Pengalaman Keluarga Dalam Merawat Pasien Dengan Perilaku Kekerasan
Pengalaman Keluarga Dalam Merawat Pasien Dengan Perilaku Kekerasan
ABSTRAK
Perilaku kekerasan pada penderita Skizofrenia merupakan salah satu proses marah yang diekspresikan
dengan melakukan ancaman, mencederai orang lain, dan merusak lingkungan. Pengalaman keluarga
mengenai perilaku kekerasan digunakan sebagai arah dalam memberikan bimbingan dalam
meningkatkan kemampuan keluarga dalam perawatan penderita Skizofrenia dirumah. Penelitian
bertujuan menguraikan pengalaman keluarga dalam merawat penderita skizofrenia dengan masalah
utama perilaku kekerasan. Desain penelitian dengan metode penelitian kualitatif melalui pendekatan
fenomenologi deskriptif. Partisipan penelitian ini adalah keluarga yang memiliki anggota keluarga
yang menderita perilaku kekerasan yang sedang dirawat di RSJ Jakarta, sejumlah 6 orang. Data
didapatkan dengan teknik wawancara mendalam dilengkapi catatan lapangan. Wawancara direkam
selanjutnya dibuat transkrip wawancara. Selanjutnya hasil wawancara dianalisa menggunakan teknik
analisa data Collaizi. Hasil penelitian menemukan lima tema yang berhubungan dengan pengalaman
keluarga yang merawat penderita perilaku kekerasan yakni : pengetahuan keluarga mengenai penyakit,
upaya pengobatan, fungsi keluarga, dukungan sosial, dan penerimaan keluarga mengenai kesiapan
merawat. Hasil penelitian memberikan informasi paparan tentang kondisi yang dialami keluarga
tentang pengalaman keluarga dalam merawat penderita Skizofrenia, khususnya dengan masalah utama
perilaku kekerasan. Paparan tersebut dapat dipergunakan sebagai landasan dalam merancang
intervensi keperawatan pada keluarga yang sesuai. Diharapkan adanya peningkatan program
pelayanan kesehatan jiwa keluarga dan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam
memaksimalkan fungsi perawatan dirumah.
ABSTRACT
Violent behavior in schizophrenics is one of the angry processes expressed by carrying out threats,
injuring others, and damaging the environment. Family experience regarding violent behavior is used
as a direction in providing guidance in improving the family's ability to care for schizophrenics at
home. The study aims to describe family experience in treating schizophrenics with the main problem
of violent behavior. Research design with qualitative research methods through descriptive
phenomenological approach. The participants of this study were families who had family members
who were suffering from violent behavior who were being treated in Jakarta Hospital, a total of 6
people. Data obtained by in-depth interview techniques equipped with field notes. Recorded
interviews are then made interview transcripts. Furthermore, the results of the interviews were
analyzed using Collaizi data analysis techniques. The results of the study found five themes related to
family experiences that care for sufferers of violent behavior, namely: family knowledge about illness,
treatment efforts, family functions, social support, and family acceptance regarding caring readiness.
The results of the study provide exposure information about conditions experienced by families about
family experiences in treating schizophrenia sufferers, especially with the main problem of violent
behavior. The exposure can be used as a basis for designing nursing interventions in the appropriate
family. It is expected that there will be an increase in family and community mental health service
programs to improve the ability of families to maximize the function of home care.
106
Jurnal Keperawatan Volume 10 No 2, Hal 106 - 113, Maret 2018 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
PENDAHULUAN
Perilaku kekerasan-salah satu gejala positif Jakarta pada tahun 2016. Partisipan penelitian
Skizofrenia, merupakan masalah utama ini berjumlah 6 orang yang merupakan
penyebab penderita dibawa ke RS untuk keluarga yang memiliki hubungan darah yang
mendapat penanganan medis, baik pada onset merawat pasien secara penuh (caregiver) yang
pertama maupun pada kondisi awitan akibat memiliki anggota keluarga penderita
kekambuhan. Gejala ini berpotensi besar untuk Skizofrenia dengan perilaku kekerasan yang
melukai diri sendiri, lingkungan dan dan orang sedang dirawat. Partisipan dipilih berdasarkan
lain. Individu dengan skizofrenia biasanya kriteria yang ada dengan cara Purposive
memiliki masalah emosi. Emosi yang Sampling. Alat pengumpulan data pada
dihasilkan adalah dari interaksi aktivitas saraf penelitian ini yaitu peneliti sendiri dengan
antara hipotalamus, struktur limbik (amygdala menggunakan pedoman wawancara semi –
dan hyppocampus), dan pusat – pusat korteks structured interviews yang menyiapkan
yang lebih tinggi. Kerusakan atau tidak pertanyaan-pertanyaan penuntun untuk
berfungsi dengan baiknya amygdala dijadikan panduan utama ketika melakukan
tersebutlah yang dapat mengakibatkan wawancara serta dan menggunakan catatan
terjadinya perilaku kekerasan (Stuart, 2016). lapangan. Peneliti mewawancarai partisipan
Selain itu peningkatan aktivitas dopamin juga rata-rata selama 30 menit dan didapatkan telah
berkaitan dengan peningkatan perilaku didapatkan saturasi data pada ke-6 partisipan.
kekerasan. Semakin tingginya kejadian Penelitian dimulai dengan menjelaskan tujuan
skizofrenia kemungkinan akan meningkatkan penelitian lalu membuat kontrak terlebih
kejadian perilaku kekerasan. dahulu dengan calon partisipan yang setuju.
DSM V mengkategorikan bahwa perilaku Data dianalisis menggunakan model Collaizi
kekerasan ini merupakan salah satu tindakan dengan menggunakan aplikasi NVivo untuk
gawat darurat psikiatri yang harus segera membantu proses analisis data dengan cara
ditangani. Keluarga, merupakan kelompok berikut : Peneliti membaca seluruh deskripsi
orang terdekat yang terkena dampak saat fenomena yang telah disampaikan oleh semua
pasien perilaku kekerasan sedang berlangsung. partisipan, membaca berulang kali transkrip
Keluarga memiliki peran penting dalam hasil wawancara dan mengutip pernyataan
pencegahan tindak kekerasan penderita yang dinilai bermakna. Selanjutnya memilih
selanjutnya dan juga peran dalam perawatan pernyataan dalam tranksrip sesuai dengan
pasien. Semakin tinggi pengetahuan keluarga tujuan khusus penelitian. Langkah selanjutnya
tentang kesehatan jiwa akan menilai menentukan kata kunci untuk membentuk
kesanggupan atau kesiapan keluarga dalam kategori dan dirumuskan ke dalam kelompok
melaksanakan perawatan kesehatan penderita sub tema dan tema. Peneliti merangkai tema
perilaku kekerasan. Keluarga merupakan orang yang dirumuskan dari proses analisis data.
yang sangat dekat dengan penderita sehingga Member check/validitas dilakukan dengan
dianggap paling banyak memberikan pengaruh menunjukkan kembali transkrip dan deskripsi
pada kehidupan individu penderita. Sesuai tema yang telah disusun kepada para partisipan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Stover, untuk memastikan bahwa transkrip sesuai
Dahrianis, & Sri (2014) mengatakan bahwa dengan pengalaman keluarga (Polit & Beck,
adanya hubungan antara pengetahuan dan 2012). Peneliti lembali menggabungkan data
kesiapan keluarga dalam merawat penderita hasil validasi ke dalam deskripsi hasil analisis.
perilaku kekerasan di wilayah kerja Peskesmas
Tamanlarea Makasar. Penelitian ini bertujuan Wawancara dilakukan di tempat yang
untuk menguraikan pengalaman keluarga disediakan di RSJ saat keluarga sedang datang
dalam merawat penderita skizofrenia dengan membesuk. Wawancara direkam atas seizin
masalah utama perilaku kekerasan berdasarkan dan sepengetahuan partisipan dengan
di RSJ. Dr. Soeharto Heerdjan. menggunakan alat perekam suara, yakni tape
recorder dan aplikasi perekam. Tidak ada
METODE keluarga yang menolak menjadi informan.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian Peneliti menerapkan etika penelitian yakni
metode penelitian kualitatif melalui kemanfaatan, menghargai martabat manusia,
pendekatan fenomenologi deskriptif. Penelitian keadilan, kerahasiaan, tanpa nama.
ini dilakukan di RSJ Dr. Soeharto Heerdjan-
107
Jurnal Keperawatan Volume 10 No 2, Hal 106 - 113, Maret 2018 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
main sama temen-temen R lagi yah, he eh yah, kesembuhan, yang ketiga adanya kita tetap
disini diobatin yah, disuntik yah, makannya tabah dan mencari solusi ikhtiar” (K2)
enak, ya? Besok emak dateng yah, emak “Minta sama yang kuasa ini jalannya dari
bawain kue yah, udah yah. Udah disini yah, Dia kan, kan Dia semua yang ngatur kita kan
pokoknya emak nanti dateng yah” (K3) – K3 minta sama yang kuasa.” (K6)
mengatakan dengan suara terbata-bata hampir
menangis. Tema 5 : Penerimaan Keluarga Mengenai
Kesiapan
Tema 4 : Dukungan Sosial Kesiapan keluarga dalam merawat anggota
Partisipan dalam penelitian ini mendapat peran keluarga dengan perilaku kekerasan
masyarakat (dukungan lingkungan) sekitar dinyatakan oleh seluruh partisipan bahwa
yang menciptakan lingkungan yang penuh mereka memiliki kesiapan dalam merawat
dengan kekeluargaan dan adanya peran perilaku kekerasan di rumah jika dokter telah
masyarakat yang merangkul keluarga dalam mengizinkan anggota keluarga pulang.
merawat penderita perilaku kekerasan sebagai “Jadi begini mbak memang tentunya kita
berikut: apapun harus siap. Yang namanya anak
“Pada kasihan lingkungan saya mah sama apapun itu harus kita rawat. Itu kan amanah”
dia, pada kasih nasihat dia “R lo jangan galak (K2)
sama emak lu, emak lu cape cuci gosok, buat Dalam menghadapi persoalan dan kesulitan
jajan elu kok lu galak sama emak lu” (K3). dalam merawat penderita perilaku kekerasan,
“baik sih, udah tau semua anak saya begini. pada umumnya keluarga akan berserah pada
Udah ngerti semua, kalo dia marah – marah Sang Pencipta. Hubungan dengan Sang
sudah pada tau pada diem.” (K4) Pencipta ini akan memberikan kekuatan pada
keluarga dan kepasrahan kepada Tuhan.
Dukungan informasi sangat penting bagi “Tuhan itu akhirnya menguatkan iman kita
keluarga dalam mempersiapkan keluarga untuk juga, lama-lama kita jadi sabar, sabar berdoa
merawat dan membantu keluarga. Dukungan doa kita didengar Tuhan” (K1)
informasi diungkapkan partisipan sebagai
berikut: Pada penelitian ini ditemukan bahwa partisipan
“Jadi kan saya punya banyak teman, saya mengalami kelelahan fisik selama merawat
punya banyak sodara, jadi karena apa karena anggota keluarga yang menderita perilaku
saya juga minta ini, kan saya ingin gimana sih kekerasan. Hal ini terlihat dari hasil
supaya anak saya bisa sembuh.” (K2) wawancara, sebagai berikut: “..Ini bocahnya
“Tetangga saya juga bilang “bawa aja ke jalan terus, waduh jujur saya suka nyari, kalo
Grogol situ kan pusatnya” tapi bagusnya malam orang tua was-was sampai jam 4 pagi
memang disini, cocok.” (K4) di pinggir jalan, saya tungguin kemana anak
saya kan HP dia gak pegang,” (K2)
Dukungan spiritual dengan kepercayaan
terhadap Tuhan dan berdoa diidentifikasikan PEMBAHASAN
oleh anggota keluarga sebagai cara yang paling Pengetahuan Keluarga mengenai Penyakit
penting bagi keluarga untuk mengatasi stresor Partisipan mengenal beberapa tanda dan gejala
yang berkaitan dengan kesehatan. karena partisipan mengakui bahwa mereka
“Kadang aku nyari tempat beribadah itu yah sering memperhatikan tanda dan gejala
kharismatik Katolik kemana kalo ada yang penderita perilaku kekerasan seperti wajah
ajak kita doa disana yok, tempat mana yang memerah, tangan mengepal, dan mata melotot.
diberkati Tuhan nanti, dimanalah yang Sejalan dengan penelitian Wuryaningsih,
dijawab Tuhan doaku ini gitu paling tidak Hamid, & Helena (2013) yang mengatakan
banyak untungnya kan, lama-lama kita dengar bahwa partisipan pada penelitian ini mengingat
firman Tuhan itu orang-orang yang percaya dengan rinci perilaku kekerasan yang
Tuhan” (K1) – K1 mengatakan dengan dilakukan pasien sebelumnya. Namun bukan
menangis. berarti mutlak bahwa keluarga cukup mengerti
“Pertama saya istigfar itu agama saya, kedua tentang kondisi yang dialami pasien. Penelitian
saya bermohon sama Alloh semoga dapat Marimbe, Cowan, Kajawu, Muchirahondo &
pertolongan agar anak saya dapat Lund (2016) menemukan tema kebutuhan
keluarga dalam perawatan anggota keluarga
109
Jurnal Keperawatan Volume 10 No 2, Hal 106 - 113, Maret 2018 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
110
Jurnal Keperawatan Volume 10 No 2, Hal 106 - 113, Maret 2018 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
dan mendukung dari keluarga menjadi menekan stressor yang dialami oleh keluarga
motivasi mereka dalam proses pemulihan. dalam merawat perilaku kekerasan karena
Namun sebaliknya, responden juga informasi yang diberikan dapat mengurangi
mengungkapkan proses penyembuhan menjadi ketakutan keluarga dan menambah
lambat saat keluarga menjadi sumber stres, pengetahuan keluarga dalam merawat.
adanya stigma dan pemaksaan untuk dirawat.
Motivasi dan semangat dari keluarga dapat Dukungan spiritual yang juga menjadi faktor
membantu perilaku kekerasan dalam kesiapan keluarga dalam merawat anggota
meningkatkan status kesehatannya dan keluarganya yang menderita perilaku
diharapkan dapat memberikan perubahan pada kekerasan untuk mengatasi stressor sebagai
perilakunya karena dapat membuat penderita sumber koping yang dihadapi oleh keluarga.
merasa dicintai, tidak dikucilkan dan Sejalan dengan penelitian Hernandez dan
diperhatikan oleh keluarganya. Dukungan Barrio (2015) yang menyatakan ada kala
moral dari keluarga, keluarga yang selalu ada keluarga merasa khawatir namun kepercayaan
membawa dampak positif dalam pemulihan. dan keyakinan spiritual membantu bertahan
dalam menghadapi menghadapi penyakit
Keluarga dapat menjalankan fungsi perawatan anggota keluarga yang dicintai. Dukungan
keluarga karena keluarga mengetahui spiritual yang dialami keluarga mencerminkan
bagaimana cara perawatan perilaku kekerasan penerimaan positif yang berarti kesiapan
di rumah. Pengetahuan keluarga didapatkan merawat kembali di rumah meskipun keluarga
dari pendidikan kesehatan atau psikoedukasi memiliki kelelahan fisik dan perasaan yang
yang diberikan oleh tim medis. Sesuai dengan kurang menyenangkan dalam merawat anggota
yang dikatakan Stuart (2016), bahwa keluarganya yang menderita perilaku
psikoedukasi dirancang terutama untuk kekerasan. Penelitian ini sejalan dengan
pendidikan dan dukungan. Sejalan dengan penelitian Gitasari & Savira (2015), bahwa
penelitian Suryaningrum dan Wardani (2013) faktor yang membuat caregiver tetap mau
yang menyatakan keluarga memiliki merawat yaitu kepasrahan pada Tuhan yang
pengetahuan yang baik karena sering diwujudkan dengan meminta pertolongan pada
mendapatkan informasi maupun pendidikan Tuhan agar mendapat kemudahan dalam
kesehatan tentang cara merawat pasien merawat anak penderita Skizofrenia.
perilaku kekerasan dari petugas kesehatan.
Penerimaan Keluarga Mengenai Kesiapan
Dukungan Sosial Merawat anggota keluarga dengan perilaku
Keluarga mendapatkan dukungan informasi, kekerasan merupakan hal yang tidak mudah
dukungan spiritual, dan dukungan lingkungan dan perjalanan yang panjang terutama bagi
untuk memenuhi kebutuhan dalam mencapai mereka yang menjadi caregiver, walaupun
tujuan. Sesuai dengan penelitian Ngadiran demikian seluruh partisipan menjelaskan
(2010) kebutuhan yang dibutuhkan keluarga bahwa mereka siap merawat kembali anggota
untuk mencapai tujuan dalam merawat keluarga dengan perilaku kekerasan jika sudah
penderita gangguan jiwa adalah dukungan dibolehkan pulang kerumah. Partisipan
keluarga, dukungan informasi, dan dukungan menerima perannya sebagai caregiver karena
lingkungan. Dukungan lingkungan sangat ada ikatan keluarga yaitu orang tua dan anak
diperlukan keluarga dalam merawat anggota menjadikan keluarga siap dalam merawat
keluarga dengan perilaku kekerasan. Perhatian anggota keluarganya kembali. Sirait (2008)
dan dukungan dari lingkungan dapat mengatakan, ikatan keluarga yang kuat
mengurangi stres keluarga dan membuat seseorang mau membantu ketika
mengembangkan strategi koping yang efektif. anggota keluarganya mengalami masalah,
karena ia tahu bahwa anggota keluarganya
Dukungan informasi juga merupakan tersebut sangat membutuhkan pertolongan.
dukungan yang penting dalam mempersiapkan
keluarga untuk merawat penderita perilaku Penelitian ini sejalan dengan penelitian
kekerasan. Pada penelitian ini, dukungan Gitasari & Savira (2015) yang mengatakan
informasi yang diterima memberikan informasi bahwa partisipan menerima perannya sebagai
mengenai pelayanan kesehatan, dan cara caregiver bagi anggota keluarga mereka
merawat. Dukungan informasi juga dapat dengan skizofrenia. Proses penerimaan yang
111
Jurnal Keperawatan Volume 10 No 2, Hal 106 - 113, Maret 2018 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Polit, D. F., & Beck, C. T. (2012). Nursing (Analisis Data Susenas Tahun 2007) .
Reasearch; Generating And Assesing Pusat Penelitian Dan Pengembangan
Evidence For Nursing Practice. China: Sistem Dan Kebijakan Kesehatan
J.B. Lippincott Company. Jakarta, 1 - 10.
Richardson, M., Cobham, V., Mcdermott, B., Suryaningrum, S., & Wardani, I. Y. (2013).
& Murray, J. (2013). Youth mental Hubungan Antara Beban Keluarga
illness and the family: Parents' loss and Dengan Kemampuan Keluarga Merawat
grief. Journal of Child and Family Pasien Perilaku Kekerasan Di Poliklinik
Studies, 22(5), 719-736. Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor.
http://dx.doi.org/10.1007/s10826-012- Jurnal Keperawatan Jiwa, 1 - 8.
9625-x Retrieved from Suwarsi. (2010). Hubungan Peran Serta
https://search.proquest.com/docview/13 Keluarga Dengan Frekuensi
66514129?accountid=25704 Kekambuhan Pasien Skizofrenia Di
Seeman, M. V. (2013). Spotlight on sibling Wilayah Kerja Puskesmas Kasihan I
involvement in schizophrenia Bantul. 1 - 12.
treatment. Psychiatry, 76(4), 311-22. Wardhani, R. S., & Asyanti , S. (2015).
http://dx.doi.org/101521psyc201376431 Penerimaan Keluarga Pasien Skizofrenia
1 Retrieved from Yang Menjalani Rawat Inap Di Rsj .
https://search.proquest.com/docview/14 Jurnal Fakultas Psikologi Universitas
66279931?accountid=25704 Muhammadiyah Surakarta , 1 - 9.
Sirait, A. (2008). Pengaruh Koping Keluarga Wulansih, S., & Widodo, A. (2008). Hubungan
terhadap Kejadian Relaps Pada Antara Tingkat Pengetahuan Dan Sikap
Skizofrenia Remisi Sempurna di Rumah Keluarga Dengan Kekambuhan Pada
Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Pasien Skizofrenia Di RSJ di Surakarta.
Utara. Tesis Universitas Sumatera Berita Ilmu Keperawatan, 3 - 6.
Utara, 82 - 100. Wuryaningsih, E. W., Hamid, A. Y., &
Stover, E. Y., Dahrianis, & Sri , P. R. (2014). Helena, N. (2013). Studi Fenomenologi:
Hubungan Pengetahuan Terhadap Pengalaman Keluarga Mencegah
Kesiapan Keluarga Dalam Merawat Kekambuhan Perilaku Kekerasan Pasien
Pasien Perilaku Kekerasan Di Wilayah Pasca Hospitalisasi RSJ. Jurnal
Kerja Puskesmas Tamanlarea Makasar. Keperawatan Jiwa, 6 - 8.
Jurnal Stikes Nani Hasanuddin Makasar, Young, C., & Koopsen, C. (2007). Spiritual,
1 - 5. Kesehatan, Dan Penyembuhan. Medan:
Stuart, G. W. (2016). Prinsip dan Praktik Bina Media Perintis.
Keperawatan Kesehatan Jiwa Stuart.
Elsevier: Singapura. Editor : Budi Anna
Keliat dan Jesika Pasaribu
Supardi, S., & Susyanty, A. L. (2010).
Penggunaan Obat Tradisional Dalam
Upaya Pengobatan Sendiri Dl Indonesia
113