Selamat datang di Scribd!
Akademik Dokumen
Profesional Dokumen
Budaya Dokumen
Hobi & Kerajinan Dokumen
Pertumbuhan Pribadi Dokumen
Peraturan Dinas No 10
+ tegangan tekan = tegangan tari b. Daya Angkut Lintas. Daya angkut lintas dihitung dengan persamaan: ay (1.2) T = 360xSxTE TE = TytKy-T)+K, Ty 18 ton Ki = _koefisien yang besamya = 1,4 Pasal 5 Ruang Bebas dan Ruang Bangun 1), Untuk jar tunggal: 4). Menurut R—10 batas rang bebas untuk jlur lurus dan lengkung dlibedakan sebagai berikut : + Batas ruang bebas untuk jalur lurus dan lengkung dengan jar-jari > 3000 m. = Untuk lengkung dengan jari-jari 300 m sampai dengan 3000 m. + Untuk lengkung dengan jar-jari <300 m. tb). INR menentukan batas ruang bebas untuk jalur lurus dan lengkung sebagai berikut: + Batas ruang bebas untuk jalur lurus dan lengkung dengan :ar-jari > 1100 m, = Untuk lengkung dengan jar-jri < 1000 m, lebar dari ruang bebas bertambah besar sesuai dengan jari-jarinya yang ditunjukkan dengan Jhubungan : M = 225. : a3) R ©). Pada bagian bawah dari ruang bebas di stasiun disesuaikan dengan tinggi peron, yang terdiri dati: (1). Untuk penumpang = Peron tinggi; dengan ukuran tinggi 1000 mm di atas kepala rel (elevasi 0,00). ~ Peron rendah; dengan ukuran tinggi 200 mm di atas kepala rel (clevasi 0,00). (@)_ Untuk barang - Tinggi peron 1000 mm di atas kepala rel (elevasi 0,00). (@).. Untuk kereta listrik Disediakan ruang bebas untuk memasang saluran-saluran kawat listrik besertatiang-tiang pendukungnya juga pantograf listrik pada kereta. (©). Peti kemas ‘Ruang bebas juga didasarkan pada ukuran gerbong peti kemas dengan standar ISO dengen kuran ‘standard height”. Standar ini dipakai Karena banyak negara yang menggunakannya dan cenderung untuk dipakai pada ‘masa-masa yang akan datang. 2), Untuk Jalur Ganda Jarak antar sumbu untuk jalur lurus dan lengkung sebesar 4,00 m.12. Penjelasan PD No. 10 Kesimpulan:: Batas ruang bebas dan ruang bangun untuk jalur tunggal berdasarkan kketentuan R- 10 dan disesuaikan untuk ukuran gerbong peti kemas, karena selain lebih praktis juga perbedaannya dengan ketentuan dari INR tidak begitu besar. Pasal 6 Perlintasan Sebidang Sumber : APolicy on Geometric Design of Highways and Streets. 1984. ‘American Association of State Highway and Transportation Officials. Pada perlintasan sebidang antara jalan rel dan jalan raya harus tersedia daerah pandangan yang memadai; daerah pandangan berupa daerah segitiga pandangan. la tidak ada rambu atau tanda yang memberitahu bahwa kereta api akan melews perlintasan, maka ada dua kejadian yang menentukan jarak pandangen. 1), Pengemudi kendaraan dapat melihat kereta api yang mendekat sedemikian rupa sehingga kkendaraan dapat menyeberangi perlintasan sebelum Kereta api tiba pada perlintasan. 2), Pengemus kendaraan dapat melihat kereta api yang mendekat sedemikian rupa sehingga kendaraan dapat dihentikan sebelum memasuki daerah perlintasan. Daerah pandang segitiga mempunyai dua kaki utama, yaitu jarak pandang dy, sepanjang jalan raya dan jarak pandang dT sepanjang jalur jalan re. ‘Untuk kedua Kejadian di atas jarak pandangan dihitung dengan rumus berikut: Ww dy = 11.01.4667 vat YY Dds). 4) penambahan 10% jarak pandangan bebas digunakan untuk keamanan. aT = YT 1,667.¥1 +? ope LeW 1.5) AE (1,667.0. Sop DoS) (Lihat gambar 1.2)Penjelasan PDNo. 101 Gambar 1.2 Perlintasan Sebidang (kasus a) Jarak pandang sepanjang jalan raya yang memungkinkan suatu kendaraan dengan kecepatan Vv menyeberang perlintasan dengan selamat, meskipun sebuah kereta api tampak mendekat pada jarak d dari perlintasan, atau, memungkinkan kkendaraan bersangkutan berhenti sebelum daerah perlintasan (Kaki, fee!) jarak pandang sepanjang jalan rel, untuk memungkinkan pergerakan yang dijelaskan pada dH (kaki, fee). kecepatan kendaraan (mil perjam). ecepatan kereta api (mil perjam). waktu reaksi, diambil sebesar 2,5 detik. koefisien geser (hat tabel di bawah). jarak dari gris henti, atau ujung depan kendaraan, ke rel terdekat; diambilsebesar: 15 kaki (feet) Jarak dari pengemudi ke ujung depan kendaraan diambil sebesar 10 kaki (feet). panjang kendaraan; diambil sebesar 65 kaki (feet) Jarak amtara vel terluar; untuk jalurtunggal diambil sebesar 5 kaki (eet.1-14 Penjelasan PD No. 10 Hasil perhitungan untuk dy dan dy di Konversi ke satuan meter. Besaran yang diambil adalah sebagai berikut: Kecepatan (kmjam) | 20] 40] 60 | 80 | 90] 100 | 110 | 120 Kee. milvjam) 12,43] 24,80]37,28] 49,71) 55,92/62,14] 68,35] 74,57 Koef. geser pada ! jalan o40| 038/032] 030] - |o29| - | 028 2D+L+W= 100 ft atau 30,48 meter. Bila nilai gabungan ini berbeda, misalnya tidak ada kendaraan + gandengan atau lintas berjalur banyak, maka nilai d; dapat dihitung kembali. Perhitungan di atas hanya berlaku ‘untuk daerah datar dan perlintasan yang tegak lurus. ‘Untuk keadaan dimana ddan dy tidak dapat dipenuhi, maka kombinasi kecepatan antara Kereta api dan kendaraan dapat diturunkan ; dilapangan harus diadakan perambuan yang, sesuai dengan perencanaan tersebut. Bila kendaraan jalan raya bethenti dimuka perlintasan maka d, dihitung berdasarkan pada keadaan dimana kendaraan mulai bergerak ; dy harus cukup untuk memungkinkan kendaraan mempercepat dan meninggalkan perlintasan sebelum kereta api tiba meskipun kereta api mulai tampak pada waktu kendaraan sudah mulai bergerak. L+2D+W=da Ve 2Penjelasan PD No. 10 1 Jjrak pandang sepanjang jalan rel (feet). kecepatan kereta api (milfjam). Kecepatan terbesar kendaraan dalam sisi pertama, diambil sebesar 8,8 feet per detik, a, = _percepatan kendaraan dalam sisi pertama, diambil sebesar 1,47 feet/detik? 2D+L+W seperti untuk rumus di ats. 1 = epee, lamb sebesar 20 dei = jarak yang ditempuh kendaraan ketika mempercepat ke kecepatan tertinggi dalam gigi pertama. Hasi nai dy dikonversi ke meter. Di perlntasan sebidang dipasang rambu-rambu dengan jenis dan jarak yang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pasal 7. Lain-lain a. Cukup Jelas '. Masalah lingkungan, ‘Masalah lingkungan yang perlu diperhatikan antara lain adalah: bahaya benjir dan sgempa, 1), Terutama di daerah pedataran dimana tubuh jalan rel akan menyempai tanggul ‘yang panjang, maka pembuatan tubuh jalan itu jangan sampai mengempang alran i saluran-saluran pembuang alami yang ada, Pengempangan saluran-saluran itu selain dapat membahayakan daerah sekitarnya, juga dapat berbahaya bagi tubuh Jalan itu sendiri, Ukuran dan penempetan gorong-gorong harus direncanakan dengan cermat agar bahaya penggenangen/banjir dapat dihindari 2). Dalam analisis stabilitas lereng, terutama di daerah timbunan yang tinggi dan di dacrah galian yang dalam, pengaruh gempa perlu diperhitungkan. Untuk keperluan ini cukup dipakai analisis gempa statis. e Cukup Jelas. 4. Cukup Jelas.1-16 Penjelasan PD No. 10Penjclasan PD No. 10. 2-17 BAB 2. GEOMETRI JALAN REL asl 1, Umum Perencanaan Geometri jalan rel menyangkut perencanaan bentuk dan ukuran jalan rel, bik di arah melebar maupun di arah memanjang, Perencanaan ke arah memanjang {juga perlu memperhatikan pengaruh lingkungan sekitarnya, Sebagai contoh keadaan yang perlu dihindari adalah badan jalan rel membendung aliran air permukaan, Pasal 2, Lebar Sepur Pengukuran lebar sepur dilakukan dengan memakai mal (template). Hubungan ‘matematis antara lebar sepur (S), jarak antara bagian terdalam roda (c), tebalflens roda (9, dan kelonggaran antara rel daun roda (e) adalah S = ¢+2f+20 Qn Gambar2.1_Pengukuran lebar sepur dan kelonggaran antara roda dan rel, perangkat roda pada kedudukan tengah, Hubungan di atas berlaku untuk jalur Turus, harga lebar sepur tetap, tidak tergantung pada besar kecilnya rel, lebar kepala rel atau tingginys rel Pada bagian lengkungan, lebar sepur perlu diperbesar (Tihat pasal 3c). Jika ditinjau, penggunaan separ normal (Standard Gauge) memungkinkaa batas kecepatan dan daya angkut yang lebih besardibandingkan penggunaan sepur sempit(Metre Gauge). ‘Secara histors, sudah sejak lama Indonesia menggunakan “Metre Gauge” Pasal 3. Lengkung Horizontal 2 Longhung Lingkaran Untuk berbagai kecepatan rencana besar jari-jari minimum yang diizinkan ditinjau. dari dua kondisi:2-18 Penjelasan PD No. 10 1), Gaya sentrfugal diimbangi sepenubnya oleh gaya berat, Gsinw GSina = Tana = eee R a sw (2.2) b Dimana: Ro = jargjorilengkung horizontal V_ = Kecepatan rencana (km) = _Peninggian ce! pada lengkung horizontal (mm), W. = Jara antara ke tt kontak rods dan rel (1120 mm) = _peroopatan gravitasi (9,81 mide?) Dengan peninggian maksimum, Nqgas = 110 mm make: R= 88 10 Rpg 0,08 V2 (23)Penjelasan PD No. 10 2-19 2) Gaya sentrfugal diimbangi oleh gaya berat dan daya dukung komponen jalan rel ve m. © Cosa=GSina +H. Cosa R Gsing = (BY? __H) Cosa R Gta = GY?_y aR H ma= Ga 8 tana = w Gis GV Ge: we ee 8 wv a= C4) BR @ = Percepatan Sentrfugal (m/deti2) Percepatan Sentrifugal ini maksimum 0,0478 g, karena pada harga, ‘masih merasa nyaman Jadi ays, = 0,0478 penumpang, Dengan peninggian maksimum, h,.., = 1 10 mm, maka persamaan (2.4) menjadi: Rain = 0054 .V2 es) 3). Jarijari minimum pada lengkung yang tidak memerlukan busur peralihan, Kondisi dimana lengkung peralihan (¢,) tidak diperlukan, jika tidak ada peninggian yang haus dicapai (h = 0), berdasarkan rumus peninggian minimum, ve i h=88 Y ~ 53,54 (ihat pasal 3.) R Jika h= 0, maka: R=0,164. v2 someones (2,6)2-20. Penjelasan PD No. 10 5. Lenghung Peralihan Lengkung peralihan dibuat untuk mengeliminasi perubahan gaya sentrifugal sedemikian ‘upa sehingga penumpang di dalam Kereta api tetap terjamin kenyamanannya. Panjang lengkung peralihan tersebut merupakan fungsi dari perubahan gaya sentrifugal persatuan waktu, kecepatan dan Jari-jari lengkung, Penubshan gaya sentifugal = 2 Gaya sentrifugal = m.a =m, R Wu = t= v ma. mV t uv eee t Re 3 ae Yee t Re Ae 0.0878 & Dengan menggunakan satuan praktis: ¢ = 006 ses (2) R vt h = 594 — R maka, = O01.8.V ssnnnsnnn(28) dimana: ey panjang minimum lengkung peralihan (m) fh” = peninggian rel pada lengkung (mm) kecepatan rencana (km) {jar jar lengkung (m)