Anda di halaman 1dari 22

Undang-Undang

No. 17 Tahun 2023


tentang Kesehatan
28 Agustus 2023

Sekertaris Jenderal
Kementerian Kesehatan
Kesehatan sebagai Hak Asasi Manusia

Pasal 28H ayat (1) UUD 1945


(1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

Pasal 34 ayat (3) UUD 1945


(3) Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas
pelayanan umum yang layak.

2
Latar Belakang Pelayanan Primer

Pelayanan Rujukan

Ketahanan Kesehatan
Transformasi
Pendanaan
sistem kesehatan
Indonesia Sumber Daya Manusia
untuk memajukan
masyarakat Indonesia
Teknologi Kesehatan
yang sehat dan kuat

DUKUNGAN TRANSFORMASI
REGULASI

• Memenuhi hak
masyarakat
• Menciptakan UU
yg berdaya guna
INISIASI KEMENKES dan berhasil guna
Perkembangan pembangunan RUU KESEHATAN SEBAGAI WAKIL serta mampu
kesehatan & pembelajaran atas PEMERINTAH implementatif
pandemi Covid-19
PARTISIPASI PUBLIK/MEANINGFUL PARTICIPATION
3
UU Kesehatan mendukung transformasi sistem kesehatan Indonesia

Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan

Meningkatkan kesehatan Memperkuat sistem


Outcome
ibu, anak, keluarga Mempercepat perbaikan Memperbaiki Gerakan Masyarakat kesehatan &
RPJMN
berencana dan gizi masyarakat pengendalian penyakit Hidup Sehat (GERMAS) pengendalian obat dan
bidang
kesehatan reproduksi makanan
kesehatan

1 Transformasi layanan primer 2 Transformasi 3 Transformasi sistem


layanan rujukan ketahanan kesehatan
a b c d a b
Edukasi Pencegahan Pencegahan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Memperkuat
penduduk primer sekunder kapasitas dan akses dan mutu ketahanan sektor ketahanan
6 pilar Membangun
Penambahan Screening 14 penyakit kapabilitas layanan farmasi & alat tanggap darurat
gerakan masyarakat penyebab kematian layanan primer sekunder & tersier kesehatan
transformasi imunisasi rutin Tenaga cadangan
hidup sehat, melalui tertinggi di tiap tanggap darurat,
menjadi 14 Revitalisasi Posyandu, Pengembangan Produksi dalam
kampanye, platform sasaran usia, penguatan
antigen dan standarisasi layanan jejaring layanan negeri 14 antigen
digital, kader, dan screening stunting, &
Puskesmas & penyakit prioritas, vaksin imunisasi rutin, pencegahan,
perluasan peningkatan
tokoh masyarakat jejaringnya, serta perbaikan tata kelola top 10 bahan baku surveilans, dan
cakupan di pemeriksaan
membangun sistem RS pemerintah, dan obat, top 10 alkes by respon
seluruh Indonesia kehamilan (ANC) kegawatdaruratan
labkesmas layanan RS volume & by value
berstandar kesehatan
internasional

4 Transformasi sistem 5 Transformasi SDM 6 Transformasi teknologi


pembiayaan kesehatan Kesehatan kesehatan
Regulasi pembiayaan kesehatan dengan Peningkatan jumlah SDM kesehatan, Pengembangan dan pemanfaatan teknologi
tujuan: tersedia, cukup, dan berkelanjutan beasiswa dalam & luar negeri, informasi dan bioteknologi di sektor kesehatan.
dengan alokasi yang adil, serta kemudahan penyetaraan SDM
dimanfaatkan secara efektif dan efisien. a Teknologi informasi b Bioteknologi
kesehatan lulusan luar negeri.

4
Pilar 1: Transformasi Layanan Primer
UU Kesehatan akan menciptakan layanan kesehatan yang berfokus
pada upaya mencegah orang sehat menjadi sakit

Permasalahan saat ini Substansi dalam UU


Layanan kesehatan yang fokus ke Revitalisasi Posyandu dan penguatan jejaring
upaya penyembuhan (kuratif) pelayanan kesehatan primer dengan
menghabiskan biaya lebih banyak mengutamakan pendekatan promotif dan
preventif

Layanan kesehatan berfokus ke Layanan kesehatan berfokus ke pasien


penyakit yang dialami berdasarkan siklus kehidupan manusia

• Penguatan layanan primer di seluruh


Masyarakat masih sulit
wilayah Indonesia, termasuk daerah
mendapatkan layanan kesehatan, terpencil, perbatasan, dan kepulauan
termasuk layanan laboratorium serta masyarakat rentan
• Membangun sistem laboratorium
kesehatan masyarakat yang berjenjang
5
Pilar 2: Transformasi Layanan Rujukan
UU Kesehatan akan mempermudah masyarakat mendapatkan
layanan kesehatan yang berkualitas

Permasalahan saat ini Substansi dalam UU


Layanan kesehatan belum merata Meningkatkan akses layanan rujukan:
dan terpusat di kota besar 1. Pemenuhan infrastruktur, SDM, dan
sarana prasarana RS di seluruh
daerah
2. Peningkatan kompetensi layanan
melalui jejaring pengampuan
layanan
3. Implementasi telemedisin

Tingginya jumlah pasien yang Mengembangkan pusat layanan


memilih berobat ke luar negeri unggulan berstandar internasional

6
Pilar 3a: Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan
UU Kesehatan akan meningkatkan kemandirian nasional di sektor
farmasi dan alat kesehatan

Permasalahan saat ini Substansi dalam UU


Banyaknya hambatan dalam melakukan • Pemerintah memberikan kemudahan
penelitian dan pengembangan obat dan hilirisasi penelitian nasional dan
alat kesehatan perizinan, membangun infrastruktur
penelitian dan SDM, serta dukungan
investasi penelitian sediaan farmasi dan
alat kesehatan

Industri kesehatan dalam negeri masih • Mengutamakan penggunaan bahan


bergantung kepada bahan baku, obat, baku dan produk dalam negeri, untuk
dan alat kesehatan impor pemenuhan kebutuhan domestik
• Insentif fiskal dan nonfiskal kepada
industri untuk melakukan penelitian,
pengembangan, dan produksi sediaan
farmasi dan alat kesehatan dengan
menggunakan bahan baku dalam
negeri

7
Pilar 3b: Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan
UU Kesehatan akan meningkatkan ketahanan dalam menghadapi
krisis kesehatan di masa kini dan yang akan datang

Permasalahan saat ini Substansi dalam UU


Kurangnya kesiapsiagaaan dan respon ∙ Pemerintah melakukan upaya
dalam menghadapi wabah atau kesiapsiagaan prabencana atau
bencana kesehatan kewaspadaan KLB/wabah, dan
tindakan penanggulangan secara
terkoordinasi.
∙ Pemerintah Pusat dan Daerah
berkoordinasi dalam hal penyediaan
sumber daya, fasilitas, dan pelaksanaan
pelayanan kesehatan, untuk respon
KLB/Wabah/bencana

Kurangnya SDM terlatih yang bisa Pemerintah melakukan registrasi, pembinaan,


digerakkan untuk memberikan layanan dan mobilisasi tenaga cadangan kesehatan
kesehatan dasar dalam kondisi darurat untuk mengantisipasi KLB/Wabah/bencana

8
Pilar 4: Transformasi Sistem Pembiayaan Kesehatan
UU Kesehatan akan meningkatkan efisiensi pembiayaan kesehatan

Permasalahan saat ini Substansi dalam UU


Perencanaan dan evaluasi • Menerapkan perencanaan
anggaran kesehatan belum penganggaran berbasis kinerja,
berbasis bukti dengan mempertimbangkan
prioritas pembangunan Kesehatan
dan penyelesaian masalah
Kurangnya transparansi dan
kesehatan
integrasi belanja kesehatan
pusat dan daerah • Menerapkan sistem pelaporan
realisasi belanja

Kendali mutu dan biaya pada Menjamin manfaat berbasis


program Jaminan Kesehatan Kebutuhan Dasar Kesehatan
Nasional (JKN) belum optimal

9
UU Kesehatan akan mengoptimalkan pendanaan kesehatan dan
mengefektifkan koordinasi Kementerian/Lembaga di sektor kesehatan
Kondisi UU sebelumnya Substansi dalam UU
1 Lembaga-lembaga sektor kesehatan Tetap
bertanggung jawab kepada Presiden

2 Kebijakan kesehatan dari lembaga- Akan dibentuk wadah koordinasi antar


lembaga kesehatan yang belum Kementerian/Lembaga dalam sektor
terintegrasi kesehatan

3 Anggaran kesehatan menggunakan Anggaran kesehatan berbasis kinerja


sistem mandatory spending dengan mengacu pada program
kesehatan nasional yang dituangkan
dalam Rencana Induk Bidang Kesehatan
yang menjadi pedoman yang jelas bagi
Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

10
Pilar 5: SDM Kesehatan
UU Kesehatan akan meningkatkan produksi tenaga medis dan tenaga
kesehatan yang berkualitas

Permasalahan saat ini Substansi dalam UU


Kurangnya jumlah dokter spesialis Meningkatkan ketersediaan dokter spesialis
melalui :
1. Penyelenggaraan Pendidikan Dokter Spesialis
Belum meratanya distribusi dokter dan oleh Rumah Sakit Pendidikan sebagai
dokter spesialis penyelenggara utama bekerja sama dengan
Perguruan Tinggi
2. Kemudahan evaluasi kompetensi dan
adaptasi dokter WNI diaspora bagi lulusan yg
sudah terekognisi atau merupakan ahli di
bidang tertentu
3. Pendayagunaan tenaga kesehatan WNA
untuk alih teknologi dan ilmu pengetahuan,
serta mencegah pasien ke luar negeri

Panjangnya Birokrasi penerbitan STR dan SIP Menyederhanakan proses birokrasi, tanpa
sehingga tenaga medis dan tenaga menghilangkan fungsi penjagaan mutu dan
kesehatan mengalami kesulitan untuk kompetensi melalui:
melayani masyarakat a. Penerbitan STR Seumur Hidup
b. Penerbitan SIP 11
UU Kesehatan memberikan jaminan pelindungan hukum bagi tenaga
medis dan tenaga kesehatan (1/2)
Kondisi UU sebelumnya Substansi dalam UU
1 Tenaga medis dan tenaga kesehatan berhak Tetap ada
memperoleh pelindungan hukum

2 Hak pelindungan hukum ketika memberikan pelayanan Tetap ada


di saat darurat atau bencana

Penyelesaian sengketa diutamakan melalui mediasi / Tetap ada


3 alternatif penyelesaian sengketa

Tenaga medis dan tenaga kesehatan dapat memberikan Tetap ada


4
pelayanan di luar kewenangannya pada kondisi tertentu

5 Tenaga medis dan tenaga kesehatan yang telah melalui Dugaan tindak Pidana / Perdata oleh Tenaga Medis dan
sidang disiplin tetap dapat digugat secara Tenaga Kesehatan dalam rangka pelayanan kesehatan
pidana/perdata harus dimintakan rekomendasi lebih dahulu oleh majelis.

6 Rumah sakit wajib melindungi dan memberikan bantuan Tetap ada


hukum bagi semua petugas rumah sakit dalam
menjalankan tugas
7 Rumah sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap Tetap ada
semua kerugian yang ditimbulkan atas kelalaian yang
dilakukan oleh dokter dan tenaga kesehatan 12
UU Kesehatan memberikan jaminan pelindungan hukum bagi tenaga
medis dan tenaga kesehatan (2/2)
Kondisi UU sebelumnya Substansi dalam UU
Belum adanya hak bagi peserta didik yang Peserta didik yang memberikan pelayanan
8
memberikan pelayanan kesehatan untuk kesehatan berhak mendapatkan bantuan
mendapatkan bantuan hukum hukum apabila mengalami sengketa medik

9 Tidak adanya perlindungan hukum yang Dokter dan tenaga kesehatan berhak
bersifat kasuistik mendapatkan perlindungan hukum pada
kasus/kondisi tertentu mis. Penanganan
wabah, tindakan aborsi dengan indikasi

10 Tidak adanya perlindungan hukum bagi Dokter dan tenaga kesehatan yang menerima
dokter dan tenaga kesehatan yang menerima tindakan kekerasan, pelecehan, atau
tindakan kekerasan, pelecehan, atau perundungan berhak mendapat pelindungan
perundungan dan menghentikan pelayanan

13
UU Kesehatan akan menyederhanakan birokrasi agar tenaga medis
dan tenaga kesehatan lebih mudah dalam menjalankan praktik
Kondisi UU sebelumnya Substansi dalam UU
Surat Tanda Registrasi (STR):

1 STR diperpanjang setiap 5 tahun STR berlaku seumur hidup

2 Bukti pemenuhan kompetensi menjadi syarat Bukti pemenuhan kompetensi menjadi syarat
untuk memperpanjang STR untuk memperpanjang SIP

Surat Izin Praktik (SIP):


3 SIP diperpanjang setiap 5 tahun Tetap

4 Pembuatan SIP membutuhkan rekomendasi Syarat Pembuatan SIP disederhanakan tanpa


organisasi profesi membutuhkan rekomendasi

14
Kesehatan akan meningkatkan kesempatan untuk menempuh
pendidikan spesialis dan menjamin kesejahteraannya
Kondisi UU sebelumnya Substansi dalam UU
1 Pendidikan spesialis hanya bisa RS Pendidikan dapat menyelenggarakan
diselenggarakan oleh universitas program spesialis/subspesialis sebagai
penyelenggara utama pendidikan bekerja
sama dengan Perguruan Tinggi

2 Peserta didik program studi dokter spesialis Tetap


(PPDS) berhak mendapat imbalan jasa medis

3 Mahasiswa dapat memperoleh beasiswa Pemerintah memberikan bantuan pendanaan


dan/atau bantuan biaya pendidikan pendidikan bagi tenaga medis dan tenaga
kesehatan

4 Pembinaan penyelenggaraan Pendidikan Pembinaan pendidikan tinggi tenaga medis


kedokteran dilakukan bersama oleh Menkes dan tenaga kesehatan dilakukan bersama
dan Mendikbud oleh Menkes dan Mendikbud

15
UU Kesehatan mempertegas syarat dan standar kualitas tenaga medis
dan tenaga kesehatan WNA yang akan berpraktik di Indonesia
Kondisi UU sebelumnya Substansi dalam UU
Dokter dan tenaga kesehatan WNA harus:
1 Mengikuti evaluasi kompetensi Tetap ada

Pengecualian:
lulusan terekognisi atau Ahli/pakar dalam bidang tertentu yang sudah
praktik selama minimal 5 tahun

2 Mengikuti adaptasi Tetap ada

Memiliki permintaan dari pengguna, dalam rangka Tetap ada


3 alih ilmu pengetahuan dan teknologi, sesuai
kebutuhan, serta tetap mengutamakan dokter dan
tenaga kesehatan WNI

Memiliki STR dan SIP untuk berpraktik, kecuali Tetap ada


4 pendidikan dan pelatihan untuk jangka waktu Pengecualian tambahan:
tertentu Kegiatan lain seperti kebencanaan, bakti sosial, acara olahraga

16
UU Kesehatan akan menyederhanakan pengaturan kelembagaan
dengan tetap menjaga eksistensi organisasi/lembaga terkait
Kondisi UU sebelumnya Substansi dalam UU
1 Nama Organisasi Profesi (OP) ditulis di Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan
dalam UU tetap dapat membentuk OP sesuai
ketentuan Peraturan Perundang -
Undangan

2 Konsil dan Kolegium diatur di dalam UU Tetap

17
Pilar 6: Transformasi Teknologi Kesehatan
UU Kesehatan akan mewujudkan digitalisasi sistem kesehatan dan
meningkatkan inovasi teknologi kesehatan
Permasalahan saat ini Substansi dalam UU
Data kesehatan antar fasilitas kesehatan • Menyelenggarakan dan
tidak saling terhubung satu sama lain dan mengintegrasikan sistem informasi
tidak terstandar kesehatan nasional
• Menyajikan dan menjamin perlindungan
data kesehatan individu yang berkualitas
dan terstandar

• Mendorong pemanfaatan teknologi


Antisipasi perkembangan pesat teknologi
biomedis, yang mencakup teknologi
biomedis kesehatan di masa kini dan
genomik, transkriptomik, proteomik, dan
masa depan
metabolomik terkait organisme, jaringan,
sel, biomolekul, dan teknologi biomedis
lain
• Menyelenggarakan biobank dan
biorepositori yang terintegrasi ke dalam
sistem informasi kesehatan nasional

18
UU KESEHATAN
a. memuat materi muatan baru;
METODE OMNIBUS LAW b. mengubah materi muatan yang memiliki keterkaitan dan/atau
kebutuhan hukum yang diatur dalam berbagai PUU; dan
(Pasal 64 UU 13/2022) c. mencabut PUU yang jenis dan hierarkinya sama,
dengan menggabungkannya ke UU No 17 Th 2023 ttg Kesehatan.

PENCABUTAN 11 UNDANG-UNDANG

Undang-Undang Nomor 419 Tahun 1949 tentang UU No. 36 Th 2014 tentang Tenaga
Ordonansi Obat Keras (Staatsblad 1949 Nomor 419) Kesehatan

UU No. 4 Th 1984 tentang Wabah Penyakit UU No. 38 Th 2014 tentang Keperawatan


Menular
UU No. 6 Th 2018 tentang Kekarantinaan
UU No. 29 Th 2004 tentang Praktik Kedokteran Kesehatan

UU No. 36 Th 2009 tentang Kesehatan UU No. 20 Th 2013 tentang Pendidikan


Kedokteran
UU No. 44 Th 2009 tentang Rumah Sakit
UU No. 4 Th 2019 tentang Kebidanan

UU No. 18 Th 2014 tentang Kesehatan Jiwa


SISTEMATIKA UU KESEHATAN

BAB I Ketentuan Umum BAB X Teknologi Kesehatan

BAB II Hak dan Kewajiban BAB XI Sistem Informasi Kesehatan


BAB XII Kejadian Luar Biasa dan Wabah
20 BAB III Tanggung Jawab Pemerintah Pusat
BAB XIII Pendanaan Kesehatan
dan Pemerintah Daerah
BAB
BAB IV Penyelenggaraan Kesehatan BAB XIV Koordinasi dan Sinkronisasi
Penguatam Sistem Kesehatan
BAB V Upaya Kesehatan BAB XV Partisipasi Masyarakat
BAB XVI Pembinaan dan Pengawasan
BAB VI Fasilitas Pelayanan Kesehatan
458 BAB XVII Penyidikan
BAB VII Sumber Daya Manusia Kesehatan
PASAL BAB XVIII Ketentuan Pidana
BAB VIII Perbekalan Kesehatan

BAB IX Ketahanan Kefarmasian dan Alat BAB XIX Ketentuan Peralihan


Kesehatan
Bab XX Ketentuan Penutup
UU No. 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan mendelegasikan 108
Pasal, untuk diatur dengan Peraturan Pemerintah, Peraturan
Presiden dan Permenkes

101 Pasal delegasi untuk diatur dengan Peraturan Pemerintah


Dilakukan simplifikasi regulasi menjadi 1 RPP
RPP tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan

2 Pasal delegasi untuk diatur dengan Peraturan Presiden


1. RPerpres tentang Sistem Kesehatan Nasional
2. RPerpres tentang Koordinasi dan Sinkronisasi Penguatan Sistem Kesehatan

5 Pasal delegasi untuk diatur dengan Peraturan Menteri Kesehatan


1. RPM tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perseorangan
2. RPM tentang Imunisasi
3. RPM tentang Keselamatan Pasien
4. RPM tentang Standar Pelayanan Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan
5. RPM tentang Persetujuan Tindakan Pelayanan Kesehatan
21

Anda mungkin juga menyukai