Anda di halaman 1dari 15
jal adalah lanjut usia yan, ti otensial al 8 tidak berdaya m, neari in idupnyé pergatun pada Bantuan orang 'va Mencari nafkah sehi gga hidupnya p. ISU TERKAIT LANSIA Berbagal isu atau permasalahan Yang berkaitan dengan pencapaian kesejahteraan Janjut usia menurut Hardywinoto dan Setiabudhi permasalahan umum, Permasalahan umum ini yang berada di bawah garis kemiskinan, Kemudian jumlah Penduduk lansia pada 2006 sebesar kurang lebih 19 juta, usia harapan hidup 66,2 tahun, pada tahun 2010 diperkirakan sebesar 23,9 juta (9,77%), usia harapan hidupnya 67,4 tahun, dan tahun 2020 diperkirakan sebesar 28,8 juta (11,34%), dengan usia harap hidup 71,1 tahun. (http://www.datastatistik-indon, sia.com). Selanjutnya makin melemahnya _ nilai i, (1999) antara lain: Pertama, adalah meliputi semakin besar jumlah lansia lanjut usia. Terakhir adalah belum me kesejahteraan lansia. Kedua, adalah Permasalahan khusus, mencakup berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah fisik, mental, Maupun sosial; berkurangnya integrasi sosial lanjut u Permasalahan khusus ini in, telantar, dan cacat; berubahnya nilai sosial Masyarakat yang mengarah pada tatanan Masyarakat indivi dari proses pembangunan yang dapat meng, E. KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG LANSIA Ada beberapa kebijakan pemerintah yang ditujukan pada lansia. Pertama, kebijakan Program kesehatan lansia secara nasional, Mengingat kondisi dan Permasalahan la tersebut, maka Penanganan masalah lansia harus menjadi prioritas karena Permasalahannya terus berpacu dengan pertambahan Jumlahnya. Seiring dengan Semakin meningkatnya Populasi lansia, pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan lansia. Tujuan kebijakan tersebut adalah Meningkatkan dan lansi ISU DAN KEBUAKAN PEMERINTAH TENTANG LANJUT USIA 237 derajat kesehatan dan mutu kehidupan lansia serta untuk mencapai masa tua bahagia day berdaya guna dalam kehidupan keluarea dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya, ‘Ada beberapa undang-undang, keputusan, peraturan, dan kebijakan yang terkaig dengan penanganan lansia, seperti UUD 45 Pasal 28 H, “Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia Yang bermartabat”, UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia yang mengamanatkan kepada pemerintah berkewajiban memberikan pelayanan dan perlindungan sosial bag) lansia agar mereka dapat mewujudkan dan menikmati taraf hidup yang wajar. Amanat terurai dalam pasal-pasal untuk 12 departemen, lembaga nondepartemen, serta kepada unsur masyarakat. Selain itu, juga UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, khususnya yang menyangkut jaminan sosial bagi lansia, UU No. 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, Keppres 52 Tahun 2004 tentang Komnas Lansia, Permendagri No. 60/2008 tentang Pembentukan Korda Lansia dan Pemberdayaan Masyarakat, serta Rencana Aksi Nasional (RAN) 2003 dan 2008 tentang Kesejahteraan Lansia. F. KEBIJAKAN TERKAIT LANSIA 1. Pembinaan Lansia di Indonesia Dilaksanakan berdasarkan Peraturan Undang-Undang RI No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia yang menyebutkan bahwa pelayanan kesehatan dimaksudkan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan lansia, upaya penyuluhan, penyembuhan, dan pengembangan lembaga. 2. Kebijakan Kementerian Kesehatan dalam Pembinaan Lansia Kebijakan Kementerian Kesehatan dalam pembinaan lansia merupakan bagian dari pembinaan keluarga. Pembinaan kesehatan keluarga ditujukan kepada upay9 menumbuhkan sikap dan perilaku yang akan menumbuhkan kemampuan keluarga [tu sendiri untuk mengatasi masalah kesehatan dengan dukungan dan bimbingan tenaga profesional, menuju terwujudnya kehidupan keluarga yang sehat. Kesehatan kelua’e? juga diselenggarakan untuk mewujudkan keluarga kecil, sehat, bahagia, dan sejahte’@ ] Kebijakan dimaksudkan untuk mendukung keluarga agar dapat melaksanakan fungs! 23 8 Asuhan Keperawatan Gerontik teinaniaerara ain Hal tersebut dilakukan dengan cara meningkatkan kualitas hidup msi gar tetap produktif dan berguna bagi keluarga dan masyarakat dengan pemberian kesempatan untuk berperan dalam kehidupan keluarga. a. Dasar Hukum dan Pengembangan Program Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut, yaitu: 1). Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, khusus Bab VII: Kesehatan Ibu, Bayi, Anak, Remaja, Lanjut Usia, dan Penyandang Cacat, Pasal 138: * Ayat 1: Usaha kesehatan bagi lanjut usia harus ditujukan untuk menjaga agar tetap hidup sehat dan produktif secara sosial maupun ekonomis sesuai dengan martabat manusia. * Ayat 2: Pemerintah wajib menjamin ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan memfasilitasi kelompok lanjut usia untuk tetap dapat hidup mandiri dan produktif secara sosial dan ekonomis. Peraturan Presiden RI No. 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 374 Tahun 2012 tentang Berlakunya Sistem Kesehatan Nasional. Keputusan Menteri Koordinasi Kesejahteraan Rakyat Nomor 05 Tahun 1990 tentang Pembentukan Kelompok Kerja Tetap Kesejahteraan Usia Lanjut. Surat keputusan menteri Kesehatan Nomor 134 Tahun 1990 tentang 2). 3). 4). 5). Pembentukan Tim Kerja Geatrik, b. Kegiatan-Kegiatan dalam Pembinaan Lansia Pelayanan usia lanjut ini meliputi kegiatan upaya-upaya, antara lain: 1). Upaya promotif Upaya promotif yaitu menggairahkan semangat hidup bagi usia lanjut agar mereka tetap dihargai dan tetap berguna baik bagi dirinya sendiri, keluarga, maupun masyarakat. ISU DAN KEBUAKAN PEMERINTAH TENTANG LANJUT USIA 239 Upaya promotif dapat berupa kegiatan penyuluhan, di mana Penyuluhan masyarakat usia lanjut merupakan hal yang penting sebagai penunjang Program, pembinaan kesehatan usia lanjut yang antara lain adalah: 2). Upaya Preventif Upaya preventif yaitu upaya pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya penyakit maupun komplikasi penyakit yang disebabkan oleh proses ketuaan. Upaya preventif dapat berupa kegiatan: 240 Kesehatan dan pemeliharaan kebersihan diri serta deteksi dini Penurunan kondisi kesehatannya, teratur dan berkesinambungan memeriksakan kesehatannya ke puskesmas atau instansi pelayanan kesehatan lainnya, Latihan fisik yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan kemampuan usia lanjut agar tetap merasa sehat dan segar. Diet seimbang atau makanan dengan menu yang mengandung gizi seimbang, Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Membina keterampilan agar dapat mengembangkan kegemaran atau hobinya secara teratur dan sesuai dengan kemampuannya. Meningkatkan kegiatan sosial di masyarakat atau mengadakan kelompok sosial. Hidup menghindarkan kebiasaan yang tidak baik, seperti merokok, alkohol, » kopi, kelelahan fisik, dan mental. Penanggulangan masalah kesehatannya sendiri secara benar. Pemeriksaan kesehatan secara berkala dan teratur untuk menemukan secara dini penyakit-penyakit usia lanjut. Kesegaran jasmani yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan denga" kemampuan usia lanjut serta tetap merasa sehat dan bugar. Asuhan Keperawatan Gerontik e Penyuluhan tentan, 8 Penggunaan : alat bantu pendengaran agar ve berbagai alat bantu, misalnya kacamata, a lanj ‘ tetap merasa berguna, Njut tetap dapat memberikan karya dan e Penyuluhan untuk Pencegahante pada usia lanjut, rhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan e Pembinaan mi ental dalam Meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. 3). Upaya Kuratif Maksud upaya kuratif di sini yaitu upaya Pengobatan pada usia lanjut. Bertambahnya umur pada lansia akan menyebabkan banyak gangguan fisik maupun psikologis. Kegiatannya dapat berupa pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan spesifikasi melalui sistem rujukan. 4). Upaya Rehabilitatif Upaya Rehabilitatif yaitu upaya mengembalikan fungsi organ tubuh yang telah menurun. Kegiatannya dapat berupa memberikan informasi, pengetahuan, dan pelayanan tentang penggunaan berbagai alat bantu, misalnya alat pendengaran dan lain-lain agar usia lanjut dapat memberikan karya dan tetap merasa berguna sesuai kebutuhan dan kemampuan; mengembalikan kepercayaan pada diri sendiri dan memperkuat mental penderita; pembinaan usia dalam hal pemenuhan kebutuhan pribadi dan aktivitas di dalam maupun di luar rumah; nasihat cara hidup yang sesuai dengan penyakit yang diderita; serta perawatan fisioterapi. 5). Upaya Penyuluhan Kesehatan Di samping upaya pelayanan di atas, yang tidak kalah penting adalah penyuluhan kesehatan masyarakat yang merupakan bagian integral dari setiap program kesehatan. Adapun tujuan khusus program penyuluhan kesehatan masyarakat pada usia lanjut ditujukan kepada kelompok usia lanjut itu sendiri, kelompok tt, kelompok masyarakat lingkungan usia lanjut, keluarga yang memiliki usia lanjut penyelenggaraan kesehatan, dan lintas sektoral (pemerintah dan swasta). ISU DAN KEBUAKAN PEMERINTAH TENTANG LANJUT USIA 241 242 Sedangkan penyuluhan kesehatan masyarakat pada usia lanjut terdiri dari: Pertama, komponen penyebarluasan informasi kesehatan dengan melaki kegiatan: ‘Ukan Mengembangkan, memproduksi, dan menyebarluaskan bahan-bahay penyuluhan kesehatan masyarakat usia lanjut. Meningkatkan sikap, kemampuan, dan motivasi petugas. Puskesmas dan rujukan serta masyarakat di bidang kesehatan. Masyarakat usia lanjut. Melengkapi puskesmas dan rujukannya dengan sarana dan bahan penyuluhan. Meningkatkan kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk media massa agar pesan kesehatan masyarakat usia lanjut menjadi bagian integral. Meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat umum dan kelompok khusus seperti daerah terpencil, transmigrasi, dan lain-lain. Melaksanakan pengkajian dan pengembangan serta pelaksanaan teknologi tepat guna di bidang penyebarluasan informasi. Melaksanakan evaluasi secara berkala untuk mengukur dampak serta meningkatkan daya guna dan hasil guna penyuluhan. Menyebarluaskan informasi secara khusus dalam keadaan darurat seperti wabah, bencana alam, kecelakaan. Kedua, komponen pengembangan potensi swadaya masyarakat di bidang kesehatan dengan kegiatan antara lain: Mengembangkan sikap, kemampuan, dan motivasi petugas puskesmas dan pengurus LKMD dalam mengembangkan potensi swadaya masyarakat di bidang kesehatan. Melaksanakan kemampuan dan motivasi terhadap kelompok masyarakat, termasuk swasta yang melaksanakan pengembangan potensi swadaV4 Asuhan Keperawatan Gerontik yr masyarakat di bidang kesehatan usia lanjut secara sistematis dan berkesinambungan. + Mengembangkan, memproduksi, dan menyebarluaskan pedoman penyuluhan kesehatan usia lanjut untuk para penyelenggara penyuluhan, baik pemerintah maupun swasta. Ketiga , komponen pengembangan penyelengaraan penyuluhan dengan kegiatan: + Menyempurnakan kurikulum penyuluhan kesehatan usia lanjut di sekolah- sekolah kesehatan. + Melengkapi masukan penyuluhan pada usia lanjut. * Menyusun modul pelatihan khusus usia lanjut untuk aparat di berbagai tingkat. | ‘Adapun langkah-langkah dari penyuluhan yang perlu diperhatikan adalah: * Perencanaan sudah dimulai dengan kegiatan tersebut di atas, di mana masalah Kesehatan, masyarakat usia lanjut, dan wilayahnya jelas sudah diketahui. + Pelaksanaan penyuluhan kesehatan masyarakat usia lanjut harus berdaya guna serta berhasil guna. + Merinci tujuan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang yang harus jelas, realistis, dan bisa diukur. + Jangkauan penyuluhan harus dirinci, pendekatan ditetapkan, dan dicapai lebih objektif, rasional hasil sasarannya. * Penyusunan pesan-pesan penyuluhan. * Pengembangan peran serta masyarakat, kemampuan penyelenggaraan benar-benar tepat guna untuk dipergunakan. * Memilih media atau saluran untuk mengembangkan peran serta masyarakat dan kemampuan penyelenggaranan. ISU DAN KEBUAKAN PEMERINTAH TENTANG LANJUT USIA, 243 G. POSYANDU LANSIA 1. Pengertian i Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu DT eceieN es lanjut g suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang dige asyarakat q mana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Posyandu lansia merupata pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia ya penyelenggaraannya melalui program puskesmas dengan melibatkan peran serta pars lansia, keluarga, tokoh masyarakat, dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya, 2. Tujuan Posyandu Lansia : Tujuan pembentukan posyandu lansia secara garis besar adalah: Pertama meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga terbentu pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia. Kedua, mendekatkay pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam pelayanan kesehatan di samping meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia lanjut. 3. Sasaran Posyandu Lansia Sasaran posyandu lansia meliputi sasaran langsung dan sasaran tidak langsung, Sasaran langsung adalah prausia lanjut (45-59 tahun), usia lanjut (60-69 tahun), dan usia lanjut risiko tinggi, yaitu usia lebih dari 70 tahun atau usia lanjut berumur 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan. Sasaran tidak langsung adalah keluarga di mana usia lanjut berada, masyarakat tempat lansia berada, organisasi sosial, petugas kesehatan, dan masyarakat luas. 4. Mekanisme Pelayanan Posyandu Lansia Berbeda dengan posyandu balita yang terdapat sistem 5 meja, pelayanan yang diselenggarakan dalam posyandu lansia tergantung pada mekanisme dan kebijakan pelayanan kesehatan di suatu wilayah kabupaten maupun kota penyelenggara. Ada yang menyelenggarakan posyandu lansia sistem 5 meja seperti posyandu balita, ada juga ya"é hanya menggunakan sistem pelayanan 3 meja, dengan kegiatan sebagai berikut: a. Meja |: pendaftaran lansia, pengukuran, dan penimbangan berat badan dan/atau tinggi badan. 244 Asuhan Keperawatan Gerontik : Perti pengobatan sederhana dan rujukan kasus juga dilakukan di Meja Il ini, c. Meja Ill: melakukan kegiatan Penyuluhan atau konseling, dilakukan pelayanan Pojok gi di sini juga bisa zi. 5. Kendala Pelaksanaan Posyandu Lansia Terdapat beberapa kendala yang dihadapi lansia dalam mengikuti_ kegiatan posyandu. Pertama, pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posyandu. Pengetahuan lansia akan Manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari pengalaman pribadi dalam kehidupan sehari-harinya, Dengan menghadiri kegiatan posyandu, akan mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana cara hidup sehat dengan keterbatasan atau masalah kesehatan yang melekat pada mereka. Dengan pengal ini, pengetahuan lansia menjadi Meningkat, yang menjadi dasar pembentukan sik dapat mendorong minat atau Motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan po: lansia, lansia segala laman ap dan syandu h anan ini merupakan faktor eksternal dari terbentuknya motivasi untuk menghadiri Posyandu lansia. Ketiga, kurangnya dukungan keluarga untuk mengan lansia untuk datang ke posyandu. Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia. Keluarga bisa ™enjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar lansia ke posyandu, mengingatkan lansia jika lupa jadwal Posyandu, dan berusaha membantu mengatasi segala permasalahan bersama lansia, tar maupun mengingatkan ISU DAN KEBIAKAN PEMERINTAH TENTANG LANJUT USIA 245 Keempat, sikap yang kurang baik terhadap petugas posyandu. Penilaian pribagi atay sikap yang baik terhadap petugas merupakan dasar atas kesiapan atau kesediaan lansig untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan sikap yang baik tersebut, lansia Cenderung. untuk selalu hadir atau mengikuti kegiatan yang diadakan di posyandu lansia. Haj ini dapat dipahami karena sikap seseorang adalah suatu cermin kesiapan untuk bereaks; terhadap suatu objek. Kesiapan merupakan kecenderungan potensial untuk bereaks) dengan cara-cara tertentu apabila individu dihadapkan pada stimulus yang Menghendakj adanya suatu respons. 6. Bentuk Pelayanan Posyandu Lansia Pelayanan kesehatan di posyandu lanjut usia meliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan mental emosional yang dicatat dan dipantau dengan Kartu Menuju Sehat (KM) untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita (deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi. Jenis pelayanan kesehatan yang diberikan kepada lanjut usia di posyandu lansia berupa pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan dasar. Pertama, kehidupan, seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya. Kedua, pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosional dengan menggunakan pedoman metode 2 (dua) menit. Ketiga, pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan dan dicatat pada grafik indeks masa tubuh (IMT). Keempat, pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop serta penghitungan denyut nadi selama satu menit.Kelima, pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquist, sahli, atau cuprisulfat. Keenam, pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteks! awal adanya penyakit gula (diabetes mellitus). Ketujuh, pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit ginjal. Kedelapa", pelaksanaan rujukan ke puskesmas bilamana ada keluhan dan atau ditemukan kelainen pada pemeriksaan butir 1 hingga 7. Kesembilan, penyuluhan kesehatan. Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kondisi setempat sepert Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dengan memperhatikan aspek kesehatan 4°" gizi lanjut usia dan kegiatan olahraga, seperti senam lanjut usia dan gerak jalan santal untuk meningkatkan kebugaran. Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan di posyandl 246 Asuhan Keperawatan Gerontik jansia, dibutuhkan sarana dan Prasarana Penunjang, yaitu tempat kegiatan (gedung, rvangan, atau tempat terbuka), ™eja dan kursi, alat tulis, buku pencatatan kegiatan, gukuran tinggi badan, stetoskop, tensi meter, peralatan Meter, Kartu Menuju Sehat (KMS) lansia. 7, Program Kesehatan Lansia lansia tingkat dasar adalah Puskesmas, dan pel: adalah rumah sakit. Sebagai pelayanan kesehatan di tingkat ma arti penting. Sama halnya dengan Posyandu balita, posyandu lansia adalah kegiatan kesehatan dasar untuk para lansia yang diselenggarakan dari, oleh, dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan, Jadi, posyandu lansia merupakan kegiatan swadaya dari masyarakat di bidang kesehatan di syarakat, posyandu lansia_memiliki yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesua i standar oleh tenaga kesehatan, baik di puskesmas maupun di Posyandu. H. KEBIJAKAN KHUSUS LANSIA 1. Latar Belakang Jumlah penduduk lansia yang besar menimbulkan masalah yang kompleks dan sebaliknya merupakan aset dalam pembangunan. Proyeksi jumlah penduduk Indonesia dan lansia pada 2025, menurut Bappenas (2007) sebagai berikut: jumlah penduduk Indonesia + 273 juta dengan 62,4 juta kelompok lansia. Sedangkan jumlah lansia Saat ini (2007) 16 juta jiwa (4 juta dengan pensiunan, 12 juta tidak ™mempunyai pensiunan). Dari jumlah lansia sebanyak 16 juta, sebesar 15% termasuk lansia miskin. ISU DAN KEBUAKAN PEMERINTAH TENTANG. LANJUT USIA 247 Lansia 2. Undang-Undang yang Mendukung ' in Ada beberapa undang-undang yang mendukung tentang lansia, yaitu: 1. UU No. 4 Tahun 1965 tentang Pemberian Bantuan Penghidupan Orang Jompg 2. UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usie 3. PP No. 43 Tahun 2004 tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesejahteraay Lansia. 4. Keppres No. 52 Tahun 2004 tentang Komisi Nasional Lansia. 3. Tujuan Kebijakan Khusus Lansia ae Ada dua tujuan kebijakan khusus tentang lansia. Tujuan pertama, adalah untu} memperpanjang usia harapan hidup. Sedangkan kedua, adalah memperpanjang mag, produktif lansia . I. KESEJAHTERAAN LANJUT USIA Untuk mewujudkan kesejahteraan lansia, pemerintah mengeluarkan undang-undang dan keputusan presidien. Pertama, UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia Kesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, baik material/ spiritual yang diliputi rasa keselamatan, kesusilaan, ketenteraman lahir batin yang memungkinkan pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial. Kedua, Keppres No. 93/M Tahun 2005 tentang Keanggotaan Komisi Nasional Lansia, Dalam Keppres No. 93/M Tahun 2005 tentang Keanggotaan Komisi Nasional Lansia disebutkan bahwa perlu ada pemberdayaan terhadap lansia. Bentuk pemberdayaan tersebut antara lain: setiap upaya meningkatkan kemampuan fisik, mental spiritual, dan sosial. Selain itu juga pemberdayaan yang mencakup pengetahuan dan keterampilan agar siap didayagunakan sesuai kemampuan. 1. Upaya Kesejahteraan Sosial Lansia Potensial Upaya kesejahteraan sosial terhadap lansia potensial meliputi pelayanan keagamae” dan mental spiritual, pelayananan kesehatan dan pelayanan kesempatan kerja’; pelayanan pendidikan dan pelatihan*; pelayanan kemudahan penggunaan fasilitas, 248 Asuhan Keperawatan Gerontik sarana, dan prasarana umum; pemberian kemudaha pantuan sosial berupa perlindungan sosial*, +) tdk dilakukan pd lansia tdk potensial in layanan dan bantuan hukum; 2, Beberapa Pelayanan terhadap Lansia Terdapat berbagai pelayanan yang ditujukan kepada lansia. Pertama, kesehatan berupa: penyuluhan dan penyebarluasan informasi kesehatan lan: penyembuhan yang diperluas, yaitu pelayanan geriatrik/gerontologi, dan peng: lembaga perawatan lanjut usia (penyakit kronis penyakit terminal). Kedua, kesempatan kerja mencakup sektor formal dan nonformal, perorangan maupun kelompok, dan lembaga baik pemerintah/masyarakat. Ketiga, pelayanan pendidikan dan latihan guna meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, kemampuan, dan pengalaman lanjut usia. Keempat, pelayanan kemudahan fasilitas berupa pemberian kemudahan pelayanan, baik administrasi pemerintahan dan masyarakat, pemberian kemudahan pelayanan dan keringanan biaya, pemberian kemudahan melakukan perjalanan, dan penyediaan fasilitas rekreasi dan olahraga khusus. Kelima, pelayanan bantuan hukum dalam bentuk penyuluhan dan konsultasi hukum, serta layanan dan bantuan hukum di luar maupun dalam pengadilan. Kelima, pelayanan bantuan sosial dengan diberikan pada lansia potensial yang tidak mampu agar dapat meningkatkan taraf kesejahteraan, bersifat tidak tetap, berbentuk material, finansial, fasilitas pelayanan, serta informasi agar lansia mandir. pelayanan sia, upaya embangan pelayanan 3. Kewajiban Lansia lansia_ memiliki kewajiban yang harus ditularkan kepada generasi_ penerus. Pertama, kewajiban untuk membimbing dan memberi nasihat secara arif dan bijaksana berdasarkan pengetahuan, pengalaman, dilingkungan keluarganya. Kedua, mengamalkan dan mentransformasi ilmu pengetahuan, keahlian, keterampilan, kemampuan, dan Pengalaman yang dimilikinya pada generasi penerus. Ketiga, memberikan keteladanan dalam segala aspek kehidupan. ISU DAN KEBUAKAN PEMERINTAH TENTANG LANJUT USIA, 249 4, Tugas dan Tanggung Jawab Kesejahteraan Sosial Lansia Tugas dan tanggung jawab kesejahteraan sosial lansia berada di tangan Pemering, masyarakat, dan keluarga. Pertama, tugas dan tanggung jawab kesejahteraan . lansia oleh pemerintah adalah mengarahkan, membimbing, dan menciptakan suasay dalam upaya peningkatan kesejahteraan lansia. Kedua, pemerintah, masyarakat, a keluarga bertanggung jawab atas terwujudnya upaya peningkatan kesejahteraan so, lansia. 5. Aplikasi Kesejahteraan Sosial Lansia Terdapat beberapa aplikasi kesejahteraan lansia, yaitu santunan bagi lansia mis Sejak tahun 2006 uji coba sebanyak 2.500 lansia dan tahun 2007 sebanyak 3.500 lansia Provinsi Jawa, Sumut, Kalsel, Sumsel, dan NTT sebesar Rp300.000,00/bulan. Kemudia penetapan Hari Lanjut Usia Nasional setiap tanggal 29 Mei. Selanjutnya, pembentukg posyandu lansia. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. 2010. Susenas, 2010. Jakarta: BPS. Bappenas. 2007. Proyeksi Penduduk Indonesia 2025. Jakarta: Bappenas. Constantinidas, P. 1994. In General Pathobiologi. Connecticut: Appleton & Lange. Depsos. 1965. UU No. 4 Tahun 1965 tentang Pemberian Bantuan Penghidupan Orang Jompo. Jakarta: Depsos. Depsos. 1998. UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Sosial Lansia. Jakarta: Depsos. Hardywinoto dan Setiabudi T. 1999. Panduan Gerontologi Tinjauan dari Berbagai Aspek. Jakarta: PT. Gramedia. 2 50 Asuhan Keperawatan Gerontik yr itp: /4r-suparyanto-Blogspot.com/2010/07/konsep lanjut usia. nito//wwwermeneepp.g0.id/. itp://www.datastatistik-indonesia.com Kemenkes. 1990. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 134 Tahun 1990 tentang Pembentukan Tim Kerja Geatric. Jakarta: Kemenmkes. Kemenkes. 2009. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI. Kemenkes. 2012. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 374 Tahun 2012 tentang Berlakunya Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta: Kemenkes. Kemensos. 2004, UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Jakarta: Kemensos. Kemensos. 2009. UU No. 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Kemensos. Kemendagri. 2008. Permendagri No. 60/2008 tentang Pembentukan Komda Lansia dan Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Kemendagri. Menko Kesra. 1990. Keputusan Menteri Koordinasi Kesejahteraan Rakyat Nomor 05 Tahun 1990 tentang Pembentukan Kelompok Kerja Tetap Kesejahteraan Usia Lanjut. Jakarta: Menko Kesra. Menko Kesra. 2003. Rencana Aksi Nasional (RAN) 2003-2008 tentang Kesejahteraan Lansia, Jakarta: Menko Kesra. Mendikbud. 1993. UUD 45. Jakarta: Mendikbud. ISU DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG LANJUT USIA 251

Anda mungkin juga menyukai