Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

AKAD MURABAHAH

OLEH:

KELOMPOK 10

NAMA:

YOLANDA OKTAVIA (90400119012)

REZKY MUTMAINNAH (90400119025)

LILIS SUGANDA (90400119030)

KELAS:

AKUNTANSI A

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2022
A. Penegertian Akad Murabahah
Murabahah adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga perolehan dan
keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Pembayaran atas akad jual
beli dapat dilakukan secara tunai atau tangguh (Bai' Mu'ajjal). Hal yang membedakan
murabahah dengan penjualan yang biasa kita kenal adalah penjualan secara jelas memberi
tahu kepada pembeli berapa harga pokok barang tersebut dan berapa besar keuntungan yang
diinginkannya. Pertukaran barang dengan barang, terlebih dahulu harus memperhatikan
apakah barang tersebut merupakan barang ribawi/secara kasat mata tidak dapat dibedakan
atau bukan. Jika pertukaran barang ribawi harus dilakukan dengan jumlah yang sama dan
harus dari tangan ke tangan atau tunai.

B. Jenis Akad Murabahah


1. Murabahah dengan pesanan (murabahah to the purchase order)
Dalam murabahah jenis ini, penjual melakukan pembelian barang setelah ada pemesanan dari
pembeli. Murabahah dengan pesanan dapat bersifat mengikat atau tidak mengikat pembeli
untuk membeli barang yang dipesannya. Kalau bersifat mengikat, berarti pembeli harus
membeli barang yang dipesannya dan tidak dapat membatalkan pesanannya.
2. Murabahah tanpa pesanan; murabahah jenis ini bersifat tidak mengikat.

C. Dasar Syariah
a. Sumber hukum akad murabahah
1. Al-Qur'an
" ... dan jika (orang yang berutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai ia
berkelapangan." (QS 2 : 280)
" ... dan tolong menolonglah dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa..." (QS 5 : 2)
2. Al-Hadis
"Penundaan (pembayaran) yang dilakukan oleh orang mampu adalah suatu kezaliman." (HR
Bukhari & Muslim)
"Sumpah itu melariskan barang dagangan, akan tetapi menghapus keberkahannya." (HR Al
Bukhari)
b. Rukun dan ketentuan akad murabahah
1. Pelaku (berakal dan dapat membedakan)
2. Objek jual beli, harus memenuhi syarat berikut.
 barang yang diperjualbelikan adalah barang halal
 barang yang diperjualbelikan harus dapat diambil manfaatnya atau memiliki nilai
 barang tersebut dimiliki oleh penjual
 barang tersebut dapat diserahkan tanpa tergantung dengan kejadian tertentu di masa
depan
 barang tersebut harus diketahui secara spesifik dan dapat diidentifikasikan oleh
pembeli
 barang tersebut dapat diketahui kuantitas dan kualitasnya dengan jelas
 harga barang tersebut jelas
 barang yang diakadkan ada di tangan penjual
3. Ijab kabul, pernyataan dan ekspresi saling rida/rela di antara pihak-pihak pelaku akad
yang dilakukan secara verbal, tertulis, melalui korespondensi atau menggunakan cara-
cara komunikasi modern.

D. Perlakuan Akuntansi
Perlakuan Akuntasi Murabah dalam tulisan ini merujuk kepada PSAK 59 dan PAPSI
2003, Pada saat perolehan, aktiva yang diperoleh dengan tujuan untuk dijual kembali dalam
murabahahdiakui sebagai aktiva murabahah sebesar biaya perolehan. Pengakuan dan
pengukuran Urbun(uang muka), Urbun diakui sebagai uang muka pembelian sebesar jumlah
yang diterima; Jika transaksi murabahahdilaksanakan, maka urbun diakui sebagai bagian dari
pelunasan piutang; Jika transaksi murabahah tidak dilaksanakan, maka urbun dikembalikan
kepada nasabah setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan.Adapun
Pengakuan utang pada saat akad transaksi murabahah, piutang murabahah diakui sebesar nilai
perolehan ditambah keuntungan (margin) yang disepakati.Penilaian piutang murabahah pada
akhir periode akuntansi. Piutang murabahah disajikan sebesar nilai bersih yang dapat
direalisasikan, yaitu saldo piutang murabahah dikurangi penyisihan kerugian piutang. Margin
murabahah ditangguhkan disajikan pos lawan piutang murabahah.

D. Ilustrasi Akuntansi Akad Murabahah


Fulan adalah seorang Pengusaha, beliau berminat untuk memiliki sebuah Becak Motor
untuk kepentingan membawa barang dagangannya. Becak Motor tersebut mempunyai harga
sebesar Rp. 8.000.000,00. Pada saat ini Fulan hanya memiliki dana Rp.3.000.000,00 untuk
mengatasi kekurangan dana tersebut Fulan menghubungi PT. BPRS Adeco Langsa untuk
mendapatkan pemecahan masalah akibat kekurangan dana tersebut, PT. BPRS Adeco Langsa
menawarkan solusi dengan akad ba’i al-murabahah, yakni:PT. BPRS Adeco Langsa
menetapkan dengan tingkat laba atas penjualan yang disepakati sebesar 10%, apabila dibayar
dalam jangka dua tahun maka PT. BPRS Adeco Langsa akan menambahkan keuntungan lagi
sebesar 10%, sehingga margin selama dua tahun = 20%.
Jawaaban
Berikut ini perhitungan angsuran per bulan oleh PT. BPRS Adeco Langsa. Harga pokok -
Becak Motor Rp. 8.000.000,00 - dibayar nasabah (uang muka)Rp. 3.000.000,00 = Dibayar
oleh bank Rp. 5.000.000,00
Margin laba bank = 2 x 10% x Rp. 5.000.000,00 = Rp. 1.000.000,00 Harga jual bank = Rp.
5.000.000,00 + Rp. 1.000.000,00 = Rp. 6.000.000,00 Perhitungan Angsuran: Harga pokok +
margin murabahah= harga jual bank - pembayaran pertama = sisa angsuran = Rp.
8.000.000,00 + Rp. 1.000.000,00 = Rp. 9.000.000,00 - Rp. 3.000.000,00 = Rp. 6.000.000,00
Angsuran per bulan = Rp. 6.000.000,00 = Rp. 250.000,00 perbulan 24 bulan Dari contoh
transaksi pembiayaan murabahah diatas, maka Perhitungan dan Perlakuan Akuntansi adalah
sebagai berikut: Pada tanggal 3 Januari, PT. BPRS Adeco Langsa membeli Becak Motor dari
supplier secara tunai Rp. 8.000.000,00 jurnalnya yaitu sebagai berikut.3 Januari 2012 i)
Persediaan barang dagangan /Aktiva murabahah 8.000.000
ii) Kas/ rekening supplier 8.000.000 iii) Dengan transaksi ini maka asset PT. BPRS Adeco
Langsa akan bertambah Rp. 8.000.000 pada persediaan barang dagangan, tetapi disisi lain
asset kas PT. BPRS Adeco Langsa akan berkurang juga Rp. 8.000.000 atu hutang bank
kepada supplier bertambah. 3 Januari 2012 Penyerahan barang Becak Motor kepada Fulan,
dengan harga jual Rp. 9.000.000,00 maka jurnalnya adalah
 Piutang murabahah Fulan 9.000.000
 Persediaan barang dagangan/Aktiva, Murabahah 8.000.000 - Margin murabahah
ditangguh 1.000.000
Dengan penyerahan Becak Motor kepada Fulan maka asset Becak Motor akan berpindah ke
Fulan sebesar harga perolehan Becak Motor, kemudian PT. BPRS Adeco Langsa akan
mengakui adanya piutang murabahah kepada Fulan dan juga mengakui adanya keuntungan
murabahah yang ditangguhkan sebesar Rp. 1.000.000, untuk jangka waktu 2
tahun.Pencatatan uang muka dari Fulan jurnalnya: Db. Kas/ rekening Fulan Rp. 3.000.000
Kr. Kewajiban lain-uang muka murabahah (Urbun)Rp. 3.000.000 Pada saat barang
murabahah jadi dibeli Fulan jurnalnya: Db. Kewajiban lain –uang muka Murabahah
(Urbun)Rp. 3.000.000 Kr. Piutang Murabahah Fulan Rp. 3.000.000 Pengakuan: 31 desember
2012 Pengakuan keuntungan murabahah yang performing dengan kategori kolektibilas lancar
per 1 tahun:12 / 24 x Rp.1.000.000 = Rp. 500.000,00 waktunya dari 1 Januari s.d 31
Desember 2013 = 12 bulan, apabila pembayaran dilakukan setiap akhir tahun maka
adjustment yang harus dilakukan:
31 Desember 2012
Db. Piutang murabahah jatuh tempo Rp. 3.000.000
Kr. Piutang murabahah Rp. 3.000.000 Db. Margin murabahah Rp. 500.000
Kr. Pendapatan margin murabahah Rp. 500.000 Total pembayaran angsuran selama 1 tahun
(Rp 250.000,00 per bulan x 12 bulan – Rp. 3.000.000,00)
jurnalnya:
Db. Kas / rekening Rp. 3.000.000
Kr. Piutang murabahah Fulan Rp.3.000.000
Apabila Fulan membayar angsuran setiap bulan maka jurnalnya:
Db.Kas/ rekening FulanRp. 250.000
Kr. Piutang murabahah Fulan Rp. 250.000
Db. Margin murabahahRp. 41.666,66
Kr. Pendapatan margin Murabahah Rp. 41.666,66
(Rp.1.000.000,00 : 24 = Rp. 41.666,66,00)
DAFTAR PUSTAKA
Nurhayati. Sri. dan Wasilah. (2015). Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta : Salemba
Empat

Anda mungkin juga menyukai