Anda di halaman 1dari 478
ANALISIS DAN DESAIN PONDASI Jilid 1 Edisi Keempat Joseph E. Bowles, pr., 5.6. Consulting Engineer!Software Consultant Engineering Computer Software Peoria, Illinois SS PENERBIT. EBLANGGA Kami Melayani Ilmu Pengetahuan Jt. H. Baping Raya No.100 Ciracas, Jakarta 13740 e-mail: mahameru@rad. net. id DAFTAR ISI Bab i Bub 2 Kata Por . Pendahuluan . é 1-1 Pondasi-Pentingnya alan Maksudnya Spe tlie it el eee ore 1-2 Teknik Pondasi ............- . 1-3. Pondasi: Klasifikasi dan Definisi Pilihan. 14 — Pondasi: Persyaratan Umum .... . 1-5 Pondasi: Pertimbangan Tambahan . ao 16 — Pondasi: Pemilihan Jenis ...... aes 1-7 Sistem Satuan Internasional (SI) dan ‘Sister Kaki -Pon-Detik (Fps) 1-8 Kecermatan Hitungan lawan Ketepatan Hitungan . a 1.9 Program-program Komputer Dalam Analisis dan Rancangan Pon. (LLL Yoo Wa Watt Wao f= WW Wo F< PEWS vee Sifat Geotekaw. Pengujisn Laboratorium, Penurunan Rata-rata dan Kore layi Kekuatan 2-1 ° Pendahuluan .. 5 2-2. Bahan Pondasi ......, cee vee ane 2-3 Hubungan Antara Volume Tanah dan Kerapatan Tanah ....... 2-4 Faktor-faktor Utama yang Mempengaruhi Sifat-sifat Rekayasa pada Tanah ......... a ere 25 Uji Indeks Tanah Laboratorium Rutin 26 — Metode Klasifikasi Tanah dalam Perancangan Pondasi ........ 2-7 Peristilahan Klasifikasi Bahan Tanah... .... 2... peeeee tee 2-8 Tegangan Langsung di Tempat dan Keadaan Ko . . 2.9 Air Tanah—Hidrolika Tanah .... 2-10 Asas-Asas Konsolidasi . . 2-11 KekuatanGeser ...... 2-12 Sensitivitas Dan Tiksotropi 2-13 Jalur Tegungan........ vi Bab 3 Bah + 2-14 Sifat Elastis Pada Tanah 2-15 | Massa Tanah Isotropik Dan Anisotropik . Soal-soal Dofiar tw Penyelidikan, Pengambilan Contoh Bahan Dan Pengukurn Tanah Di Tempat Data Yang Diperlukan . 3-2. Metode Penyelidikan Tanah 3-3. Merencanakan Program Penyelidikan . 3-4 Pemboran Tanah .. 3-5 Pengambilan Contoh Bahan Tanah . . 3-6 Pengambilan Contoh Bahan Di Dasar Laut . 3-7. Uji Penetrasi Standar (SPT) . 3-8 Korelasi SPT ..... 3-9 Rancangan NilaiN . 3-10 Metode-Metode Penetrasi Yang Lait 3-11 Uji Penetrasi Kerucut (CPT) 3-12 Pengujian Baling-baling Lapangan (FVT) . 3-13 Uji Geser Lubang Bor(BST) ...... 3-14 Uji Dilatometer Rata (DMT) . 3-15 Uji Pengukur Tekanan ...... 3-16 Metode-metode Lain untuk Ky Langsung Di Tempat 3-17 Pengambilan Contoh Batuan . . 3-18 Lokasi Muka Air-Tanah ....... 3-19 Banyaknya dan Kedalaman Pemboran . 3-20 Laporan Tanah. ........ 6G Soal-soal Daya Dukung Pondasi thee eee 4-1 Pendahuluan 42 Daya Dukung. . 4-3 Persamaan Daya Dukung . 4-4 Pertimbangan Tambahan pada Waktu “Menggunakan ersamagn. Daya Dukung 4-5 Daya Dukung-Contoh Soal 46 — Pondasi Telapak dengan Pembebanan Eksentris atau Pembebanan Miring 4-7 Efek Muka Air-Tanah pada Dukung 48 Daya Dukung untuk Telapak pada Tanah Berlapis . 4-9 Daya Dukung Pondasi Telapak pada Lereng . . 4-10 Daya Dukung dari SPT 5 411 Daya Dukung Menggunakan Uji Penetrasi Kerucut (CPT) ...... 4-12 Daya Dukung dari Uji Beban Lapangan..... 2.2.00... 000 4-13 Daya Dukung Pondasi dengan Tarikan ke (Uplift or Tension Forces) ©... 2... eee cece cece eee eee 4-14 Daya Dukung Berdasarkan Peraturan angunan (Tekanan Anggap- an) 4-15 Faktor Keamanan dalam Perencanaan Pondasi . 416 Daya Dukung Batuan Soal-soal Patter Iu Bab 5 Bub o Rab 7 Fenurunan Pondasi 5-1 Masalah Penurunan 5-2 Tegangan Di Dalam Massa Tanah Akibat Tekanan Telapak . 5.3 Metode Boussinesq untuk q,, a 5-4 Kasus-kasus Pembebanan Khusus untuk Pemecahan Boussinesg . . 5-5 Metode Westergaard untuk Menentukan Tekanan Tanah . . 5-6 Perhitungan Penurunan Segera 5-7 Perputaran Alas 5-8 Penurunan Seketika-Pertimbangan Lain . 5-9 — Efek Ukuran pada Penurunan dan Daya Dukung . 5-10 Metode-metode Alternatif untuk Menghitung Penurunan wai [ETASCES cee) Perey eye ical Vala agen) = na: RS 5-11 Tegangan dan Perpindahan di dalam Tanah Berlapis dan Tanah yang Tak Isotropik .... 5-12 Penurunan Konsolidasi_ . 5-13. Keandalan Perhitungan Penurunan . pee oo 5-14 Bangunan-bangunan pada Urugan ........-.. 0000.0 euee 5-15 Toleransi Bangunan terhadap Penurunan dan Penurunan yang Berbeda-beda Soal-soal .. Memperbaiki Tanah Lokasi Untuk Penggunaan Pandas. 6-1 Pendahuluan 6-2 Pemampatan REY ren i 63 Pra Kompresi untuk Memperbaiki Tanah Lokasi........-... 64 — Drainase yang Menggunakan Selimut Pasir dan Saluran Buang .. . 6-5 Metode-metode Getar untuk Memperbesar Kepadatan Tanah . . . 6-6 Kolom-kolom Batu ....... 2.0.0.0 ee cece eee eee eee 6-7 Pengadukan Encer Pondasi dan Stabilitasasi Kimia . . 6-8 | Mengubah Kondisi Air Tanah ....... 2. -0..005 6-9 — Penggunaan Geotckstil untuk Memperbaiki Tanah . . SOBUTSOW uel aie swrilewe wate laws rawewawewcwcwawsliewewcws fea) THehehe] oe ails oir Fakior-fakior Untuk Dipertimbangkan Dalim Porancangan Poadau 71 7-2 73 74 19 7-10 71 7-12 Kedalaman dan Jarak Antara Pondasi Telapak ............. Efek Tanah yang Dipindahkan ........ 00.0.0 eee eee ee Tekanan Tanah Netto Terhadap Tekanan Tanah Kotor (Gross)- Tekanan Tanah Perencanaan..............---.----005 Masalah Erosi untuk Bangunan yang Berdekatan dengan Air yang IMerip ality wota, fa fee oy! APS RS eT Eat Perlindungan Terhadap Korosi . . . Fluktuasi Bidang Batas Air-Jenuh Pondasi Di Dalam Deposit/Endapan Pasir Pondasi pada Tanah Lus dan Tanah Lain yang Mudah Runtuh. . . Pondasi Di Atas Tanah Ekspansif’ Pondasi Di Atas Lempung dan Lumpur... 2.6.0.0 -2020005 Pondasi Di Atas tempat Urugan Tanah Bersih Kedalaman Beku dan Pondasi Di Atas Beku Permanen (Perma- FOE), copaiiAl ccna yotononsys Pertimbangan Lingkungan Soal-soal 261 265 272 viii Bab $ Bab 9 Bab 10 Daffer [si Perencanaan Pondasi Telapak Sebar 8-1 8.2 8-3 8-4 8-5 8-6 8-7 8-8 8-9 8-10 8-11 8-12 Pondasi Telapak-Klasifikasi dan Tujuannya . . . Tekanan Tanah yang inkan di Dalam Perercarkin Pondasi Telapak Sebar .... 5 F Anggapan-anggapan yang Digunakan di Dalam erencanaan Pon- fdamiWbelapake cle. Ne sxsw. Sees rows)ows se) eee Perencanaan Beton Bertulang-USD Perencanaan Kontruksi Pondasi Telapak Sebar . Pelat Dukung dan Baut Angker . Kaki Tiang (Pedestals) .... . Pondasi Telapak Siku-siku . Pondasi Telapak Sebar yang Dibebanj Secara Eksentris . Telapak Telapak Taksimetris . . Pondasi Telapak Dinding dan Pondasi Tempat Tinggal Pondasi Telapak Sebar dengan Momen Jungkir-Balik . Ey Soalsodl 6... cece cece eee eee c cnet een eee ecens ‘elapak untuk Konstruksi Pondasi Telapak dan Balok Khusus Di Atas Pondasi Elastis 9-1 Pendahuluan . . 9-2 Pondasi Telapak Gabungan Empat Persegi Panjang . . 9-3 Perencanaan Pondasi Telapak Berbentuk Trapesoid . 94 — Perencanaan Pondasi Telapak Sengkang (Kantilever) . 9-5 Pondasi Telapak untuk Peralatan Industri 9-6 Modulus Reaksi Tanah Dasar ...........45 9-7 Pemecahan Kiasik dari Balok Di Atas Pondasi Elastis . 9-8 Pemecahan Elemen Berhingga dari Balok Di Atas Pondasi Elastis . 9-9 Pilar Jembatan 9-10 Pondasi Cinein 9-11 Ulasan Umum Mengenai Prosedur Elemen Berhingga .. . . EsUikGalS codec De GoTo TODD DODO OCC OO CeO DOR O OBOE Pondasj Rakit . 10-1 Pendahuluan 10-2 — Jenis-jenis Pondasi Rakit 10-3 Daya Dukung dari Pondasi Rakit . 104 Penurunan Pondasi Rakit . 10-5 Modulus Reaksi Lapisan-Bawah k, untuk Rakit 10-6 Perancangan Pondasi Rakit . 10-7 Metode Selisih-Berhingga untuk Pondasi Ral . 10-8 Metode Elemen Berhingga untuk Pondasi Rakit 10-9 Metode Kisi-Berhingga (FGM) 10-10 Contoh Pondasi Rakit Memakai FGM . 10-11 Interaksi Rakit dengan Struktur-Atas . 10-12 Rakit Bulat atau Pelat Bulat . 10-13 Syarat-syarat Batas . Soal-soal 314 314 315 316 317 323 333 341 345 349 359 360 363 366 309 369 369 378 382 385 393 398 401 413 415 418 418 Daftar ist Apendiks Data Tiang-Pancang Umum dan Tabel Palu Tiang Pancang ..... Dimensi Tiang-Pancang H dan Sifat-sifat Penampang ... . . or Palu Dorong Tiang-Pancang Khas dari Berbagai Sumber ...... « Bagian Dinding Papan Turap Baja yang Dihasilkan di Amerika SEvIRAt « o.0) a croutekedeys)tkcgte booms) = eked Ae ke Bagian-bagian Tiang-Pancang Baja yang Bisa Disguala untuk Tiang-Pancang dan Cangkang Kaison Bagian-bagian Tiang-Pancang Prategang Khusus . Program Komputer Pilihan untuk Kesenangan Pemakai ....... 456 456 458 461 462 463 464 KATA PENGANTAR Edisi keempat ini melanjutkan susunan bentuk dari edisi-edisi terdahulu untuk menye- diakan keadaan-keadaan (SOA = state-of-art) dan praktek-praktek (SOP = state-of-pructice) paling mutakhir yang berlaku dalam Rekayasa Pondasi. Berdasarkan interaksi antara penulis dan para pelaksana, saya berkesimpulan bahwa SOP rata-tata pada umumnya cenderung ketinggalan sekitar 10 tahun dari SOA. Namun demikian, terdapat suatu rentang dimana ada beberapa organisasi besar yang berada pada baris terdepan teknologi dan ba- nyak perusahaan — khusunya yang lebih kecil — yang berada pada tingkatan menengah Buku ajar ini yang juga secara luas dipakai sebagai sumber acuan oleh para pelaksana, mencakup bahan-balan SOP tetapi dengan tekanan utama mengenai SOA yang sudah tercapai dengan memasukkan suatu campuran antara praktek, “cara bagaimana” dan teknologi paling mutakhir. Hal ini menghasilkan naskah yang cocok dengan tujuan-tujuan umum dari ASEE (Association of Engineers) dan organisasi-organisasi profesional lain yang memberikan tenggang waktu antara § sampai | 0 tahun untuk para lulusan keteknikan (Insinyur) sebeluin pendaluarsaan menjadi faktor utama. Metode-metode rancangan cenderung untuk bervariasi di antara berbagai daerah geografis, untuk sebagian karena pengaruh para instruktur dan untuk bagian lain lagi karena hanya ada sedikit “hal yang mittlak dalam rancangan”. Sebagai konsekuensi maka perlu untuk memasukkan metode-metode lain yang sudah diterima secara umum tetapi diperlembut dengan rekomendasi-rekomendasi dan saran-saran tentang pemakaiannya. Hal ini menunjukkan akses bagi para pemakai terhadap perbedaan-perbedaan regional maupun memberikan hasil-hasil perancangan yang "dipukulratakan™ atau kesempatan untuk memilih cara yang paling sesuai atas dasar kekhasan tapak, Walaupun komentar ini tampaknya seolah terlalu berorientasi kepada praktek, kenyataannya ialah bahwa para mahasiswa harus waspada terhadap konflik, perbedaan dan alternatif ini dalam alam- nyata selingga ia dapat produktif setelah ia lulus. Buku ini memberi tekanan lebih banyak kepada metode-metode komputer dan metode elemen berhingga (FEM = finite element method) yang mencakup metode matriks di- bandingkan dengan edisi-edisi terdahulu untuk mencerminkan peralilian yang sedang xit Kate Peneantar berlangsung dalam pemakaian kalkulator-kalkulator yang dapat diprogram kepada kom- puter-komputer pribadi (PC = personal computer) dan pemakaian FEM yang semakin Tuas di dalam praktck. Kebanyakan mahasiswa pada tingkat bahan buku-ajar ini telah menerima sejumlah metodologi FEM tentang kuliah-kuliah statika dan struktur elemen- ter, dan metode-metode matriks sudah lumrah pada kuliah matematika yang perlu pada tingkat universitas. Bagaimana pun, buku ajar ini memberikan cukup teori berlatar be- lakang FEM sehingga seharusnya pada pemakaiannya secara rata-rata akan mendapat hanya sedikit kesulitan dalam pemakaiannya. Sebagai alat bantu lebih jauh, program- program komputer yang diberikan dalam Lampiran, memakai peristilahan yang sama se- perti dalam teori buku-ajar dan diberi KOMENTAR secara berlimpah sehinga logikanya mudah diikuti. Buku ini hampir secara keseluruhan telah ditulis ulang untuk memasukkan bahan baru yang sesuai dan banyak angka-angka yang dimodifikasi, gambar-gambar baru ditam- bahkan dan kesemuanya digambar ulang. Bahan-bahan baru itu mencerminkan kepustakaan geoteknik yang sangai banyak yang telah diterbitkan selama 5 tahun yang lalu — sering dengan kesimpulan-kesimpulan yang saling bertentangan — dan membutuhkan penying- katan dan sintesis yang luas agar dapat ditempatkan dalam bentuk yang bermanfaat dan mudah dipakai. r Buku ini bukan suatu tinjauan kepustakaan, tetapi diperlukan daftar rujukan yang Iuas untuk melengkapi dan memberikan wewenang kepada bahan yang disajikan maupun untuk memberikan penghargaan profesional kepada mercka yang membantu terhadap kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan praktek. Karena keterbatasan ruang, saya terpak- sa membatasi pemberian rujukan sampai lebih dari satu dua kali untuk setiap pokok yang dibahas. Akan tetapi, karena rujukan yang disebut itu sendiri mengandung daftar- daftar yang panjang. maka pembaca yang berminta dengan mudah dapat membuat teh- nik/pembuktian atau pengisian Iatar belakang dengan hanya sedikit upaya pencarian kepustakaan. Bila pembatasan daftar rujukan itu telah meniadakan suatu urusan yang penting, maka hal itu sangat disesalkan. Juga diharapkan bahwa para penulis muda tidak- lah merasa tersinggung oleh praktek pemakaian istilah “dan kawan-kawan’ (at al.) bila terdapat rujukan yang disusun oleh lebih dari dua mitra-penulis. Untuk meliput pokok Rekayasa Pondasi secara layak, perlu rentangan luas perihal bahan pokok bahasan sebagaimana yang ditetapkan oleh cakupan naskah seperti tercan- tum dalam Bab 1. Rentang bahan pokok bahasan itu dalam kesukaran penghitungannya berkisar dari keperluan pemakaian kalkulator bertaraf maju yang dapat diprogram sampai kepada komputer digital. Rentang bahan itu memungkinkan pemakaian buku ini untuk dipakai dalan kurikulum Rekayasa Sipil. Struktural, Arsitektural dan Konstruksi me- latuj peiilihan yang bijak tentang pokok persoalan dan untuk pemakaian sclama paling sedikit dua tahun ajaran. Ciri-ciri khas pada edisi ini mencakup penekanan lebih besar atas pemakaian komputer dan pemasukan program-program komputer lengkap tambahan pada Lampiran. Dalam edisi-edisi terdahulu, beberapa kebiasaan pembalikan/inversiyang diauggap dapat ditemu- kan secara umum dalam perpustakaan-perpustakaan pusat komputer telah dihilangkan untuk menghemat ruang naskah; hal-hal itu sekarang dimasukkan. Scgala program yang dialihkan dari edisi-edisi terdahulu telah diperbarni menurut versi terakhir dalam kepu- tusan program yang ada pada penulis. Pada tempat-tempat di mana dikerjakan contoh- contoh yang memakai suatu program komputer, berkas-berkas data yang lengkap baik memakai lembar-lembar hasil/output atau berikut program komputernya telah dise- naraikan. Guna mengurutkan pokok bahasan secara lebih nalar, maka telah dibuat revisi- revisi besar dalam semua bab. Bab 12 mengenai tembok-tembdk penahan telah ditata- ulang secara menyeluruh untuk mulai memperkenalkan tanah yang diperkuat/bertulang Kata Pengantar xiii karena konstruksi ini telah menggantikan beton bertulang (R/C) dan dinding-dinding gaya berat/gravitasi konvensional hampir secata menyeluruh. Kebanyakan bahan tentang dinding pertebalan-belakang/counterfort telah ditiadakan karena jenis dinding ini hanya sangat sedikit yang dibangun dan mengingat biaya pembangunan dinding jenis ini yang mahal, maka program-program komputer adalah lebih sesuai untuk menganalisisnya. Dalam Bab 13 saya telah menyusun ulang analisis dinding bilah-bilah pancang agar mulai menem- patkan FEM (dilakukan setelah diskusi yang luas dengan suatu organisasi utama pemerintah yang merupakan perancang/pemakai terbesar dari dinding-dinding bilah pancang) dan un- tuk memasukkan suatu program komputer spesifik untuk dinding bilah pancang (dan untuk galian batang desak). Bab 19 tentang dinding-dinding pemecah gelombang (piers) yang dibor hampir seluruhnya telah direvisi untuk meniadakan bahan-bahan mengenai konstruksi kaison (kini jarang dilaksanakan karena melibatkan biaya dan bahaya yang besar) dan untuk menekankan dinding-dinding pemecah gelombang-gelombang yang dibor berikut prosedur-prosedur analisis untuk beban-beban vertikal berdasarkan karya yang luas oleh Recse beserta para mitra-kerjanya di Universitas Texas. Juga diberikan pembahasan yang lebih banyak dan analisis yang khas tentang suatu dinding pemecah gelombang yang dibor dan dibebani secara mendatar/lateral (memakai data pengujian beban aktual untuk pembuktian). Saya telah membuat revisi menycluruh atas Bab 20 guna meningkatkan kemungkinan pengajaran dan pemahaman atas analisis dan rancangan dasar dinamis serta menambah bagian yang besar tentang pondasi tiang pancang dinamis. Pendekatan baru yang dipakai (bersama dengan suatu program komputer) memberikan da- sar-dasar yang hampir setara dengan suatu mata kuliah tentang Pondasi dinamis pada bab ini. Perbaikan-perbaikan dan tajuk-tajuk lain mencakup suatu revisi atas Bab 10 guna mencenninkan karya penulis ini tentang penyambungan Pondasi Winkler untuk telapak (mats). Dalam Bab 11 diberikan suatu analisis ulang pada masalah tekanan tanah mendatar dengan memakai Teori Elastisitas bersama-sama dengan pembuangan pemecahan-pemecah- an grafis untuk tekanan tanah mendatar dan sebagai gantinya ialah pemakaian cara baji percobaan yang langsung dalam suatu program komputer yang tersedia. Persamaan-pe- nurunan elastis dalam Bab 5 telah dikaji-ulang secara kritis dengan data pendukung untuk inensahkan suatu metode yang agak berbeda dalam pemakaiannya. Sebagaimana halnya dalam edisi-edisi terdahulu di sini telah dimasukan contoh-contoh. dalam jumlah yang sangat banyak. Coutoh-contoh yang dipindahkan ke dalam edisi ini secara luas telah dibahas ulang dan/atau ditambahkan contoh-contoh baru dengan leng- kah-langkah penjelasan yang agak rinci dalam usaha mencapai hasil pemecahannya. Mirip dengan edisi-edisi terdahulu saya telah berupaya untuk memasukkan contoh yang realistik paling tidak dalam batas-batas ruang naskah yang tersedia. Comoh-contoh itu sering di- kutip dari karya-karya yang telah diterbitkan schingga instruktur dapat menyuruh para mahasiswa untuk melakukan penelitian latar belakang guna niendapatkan apresiasi tentang, kesukaran-kesukaran yang terkait kepada usaha memakai karya orang lain yang telah diter- bitkan dari jurnal-jurnal profesional. Pada tempat di mana contoh itu dikerjakan dengan tangan, biasanya diberikan komentar dan diskusi tentang hasil‘hasilnya dan langkah berikut apa yang dapat terjadi dalam proses perancan xan. Pada tempat di mana dipakai hasil (out- put) komputer, selalu diberikan beberapa komentar tentang bagaimana membuat penge- cekan keluaran (output) untuk melihat apakah untuk model itu telah dicapai pemecahan yang benar. Hal ini melengkapi diskusi naskah sebelumnya tentang program komputer itu. Saya ingin menyatakan penghargaan kepada banyak pemakai buku ini baik di Amerika Serikat maupun di negara-negara lain yang telah menuliskan atau membuat komentar atau kritik yang membangun atau sekedar menanyakan keterangan mengenat sesuatu prosedur, Saya juga mengucapkan terima kasih kepada mereka yang ikut serta di dalam penyelidikan peinakai buku Mc Graw-Hill untuk menyediakan masukan (input) untuk perbaikan ini dan xiv Kata Pengantar termasuk.Richard Barksdale, Georgia Instute of Technology: Turgut Demirel.lowa State University; Robert Easton, Rochester Institute of Technology, Mete Oner, Oklahoma State University; Walter Sherman, Tulane University; Wen L. Wang, California State University, Los Angeles dan Richard Woods, University of Michigan, kepada pemeriksa terakhir naskah ini William Baron dari Clemson University. Akhirnya saya menghargai kontribusi yang cukup banyak dari isteri saya Faye. yang telah membantu seperti biasanya dengan pengetikan dan banyak pekerjaan lain untuk menghasilkan naskah ini. Joseph F. Bowles Untuk Dosen Di tawabard porns mergary than nate ke ah vende var atau bong angaar usu teks muta met Kah bled fan dared. Kula Pertama dnkuni metstur phan Mata hulah 2 Mata huhatt secara beturuzan Kuliah fab Penode Ras Periods Tas Peade ae 6 23 6 1-2 6 34S 1-2 masing-masing 4,5 6 3 3 6,7 1~2 gabungan 8 2 topik-topik khusus 43 6 8 fewatkan kecuali tidak mencakup 9 3 67 3 pondasi tetapak kak! dalam R/C 2 9 6 pengkopetan, topik-topik khusus 8 3 10 1-2 3 9 5 MW 2 6 10 6 rT 2 6 20 selesai 2 padhitenshiberfulena lewstont Mata hulah pitthan Mata hutish wajib diam kecuali R/C tidak men- Sa = cakup dinding 13-15 1-2 masing-masing 12-15 12 12 3 16-17 2-3 untuk keduanya 16,17 9 13 5 18-20 untuk setiap bab 18,19 15 14 4 R/C» mata kuliah beton bertulang juga harus diikuti 15 3 ofch mahasiowa 16,17 6 18 6 19 selesai Pendekstan di atas dan tergantung pada panjangnya semester dan pandangan dosen untuk topik-topik tertentu. Dengan Penggiinaan program komputer yang hebas (dalam Lampiran dan anjuran-anjuran yang lain yang digunakan dalam bab- bab tertentn) petunjuk dapat diganakan lebih efisien dan dengan mahasiswa lehih mampu menggunakan sejumlah telaah- telaah pada metrik pada saat melakukan pemeriksaan hasil yang dikehendaki untuk setiap tingkatan. Tidak ada hasil yang scharusnya diterima kecuali kalan mahasiswa-mahasiswa menenpatkannya pada sketsa dengan rapi menunjukkan data masalah kritis dan yang mans nilai-nilai hasil telah diperiksa. Satu-salunya yang perlu lebih diperiksa dari pada pe- nyajian akhir horisontal dan vertikal secara rutin dilakukan dengan program seperti suatu periksa sendiri internal. Mahasiswa harus menunjukkan gaya-gaya pada suatu simpul dan suatu keseimbangan, atau suatu perhitungan dari tanah, dan seterusnya.. scbagai baginn dari hasil verifikasi. Juga memeriksa seperti penghitungan reaksi simpul dan tekanan tanah mernpakan contoh-contoh yang berguna untuk memberikan pemakai program suatu pemahaman dari program apa yang sedang dilakukan, g DAFTAR SIMBOL-SIMBOL PRIMER YANG DIPAKAI DALAM TEKS Bagaimana pun, daftar ini tak lengkap. Simbol-simbol ini biasanya diidentifikasi menurut pemakaian bila pemakaiannya berbeda dari yang diberikan berikut. Tidak semua tulisan di bawah garis (subscripts) yang diperlihatkan. luas atau dipakai sebagai koefisien, dapat ditempatkan pada garis bawah ukuran alas lateral terkecil (ada kalanya dinyatakan sebagai 2B) B/2 bila ukuran alas = B Ce indeks kompresi (Bab 2 dan 5) ©, = tasio kompresi (Bab 2) C, = indeks kompresi — ulang (Bab 2 dan 5) indeks kompresi sekunder kohesi tanah konstanta peredaman dipakai dalam Bab 20 (i =.x, y, z, dan 8;) koetisien konsolidasi (Bab 2) kedalaman alas telapak atau tiang pancang seluruh ketebalan dari pelat/alas beton 1), = kerapatan nisbi d= kedalaman efektif dari suatu pelat dasar beton (menurut c.g. dari tu- langan). fF, = modulus elstisitas beton ‘py = modulus elastisitas bahan tiang pancang (Bab 20) /, = modulus regangan-tegangan atau modulus deformasi tanah (juga modulus clastisitas). 1, = lambang koefisien energi dipakai dalam Bab 3 untuk menunjukkan nilai- nilai SPT rasio kosong (void) rasio kosong langsung di tempat (in situ) gaya-gaya dinamik seperti yang dipakai dalam Bab 20; nilai dasar ; F = nilai pada wr kekuatan kompresi beton pada 28 hari = kekuatan luluh pada tulangan baja, tiang pancang baja dan bagian-kon- struksi baja lainnya. onewd Pat. A nooo = " " owl iu er a sy ATT ree Dettar Simbol simbot Primer vane D pakatdetam Teks = tegangan baja yang diizinkan = modulus tegangan-regangan geser (shear) pada tanah atau balian lainnya yang di- hitung dengan memakai Pers. (6) dari Pasal 2-14 atau menurut metode dinamik yang diberikan dalam Bab 20. berat jenis butir tanah yang menyusun suatu massa tanal tertentu (yang diberi- kan). tinggi muka air tanah. (MAT). kedalaman pengaruh pada tclapak (Bab 5); ketebalan lapisan; juga dipakai un- tuk ketinggian dinding dalam Bab 1!—15, dan untuk tinggi energi (head) hidro- lik dalam Bab 2. koefisien pengaruh penurunan dipakai dalam Bab 5. indeks plastisitas = W, — Wp. kelembaman massa untuk modus putaran dalam Bab 20. koefisien yang ditentukan dalam Bab 20. momen puntir pada kelembaman, = rasio lateral terhadap tegangan vertikal. rasio tegangan lateral/vertikal langsung di tem pat (atau dalam keadaan diam). = koefisien tekanan tanah aktif = tan? (45 + Q/2) koefisien tekanan tanah pasif = tan? (45 + Q/2) pegas tanah vertikal untuk pondasi balok-atas-elastis, alas hamparan dan alas bergetar. = pegas tanah dinamik horisontal; i =x, y dan z dipakai dalam Bab 20. pegas dinamik berputar; i y dan z yang dipakat dalam Bab 20. koefisien permeabilitas; k,. k,, = ail lai horisontal dan vertikal. modulus reaksi lapisan bawah (subgrade) baik vertika! atau horisontal. kB yang dipakai sebagai pembebanan balok dalam Bab 9. panjang alas atau telapak: juga panjang tiang pancang. eksponen; juga dipakai untuk massa = §’/g dalam Bab 20, hitungan pukulan SPT. hitungan pukulan SPT pada i = efisiensi sebesar 55, 60, 70 persen, dan sebagai- nya. = porositas, juga dipakai sebagai suatu eksponen. rasio konsolidasi berlebihan gaya dinding yang disebabkan oleh tekanan tanah aktif gaya dinding yang disebabkan oleh tekanan tanah pasif tekanan vertikal langsung di tempat pada suatu kedalaman z. tekanan vertikal efektif pada suatu kedalaman z. tekanan pra-konsolidasi efektif pada suatu kedalaman z. gaya vertikal juga V dan terkadang P). tekanan beban-lebih =z dipakai bergantian dengan P, tekanan beban-lebih efektif tekanan kontak telapak (atau alas) tekanan tumpuan dihitung akhir (ultimate) tekanan dukung yang diizinkan kekuatan kompresi yang tak-tertahan gaya resultan — biasanya terhadap sebuah dinding seperti dalam Bab 11. derajat kejenuhan (Bab 2) = kepekaan lempung (clay) (Bab 2) uw Ue Daftar Simbol-simbol Primer vang Dipakai dalam Teks xix s Sa a u w kekuatan geser kekuatan geser yang tak-tersalurkan (sering s,, = 4,,/2). faktor waktu untuk analisis konsolidasi tekanan air pori (atau netral). kandungan air; wa, = alami (langsung di tempat); w, = batas cairan; Wp = ba- tas plastis lokasi gaya resultan R dalam Bab 11; sifat eksentrisitas suatu massa berputar da- lam Bab 20 seperti F = my w* kedalaman yang diminati dari permukaan tanah sudut yang dipakai dalam Bab 4; faktor reduksi kohesi dalam Bab 16. sudut kemiringan tanah atau urugan; faktor tahanan kulit dalam Bab 16. sebagian dari hasil persamaan diferensial atau kocfisien peredaman intern yang dipakai pada Bab 20. satuan berat bahan; tulisan bawah garis (subscript) c = beton, kering, basah, jenuh (sat), dan sebagainya. berat satuan efektif yang dihitung sebagai 7’ = 7 —7,, sudut gesekan antara bahan seperti tiang pancang terhadap tanah, dan scbagainya. penurunan pondasi seperti yang dipakai dalam Bab 5 dan Bab 18. pertambahan tegangan dalam lapisan dari beban telapak atau beban tiang pan- cang. tekanan air pori berlebihan regangan = Aq/E, (atau q/E,). sudut kemiringan alas dalam Bab 4, = pengali untuk pegas dinamik K, dalam Bab 20, pengali untuk Bab 16; dengan tulisan bawah garis terdapat pengali peredaman di- namik pada Bab 20. rasio Poisson = regangan tegaklurus terhadap tegangan yang diterapkan ~~~" regangan pada arah tegangan yang diterapkan _ kerapatan massa pada tanah atau bahan lain; juga dipakai sebagai sudut perpecah- an dari baji tanah yang tertahan oleh suatu dinding. = tekanan atau tegangan; / = arah sepertix, y atau z tekanan normal efektif yang dihitung sebagai (0, + 0; + 03)/3 sudut gesekan dalam” sudut gesckan dalam yang efektif BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 PONDASI~ PENTINGNYA DAN MAKSUDNYA Semua konstruksi yang direkayasa untuk bertumpu pada tanah harus didukung oleh suatu pondasi. Pondasi ialah bagian dari suatu sistem rekayasa yang meneruskan beban yang ditopang oleh pondasi dan beratnya-sendiri kepada dan ke dalam tanah dan batuan yang terletak di bawahnya. Tegangan-tegangan tanah yang dihasilkan — kecuali pada permukaan tanah — merupakan tambahan kepada beban-beban yang sudah ada dalam massa tanah dari bobot-sendiri bahan dan sejarah geologisnya. Istilah struktur-atas umumnya dipakai untuk menjelaskan bagian sistem yang direka- yasa yang membawa beban kepada pondasi atau struktur-bawah. Istilah struktur-atas mempunyai arti khusus untuk bangunan-bangunan dan jembatan-jembatan; akan tetapi, pondasi tersebut dapat juga hanya menopang mesin-mesin, mendukung peralatan industrial (pipa, menara, tangki), bertindak sebagai alas untuk papan iklan, dan sejenisnya. Karena sebab-sebab inilah maka lebih baik melukiskan suatu pondasi itu sebagai bagian tertentu dari sistem rekayasaan komponen-komponen pendukung beban yang mempunyai bidang- antara (interfacing) terhadap tanah. Atas dasar definisi tentang pondasi ini maka jelaslah bahwa hal itu adalah bagian yang paling penting dari sistem rekayasa itu. 1-2 TEKNIK PONDASI Sebutan perekayasa (engineer) pondasi diberikan kepada orang yang karena pendidikan dan pengalamannya cukup memahiri asas-asas ilmiah dan pertimbangan-pertimbangan kerekayasaan (sering disebut ”seni’”) untuk merancang suatu pondasi. Kita dapat mengata- kan bahwa pertimbangan-pertimbangan rekayasa merupakan bagian kreatif dari proses perancangan ini. Asas-asas ilmiah yang diperlukan diperoleh lewat pengajaran pendidikan formal dalam rekayasa geoteknik (mekanika tanah, geologi, rekayasa pondasi) dan rekayasa struktural (analisis, raneangan pada beton bertulang dan baja, dan sebagainya) dan belajar-sendiri 2 Analisis dan Desain Pondasi Jilit 1 bersinambung lewat kursus-kursus pendek, berbagai konferefisi-konferensi profesional, berlangganan aneka jurnal dan sejenisnya. Karena massa tanah dan batuan yang bersifat heterogen maka jarang terjadi bahwa dua buah pondasi — bahkan pada tapak Konstruksi yang berbatasan — akan bersifat sama keeuali secara kebetulan. Karena setiap pondasi itu paling tidak untuk sebagian merupakan suatu upaya ke dalam bidang yang tak dikenal, adalah sangat berharga untuk mempuny ai akses kepada pemecahan masalah-masalah oleh orang lain yang diperolch dari sajian-sajian konferensi, makalah-makalah jurnal, dan ringkasan-ringkasan buku-ajar dari kepustakaan yang sesuai. Penghimpunan pengalaman, kajian atas apayang telah dilakukan oleh orang lain dalam situasi-situasi yang agak mirip, dan informasi geoteknik tentang tapak, ugtuk menghasilkan suatu rancangan struktur-bawah yang ekonomis, praktis dan aman, merupa- kan penerapan pertimbangan kerekayasaan. Langkah-langkah berikut ialah kira-kira persyaratan minimum untuk merancang suatu pondasi: 1, Tentukan lokasi tapak dan posisi dari muatan. Perkiraan kasar dari beban-beban pondasi biasanya disediakan oleh nasabah atau dihitung-sendirinya (in-house). Ter- gantung dari kepelikan sistem beban atau tapak, maka dapat dimulai membuat tinjau- an kepustakaan untuk mengetahui bagaimana orang lain berhasil mengadakan pen- dekatan atas masalah yang sejenis. 2, Pemeriksaan fisik atas tapak tentang adanya setiap masalah geologis atau masalah- masalah lain, bukti-bukti dari kemungkinan adanya permasalahan, Lengkapilah hal- hal ini dengan segala data pertanahan yang telah dipcroleh sebelumnya. 3. Menetapkan program eksplorasi lapangan dan penyusun pengujian pelengkap lapangan yang perlu atas dasar temuan, serta menyusun program uji laboratorium. 4, Tentukan parameter rancangan tanah yang perlu berdasarkan pengintegrasian data uji, asas-asas. ilmiah, dan pertimbangan rekayasa. Hal ini mungkin melibatkan analisis komputer yang bersifat sederhana atau rumit. Untuk masalah-masalah yang kompleks, bandingkanlah data yang dianjurkan dengan kepustakaan yang pernah diterbitkan atau gunakanlah Konsultan geoteknis yang lain agar hasil-hasilnya memberikan pet- spektif menurut sumber luar. 5, Buatlah rancangan pondasi dengan menggunakan parameter-parameter tanah menurut langkah nomor 4. Pondasi tersebut seharusnya bersifat ckonomis dan mampu untuk dibangun oleh karyawan konstruksi yang tersedia, Perhitungkanlah toleransi-toleransi konstruksi yang praktis dan praktek-praktek konstruksi yang bersifat lokal. Laksana kan interaksi yang erat dengan semua pihak yang berkepentingan (nasabah, pata perekayasa, arsitek, kontraktor) sehingga sistem struktur-bawah itu tidak dirancang secara berlebihan dan risiko dijaga agar berada pada tingkat-tingkat yang dapat di- terima. Pada langkah ini dapat dipakai perangkat komputer secara sangat luas (atau semua sama sckali tidak). Seorang perekayasa pondasi seharusnya berpengalaman dalam kelima langkah yang terdahulu. Seringkali di dalam praktek hal itu tidaklah demikian. Suatu pemsahaan geo- teknik yang mandiri dan mengkhususkan diri dalam eksplorasi tanah, pengujian tanah, Perancangan pengurungan, peninggian tanah, pengendalian cemaran air, dan sebagainya, sering menugaskan scorang perekayasa geoteknik untuk melaksanakan langkah-langkah 1 sampai 4. Hasil dari langkah ke-4 diberikan kepada seorang perckayasa pondasi yang merancang unsur-unsur struktur-bawali itu. Pada organisasi-organisasi yang besar seorang perekayasa pondasi itu ialah nama lain untuk seorang perckayasa struktural dalam tim Rab 1 Pendahuluon 3 perancang struktural yang mengkhususkan diri dalam rancangan bagian-bagian dari struktur bawah itu. Kekurangan yang utama dalam pendekatan ini ialah kecenderungan untuk memper- lakukan rancangan parameter tanah — yang diperoleh dari pengujian-pengujian tanah yang mutunya bervariasi dan ditambah penuh dengan pertimbangan-pertimbangan rekayasa — sebagai angka-angka yang seksama yang besarannya (magnitude) secara keseluruhan tak dapat diganggu gugat. Dengan demikian maka perekayasa pondasi itu wajib bekerja erat dengan konsultan geoteknis. Seharusnya jelaslah bahwa kedua pihak perlu meng- hargai permasalahan mitra tandingnya dan khusus bagi perekayasa pondasi agar memahami bagaimana parameter-parameter tanah itu diperoleh. Pemahaman ini dapat dicapai dengan masing-masing mendapatkan pelatihan dalam kekhususan mitra kerja yang lain itu. Untuk tujuan itulah maka fokus utama dari teks ini dipusatkan kepada analisis dan rancangan dati elemen-elemen yang saling terkait (interfacing) untuk struktur-struktur bangunan, mesin dan struktur penahan serta tentang asas-asas mekanika tanah yang di- pakai untuk mendapatkan parameter tanah yang perlu untuk menyelesaikan rancangan itu. Elemen-elemen pondasi yang dipertimbangkan secara khusus mencakup elemen- elemen dangkal seperti telapak dan pondasi-rakit serta elemen-elemen dalam seperti tiang- tiang pancang dan kaison-kaison. Struktur-struktur penahan juga akan dibahas dalam bab-bab berikutnya. Pertimbangan-pertimbangan geoteknis terutama akan berkenaan dengan fenomena kekuatan dan deformasi serta gejala tanah-air yang mempengaruhi kekuatan dan perubahan bentuk, Sesuai dengan kecenderungan yang sedang berlaku untuk memakai tapak-tapak sembir (marginal) untuk proyek-proyek besar, maka dalam Bab 6 secara ringkas akan di- bahas metode-metode peningkatan karakteristik kekuatan tanah dan deformasinya dengan cara-cara peningkatan tanah, 1-3 PONDAST KLASIFIKASI DAN DEFINISI PILIHAN Pondasi dapat digolongkan berdasarkan di mana beban itu ditopang oleh tanah yang menghasilkan: Pondast dangkal — dinamakan sebagai alas, telapak, telapak tersebar atau pondasi- rakit (mats). Kedalamannya pada umumnya D/B < 1 tetapi mungkin agak lebih. Lihatlah Gambar I-la. tondast dalam — tiang pancang, tembok/tiang yang dibor, atau kaison yang dibor. D/B> 4* dengan suatu tiang pancang yang digambarkan pada Gambar 1-15. Gambar 1-1 melukiskan kasus umum dari ketiga jenis pondasi dasar yang dibahas dalam teks ini dan memberikan beberapa definisi yang lazimnya dipakai pada jenis pe- kerjaan ini. Karena semua definisi dan lambang yang diperlihatkan itu akan dipakai dalam seluruh teks, maka pembaca harus mempelajari bentuk ini secara seksama. Struktur-atas itu membawa beban kepada bidang-antara (interface) tanah yang meng- gunakan bagian-bagian jenis kolom. Kolom-kolom pembawa beban itu biasanya terbuat dari baja atau beton yang memikul tegangan-tegangan pampat pada besaran (order) 140MPa (baja) sampai 10*MPa (beton) dan karena itu mempunyai luas penampang lintang yang telatif kecil. Kapasitas dukung tanah ~ baik karena pertimbangan kekuatan atau per- timbangan deformasi — jarang melampaui 1000 kPa, tetapi lebih sering pada besaran antara 200 sampai 250 kPa. Ini berarti bahwa pondasi tersebut mempunyai bidang-antara dua bahan dengan rasio kekuatan dengan besaran beberapa ratus. Akibatnya, beban-beban itu harus “disebarkan” kepada tanah dalam cara sedemikian rupa sehingga kekuatan ‘Tanah: 7 ,@ Kohesi 2? Muka air tanah g GWT (MAT) y\_ 4 Profil tegangan y3dq, vertikal untuk B B= L pada bagian tengih 0,18 1,58 in 5B (a) Pondasi tersebar Tekunan kontak dasar Qo = 4 (terntama satuan-satuan kPa, ks GAMBAR I-1 P Segener urugan “| <—Urugan: tanah,—> bijih, q batubara, butiran, Dinding atau tangkai SS Gosekan dinding Parameter urugan: x odanc 2? sj Garis tanah atau garis keruk Beban dipukul secara vertikal oleh tahanan kulit ‘Muka punggung Profil beban batang, Batau secara kualitatif diameter i Batang tiang pancang (ce) Struktur penahan, Pr Pr Beban ujung, beban titik, atau alis tiang pancang, satuan kips, KN atau ton. (b) Pondast tiang pancang Detinisi dari isubih ivlah terpilih yang dipakat dalam rekay asa pondasi dan sebagainya. 1 puEE isepung wosag wap sisyme ye Bebt Pendahuluan 5 pembatasnya tidak terlampaui dan deformasi yang terjadi itz masih dapat ditoleransi. Pondasi-pondas' dangkal mencapai hal ini dan menyebarkan beban sccara mendatar -- karena itu timbul istilah “telapak tersebar”. Di mana suatu telapak sebar (atau mudahnya *telapak’’) itu mendukung suatu kolom tunggal, maka dipakai pondasi rakit (mat) untuk menopang beberapa deret kolom paralel dan dapat mendasari suatu bagian atau seluruh denah bangunan. Rakit (mat) itu pada gilirannya, dapat juga ditopang oleh tiang-tiang pancang atau kaison-kaison yang dibor. Pondasi-pondasi yang mendukung mesin dan sejenisnya ada kalanya disebut dengan istilah dasar (basc). Mesin-mesin dan sejenisnya dapat menghasilkan intensitas muatan sangat besar atas luas (permukaan) yang kecil sehingga dasar itu dipakai sebagai alat penyebar beban yang mirip dengan telapak, Pondasi-pondasi dalam adalah analog dengan telapak sebar tetapi mendistribusikan beban lebih banyak secara vertikal daripada secara horisontal. Suatu distribusi beban kualitatif atas suatu kedalaman untuk suatu tang pancang diperliliatkan dalam Gambar 1-18, Istilah-istilah tiang/tembok dibor (untuk pemecah arus) dan kaison dibor dipakai untuk bagian-bagian jenis tiang pancang yang dibuat dengan membor lubang berdiamcter 0,76*m, menambahkan penulangan dan menutupi kembali rongga itu dengan beton. Raneangan dan pembuatan tiang pancang dan kaison akan dibahas dengan lebih rinci dalam Bab 16 sampai 19. Pertimbangan utama untuk telapak-telapak tersebar (dan rakit) maupun tiang-tiang pancang merupakan distribusi tegangan-tegangan pada zona pengaruh tegangan di bawah pondasi (telapak atau ujung tiang pancang). Distribusi tegangan vertikal teoretis di bawah suatu telapak bujursangkar pada permukaan tanah itu diperlihatkan pada Gambar 1-la. Jelaslah bahwa di bawah kedalaman sekitar 58 tanah mendapat peningkatan tegangan yang dapat diabaikan dari beban telapak. Akan tetapi, kedalaman ini tergantung kepada B, dan sebagai contoh kalau B = 0,3 m maka zona tegangannya adalah 5 x 0.3 = 1,5 m, dan bila B = 3 m maka zonanya adalah 15 m untuk rasio kedalaman zona sebesar | : 10. Karena nilai-nilai B ini berada dalam kemungkinan rentang di bawah suatu bangunan besar maka suatu tanah yang buruk (poor) yang berada di bawah kedalaman 2 m akan berpengaruh yang sangat besar pada perancangan telapak yang lebih lebaz. Setiap struktur yang dipakai untuk menahan tanah atau bahan lain (lihat Gambar 1-1¢)} dalam bentuk yang geometris selain dari yang terjadi secara alami di bawah pengaruh gaya berat adalah struktur penahan. Struktur-struktur penalan dapat dibuat dari banyak jenis bahan termasuk bilah-bilah (shecting) kayu dan logam, beton polos atau bertulang, tanah bertulang/diperkuat, elemen-elemen beton pracctak, tiangtiang pancang yang terpasang rapat, clemen-elemen kayu atau logam yang saling terkait (interlock) (dinding- dinding kisi), dan sejenisnya. Ada kalanya struktur penahan itu bersifat permanen dan dalam kasus-kasus lain elemen-elemen itu dicabut bila sudah tak diperlukan lagi. Pondasi-pondasi yang terpilih untuk ditelaah dalam teks ini begitu banyaknya se- hingga patut dipelajari secara khusus. Setiap bangunan yang ada bertumpu pada suatu pondasi, baik yang dirancang secara formal maupun tidak dirancang. Setiap dinding ruang bawah-tanah (basement) pada bangunan apa pun adalah suatu struktur penahan — baik dirancang secara formal atau pun tidak. Bangunan-bangunan besar dalam daerah yang beralaskan endupan tanah kohesif yang tebal hampir selamanya memakai tiang-tiang pancang atau kaison dibor untuk menopang beban-beban vertikal terhadap lapisan-lapisan yang lebih mampu — terutama untuk mengendalikan penurunan. Dapat dicatat bahwa hampir setiap kota yang besar dilandasi oleh lempung atau mempunya zona di mana terdapat lempung dan memerlukan tiang-tiang pancang atau kaison. Kita dapat mengamati bahwa banyak jembatan yang mempuuyai struktur penahan pada dinding-dinding tumpu- annya (abutment) dan memakai pondasi tersebar yang menopang bentangan-bentangan menengah (intermediate). Biasanya reaksi-reaksi ujung tumpuan diteruskan ke dalam 6 Analisi dan Desain Pondas Stht 1 tanah oleh tiang-tiang pancang. Struktur-struktur pelabuhan dan lepas pantai (terutama untuk produksi minyak) memakai tiang-tiang pancang secara luas dan untuk beban-beban vertikal maupun untuk beban-beban mendatar. 1-4 PONDASE: PERSYARATAN UMUM Elemen-elemen pondasi harus diproporsikan baik terhadap bidangantara dengan tanah pada tingkat ketegangan yang aman maupun batas penurunan sampai jumlah yang dapat diterima. Selama lebih dari 50 tahun yang silam hanya sedikit bangunan (tetapi banyak jenis-jenis peninggian) yang msak karena penegangan-berlebih terhadap tanah yang me- landasinya. Akan tetapi, masalah penurunan berlebih itu sudah lebih lazim dan agak tersembunyi karena hanya kerusakan-kerusakan paling spektakuler yang pernah dipupli- kasikan. Hanya sedikit bangunan-bangunan modern yang ambruk kaena penurunan berlebihan; akan tetapi tidaklah jarang bahwa terjadi rontok sebagian atau kerusakan yang terlokasi- kan pada suatu bagian struktural. Kejadian-kejadian yang lebih unum ialah retak-retak yang buruk pada dinding dan lantai, lantai tak-rata (melendut dan miting), pintu dan jendela yang macet, dan sejenisnya. Sifat tanah yang variabel yang dikombinasikan dengau beban-beban yang tak-diper- hitungkan sebelummiya atau gerakan tanah yang terjadi-kemudian(umpamanya oleh gempa) dapat menyebabkan penurunan-penurunan berlebihan masalah untuk mana perancang hanya sedikit mempunyai kemampuan dalam pengendaliannya. Dengan kata lain, cara- cara perancangan mutakhir yang berlaku, dapat sangat mengurangi kemungkinan (faktor risiko) masalah pada penurunan-penurunan yang berlebihan, tetapi pada umumnya tidak menghasilkan proyek yang bebas risiko. Akan tetapi secara jujur, beberapa masalah adalah hasil langsung dari perancangan yang buruk — baik karena kecerobohan atau kurangnya kemampuan perekayasaan. Faktor lain yang mempersulit perancangan ialah bahwa parameter-parameter tanah biasanya diperoleh sebelum otorisasi proyek oleh nasabahnasabah, dan pada waktu pon- dasi sudah terpasang, pondas itu terletak pada tanah yang mempunyai sifat-sifat yang mungkin sudah sangat dimodifikasikan dari keadaan aslinya atau disebabkan oleh mani- pulasi konstruksinya. Ini berarti bahwa tanahnya mungkin telah digali dan dipadatkan kembali; penggalian cenderung memindahkan beban/muatan dan memungkinkan tanah di bawahnya untuk memuai; pemasangan tiang-tiang pancang biasanya meapatkan tanah, dan sebagainya. Sebagai akibat dari berbagai ketakpastian dalam hal muatan, sifat-sifat tanah, upaya untuk memperhitungkan sifat-sifat variabel dan setiap faktor lainnya, sudah merupakan praktek yang lazim untuk bertindak secara konservatif dalam perancangan bagian dari sistem ini. Akan tetapi kita dengan cepat dapat mencatat, bahwa hal ini merupakan bagian yang terpenting, namun yang paling sulit untuk diakses bila terjadi perkembangan proble- ma di kemudian hari, sedangkan setiap upaya konservatif (perancangan berlebih) di sini mempunyai keuntungan investasi yang lebih baik daripada dalam bagian-bagian lain dari proyek itu. Perancangan konservatif berarti tidaklah mungkin bahwa dua perusahaan perancang mana pun akan menghasilkan parameter tanah yang sama dan perancangan pondasi final (akhir) yang tepat sama. Tidaklah mengherankan bahwa suatu perusahaan akan membatasi Go dari Gambar 1-1a sebagai umpamanya sebesar 4 kips/kaki persegi, sedangkan perusaha- an yang lain mungkin merekomendasikan 4,5 atau bahkan 5 kips/kaki persegi dan pe- makaian telapak sebar. Akan tetapi kita mungkin akan menghadapi masalah etika, kalau Perusahaan yang satu merekomendasikan 4 kips/kaki persegi tersebut tadi, sedangkan

Anda mungkin juga menyukai