Anda di halaman 1dari 6

Laporan Akhir Kuliah Lapangan Mineralogi Analisa Batuan Marmer di Pertambangan Marmer Desa Besole, Kec. Campurdarat, Kab.

Tulungagung

Disusun oleh : Tirta Ardhi Winata (1408100060)

JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011

1. Pendahuluan Batu marmer adalah salah satu hasil bumi unggulan yang terkenal dari tulungagung. Berbagai macam hasil kerajinan dari batu marmer ini sudah merambah pasar mancanegara, selain karena terkenal dengan pengerjaan yang baik dan keindahan dari batu marmer ini, kerajinan marmer ini sudah ada sejak dahulu di tulungagung, pengerjaan batu marmer sebelumnya dikerjakan dengan cara tradisional yang diketahui secara turun temurun. Seiring dengan kemajuan zaman pengolahan dari marmer juga mengalami kemajuan, dengan menggunakan berbagai alat yang cukup modern hasil pengerjaannya pun juga semakin halus dan memiliki nilai lebih, batu marmer ini sekarang menjadi bentuk niaga baru di kota Tulungagung dengan berbagai pengolahannya. Di daerah tulungagung khususnya campurdarat dan daerah sekitarnya, banyak terdapat perbukitan yang mengandung berbagai macam mineral antara lain batu marmer, dari sinilah sumber dari batu marmer di dapat. Inilah salah satu sumber daya alam yang sangat potensial untuk dapat dimanfaatkan, mirip seperti halnya ladang minyak, marmer mendatangkan sumber kehidupan bagi masyarakat sekitar. Pada laporan ini akan dijelaskan tentang potensi sumber daya alam batuan marmer di desa Besole, Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulungagung, berupa penjelasan kandungan mineral dan cara pengolahannya.

2. Batuan Marmer di Desa Besole, Kec. Campurdarat, Kab. Tulungagung dan Kandungan Mineralnya Marmer adalah batuan kristalin kasar yang berasal dari batu gamping atau dolomit. Marmer yang murni berwarna putih dan terutama disusun oleh mineral kalsit.

Gambar 1. Potongan marmer dari pertambangan marmer Desa Besole, Tulungagung, warna putih menunjukkan adanya kandungan mineral kalsit yang berasal dari batu gamping.

Marmer atau batu pualam merupakan batuan hasil proses metamorfosa dari batu gamping yang mengandung karbonat. Pengaruh suhu dan tekanan yang dihasilkan oleh gaya endogen menyebabkan terjadi rekristalisasi pada batuan tersebut membentuk berbagai foliasi maupunn non foliasi. Akibat rekristalisasi struktur asal batuan membentuk tekstur baru dan keteraturan butir. Marmer akan selalu berasosiasi keberadaannya dengan batu gamping. Setiap ada batu marmer akan selalu ada batu gamping, walaupun tidak setiap ada batu gamping akan ada marmer. Karena keberadaan marmer berhubungan dengan proses gaya endogen yang mempengaruhinya baik berupa tekanan maupun perubahan temperatur yang tinggi.

Gambar 2. Bukit sumber batuan marmer di Desa Besole, Tulungagung, keberadaan marmer tersebut berasosiasi dengan batu gamping Di Tulungagung, penggunaan marmer atau batu pualam tersebut biasa dikategorikan kepada dua penampilan atau motif yaitu tipe ordinario dan tipe staturio. Tipe ordinario biasanya digunakan untuk pembuatan tempat mandi, meja-meja, dinding, dan sebagainya, sedangkan tipe staturio sering dipakai untuk seni pahat dan patung. Batuan ini padat dan kompak serta mempunyai tekstur granoblastik, struktur non foliasi, mineral penyusunnya umumnya terdiri dari kalsit, sedikit dolomit, dan silika. Mempunyai densitas yaitu 2,7-2,8 ton/m3, serta kuat tekan antara 800-1300 kg/cm2, sehingga waktu dipoles memperlihatkan kilapan yang cukup baik.

Gambar 3. Hasil pengolahan marmer berupa kerajinan tangan di Desa Besole, Tulungagung, marmer di atas termasuk tipe staturio

Gambar 4. Pemanfaatan marmer untuk meja, marmer tersebut termasuk tipe ordinario

3. Proses Pengolahan Marmer Proses pengolahan batuan marmer di pertambangan marmer Tulunagung terdiri dari beberapa tahapan. Mulai dari penambangan batuan marmer, selanjutnya hasil penambangan

diangkut dengan truk menuju lokasi pengolahan, dilakukan beberapa tahap proses produksi secara berurutan, meliputi : Blok pemotongan (block cutting) untuk memotong blok marmer menjadi slab. Lembaran slab yang besar ini kemudian dipotong pada bagian ujungnya agar rata (cross cutting).

Gambar 5. Proses penambangan batuan marmer di pertambangan marmer Desa Besole, Tulungagung

Gambar 6. Hasil potongan lembaran slab Selanjutnya slab ini dipotong/diratakan pada salah satu permukaannya sesuai dengan ukuran yang diinginkan (calibrating). Hasil dari perataan permukaan ini yang masih mempunyai lubang-lubang kecil ditutup dengan menggunakan dempul. Untuk melicinkan

permukaan setelah slab ini didempul, dilakukan pengerjaan poles (polishing). Slab yang telah mengkilap ini dipotong-potong sesuai ukurann yang dikehendaki. Dalam proses pengolahan marmer ini digunakan air sebanyak 1000 ltr/menit melalui proses sirkulasi air, sehingga mengeluarkan limbah cair yang melalui saluran ke kolam. Setelah mengalami pengendapan, maka air dan bubuk marmer akan terpisah. Proses pengolahan batu marmer di pertambangan marmer Tulungagung secara garis besar adalah sebagai berikut :

Gambar 7. Skema Pengolahan Marmer

Anda mungkin juga menyukai