Agama Kritis Berpikir
Agama Kritis Berpikir
Anggota kelompok :
1) Meidho Purnama Ramli
2) M Satria Nugraha
3) Anugrah Ilham Ramadhan
4) M Ghazali
5) Ryandika Dwi Saputra
6) M Wira Yudha
7) Fursan Atma Ruhbani
Ucapan terima kasih dan puji syukur kami sampaikan kepada Allah dan
semua pihak yang telah membantu kelancaran, memberikan masukan serta ide-ide
untuk menyusun makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
3.2. Saran 6
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam Islam berpikir kritis didasari pada sumber iman, ilmu pengetahuan
Islam dan sebagainya. Al Qur’an adalah salah satu sumber yang mengajak umat
islam untuk giat dalam mencari berbagai konteks kehidupan salah satu nya yaitu
berpikir kritis.
Dalam Al Qur’an istilah ajakan untuk berpikir kritis diantaranya tafakur
(contemplation), taddabur (reflection), dan tafakuh (understanding).
Epistemologi Islam tidak kaku, tetapi sintesis dan komplementer. Islam
memberi perhatian khusus mengenai berpikir dan sebab akibat sehingga pada
satu waktu meletakkan wahyu pada tempat yang tertinggi. Kemampuan berpikir
diberikan kepada semua manusia agar mereka dapat berpikir secara rasional
ataupun kritis dalam menemukan kebijakan ataupun hal – hal yang berkaitan
dengan segala macam
aspek kehidupan.
1
BAB II
ISI MAKALAH
Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka,
mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam
urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal
kepada-Nya.” (QS Ali Imran : 159)[3]
Surah Ali Imran Ayat 159 menyebutkan tiga hal secara berurutan untuk dilakukan
sebelum bermusyawarah, yaitu sebagai berikut :
2. Memberi maaf dan bersedia membuka diri. Kecerahan pikiran hanya dapat hadir
bersamaan dengan sirnanya kekerasan hati serta kedengkian dan dendam.
2
Selain dalam surat Q.S Ali - Imran Ayat 159, dalam surat Ali - Imran pun ada
juga yang membahas tentang berpikir kritis yaitu Q.S Ali - Imran ayat 190 - 191.
Berikut suratnya sebagai berikut :
Artinya :
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam
dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang
yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan
Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka
peliharalah Kami dari siksa neraka. ”
Dalam Q.S Ali Imran ayat 190 - 191 didalamnya memiliki kandungan hukum
yaitu Allah SWT mewajibkkan kepada umatnya untuk menuntut ilmu dan
memerintahkan untuk mempergunakan pikiran kita untuk merenungkan alam, langit,
bumi (memahami kebesaran sang pencipta), serta pergantian siang dan malam.
Yang demikian ini menjadi tanda- tanda bagi orang yang berpikir, bahwa semua ini
tidaklah terjadi dengan sendirinya. Kemudian dari hasil berpikir tersebut, manusia
hendaknya merenungkan dan menganalisa semua yang ada di alam semesta ini,
sehingga akan tercipta ilmu pengetahuan. Adapun dari ayat diatas dapat
diambil
aspek terbawinya yaitu sebagai berikut :
3. Hendaknya manusia mempercayai bahwa semua penciptaan Allah SWT tidak ada
yang sia - sia
Setelah melihat perintah Allah SWT. Dalam surat-Nya sekarang kita akan
membahas asbabul nuzul. Dalam asbabul nuzul kali ini kita akan membahas Q.S Ali
– Imran 190 – 191, berikut penjelasannya :
At-Tabari dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abas r.a.,bahwa orang-
orang Quraisy mendatangi kaum Yahudi dan bertanya,”Bukti-bukti kebenaran
apakah yang dibawa Musa kepadamu?” Dijawab, “Tongkatnya dan tangannya yang
putih bersinarbagi yang memandangnya”.
Dari Abu Ya’la yaitu Syaddad Ibnu Aus r.a dari Nabi saw. Beliau bersabda;
“orang yang cerdas ialah orang yang mampu mengintropeksi dirinya dan suka
beramal untuk kehidupannya setelah mati. Sedangkan orang yang lemah ialah
orang yang selalu mengikuti hawa nafsunya dan berharap kepada Allah dengan
harapan kosong”(HR At-Tirmidzi dan beliau berkata: Hadis Hassan).
Dan dari Abu Hurairah ra. yang berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda:
5
“Bersegeralah kalian beamal sebelum datangnya tujuh perkara yaitu: Apa yang
kalian tunggu selain kemiskinan, atau kekayaan yang menyombongkan, atau sakit
yang merusak tubuh, atau tua yang melemahkan, atau kematian yang cepat, atau
dajjal, maka ia adalah seburuk-buruknya makhluk yang dinantikan ataukah kiamat,
padahal hari kiamat itu adalah saat yang tebesar bencananya serta yang terpahit
dideritanya?”(HR. At-Tirmidzi dan beliau berkata: Hadis Hasan).
Setelah kita melihat perintah, asbabul nuzul, dan hakekat dalam kaidah
berpikir kritis, berikut ada beberapa hal yang menjadi keuntungan dari kita berpikir
kritis :
Dapat menangkap makna dan hikmah dibalik semua ciptaan Allah SWT.
Dapat mengoptimalkan pemanfaatan alam untuk kepentingan umat manusia
Menemukan jawaban dari misteri penciptaan alam (melalui penelitian)
Dapat mengambil inspirasi dari semua ciptaan Allah Swt. dalam
mengembangkan IPTEKS
Manfaat berpikir kritis yang ada diatas adalah sebagian kecil dari banyak nya
maanfaat dalam kita berpikir kritis. Sehingga kita tidak perlu takut dalam
berpikir kritis asal dengan kaidah yang benar. Namun dibalik adanya manfaat
pastinya ada beberapa kekurangan ataupun bisa disebut dampak negatif dalam
berpikir kritis tetapi, jangan karena hal itu mengurangi rasa percaya diri kita agar
kita lebih aktif dan berpikiran kritis ataupun dalam keseharian lainnya.
Berikut beberapa kekurangan yang ada jika kita berpikir kritis dengan kaidah yang
tidak sesuai norma
maupun agama, yaitu :
Selalu berpikiran negatif jika hal yang dilakukannya akan berdampak buruk
pada orang sekitarnya
5
mengalami kegagalan
Mudah menyerah
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
6
DAFTAR PUSTAKA
Http://rizkywara.blogspot.com/2017/09/berpikir-kritis-makalah-bab-
3.html?m=1 Http://www.synaoo.com/berpikir-kritis-materi-agama-islam-kelas
-xii-semester-1
Http://sriwahyunii528.blogspot.com/2018/07/menghidupkan-nurani.html?m=1