Bahan material kursi menggunakan bahan penutup dudukan berupa fabric dan PIU (poliuretane) atau bahan dengan kualitas setara; (3) Ware yang digunakan merupakan warna-wama netral seperti cokelat, hitam, abu-abu, atau putin yang disesuaikan dengan konsep desain Coworking ‘Space di masing-masing bandar udara. Gambar 8. Contoh design furniture coworking space 7 STANDAR PELAYANAN SELF SERVICE JOURNEY EXPERIENCE DI oe BANDAR UDARA PT ANGKASA PURA II (PERSERO) ANGKASA PURAIL 2 3) Office Machine Office machine adalah alat yang digunakan untuk menghimpun, mencatat, mengolah bahan-bahan keterangan dalam pekerjaan kantor yang bekerja secara mekanik, elektrik dan magnetik. Adapun office machine terdiri dari Personal Computer (PC), perlengkapan printer dan perlengkapan proyeksi yang harus berfungsi dengan baik. a. Personal Computer (PC) dengan spesifikasi minimal sebagai berikut: 1) Ukuran layar monitor 21. inch; 2) Processor core 13; 3) Ram4GB; 4) Mouse dan keyboard. b. Projector; ©. Color printer Ad paper & scanner; ps Source : https://wiptech.co.in/portfolio/desktop-server-printer Gambar 9 Contoh personal computer Charger Station Charger station adalah fasiltas kelistrixan yang disediakan guna menunjang kegiatan pengguna jasa dalam pengisian ulang daya listrik sebuah perangkat. Standar fasilitas charger station paling sedikit terdiri dari: a) Masing-masing charger station paling sedikit terdiri dari: (1) 2 (dua) buah stop kontak jenis universa/ (3 pin); (2) 1 (satu) soket usb; (3) 1 (satu) soket HDMI; (4) 1 (satu) soket VGA; (5) 1 (satu) soket jaringan (RJ 45); (6) beserta dengan aksesoris yang diperlukan. 28 STANDAR PELAYANAN SELF SERVICE JOURNEY EXPERIENCE DL 6 BANDAR UDARA PT ANGKASA PURA II (PERSERO) ANGKASA PURAII b) _Instalasi kabel menggunakan jenis kabel NYY; ©) Terpasang grounding yang baik (sesuai standar); d) _Instalasi harus terpasang rapi dengan memperhatikan estetika dan keamanan. Gambar 10. Charger Station 4) Peralatan Wireless Fidelity (Wi) Wiff adalah suatu teknologi yang memanfaatkan peralatan elektronik untuk bertukar data secara nirkabel (menggunakan gelombang radio) melalui sebuah jaringan komputer, termasuk koneksi internet berkecepatan tinggi. Setiap Peralatan wif’ yang tersedia di coworking space harus memenuhi kriteria sebagai berikut: a) Dapat diakses oleh semua pengguna jasa bandar udara; b) —Mudah dalam melakukan /ogin, ©) Maksimum daya output antenna outdoor sebesar 4 Watt (36.02 dBmw); d) Maksimum daya output antenna indoor sebesar 500 mWatt (27d8mW); e) Daya pancar perangkat (7X power) maksimum 100 mWatt. Gambar 11. fasilitas Witt 29 SSTANDAR PELAYANAN SELF SERVICE JOURNEY EXPERIENCED | oe BANDAR UDARA PT ANGKASA PURA II (PERSERO) ANGKASA PURATT 5) Meeting Room ‘Adalah fasilitas berupa area khusus digunakan untuk pertemuan tertutup sekelompok pengguna Coworking Space dalam bekerja. Terdapat beberapa kriteria untuk meeting room pada Coworking Space, yaitu: 2) _Berkapasitas paling sedikit 4 orang; b) Area berupa ruangan tertutup atau minimal memiliki pembatas yang memisahkan ruang dengan bagian lain dalam Coworking Space sehingga terjaga__privasi Penggunanya; ©) Menggunakan furniture berupa meja dan kursi_ yang disusun secara berkelompok; ¢) Area memiliki satu sisi yang dapat difungsikan sebagal pengarah fokus pengguna meeting room untuk sarana Penggunaan projector, €) _Jumiah meeting room yang disediakan disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan ruang di bandar udara setempat. b. — Fasilitas Retail dan Entertainment Fasilitas Coworking Space sebaiknya menyediakan fasilitas retai! dan entertainment. Berikut beberapa fasilitas yang menjadi optional di dalam fasilitas Coworking Space: 1) Mini Cafe/vending machine Mini Cafe/vending machine adalah fesilitas berbayar yang disediakan kepada pengguna jasa berupa makanan dan minuman ringan, Fasilitas ini menyediakan makanan dan minuman sesuai dengan selera_pelanggan milenial. Untuk meningkatkan kenyamanan pelanggan, desain café atau vending machine menggunakan tema modern dan futuristik namun menyesualkan dengan tema desain terminal bandar udara. Gambar 12. contoh desain mini café 30 ‘STANDAR PELAYANAN SELF SERVICE JOURNEY EXPERIENCE DI 6 BANDAR UDARA PT ANGKASA PURA I (PERSERO) ANGKASA PURAI = | 2) Kursi/sofa e-sport dan game online Kursi/sofa e-sport dan game online adalah fasilitas yang disediakan bagi pelanggan milenial untuk melakukan aktivitas bermain game online atau e-sport. Kursi yang disediakan merupakan jenis kursi tunggal dan jenis kursi berbentuk sofa, Warna yang dipilih harus sesuai dengan desain Coworking Space dan gedung terminal. aa Source : https://www.pngdownload.id/png-Sqmdud Gambar 13, contoh kursi/sofa e-sport dan game online 3) Fasilitas Entertainment. Fasilitas Entertainment adalah fasilitas yang disediakan untuk menghibur pelanggan milenial. Jenis hiburan yang dipitih sebaiknya adalah jenis hiburan digital yang menggunakan kecanggihan teknologi terbaru. Konten hiburan harus yang bersifat edukatif dan inspiratif bagi pelanggan. Source : https: //www.ukpos.com/touchscreen-digital-display-totem Gambar 14. contoh interactive screen 31 ‘STANDAR PELAYANAN SELF SERVICE JOURNEY EXPERIENCE DI BANDAR UDARA PT ANGKASA PURA II (PERSERO) | ‘ANGKASA PURA TE c i T 4) Silent Cubicle Silent cubicle adalah fasilitas mini meeting room yang disediakan bagi pelanggan yang membutuhkan ruang senyap dalam melakukan aktivitasnya, baik untuk aktivitas Kerja, komunikasi, ataupun istirahat. Kapasitas pelangan yang bisa ditampung paling banyak 2 (dua) orang. Silent cubicle yang disediakan harus berkualitas balk, mampu mengurangi tingkat kebisingan di ruang tersebut, serta sesual dengan desain coworking space. Jumlah silent cubicle yang disediakan disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan ruang di bandar udara setempat. Source : https://radiusofficefurniture.ie/shop/shop-by- brana/framery-store/framery-smart-office-acoustic-meeting-pod/ Gambar 15. Contoh desain sifent cubicle Fasilitas Informasi 1) Flight Information Display & Monitor Displays Flight information display & monitoring displays adalah peralatan yang berfungsi untuk memberikan informasi penerbangan secara aktual mengenai status dan waktu penerbangan melalui layar monitor. Standar fasilitas peralatan flight information display & monitor display, harus memenuhi kriteria sebagai berikut: a) Monitor yang digunakan berjenis smart TV atau monitor biasa yang mempunyai ukuran monitor yang digunakan paling kecil 32 inch, dipasang dengan posisi portrait atau secara fandscape; b) Nama maskapai dan/atau kode maskapai harus sesuai dengan requlas! International Air Transport Association (IATA) atau International Qvil Aviation Organization (ICAO), waktu, informasi gate dan informasi status penerbangan; ©) _ Sistem operasi dari flight information display system harus menggunakan operating system original, 32 STANDAR PELAYANAN SELF SERVICE JOURNEY EXPERIENCE DI oe BANDAR UDARA PT ANGKASA PURA I (PERSERO) ANGKASA PURAIL | d) Sistem yang beroperasi_ menggunakan sistem digital berbasis web dan jaringan yang terdiri dari server dan client, 6. STANDAR DESAIN a. Pencahayaan Standar iluminasi cahaya pada Coworking Space harus mencapai minimal 200-300 Lux dengan konsep warna pencahayaan coo! white (5500-6500K). Pencahayaan yang disarankan adalah dengan menggunakan sistem pencahayaan tidak langsung (indirect /ighting) dan tidak menimbulkan silau dan bayangan sehingga lebih nyaman terhadap pengguna jasa. Dengan sistem pencahayaan tidak langsung (ndirectlighting), 90 - 100% cahaya diarahkan ke langit-langit atau dinding bagian atas kemudian dipantulkan untuk menerangi seluruh ruangan. Warna Konsep warna yang digunakan pada coworking space adalah warna- ma netral seperti putih, hitam, abu-abu, atau cokelat. Warna-warna ini disesuaikan dengan konsep desain terminal masing-masing bandar udara PT Angkasa Pura II (Persero) dan warna Perusahaan. Huruf Huruf yang digunakan pada penamaan fasiitas yang tersedia di Coworking Space menggunakan jenis huruf helvetica regular. Ukuran yang digunakan pada masing-masing fasilitas disesuaikan dengan dimensi space yang tersedia, Helvetica regular ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijkimnopqrstuvwxyz 1234567890 Gambar 16. Contoh huruf helvetica regular Lantai dan Dinding 4) Penutup Lantai Untuk keseragaman, lantai pada Coworking Space memiliki beberapa kriteria sebagai berikut: a) Jeni penutup lantal yang digunakan tidak licin dan bersih; b) Bahan penutup lantal yang digunakan minimal berupa vinys, ©) Warna penutup lantal disesualkan dengan warna konsep Coworking Space dengan motif sederhana namun elegan dan tidak mencolok, 33 STANDAR PELAYANAN SELF SERVICE JOURNEY EXPERIENCE D1 ANDAR UDARA PT ANGKASA PURA II (PERSERO) e. Layout Ruang Layoutruang Coworking Space disesuaikan dengan ketersediaan ruang dan kebutuhan aspek komersil di terminal masing-masing kantor cabang bandar udara PT Angkasa Pura II (Persero) dengan persetujuan Unit Airport Service Division, 7, PEMELIHARAAN Pemeltharaan dan perawatan fasilitas Coworking Space mengacu pada Standar Operating Procedure (SOP) PT Angkasa Pura II (Persero) terbaru yang telah ditetapkan, 8. PENUTUP Stendardisasi fasilitas Coworking Space ini disusun untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya oleh tiap kantor cabang PT Angkasa Pura If (Persero). DJOKO MURJATMODIO 34 STANDAR PELAYANAN SELF SERVICE JOURNEY EXPERIENCE DI | ) BANDAR UDARA PT ANGKASA PURA II (PERSERO) a im e. Layout Ruang Layoutruang Coworking Space disesualkan dengan ketersediaan ruang dan kebutuhan aspek komersil di terminal masing-masing kantor cabang bandar udara PT Angkasa Pura II (Persero) dengan persetujuan Unit Airport Service Division. 7. PEMELIHARAAN Pemeliharaan dan perawatan fasilitas Coworking Space mengecu pada Standar Operating Procedure (SOP) PT Angkasa Pura II (Persero) terbaru yang telah ditetapkan. 8. PENUTUP Standardisasi fasilitas Coworking Space ini disusun untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya oleh tiap kantor cabang PT Angkasa Pura II (Persero). ap. DIREKSI DIREKTUR TEKI DJOKO MURJATMODJO 34

Anda mungkin juga menyukai