Anda di halaman 1dari 13

RESUME AGENDA I

NIP : 197608152021211005
Nama Lengkap : Arman
Tempat, Tanggal Lahir : Pidie, 15 Agustus 1976
GOLONGAN : II/A
Jabatan : Penyuluh Pertanian Pemula
Instansi : Pemerintah Kab. Aceh Timur

Sikap Perilaku Bela Negara


1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara
Tanggal 20 Mei untuk pertamakalinya ditetapkan menjadi Hari Kebangkitan Nasional
berdasarkan Pembaharuan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 316 tahun 1959 tanggal 16
Desember 1959 tentang Hari-Hari Nasional yang Bukan Hari Libur. Melalui keputusan tersebut,
Presiden Republik Indonesia menetapkan beberapa hari yang bersejarah bagi Nusa dan Bangsa
Indonesia sebagai hari-hari Nasional yang bukan hari-hari libur, antara lain : Hari Pendidikan
Nasional pada tanggal 8 Mei, Hari Kebangkitan Nasional pada tanggal 20 Mei, Hari Angkatan
Perang pada tanggal 5 Oktober, Hari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober, Hari Pahlawan
pada tanggal 10 Nopember, dan Hari Ibu pada tanggal 22 Desember.
Muhammad Yamin, seorang pemuda berusia 23 tahun yang saat itu menjadi Ketua Jong
Sumatranen Bond, menyampaikan sebuah resolusi setelah mendengarkan pidato dari beberapa
peserta kongres berupa 3 (tiga) klausul yang menjadi dasar dari Sumpah Pemuda, yaitu :
Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu tanah Indonesia,
Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia menjunjung Bahasa persatuan, Bahasa Melayu.
4 (empat) Konsesus Dasar Berbangsa dan Bernegara :
1. Pancasila
Pentingnya kedudukan Pancasila bagi bangsa Indonesia dalam hidup bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara, sehingga gagasan dasar yang berisi konsep, prinsip dan nilai yang
terkandung dalam Pancasila harus berisi kebenaran nilai yang tidak asing bagi masyarakat
Indonesia.
2. Undang-Undang Dasar 1945
Naskah Undang-Undang Dasar 1945 dirancang sejak 29 Mei sampai 16 Juli 1945 oleh
Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pada masa itu Ir
Soekarno menyampaikan gagasan dasar pembentukan negara yang beliau sebut Pancasila.
Gagasan itu disampaikan dihadapan panitia BPUPKI pada siang perdana mereka tanggal 28
Mei 1945 dan berlangsung hingga tanggal 1 Juni 1945.
3. Bhinneka Tunggal Ika
Sesuai makna semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang dapat diuraikan Bhinna-Ika-Tunggal-
Ia berarti berbeda-beda tetapi pada hakekatnya satu. Sebab meskipun secara keseluruhannya
memiliki perbedaan tetapi pada hakekatnya satu, satu bangsa dan negara Republik
Indonesia.
4. Negara Kesatuan Republik Indonesia
Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam sejarahnya dirumuskan dalam sidang
periode II BPUPKI (10-16 Juli 1945) dan selanjutnya disahkan oleh PPKI pada tanggal 18
Agustus 1945. Adapun tujuan NKRI seperti tercantuk dalam Pembukaan UUD 1945 alinea
IV, meliputi :
 Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah indonesia ;
 Memajukan kesejahteraan umum;
 Mencerdaskan kehidupan bangsa; dan
 Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial (Tujuan NKRI tersebut di atas sekaligus merupakan fungsi negara
Indonesia.)
Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara
perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan
wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara
dari berbagai Ancaman.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya
Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal 7 Ayat (3), nilai dasar Bela Negara meliputi :
a. Cinta tanah air;
b. Sadar berbangsa dan bernegara;
c. Setia pada pancasila sebagai ideologi negara;
d. Rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan
e. Kemampuan awal bela negara.
Evaluasi Bab II
1. Menurut anda, apakah urgensi ASN harus berwawasan kebangsaan sehingga menjadi bagian
kompetensi ASN ?
Jawab :
wawasan kebangsaan harus menjadi bagian kompetensi ASN agar mereka dapat menjalankan
tugas dan tanggung jawabnya dengan baik demi kepentingan negara dan masyarakat. Selain
kompetensi teknis, kebangsaan adalah aspek penting yang harus dimiliki oleh setiap ASN untuk
mencapai tujuan bersama dalam membangun negara yang maju, adil, dan berdaulat.
2. Uraikan secara singkat sejarah pergerakan kebangsaan Indonesia !
Jawab :
Berikut adalah rangkuman singkat dari sejarah pergerakan kebangsaan Indonesia:
 Awal Abad ke-20: Gerakan Kebangkitan Nasional Indonesia mulai tumbuh di awal abad
ke-20. Pendidikan Baru yang diperkenalkan oleh pemerintah kolonial Belanda telah
memberikan kesempatan bagi beberapa kalangan pribumi untuk mendapatkan pendidikan
modern, yang berperan dalam memicu kesadaran kebangsaan.
 1908: Sumpah Pemuda dilakukan pada 28 Oktober 1908, di mana pemuda-pemuda
Indonesia bersatu dalam tekad untuk menyatukan bangsa dan mengusir penjajah. Sumpah
Pemuda menjadi lambang persatuan dan semangat kebangsaan.
 1928: Kongres Pemuda II di Solo menyatakan resolusi yang berisi Tiga Asas Kebangsaan:
"Satu Tanah Air, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa" yang menegaskan kesatuan dan identitas
Indonesia.
 1920-1930: Munculnya organisasi pergerakan nasional seperti Budi Utomo, Sarekat Islam,
dan Partai Nasional Indonesia (PNI), yang menjadi wadah bagi perjuangan nasionalis
Indonesia.
 1942-1945: Pada masa pendudukan Jepang, gerakan nasionalis tetap berlangsung, dan
Jepang juga berusaha memanfaatkan aspirasi kemerdekaan untuk menggerakkan rakyat
dalam mendukung perangnya.
 17 Agustus 1945: Setelah Jepang menyerah dalam Perang Dunia II, Soekarno dan
Mohammad Hatta, sebagai pemimpin proklamator, menyatakan kemerdekaan Indonesia
dan mendeklarasikan Proklamasi Kemerdekaan RI.
 1945-1949: Perang Kemerdekaan berlangsung setelah Proklamasi, melawan upaya
penjajahan kembali oleh Belanda. Perjuangan militer dan diplomasi berhasil memaksa
Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia dalam Perjanjian Roem-Roijen dan Agresi
Militer Belanda I.
 1949: Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) secara resmi diakui dalam Konferensi
Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda. Proses ini menandai kemerdekaan Indonesia
sebagai negara berdaulat.
Sejarah pergerakan kebangsaan Indonesia merupakan perjuangan panjang dan penuh
pengorbanan untuk mencapai kemerdekaan dan membentuk negara Indonesia yang berdaulat.
3. Menurut anda, apakah relevansi 4 konsensus dasar kehidupan berbangsa dan bernegara dalam
mewujudkan profesionalitas ASN ?
Jawab :
Empat konsensus dasar kehidupan berbangsa dan bernegara adalah Pancasila, UUD 1945,
Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI. Relevansi konsensus dasar ini sangat penting dalam
mewujudkan profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN) karena:
 Landasan Nilai dan Etika: Konsensus dasar menjadi landasan nilai dan etika bagi ASN
dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Pancasila sebagai dasar negara menjadi
panduan dalam mengambil keputusan yang adil, berkeadilan, dan sesuai dengan prinsip-
prinsip kebhinekaan.
 Patriotisme dan Nasionalisme: Keempat konsensus dasar tersebut mencerminkan semangat
cinta tanah air dan rasa kebangsaan yang kuat. Sebagai ASN, profesionalisme haruslah
diiringi oleh rasa cinta dan kesetiaan pada negara serta semangat untuk berkontribusi
dalam pembangunan dan kemajuan bangsa.
 Kesatuan dan Persatuan: Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti "Berbeda-beda tetapi tetap
satu", mengajarkan pentingnya menghargai perbedaan dan memupuk persatuan dalam
keragaman. Sebagai ASN, profesionalitas berarti mampu menghadapi dan menyelesaikan
berbagai masalah dengan mengutamakan semangat kesatuan dan persatuan, tanpa
membedakan suku, agama, ras, atau golongan.
 Legitimasi dan Kedaulatan: UUD 1945 dan NKRI menetapkan struktur negara dan
kedaulatan nasional. Sebagai ASN, profesionalitas berarti mengakui dan menghormati
hukum dan peraturan yang berlaku, serta menjunjung tinggi kedaulatan negara dalam
setiap tindakan dan keputusan yang diambil.
 Penegakan Hukum dan Keadilan: Konsensus dasar kehidupan berbangsa dan bernegara
menyediakan kerangka hukum yang menjadi dasar dari sistem hukum di Indonesia.
Sebagai ASN, profesionalitas berarti berperan dalam penegakan hukum dan keadilan,
memastikan bahwa hukum ditegakkan dengan adil dan berlaku untuk semua warga negara
tanpa pandang bulu.
Evaluasi Bab III
1. Menurut anda, apakah nilai-nilai dasar Bela Negara masih relevan saat ini ?
Jawab :
Bela Negara adalah konsep yang mencakup sikap dan tindakan untuk melindungi,
mempertahankan, dan memajukan negara. Nilai-nilai dasar Bela Negara mencakup:
 Ketahanan Nasional: Ketahanan nasional adalah kemampuan suatu bangsa untuk menjaga
eksistensinya dari berbagai ancaman dan tantangan baik dari dalam maupun luar. Nilai ini
relevan karena mengajarkan pentingnya membangun ketahanan di segala aspek kehidupan,
seperti ekonomi, politik, sosial, budaya, hankam (pertahanan dan keamanan), sumber daya
alam, dan teknologi.
 Kebhinekaan dan Persatuan: Nilai kebhinekaan dan persatuan menjadi landasan dalam
menciptakan kerukunan dan harmoni di tengah masyarakat yang beragam suku, agama,
ras, dan budaya. Sikap saling menghormati dan bekerja sama di antara berbagai elemen
bangsa sangat penting untuk mencapai kesatuan dan stabilitas nasional.
 Patriotisme dan Nasionalisme: Nilai ini mengajarkan rasa cinta tanah air dan kesetiaan
pada negara. Semangat patriotisme dan nasionalisme akan mendorong masyarakat untuk
berkontribusi aktif dalam membangun negara dan mewujudkan cita-cita bersama.
2. Jelaskan menurut pendapat anda, ancaman yang paling mungkin terjadi saat ini dan
mengancam eksistensi NKRI ?
Jawab :
Ada beberapa ancaman yang bisa diidentifikasi sebagai potensi mengancam eksistensi Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI):
 Separatisme: Masih terdapat kelompok-kelompok atau gerakan separatisme di beberapa
daerah di Indonesia yang berupaya memisahkan diri dari NKRI. Ancaman ini bisa
mengancam eksistensi negara karena berpotensi merusak kesatuan dan persatuan bangsa.
 Radikalisme dan Ekstremisme: Radikalisme dan ekstremisme ideologi yang berpotensi
menimbulkan konflik sosial dan merusak kerukunan antaragama dan antarsuku. Jika tidak
ditangani dengan baik, hal ini bisa mengancam stabilitas nasional.
 Tantangan Keamanan Maritim: Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki tantangan
dalam menjaga keamanan maritim dan keberlanjutan sumber daya laut. Illegal fishing,
perompakan, dan perdagangan manusia adalah contoh masalah yang dapat mengancam
eksistensi NKRI dari sisi maritim.
 Kerawanan Ekonomi: Ketidakstabilan ekonomi dapat mengganggu keberlanjutan
pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Ketimpangan ekonomi dan masalah
kemiskinan bisa menjadi sumber ketegangan sosial.
 Perubahan Iklim dan Bencana Alam: Perubahan iklim dan bencana alam berpotensi
mengancam keberlanjutan lingkungan hidup dan infrastruktur negara, serta mengganggu
kesejahteraan masyarakat.
 Serangan Cyber dan Keamanan Siber: Ancaman serangan siber dan keamanan cyber
semakin meningkat dan dapat membahayakan infrastruktur teknologi informasi negara dan
sektor perekonomian.
 Krisis Kesehatan Global: Seperti yang telah terjadi dengan pandemi COVID-19, krisis
kesehatan global dapat memiliki dampak yang luas pada kesehatan, ekonomi, dan
stabilitas sosial di negara.
Evaluasi Bab IV
1. Jelaskan kedudukan Pancasila dalam konteks penyelenggaraan negara Indonesia
Jawab :
Berikut adalah beberapa aspek penting mengenai kedudukan Pancasila dalam konteks
penyelenggaraan negara Indonesia:
 Dasar Negara: Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia, sesuai dengan
Pembukaan UUD 1945 yang menyatakan bahwa "negara Indonesia adalah negara hukum
yang berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia."
Pancasila menjiwai dan menjadi identitas negara Indonesia.
 Filosofi Hidup Bangsa: Pancasila bukan hanya sebuah asas atau konsep teoritis belaka,
melainkan juga merupakan filosofi hidup bangsa. Nilai-nilai Pancasila tercermin dalam
budaya dan sikap hidup masyarakat Indonesia, yang mempengaruhi berbagai aspek
kehidupan sehari-hari.
 Pedoman Kebijakan: Pancasila menjadi acuan dan pedoman bagi pembuatan kebijakan
pemerintah di berbagai bidang, seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan
keamanan. Setiap kebijakan pemerintah harus sejalan dengan nilai-nilai Pancasila.
 Sumber Hukum: Pancasila merupakan sumber hukum tertinggi di Indonesia, yang menjadi
landasan bagi pembentukan peraturan perundang-undangan. Semua undang-undang dan
peraturan harus selaras dengan nilai-nilai Pancasila.
2. Jelaskan kedudukan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam konteks
penyelenggaraan negara Indonesia
Jawab :
Berikut adalah beberapa aspek penting mengenai kedudukan UUD 1945 dalam
penyelenggaraan negara Indonesia:
 Konstitusi Tertulis: UUD 1945 menjadi konstitusi tertulis yang mengatur tata cara
penyelenggaraan negara, pembagian kekuasaan, hak dan kewajiban warga negara, serta
mekanisme pemerintahan di Indonesia. Semua peraturan perundang-undangan dan
kebijakan pemerintah harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam UUD
1945.
 Dasar Negara: UUD 1945 juga merupakan dasar negara Republik Indonesia. Pembukaan
UUD 1945 menyatakan bahwa "negara Indonesia adalah negara hukum yang berdasarkan
atas Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia,
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,
serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia." Pernyataan ini mencerminkan nilai-
nilai dasar dan ideologi negara yang dikenal dengan Pancasila.
 Perubahan dan Amandemen: UUD 1945 juga memiliki fleksibilitas untuk mengalami
perubahan dan amandemen sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan bangsa.
Perubahan UUD 1945 dilakukan melalui proses amendemen yang melibatkan Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
 Landasan Ketatanegaraan: UUD 1945 menyusun landasan ketatanegaraan di Indonesia,
termasuk pembagian kekuasaan antara lembaga-lembaga negara, seperti eksekutif,
legislatif, dan yudikatif. UUD 1945 juga mengatur prinsip-prinsip dasar negara kesatuan,
bentuk pemerintahan, dan mekanisme pemilihan kepala negara.
 Sumber Hukum Tertinggi: UUD 1945 menjadi sumber hukum tertinggi di Indonesia.
Semua hukum dan peraturan perundang-undangan lainnya harus selaras dengan ketentuan-
ketentuan yang terdapat dalam UUD 1945. Tidak ada hukum yang berlaku di Indonesia
jika bertentangan dengan UUD 1945.
3. Jelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945
Jawab :
Berikut adalah nilai-nilai yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945:
 Ketuhanan Yang Maha Esa: Nilai ini menegaskan pengakuan akan keberadaan Tuhan
Yang Maha Esa sebagai dasar dari segala sesuatu. Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi
fondasi untuk mengakui nilai-nilai moral dan etika yang menjadi pijakan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
 Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: Nilai ini menekankan pentingnya menghormati
martabat dan hak asasi manusia serta menciptakan masyarakat yang adil dan beradab.
Keberpihakan pada kemanusiaan merupakan landasan untuk menciptakan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.
 Persatuan Indonesia: Nilai persatuan menggarisbawahi pentingnya mempersatukan seluruh
elemen bangsa Indonesia, termasuk suku, agama, ras, dan golongan, dalam semangat
kebersamaan dan kebangsaan.
 Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan: Nilai ini menegaskan prinsip kedaulatan rakyat sebagai
dasar sistem pemerintahan. Kekuasaan berada di tangan rakyat dan diwujudkan melalui
wakil-wakil yang dipilih melalui proses demokratis.
 Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia: Nilai keadilan sosial menekankan
pentingnya mewujudkan pemerataan dan keadilan dalam pembangunan untuk
kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
4. Jelaskan kedudukan batang tubuh dari UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Jawab :
Berikut adalah beberapa poin penting yang biasanya tercakup dalam batang tubuh UUD 1945:
 Pembukaan: Berisi prinsip-prinsip dasar dan nilai-nilai yang menjadi landasan negara,
seperti Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
 Batang Tubuh: Terdiri dari pasal-pasal yang mengatur tentang sistem pemerintahan,
pembagian kekuasaan, lembaga-lembaga negara, tugas dan wewenang presiden,
kedaulatan rakyat, kedaulatan negara, dan sebagainya.
 Amandemen: Pasal-pasal yang mengatur tentang perubahan dan amendemen UUD 1945,
termasuk prosedur dan mekanisme perubahan konstitusi.
 Penetapan dan Disahkan: Bagian akhir batang tubuh berisi tentang penandatanganan dan
penetapan UUD 1945 sebagai undang-undang dasar negara oleh para pemimpin
proklamator pada saat itu.
5. Jelaskan kedudukan dan peran ASN dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan Bangsa
Indonesia
Jawab :
Berikut adalah beberapa peran dan kedudukan ASN dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan
Bangsa Indonesia:
 Netralitas dan Kesetiaan pada Negara: Sebagai abdi negara, ASN diharapkan menjaga
netralitas dan kesetiaan pada negara. Tidak ada diskriminasi berdasarkan suku, agama, ras,
dan golongan dalam pelaksanaan tugas. ASN harus bersikap adil dan objektif dalam
melayani seluruh masyarakat Indonesia tanpa memihak pada kelompok atau golongan
tertentu.
 Implementasi Pancasila: Sebagai ideologi negara, Pancasila menjadi landasan bagi
kehidupan berbangsa dan bernegara. ASN harus mengimplementasikan nilai-nilai
Pancasila dalam tindakan dan sikapnya, memperkuat semangat kebangsaan, serta
menghargai keberagaman budaya dan suku bangsa.
 Membangun Kerukunan dan Toleransi: ASN memiliki peran dalam membangun
kerukunan dan toleransi di antara masyarakat Indonesia yang beragam. Melalui pelayanan
yang baik, komunikasi yang efektif, dan kebijakan yang inklusif, ASN dapat menciptakan
lingkungan yang harmonis dan menghargai perbedaan di tengah-tengah masyarakat.
 Pengayoman Terhadap Hak-Hak Warga Negara: ASN bertanggung jawab untuk
melindungi dan mengayomi hak-hak warga negara, termasuk hak atas kebebasan
beragama dan berpendapat. Dengan menjamin hak-hak tersebut, ASN akan membantu
mewujudkan rasa aman dan percaya diri bagi seluruh warga negara.
2. Analisis Isu Kontemporer
Perubahan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dan menjadi bagian dari perjalanan
peradaban manusia. Sebelum membahas mengenai perubahan lingkungan strategis, sebaiknya
perlu diawali dengan memahami apa itu perubahan, dan bagaimana konsep perubahan dimaksud.
Untuk itu, mari renungkan pernyataan berikut ini ...“perubahan itu mutlak dan kita akan jauh
tertinggal jika tidak segera menyadari dan berperan serta dalam perubahan tersebut”.
Beberapa gejala umum tumbuh suburnya korupsi disebabkan oleh hal-hal berikut:
 Membengkaknya urusan pemerintahan sehingga membuka peluang korupsi dalam skala yang
lebih besar dan lebih tinggi;
 Lahirnya generasi pemimpin yang rendah marabat moralnya dan beberapa diantaranya
bersikap masa bodoh; dan
 Terjadinya menipulasi serta intrik-intrik melalui politik,kekuatan keuangan dan kepentingan
bisnis asing.
Sejarah korupsi di Indonesia mencakup periode yang panjang dan kompleks. Berikut adalah
ringkasan singkat beberapa poin penting dalam sejarah korupsi di Indonesia:
 Era Kolonial: Pada masa penjajahan Belanda, korupsi sudah ada dalam bentuk praktik suap
dan nepotisme. Para pejabat kolonial sering memanfaatkan kedudukan mereka untuk
memperkaya diri sendiri dan memperkuat dominasi Belanda atas perekonomian Indonesia.
 Era Orde Baru: Pada masa kepemimpinan Presiden Soeharto, korupsi mencapai tingkat yang
sangat meresahkan. Pemerintahan Orde Baru ditandai dengan praktik korupsi yang
sistematis dan luas di hampir semua sektor ekonomi dan politik. Keluarga dan kroni-kroni
Soeharto banyak terlibat dalam korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan.
 Reformasi: Pada tahun 1998, gerakan reformasi berhasil menggulingkan rezim Orde Baru.
Era reformasi ini juga diikuti dengan upaya pemberantasan korupsi. Pada tahun 2002,
dibentuklah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang bertugas mengusut dan
memberantas tindak korupsi di Indonesia.
 Perjuangan Pemberantasan Korupsi: Sejak didirikan, KPK telah menangani banyak kasus
korupsi yang melibatkan pejabat tinggi, politisi, dan pengusaha. Beberapa kasus yang
terkenal termasuk kasus Century, kasus Hambalang, kasus e-KTP, dan lain-lain. Namun,
KPK juga menghadapi tantangan politik dan hukum yang serius dalam menjalankan
tugasnya.
 Masalah Korupsi yang Persisten: Meskipun ada upaya pemberantasan korupsi, masalah
korupsi tetap menjadi tantangan di Indonesia. Korupsi masih terjadi di berbagai tingkatan
pemerintahan dan sektor swasta, menghambat pembangunan, dan merugikan rakyat.
Sejarah korupsi di Indonesia menunjukkan betapa seriusnya dampak korupsi terhadap
pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
Radikalisme
Radikalisme merujuk pada pandangan atau tindakan yang menuntut perubahan mendalam
dalam sistem sosial, politik, atau ekonomi dengan cara yang ekstrem atau melampaui batas norma
yang berlaku. Penganut radikalisme seringkali memiliki keyakinan yang kuat terhadap ideologi
tertentu dan berupaya menerapkan perubahan secara cepat dan drastis, kadang-kadang dengan
cara-cara yang bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi dan hak asasi manusia.
Sejarah Radikalisme di Indonesia:
Sejarah radikalisme di Indonesia telah mengalami berbagai fase yang kompleks. Beberapa momen
penting dalam perkembangan radikalisme di Indonesia meliputi:
 Era Kolonial: Pada masa penjajahan Belanda, gerakan nasionalis dan anti-kolonial mulai
muncul. Beberapa kelompok radikal seperti Budi Utomo dan Sarekat Islam menuntut
kemerdekaan dan perubahan sosial di Indonesia.
 Masa Kemerdekaan: Setelah kemerdekaan pada tahun 1945, Indonesia menghadapi
tantangan dalam membangun negara baru. Beberapa gerakan radikal muncul dalam upaya
merumuskan bentuk negara dan ideologi, termasuk gerakan komunis yang kuat pada awal
kemerdekaan.
 Era Orde Baru: Pada masa kepemimpinan Presiden Soeharto, pemerintahan Orde Baru
menekan gerakan radikal dan oposisi politik. Selama periode ini, gerakan komunis
dibubarkan secara keras, dan beberapa kelompok radikal lainnya juga dikecam dan ditindas.
 Era Reformasi: Setelah jatuhnya rezim Orde Baru pada tahun 1998, era reformasi membawa
perubahan politik dan sosial yang signifikan. Selama periode ini, beberapa gerakan radikal
muncul, termasuk gerakan terorisme yang berusaha menentang pemerintah dan menciptakan
perubahan dengan kekerasan.
 Perkembangan Terorisme: Sejak tahun 2000-an, Indonesia mengalami serangkaian serangan
terorisme oleh kelompok ekstremis yang menuntut perubahan politik dan sosial melalui
tindakan kekerasan. Serangan-serangan ini menimbulkan kekhawatiran terhadap radikalisme
di masyarakat.
Pemerintah Indonesia telah berupaya untuk mengatasi radikalisme melalui berbagai upaya
pencegahan, pengawasan, dan pendidikan. Program deradikalisasi dan pendekatan yang berbasis
pada nilai-nilai toleransi dan pluralisme terus ditingkatkan untuk mengurangi penyebaran ideologi
radikal dan mencegah tindakan ekstremisme. Meskipun tantangan masih ada, upaya bersama
untuk menangani radikalisme di Indonesia terus dilakukan untuk menjaga stabilitas dan
perdamaian di negara ini.

Pencucian Uang
Pencucian uang adalah proses ilegal untuk menyembunyikan asal-usul uang yang diperoleh
melalui kegiatan kriminal. Ini melibatkan serangkaian transaksi dan tindakan dengan tujuan
menyamarkan sumber uang tersebut sehingga terlihat seperti berasal dari sumber legal. Berikut
adalah resume singkat tentang pencucian uang:
Pencucian uang adalah tindakan ilegal untuk menyembunyikan jejak uang hasil kegiatan
kriminal, agar tampak berasal dari sumber yang sah. Proses pencucian uang meliputi tiga tahap
utama: penempatan, penumpukan, dan integrasi. Tahap pertama adalah menempatkan uang kotor
ke dalam sistem keuangan secara tidak terdeteksi, biasanya melalui deposit di bank atau lembaga
keuangan yang tidak terkait. Tahap kedua adalah menumpuk uang tersebut dengan melakukan
serangkaian transaksi untuk menyamarkan jejaknya. Tahap ketiga adalah integrasi, di mana uang
hasil tindakan ilegal tersebut diinvestasikan kembali ke dalam bentuk aset yang legal, seperti
bisnis atau properti.
Pencucian uang merupakan ancaman serius bagi stabilitas ekonomi dan keamanan negara.
Hal ini karena dana hasil kejahatan yang disembunyikan dan diubah menjadi aset legal dapat
digunakan untuk mendanai lebih lanjut kegiatan kriminal, termasuk terorisme. Untuk melawan
pencucian uang, berbagai negara telah mengadopsi undang-undang dan mekanisme pengawasan
yang ketat, serta mendirikan lembaga pencegahan pencucian uang, seperti Financial Action Task
Force (FATF), yang bertujuan untuk mengkoordinasikan upaya global dalam mengatasi masalah
ini.
Pencucian uang memiliki berbagai dampak negatif dan kerugian bagi masyarakat,
perekonomian, dan stabilitas negara. Beberapa kerugian akibat pencucian uang antara lain:
 Penghancuran Integritas Sistem Keuangan: Pencucian uang merusak integritas sistem
keuangan dengan menyebabkan sejumlah besar uang hasil kejahatan masuk ke dalam sistem
perbankan dan lembaga keuangan resmi. Hal ini dapat mengganggu stabilitas dan
transparansi sistem keuangan serta mengancam kredibilitas lembaga keuangan.
 Peningkatan Kriminalitas: Uang hasil kejahatan yang dicuci kembali ke dalam kegiatan
ekonomi legal bisa digunakan untuk mendanai lebih banyak kegiatan kriminal, termasuk
perdagangan narkoba, perdagangan manusia, terorisme, dan lain-lain. Ini mengakibatkan
peningkatan kriminalitas yang mengancam keamanan masyarakat.
 Ketidakadilan Sosial: Pencucian uang dapat menyebabkan konsentrasi kekayaan pada
kelompok kecil yang terlibat dalam kejahatan, sementara masyarakat luas tidak merasakan
manfaatnya. Hal ini bisa meningkatkan kesenjangan sosial dan ekonomi di masyarakat.
 Kerugian Ekonomi: Pencucian uang dapat merugikan perekonomian negara karena
mengakibatkan kebocoran pendapatan negara dan menurunkan kepercayaan investor. Hal ini
dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kesempatan kerja.
 Penghambatan Pembangunan: Uang hasil kejahatan yang dicuci tidak diinvestasikan
kembali dalam sektor ekonomi yang produktif. Hal ini mengurangi jumlah dana yang
tersedia untuk pembangunan infrastruktur dan program-program sosial yang bermanfaat
bagi masyarakat.
 Kerugian Keamanan Nasional: Pencucian uang dapat digunakan untuk mendanai kegiatan
terorisme dan kejahatan transnasional lainnya. Hal ini mengancam keamanan nasional dan
stabilitas politik.
 Dampak Global: Pencucian uang tidak hanya menjadi masalah di tingkat nasional, tetapi
juga menjadi isu global. Uang hasil kejahatan yang dicuci di negara lain dapat
mempengaruhi stabilitas dan ekonomi global.

Isu kritikal secara umum dapat dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan tingkat urgensinya,
yaitu:
 Isu Saat Ini (Current Issue): Isu saat ini adalah masalah atau peristiwa yang tengah terjadi
atau mendesak untuk segera ditangani. Isu ini sering kali memiliki dampak besar dan
memerlukan tindakan cepat dan efektif untuk mengatasi situasi yang sedang berlangsung.
Contohnya termasuk bencana alam seperti gempa bumi, banjir, kebakaran hutan, krisis
kesehatan seperti wabah penyakit, atau konflik sosial yang sedang berlangsung.
 Isu Berkembang (Emerging Issue): Isu berkembang adalah masalah yang sedang dalam
tahap perkembangan dan mulai menarik perhatian karena potensinya untuk menjadi isu
kritis di masa depan. Isu ini mungkin belum begitu mendesak saat ini, tetapi perlu diawasi
dan ditangani secara proaktif untuk mencegah eskalasi menjadi krisis yang lebih besar.
Contoh isu berkembang termasuk perubahan iklim, teknologi baru dan dampaknya terhadap
masyarakat, atau masalah keamanan siber.
 Isu Potensial (Potential Issue): Isu potensial adalah masalah yang belum sepenuhnya muncul
atau teridentifikasi, tetapi memiliki potensi untuk menjadi krisis di masa depan jika tidak
ditangani dengan baik. Isu ini bisa berupa tren sosial, ekonomi, atau politik yang belum
sepenuhnya dipahami konsekuensinya. Contoh dari isu potensial termasuk ketimpangan
ekonomi yang semakin tajam, perubahan demografi, atau gangguan sosial yang belum
muncul secara signifikan namun perlu diantisipasi dampaknya.

3. Kesiapsiagaan Bela Negara


Kesehatan jasmani
Kesehatan jasmani adalah kondisi fisik seseorang yang mencakup berbagai aspek kesehatan
tubuh, seperti kebugaran, kekuatan, kelenturan, dan daya tahan. Untuk mencapai kesehatan
jasmani yang optimal, individu perlu mengadopsi gaya hidup sehat, termasuk pola makan yang
seimbang, olahraga secara teratur, tidur yang cukup, dan menghindari kebiasaan merokok serta
konsumsi alkohol berlebihan.
Beberapa faktor penting dalam menjaga kesehatan jasmani meliputi:

 Olahraga Teratur: Aktivitas fisik secara rutin membantu meningkatkan kebugaran jasmani,
menguatkan otot dan tulang, serta mengurangi risiko penyakit kronis seperti obesitas,
diabetes, dan penyakit jantung.
 Pola Makan Seimbang: Mengonsumsi makanan bergizi dan seimbang, termasuk sayuran,
buah-buahan, biji-bijian, dan protein nabati serta hewani, membantu menjaga kesehatan
tubuh dan memberikan energi yang cukup.
 Tidur yang Cukup: Tidur yang berkualitas dan cukup durasi membantu memulihkan tubuh,
meningkatkan konsentrasi, serta mendukung sistem kekebalan tubuh.
 Hindari Kebiasaan Merokok dan Alkohol Berlebihan: Menghindari merokok dan
mengonsumsi alkohol berlebihan membantu mengurangi risiko terjadinya penyakit
pernapasan, kanker, dan gangguan kesehatan lainnya.
 Kelola Stres dengan Baik: Stres yang berkepanjangan dapat berdampak negatif pada
kesehatan jasmani. Menemukan cara efektif untuk mengelola stres seperti meditasi, yoga,
atau hobi menyenangkan sangat membantu.
Menjaga kesehatan jasmani merupakan komitmen yang penting bagi setiap individu untuk
meningkatkan kualitas hidup dan mencegah penyakit. Dengan pola hidup sehat dan disiplin dalam
merawat tubuh, seseorang dapat mencapai kesehatan jasmani yang optimal dan menikmati hidup
yang lebih aktif, bahagia, dan produktif.

Anda mungkin juga menyukai