Anda di halaman 1dari 4

Pemanfaatan peta lokasi pertanian dan

industri
A. Kepentingan Pertanian

Penampakan wilayah permukaan bumi yang disajikan dalam bentuk peta juga dapat
difungsikan untuk berbagai keperluan. Salah satunya ialah untuk keperluan pertanian.
Dengan menggunakan analisis peta, kita akan mudah menentukan daerah atau wilayah
mana saja yang cocok untuk dijadikan lahan pertanian, serta jenis komoditas pertanian apa
sajakah yang cocok pula di wilayah pertanian tersebut. Oleh sebab itu, untuk menjawab
kedua pertanyaan tadi diperlukan analisis variabel yang terdapat dalam kompilasi peta
yang berhubungan dengan aspek pertanian tersebut.

Sebagai contoh, untuk menentukan wilayah yang cocok dijadikan pertanian holtikultura,
maka sebagai bahan pertimbangan awal diperlukan letak ketinggian wilayah tersebut dari
peta topografi atau peta rupa bumi. Apabila ditemukan letak ketinggian antara 1000 –
15.000 m dpl, maka sangat cocok untuk dijadikan lahan pertanian holtikultura karena pada
ketinggian tersebut tanaman holtikultura dapat hidup dan berkembang. Selanjutnya untuk
menentukan jenis tanaman holtikutura yang cocok untuk ditanam, maka dalam hal ini
diperlukan informasi yang lebih detail lagi yang diperoleh dari berbagai peta tematik,
seperti peta tanah, peta curah hujan, peta geologi, dan sebagainya.

Dengan demikian, dari contoh kasus di atas, kita bisa menarik kesimpulan bahwa
keberadaan peta dapat diberdayakan untuk kepentingan pertanian. Adapun analisis peta
yang menyangkut aspek pertanian antara lain.

1. Peta topografi/rupa bumi, untuk melihat ketinggian suatu wilayah, karena dengan
melihat ketinggian dapat diperoleh pula data mengenai potensi curah hujan dan suhu yang
berpengaruh terhadap aspek pertanian. Dari peta ini dapat diperoleh pula informasi tentang
kemiringan lereng yang terdapat di suatu wilayah.

2. Peta tanah, untuk melihat jenis tanah yang ada sehingga dapat dijadikan acuan dalam
menentukan jenis tanaman apa yang sesuai dengan kondisi tanahnya (struktur, tekstur, dan
kelembapan).

3. Peta geologi, untuk melihat karakteristik batuan di sekitar wilayah pertanian. Dari peta
ini dapat diperoleh data tentang permeabilitas batuan yang erat kaitannya dengan
kemampuan dalam meloloskan air.

B. Kepentingan Industri

Selain untuk kepentingan pertanian, keberadaan peta pun dapat digunakan dalam
menentukan lokasi industri. Di dalam peta disajikan tentang letak wilayah dari wilayah
lainnya (aksesibilitas), ketersediaan sumber daya alam, keterhubungan jalan (konektivitas),
kepadatan penduduk, dan lain-lain. Di mana hal-hal tersebut dapat memengaruhi lokasi dan
jenis industri yang akan diusahakan sehingga lokasi industri dapat didirikan atas
pertimbangan asas efektif dan efisien.

Sebagai contoh dalam menentukan letak atau lokasi industri tekstil, maka variabel-variabel
untuk menentukan lokasi industri tersebut ialah ketersediaan air (sumber energi), tenaga
kerja, daerah pemasaran, dan topografi.

C. Analisis Lokasi Industri dan Pertanian pada Peta


Untuk menentukan lokasi suatu wilayah apakah cocok untuk pertanian atau industri, maka
diperlukan peta. Peta yang dibutuhkan untuk menentukan suatu lokasi industri atau
pertanian bergantung pada beberapa variabel sesuai dengan syarat penentuan lokasi
industri atau pertanian. Untuk menentukan suatu lokasi industri, maka diperlukan syarat-
syarat penentuan lokasi industri sebagai berikut.

1. Bahan Mentah

Bahan mentah sangat menentukan lokasi industri karena bahan mentah merupakan bahan
dasar untuk menghasilkan suatu barang atau produk. Apabila bahan mentah tersedia di
banyak tempat, maka lokasi industri dapat didirikan di mana saja, tetapi apabila bahan
mentah tersedia terbatas, maka alternatif penentuan lokasi menjadi terbatas pula.

2. Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah orang yang menjalankan aktivitas kegiatan industri. Ada industri yang
membutuhkan banyak tenaga kerja dan ada pula industri yang sedikit membutuhkan tenaga
kerja. Tenaga kerja memiliki dua macam, yaitu kuantitatif dan kualitatif.
a. Kuantitatif, artinya banyaknya tenaga yang direkrut.

b. Kualitatif, artinya tenaga kerja berdasarkan keterampilannya.

Industri yang membutuhkan tenaga kerja yang banyak harus ditempatkan di daerah yang
mempunyai jumlah penduduk yang banyak agar biaya untuk upah tenaga kerja tidak terlalu
mahal.

3. Sumber Energi

Sumber energi dibutuhkan untuk proses produksi. Energi digunakan untuk menggerakkan
mesin-mesin produksi, seperti kayu bakar, batu bara, listrik, minyak bumi, gas alam, dan
tenaga atom/ nuklir. Suatu industri yang banyak membutuhkan energi, umumnya
mendekati tempat-tempat yang menjadi sumber energi tersebut.

4. Transportasi

Sarana transportasi sangat penting untuk aliran pemasokan bahan dan distribusi barang.
Sistem transportasi yang bagus akan memudahkan keluar-masuk barang sehingga tidak
akan menghambat aktivitas industri, baik karena kekurangan pasokan barang atau karena
arus distribusi barang tidak lancar.

5. Daerah Pemasaran

Daerah pemasaran berfungsi untuk memasarkan barang kepada konsumen. Jika produk
yang dihasilkan cepat rusak, maka sebaiknya ditempatkan di daerah pemasaran. Tetapi jika
produk yang dihasilkan tahan lama, maka penentuan lokasi industri bisa ditentukan di
mana saja. Selain faktor sifat barang, daerah pemasaran ditentukan juga berdasarkan
jumlah penduduk. Suatu wilayah yang mempunyai jumlah penduduk banyak sangat baik
untuk dijadikan daerah pemasaran.

6. Harga Lahan

Harga lahan berpengaruh pada penentuan lokasi industri. Harga lahan yang murah tentu
saja sangat menarik bagi pengusaha untuk dijadikan lokasi industri.

7. Topografi

Topografi berpengaruh terhadap penentuan lokasi industri. Industri akan didirikan pada
suatu tempat yang memiliki topografi yang datar. Hal ini dikarenakan biaya transportasi
lebih murah jika dibandingkan dengan tempat yang memiliki topografi yang berkelok-
kelok.

Sedangkan untuk menentukan lokasi pertanian, dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut.

1. Suhu

Suhu mempunyai peranan penting dalam bidang pertanian karena berpengaruh pada tingkat
pertumbuhan, pemulangan pembuangan, dan panen tanaman. Suhu yang terlalu tinggi atau
rendah menyebabkan pertumbuhan tanaman tidak normal dan akhirnya produksi pertanian
menurun.

2. Curah Hujan

Curah hujan merupakan unsur iklim yang penting dalam pertanian karena menentukan
banyaknya air oleh permukaan bumi. Curah hujan menentukan kemungkinan pola usaha
pertanian yang cocok untuk setiap daerah.
3. Tekstur Tanah

Tekstur tanah menunjukkan pembagian partikel-partikel tanah. Partikel yang paling kecil
adalah butir liat, kemudian butir debu, pasir, dan kerikil. Selain itu, ada juga tanah yang
terdiri dari batu-batu. Tekstur tanah dikatakan baik apabila komposisi antara pasir, debu,
dan struktur liatnya seimbang. Semakin halus butir-butir tanah, maka semakin kuat tanah
tersebut mengikat air dan unsur hara. Tanah yang memiliki kandungan liatnya tinggi akan
sulit untuk diolah. Tetapi apabila tanah itu basah, maka akan menjadi lengket.

4. Drainase

Tanah yang memiliki drainase yang bagus adalah tanah yang memiliki kemampuan
menyimpan air dengan baik. Setiap tanaman memerlukan air yang baik. Ada tanaman yang
membutuhkan sedikit air dan ada tanaman yang membutuhkan banyak air.

5. Kemiringan Lereng

Kemiringan lereng menentukan teknik bercocok tanam dan pengolahan lahan. Jika
kemiringan lerengnya miring, maka teknik cocok tanam pada daerah tersebut adalah
dengan membuat terasteras. Tujuannya adalah menjaga agar unsur hara tidak hilang.

6. Jenis Tanah

Jenis tanah sangat berpengaruh terhadap lokasi pertanian karena tidak semua jenis tanah
dapat diolah untuk pertanian. Selain itu, jenis tanah juga menentukan jenis tanaman yang
akan dibudidayakan.

Langkah-langkah menentukan lokasi industri dan pertanian pada peta, yaitu sebagai
berikut.

a. Tentukan wilayah atau daerah yang ingin kamu ketahui.

b. Tentukan informasi yag ingin kamu cari tahu, apakah mengenai lokasi industri atau
pertanian.

c. Setelah menentukan informasi, kemudian cari syaratsyarat berdirinya lokasi industri atau
pertanian.

d. Cari peta tematik yang sesuai dengan syarat-syarat penentuan lokasi industri atau
pertanian. Misalnya syarat dari pertanian adalah curah hujan, suhu, tekstur tanah, drainase,
kemiringan lereng, dan jenis tanah. Maka peta yang harus kita cari adalah peta curah hujan,
peta suhu, peta tekstur tanah, peta drainase, peta kemiringan lereng, dan peta jenis tanah.

e. Peta-peta tematik tersebut di-over lay (tumpang susun) atau dikombinasikan sehingga
akan diperoleh satu peta baru yaitu peta yang mempunyai banyak simbol seperti curah
hujan, suhu, tekstur tanah, drainase, kemiringan lereng, dan jenis tanah.

f. Kemudian peta tersebut dianalisis untuk menentukan lokasi yang cocok untuk pertanian.

Sumber :

Dewi, Nurmala, 2009, Geografi 3 : untuk SMA dan MA Kelas XII, Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, h. 21 – 26.

Anda mungkin juga menyukai