Anda di halaman 1dari 14

 Open Access, April 2023 J.

Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 15(1): 85-97


p-ISSN : 2087-9423 https://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
e-ISSN : 2620-309X DOI: https://doi.org/10.29244/jitkt.v15i1.41541

PENERAPAN METODE MIGRASI BEDA HINGGA PADA DATA SEISMIK POST


STACK DI UTARA LAUT BALI PERAIRAN UTARA BALI

IMPLEMENTATION OF FINITE DIFFERENCE MIGRATION METHOD ON POST


STACK SEISMIC DATA AT THE NORTHERN BALI SEA

M. Naufan Winggar Rahman1, Siti Sailah2*, & Tumpal B. Nainggolan3


1
Jurusan Fisika, Universitas Sriwijaya, Indralaya, 30862, Indonesia
2
Departemen Jurusan Fisika, FMIPA - Universitas Sriwijaya, Indralaya, 30862, Indonesia
3
Pusat Riset Sumber Daya Geologi, BRIN, Bandung, 40135, Indonesia
*Email: siti.sailah@unsri.ac.id

ABSTRACT
Field seismic data obtained during the marine survey at the Northern Bali Sea contained
complex geological structures such as flat and steep-dip seabed and velocity perpendicular to
the direction of motion (lateral velocity) variation. This study aims to implement the best
finite difference algorithm namely fast explicit, steep dip and implicit migrations in yielding
more accurate migrated seismic image with true reflection point of dipping structures. Finite
difference method is a method which is applied to find differential operators in wave
equations explicitly or implicitly. It is carried out after going through the stacking velocity
stage, in which this stage produces the results of the interval velocity of seismic wave travel
time on depth interval (Vint)model needed as input to carry out the finite difference process.
Post-stack Implicit Finite Difference Time Migration algorithm shows the most accurate
migrated seismic image with noise suppression of bandpass frequency results. It improves
signal to noise ratio and image quality of migrated seismic section.

Keywords: bandpass frequency, finite difference, migration, velocity

ABSTRAK
Data seismik lapangan yang diperoleh dalam survei kelautan di Utara Laut Bali memiliki
struktur geologi yang kompleks, seperti kontur dasar laut yang datar dan kemiringan curam
serta variasi kecepatan yang tegak lurus terhadap arah pergerakan (kecepatan lateral). Kajian
ini bertujuan untuk menerapkan algoritma yang berbeda yaitu migrasi beda hingga fast
explicit, steep dip dan implicit sehingga didapatkan algoritma terbaik dalam menghasilkan
citra penampang seismik termigrasi yang akurat dengan penempatan posisi titik refleksi
sebenarnya pada struktur miring. Metode beda hingga merupakan suatu tahapan pengolahan
data seismik yang digunakan untuk mencari operator diferensial dalam persamaan gelombang
secara eksplisit dan implisit. Hal ini dilakukan setelah melalui tahapan kecepatan stacking
untuk selanjutnya menghasilkan model kecepatan interval dari waktu tempuh gelombang
seismik dalam kedalaman interval (Vint) yang dibutuhkan dalam proses beda hingga.
Algoritma migrasi beda hingga Post-stack Implicit dalam domain waktu menunjukkan citra
penampang seismik termigrasi paling akurat dengan penurunan derau berdasarkan hasil
frekuensi bandpass. Algoritma tersebut meningkatkan rasio sinyal terhadap derau dan kualitas
penampang seismik termigrasi.

Kata kunci: beda hingga, frekuensi bandpass, kecepatan, migrasi

Department of Marine Science and Technology FPIK-IPB, ISOI, and HAPPI 85


Penerapan metode migrasi beda hingga pada data seismik post . . .

I. PENDAHULUAN maka dari itu diperlukannya proses migrasi


(Sidiq et al., 2019). Migrasi dapat dilakukan
Metode seismik adalah metode baik sebelum ataupun pasca-stack. Stack
geofisika dengan memanfaatkan gelombang adalah proses penjumlahan pada tras-tras
seismik untuk menghasilkan getaran di seismik dalam satu Common Depth Point
permukaan. Gelombang dihasilkan dari (CDP) untuk meningkatkan rasio Signal to
sumber (source) untuk selanjutnya direkam Noise (S/N). Pada penelitian ini migrasi
oleh penerima (receiver). Semakin jauh yang dilakukan adalah pasca-stack dalam
jarak antar sumber dan penerima, maka domain waktu atau dapat juga disebut Post-
semakin lama proses perekamannya stack Time Migration. Proses migrasi yang
(Nainggolan et al., 2019). Perangkat sumber menghasilkan penampang migrasi dalam
seperti palu, dinamit dan vibroseis serta domain waktu (time domain) umumnya
penerima yaitu geophone digunakan untuk dapat berlaku selama variasi kecepatan
perekaman data seismik darat, sedangkan secara lateral kecil sampai sedang yang
perangkat sumber seperti airgun dan dilakukan setelah stack sehingga waktu
watergun serta penerima yaitu hydrophone pengolahan data relatif lebih cepat dan
digunakan untuk perekaman data seismik efektif (Susanti et al., 2020).
laut dengan menggunakan metode seismik Metode beda hingga dilakukan
refleksi. Metode tersebut merupakan salah pasca-stack dari hasil tahapan kecepatan
satu metode geofisika yang menggunakan stacking (Vrms) untuk selanjutnya
gelombang akustik dari sumber getaran menghasilkan model kecepatan interval
untuk mengetahui keadaan bawah (Vint). Metode beda hingga dapat dilakukan
permukaan bumi. Sumber getaran tersebut pada data seismik laut dengan kombinasi
berasal dari ledakan dinamit (seismik darat) kedalaman dasar laut yang datar dan
atau airgun (seismik laut). Ledakan ini akan kemiringan curam serta kecepatan lateral
memancarkan gelombang-gelombang yang sangat bervariasi. Tantangan paling
akustik ke bawah permukaan dan kemudian berat adalah banyaknya kesalahan pada
dipantulkan oleh bidang batas batuan kecepatan lateral terutama pada kemiringan
sehingga dapat direkam oleh penerima dasar laut yang curam, sehingga dibutuhkan
(Pesma et al., 2020). Keuntungan metode suatu algoritma metode beda hingga yang
seismik refleksi adalah dapat mendeteksi sesuai untuk memecahkan masalah tersebut.
variasi baik lateral maupun kedalaman Konsep dari metode ini adalah pemecahan
dalam parameter fisis yaitu kecepatan persamaan gelombang dengan cara
gelombang akustik seismik yang dapat mendekatkan bidang sumber-penerima ke
diinterpretasikan sebagai kenampakan arah titik refleksi (Kurniawan et al., 2016).
stuktur bawah permukaan bumi (Ustiawan et Penampang seismik termigrasi dan spektrum
al., 2015). Metode seismik refleksi memiliki frekuensi target dari beberapa algoritma
3 tahapan utama, yaitu perekaman/ akuisisi Post Stack Time Migration dari metode beda
data, pemrosesan data dan interpretasi. hingga masing-masing ditunjukkan sesuai
Salah satu tahapan dalam dengan rentang frekuensi gelombang akustik
pemrosesan data seismik adalah migrasi. seismik.
Migrasi adalah suatu proses dalam
pengolahan data seismik yang bertujuan II. METODE PENELITIAN
untuk memperbaiki citra penampang
struktur geologi yang telah didapatkan dari 2.1. Waktu dan Lokasi Penelitian
hasil akuisisi data sebelumnya. Data yang Penelitian dilakukan pada bulan
didapat sebelumnya tidak berada pada Februari-Mei 2022 di Geophysical Data
reflektor bidang miring yang sebenarnya, Processing Laboratory dengan perangkat

86 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Rahman et al. (2023)

lunak ProMAX milik Balai Besar Survei dan Bagian Timur. Secara geografis, lokasi
Pemetaan Geologi Kelautan (BBSPGL) di penelitian terletak pada koordinat 114°32’-
Bandung. 116°01’ Bujur Timur dan 07°15’-08°02’
Lokasi penelitian terletak di utara Lintang Selatan (Gambar 2).
Laut Bali yang termasuk ke dalam
Cekungan Jawa Timur Utara. Posisi 2.2. Pengolahan Data
Cekungan Bali berada di bagian tenggara Tahapan dalam pengolahan data
Cekungan Jawa Timur Utara. Sebelah barat seismik ditunjukkan pada Gambar 3. Data
Cekungan Jawa Timur Utara dipisahkan lapangan (raw data) yang dimasukkan
oleh Busur Karimun Jawa terhadap merupakan data dengan format SEG-D.
Cekungan Jawa Barat Utara. Bagian Selatan Setelah data dimasukkan, maka dilakukan
Cekungan Jawa Timur dibatasi oleh busur tahapan selanjutnya yaitu pre-processing.
vulkanik, sedangkan sebelah utara dibatasi Proses ini meliputi geometri, penyaringan
oleh Tinggian Paternoster, yang frekuensi menggunakan bandpass filter,
memisahkan Cekungan Jawa Timur Utara trace muting, Surface Wave (SW)
dengan Selat Makasar. Berdasarkan attenuation, True Amplitude Recovery
posisinya, Cekungan Jawa Timur Utara (TAR), dan dekonvolusi (Safitri et al., 2016).
dapat dikelompokkan sebagai cekungan Setelah pre-processing, tahapan dilanjutkan
belakang busur dan berada pada batas ke proses analisis kecepatan dengan metode
tenggara dari Lempeng Eurasia (Gambar 1) semblance untuk mendapatkan Vrms. Analisis
(Mujiono & Pireno, 2002; Setiady et al., kecepatan (velocity analysis) adalah proses
2017). pemilihan kecepatan gelombang seismik
Secara administrasi, daerah yang sesuai pada suatu titik reflektor.
penelitian terdapat di utara Bali termasuk Setelah mendapatkan Vrms, selanjutnya dapat
Provinsi Bali, sedangkan di bagian Utara, dilakukan proses migrasi setelah stack.
yang termasuk dalam Kepulauan Madura

Gambar 1. Cekungan Jawa Timur Utara dan sekitarnya (Setiady et al., 2017).

J. Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 15(1): 85-97 87


Penerapan metode migrasi beda hingga pada data seismik post . . .

Gambar 2. Peta lokasi lintasan seismik.

Gambar 3. Alur kerja pengolahan data seismik.

Pengolahan data diawali dengan penerima, serta elevasi dari masing-masing


memasukkan data lapangan (raw data) sumber dan penerima (Tabel 1). Bandpass
format SEG-D yang telah yang melalui filter berguna untuk membuang sinyal
tahapan multiplex pada perangkat lunak frekuensi yang terlalu rendah dan terlalu
ProMAX serta memasukkan seluruh tinggi. Jenis dari bandpass yang digunakan
parameter akusisi dari hasil pengambilan adalah Ormsby bandpass. Jenis bandpass ini
data seismik lapangan Lintasan-14 (Tabel digunakan untuk membentuk rentang
1). Setelah data dimasukkan, selanjutnya frekuensi yang sesuai dengan standar
dilakukan tahapan pre-processing. Geometri frekuensi gelombang akustik untuk seismik
bertujuan untuk mengetahui posisi koordinat refleksi yaitu 10-80 Hz. Trace muting
survei dengan cara memasukkan parameter digunakan untuk menghilangkan efek
akuisisi yaitu koordinat sumber dan gelombang langsung (permukaan air laut),

88 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Rahman et al. (2023)

sehingga yang tersisa hanyalah data dari tampilan interaktif. Setelah mendapatkan
bawah permukaan dasar laut. TAR denoising Vrms, selanjutnya proses perhitungan untuk
digunakan untuk mengembalikan energi mendapat model kecepatan interval Vint yang
yang hilang dan memperkuat sinyal seismik, digunakan sebagai kecepatan untuk migrasi
sehingga data seismik yang dihasilkan metode beda hingga yang bertujuan untuk
menjadi lebih jelas. Proses TAR denoising mengembalikan posisi reflektor miring pada
selain memperkuat sinyal, juga memperkuat kedalaman dan kemiringan yang
noise, maka dari itu perlu dilakukan proses sebenarnya.
SW attenuation untuk melemahkan
gelombang permukaan pada data seismik. 2.3. Teori Dasar Post Stack Time
Tahapan dekonvolusi pada penelitian ini Migration dengan metode Beda
menggunakan dekonvolusi prediktif. Hingga
Dekonvolusi adalah suatu proses penting Post Stack Time Migration dengan
dalam pengolahan data seismik untuk metode beda hingga merupakan metode
menghilangkan efek filter bumi pada migrasi yang menggunakan prinsip
gelombang sumber dengan menggunakan downward continuation. Permasalahan
inverse dari konvolusi (Romauli et al., migrasi terkait dengan solusi persamaan
2016). Proses dekonvolusi dilakukan untuk gelombang skalar (Jamaluddin et al., 2019),
menganalisis autokorelasi sehingga yaitu:
mendapatkan parameter prediction distance
dan operator length. Lalu ada proses F-k
filter yang mana proses ini dilakukan untuk + - = 0 .............(1)
memisahkan antara noise dan sinyal pada
data seismik dalam domain frekuensi dan
gelombang (Yuza et al., 2020). Formula numerik metode beda hingga
terkait dengan permasalahan migrasi dapat
Tabel 1. Parameter akuisisi dari data seismik diselesaikan dengan transformasi koordinat
lapangan Lintasan-14 penjalaran gelombang bawah permukaan

No. Parameter Unit Line-14


bumi. Fungsi dan menunjukkan
1. Kanal terdekat - 1
2. Kanal terjauh - 48 medan gelombang yang simetris dengan
3. Offset terpendek m 150 masing-masing sumbu x dan z. Sedangkan
4. Interval penerima m 12,5
5. Jumlah tembakan 1496 fungsi menunjukkan perambatan
6. Sudut putar lintasan degree 180
7. Interval tembakan m 25 gelombang tersebut dengan konstanta
8. Kedalaman sumber m 6 kecepatan v. Transformasi koordinat dapat
9. Kedalaman penerima m 7 digunakan untuk mengamati penjalaran
10. Interval CDP m 6,25 gelombang seismik pada arah tertentu. Jika
suatu gelombang bidang mendekati
Setelah pre-processing dilakukan, permukaan dengan sudut θ, maka solusi
maka selanjutnya adalah melakukan analisis Persamaan (1) dapat ditulis sebagai berikut:
kecepatan (velocity analysis) seismik untuk
mendapatkan nilai kecepatan dalam bentuk (x,z,t)= A exp
model root mean square velocity (Vrms).
Metode yang digunakan dalam proses ......
analisis kecepatan adalah metode semblance
yaitu melakukan analisis kecepatan dengan ............................................................... (2)

J. Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 15(1): 85-97 89


Penerapan metode migrasi beda hingga pada data seismik post . . .

Jika sudut gelombang sangat kecil, yaitu sin Pendekatan sudut 15° diterapkan
sin θ =θ dan cos cos θ =1- θ2, maka pada persamaan gelombang datang,
selanjutnya digunakan asumsi bahwa
Persamaan (2) dapat dituliskan dalam gelombang menjalar hampir vertikal,
bentuk: perubahan terhadap z sangat kecil.
Pendekatan sudut 15° dilakukan dengan
(x,z,t) = A exp menentukan batas sudut kritis sebelum
gelombang P dan S saling berpotongan
................................................................ (3) dalam medium homogen (Gambar 4).

Skala koordinat baru t* = t - yang

merupakan sistem koordinat gelombang


yang berpropagasi ke penerima atau
gelombang data pada Persamaan (3) dapat
ditulis kembali dalam bentuk :

*
(x,z,t*) = A exp ..
....................................................... (4)
Transformasi persamaan gelombangnya
adalah:

Gambar 4. Perambatan gelombang P dan S


= = ; = dalam medium homogen (batas
sudut kritis ditunjukkan oleh
panah warna hijau).
= ; = (Yanovskaya, 2010).

= + = - Sehingga sistem koordinat dapat dituliskan


untuk pendekatan sudut 15° dalam bentuk:

= - + ...... - = 0 ..................... (7)


............................................... (5)
Hasil akhir Persamaan (7) dapat
Transformasi persamaan gelombang
dijabarkan melalui pendekatan diskrit beda
tersebut menghasilkan suatu bentuk
hingga, yaitu:
persamaan gelombang datang berupa:

= +
+ - = 0 .......... (6)

.......................... (8a)

90 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Rahman et al. (2023)

memproses data pada kemiringan di atas


= - - 50°. Algoritma Fast Explicit FD Time
Migration diterapkan pada urutan pertama
karena memiliki kecepatan proses yang
+ lebih cepat dibandingkan algoritma lainnya.
Migrasi menggunakan frekuensi maksimum
............................................... (8b) hingga 80 Hz (Gambar 6). Input pada
algoritma ini adalah hasil dari final stack
III. HASIL DAN PEMBAHASAN dengan parameter kecepatan yang digunakan
adalah kecepatan interval domain waktu.
3.1. Post Stack Time Migration Metode Nilai level kuat energi (dBPower)
Kirchhoff Summation adalah -19,6 dB pada frekuensi 1 Hz.
Metode Post-stack Time Migration Penurunan level kuat energi ke nilai -21,7
konvensional dengan penjumlahan dB terjadi pada frekuensi 3 Hz. Hal ini
Kirchhoff (Kirchhoff summation) membuat algoritma Fast Explicit FD Time
menunjukkan adanya kemunculan noise Migration kurang baik dalam pengolahan
baru pada penampang seismik yang data pada kemiringan dibawah 50°. Nilai
memberikan dampak penempatan posisi titik tertinggi pada level kuat energi berada pada
reflektor sebenarnya dari pemrosesan frekuensi 47 Hz dengan level kuat energi
(Gambar 5). Noise baru tersebut menutupi sebesar -0,04 dB. Nilai level kuat energi
reflektor primer terutama pada kedalaman diatas rata-rata frekuensi 40-50 Hz,
dangkal. Metode beda hingga sangat merupakan (Gambar 7).
dibutuhkan untuk menghindari kemunculan Algoritma kedua yaitu Steep Dip FD
noise baru dan keakuratan dalam Time Migration digunakan oleh karena
penempatan posisi titik reflektor baru. penampang seismik menunjukkan adanya
kemiringan curam pada CDP 1-2500.
3.2. Post Stack Time Migration Metode Algoritma ini diproses menggantikan Fast
Beda Hingga Explicit FD Time Migration untuk
Terdapat tiga algoritma yang membandingkan hasil keduanya. Input dari
digunakan dalam tahapan metode beda algoritma ini adalah hasil kecepatan stack
hingga untuk menentukan algoritma terbaik dalam bentuk kecepatan RMS hingga yang
untuk menghasilkan citra penampang dihitung menjadi kecepatan interval Vint
seismik terbaik. Metode beda hingga dalam domain waktu (Gambar 8).

Gambar 5. Penampang seismik migrasi Post-stack domain waktu konvensional (tanda panah
kuning menunjukkan posisi reflektor semu sebelum migrasi).

J. Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 15(1): 85-97 91


Penerapan metode migrasi beda hingga pada data seismik post . . .

Gambar 6. Penampang seismik algoritma Migrasi Fast Explicit FD dalam domain waktu.

Gambar 7. Analisis Spektrum Fast Explicit FD dalam domain waktu.

Gambar 8. Penampang seismik algoritma Migrasi Steep Dip FD dalam domain waktu.

92 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Rahman et al. (2023)

Algoritma ini menggunakan Algoritma terakhir yang digunakan


frekuensi maksimum sampai 80 Hz (Gambar yaitu Implicit FD Time Migration. Migrasi
8). Algoritma steep dip dapat diolah dengan ini menggunakan frekuensi maksimum
hasil sedikit lebih baik dibandingkan hingga 80 Hz (Gambar 10). Flow dari
algoritma fast explicit pada kemiringan algoritma ini adalah hasil dari final stack
dibawah 50°. Hal ini dibuktikan dengan dengan parameter kecepatan yang digunakan
garis reflektor yang lebih kontras namun adalah kecepatan interval Vint dalam domain
masih memiliki noise pada kedalaman 2000- waktu.
4000 ms dengan rentang CDP 1-2500. Level Algoritma Implicit FD Time
kuat energi senilai -14,7 dB ditunjukkan Migration memberikan hasil data yang
pada frekuensi 1 Hz. Hasil analisis spektrum paling bagus dibanding dua algoritma
menunjukkan penurunan level kuat pada sebelumnya pada kemiringan 50°. Hal ini
frekuensi 3,72 Hz menjadi -2,7 dB. dibuktikan dengan garis reflektor yang lebih
Frekuensi diatas rata-rata sekitar 40-60 Hz kontras sekaligus atenuasi noise pada
dengan level kuat energi tertinggi berada kedalaman 2000-4000 ms dengan rentang
pada 47 Hz dengan nilai 0 dB (Gambar 9). CDP 1-2500. Kontinuitas garis reflektor

Gambar 9. Analisis spektrum Steep Dip FD dalam domain waktu.

Gambar 10. Penampang seismik algoritma Migrasi Implicit FD dalam domain waktu.

J. Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 15(1): 85-97 93


Penerapan metode migrasi beda hingga pada data seismik post . . .

Gambar 11. Analisis Spektrum Implicit FD dalam domain waktu.

terlihat jelas pada kedalaman 2000-4000 ms Steep Dip FD Time Migration menunjukkan
dari penampang seismik hasil algoritma penurunan level kuat energi menjadi sekitar
Implicit FD Time Migration. Penurunan -50 dB pada rentang frekuensi bandpass
level kuat energi pada frekuensi dibawah 10 tinggi 60-80 Hz namun relatif sama sekitar -
Hz (Gambar 10). Penurunan baru terjadi di 20 dB pada rentang frekuensi dibawahnya.
frekuensi 13 Hz, lalu naik lagi pada Penjelasaan diberikan bahwa algoritma ini
frekuensi 14 Hz. Frekuensi dominan berada dilakukan untuk menjaga data tetap aman
pada 40-60 Hz. Frekuensi di algoritma ini dengan mereduksi noise pada frekuensi
berada pada rentang 10-80 Hz. Frekuensi bandpass rendah. Penelitian ini
puncaknya berada pada 47 Hz dengan nilai menunjukkan sedikit perbedaa hasil dimana
sebesar level kuat energi -0,2 dB (Gambar level kuat energi relatif stabil sebesar -10 dB
11). pada frekuensi yang dominan 15-80 Hz.
Hasil ini menunjukkan algoritma Steep Dip
3.3. Algoritma terbaik dengan Metode FD Time Migration berhasil mereduksi
Migrasi Beda Hingga noise pada penampang seismik dengan
Penelitian ini menunjukkan kemiringan curam pada CDP 1-2500.
kesamaan hasil frekuensi yang dominan Algoritma Implicit FD Time Migration
pada rentang 15-80 Hz dengan level kuat menunjukkan frekuensi yang dominan
energi meningkat pada frekuensi rendah dan berada pada rentang 10-60 Hz konsisten
berkurang pada frekuensi tinggi serta pada level kuat energi -20 dB dengan level
konsisten pada level kuat energi -10 dB. kuat energi sedikit menurun dibawah -20 dB
Level kuat energi yang lebih baik pada pada frekuensi bandpass tinggi 60-80 Hz
penelitian ini menunjukkan rasio signal to (Jamaluddin et al., 2019). Penjelasan
noise yang lebih tinggi. Algoritma Fast diberikan bahwa algoritma tersebut berhasil
Explicit FD Time Migration menunjukkan mereduksi noise sehingga level kuat energi
frekuensi yang dominan berada pada rentang relatif stabil. Penelitian ini menunjukkan
12-80 Hz dengan level kuat energi hasil lebih baik pada frekuensi yang
meningkat pada frekuensi rendah dan dominan 15-80 Hz dengan level kuat energi
berkurang pada frekuensi tinggi serta yang tinggi bahkan di atas -10 dB. Level
konsisten pada level kuat energi -20 dB. kuat energi yang lebih baik pada penelitian
Menurut Jamaluddin et al. (2019), algoritma ini menunjukkan peningkatan rasio signal to

94 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Rahman et al. (2023)

noise sehingga kualitas citra penampang penempatan posisi titik reflektor baru dan
seismik Post-stack Time Migration lebih menghindari ketidakakuratan pada posisi
baik. reflektor primer. Analisis spektrum dari
Algoritma Implicit FD Time algoritma tersebut juga menunjukkan
Migration mempunyai hasil terbaik dengan kestabilan gelombang akustik seismik
noise yang paling minimal terlihat jelas terhadap frekuensi dominan seismik yang
dibandingkan algoritma Fast Explicit FD sesuai dengan rentang frekuensi gelombang
dan Steep Dip Explicit FD dari metode beda akustik seismik.
hingga terutama pada reflektor primer.
Algoritma Fast Explicit FD kurang dapat UCAPAN TERIMA KASIH
menghasilkan citra penampang seismik yang
baik dari kecepatan interval yang pada Penulis mengucapkan terima kasih
waktu 2500 ms kebawah (CDP 950), terlihat kepada Kepala Balai Besar Survei dan
adanya kemunculan noise baru yang Pemetaan Geologi Kelautan (BBSPGL)
menutupi reflektor yang sebenarnya. Bandung atas izin penggunaan data dan
Penampang seismik Post-stack Time fasilitas selama penelitian hingga penelitian
Migration dengan algoritma Steep Dip FD ini dapat terselesaikan.
Time Migration menunjukkan lebih buruk
untuk kecepatan interval pada CDP yang DAFTAR PUSTAKA
sama. Yang membedakan dari keduanya
adalah data yang dihasilkan oleh Steep Dip Jamaluddin, J.G., Y.S. Sea, M.A.
Explicit FD Time Migration memiliki Djajadihardja, S. Massinai, A.
tingkat kerapatan yang lebih tinggi dari Aswad, & M. Maria. 2019. Analisis
algoritma Fast Explicit FD Time Migration. frekuensi data seismik hasil migrasi
Algoritma Implicit FD Time Migration finite difference. Jurnal Geosaintek,
dapat memproses data di sekitar kecepatan 5(3): 119-126.
2500 ms kebawah dengan baik, sehingga https://doi.org/10.12962/j25023659.v
data yang dihasilkan terlihat lebih baik dari 5i3.6033
algoritma Fast Explicit FD Time Migration Kurniawan, H.C., A. Susilo, & T. Suroso.
dan Steep Dip Explicit FD Time Migration. 2016. Structure modelling of
subsurface by using Kirchoff
IV. KESIMPULAN migration method and finite
difference anisotropy method.
Metode beda hingga digunakan oleh Indonesian Journal of Applied
karena metode Post-stack Time Migration Physics, 2(6): 82-83.
konvensional dengan penjumlahan https://doi.org/10.13057/ijap.v6i02.1
Kirchhoff (Kirchhoff summation) 422
menunjukkan adanya kemunculan noise Mujiono, R. & G.E. Pireno. 2002.
baru yang dampak penempatan posisi titik Exploration of the north Madura
reflektor sebenarnya dari pemrosesan. Dari platform offshore, East Java
ketiga algoritma beda hingga yang Indonesia. Proceedings of the
digunakan, algoritma Implicit FD Time Indonesian Petroleum Association,
Migration menunjukkan hasil citra 28th Annual convention.
penampang seismik yang terbaik dengan https://doi.org/10.29118/ipa.980.707
rentang frekuensi bandpass yaitu 10-80 Hz. Nainggolan, T.B., S.M. Rasidin, & I.
Algoritma Implicit FD Time Migration Setiadi. 2019. Combined multiple
berhasil menghindari kemunculan noise baru attenuation methods and geological
dan menunjukkan keakuratan dalam interpretation: Seram Sea case study

J. Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 15(1): 85-97 95


Penerapan metode migrasi beda hingga pada data seismik post . . .

2D marine seismic data. Bulletin of Blok Kangean, Laut Bali


the Marine Geology, 34(1): 17-28. menggunakan inversi impedansi
https://doi.org/10.32693/bomg.34.1.2 akustik berbasis model. Jurnal Ilmu
019.622 dan Teknologi Kelautan Tropis,
Pesma, R.A., M.P. Erlangga, I.A. Putri, & 11(1): 205-219.
R.M. Antosia. 2020. Prediksi lapisan https://doi.org/10.29244/jitkt.v11i1.2
akuifer dengan menggunakan metode 3028
seismik refraksi di Desa Jatimulyo, Susanti, W., O. Ivansyah, M. Muliadi, & B.
Kecamatan Jati Agung, Lampung Avianthara. 2020. Analisis
Selatan. Jurnal Geofisika Eksplorasi, perbandingan migrasi metode
2(6): 92-93. Kirchhoff dan migrasi FX pada data
https://doi.org/10.23960/jge.v6i2.66 seismik 2D darat. Jurnal Prisma
Romauli, A., H.M. Manik, & S. Subarsyah. Fisika, 1(8): 21-25.
2016. Penerapan dekonvolusi spiking https://doi.org/10.26418/pf.v8i1.3992
dan dekonvolusi prediktif pada data 7
Seismik multichannel 2D di Laut Ustiawan, A.B., T.B. Nainggolan, & R.
Flores. Jurnal Teknologi Perikanan Setiawan. 2019. Interpretasi struktur
dan Kelautan, 7(2): 153-162. geologi di Perairan Aru Selatan,
https://doi.org/10.24319/jtpk.7.153- Maluku berdasarkan data seismik 2D
162 multi-channel. Jurnal Geosains dan
Safitri, D., T.B. Nainggolan, & H.M. Manik. Teknologi, 2(2): 53-60.
2020. Common reflection surface https://doi.org/10.14710/jgt.2.2.2019.
methods in low fold coverage 53-60
seismic data of complex marine Yanovskaya, T. 2010. Introduction to the
geological structures. IOP theory of seismic wave propagation.
Conference Series: Earth and The Abdus Salam International
Environmental Science, 429. Centre for Theoretical Physics, pp.
https://doi.org/10.1088/1755- 42.
1315/429/1/012032 Yuza, N.H., T.B. Nainggolan, & H.M.
Setiady, D., I.N. Astawa, G.M. Hermansyah, Manik. 2020. Multiple attenuation
I.W. Lugra, & T.B. Nainggolan. methods in short-offset 2D marine
2017. Stratigrafi Perairan Utara Bali seismic data: A case study in
dari hasil interpretasi seismik 2D. Cendrawasih Bay. IOP Conference
Jurnal Geologi Kelautan, 15(2): 95- Series: Earth and Environmental
106. Science, 429.
https://doi.org/10.32693/jgk.15.2.201 https://doi.org/10.1088/1755-
7.349 1315/429/1/012031
Sidiq, A.P., H.M. Manik, & T.B.
Nainggolan. 2019. Studi komparasi Submitted : 17 June 2022
metode migrasi seismik dalam Reviewed : 15 September 2022
mengkarakterisasi reservoir migas di Accepted : 18 April 2023

FIGURE AND TABLE TITLES

Figure 1. Northern East Java Basin and its surrounding.


Figure 2. Seismic line location map.
Figure 3. Flowchart of seismic data processing.

96 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Rahman et al. (2023)

Figure 4. Propagation of P and S wave in homogeneous medium (critical angle ordinance


shown by green arrow).
Figure 5. Seismic section of conventional Post-stack Time Migration.
Figure 6. Seismic section of Fast Explicit FD Time Migration algorithm.
Figure 7. Spectral Analysis of Fast Explicit FD Time Migration.
Figure 8. Seismic section of Steep Dip FD Time Migration algorithm.
Figure 9. Spectral Analysis of Steep Dip FD Time Migration.
Figure 10. Seismic section of Implicit FD Time Migration algorithm.
Figure 11. Spectral Analysis of Implicit FD Time Migration.
Table 1. Acquisition parameters of field seismic data Line-14.

J. Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 15(1): 85-97 97


98

Anda mungkin juga menyukai