Pengaruh Pengelolaan Hara NPK Terhadap K 0f074873
Pengaruh Pengelolaan Hara NPK Terhadap K 0f074873
ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Waelo, Kecamatan Waeapo, Kabupaten Buru, dengan tujuan untuk menetapkan
waktu pemberian pupuk N bagi peningkatan produktivitas padi sawah (Oryza sativa. L) dan membedakan
tanggapan dua varietas padi yang biasanya ditanam di Desa Waelo terhadap pemupukan. Metode percobaan yang
digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan perlakuan pemupukan (NPK, NP, NP, PK, Kontrol)
dan varietas tanaman padi (Membramo dan Mekongga), dengan tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemberian pupuk N (NP, NK, NPK) berpengaruh signifikan terhadap tinggi tanaman, warna daun, gabah berisi per
malai, bobot 1000 biji, dan produksi gabah kering panen serta kadar N tanah dan kadar N daun, sedangkan terhadap
reaksi tanah (pH) tidak berpengaruh. Produktivitas padi rendah diperoleh pada perlakuan tanpa pemupukan N, yaitu
dengan 2,50 kg/petak gabah kering panen dan pada perlakuan PK, yaitu dengan 2,78 kg/petak gabah kering panen.
Kata kunci: unsur hara NPK, varietas membramo dan mekongga, produksi padi, pemupukan
ABSTRACT
This study was conducted in Waelo Village, Waeapo Subdistrict, Buru District, with the objectives to determine N
fertilizer application timing to increase rice yield and to understand the response of two rice varieties commonly
grown in Waeapo. The experimental method used in this study was a Randomized Complete Block Design, with
several fertilization treatments (NPK, NK,NP, PK and control), and rice varieties (Membramo and Mekongga), and
with three replications. The results showed that administration of N fertilizer (NP, NK, NPK) gave significant
effects on plant height, leaf color, full grain number per panicle, 1000 grain weight, dry grain yield, soil N content
and leaf N content; meanwhile it did not affect soil reaction (pH). A low rice yield was obtained in the treatment
without N fertilizer, with 2.50 kg dry grain yield per plot and PK treatment with 2.78 kg dry grain yield per plot.
Key words: nutrient NPK, mekongga, membramo varieties, rice yield, fertilization
82
Agrologia, Vol.1, No. 1, April 2012, Hal. 81-90
katkan produksinya, umumnya petani mem- kawasan timur indonesia meskipun masih
berkan puuk terutama urea dengan dosis yang mengalami hambatan dalam infrastruktur
cukup tinggi, mencapai 300 kg Urea/Ha. pertanian, kini terus diangkat khususnya
Bahkan pada beberapa daerah, dosisnya Maluku. Pengembangan pangan untuk
mencapai 400 – 500 kg Urea atau setara mendukung kemandirian pangan yang sangat
dengan 184 – 230 kg N/Ha. Padahal ber- penting sebab 70% kebutuhan pangan daerah
dasarkan anjuran, N cukup diberikan 90 – 120 ini di datangkan dari luar.
kg/Ha atau setara dengan 200 – 260 kg Berdasarkian uraian di atas, penelitian
Urea/Ha. Pemberian pupuk N yang berl- menetapkan waktu pemberian pupuk N bagi
ebihan ini menyebabkan efisiensi pupuk peningkatan produktivitas dua varietas padi
menurun serta membahayakan tanaman dan sawah di desa Waelo Kecamatan Waeapo
lingkungan (IPTTP, 2000). Kabupaten Buru.
Efisiensi penggunaan hara pupuk adalah
bagian yang sangat penting dalam sistem METODOLOGI
pertanian padi intensif. Sistem ini disamping
menghasilkan efisiensi agronomi, juga dapat Percobaan ini dilakukan di desa
meningkatkan efisiensi ekonomis dan Waelo, Kecamatan Waeapo Kabupaten Buru,
memberi dampak positif bagi kesehatan Provinsi Maluku dengan ketinggian pempat 0
lingkungan (karena penggunaan hara/pupuk - 38 m dpl (dari permukaan laut). Benih yang
menjadi lebih rasional dan terkendali). Untuk digunakan adalah varietas membramo dan
memperoleh hasil padi yang baik difokuskan mikongga, sedangkan pupuk terdiri dari Urea,
pada pengaturan waktu pemupukan N yang SP-36, dan KCL.
tepat, selama musim tanam dapat diperbaiki
dengan cara mempelajari status nutrisi N 1. Rancangan Percobaan
tanaman menggunakan petunjuk LCC (Leaf Perlakuan yang dicobakan adalah
Color Chart) atau Bagan Warna Daun percobaan dua faktor. Faktor pertama adalah
(BWD), waktu dosis pemupukan akan pemupukan yaitu NPK, NK, NP, dan PK serta
menjadi lebih efisien dan efktif karena pupuk satu perlakuan tanpa pemupukan sebagai
N hanya diberikan saat diperlukan tanaman kontrol, sedangkan faktor kedua adalah
(Mudjisihono, 2004). varietas padi sawah yaitu membramo dan
Untuk mewujudkan sistem pertanian mikongga. Penelitian dirancangan
yang produktif dan berlanjutan, diperlukan menggunakan rancangan acak kelompok
suatu model pengelolaan hara N yang lebih (RAK) dalam pola faktorial dengan tiga
baik yaitu dengan cara memperhatikan ulangan. Data pengamatan dianalisis
pemberian pupuk nitorgen sesuai waktu dan menggunakan analisis sidik ragam dan uji
dosis pemupukan. Sebelum pemupukan, lanjut menggunakan uji DMRT α 0,05
terlebih dahulu harus mempelajari dan
memperhatikan status hara N tanaman 2. Pelaksanaan Penelitian
menggunakan petunjuk BWD (Alam, 2005). Pemberian pupuk Urea diberikan 50
Sistem ini diharapkan dapat mendukung g/petak pada 20 hari sesudah tanam (HST)
program-program pemerintah dalam upaya dan 50 g/petak pada 41 HST, waktu
mewujudkan ketahanan pangan nasional. Ada pengukuran pemberian pupuk urea terlebih
tiga kompoen dari program ketahanan pangan dahulu dilakukan pengukuran warna daun
yang ingin dicapai; ketersediaan pangan, menggunakan LCC (leaf color chart). Setelah
distribusi pangan yang merata, dan konsumsi pengukuran warna daun, pupuk SP-36 dan
pangan yang cukup dalam menjaga KCL di berikan bersamaan dengan pemberian
ketersediaan pangan. Pengembangan tanaman urea. Dosis pemupukannya adalah : 100 kg
padi di wilayah-wilayah lainnya di pulau Urea/petak, 70 kg SP-36/petak, dan 58,3
Jawa perlu di dorong. Pengembangan padi di KCL/petak, seperti terlihat pada Tabel 1
83
Soplanit, R dan S.H. Nukuhaly, 2012. Pengaruh Pengelolaan Hara NPK …
Tabel 1. Perlakuan Pemupukan pada Setiap Petak Omisi Padi di Desa Waelo.
setinggi 5-10 cm. 10 hari sebelum panen, adalah tanah aluvial dengan fisiologis
sawah dikeringkan sama sekali agar padi dataran.
dapat masak bersama-sama; panen yang Data pengamatan dianalisis menggunakan
dilakukan pada saat tanaman umur 110 hari analisis sidik ragam dan uji lanjut
setelah tanam. Panen dilakukan dengan menggunakan uji DMRT α 0,05.
manual menggunakan sabit. Pada waktu
tanaman sudah matang, panen dilakukan pada HASIL DAN PEMBAHASAN
plot berukuran 5m2 di setiap plot perlakuan.
Sampel malai yang dipanen ditaruh di dalam 1. Karakteristik Tanah Aluvial
kantung berlabel. Sampel gabah dikeringkan Tanah pada lokasi penelitian adalah
di bawah sinar matahari hingga bobotnya tanah aluvial dengan fisiologis dataran. Hasil
tetap. analisis awal (sifat kimia dan fisika tanah)
tanah aluvial disajikan pada Tabel 2.
3. Pengamatan dan Analisis Data Berdasarkan persentase pasir 0,3
Variabel yang diamati adalah persen, debu 12,0 persen, dan liat 87,7 persen,
• Tinggi tanaman, diukur setelah maka tanah ini bertekstur liat. Tanah ini
tanaman berumur 16 hari, dari 5 mempunyai pH yaitu 5,46, berarti tergolong
tanaman per petak. Pengukuran tanah masam. Kadar P-tersedia sedang.
dilakukan 1 kali dalam seminggu Kadar P total rendah, kadar Ca rendah Mg
hingga masa vegetatif akhir. tinggi, K rendah dan Na rendah. Dalam
• Warna daun, diukur dengan leaf color keadaan tanah masam, Mg menjadi sangat
chart (LCC). Pengukuran daun larut apabila ada penambahan elektrolit ke
tanaman untuk pertama kalinya dalam tanah sehingga dapat mengakibatkan
dilakukan pada umur dua minggu kation-kation dari larutan eektrolit
setelah tanam. Dari setiap rumpun menyatukan partikel-partikel koloid, dan
tanaman, bagian yang diukur sebagian kesar anion akan dinetralkan, sebab
warnanya adalah helai daun yang Mg juga tergollong satu dari beberapa
paling tinggi dan sudah terbuka kapasitan koagulasi kation yang paling kuat
penuh. Pengukuran dilakukan setiap 7 dalam pembentukan agregat tanah.
hari. Sedangkan rasio C/N 9,6 hal ini disebabkan
• Kadar N daun dan N tanah, dan pH karena secara berangsur-angsur telah terjadi
tanah diukur pada masa vegetatif pelepasan N akibat dekomposisi bahan
akhir. organik di dalam tanah. Keadaan ini cukup
• Jumlah gabah berisi per malai menunjang terjadinya proses mineralisasi.
• Bobot 1000 biji Dari hasil analisis tanah awal dapat
• Hasil produksi gabah kering giling dikatakan bahwa tanah yang cocok untuk
Untuk identifikasi sifat dan jenis tanah sawah adalah tanah dengan horison
terlebih dahulu dilakukan dengan permukaan berwarna pucat karena reproduksi
pengambilan sampel tanah menggunakan Fe dan Mn akibat genangan air sawah, dan
bor sedalam 0-15 cm untuk analisis senyawa tersebut pindah serta mengendap di
kualitatif tanah (sifat-sifat fisik, kimia bawah lapisan reduksi membentuk konkresi
tanah). Analisis fisik dan kimia dan selaput dipermukaan gumpalan struktur
menggunakan metode standar yaitu Bray I tanah dan lubang-lubang akar. Horison yang
untuk analisis kadar P (Bray, 1945) dan agak memadas dapat terbentuk akibat
Kjedahl untuk N. Untuk penentuan C akumulasi senyawa tersebut. Di bawah
anorganik digunakan metode oksidasi horison ini adalah horison-horison tanah
asam kromat Walkley-Black (Alisson, dengan sifat-sifat aslinya.
1965). Tanah pada lokasi penelitian
85
Soplanit, R dan S.H. Nukuhaly, 2012. Pengaruh Pengelolaan Hara NPK …
Tabel 2. Sifat Fisika-Kimia Tanah Lapisan Atas (0-15cm) Lokasi Waelo Sebelum Diberi
Perlakuan.
Tabel 3. Pengaruh Pemberian Pupuk N terhadap Warna Daun (WD), Tinggi Tanaman (TT), pH
tanah, dan N-Tanah.
TT N-Tanah
Pupuk WD pH Tanah
(cm) (%)
NPK 3.5 a 74.2 a 5.09 a 0.212 a
NK 3.5 a 57.2 c 5.06 a 0.205 a
NP 3.5 a 66.5 b 5.15 a 0.195 ab
PK 2.5 b 53.4 c 5.10 a 0.208 a
Kontrol 2.5 b 51.1 c 5.03 a 0.185 b
Keterangan : Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama tidak berbeda signifikan menurut uji
DMRT α 0,05.
86
Agrologia, Vol.1, No. 1, April 2012, Hal. 81-90
Varietas Padi
Pupuk
Mekongga Membramo
Tanpa pukuk (kontrol) 0,5 a 0,5 a
A A
NPK 1,3 c 1,2 c
A A
PK 0,9 b 0,6 a
A B
NP 0,7 a 0,8 b
A A
NK 1,4 c 0,8 b
A B
Keterangan : Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama tidak berbeda signifikan pada DMRT
α= 0,5. Huruf kapital dibaca horizontal, huruf kecil dibaca vertikal.
87
Soplanit, R dan S.H. Nukuhaly, 2012. Pengaruh Pengelolaan Hara NPK …
88
Agrologia, Vol.1, No. 1, April 2012, Hal. 81-90
Tabel 5. Pengaruh Pemberian Pupuk N terhadap Gabah Berisi per Malai (GIM), bobot 1000 biji,
dan Produksi Gabah Kering Panen (GKP).
9. Pengaruh Pemberian Pupuk N malai, Bobot 1000 biji, dan hasil produksi
terhadap Hasil Produksi Gabah Kering gabah kering panen serta
Panen. kadar N-Tanah dan kadar N-daun,
Perlakuan pupuk N dan varietas sedangkan terhadap reaksi tanah (pH)
berpengaruh signifikan terhadap hasil tidak berpengaruh.
produksi gabah kering panen (GKP) dan 2. Produktivitas padi rendah diperoleh pada
secara mandiri diperlihatkan pada perlakuan perlakuan tanpa pemupukan N, yaitu 2,50
pupuk. Hal ini menunjukkan bahwa kg/petak gabah kering panen dan pada
pemberian pupuk N tidak bergantung pada perlakuan PK 2,78 kg/petak gabah kering
varietas terhadap GKP. panen.
Tabel 5 memperlihatkan bahwa setiap
adanya perlakuan pemupukkan N DAFTAR PUSTAKA
pengaruhnya signifikan dalam meningkatkan
hasil GKP. Nilai rata-rata yang tinggi dan IPTTP, 2000. Pengginaan Unsur Hara Yang
nyata dicapai pada perlakuan pupuk N (NPK) Tepat Dalam Pemupukan. Bahan
yakni 3,64. Sedangkan hasil yang tidak Pelatihan Efisiensi Pemupukan
signifikan dicapai pada perlakuan tanpa dengan Penerapan LCC. Denpasar,
pemupukan N (kontrol) yakni 2,50. 22 – 26 Mei 2000. IPTTP-Bali.
Denpasar.
KESIMPULAN BPS (Biro Pusat Statistik) Provinsi Maluku.
2005. Maluku Dalam Angka.
1. Pemberian pupuk N (NP, NK, NPK)
berpengaruh signifikan terhadap tinggi BPS (Biro Pusat Statistik) Provinsi Maluku.
tanaman, warna daun, gabah berisi per 2009. Maluku Dalam Angka.
89
Soplanit, R dan S.H. Nukuhaly, 2012. Pengaruh Pengelolaan Hara NPK …
Alam, M.M. 2005. Leaf Color Ahart for Latupapua, A.I. 2002. Diktat Kesuburan
Managing Nitrogen Fertilizer in Tanah. Fakultas Pertanian Universitas
Lowland Rice in Bangladesh. Pattimura, Ambon.
Abdulla, S. 2001. Kajian Alternatif Paket Mudjisihono, 2004. Budidaya Padi Varietas
Teknologi Produksi Padi Sawah. Unggul Baru dan Varietas Unggul
Balitbang, Puslitbang, Bogor. Tipe Baru di Daerah Istimewa
Yogyakarta. BPTP, Yogyakarta.
Afandie, 2002. Ilmu Kesuburan Tanah.
Kanisius. Rosmarkan dan Yuwono, 2003. Ilmu
Kesuburan tanah. Kanisus.
Fageria and Virupax, 1999. Nitrogen
Yogyakarta.
Management for Lowland Rice
Production on an Inceptosol. Sugeng, 2001. Bercocok Tanam Padi. CV.
Agricultural Research Service, Aneka Ilmu, Anggota IKAPI,
USDA, NAA, AF SRC, Baver. Semarang.
Fairhurst, T., C. Witt, R. Buresh and A. Suparyondi, 1993. Padi. PT. Penebar
Doberman. 2007. Padi Panduan Swadaya, Jakarta.
Praktis Pengelolaan Hara. Suryana, A. 2004. Rice Research in
Diterjemahkan oleh A. Widjono, Indonesia. Agency Fo. Agricultural
IRRI. Researdh and Development, Bogor.
Hidayat dan Makarim,. 1991. Simulasi Yosida, A. 2004. Nutrition Disorder of Rice
Dinamika Hara Nitrogen Pada Tanah Plant ini Asia. Int. Rice Res. Int
Sawah, Balitbang, Bogor. Technologi Bulletin.
Hardjowigwno, S. 2003. Ilmu Tanah.
Akademika Persindo, Jakarta.
90